Anda di halaman 1dari 3

Nama : Cristiani Mhira Patadi

Nim : C2014201113

Tugas : Falsafah Keperawatan

Mencari instrumen/kuesioner penelitian tentang manusia sebagai


makhluk yang utuh yang berhubungan dengan teori Marta E.Rogers,
maksimal 3 Instrumen!

1. Power of Knowing Participation in Change Tool (PKPCT)/kekuasaan sebagai


Partisipasi secara Sadar dalam Perubahan (Barrett,1990a,2010)

 . Kekuasaan sendiri merupakan kemampuan individu untuk mempengaruhi


tindakan, keyakinan, atau perilaku orang lain. Menurut saya juga merupakan
keadaan yang terjadi dalam hubungan tertent, sedemikian rupa sehingga upaya
pengaruh yang di inginkan A atas B membuat perubahan yang di inginkan A di B
lebih mungkin terjadi. nah, bila di lihat dari instrument yang ada hal yang bisa
saya tangkap adalah dimana saat seseorang mengetahui bahwa dirinya bisa
berdampak dan membawa perrubahan dalam sebuah komunitas, bahkan bagi
lingkungan besar kenapa tidak untuk tidak di lakukan?.
 Berbicara sendiri mengenai perubahan, berbalik lagi ke diri kita bagaimana bila
kita selalu berada di tempat yang sama dan tidak melangkah-langkah,bukankah
kita akan tertinggal. Maka dari itu di perlukan setiap sisi dari seseorang untuk
bisa menilai dirinya, apakah dia memiliki sedikit peluang untuk menjadi agent of
changed dalam lingkungannya maupun bagi dirinya sendiri. Dengan kata lain, di
sertai dengan kekuasaan yang dimiliki akan mudah bagi seseorang untuk
merekap berbagai aspek untuk membawa pengaruh agar terbentuknya sebuah
perubahan, tanpa memandang dari kalangan mana saja orang yang akan dia
ajak dan dorong dalam kegerakan yang akan di laksanakan.
2. . The Well-Being. Picture Scale/ Skala Keragaman Lahan Pola Manusia
(DHFPS), (Hastings-Tolsma,1993) Suatu skala bergambar yang tidak berbasis
bahasa yang mengukur konsep frekuensi, kesadaran, aksi, dan kekuasaan dari
dimensi energi (kesejahteraan secara umum ) pada orang dewasa. pengukuran
di lakukan juga pada anak-anak di tahun 2012.
 . Menurut saya ini berbicara mengenai bagaimana adannya toleransi yang
sangat di terapkan dari setiap perbedaan yang ada, tanpa harus membeda-
bedakann dari mana sajakah golongan orang-orang yang harus dia jadikan
sebagai teman atau bagaimana terbentuknya pola hubungan dengan antar
sesamanya. Saat adanya toleransi yang terjadi, maka dalam segala aspek pun
sesuatu bisa saja dengan mudah terbentuk, tanpa harus adanya kecanggungan
dalam melakukan tindakan tersebut, dengan itu apapun yang akan kita lakukan
akan menumbuhkan rasa respek yang besar pula dari setiap orang yang kita
kenal.
3. . Pengkajian Holistik Nyeri Kronis pada Klien (Garon, 1991). Panduan
pengkajian holistic untuk untuk klien yang tinggal sendiri dan mengalami nyeri
kronis, termasuk dimensi lingkunggan, komunitas, dan semua system yang
berhubungan dengan klien, lingkungan rumah, kebutuhan-kebutuhan dan
harapan klien, kekuatan klien dan keluarga, pengalaman nyeri klien lokasi,
intensitas, penyebab , makna, efek pada aktivitas, kehidupan dan hubungan
interpersonal, cara meredakannya, dan target-target dan perasaan klien dan
keluarga tentang penyakit dan nyeri.
 .Nah nyeri kronik sendiri adalah salah satu masalah kesehatan yang dapat
menurunkan kualitas hidup penderitanya. Kondisi ini dapat mempengaruhi
kondisi psikologis penderita, menurunkan produktivitas kerja, mengganggu
aktivitas sehari-hari dan berdampak signifikan secara sosial dan ekonomis. salah
satu hambatan dari sisi profesional kesehatan adalah kurangnya pengetahuan
dan keterampilan untuk mengelola nyeri.
 Untuk mencapai hal tersebut kita sebagai tenaga kesehatan harus melakukan
pengkajian nyeri (Pain Assesment). pada dasarnya pengkajian nyeri adalah
suatu proses “dialog’’ antara pasien dan professional kesehatan tentang
deskripsi nyeri dan intensitasnya, respon pasien terhadap nyeri serta dampak
nyeri terhadap kehidupan pasien. untuk itu perlu di lakukan mekanisme dari
setiap dasar-dasar nyeri, diantara lain transduksi, transmisi, modulasi, persepsi.
 Nyeri kronik yang di alami setiap pasien, akan menjadi beban tersendiri bagi
mereka. bahkan mereka akan lebih memilih untuk lebih baik dia sampai disini
saja hidupnya, agar dia tidak merasakan sakit lagi. nah disinilah peran kitta
sebagai motivator dalam menjadikan diri kita sebagai garda terdepan untuk
memberikan mereka keyakinan untuk menghargai setiap proses kehidupan yang
masih Tuhan percayakan bagi mereka. bahwasanya penyakit sendiri yang
dialaminya bukan menjadi beban bagi hidupnya, tetapi sebagai semangat
untuknya dalam menghargai hidup yang masih ada.

Anda mungkin juga menyukai