TIM
PEMBINA
OLIMPIADE
GEOGRAFI
PADANG
2014
3.
2.
KEBENCANAAN
DAN
MANAJEMEN
BENCANA
1.
Pengantar
Kebencanaan
dan
Manajemen
Bencana
-‐
Definsi
bencana
Menurut
Undang-‐undang
Nomor
24
Tahun
2007,
Bencana
dapat
didefinisikan
sebagai
peristiwa
atau
rangkaian
peristiwa
yang
mengancam
dan
mengganggu
kehidupan
dan
penghidupan
masyarakat
yang
disebabkan,
baik
oleh
faktor
alam
dan/atau
faktor
non
alam
maupun
faktor
manusia
sehingga
mengakibatkan
timbulnya
korban
jiwa
manusia,
kerusakan
lingkungan,
kerugian
harta
benda,
d
an
dampak
psikologis.
Berdasarkan
sumber
dan
penyebabnya,
bencana
dapat
dibagi
menja
di
:
1. Bencana
alam
adalah
segala
jenis
bencana
yang
sumber,
perilaku,
dan
faktor
penyebab
atau
pengaruhnya
berasal
dari
alam,
seperti
:
banjir,
tanahlongsor,
gempabumi,
erupsi
gunungapi,
kekeringan,
angin
ribut
dan
tsunami.
2. Bencana
non
alam
adalah
adalah
bencana
yang
diakibatkan
oleh
peristiwa
atau
rangkaian
peristiwa
nonalam
yang
antara
lain
berupa
gagal
teknologi,
gagal
modernisasi,
epidemi,
dan
wabah
penyakit.
3. Bencana
sosial
adalah
bencana
yang
diakibatkan
oleh
peristiwa
atau
serangkaian
peristiwa
yang
diakibatkan
oleh
manusia
yang
meliputi
konflik
sosial
antarkelompok
atau
antarkomunitas
masyarakat,
dan
teror.
2.
Jenis-‐jenis
Bencana
-‐
Bencana
geologi
-‐
Bencana
meteorologi
-‐
Bencana
kelautan
-‐
Bencana
sosial
Klasifikasi
bencana
alam
berdasarkan
penyebabnya
dibedakan
menjadi
tiga
jenis,
yaitu
:
1.
Bencana
alam
geologis
Bencana
alam
ini
disebabkan
oleh
gaya-‐gaya
yang
berasal
dari
dalam
bumi
(gaya
endogen).
Yang
termasuk
dalam
bencana
alam
geologis
adalah
gempa
bumi,
letusan
gunung
berapi,
dan
tsunami.
2.
Bencana
alam
klimatologis
Bencana
alam
klimatologis
merupakan
bencana
alam
yang
disebabkan
oleh
faktor
angin
dan
hujan.
Contoh
bencana
alam
klimatologis
adalah
banjir,
badai,
banjir
bandang,
angin
puting
beliung,
kekeringan,
dan
kebakaran
alami
hutan
(bukan
oleh
manusia).
Gerakan
tanah
(longsor)
termasuk
juga
bencana
alam,
walaupun
pemicu
utamanya
adalah
faktor
klimatologis
(hujan),
tetapi
gejala
awalnya
dimulai
dari
kondisi
geologis
(jenis
dan
karakteristik
tanah
serta
batuan
dan
sebagainya).
3.
Bencana
alam
ekstra-‐terestrial
Bencana
alam
Ekstra-‐Terestrial
adalah
bencana
alam
yang
terjadi
di
luar
angkasa,
contoh
:
hantaman/impact
meteor.
Bila
hantaman
benda-‐benda
langit
mengenai
permukaan
bumi
maka
akan
menimbulkan
bencana
alam
yang
dahsyat
bagi
penduduk
bumi.
Gejala
alam
yang
dapat
menimbulkan
bencana
alam
pada
dasarnya
mempunyai
karakteristik
umum,
yaitu
gejala
awal,
gejala
utama,
dan
gejala
akhir.
Dengan
demikian,
jika
kita
dapat
mengetahui
secara
akurat
gejala
awal
suatu
bencana
alam,
kemungkinan
besar
kita
dapat
mengurangi
akibat
yang
ditimbulkannya.
Bencana
kelautan
adalah
bencana
alam
asal
laut.
Bencana
laut
adalah
gelombang
bencana,
es
laut,
red
tide
(pasang
merah),
tsunami
dan
badai,
dan
laut
dan
fenomena
atmosfer
bencana
terkait
serta
"El
Nino"
dan
"La
Niña",
topan.
Gelombang
badai
yang
disebabkan
oleh
angin
topan,
siklon
extratropical,
dingin
depan
angin
kencang
dan
tekanan
udara
berkorelasi
dengan
sistem
cuaca
yang
kuat
yang
disebabkan
oleh
fenomena
permukaan
laut
anomali
angkat,
juga
dikenal
sebagai
"gelombang
badai",
"tsunami
badai",
"meteorologi
tsunami"
atau
"agitasi"
.
Gelombang
badai
wilayah
laut
akan
terpengaruh
sangat
melebihi
gelombang
pasang
surut
normal.
Jika
dampak
dari
gelombang
badai
bertepatan
dengan
puncak
air
pasang
astronomi
tumpang
tindih,
itu
akan
membuat
level
air
naik,
air
dituangkan
ke
pedalaman,
menyebabkan
kerusakan
besar.
Seperti
yang
terjadi
pada
Februari
1953
di
Belanda
badai
gelombang
kuat
sepanjang
pantai,
ketinggian
air
lebih
dari
3
meter
di
atas
air
pasang
normal.
Banjir
tanggul
perlindungan
hanyut
dan
membanjiri
800.000
hektar
tanah,
yang
mengakibatkan
lebih
dari
2.000
kematian.
Juga
pada
tahun
1970,
12-‐13
November
terjadi
di
Teluk
Benggala
di
pesisir
gelombang
badai,
telah
menyebabkan
lebih
dari
30
orang
tewas
dan
lebih
dari
100
orang
kehilangan
tempat
tinggal.
Gelombang
badai
yang
disebabkan
oleh
sistem
cuaca
yang
berbeda
dapat
dibagi
menjadi
tiga
jenis:
badai
tropis,
badai
tropis,
topan
atau
badai
(Untuk
kenyamanan,
selanjutnya
disebut
sebagai
topan)
yang
disebabkan
oleh
kenaikan
abnormal
permukaan
laut,
diketahui
bahwa
badai
topan
pasang,
siklon
extratropical
disebabkan
oleh
kenaikan
abnormal
permukaan
laut,
diketahui
bahwa
gelombang
badai,
udara
dingin
dari
angin
dingin
atau
kuat
disebabkan
oleh
kenaikan
abnormal
permukaan
laut,
diketahui
bahwa
gelombang
di
atas
tiga
jenis
disebut
sebagai
gelombang
badai.
Topan
dan
badai
yang
diproduksi
di
lautan
tropis
dari
siklon
tropis
intens,
hanya
terjadi
di
lokasi
yang
berbeda,
nama
yang
berbeda,
di
bagian
barat
Pasifik
Utara,
sebelah
barat
International
Date
Line,
termasuk
Laut
Cina
Selatan
siklon
tropis
terjadi
dalam
kata
topan,
sedangkan
di
Atlantik
Utara
atau
Timur
siklon
tropis
Pasifik
disebut
badai,
mengatakan
bahwa
di
Amerika
Serikat
sepanjang
badai
di
Filipina,
Cina,
Jepang,
daerah
ini
disebut
topan.
Tsunami
Tsunami
oleh
gempa
bumi
bawah
laut,
letusan
gunung
berapi
atau
tanah
longsor
bawah
laut
yang
dipicu
oleh
runtuhnya
dan
gelombang.
Gempa
bumi
dan
tsunami
terjadi
kondisi
berikut:
gempa
tektonik
terjadi
dalam
gerakan
vertikal;
fokus
kedalaman
kurang
dari
20-‐50km,
skala
Richter
lebih
besar
dari
6,50.
Deformasi
dasar
laut
tanpa
guncangan
atau
getaran
bawah
elastis
gempa
dapat
menimbulkan
tsunami
yang
lemah.
Ledakan
nuklir
bawah
laut
dapat
menghasilkan
tsunami
buatan.
Meskipun
bahaya
tsunami
besar,
tetapi
membentuk
frekuensi
yang
terbatas,
terutama
pada
orang
dapat
memprediksi
itu
karena
kerugian
yang
mereka
telah
menyebabkan
telah
sangat
berkurang.
Gelombang
bencana
"Gelombang
Bencana"
di
laut
oleh
angin
yang
dihasilkan
gelombang
dengan
kerusakan
parah,
dan
kekuatannya
hingga
30-‐40
ton
per
meter
persegi.
Red
Tide
Beberapa
perairan
plankton
yang
disebabkan
oleh
fulminan
reproduksi
warna
menjadi
anomali
pasang
merah,
yang
terjadi
terutama
di
perairan
pantai.
Di
bawah
pengaruh
kegiatan
manusia,
nitrogen
diinginkan
biologis,
fosfor
dan
nutrisi
lainnya
dituangkan
ke
dalam
laut,
menyebabkan
ganggang
dan
plankton
lainnya
berkembang
biak
dengan
cepat,
sejumlah
besar
oksigen
terlarut
dalam
konsumsi
air,
mengakibatkan
penurunan
kualitas
air,
ikan
dan
makhluk
lain
sejumlah
besar
kematian
fenomena
eutrofikasi,
yang
disebabkan
oleh
akar
penyebab
red
tide.
Sebagai
pencemaran
lingkungan
laut
memburuk,
jumlah
kejadian
red
tide
juga
akan
meningkat
setiap
tahunnya.
Perairan
Hong
Kong
telah
terjadi
secara
historis
pasang
merah
terburuk.
Karena
pasang
merah
sering
terjadi,
sehingga
ekosistem
laut
telah
rusak
parah,
pertumbuhan
dan
reproduksi
organisme
pasang
merah
dalam
proses
metabolisme
dan
kematian
organisme
pasang
merah
terurai
oleh
mikroorganisme
dan
proses
lainnya,
mengkonsumsi
oksigen
dalam
air
laut,
ikan,
kerang
karena
sesak
nafas
.
Selain
itu,
organisme
pasang
merah
meninggal,
mendorong
populasi
besar
bakteri,
beberapa
bakteri
dapat
menghasilkan
zat
beracun,
beberapa
organisme
pasang
merah
dan
metabolitnya
juga
mengandung
racun
biologi,
menyebabkan
ikan,
keracunan
kerang,
penyakit
atau
kematian.
ENSO
Di
Pasifik
khatulistiwa
air
permukaan
anomali
suhu
timur
meningkat
dan
menurun
sebagai
fitur
utama
dari
El
Nino
dan
anti-‐kejadian
El
Nino,
yang
disebabkan
oleh
cuaca
global
dan
anomali
iklim,
adalah
menarik
para
ahli
meteorologi
laut
domestik
dan
internasional
orang
perhatian
besar
tidak
hanya
ditemukan
di
samudera
tropis
El
Niño
fenomena
yang
terjadi
di
atmosfer
berhubungan
erat
dengan
Osilasi
Selatan,
yang
dikenal
sebagai
peristiwa
ENSO:
dan
selanjutnya
menemukan
bahwa
peristiwa
ENSO
tidak
suasana
yang
unik
dan
anomali
laut,
tapi
ko-‐eksistensi
Bumi
sekitar
empat
lap
anomali
sinkronisasi.
Studi-‐studi
lebih
jauh
mengungkapkan
fenomena
El
Nino
dan
Anti-‐Neil
memiliki
makna
positif.
Interaksi
antara
laut
dan
atmosfer
sangat
kompleks,
dan
segala
jenis
fenomena
kelautan
dan
atmosfer,
dampak
global
dari
berbagai
daerah
tidak
sama,
fenomena
El
Nino
juga.
Kedua
atmosfer
dan
lautan
akibat
interaksi,
yang
pada
gilirannya
mempengaruhi
berbagai
derajat
gila
daerah
yang
berbeda
dari
atmosfer
dan
lautan.
Tampaknya,
cenderung
membuat
pantai
barat
Amerika
Selatan
untuk
membentuk
hujan
lebat
dan
banjir
ke
Asia
Tenggara,
Australia
dan
Misteri
Besar
Asia
dan
Afrika
itu
disebabkan
oleh
kekeringan.
El
Nino
tahun
Pasifik
Barat
topan
mencari
lokasi
parsial
selatan,
mengurangi
jumlah
generasi
dan
mendarat
di
Cina,
Timur
Laut
musim
panas
suhu
rendah,
telah
dikonfirmasi
oleh
banyak
ahli
untuk
China.
Tapi
berapa
banyak
curah
hujan
tahunan
dan
musim
panas
banjir
distribusi
awal,
berbagai
daerah
dan
ulama
yang
berbeda
kesimpulan
tidak
konsisten,
atau
bahkan
berbeda.
Rentang
usia
ini
dan
data
dan
analisis
fokus
tidak
berhubungan.
Jenis
bencana
di
Indonesia
Konflik
Kerentanan
(vulnerability)
Kerentanan
(vulnerability)
adalah
kondisi-‐kondisi
yang
ditentukan
oleh
faktor-‐faktor
atau
proses-‐proses
fisik,
sosial,
ekonomi,
dan
lingkungan
yang
meningkatkan
kecenderungan
(susceptibility)
sebuah
komunitas
terhadap
dampak
bahaya
(ISDR,
2004
dalam
MPBI,
2007).
Kerentanan
lebih
menekankan
aspek
manusia
di
tingkat
komunitas
yang
langsung
berhadapan
dengan
ancaman
(bahaya)
sehingga
kerentanan
menjadi
faktor
utama
dalam
suatu
tatanan
sosial
yang
memiliki
risiko
bencana
lebih
tinggi
apabila
tidak
di
dukung
oleh
kemampuan
(capacity)
seperti
kurangnya
pendidikan
dan
pengetahuan,
kemiskinan,
kondisi
sosial,
dan
kelompok
rentan
yang
meliputi
lansia,
balita,
ibu
hamil
dan
cacat
fisik
atau
mental.
Kapasitas
(capacity)
adalah
suatu
kombinasi
semua
kekuatan
dan
sumberdaya
yang
tersedia
di
dalam
sebuah
komunitas,
masyarakat
atau
lembaga
yang
dapat
mengurangi
tingkat
risiko
atau
dampak
suatu
bencana
(ISDR,
2004
dalam
MPBI,
2007)
Jenis-‐jenis
kerentanan
:
Kerentanan
Fisik
:
Bangunan,
Infrastruktur,
Konstruksi
yang
lemah.
Kerentanan
Sosial
:
Kemiskinan,
Lingkungan,
Konflik,
tingkat
pertumbuhan
yang
tinggi,
anak-‐anak
dan
wanita,
lansia.
Kerentanan
Mental
:
ketidaktahuan,
tidak
menyadari,
kurangnya
percaya
diri,
dan
lainnya.
4.
Pencegahan
dan
Penanggulangan
Bencana
-‐
Tindakan-‐tindakan
pencegahan
terhadap
bencana
-‐
Tindakan-‐tindakan
penanggulangan
terhadap
bencana
Manajemen
Penanggulangan
bencana
Penyelenggaraan
penanggulangan
bencana
terdiri
atas
3
(tiga)
tahap
meliputi:
a.
prabencana;
b.
saat
tanggap
darurat;
dan
c.
pascabencana.
Prabencana
Pencegahan
(prevention)
adalah
aktivitas
untuk
secara
total
menghindari
dampak
merugikan
yang
ditimbulkan
bahaya
dan
cara-‐cara
untuk
meminimalkan
bencana-‐bencana
lingkungan,
teknologi
dan
biologi
terkait
(ISDR,
2004
dalam
MPBI,
2007).
Penyelenggaraan
penanggulangan
bencana
pada
tahapan
prabencana
meliputi:
a.
dalam
situasi
tidak
terjadi
bencana;
meliputi
:
1. perencanaan
penanggulangan
bencana;
yang
terdiri
atas
:
pengenalan
dan
pengkajian
ancaman
bencana;
pemahaman
tentang
kerentanan
masyarakat;
analisis
kemungkinan
dampak
bencana;
pilihan
tindakan
pengurangan
risiko
bencana;
penentuan
mekanisme
kesiapan
dan
penanggulangan
dampak
bencana;
dan
alokasi
tugas,
kewenangan,
dan
sumber
daya
yang
tersedia.
2. pengurangan
risiko
bencana;
yang
terdiri
atas
:
pengenalan
dan
pemantauan
risiko
bencana;
perencanaan
partisipatif
penanggulangan
bencana;
pengembangan
budaya
sadar
bencana;
peningkatan
komitmen
terhadap
pelaku
penanggulangan
bencana;
dan
penerapan
upaya
fisik,
nonfisik,
dan
pengaturan
penanggulangan
bencana.
3. pencegahan;
yang
terdiri
atas
:
identifikasi
dan
pengenalan
secara
pasti
terhadap
sumber
bahaya
atau
ancaman
bencana;
kontrol
terhadap
penguasaan
dan
pengelolaan
sumber
daya
alam
yang
secara
tiba-‐tiba
dan/atau
berangsur
berpotensi
menjadi
sumber
bahaya
bencana;
pemantauan
penggunaan
teknologi
yang
secara
tiba-‐tiba
dan/atau
berangsur
berpotensi
menjadi
sumber
ancaman
atau
bahaya
bencana;
penataan
ruang
dan
pengelolaan
lingkungan
hidup;
dan
penguatan
ketahanan
sosial
masyarakat.
4. pemaduan
dalam
perencanaan
pembangunan
yang
dilakukan
dengan
cara
mencantumkan
unsur-‐unsur
rencana
penanggulangan
bencana
ke
dalam
rencana
pembangunan
pusat
dan
daerah,
dilakukan
secara
berkala
dikoordinasikan
oleh
suatu
Badan.
5. analisis
resiko
bencana
6. pelaksanaan
dan
penegakan
rencana
tata
ruang
dilakukan
untuk
mengurangi
resiko
bencana
yang
mencakup
pemberlakuan
peraturan
tentang
penataan
ruang,
standar
keselamatan,
dan
penerapan
sanksi
terhadap
pelanggar.
7. pendidikan
dan
pelatihan;
dan
8. persyaratan
standar
teknis
penanggulangan
bencana.
b.
dalam
situasi
terdapat
potensi
terjadinya
bencana,
meliputi
:
kesiapsiagaan,
peringatan
dini,
dan
mitigasi
bencana.
Tanggap
Darurat
Penyelenggaraan
penanggulangan
bencana
pada
saat
tanggap
darurat
meliputi:
a. pengkajian
secara
cepat
dan
tepat
terhadap
lokasi,
kerusakan,
dan
sumber
daya;
untuk
mengidentifikasi:
cakupan
lokasi
bencana;
jumlah
korban;
kerusakan
prasarana
dan
sarana;
gangguan
terhadap
fungsi
pelayanan
umum
serta
pemerintahan;
dan
kemampuan
sumber
daya
alam
maupun
buatan.
b. penentuan
status
keadaan
darurat
bencana;
c. penyelamatan
dan
evakuasi
masyarakat
terkena
bencana
melalui
upaya:
pencarian
dan
penyelamatan
korban
pertolongan
darurat;
dan/atau
evakuasi
korban.
d. pemenuhan
kebutuhan
dasar
yang
meliputi
:
kebutuhan
air
bersih
dan
sanitasi;
pangan;
sandang;
pelayanan
kesehatan;
pelayanan
psikososial;
dan
penampungan
dan
tempat
hunian.
e. perlindungan
terhadap
kelompok
rentan
yaitu
dengan
memberikan
prioritas
kepada
kelompok
rentan
(bayi,
balita,
dan
anak-‐anak;
ibu
yang
sedang
mengandung
atau
menyusui;
penyandang
cacat;
dan
orang
lanjut
usia)
berupa
penyelamatan,
evakuasi,
pengamanan,
pelayanan
kesehatan,
dan
psikososial.
f. pemulihan
prasarana
dan
sarana
vital,
dilakukan
dengan
memperbaiki
dan/atau
mengganti
kerusakan
akibat
bencana.
Pascabencana
Penyelenggaraan
penanggulangan
bencana
pada
tahap
pascabencana
meliputi:
a. rehabilitasi;
melalui
kegiatan:
perbaikan
lingkungan
daerah
bencana;
perbaikan
prasarana
dan
sarana
umum;
pemberian
bantuan
perbaikan
rumah
masyarakat;
pemulihan
sosial
psikologis;
pelayanan
kesehatan;
rekonsiliasi
dan
resolusi
konflik;
pemulihan
sosial
ekonomi
budaya;
pemulihan
keamanan
dan
ketertiban;
pemulihan
fungsi
pemerintahan;
dan
pemulihan
fungsi
pelayanan
publik.
b. rekonstruksi,
dilakukan
melalui
kegiatan
pembangunan
yang
lebih
baik,
meliputi:
pembangunan
kembali
prasarana
dan
sarana;
pembangunan
kembali
sarana
sosial
masyarakat;
pembangkitan
kembali
kehidupan
sosial
budaya
masyarakat;
penerapan
rancang
bangun
yang
tepat
dan
penggunaan
peralatan
yang
lebih
baik
dan
tahan
bencana;
partisipasi
dan
peran
serta
lembaga
dan
organisasi
kemasyarakatan,
dunia
usaha,
dan
masyarakat;
peningkatan
kondisi
sosial,
ekonomi,
dan
budaya;
peningkatan
fungsi
pelayanan
publik;
dan
peningkatan
pelayanan
utama
dalam
masyarakat.
5.
Dampak
Bencana
-‐
Dampak
positif
bencana
-‐
Dampak
negatif
bencana
Dampak
negatif
Banjir
merusak
sarana
dan
prasarana
rumah,
gedung,
jembatan,
jalan,
dll...
memutuskan
jalur
transportasi,
akibat
genangan
air
maka
jalur
transportasi
jadi
tidak
bisa
dilalui...
bisa
merusak
dan
bahkan
menghilangkan
peralatan,
perlengkapan,
harta
benda
lainnya
atau
bahkan
jiwa
manusia
bisa
mengakibatkan
pemadaman
listrik,
karena
ada
genangan
air
maka
listrik
diwilayah
tersebut
harus
dipadamkan
karena
bisa
berbahaya...
mengganggu
aktivitas
sehari-‐hari,
tidak
bisa
keluar
rumah,
tidak
bisa
ke
kantor,
sekolah,
dll...
dapat
mencemari
lingkungan
sekitar
kita,
saat
banjir
datang
tidak
hanya
air,
tetapi
juga
membawa
serta
sampah,
kotoran,
limbah,
dll
selain
dapat
mencemari
sumber
air
bersih,
banjir
juga
akan
mengotori,
halaman
atau
bahkan
rumah
kita
sehingga
menjadi
tidak
hiegienis.
mendatangkan
masalah
/
gangguan
kesehatan
(penyakit)
Dampak
positif
Banjir
masyarakat
jadi
sadar
kalau
selama
ini
kurang
kesadaran
terhadap
lingkungan
sehingga
terkena
banjir...
masyarakat
menjadi
semakin
sadar
pentingnya
menjaga
agar
tidak
terjadi
terjadi
banjir...
tapi
jika
terus
berlalut-‐larut
atau
sering
terjadi,
banjir
malah
dianggap
sebagai
sesuatu
yang
biasa/wajar...
ini
malah
memberikan
efek
yang
tidak
baik
bagi
masyarakat...
Dampak
positif
Gunung
Api
Abu
vulkanik
dan
berbagai
material
sejenis
yang
dihasilkan
dari
aktivitas
vulkanisme
sangat
membantu
menyuburkan
kawasan
di
sekitar
pegunungan
tersebut.
Di
daerah
vulkanisme
biasanya
terdapat
bahan
galian
tambang
mineral-‐mineral
berharga
karena
disanalah
tempat
pembentukan
mineral-‐mineral
berharga.
Kenampakan-‐kenampakan
alam
(mata
air
panas,
kaldera,
dll)
menjadi
objek
wisata
yang
menguntungkan
manusia.
Dampak
Negatif
Gunung
Api:
Jika
meletus,
dapat
menimbulkan
bencana
bagi
manusia
seperti:
lahar
panas,
lahar
dingin,
awan
panas,
ekshalasi
(semburan
gas),
hujan
batu,
dan
lain-‐lain.
Semburan
gas
itu
terbagi
tiga
yang
kesemuanya
dapat
berbahaya
bagi
manusia
yaitu:
Solfatar
(mengandung
sulfat),
Mofet
(mengandung
karbon
dioksida),
dan
Fumarol
(mengandung
uap
air)
Bencana
Sosial
Dampak
positif
adanya
konflik
Meningkatkan
solidaritas
sesame
anggota
kelompok.
Munculnya
pribadi
yang
kuat
dan
tahan
uji
menghadapi
berbagai
situasi
konflik.
Membantu
menghidupkan
kembali
norma-‐norma
lama
dan
menciptakan
norma-‐norma
baru
Munculnnya
kompromi
baru
apabila
pihak
yang
berkonflik
dalam
kekuatan
seimbang.misalnya
ada
kesadaran
dari
pihak
yang
berkonflik
untuk
bersatu
kembali
karna
dirasakan
konflik
yang
berlarut
tidak
membawa
keuntungan.
6.
Bencana-‐bencana
di
Dunia
Modern
1. Tsunami
Ende,
Nusa
Tenggara
Timur,
12
Desember
1992.
Korban
2100
orang
Gempa
bumi
berkekuatan
7,8
Mw
terjadi
pada
di
lepas
pantai
utara
bagian
timur
Pulau
Flores,
Indonesia,
jam
05:29
GMT
(13:29
waktu
setempat).
Getaran
ini
juga
dirasakan
di
pulau
Bali,
700
km
ke
barat.
Gempa
ini
juga
memicu
serangkaian
tsunami,
yang
sampai
di
pantai
Flores
hanya
dua
menit
setelah
gempa
pertama,
dan
mencapai
setiap
bagian
dari
pantai
utara
dalam
waktu
lima
menit.
Pusat
gempa
berada
terletak
sekitar
35
km
barat
laut
Maumere,
yang
merupakan
kota
terbesar
di
pulau
Flores.
2. Gunung
Kelud
(Kediri
Jawa
Timur),
19
Mei
1919
Korban
5.115
orang
Letusan
terjadi
pada
tengah
malam
antara
tanggal
19
dan
20
Mei
1919
yang
ditandai
dengan
suara
dentuman
amat
keras
bahkan
terdengar
sampai
di
Kalimantan.
Hujan
abu
menyebar
akibat
tiupan
angin
terutama
ke
arah
timur.
Di
Bali
hujan
abu
terjadi
pada
tanggal
21
Mei
1919.
Dari
perhitungan
endapan
abu
dapat
ditaksir
bahwa
sekitar
284
juta
m3
abu
terlemparkan,
jumlah
ini
setara
dengan
sekitar
100
juta
m3
batuan
andesit.
Secara
keseluruhan
diperkirakan
190
juta
m3
material
telah
keluar
dari
perut
gunung
Kelud.
3. Gempa
Bumi
Sumatera
Barat
30
September
2009.
Korban
6.234
orang
Gempa
ini
terjadi
dengan
kekuatan
7,6
SR
di
lepas
pantai
Sumatera
Barat,
pada
pukul
17:16:10
WIB.
Gempa
ini
terjadi
di
lepas
pantai
Sumatera,
sekitar
50
km
barat
laut
Padang.
Gempa
menyebabkan
kerusakan
parah
di
beberapa
wilayah
di
Sumatera
Barat.
Menurut
data
Satkorlak
PB,
banyaknya
6.234
orang
tewas
akibat
gempa
ini
yang
tersebar
di
3
kota
&
4
kabupaten
diSumatera
Barat,
korban
luka
berat
mencapai
1.214
orang,
luka
ringan
1.688
orang,
korban
hilang
1
orang.
Sedangkan
135.448
rumah
rusak
berat,
65.380
rumah
rusak
sedang,
&
78.604
rumah
rusak
ringan.
4. Gempa
tektonik
6.2
SR
di
Yogyakarta,
27
Mei
2006.
Korban
5.716
orang
Gempa
mengguncang
Yogyakarta
pada
27
Mei
2006
kurang
lebih
pukul
05.55
WIB
selama
57
detik.
Gempa
bumi
tersebut
berkekuatan
5,9
pada
SR.
Secara
umum
posisi
gempa
berada
sekitar
25
km
selatan-‐barat
daya
Yogyakarta.
Gempa
pagi
hari
yang
"membangunkan"
warga
Yogyakarta
dan
sekitarnya
itu
menewaskan
lebih
dari
5.700
orang,
melukai
puluhan
ribu
orang
dan
menghancurkan
ratusan
ribu
rumah.
Berdasarkan
informasi
data
terbaru
yang
diterima
dari
Yogyakarta
Media
Center
pada
tanggal
7
Juni
2006,
jumlah
korban
mencapai
5.716
orang
tewas
dan
37.927
orang
luka-‐luka.
5. Tsunami
Gunung
Krakatau
meletus,
26
Agustus
1883.
Korban
36.417
orang
Daya
ledaknya
saja
diperkirakan
30.000
kali
lipat
bom
atom
Nagasaki
dan
Hiroshima
di
Jepang.
Suara
letusannya
terdengar
hingga
Australia
(Alice
Spring)
dan
bahkan
Afrika
(Pulau
Rogrigues)
sejauh
4.653
km.
Ledakan
ini
menimbulkan
gelombang
setinggi
40
meter,
gempa
bumi
dan
menimbulkan
tsunami
hingga
mencapai
Hawaii.
Menghancurkan
195
desa-‐desa
di
sepanjang
Merak
hingga
Karawang,
Ujung
Kulon
hingga
Sumatera
bagian
selatan.
Atmosfer
dipenuhi
dengan
debu
vulkanik.
Dunia
sempat
mengalami
kegelapan
selama
dua
hari.
6. Gunung
Tambora
Nusa
Tenggara
Barat,
April
1815.
Korban
92.000
orang
Akibat
letusan
Tambora
antara
lain
Tsunami
besar
menyerang
pantai
beberapa
pulau
di
Indonesia
pada
tanggal
10
April
1815
dengan
ketinggian
diatas
4
m.
Tinggi
asap
letusan
mencapai
ketinggian
lebih
dari
43
km.
Karena
daya
tarik
grafitasi
yang
ringan
di
angkasa,
abu
dan
debu
Tambora
melayang
dan
menyebar
mengelilingi
dunia.
Letusan
gunung
Tambora
berakibat
luar
biasa.
Gagal
panen
di
China,
Eropa,
dan
Irlandia.
Hujan
tanpa
henti
selama
delapan
minggu
memicu
epidemi
tifus
yang
menewaskan
65.000
orang
di
Inggris
dan
Eropa.
Kelaparan
melumpuhkan
di
Inggris.Kegelapan
menyelimuti
Bumi.
7. Tsunami
Samudra
Hindia
(Aceh)
26
Desember
2004,
Korban
230.000
Orang
Ketinggian
tsunami
mencapai
35
meter
karena
gempa
bumi
tektonik
berkekuatan
8,5
SR
berpusat
di
Samudra
India
(2,9
LU
dan
95,6
BT
di
kedalaman
20
km
(di
laut
berjarak
sekitar
149
km
selatan
kota
Meulaboh,
Nanggroe
Aceh
Darussalam).
Gempa
itu
disertai
gelombang
pasang
(Tsunami)
yang
menyapu
beberapa
wilayah
lepas
pantai
di
Indonesia
(Aceh
dan
Sumatera
Utara),
Sri
Langka,
India,
Bangladesh,
Malaysia,
Maladew
a
dan
Thailand.
korban
paling
banyak
diderita
Indonesia,
115.229
(per
Minggu
16/1/2005).
Sedangkan
total
luka-‐
luka
sebanyak
124.057
orang,
diperkirakan
100.000
diantaranya
dialami
rakyat
Aceh
dan
Sumatera
Utara.
8. Kegagalan
bendungan
Banqiao,
Cina
1975.
Korban
231.000
Orang
Pada
bulan
Agustus
tahun
1975,terjadi
banjir,
penuangan
lebih
dari
satu
tahun
curah
hujan
dalam
24
jam,
prakiraan
cuaca
yang
gagal
untuk
diprediksi.
Gerbang
pintu
air
yang
tidak
mampu
menangani
luapan
air,
sebagian
karena
halangan
sedimentasi.
Sebagai
hasil
dari
halangan,
64
dam-‐dam
gagal.
Ketika
bendungan
akhirnya
menyerbu,
itu
disebabkan
gelombang
besar,
10
kilometer
(6
mil)
luas,
3-‐7
meter
(9-‐23
kaki)
tinggi,
buruburu
ke
bawah
ke
dalam
dataran
di
bawah
di
hampir
50
kilometer
per
jam
(31
mph
)Gempa
Bumi
Tangshan,
Cina
1976.
Korban
242.000
Orang
Gempa
bumi
Tangshan
merupakan
salah
satu
yang
gempa
bumi
terbesar
pada
zaman
modern,
dalam
hal
kematian
terbanyak.
Dari
pusat
gempa
bumi
yang
telah
gempa
bumi
di
dekat
Tangshan
di
Hebei,
Cina,
sebuah
kota
industri
dengan
sekitar
satu
juta
penduduk.
Gempa
bumi
dipagi
hari,
di
03:42:53.8
waktu
setempat
(1976
27
Juli
19:42:53.8
UTC),
dan
berlangsung
selama
sekitar
15
detik.
Pemerintah
Cina
mencatat
kekuatannya
gempa
sekitar
7,8
pada
skala
Richter,
meskipun
beberapa
sumber
daftar
mencatat8,2.
Itu
adalah
gempa
pertama
dalam
sejarah
terkini.
9. Banjir
Kaifeng
Henan
Timur,
Cina
1642.
Korban
300.000
Orang
Kaifeng,
sebuah
kota
di
provinsi
Henan
timur,
People’s
Republic
of
China,
yang
terletak
di
sepanjang
selatan
dari
Sungai
Kuning,
adalah
banjir
di
1642
oleh
tentara
Ming
dengan
air
dari
Sungai
Kuning
untuk
mencegah
pemberontak
petani
dari
Li
Zicheng.
Kira-‐kira
setengah
dari
600.000
penduduk
Kaifeng
dibunuh
oleh
banjir
dan
bencana
kelaparan
dan
sampar,
membuatnya
menjadi
salah
satu
penyebab
kematian
terbesar
dalam
sejarah.
Banjir
ini
menjadi
bencana
alam
besar
karena
peran
serta
sungai
Huang
he.
10.Badai
siklonIndia
Coringa,
India
1839.
Korban
300.000
orang
Pada
tahun
1839,
gelombang
air
pasang
besar
disebabkan
oleh
Siklon,
puluhan
pelabuhan
di
kota
Coringa
yang
tidak
seluruhnya
dibangun
kembali;
20.000
kapal
di
teluk
yang
hancur
dan
300.000
orang
meninggal.
Ini
bukan
pertama
malapetaka
besar
terjadi
di
Coringa:
1789
dalam
tiga
gelombang
yang
disebabkan
oleh
topan
yang
hancur
kota
pelabuhan
di
muara
sungai
yang
Ganges.
Kebanyakan
kapal
yang
kelem
dan
diperkirakan
20.000
orang
tenggelam.
11.Gempa
bumi
shaanxi,
Cina
1556.
Korban
830.000
Orang
tahun
1556
gempa
bumi
Shaanxi
atau
gempa
Hua
County
adalah
gempa
bumi
terbanyak
memakan
korban
yang
pernah
tercatat,
membunuh
sekitar
830.000
orang.
Hal
ini
terjadi
pada
pagi
23
Januari
1556
di
Shaanxi,
Cina.
Lebih
dari
97
negara
yang
terpengaruh.
520
mil
luas
kawasan
telah
hancur
dan
di
beberapa
negara,
enam
puluh
persen
penduduk
dibunuh.
berdasarkan
data
geologi,
besarnya
gempa
berkisar
8
scala
righter.merupakan
gempa
bumi
yang
paling
mematikan
dan
bencana
alam
deadliest
kelima
dalam
sejarah.
12.Badai
siklon
Bhola,
Bangladesh,
1970.
Korban
500.000
–
1.000.000
Orang
Bhola
cyclone
badai
siklon
yang
memukul
Pakistan
Timur
(sekarang
Bangladesh)
pada
12
November,
1970.
Itu
adalah
badai
siklon
dengan
kematian
terbanyak
yang
pernah
terjadi,
dan
salah
satu
deadliest
bencana
alam
di
masa
modern.
badai
yang
intensif
menjadi
parah
berhubung
dgn
topan
badai
pada
11
November,
dan
mulai
berbelok
ke
arah
timur
laut
karena
mendekati
kepala
teluk.
Yang
jelas
mata
dibentuk
dalam
badai,
dan
pernah
mencapai
puncaknya
yang
kemudian
hari
dengan
angin
yang
berkesinambungan
dari
185
km
/
h
(115
mph).
13.Banjir
Sungai
Kuning
Huang
He,
Cina
1887.
Korban
900.000
–
2.000.000
Orang
Sungai
Kuning
(Huang
he)
di
China
banyak
wilayah
yang
rawan
banjir,
karena
luas
bentangan
tanah
datar
yang
sebagian
besar
di
sekelilingnya.
Sungai
Kuning
1887
banjir
dan
menghancurkan
daerah
ini,
antara
900.0002.000.000
orang
meninggal
dunia.
Ini
merupakan
salah
satu
bencana
alam
yang
paling
banyak
memakan
korban
yang
pernah
tercatat.Pada
1887,dasar
laut
naik,
bersamaan
dengan
hujan
deras,menyebabkan
banjir
besar.
Berkat
dataran
rendah
di
dekat
kawasan,
banjir
menyebar
dengan
cepat
di
seluruh
Cina
Utara,
yang
meliputi
perkiraan
50.000
mil
persegi.
14.Banjir
Sungai
Kuning
Huang
He,
Cina
1931.
Korban
1.000.000
–
4.000.000
Orang
The
1931
banjir
Sungai
Kuning
(huang
he)
merupakan
bencana
alam
terbesar
yang
pernah
tercatat
dengan
paling
banyak
memakan
korban
meninggal
dunia
dari
abad
kedua
puluh.
Perkiraan
jumlah
orang
tewas
dalam
banjir
1931
berkisar
dari
1
sampai
4
juta
orang.
Kematian
yang
disebabkan
oleh
banjir
yang
dimaksud
termasuk
didalamnya
korban
karena
tenggelam,
penyakit,kelaparan,
dan
kekeringan.
Sungai
tersebut
sering
disebut
“China’s
sorrow”
karena
jutaan
orang
telah
dibunuh
oleh
banjir.
15.Letusan
Gunung
Toba,
Sumatra
Utara
73.000
tahun
yang
lalu
Letusan
Gunung
Toba
merupakan
letusan
gunung
berapi
yang
paling
dahsyat
yang
pernah
diketahui
di
planet
Bumi
ini.
Dan
hampir
memusnahkan
generasi
umat
manusia
di
planet
Bumi
dan
merupakan
3
besar
letusan
volcano
terdahsyat
di
planet
bumi.
Saat
Toba
meletus,
jutaan
ton
asam
sulfat
dilepaskan
ke
stratosfer
sehingga
menciptakan
kegelapan
total
selama
enam
tahun
dan
suhu
beku
sedikitnya
1.000
tahun,
lalu
diikuti
cuaca
dingin
ribuan
tahun.
Fotosintesis
melambat,
bahkan
hampir
mustahil
terjadi,
menghancurkan
sumber
pakan
manusia
dan
hewan.
CONTOH
SOAL
PILIHAN
GANDA
7.
Simaklah
gambar
siklus
penanggulangan
bencana
di
bawah
ini!
Berdasarkan
gambar
di
atas
kegiatan
tahap
prabencana
terdiri
dari:
a.
kesiapsiagaan,
tanggap
darurat,
dan
pemulihan
b.
tanggap
darurat,
pemulihan,
dan
rekonstruksi
c.
pencegahan,
mitigasi,
dan
kesiapsiagaan
d.
rekontruksi,
pencegahan,
dan
mitigasi
e.
pencegahan,
kesiapsiagaan,
rekonstruksi
8.
Kota
Jakarta
sering
mengalami
banjir
dan
rob
yang
merupakan
akibat
dari:
a.
kenaikan
muka
air
laut
b.
penurunan
permukaan
tanah
c.
banjir
dan
pasang
naik
air
laut
d.
pemanfaatan
lahan
genangan
air
pasang
e.
banjir,
kenaikan
muka
air
laut,
dan
amblesan
9.
Alokasi
ruang
pembangunan
merupakan
salah
satu
bidang
penerapan
ilmu
geografi
untuk
mengurangi
besarnya
risiko
bencana
dengan
prinsip:
a.
menjauhkan
sumber
bencana
dari
masyarakat
b.
menjinakkan
sumber
bencana
dari
masyarakat
c.
menjauhkan
masyarakat
dari
sumber
bencana
d.
memantau
sumber
bencana
yang
mengancam
masyarakat
e.
menghilangkan
sumber
bencana
yang
mengancam
masyarakat
CONTOH
SOAL
ESSAY
4.
Wilayah
yang
berisiko
tinggi
terhadap
bencana
adalah
wilayah
yang
terdapat
banyak
investasi
ekonomi,
apakah
demikian?
Jelaskan
jawaban
saudara!