Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM MEMAHAMI AGAMA


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Metodologi Studi Islam
Dosen pengampu Sucipto, S. Hum. M. Hum

Disusun Oleh :
Kelompok 1 :
Nessa Ailin Sugiharto (206131051)
Dwi Nur Syaputra (206131058)
Muhammad rip’at rus samsi (206131059)

FAKULTAS ADAB DAN BAHASA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Agama secara etimologis berasal dari bahasa Arab din yang berasal
dari kata dana yadinu dinan yang berarti sistem, tatanan atau tatacara
hidup. Jadi din adalah tatacara hidup. Sedangkan agama secara
terminologis agama yaitu aturan atau tatacara hidup manusia dan
hubungannya dengan tuhan (Ensiklopedi Nasional Indonesia )
Agama sangat berperan dalam kehidupan manusia. Tidak hanya
sekedar beragama saja, tetapi Agama adalah suatu hal yang harus
dipelajari dan dipahami sehingga kita dapat mengetahui makna
didalamnya, dan agama tersebut berpijak di dalam suatu keyakinan, jadi
kuat atau rapuhnya agama itu bergantung kepada sejauh mana keyakinan
berpijak didalam hati dan jiwanya1.Agama tak hanya dipandang sebagai
keyakinan dalam diri manusia, tetapi agama juga turut serta berperan
aktif sebagai pokok pemecahan masalah yang dihadapi oleh manusia.
Untuk menemukan jawaban atas masalah tersebut dapat dilakukan
dengan mengkaji berbagai pendekatan dalam memahami agama.
Pemahaman terhadap agama adalah sebuah kewajiban sebab beragama
adalah fitrah manusia. Agama merupakan hal pokok yang menjadi hak
milik bagi semua umat manusia dan tentunya menjadi identitas diri
seorang manusia.
Selain itu, agar salah satu fungsi agama sebagai media yang
mengantarkan manusia ke pada dunia akhirat tidak terbatas kepada ide
dan konsep semata, maka pemahaman terhadap agama merupakan suatu
keharusan. Maka dari itu fungsi tersebut bisa hadir dalam realitas
kehidupan manusia yang kemudian menjadi jawaban atas problematika
yang dihadapi manusia.
Karena luasnya ruang lingkup agama sangatlah luas dan
kompleksnya kehidupan manusia, sehingga untuk mewujudkan fungsi
agama yang demikian diperlukan pendekatan dalam memahami
agama.Tentunya tanpa pengetahuan berbagai pendekatan tersebut, agama
menjadi tidak fungsional dan sulit untuk dipahami masyarakat, hingga
pada akhirnya masyarakat mencari pemecahan problematika kepada
selain agama dan hal ini tidak boleh terjadi. Jika yang demikian terjadi,
maka agama hanya akan sebagai pelengkap identitas semata atau malah
justru ditinggalkan.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendekatan dalam memahami agama?
2. Bagaimana Bentuk-bentuk pendekatan dalam memahami agama?

1
Joesef Sou’yb, “Agama-agama Besar di Dunia”, (Jakarta, Pustaka al-Husna, 1983), 16.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian pendekatan dalam memahami agama


Dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendekatan memiliki
dua pengertian diantaranya; pertama, ialah proses perbuatan dan cara
mendekati. Kedua, usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti metode-metode untuk
mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Dalam Bahasa Inggris
pendekatan biasa disebut dengan “approach” dan dalam Bahasa arab
disebut “madkhal”2
Berdasarkan pandangan lebih luas Pendekatan diartikan sebagai
cara pandang atau hasil pemikiran seseorang yang digunakan oleh seorang
pengkaji dalam menganalisis serta memahami sesuatu secara mendalam
dengan menggunakan ilmu-ilmu atau teori-teori tertentu.3
Mulyanto Sumardi dalam pendapatnya menyatakan, bahwa
pendekatan bersifat axiomatic. Axiomatic disini teriri dari berbagai asumsi
mengenai hakekat Bahasa, pengajaran bahasa serta belajar Bahasa.4
Dalam rangka memahami agama, Abuddin Nata dalam bukunya
yang berjudul “Metodologi Studi Islam” memberikan pengertian bahwa
pendekatan merupakan cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam
suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.5
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan dalam
memahami agama adalah suatu usaha untuk melihat buah karya pemikiran
seseorang yang kemudian akan digunakan kembali dalam mengkaji,
menganalisis serta memahami agama, dengan menggunakan metode
keilmuan ataupun teori-teori tertentu yang bersifat Axiomatic. Hal tersebut
menjadi lebih menarik dikarenakan dapat memperkaya pemahaman dan
juga pengetahuan tentang agama, sehingga tidak terkesan monoton
ataupun cenderung membosankan.

2. Bentuk-Bentuk Pendekatan Dalam Memahami Agama


Dalam memahami sebuah Agama diperluakan adanya suatu
pendekatan-pendekatan. Hal itu dimaksudkan supaya memperluas serta
memperkaya pengetahuan tentang agama tersebut. Pendekatan yang secara
umum digunakan dalam memahami sebuah agama terdiri dari; pendekatan
teologis normatif, antropologis, sosiologis, psikologis, historis,
kebudayaan serta pendekatan filosofis.

A. Pendekatan Teologis Normatif


2
Nurjannah Rianie, “Pendekatan dan Metodologi Pendidikan Islam”. Jurnal Management Of
Education. Volume 1, No. 2, Desember 2015 hlm. 106.
3
Suparlan, “Metode dan Pendekatan dalam Kajian Islam”. Jurnal Pendidikan Dasar. Volume 3,
No, 1, Maret 2019 hal. 86
4
“Pendekatan dan Metodlogi Pendidikan Islam”, Op. Cit., hlm. 107
5
Abuddin Nata, “Metodologi Studi Islam”, edisi revisi (Cet. XIX; Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm.
27.
Kata teologis dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan aspek ketuhanan. Sedangkan kata normatif ialah hal-hal yang
mengikuti aturan atau norma tertentu. Di sisi lain konteks ajaran islam
normatif adalah sebuah ajaran agama yang masih murni, dalam artian
belum tercampuri oleh pemahaman dan penafsiran manusia.6
Dalam memahami sebuah agama menggunakan pendekatan
Teologis normatif ini, dilakukan dengan menggunakan kerangka ilmu
ketuhanan. Hal itu bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik
dari suatu agama dianggap sebagai yang paling benar dibanding
dengan yang lainya. Amin Abdullah berpendapat bahwa teologi pasti
mengacu kepada agama tertentu yang dibuktikan dengan kesetiaan
terhadap kelompok sendiri, komitmen dan pengabdian yang tinggi
serta penggunaan bahasa yang bersifat subyektif7
Oleh karena itu dapat dietahui bahwasanya pendekatan teologi
dalam pemahaman keagamaan lebih menekankan kepada bentuk
formal atau symbol-simbol keagamaan dimana masing-masing
menyatakan dirinya sebagai yang paling benar.
Dalam keadaan demikian,tidak menutup kemungkinan terjadi
proses saling mengkafirkan dan saling menyalahkan antara satu sama
lain, sehingga menghilangkan sikap saling menghargai dan kerja sama
serta peduli antara satu sama lain, yang ada hanyalah ketertutupan.8

B. Pendekatan Antropologis
Secara Bahasa kata Antropologis berasal dari Bahasa Yunani,
yaitu Anthropos yang artinya “orang” dan logos yang artinya “ilmu
atau nalar”..
Secara istilah menurut kamus atropology kata antropologi
sendiri diartikan sebagai sebuah ilmu yang berusaha meraih atau
mencapai pengertian tentang manusia dengan mempelajari berbagai
warna dari bentuk fisik, kepribadian, masyaraktat serta
kebudayaannya.9
William A. Havilland mendeskripsikan antropologi sebagai
sebuah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi
yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk
memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman
manusia. Di sisi lain menurut David Hunter antropologi adalah ilmu
yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat
manusia.10

6
Supiana, “Antropologi Studi Islam”. Edisi Revisi (Cet. Ke II; Jakarta Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama Islam RI, 2012), hal. 79
7
Amar Ma’ruf, “Pendekatan Studi Islam Dalam Rehabilitasi Penyalahguna Narkoba”. Jurnal
Tawadhu Vol. 2 no. 1, 2018 hal. 391
8
Muhtadin Dg. Mustafa, “Reorientasi Teologi Islam Dalam Konteks Pluralisme Beragama”. Jurnal
Hunafa Vol. 3 No. 2, Juni 2006 hal.134
9
Dedi Mahyudi, “Pendekatan Antropologis dan Sosiologis dalam Studi Islam”. Jurnal pendidikan
Bahasa dan Sastra Arab Volume 2, No. 2 2016 hal. 207
10
ibid
Antropologi terbagi menjadi dua macam yaitu antropologi fisik
dan antropologi budaya. Di dalam antropologi budaya membahas
mengenai kebudayan dan memiliki ruang lingkup yang berkaitan
dengan kebudayaan pula.11
Jadi dapat diartikan bahwasanya pendekatan antropologis
dalam memahami agama adalah sebuah pendekatan yang dapat
dilakukan dengan memahami ataupun melihat segala sesuatu yang
berkaitan dengan manusian secara langsung dalam kehidupan.

C. Pendekatan Sosiologis
Sosiologis termasuk pendekatan yang dapat digunakan dalam
memahami sebuah agama. Sosiologis sendiri terbentuk dari dua akar
kata yang berasal dari bahasa Latin, yaitu Socius yang berarti kawan
atau teman dan Logos yang berarti ilmu pengetahuan.12
Sosiologi merupakan sebuah kajian ilmu yang berkaitan
dengan aspek hubungan sosial manusia antara yang satu dengan yang
lain, atau antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. Jika
dilihat dari ruang lingkupnya, sosiologi merupakan ilmu sosial yang
obyeknya berupa masyarakat baik yang bersifat empiris
teoritis,maupun kumulatif.13
Pengertian pendekatan sosiologis ialah peneliti menggunakan
logika-logika dan teori sosiologi baik teori klasik maupun modern
umtuk menggambarkan fenomena sosial keagamaan serta pengaruh
suatu fenomena terhadap fenomena lain
Jika dilihat secara sosiologis, agama termasuk ke dalam
kategori social dan tidak empiris. Hal itu ditandai oleh tiga corak
pengungkapan universal yaitu pengungkapan teoritis berwujud
kepercayaan (believe system), pengungkapan praktis sebagai system
persembahan (system of worship), dan pengungkapan sosiologis
sebagai hubungan masyarakat (system of social relation).14
Agama jika dipandang dari tiga corak di atas tidak hanya
berkaitan dengan kepercayaan ataupun keyakinan saja, tetapi juga
memiliki hubungan yang sangat erat terhadap social. Hubungan social
tersebut mencakup hubungan antara sesama manusia dalam
masyarakat.

D. Pendekatan Psikologis
Secara umum psikologis merupakan sebuah kondisi yang
terdapat dalam pribadi seseorang yang tidak dapat dilihat namun hanya
dapat dirasakan.

11
Supiana, “Antropologi Studi Islam”. Edisi Revisi (Cet. Ke II; Jakarta Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Kementrian Agama Islam RI, 2012), hal. 90
12
Ismah, “Studi Islam dengan Pendekatan Sosiologis”. Jurnal Kajian Keislaman volume 8 No. 1
Januari-April 2020 hal. 143
13
Supiana, “Antropologi Studi Islam”. Edisi Revisi (Cet. Ke II; Jakarta Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama Islam RI, 2012), hal. 92
14
Ismah, “Studi Islam dengan Pendekatan Sosiologis”. Jurnal Kajian Keislaman volume 8 No. 1
Januari-April 2020 hal. 144
Dalam sudut pandang bahasa, psikologi diambil dari Bahasa
inggris “psychology” berakar dari Bahasa yunani “psyche” yang
artinya jiwa dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Dalam Bahasa
arab psikologi disebut dengan ilmu jiwa (an-nafs). Jadi, psikologi
merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik dari
sudut pandang gejalanya maupun latar belakang dan prosesnya atau
secara sederhana disebut dengan ilmu jiwa.15
Menurut M. Arifin manusia adalah makhluk Tuhan yang dalam
perkembangan jasmaniah dan ruhaniahnya selalu memerlukan
bimbingan dan pengarahan melalui proses pendidikan. Membimbing
dan mengarahkan perkembangan jiwa dan pertumbuhan jasmani dalam
pengertian bahwa pendidikan tidak dapat dipisahkan dari psikologis
Psikologis merupakan sebuah ilmu yang dapat digunakan untuk
melakukan pendekatan dalam memahami sebuah agama. Hal tersebut
dikarenakan Agama sendiri merupakan sesuatu yang secara tidak
langsung berkaitan dengan jiwa setiap individu. Agama memiliki
banyak pengaruh terhadap jiwa seseorang.
Psikologi Agama adalah ilmu yang meneliti pengaruh agama
terhadap :
1. Sikap dan tingkah laku (norma) dari seseorang yang berkaitan
dengan mekanisme dalam pribadi seseorang tersebut, yang berupa
cara berfikir, bersikap, bereaksi dan bertingkah laku yang tidak
terpisahkan dari keyakinannya . Hal tersebut karena masih adanya
keyakinan dalam konstuk kepribadiannya.
2. Psikologi agama, dimana psikologi agama merupakan ilmu jiwa
yang memusatkan penelitiannya pada perilaku keagamaan dengan
mengaplikasikan prinsip – prinsip psikologi yang diambil dari
Studi tingkah laku non religious.
3. Psikologi khusus yang mengkaji sikap dan tingkah laku seseorang
yang timbul dari keyakinan yang dianutnya berdasarkan
pendekatan psikologis.16

E. Pendekatan Historis
Historis merupakan kata lain dari sejarah dimana sejarah
berasal dari bahasa Arab yaitu syajarah yang artinya pohon, Seiring
dengan perkembanganya, sejarah di klaim mempunyai makna yang
sama dengan kata tarikh (arab), istoria (Yunani) dan geschichte
(Jerman). Semua hal tersebut secara sederhana mempunyai arti suatu
kejadian-kejadian yang menyangkut manusia pada masa silam. Secara
umum, sejarah mempunyai dua pengertian, yaitu dalam artian
subyektif dan obyektif. Sejarah dalam artian subyektif merupakan
suatu konstruk atau suatu bangunan yang disusun oleh penulis yang
berupa uraian ataupun cerita. Uraian atau cerita tersebut menjadi suatu
kesatuan yang berisi fakta-fakta dan saling berhubungan untuk
menggambarkan suatu gejala-gejala baik berupa proses ataupun
15
“Antropologi Studi Islam” Op. Cit., hlm. 98
16
Amar Ma’ruf, “Pendekatan Studi Islam Dalam Rehabilitasi Penyalahguna Narkoba”. Jurnal
Tawadhu Volume. 2 no. 1, 2018 hal. 390-391
struktur. Sedangkan sejarah dalam artian obyektif adalah sebuah ilmu
yang merujuk kepada kejadian atau suatu peristiwa itu sendiri, dimana
memiliki sifat irrevensibel yang artinya hanya terjadi satu kali dan
tidak mungkin terulang kembali.17
Selanjutnya yang dimaksud dengan pendekatan historis adalah
sebuah pendekatan yang digunakan untuk mengkaji suatu agama
dalam bingkai kesejarahan. Di dalam sebuah agama tentunya banyak
hal yang berkaitan dengan sejarah, seperti di dalam agama islam yang
telah di sebutkan dalam kitab suci Al-Qur’an, bahwasanya kitab suci
tersebut menyangkut sejarah dari orang terdahulu seperti kisah Nabi
dan Rosul dan lain sebagainya.18
Dari sumber lain menyebutkan bahwasanya, pendekatan
historis merupakan sebuah penelaahan dan juga sumber-sumber lain
yang berisi pengetahuan tentang masa lampau, dilaksanakan secara
sistematis atau juga biasa disebut sebagai usaha sadar yang digunakan
untuk memahami serta mengetahui dan juga membahas lebih lanjut
mengenai seluk beluk atau hal-hal yang berkaitan dengan agama.19

F. Pendekatan Filosofis
Salah satu pendekatan yang terakhir yang secara umum
digunakan untuk mamahami sebuah agama ialah pendekatan filosofis.
Filosofis sendiri merupakan kata lain dari filsafat dimana secara
harfiah atau Bahasa berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan
Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dari pandangan lain secara
Bahasa Ahmad Tafsir mengemukakakan pendapatnya yang
menyebutkan bahwasanya filsafat berasal dari Bahasa Arab yaitu
falsafah yang berakar dari Bahasa Yunani Philosophia; philos berarti
cinta atau suka dan Sophia berarti pengetahuan atau hikmah. 20
Filsafat apabila dilihat dari segi istilah menurut al-Syaibani
yaitu filsafat dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mencari hakikat
sesuatu, dimana berusaha menghubungkan antara sebab dan akibat,
serta berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman yang dialami
manusia 21
Apabila di telusuri lebih dalam filsafat sangatlah penting
digunakan dalam melakukan pendekatan terhadap sebuah agama. Hal
tersebut dikarenakan filsafat sendiri sebenarnya kaitanya sangat erat
terhadap kehidupan manusia baik dari segi perbuatan, tingkah laku,
pola fikir maupun rasa cinta yang ada.
Pendekatan filosofis ini memandang bahwa manusia adalah
makhluk rasional atau “human national” sehingga segala sesuatu yang
17
Sri Haryanto, “Pendekatan Historis dalam Studi Islam”. Jurnal Ilmiah Studi Islam Volume. 17.
No. 1. Desember 2017 hal. 130
18
Supiana, “Antropologi Studi Islam”. Edisi Revisi (Cet. Ke II; Jakarta Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama Islam RI, 2012), hal. 98
19
Sri Haryanto, “Pendekatan Historis dalam Studi Islam”. Jurnal Ilmiah Studi Islam Volume 17.
No. 1. Desember 2017 hal. 131
20
Muhamad Nur, ”Pendekatan Filosofis dalam Studi Islam”. Jurnal Didaktika Islamika Volume 5
No. 1 Februari 2015 hal. 18
21
Ibid
menyangkut pengembangannya didasarkan kepada sejauh mana
pengembangan berpikir dapat dikembangkan.22

BAB III
KESIMPULAN

Pendekatan dalam memahami agama merupakan sebuah cara


yang dapat dilakukan untuk memahami agama melalui sudut pandang
keilmuan. Pendekatan tersebut dirasa sangat penting mengingat agama
merupakan ajaran yang sangat menyeluruh dan meliputi berbagai
aspek dalam kehidupan. Pendekatan tersebut bertujuan untuk
menghindarkan pemahaman yang salah terhadap agama supaya selalu
dalam konsep agama tersebut.
Pada umumnya pendekatan dalam memahami agama dapat
dilakukan melalui beberapa cara diantaranya ; pendekatan teologis
normatif, antropologis, sosiologis, psikologis, historis, kebudayaan
serta pendekatan filosofis
Dari pendekatan-pendekatan yang ada tersebut kita dapat
memahami bahwasanya agama bukan hanya sekedar keyakinan belaka,
melainkan juga mencakup berbagai macam baik pengetahuan,
hubungan manusia, sejarah dan lain sebagainya.

22
Amar Ma’ruf, “Pendekatan Studi Islam Dalam Rehabilitasi Penyalahguna Narkoba”. Jurnal
Tawadhu Volume. 2 no. 1, 2018 hal. 389
DAFTAR PUSTAKA
Sou’yb, Joesef . 1983. Agama-agama Besar di Dunia. Jakarta : Pustaka al-Husna.
Rianie, Nurjannah. 2015. Pendekatan dan Metodologi Pendidikan Islam. Jurnal
Management Of Education.1 (2), 106
Suparlan. 2019. Metode dan Pendekatan dalam Kajian Islam. Jurnal Pendidikan
Dasar. 3 (1), 86
Supiana. 2012. Antropologi Studi Islam. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama Islam RI.
Nata, Abuddin. 2012. Metodologi Studi Islam. Jakarta : Rajawali Pers.
Ma’ruf, Amar. 2018. Pendekatan Studi Islam Dalam Rehabilitasi Penyalahguna
Narkoba. Jurnal Tawadhu. 2 (1), 389-391
Dg. Mustafa, Muhtadin. 2006. Reorientasi Teologi Islam Dalam Konteks
Pluralisme Beragama. Jurnal Hunafa. 3 (2), 134
Mahyudi, Dedi. 2016. Pendekatan Antropologis dan Sosiologis dalam Studi
Islam. Jurnal pendidikan Bahasa dan Sastra Arab. 2 (2), 207
Ismah. 2020. Studi Islam dengan Pendekatan Sosiologis. Jurnal Kajian
Keislaman. 8 (1), 143-144
Haryanto, Sri. Pendekatan Historis dalam Studi Islam. Jurnal Ilmiah Studi Islam.
17 (1), 130-131
Nur, Muhamad. 2015. Pendekatan Filosofis dalam Studi Islam. Jurnal Didaktika
Islamika. 5 (1), 18

Anda mungkin juga menyukai