Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Uria Rizki Pangestu
NPM.201701113
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Uria Rizki Pangestu
NPM.201701113
NIM : 201701113
NIL TOTAL
N NILAI
AI
o ELEMEN TT Preceptor (1)
(0- 1+2+3
.
100)
3
Laporan
1.
Pendahuluan (LP)
Asuhan
2.
Keperawatan
(.........................................................)
3. Responsi
Pria Wahyu, S.Kep.Ns., M.Kep.
TOTAL
NILAI NILAI
No. ELEMEN (0- TT Preceptor (2)
100) 1+2
2
Penguasaan
1. Konsep
Perasat/Skill
Responsi
2. Prosedur/SOP
(.............................................................)
Perasat
Pria Wahyu, S.Kep.Ns., M.Kep.
LAPORAN PENDAHULUAN TRAUMA CRANIUM
kecacatan lebih lanjut (UU no 44 tahun 2009). Gawat darurat adalah suatu
1. Gawat darurat
lanjut
tertutup.
Triage adalah suatu sistem seleksi pasien yang menjamin supaya tidak ada
pasien yang tidak mendapatkan perawatan medis. Tujuan triage ini adalah
kegawatannya.
1. Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat
Infark).
diberikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis. Namun UGD dan
klinik kedaruratan sering digunakan untuk masalah yang tidak urgent, sehingga
mencari bukti-bukti.
tindakan
didalam maupun diluar rumah sakit karena kejadian ini dapat terjadi setiap
panik).
saksi.
3. Melakukan pengkajian yang cepat dan cermat terhadap masalah yang
keracunan).
5. Jika korban sadar jelaskan apa yang terjadi, berikan bantuan untuk
darurat
1.1.8 Tindakan – tindakan yang Berhubungan dengan bantuan hidup dasar dan
E (exposure).
2010).
terjadi setelah trauma kepala, yang dapat melibatkan kulit kepala, tulang
2008).
kelainan struktural dan atau fungsional pada jaringan otak, bahkan dapat
dan fisik (Marx, Hockberger, & Walls, 2014). Trauma kepala adalah suatu
tetapi disebabkan benturan fisik dari luar yang dapat mengurangi dan
parah biasanya memiliki nilai GCS kurang dari atau sama dengan 8,
intrakranial. Ada beberapa kasus trauma kepala yang parah, tetapi skor
atau motorik tidak ekual, trauma kepala terbuka disertai keluarnya cairan
gejala yang muncul setelah cedera kepala. Ada beberapa klasifikasi yang
1. Berdasarkan Mekanisme
atau amnesia < dari 30 menit, tidak ada intoksikasi alkohol atau
obat terlarang, klien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing, tidak
hilang kesadaran atau amnesia > 30 menit tetapi < 24 jam, konkusi,
3. Berdasarkan Morfologinya
yang diklasifikasikan menjadi cedera otak fokal dan cedera otak difus.
epidural.
cerebri.
2) Kontsuio cerebri
3) Edema cerebri
4) Iskemia cerebri
setempat.
a. Lokasi
b. Kekuatan
1. Akselerasi
2. Deselerasi
3. Deformitas
kepala, yaitu:
2. Jatuh
6. Trauma lahir
klasik seperti: nyeri kepala karena regangan dura dan pembuluh darah;
menit atau lebih, kebingungan, iritabel, pucat, mual dan muntah, pusing
secara langsung saat kepala terbentur dan memberi dampak trauma pada
hemisfer serebral dari serebelum. Otak tengah terletak pada hiatus dari
otak stabil bila tekanan darah rata-rata 50–160 mmHg (untuk pasien
sebaliknya). Aliran darah < 50 mmHg berkurang bertahap, dan di atas 160
darah. Oleh karena hal-hal tersebut, sangat penting untuk mencegah syok
css dan darah vena hingga batas kompensasi, untuk selanjutnya tekanan
intrakranial akan naik secara tajam. Pada lesi yang membesar cepat seperti
batang otak berakibat peninggian tekanan darah, sedang denyut nadi dan
responsif, pupil tidak bereaksi dan berdilatasi, serta refleks batang otak
hilang. Akhirnya, fungsi batang otak berhenti, tekanan darah merosot, nadi
arterial, regangan, atau robekan arteria dan vena batang otak serta
distorsi atau kompresi pembuluh darah oleh massa atau herniasi. Pada
pergeseran otak dibanding tingkat TIK sendiri (Noble, 2010; Sitsapesan &
Richards, 2011).
Edema otak yang terjadi oleh sebab apa pun akan meninggikan
papil, dan muntah ditemukan pada dua pertiga pasien. Sisanya hanya dua
gejala. Tidak satu pun khas untuk peninggian TIK, kecuali edema papil,
kesadaran adalah ciri trauma otak. Dua jenis trauma otak, yaitu trauma
korteks bilateral serta trauma pada sistem pengaktif retikuler batang otak
kesadaran.
2. CT-Scan
2011).
6. Kadar elektrolit
disebabkan oleh faktor sistemik seperti hipotensi atau hipoksia atau oleh
adalah:
3. Berikan oksigenasi
6. Atasi shock
vasodilatasi.
3. Pemberian analgetika
2. Oksigenisasi adekuat
3. Pemberian manitol
4. Penggunaan steroid
5. Peningkatan kepala tempat tidur
6. Bedah neuro.
1. Dukungan ventilasi
2. Pencegahan kejang
intracranial meningkat, dan sel neuron dan vascular tertekan. Ini adalah
psikologik.
3. Infeksi
abses otak).
4. Edema Serebral
5. Herniasi
1.3.1 Pengkajian
1. Primary Survey
atau maksila, fraktur larinks atau trachea. Dalam hal ini dapat
2) Kontrol Perdarahan
d. Disability
2. Secondary Survei
a. Kepala
Kelainan atau luka kulit kepala dan bola mata, telinga bagian luar
b. Leher
c. Neurologis
d. Dada
Pemeriksaan klavikula dan semua tulang iga, suara nafas dan
e. Abdomen
tumpul abdomen
g. Aktivitas/istirahat
h. Sirkulasi
i. Integritas Ego
impulsif.
j. Makanan/cairan
k. Eliminasi
gangguan fungsi.
l. Neurosensori
memoris.
m. Nyeri/kenyamanan
n. Pernafasan
o. Keamanan
p. Interaksi sosial
berulang-ulang, disartria.
(D.0005)
(D.0005)
Observasi
Terapeutik
pasien
Edukasi
Observasi
Terapeutik
Penghisapan endotrakeal
Edukasi
kontraindikasi.
Kolaborasi
Observasi
Terapeutik
yang tenang
Kolaborasi
Observasi
Monitor peningkatan TD
diindikasikan
cairan serebrospinal
Terapeutik
Kalibrasi transduser
Edukasi
Observasi
intensitas nyeri
nyeri
diberikan
Terapeutik
Edukasi
nyeri
Kolaborasi
Observasi
nyeri
analgesik
Monitor efektifitas analgesik
Terapeutik
respon pasien
Edukasi
Kolaborasi
indikasi
ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA CRANIUM
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Academy For Guided Imagery. (2011). Diakses pada tanggal 25 April 2014 dari
http://www.academyforguidedimagery.com/whatisguidedimagery/index.htm l
kepala sedang-berat di ruang bedah RS. Dr. Hasan Sakidin Bandung. Diakses
dari http:www//pustaka.unpad.ac.id/archives
http://www.biausa.org/pages/typeofbraininjury.html.
Madikians, A., & Giza, C.C. (2006) A Clinician’s Guide to the Pathophysiology
Aesculapius Moscato, D., Peracchi, M.I., Mazzotta, G., Savi, L., (2005). Post-
Traumatic Headache From Moderate Head Injury, Journal Headache Pain (6),
284-286.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia