Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“PANCASILA MENURUT MACHIAVELLI DAN


RELEVANSINYA BAGI ANAK MILENIAL”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

NADIARISDA KURNIA J011191078

ASTRIANI J011191085

TIARA REZQI MEGA UTAMA NUSALY

J011191094

M WISHNU RAMADHAN. J011191106

DINDA AYU LAKSITA J011191124

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini yang berjudul “PANCASILA MENURUT MACHIAVELLI DAN
RELEVANSINYA BAGI ANAK MILENIAL”
Dalam makalah ini kami membahas implementasi nilai pancasila dalam
pembentukan aturan perundang-undangan. Kami berharap apa yang kami sampaikan
ini dapat bermanfaat bagi banyak orang terkhusus bagi kelompok kami sendiri.
Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Pancasila. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan- kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun.

Makassar, 4 Desember 2020

Kelompok 3
DAFTAR ISI

JUDUL........................................................................................................................i

KATAPENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTARISI.............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang…...............................................................................................1
1.2 RumusanMasalah..............................................................................................3
1.3 Tujuan.................................................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pancasila Menurut Machiavelli..........................................................4


2.2 Relevansi Pancasila Menurut Machiavelli BagiAnak Milenial.....................5
2.3 Realita Perilaku MasyarakatMilenial..............................................................6
2.4 Pengamalan Nilai—Nilai Pancasila BagiGenerasiMilenial...........................7

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................12

DAFTARPUSTAKA...............................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Bangsa Indonesia dengan segenap potensi yang ada, merupakan bangsa


yang besar dan kaya. Memiliki keuntungan dengan posisi strategis di antara
jalur-jalur distribusi barang dan jasa internasional, dan memiliki sunber daya
alam yang melimpah serta diberkahi dengan sumber energi yang seakan tak ada
habisnya. Kebesaran bangsa Indonesia dengan segala sumber dayanya itu
sangat rentan menjadi negara yang hancur dan gagal. Karena Indonesia pada
dasarnya merupakan negara yang memiliki perbedaan dari segala bidang.
Keanekaragaman baik dari suku, agama, maupun golongan sangat mudah
memicu terjadinya disintegrasi bangsa. Oleh karena itu, sangat disayangkan
apabila sejarah kerukunan bangsa Indonesia yang sudah tumbuh beratus-ratus
tahun lamanya ini harus dihancurkan oleh kebencian yang disebabkan oleh
keserakahan dan perebutan kekuasaan di antara kelompok-kelompok tertentu.
Tentunya perpecahan seperti negara-negara itu tidak kita inginkan terjadi di
negara yang kita cintai ini. Tanggung jawab ini terletak pada kita semua,
terlebih pada bahu dan pundak para generasi muda yang hidup di zaman now
khususnya bagi generasimilenial1.
Generasi milienial yang saat ini berumur antara 18–36 tahun,
merupakan generasi di usia produktif. Generasi yang akan memainkan peranan
penting dalam kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Keunggulan
generasi ini memiliki kreativitas tinggi, penuh percaya diri serta terkoneksi
antara satu dengan lainnya. Namun, karena hidup di era yang serba otomatis,
generasi ini cenderung menginginkan sesuatu yang serba instan dan sangat
gampang dipengaruhi. Hal inilah yang menjadi titik kritis bagi masa depan
negara dan bangsa kita. Sungguh merupakan suatu ironi di tengah
perkembangan teknologi komunikasi saat ini, tetapi di sisi lain, ternyata hal itu
tidak mampu mendekatkan dan menyatukan anak bangsa. Era komunikasi
terbukti memberi jaminan akses dan kecepatan memperoleh informasi.Akan
tetapi seringkali menciptakan jarak serta membuat tidak komunikatif. Bahkan,
berujung dengan rusaknya hubungan1.
Teknologi komunikasi dan informasi telah mengubah gaya hidup dan
pola pikir generasi milenial. dengan menggunakan teknologi, media massa,
internet, sasarannya jelas yaitu ketahanan ekonomi, pertahanan dan keamanan,
budaya, ideologi, lingkungan, politik, karakter, dll. Untuk membentengi diri
dari kehancuran akibat pesatnya perkembangan teknologi dan upaya-upaya
memecah bangsa, maka bangsa ini harus kembali kepada Pancasila. Pancasila
sebagai falsafah bangsa Indonesia, telah berkembang secara alamiah dari
perjalanan panjang sejarah, berisikan pandangan hidup, karakter dan nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila
itu ialah semangat bersatu, menghormati perbedaan, rela berkorban, pantang
menyerah, gotong royong, patriotisme, nasionalisme, optimisme, harga diri,
kebersamaan, dan percaya pada diri sendiri. Pancasila harus dijadikan cara
hidup seluruh anak bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Pancasila tidak perlu lagi diajarkan secara formal dengan tampilan
kaku, tetapi yang terpenting ialah hakikatnya tetap terpelihara dandiamalkan1.
1.2 RumusanMasalah
1.2.1 Bagaimana konsep pancasila menurutMachiavelli?
1.2.2 Bagaimana relevansi pancasila menurut Machiavelli bagi anak
milenial?
1.2.3 Bagaimana realita perilaku masyarakatmilenial?
1.2.4 Bagaimana pengamalan nilai-nilai pancasila bagi generasi
milenial?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui konsep pancasila menurutMachiavelli
1.3.2 Untuk mengetahui relevansi pancasila menurut Machiavelli
bagi anakmilenial
1.3.3 Untuk mengetahui realita perilaku masyarakatmilenial
1.3.4 Untuk mengetahui pengalaman nilai-nilai pancasila bagi
generasimilenial
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pancasila MenurutMachiavelli

Pemikiran Machiavelli tidak bisa terlepas dari kondisi Italia semasa


hidupnya.Kondisi itulah yang menjadi dasar-dasar refleksi yang kemudian
menentukanpandangan-pandangan Machiavelli tentang suatu negara,
kekuasaan dan penguasa. Italia saat itu adalah negara yang terpecah-pecah
akibat adanya gereja-gereja sebagai dominion atau pusat pemerintahan masing-
masing wilayah. Italia terbagi menjadi lima dominion yaitu Naples, Venezia,
Roma (Vatikan), Florence dan Milan. Perpecahan kekuasaan inidinilai
Machiavelli sebagai faktor yang melemahkan Italia secara keseluruhan di
hadapan musuh-musuh di sekitarnya seperti Perancis dan Spanyol yang mana
masing-masing dari keduanya lebih dulu menjadi negarakesatuan2.
Menurut Machiavelli kesatuan suatu negara adalah hal mutlak yang
harus diwujudkan. Kekuatan negara terletak pada tangan penguasa yang
menguasai negara secara keseluruhan. Di tangan penguasalah nasib negara
ditentukan. Hakikat nilai yang harus selalu dijunjung tinggi oleh penguasa
dalam kehidupan ini adalah negara (kekuasaan). Oleh karena itu, Machiavelli
beranggapan bahwa untuk menjunjung tinggi sebuah simbol negara, maka
diperlukancara-cara yang tidak boleh dikaitkan dengan asa nilai atau moral.
Menurutnya, penguasa berhak melakukan apapun, baik atau buruk, cara halus
atau kasar, untuk mempertahankan kekuasaannya dari segala ancaman yang
akan mereduksi legitimasinya yang itu dikhawatirkan oleh Machiavelli akan
menimbulkan disintegrasi nasional. Nilai-nilai keagamaan, moralitas adalah
hal yang harus dipisahkan dari unsur-unsur politik kenegaraan. Agama
hanyalah sebagai penopang, atau kendaraan yang mampu digunakan
seperlunya, selama itu mendukung pada kepentingan penguasa dalam
berkuasa2.
Analogi penguasa ideal yang menarik dari pemikir asal Florence ini
adalah Singa dan kancil. Singa adalah simbol kebuasan dan kekejaman untuk
mempertahankan kekuasaan. Sedangkan kancil adalah simbol keramahan dan
kemurahan hati untuk menarik simpati. Penguasa diharuskan untuk pintar
menempatkan posisinya kapan kapan dia harus menjadi singa dan kapan dia
harus menjadi seekor kancil. Penguasa harus bisa mencegah ancaman, baik
internal maupun esternal yang akan merusak kesatuan dan keutuhan negara
sekalipun dengan cara-cara yang kejam seperti pembunuhan, pembantaian dan
lain-lain. Akan tetapi, di saat aman, penguasa juga tidak boleh lupa untuk
menarik simpati rakyatnya sebagai sumber legitimasi baginya dengan berbaik
hati dan memenuhi keinginan-keinginan rakyatnya. Dengan demikian, maka
suatu negara itu akan utuh dan solid2.
Masalah keamanan nasional, Machiavelli juga berpendapat bahwa
kekuatan nasional tidak boleh digantungkan pada kekuatan pihak lain. Garda
bangsa haruslah terdiri dari warga negara itu sendiri, tidak dari warga negara
lain yang hanya bekerjasebagai tentara bayaran. Tentara bayaran hanya bekerja
sesuai dengan kontrak kerja yang disepakati, tidak ada loyalitas yang murni
terhadap seorang penguasa. Maka, negara yang menggantungkan kekuatannya
dari tentara bayaran dianggap masih lemah dan akan hancur karena dirinya
sendiri sebab terlalu banyaknya alokasi dana yang digunakan dan tidak adanya
loyalitas2.

2.2 Relevansi Pancasila Menurut Machiavelli Bagi AnakMilenial

Era Milenial adalah zaman yang sarat dengan perubahan signifikan


pada semua aspek kehidupan, terkait dengan perkembangan teknologi dan alat-
alat komunikasi digital, terutama kaum muda saat ini, diikuti cara pandang
serta sikap serba pragmatis. Pada era ini generasi milenial diharapkan dapat
berkontibusi positif terhadap kemajuan kehidupan secara keseluruhan.
Generasi milenial yang dimaksud adalah generasi Y, yakni generasi yang lahir
direntang tahun 1980-an sampai 2000-an, berusia antara 15-35 tahun. Mereka,
hadir dan berperan menggantikan generasi sebelumnya yakni generasiX2.
Sebagai generasi milenial saat ini sesuai dengan pandangan
Machiavelli mengenai Pancasila bagi kaum milenial, hendaknya berpartisipasi
dalam mengembangkan kemajuan untuk Indonesia sesuai dengan Pancasila.
Menghadapi globalisme di era milenial, sebagai kaum muda yang taat terhadap
Pancasila mestinyadihadapi dengan tegar, percaya diri, dan senantiasa menjaga
jati diri sebagai bangsa mandiri. Sikap rendah diri, putus asa, dan takluk
terhadap pengaruh globalisme, tak boleh terjadi pada bangsa Indonesia. Kaum
muda harus bisa menjadi generasi yang tangguh terhadap apapun yang demi
kemajuan Indonesia2.
2.3 Realita Perilaku Masyarakat Milenial
Dalam sebuah pengamatan yang dilakukan, sikap yang terlihat pada
beberapa masyarakat dan mahasiswa memperlihatkan sikap-sikap yang sudah
tidak menerapkan nilai Pancasila pada kehidupan sehari-hari. Diantaranya
sebagai berikut3:
a) Pada sila pertama tertera “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Ketika
pengamatan, masih banyak sekali masyarakat dan kalangan mahasiswa
yang tidak menjalankan kewajiban beribadah sebagai umat yang
beragama. Saat adzan Dzuhur berkumandang masih banyak orang
yang tetap di lokasi nongkrong bahkan sampai adzan ashar
berkumandang, sangat jelas orang tersebut memang berniat
meninggalkan kewajibanberibadahnya.
b) Pada sila kedua tertera “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”. Ketika
berkumpul bersama dalam satu tempat memperlihatkan individual.
Dimana masing-masing hanya terfokus pada gadget yang mereka
miliki. Meskipun ada teman disampingnya mereka tetap saja
memainkan gadget seperti tidak memedulikan orang sekitarnya.
Kemudian juga sering terjadi, suatu kelompok yang tidak membela
yang benar justru membela yang salah karena teman kelompoknya
yang terlibat melakukankesalahan.
c) Pada sila ketiga tertera “Persatuan Indonesia”. Pada pertengahan 2019,
terjadi ricuh mahasiswa Papua di Malang yang menuntut kemerdekaan
bagi Papua. Yang mana seharusnya hal tersebut bisa dilakukan baik-
baik mendatangi pemerintahan tidak dengan melakukan aksi ricuh di
daerah bukantempatnya.
d) Pada sila keempat tertera “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan”. Sikap yang
telihat yaitu tidak menghargai pendapat orang lain ketika berdiskusi
karena menganggap pendapatnya yang benar dan pendapat orang lain
tidak sesuai, menolak hadir saat diundang rapat oleh organisasi,
memaksa pilihan orang lain dalam pemilihanumum.
e) Pada sila kelima tertera “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”. Untuk sila ini, sangat banyak sikap yang terlihat tidak
diterapkan. Yaitu sikap pilih kasih dalam pergaulan masyarakat, yang
mana saling berkelompok dan memilih dalam berteman. Kemudian
rasa gotong royong yang semakin lama memudar, melanggar aturan
lalu lintas, kelompok yang merusak fasilitas umum, membuang
sampah sembarangan, melakukan tindak korupsi uang dan tidak mau
bekerja sama ketika ada teman membutuhkanbantuan

2.4 Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila Bagi GenerasiMilenial


Seiring perkembangan IPTEK yang kian maju dan modern yang masuk ke
Indonesia mengakibatkan lunturnya nilai nasionalisme dan patriotisme
khususnya kalangan muda zaman millenial ini. Jiwa-jiwa nilai Pancasila pun
luntur yang akan menyebabkan hal buruk bagi bangsa dan negara. Maka dari
itu, pendidikan Pancasila harus di internalisasaikan ke dalam mata kuliah
perguruan tinggi, guna memperdalam pengetahuan mahasiswa mengenai makna
Pancasila. Tapi tidak hanya untuk perguruan tinggi saja, untuk jenjang sekolah
pun juga harusditetapkan3.
Menurut Rajasa (2007), generasi muda harus mengembangkan karakter
nasionalisme melalui tiga proses yaitu3:
a) Pembangun Karakter (character builder) yaitu generasi muda berperan
membangun karakter positifr bangasa melalui kemauan keras, untuk
menjunjung nilai-nilai moral serta menginternalisasikannya pada
kehidupannyata.
b) Pemberdaya Karakter (character enabler), generasi muda menjadi role
model dari pengembangan karakter bangsa yang positif,dengan
berinisiatif membangun kesadaran kolektif denhgan kohesivitas tinggi,
misalnya menyerukan penyelesaian konflik.
c) Perekayasa karakter (character engineer) yaitu generasi muda berperan
dan berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta terlibat
dalam proses pembelajaran dalam pengembangan karakter positif
banmgsa sesuai dengan perkembanganzaman.

Maka dari itu, lima butir yang terdapat di Pancasila dapat diterapkan dengan
cara3:
a) Memiliki satu agama dan menjalankan peribadatan dari agama yang
diikuti dengan ketakwaan pada tuhan serta tidak memaksa seseorang
untuk masuk ke agama yang diyakini karena setiap orang memiliki hak
untuk memilih agama sesuai yang dikehendaki.
b) Menghargai perbedaan di tengah masyarakat yang terdiri dari
banyaknya suku, agama, ras. Serta menjaga adab dan kesopanan, budi
pekerti di dalam berbagaikondisi.
c) Cinta pada tanah air untuk menjaga persatuan dan kesatuan di tengah
masyarakat karena menyadari bahwa kita bertanah air satu, Indonesia
serta meningkatkan kreativitas karya yang kitahasilkan.
d) Mengawasi dan memberikan saran terhadap jalannya penyelenggaraan
kedaulatan rakyat yang dilakukan pemerintah dan mengutamakan
pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat untuk
menyelesaikan suatu permasalahan, baik kepentingan dua orang atau
lebih.
e) Senantiasa berusaha membantu orang lain yang dilanda kesusahan,
menghormati hasil musyawarah sekalipun bertentangan dengan
pendapat kita, serta berani memeperjuangkan keadilan baik untuk diri
sendiri maupun untuk oranglain.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila dan generasi Milenial merupakan dua hal yang menarik untuk
dibicarakan saat ini. Dari penjelasan diatas sesuai pandangan Machiavelli terhadap
Pancasila terlihat jelas bahwa kaum muda pada generasi milenial harus bisa
berpartisipasi dalam ideologi Pancasila, demi kemajuan bangsa Indonesia yang
bersatu dalam berbagai budaya yang ada di Indonesia. Pancasila dalam kaitannya
dengan pergaulan global tidak dapat dipisahkan dengan generasi milenial.
Mengingat dalam beberapa puluh tahun kedepan merekalah yang akan
menentukan arah dan nasib kemana bangsa dan negara ini harusmelangkah.
Oleh sebab itu menjadi syarat mutlak agar Pancasila dapat bersemayam
didalam jiwa para generasi milenial diperlukan model komunikasi dan pendekatan
yang lebih konstruktif, dialogis serta kekinian sesuai perkembangan zaman saat
ini. Salah satu halyang membedakan generasi milenial dengan generasi-generasi
sebelumnya adalah sosial media komunikasi, hal tersebut seiring dengan
perkembangan teknologi mediakomunikasi yang sangat cepat.
DAFTAR PUSTAKA

1 Nilai-nilai pancasila bagi generasi milenial. Ambon. Nov


2019.https://maluku.kemenag.go.id/berita/nilai-nilai-pancasila-bagi-generasi-
milenial
2 Tilasanti MF. Pancasila menurut machiavelli dan relevansinya bagi anak milenial.
STKIP Widya Yuwana Madiun. Jun 2019. DOI: 10.31219/osf.io/x8pr5
3 Anggraini D, Fathari F, Jordi WA, Muhammad DAA. Pengamalan nilai-nilai
pancasila bagi generasi milenial. J Inovasi Ilmu Sosial dan Politik. Feb 2020;
2(2):13-7

Anda mungkin juga menyukai