Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL ILMIAH

PENGENALAN PENYAKIT DIABETES MELITUS


RECOGNITION OF DIABETES MELLITUS DISEASE

Yelfi Anwar1*, Jalaludin2, Sari2, Yessy2, Anggi2, Irvan2, Budi2, Maya2, Reffany2, Rini2,
Syarifah2, Winda2.
1
Dosen Program Studi Profesi Apoteker Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Utara
2
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Utara
*yelfianwar2@gmail.com

ABSTRAK
Penyuluhan webinar merupakan kegiatan memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat
terhadap suatu topik. Penatalakasanaan penyakit diabetes mellitus merupakan topik yang kami
pilih. Penyuluhan diadakan melalui aplikasi zoom secara online target peserta yang ditujukan
seluruh masyarakat Indonesia yang dapat menggunakan aplikasi zoom. Pelaksanaan kegiatan
penyuluhan selam kurang lebih 2 jam dengan memberikan kuisioner pretest webinar dan post
test webinar, soal kuisioner dibuat sebanyak 10 soal. Soal kuisioner dibuat untuk melihat
persentasi peningkatan pengetahuan kepada masyarakat yang ikut hadir. Sebanyak 180 peserta
yang menghadiri pelaksanaan kegiatan webinar, terdapat rerata persentase sebelum webinar
sebanyak 83.22% yang menjawab benar soal kuisioner sebelum webinar. setelah webinar terjadi
peningkatan yang tidak signifikan terhadap rerata persentase kuisioner yaitu 85.12%. dari hasil
tersebut dapat dikatakan bahwa webinar penyuluhan penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus
memberikan manfaat dan peningkatan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat.
Kata kunci: Webinar, Diabetes mellitus, Penyuluhan

ABSTRAC
Webinar extension is an activity that provides information and education to the public on a
topic. Management of diabetes mellitus is our topic of choice. Extension is held through the
participant's online zoom application that serves all Indonesian people who can use the zoom
application. The implementation of the extension activity for approximately 2 hours by giving a
pre-test webinar and post-test webinar questionnaire, 10 questionnaires were made.
Questionnaire questions were made to see the percentage of increased knowledge of the people
who attended. As many as 180 participants who conducted webinar activities, there was an
average proportion of 83.22% before the webinar who answered correctly the questionnaire
questions before the webinar. After the webinar, there was an insignificant increase in the mean
proportion of the questionnaire, namely 85.12%. From these results it can be said that the
diabetes mellitus management counseling webinar provides benefits and increases knowledge
and insight to the community.
Keyword: webinarDiabetes melituscounseling
PENDAHULUAN

Berbicara tentang kesehatan pasti tidak terlepas dari yang namanya sehat jiwa dan raga.
Zaman yang semakin modern ini tentu membuat silkus kesehatan tidak dapat dikontrol karena
dengan berbagai tingkat aktivitas yang berbeda – berbeda dan kemalasan tiap individu serta
makin banyak racikan makanan minuman yang bervariasi. Tentu hal ini dapat membuat pola
kesehatan dalam masyarakat tidak stabil. Makanan dan minuman merupakan salah satu faktor
memicu terjadinya penyakit, kita tau bersama bahwa sesuatu yang berlebihan dan yang kurang
itu sangatlah tidak baik. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan fisiologi tubuh seseorang
bahkan mengalami penyakit. Makanan dan minuman yang kaya gula dapat menyebabkan suatu
penyakit yang disebut diabetes mellitus.

Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit yang diindikasikan karena kelebihan glukosa
dalam darah dimana batas normal dari kadar gula tidak boleh lebih dari 200 mg/dl. Penyakit ini
dapat menyerang siapa saja baik pria ataupun wanita. Penyakit diabetes dikarenakan karena pola
hidup yang tidak sehat, suka makanan yang mengandung kadar gula tinggi, obesitas, dan kurang
melakukan aktivitas, ada beberapa yang diakibatkan karena kelainan organ sejak lahir dan juga
faktor turunan keluarga.

Penyakit diabetes mellitus tidak sedikit yang menyebabkan kematian hampir diseluruh
belahan dunia. Beberapa penemuan obat diabetes mellitus yang diciptakan juga semakin banyak
namun terkadang memiliki efek samping yang tidak kita inginkan. Sehingga melalui penyuluhan
ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin agar masyarakat dapat memahami bahwa penting sekali
untuk menjaga pola sehat agar terhindar dari penyakit diabetes mellitus.

METODE

Desain projek kali ini menggunakan kuisoner pertanyaan tentang materi diabetes mellitus
sebanyak 10 nomor. Soal dalam bentuk pre test dan post test yang diajukan dalam google form
responden sebelum dan sesuda webinar. Hasil analisisnya dengan melihat persentasi nilai rata –
rata dari responden peserta. Projek ini dilaksanakan pada tanggal 28 januari 13.00 WIB melalui
media aplikasi zoom untuk seluruh peserta didaerah masing – masing. Teknik pengambilan
sampel dalam penyuluhan kali ini adalah seluruh masyarakat Indonesia yang dapat menggunakan
aplikasi zoom meeting yang ingin mengetahui tentang penyakit diabetes mellitus. Teknik
pengumpulan data yaitu dengan mengumpulkan seluruh peserta dalam suatu group untuk
dijelaskan tentang waktu pelaksanaan dan menjelaskan tentang pengisian soal pre test dan post
tes sebelum dan sesuda webinar. kemudian data dianalisis dengan menggunakan nilai persentasi
rata – rata dan luaran yang didapatkan berupa draf artikelilmiah dan link yutube.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyakit diabet mellitus merupakan salah satu penyakit metabolic yang ditandai dengan
peningkatannya kadar gula darah dalam tubuh. Kadar gula dalam darah dianjurkan tidak boleh
lebih dari 200 mg/dl. Faktor resiko yang menyebabkan penyakit diabetes mellitus ini adalah gaya
hidup yang tidak sehat sering mengkonsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula atau
makanan dan minuman yang manis, kurangnya olahraga juga mendukung terjadinya penyakit
diabtes, semakin kurangnya aktivitas dan meningkatnya nafsu makan hal ini berunjung pada
peningkatan berat badan, penumpukan glikogen dihati tentunya ini juga memicu terjadinya
penyakit diabetes, obesitas juga berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat, dan stres. Pada
keadaan stress tubuh akan melepaskan hormone sehingga memicu terjadinya nafsu makan atau
ngemil. Diabetes mellitus ini tidak memandang siapa saja hampir seluruh masyarakat pernah
melihat atau mendengar bahkan mengalami penyakit ini. Sehingga perlu adanya pemahan kepada
masyarakat agar bisa mengenal dan mengetahui serta mencegah peningkatan penyakit ini.

Berdasarkan dari data yang kami peroleh dari hasil pre test ini maka dapat diketahui
bahwa pengetahuan responden tentang penyakit diabetes mellitus sudah cukup bagus dengan
nilai persentase benar sebesar 83.22% dan nilai persentase salah yaitu sebesar 16.78%.
Berdasarkan dari data yang diperoleh dari hasil post test dengan soal yang sama seperti pre test
ini maka dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang penyakit diabetes mellitus sudah
memperoleh peningkatan nilai yang cukup tinngi dengan nilai persentase benar sebesar 85.12%
dan nilai persentase salah yaitu sebesar 14.88%. berikut merupakan hasil kuisioner yang kami
peroleh dari google form.
Berdasarkan hasil data yang didapatkan pada grafik analsis data pre test webinar
didapatkan bahwa peserta sudah mengenal dan paham tentang penyakit diabetes dimana hasil
rata – rata benar menjawab soal mencapai 83.22% dan yang menjawab salah 16.78%. dari hasil
tersebut bahwa dari sekian peserta yang mengisi kuisioner pretesr webinar ini sudah mengenal
dengan baik tentang penyakit diabetes. Berdasarkan data analisis data kuisioner post test webinar
didapatkan peningkatan jumlah rata – rata, dimana didapatkan rata – rata menjawab benar
85.12% dan yang menjawab salah 14.88%. Dari hasil yang diperoleh pada grafik yaitu
peningkatan pengetahauan masyarakat tentang Diabetes Mellitus bertambah sebesar kurang lebih
2%. Hasil tersebut diperoleh dari hasil selisih antara jumlah rata-rata data post test dan pretest
yang berupa kuisioner. Metode survey ini dianggap lebih mudah dan cepat dalam memperoleh
data dimana para responden bisa mengisi kuisioner dari rumah. Kami juga membandingkan hasil
survey dengan data dari Setiawan, et al. 2018 mengenai hubungan tingkat pengetahuan dengan
kecemasan penderita diabetes mellitus.
Data tersebut diperoleh dari responden yang menderita penyakit diabetes mellitus di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis sebanyak
333 orang. Dari data tabel 10. dapat diketahui pengetahuan responden tentang penyakit diabetes
mellitus mayoritas masih kurang yaitu sebesar 51.9% yang artinya responden masih kurang
mengetahui tentang penyakit yang dideritanya. Minimnya pengetahuan yang terjadi karena
kurangnya informasi tentang penyakit diabetes mellitus ini yang akan menyebabkan factor
resiko akan memperburuk prognosis serta menurunkan kualitas hidup penderita diabetes mellitus
(Trikkalinou, et al. 2017). Begitu juga sebaliknya, pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kualitas hidup dari penderita diabetes mellitus.

Pengetahuan yang kurang mengenai penyakit diabetes mellitus juga disebabkan oleh
banyak factor sepert, latar belakang pendidikan, jenis pekerjaan, jumlah penghasilan serta akses
informasi di layanan kesehata publik. Semakin tingginya tingkat pendidikan maka akan semakin
besar pula keempatan untuk dapat mengakses informasi seputar diabetes mellitus (Achenef, et al.
2015). Sehingga dari pernyataan yang didapatkan bahwa pengadaan penyuluhan webinar
penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat
kepada masyarakat khususnya yang mengikuti webinar.

SIMPULAN

Penyuluhan tentang penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus yang dilakukan secara


online dihadiri lebih dari 260 peserta. Terdapat 184 tanggapan terkait kuisioner pre test dan post
tes webinar. hasil menunjukan bahwa sebelum pelaksanaan webinar didapatkan rerata persentase
sebesar 83.22%, hal ini menunjukan bahwa peserta yang mengikuti acara webinar ini sudah
cukup baik mengenal dan paham tentang penyakit diabetes mellitus, sedangkan hasil kuisioner
post test didapatkan 85.12%, hal ini menunjukan terjadi peningkatan yang tidak terlalu
signifikan. Sehingga kami menyimpulkan bahwa pelaksanaan webinar ini dapat memberikan
manfaat dan pemahaman kepada masyarakat dengan melihat peningkatan sebesar kurang lebih
2%.
DAFTAR PUSTAKA

Achenef Asmamaw, Getahun Asres, Digsu Negese, Abel Fekadu, Gizachew Assefa. (2015).
Knowledge and Attitude About Diabetes Mellitus and Its Associated Factors Among
People in Debre Tabor Town, Northwest Ethiopia: Cross Sectional Study. Science
Journal of Public Health.Vol. 3 (2),p(199-209). doi: 10.11648/j.sjph.20150302.17
ADA (American Diabetes Association). 2010. Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus.
Diabetes Care Vol. 33 : S62-9.
Buraerah, Hakim. 2007. Analisis Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas
Tanrutedong, Sidenreng Rappang, 2007. Jurnal Ilmiah Nasional. Universitas Atmajaya
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Pharmaceutical Care UntukPenyakit Diabetes
Melitus. Jakarta :Depkes
Dipiro J, Dipiro J, Schwinghammer T, and Wells B. 2015. Pharmacotherapy Handbook
9thedition.United State of America: The McGraw-Hill Companies;
Mc.wright, Bogdan. 2008. Panduan Bagi Penderita Diabetes. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
PERKENI.2019. Pedoman Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa Di
Indonesia.Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI)
Setiawan, Henri., Suhanda., Sopatilah, E., Rahmat, G. 2018. Hubungan Tingkat Pengetahuan
dengan Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus. STIKes Muhammadiyah Ciamis.
University Research Colloquium (URECOL).
Trikkalinou, A., Papazafiropoulou, A. K., & Melidonis, A. (2017). Type 2 diabetes and quality
248 of life. World Journal of Diabetes, 8(4). http://doi.org/10.4239/wjd.v8.i4.120
Tjokroprawiro, A. 2006. Hidup Sehat Bersama Diabetes Melitus. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai