Anda di halaman 1dari 24

KOMUNIKAS INFORMASI DAN EDUKASI

APOTEKER UTA 1945 JAKARTA


SUSUNAN ACARA

NO ACARA JAM

1 PEMBUKAAN 10.00-10.05

2 SAMBUTAN 1 10.05-10.10

3 SAMBUTAN 2 10.10-10.15

4 PAPARAN 10.15-11.15

5 TANYA JAWAB 11.15-11.45

6 DOKUMENTASI 11.50-11.55

7 PENUTUP 11.55-12.00
WEBINAR
“WASPADAI ASAM URAT”
KELOMPOK 6
KOMUNIKAS INFORMASI DAN EDUKASI
APOTEKER UTA 1945 JAKARTA
ASAM URAT

salah satu penyakit metabolik (metabolic syndrom) yang terkait dengan pola makan diet tinggi purin dan minuman

beralkohol. Penimbunan kristal monosodium urat (MSU) pada sendi dan jaringan lunak merupakan pemicu utama

terjadinya keradangan atau inflamasi pada gout artritis

Peningkatan kadar asam urat serum di atas nilai normal, yang


pada laki-laki di atas 7 mg/dl dan pada perempuan di atas 6
mg/dl

01
Penelitian di Taiwan pada tahun 2005-2008 menunjukkan peningkatan
kejadian hiperurisemia pada lansia wanita sebesar 19,7% dan
prevalensi gout pada lansia wanita sebesar 2,33%.

EPIDEMIOLOGI
Satu survei epidemiologik yang dilakukan di Bandungan, Jawa Tengah
atas kerjasama WHO-COPCORD terhadap 4.683 sampel berusia
antara 15 – 45 tahun didapatkan bahwa prevalensi gout pada wanita
sebesar 11,7%

Puskesmas Kecamatan Gajah Mungkur yang ada di Indonesia terjadi


peningkatan kejadian gout sebesar 17,26% pada tahun 2011

02
Berdasarkan Epidemiologi faktor resiko
peningkatan penyakit asam urat disebabkan oleh

Jenis kelamin, alkohol

Asupan tinggi purin, obesitas

Hipertensi, Diabetes Melitus dan Dislipidemia

03
Etiologi Asam Urat

Asam urat merupakan kristal putih, tidak berbau dan berasa, mengalami dekomposisi dengan pemanasan
menjadi asam sianida, sangat sukar larut dalam air, serta larut dalam gliserol dan alkali hidroksida.
Asam urat dihasilkan oleh setiap makhluk hidup akibat proses metabolisme, yaitu suatu proses kimia
dalam inti sel yang berfungsi menunjang kelangsungan hidup

mayoritas asam urat diekskresikan melalui ginjal, kira-kira 10% dari asam urat yang difiltrasi oleh
glomerolus dikeluarkan melalui urin sebagai asam urat
Ada beberapa hal yag dapat meningkatkan kadara asam urat dalam darah diantaranya
1. Peningkata produksi asam urat
2. Penurunan Ekskesi asam urat
3. 3. Kombinasi antara kedua mekaisme tersebut

04
Patofisiologi

Fase I
Peningkatan asam urat yang berasal dari metabolisme purin yang berasal dari diet dan
pemecahan sel tubuh

Fase II
serangan akut yang ditandai dengan tanda radang, biasanya pada sendi metatarsofalang digiti
I, dorsum kaki, mata kaki, lutut, pergelang tangan, dan sendi siku. c

06
Patofisiologi

Fase III
Fase interkritikal asimptomatik yaitu fase tanpa adanya gejala namun kristal monosodium urat
tetap terdeposit pada cairan sendi

Fase IV
fase arthritis gout kronik yang ditandai dengan munculnya tofus (deposit monosodium urat
pada beberapa sendi namun tanpa tanda radang).

07
Manifstasi Klinik

Serangan akut artritis gout ditandai dengan
onset rasa nyeri yang menyiksa, pembengkakan,
dan inflamasi

Serangan ini pada awalnya khas monoartikular, lebih sering


mempengaruhi sndi metatarsofangeal (podagra, da kemudian


mempengauhi bagan dorsal kaki, pergelangan kaki, tumit, lutut,
pergelangan tangan jari, dan siku.


Serangan biasanya dimulai pada malam hari,
dengan pasien terbangun dari tidurnya dengan
rasa nyeri yang menyiksa

08
• Sendi yang dipengaruhi eritamentosus, hangat, dan membengkak. Demam dan
leukositosis umum terjadi

• Serangan yang tidak diobati dapat berlangsung selama 3 hingga 14 hari sebelum
penyembuhan spontan.

• Meskipun seragan akut artritis gout dapat terjadi tanpa provokasi yang jelas,
serangan dapat ditimbulkan oleh stress, trauma, konsumsi alcohol, infeksi, operasi,
penurunan kadar asam urat serum yang cepat akibat mngkonsumsi obat penurun
asam urat, dan mengkonsumsi obat-obat tertentu yang diketahui dapat
meningkatkan kosentrasi asam urat serum

09
Diagnosis

Pemeriks
aan ●
2. ●
3.
laboratori
um
Pemeriks Pemerik
aan saan

pemeriks
cairan Radiolog
aan
sendi
laboratori i

Tujuanny
um
a untuk

Pemerik
menunju saan
melihat
kkan radiologi
adanya
kadar
kristal s
asam urat
dalam
urat atau digunak
monosodi an untuk
darah
um urat melihat
diatas 7
(kristal proses
mg/dl
MSU)
untuk
dalam
yang
pria dan terjadi
cairan
6 mg/dl dalam
sendi.
untuk sendi
Untuk
wanita.
Selain itu
melihat dan
perbedaa tulang
kadar
n jenis serta
asam urat
arthritis untuk
dalam
yang
urin lebih melihat
terjadi
dari 750- proses
perlu
1.000 pengapu
dilakukan
mg/24 ran di
kultur
jam
cairan dalam
dengan
sendi. tofus
diet
biasa.

10
Rekomendasi Diagnosis
Hiperurisemia tanpa gejala klinis Serangan artritis gout akut ditandai dengan nyeri hebat,
ditandai dengan kadar asam urat nyeri sentuh/tekan, onset tiba-tiba, disertai bengkak
serum > 6.8 mg/ dl. dengan atau tanpa eritema yang mencapai puncak
dalam 6−12 jam pada satu sendi

Penemuan kristal MSU dari sendi yang


tidak mengalami radang dapat menjadi
diagnosis deinitif gout pada fase Diagnosis deinitif gout ditegakkan apabila ditemukan
interkritikal. kristal MSU pada cairan sendi.

Direkomendasikan pemeriksaan rutin kristal MSU terhadap Diagnosis gout akut, gout fase
semua sampel cairan sendi bersumber dari sendi dengan interkritikal, gout kronis dapat ditegakkan
inlamasi terutama pada kasus yang belum terdiagnosis. dengan kriteria ACR/EULAR 2015

11
Gout dan artritis septik bisa merupakan kejadian koinsiden
sehingga pada saat dicurigai terjadi artritis septik harus
Harus dilakukan evaluasi terhadap faktor risiko gout,
dilakukan pemeriksaan pengecatan Gram dan kultur cairan
penyakit komorbiditas termasuk gambaran sindrom
sendi, walaupun telah didapatkan kristal MSU.
metabolik (obesitas, hiperglikemia, hiperlipidemia,
.
hipertensi)..

Kadar asam urat serum merupakan faktor risiko penting g


Pemeriksaan radiograi dapat memberikan gambaran tipikal namun nilai kadarnya dalam serum tidak dapat memasti
pada gout kronis dan sangat berguna untuk melakukan maupun mengeksklusi adanya gout oleh karena banyak o
diagnosis banding. Namun, tidak banyak manfaat untuk mengalami hiperurisemia namun tidak menderita gou
mengkonirmasi diagnosis pada fase dini atau gout akut.. disamping itu pada serangan gout akut sangat mungki
terjadi saat kadar serum akan normal.

Ekskresi asam urat dari ginjal sebaiknya diukur kadarnya


pada pasien gout dengan kondisi khusus, terutama pada
mereka yang memiliki riwayat keluarga, gout onset muda
yaitu usia <25 tahun atau yang memiliki riwayat batu ginjal.
12 .
Terapi Non Farmakologi

Pasien dianjurkan untuk megurangi


konsumsi makana yang mengandung
Terapi Non Farmakologi tinggi purin (contoh: daging-daging
organ), menghindari alcohol, dan
menurunkan berat badan jika obesitas

13
Terapi Farmakologi

Mengurangi rasa nyeri
Tujuan Pengobatan ●
Mempertahankan fungsi sendi

Mencegah terjadinya kelumpuhan.


Edukasi pasien tentang diet
Penatalaksanaan Utama ●
Lifestyle

Perawatan komordibitas

14
Pilihan Obat Artritis Gout Akut

AINS Pengunaan obat AINS selalu diperhatikan efek analgesicnya yang


bertahan lama yang membuatnya sangat berguna pada pengobatan
nyeri berlanjut atau nyeri berulang akibat radang. Oleh karena itu,
walau paracetamol sering mengatasi nyeri dengan baik pada
osteoartitis, AINS lebih tepat dari pada paracetamol atau analgesic
opioid dalam artritis meradang

15
Efek analgesic normalnya diperoleh dalam selang waktu seminggu, sementara efek
antiinflamasinya mungkin belum tercapai. Jika respon memadai belum diperoleh dalam
selang waktu itu, harus dicoba AINS lain.

Diklofenak Piroksikam

Ketoprofe
Ibuprofen
16 n
Kortikosteroid

Kortikosteoid bekerja melalui interaksinya dengan protein reseptor yang spesifik diorgan
target, untuk mengatur suatu ekspresi genetic yang selanjutnya akan menghasilkan
perubahan dalam sintesis protein lain.
Protein yang terakhir inilah yang akan mengubah fungsi seluler organ target sehingga
diperoleh, misalya efek glukoneogenesis, meningkatkan asam lemak, meningkatkan
reabsorbsi NA dan efek antiinflamasi.

17
Satu atau d ua sendi kecil yang
Pemilihan kortikosteroid sebagai
terserang sebaiknya menggunakan
terapi inisial serangan gout artritis
kortikosteroid oral, namun jika
akut direko mendasikan untuk
sendi yang terseran g adalah sendi
mempertimbangkan jumlah sendi
besar, disarankan pemberian
yang terserang.
kortikosteroid intra artikular.

Kor
tiko
ster
oid
oral
dap
at
dibe
rika
n
sep
erti
pre
dnis
on
0,5
mg/
kg/
hari
den
gan
lam
a
pem
beri
an 5
sam
pai
10
hari
atau
2
sam
pai
5
hari
den
gan
dosi
s
pen
uh

18
Obat-obat untuk Mengatasi GOUT
Obat yang Serangan gout akut Untuk
digunakan untuk biasanya diobati mengendalikan gout
megatasi gout denga AINS dosis dalam jangka
dibedakan menjadi ttinggi. Kolkisin bisa panjang (interval),
obat untuk dijadikan pembentukan asam
penanganan alternative. urat dan purin bisa
seragan akut gout dikurangi dengan
dan obat yang penghambatan
xantin-oksidase
digunakan untuk
allopurinol atau
penanganan jangka urikosurik seperti
panjang penyakit ini probenesid atau
sulfinpirazon bisa
digunakan untuk
meningkatkan
ekskresi asam urat
dalam purin.

19
Kolkisin
enunjukkan efeknya dengan mengurangi respon inflamasi
hadap Kristal yang terdeposit dan juga engan mengurangi
fagositosis. Kolkisin mengurangi fagosisis sehingga
enganggu siklus deposisi kristal urat dan respon inflamasi.

Allopurinol
Allopurinol dan metabolit utamanya, oksipurinol, merupakan
inhibitor xantin oksidase dan mempengaruhi perubahan
poxantin menjadi xantin dan xantin menjadi asam urat. Waktu
aruh metabolitnya yang panjang, allopurinol dapat diberikan
sehari sekali
20
Probenesis
Agen pemblok tubulus ginjal. Obat ini secara kompetitif menambat
reabsorpsi asam urat pada tubulus proksimal sehingga meningkatkan
ekskesi asam urat dan mengurangi kosentrasi urat serum.

Sulfinpiazon
Indikasi obat ini pofilaksisi gout , hiperurisemia

21
Daftar Pustaka

Dalimarta, dr. Setiawan. 2008. Resep Tumbuhan Obat untuk Asam Urat. Definis Asam Urat. Penebar Swadaya.

Diatari, Ervi dan Aryu Candra. 2013 Pengaruh Aspa Purin dan Cairan Terhadap Kadar Asam Urat Wanita USia
50-6 Tahun Di Kecamatan Gajah Mungkur Semarang.

Kertia, dr Nyoman, Sp PD-K.R. 2009. Asam Urat Benar Hanya Menyerang Laki-Laki. Pengertian da Penyebab
Asam Urat. PT. Bentang Pustaka.

Manampiring, Dr Aaltje E, M.Kes. dan Widdy Bodhy S.Si. Apt. 2011. Prevalensi Hiperuisemia Pada Remaja
Obese Di Kota Tomohon. Prevelensi Asam Urat. Manado

Perez-Ruiz Fernando, Dalbeth Nicola, Bardin Tomas. "A Review of Uric Acid, Crystal Deposition Disease, and
Gout." Adv Ther, 2015: 31-41.

22
22

Anda mungkin juga menyukai