Pembimbing :
Ns. Nasrah,S.Kep.M.Kep
Disusun oleh :
Kelompok 4
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
stase KMB tentang “Hipertensi”. Makalah ini dibuat berdasarkan beberapa sumber
yang bersangkutan dengan materi. Dalam penyusunan makalah ini, tentulah kami
pengetahuan dan kemampuan yang kami punya. Kami menyadari bahwa makalah
ini jauh dari sempurna baik secara penyajian ataupun kelengkapannya. Oleh karena
itu, kami siap menerima segala kritik dan saran demi sempurnanya makalah-
Tak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata tidak ada sesuatu
yang dapat penulis berikan atas segala kebaikan dari semua pihak, hanya ucapan
terima kasih dan doa semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu menuntun dan
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................7
BAB IV PENUTUP..................................................................................................64
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................64
4.2 Saran................................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................65
BAB 1
PENDAHULUAN
terdiri atas jantung, komponen darah, dan pembuluh darah (Muttaqin, 2009). Fungsi
nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses
metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran
darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima
tubuh. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ
vital seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi organ tersebut.
sirkulasi ini akan bekerja dengan baik jika proses pemompaan berlangsung dengan
baik. Jika pemompaan ini tidak sempurna, distribusi oksigen akan menurun yang
proses kompensasi terjadi terus menerus, pada akhirnya jantung akan gagal
siklus jantung yang terdiri dari sistol dan diastol (Ronny,dkk., 2008).
Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir
mencapai semua jaringan tubuh manusia. Tekanan darah sistolik adalah tekanan
6
darah pada waktu jantung menguncup (sistol). Adapaun tekanan darah diastolic
darah manusia dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu tekanan darah
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab
saat ini prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% dari total penduduk dunia.
Dari sejumlah penderita tersebut hanya kurang dari 1/5 yang melakukan upaya
pengendalian terhadap tekanan darah yang dimiliki. Asia Tenggara berada di posisi
hasil pengukuran pada penduduk usia >18 tahun sebesar 34,1% tertinggi di
Dinas Kota Jayapura tahun 2019 menyatakan bahwa pasien Hipertensi sekitar 6%
1.3 Tujuan
Universitas Cenderawasih.
perkuliahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
normal atau tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg
sering tidak menampakkan gejala. Separuh orang yang menderita hipertensi tidak
sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus
hidup.
didalam arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung
dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi
(hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat
hipertensi mempunyai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah
1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada waktu yang berbeda. Waktu yang
paling baik saat melakukan pemeriksaan tekanan darah adalah saat istirahat dan
dalam keadaan duduk atau berbaring. Klasifikasi tekanan darah menurut WHO :
10
Hipertensi adalah salah satu faktor resiko untuk terjadinya stroke, serangan
tekanan darah. Tekanan darah sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun,
11
2. Hipertensi sekunder
1. Faktor keturunan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.
2. Ciri perseorangan
hipertensi:
Na.
3. Stress Lingkungan.
oksigenasi
pada medulla oblongata di otak dimana dari vasomotor ini mulai saraf simpatik
yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolomna medulla ke ganglia
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis. Pada titik
berkurang atau menurun dan berakibat diproduksinya renin, renin akan merangsang
korteks adrenal dimana hormon aldosteron ini menyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal dan menyebabkan peningkatan volume cairan intra vaskuler
besar pasien dengan hipertensi esensial mempunyai curah jantung yang normal,
arteri yang besar atau kapiler, melainkan oleh arteriola kecil, yang dindingnya
mengandung sel otot polos.Kontraksi sel otot polos diduga berkaitan dengan
irreversible. Pada hipertensi yang sangat dini, tahanan perifer tidak meningkat
(Lumbantobing, 2008).
2. Sistem renin-angiotensin
atau kurang asupan garam. Ia juga dilepas sebagai jawaban terhadap stimulasi
(Lumbantobing, 2008).
dilatasi arteriola. Jadi sistem saraf otonom mempunyai peranan yang penting
tekanan darah sebagai jawaban terhadap stres dan kerja fisik (Lumbantobing,
2008).
ANP merupakan hormon yang diproduksi oleh atrium jantung sebagai jawaban
garam dan air dari ginjal, jadi sebagai semacam diuretik alamiah. Gangguan
16
(Lumbantobing, 2008).
2. Sakit kepala
3. Epistaksis
4. Pusing / migrain
6. Sukar tidur
9. Muka pucat
dengan pemeriksaan tekanan darah saja (Kurt, 2000; dalam Sari 2011). Seseorang
dapat menganggap sakit kepala, pusing atau hidung berdarah merupakan tanda-
tanda meningkatnya tekanan darah, padahal gejala tersebut hanya sebagian kecil
yang terjadi akibat hipertensi (Sheps, 2005; dalam Sari, 2011). Sebuah penelitian
menemukan tidak ada hubungan antara sakit kepala dengan meningkatnya tekanan
darah, bahkan sebagian orang tidak merasakan tanda atau gejala apapun.
17
Tanda dan gejala lain yang sering dihubungkan dengan hipertensi seperti
keringat berlebihan, kejang otot, sering berkemih dan denyut jantung yang cepat
dan tidak beraturan atau palpitasi (Sheps, 2005; dalam Sari, 2011). Gejala lain yang
umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala,
keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain
hipertensi yakni meliputi pusing, kaku tengkuk, kaku bahu, kesemutan, mual,
lemas, sakit pinggang dan sesak nafas. Menurut Smeltzer&Bare (2001) faktor yang
yang dirasakan pasien. Pasien dapat menganggap sebuah gejala hipertensi sebagai
sebuah gangguan kenyamanan atau tidak bergantung dari beberapa faktor. Menurut
1. Pemeriksaan Laboratorium :
ginjal.
18
3. EKG: dapat menunjukan pola regangan, dimana letak dan berapa luasnya,
hipertensi.
perbaikan ginjal.
5. Foto Thorax: dapat menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup dan
pembesaran jantung.
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk
mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam
tekanan darah dapat terlihat pada tabel 4 sesuai dengan rekomendasi dari JNC VII.
gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah adalah
mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola
makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium
dan kalsium; diet rendah natrium; aktifitas fisik; dan mengkonsumsi alkohol sedikit
saja. Pada sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan
terapi satu obat antihipertensi; mengurangi garam dan berat badan dapat
diterima adalah yang didesain untuk menurunkan berat badan secara perlahan-lahan
pada pasien yang gemuk dan obes disertai pembatasan pemasukan natrium dan
alkohol. Untuk ini diperlukan pendidikan ke pasien, dan dorongan moril. Fakta-
fakta berikut dapat diberitahu kepada pasien supaya pasien mengerti rasionalitas
intervensi diet:
a. Hipertensi 2 – 3 kali lebih sering pada orang gemuk dibanding orang dengan
c. Penurunan berat badan, hanya dengan 10 pound (4.5 kg) dapat menurunkan
dari hipertensi dan sindroma resisten insulin yang dapat berlanjut ke DM tipe
e. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat
pembatasan natrium.
JNC VII menyarankan pola makan DASH yaitu diet yang kaya dengan
buah, sayur, dan produk susu redah lemak dengan kadar total lemak dan lemak
Aktivitas fisik dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga aerobik secara teratur
paling tidak 30 menit/hari beberapa hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien.
Studi menunjukkan kalau olahraga aerobik, seperti jogging, berenang, jalan kaki,
badan. Pasien harus konsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olahraga
mana yang terbaik terutama untuk pasien dengan kerusakan organ target. Merokok
hipertensi yang merokok harus dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang
2. Terapi Farmakologi
Ada 9 kelas obat anti hipertensi. Diuretik, penyekat beta, penghambat enzim
antagonis kalsium dianggap sebagai obat antihipertensi utama. Obat-obat ini baik
dengan hipertensi karena bukti menunjukkan keuntungan dengan kelas obat ini.
21
Beberapa dari kelas obat ini (misalnya diuretik dan antagonis kalsium) mempunyai
subkelas dimana perbedaan yang bermakna dari studi terlihat dalam mekanisme
kerja, penggunaan klinis atau efek samping. Penyekat alfa, agonis alfa 2 sentral,
terbaik yang ada dalam mengambil keputusan saat memilih obat secara sadar, jelas,
based untuk hipertensi termasuk memilih obat tertentu berdasarkan data yang
menurunkan tekanan darah, tolerabilitas, dan biaya saja tidak dapat dipakai dalam
kalsium (CCB).
Kebanyakan pasien dengan hipertensi memerlukan dua atau lebih obat anti
hipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Penambahan obat
kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian obat tunggal dengan
dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah. Apabila tekanan darah melebihi
dua obat. Yang harus diperhatikan adalah resiko untuk hipotensi ortostatik,
ASUHAN KEPERAWATAN
terasa pusimg ,tengkut terasa kaku, terasa kesemutan. pasein juga mengatakan
kadang terasa mual dan nyeri ulu hati, tangan kirinya agak sulit digerakan,
belum bisa duduk dan kaki juga masih kaku untuk digerakkan. Hasil
170/100 mmHg, nadi 112 x/menit, respirasi 24x/menit, suhu 36,7oC, mukosa
bibir kering, BB 70 kg & BB 170 cm. ADL pasien dibantu oleh keluarga,
makanan hanya 1,2 porsi yang habis, bising usus 6–8 x/menit, urin 600 cc/24
jam. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 12 tahun yang lalu. Hasil lab : Hb
14,5 g/dl, hematokrit 42,7%, trombosit 285 ribu, GDS 154 mg/dl. Saat ini pasien
mg/8 jam, cernevit 1 vial/24 jam, ceftriaxone 1 gr/12 jam, amlodipine 1x5 mg,
Nama : Tn. N
Umur : 48 tahun
Agama : Kristen
23
Suku : Jawa
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Nama : Ny. R
Umur : 40 tahun
Agama : Kristen
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan keluhan saat ini nyeri kepala terasa pusing, tengkuk terasa
kaku, tangan terasa kesemutan, pasien juga mengatakan kadang terasa mual dan
nyeri ulu hati, tangan kirinya agak sulit digerakkan, belum bisa duduk dan
Pasien mengatakan masuk IGD RS tanggal 14 Februari 2021 jam 10:00 WIT
dengan keluhan nyeri kepala terasa pusing, tengkuk terasa kaku, tangan terasa
kesemutan, pasien juga mengatakan kadang terasa mual dan nyeri ulu hati,
tangan kirinya agak sulit digerakkan, belum bisa duduk dan juga masih kaku
dalam pria tanggal 15 Februari 2021 jam 12:30 WIT karena nyeri tak kunjung
berkurang serta anggota tubuh agak kaku dan agak sulit digerakkan. Skala nyeri
Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Garis Serumah
kasus kelolaan)
untuk dirawat selama beberapa hari untuk menangani hipertensinya dan pasien
pasien memiliki riwayat hipertensi selama 12 tahun dan ayah pasien juga
meninggal karena hipertensi yang berakibat stroke. Pasien tidak pernah cek
rutin tekanan darah di pelayanan kesehatan, jika pusing pasien minum obat
warung.
Intake cairan : pasien minum 1,5 liter dan mukosa bibir masih kering.
c. Pola Eliminasi
Buang Air Besar : pasien mengatakan belum BAB hari ini, tetapi
Buang Air Kecil : urine yang keluar hanya 600 cc/24 jam.
27
Pasien mengatakan susah tidur karena pusing dan nyeri kepala dan tengkuk
f. Pola Perceptual
dibuka.
makan ½ porsi dan lidah terasa pahit sehingga pasien merasa mual saat
makan.
Sensasi : pasien masih merasakan sensasi saat dicubit, dan pasien merasa
orang anak yaitu 2 orang anak perempuan dan 1 orang anak laki-laki. Anak
pertama dan anak kedua sudah kuliah sedangkan anak ketiga sudah SMA
kelas 2.
dengan baik. Pasien dekat dengan keluarga dan lingkungan sekitar. Pasien
Pasien mengatakan sering merasakan stress dan banyak pikiran ketika anak-
anak akan membayar uang kuliah semester yang begitu mahal. Cara
mengelola stress yang dilakukan yaitu bercerita dan berkumpul dengan anak
Pasien beragama Kristen, pasien selalu beribadah setiap hari Minggu, pasien
dapat teratasi karena pasien yakin Tuhan selalu menolong umatnya yang
b. Tanda-tanda Vital
Respirasi = 24x/menit
Suhu = 36,7° C
Nadi = 112x/menit
BB = 70 kg
TB = 170 cm
d. Kepala
Inspeksi : Kulit kepala tampak bersih, tidak ada lesi, rambut hitam dan
ada uban sedikit-sedikit, tidak ada cabang rambut dan tidak ada kelainan.
e. Leher
Inspeksi : Leher tampak normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, vena
f. Thorax
g. Abdomen
perut, tidak ada bayangan pembuluh darah pada abdomen dan tidak ada
luka operasi.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada abdomen dan tidak ada
h.Inguinal
i. Ekstremitas
Tangan : tangan terasa kesemutan, tangan kiri agak sulit digerakkan, tidak
Kaki : kaki masih kaku untuk digerakan, belum bisa duduk dan tidak ada
j. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening.
31
iskemia.
tekanan intrakranial.
09:15 8. Memantau pemberian
obat anti hipertensi.
amlodipine 1x5 mg
dan pemberian obat
brainac 250 mg/12
jam, obat ,
ceftriaxone 1 gr/12
jam.
09:40 4. Mengidentifikasi
pengaruh nyeri
terhadap kualitas
hidup.
09:45 5. Memberikan terapi
non farmakologis
teknik nafas dalam.
09:50 6. Mengontrol
lingkungan yang
memperberat nyeri.
09:55 7. Memfasilitasi
istirahat.
10:00 8. Menjelaskan
penyebab, periode
dan pemicu nyeri.
10:20 9. Memantau tanda-
42
tanda vital.
10:30 10. Kolaborasi
pemberian analsik
2x2 mg/24 jam.
melakukan aktivitas
yang dipilih.
11:20 10. Melakukan
kolaborasi dengan
terapis dalam
merencanakan dan
memonitor program
aktifitas yang sesuai.
11:55
12:00
12:05 8. Memberikan
makanan sedikit tapi
sering.
46
12:10 9. Melakukan
kolaborasi pemberian
obat untuk
meredakan nyeri
dapat juga diberikan
sebelum makan
gastrofer 2 mg/12
jam.
12:15 10. Melakukan
kolaborasi pemberian
multivitamin.
12:20 11. Melakukan
kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrisi yang
diperlukan.
47
48
alergi makanan. O:
11:40 3. Mengidentifikasi Pasien tidak lemas,
mukosa bibir
makan yang disukai.
lembab.
11:45 4. Memonitor berat Pasien dapat
badan. menghabiskan
makanan sedikit
11:50 5. Memonitor hasil
demi sedikit
pemeriksaan TD : 150/100
laoratorium. mmHg.
11:55 6. Memfasilitasi N : 100 x/m.
R : 20x/m.
menentukan
S : 36,7°C.
pedoman diet.
IMT : 24
12:00 7. Menyajikan makan A : Masalah teratasi
secara menarik dan sebagian.
P : Intervensi di
suhu yang sesuai.
lanjutkan.
12:05 8. Memberikan
makanan sedikit tapi
sering.
12:10 9. Melakukan
55
kolaborasi pemberian
obat untuk
meredakan nyeri
dapat juga diberikan
sebelum makan
gastrofer 2 mg/12
jam.
12:15 10. Melakukan
kolaborasi
pemberian
multivitamin.
12:20 11. Melakukan
kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrisi yang
diperlukan.
56
NO Hari/ Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Tanggal Keperawatan
1. Kamis, Gangguan perfusi 08.30 1. Memantau TTV. S:
18 Februari 2021 jaringan serebral b/d 08:35 2. Memantau peningkatan Pasien mengatakan
nyeri kepala sudah
peningkatan tekanan tekanan darah. hilang dan tidak 57
vaskuler serebral. 08:40 3. Memantau penurunan merasa pusing.
frekuensi jantung. O:
Pasien tampak
08:45 4. Memantau adanya
segar.
keluhan sakit kepala. TD : 130/90
08:50 5. Memeriksa riwayat mmHg.
N : 90 x/m.
penyakit pasien secara
R : 20x/m.
rinci untuk melihat S : 36,7°C.
faktor resiko. A : Masalah
09:00 6. Memantau adanya tanda/ keperawatan teratasi.
P : Intervensi
gejala peningkatan TIK. dihentikan dan
09:05 7. Menghindari aktivitas pasien dipersiapkan
yang dapat untuk pulang.
meningkatkan tekanan
intrakranial.
09:15 8. Memantau pemberian
obat anti hipertensi.
amlodipine 1x5 mg dan
pemberian obat brainac
250 mg/12 jam, obat ,
ceftriaxone 1 gr/12 jam.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah di atas
normal atau tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang
tidak diketahui secara pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah Pengobatan hipertensi
tekanan darah dan mengurangi resiko terkena penyakit jantung. Jika perubahan-
perubahan itu tidak memberikan hasil, mungkin anda perlu mengkonsumsi obat-obat
untuk penderita hipertensi, tentu saja dengan berkonsultasi dengan dokter. Bahkan jika
harus mengkonsumsi obat-obatan, lebih baik jika disertai dengan perubahan gaya hidup
yang dapat membantu anda mengurangi jumlah atau dosis obat-obatan yang anda
konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
EGC.
Dalmartha, Setiawan dan Nova Sutarina. 2008. Care Your Self Hipertensi.
Jakarta:EGC.
Medika.