Anda di halaman 1dari 66

RANGKUMAN MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI

Pertemuan ke I sampai VIII


(SUWARDJONO – TEORI AKUNTANSI,

PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN EDISI KE TIGA)

Pertemuan ke IX sampai XIV


(WILLIAM R SCOTT - FINANCIAL ACCOUNTING THEORY, 7TH EDITION)

Dosen Pengampu :

Prof., Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak.

Disusun oleh :
Muhammad Zamroni (F0313065)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015/2016

1
PENDAHULUAN

Pada dasarnya penerapan praktik akuntansi yang diterapkan di suatu negara adalah

bentuk output/hasil dari perekaysaan dan pengembangan guna mencapai suatu tujuan sosial

tertentu. Bila ditelusuri lebih lanjut, praktik akuntansi saat ini telah dipengaruhi oleh berbagai

faktor lingkungan, seperti faktor ekonomi, politik dan sosial, lingkungan, dan lain-lain. Hal

inilah yang mempengaruhi dinamika praktik akuntansi yang diterapkan dalam suatu negara

tertentu yang apabila dibandingkan tidak dapat disamakan dengan bentuk praktik akuntansi di

negara yang lain.

Karya tulis yang telah saya buat ini adalah merupakan kumpulan materi perkuliahan

Teori Akuntansi dengan buku acuan utama karya Suwardjono terbitan buku tahun 2013

dengan judul Teori Akuntansi, Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Selain itu dipadukan pula

dengn buku karya William R Scott yang berjudul Financial Accounting Theory 7 th edition

yang merupakan kelanjuan dari sesi perkuliahan Teori Akuntansi ini.

Berdasarkan pada buku Suwardjono, teori akuntansi dikembangkan menuju dua

bentuk orientasi yaitu orientasi positif dan orientasi normatif. Di dalam buku ini lebih

mengacu pada orientasi normatif dengan arah penalaran yang membangun dan

mengembangkan sistem pelaporan keuangan yang diterapkan dalam suatu wilayah atau

negara. Konten yang ada pada buku ini lebih banyak membahas mengenai pembentukan teori

akuntansi secara pokok dengan bersumber pada aktivitas perekayasaan pelaporan keuangan

sebagai landasan atau tema pembentukan teori tersebut. Sedangkan aktivitas perekayasaan

merupakan suatu proses pemikiran atau penalaran secara logis guna memilih, menentukan

dan menerapkan berbagai konsep, metode, teknik, teknologi, dan pendekatan secara praktis

maupun teoritis guna mencapai tujuan sosial ekonomik tertentu.

Buku Teori Akuntansi karya Suwardjono memuat 13 bab yang saling terkait dan

konsisten dalam konsep yang dituliskan. Bab 1 menjelaskan tentang pengertian akuntansi dari

2
perspektif seni, sains dan teknologi sehingga layak digunakan di dalam teori akuntansi.

Berkaitan juga pada bab 2 tentang penalaran yang menjadi pokok pikiran utama dari seluruh

materi yang ada di dalam buku. Dilanjutnkan dengan bab 3 yang menjelaskan bagaimana

proses perekayasaan pelaporan keuangan dilakukan dan bagaimana struktur akuntansi yang

diterapkan. Untuk memperluas pemahaman maka bab 4 lah yang melengkapi konsep

pemagaman tersebut dengan gambaran tentang proses perekyasaan pelaporan keuangan di

Amerika yang ujung tombaknya menghasilkan Conceptual Framework (kerangka kerja

konseptual). Diikuti pada bab 5 yang menjelaskan mengenai konsep dasar yang menjadi basis

penalaran dalam merekayasa suatu sitem pelaporan keuangan, selanjutnya setelah mengetahui

konsep-konsep secara mendasar pada peaporan keuangan. Pembahasan materi yang berfokus

pada elemen-elemen laporan keuangan telah dimuat dari bab 6 sampai bab 11, setelah

mengetahui dan memahami elemen-elemen tersebut, maka selanjutnya dapat menentukan

rerangka konseptual hingga akhirnya menjadi sumber informasi yang dapat disajikan dalam

pelaporan keuangan yang tercantum di dalam bab 12. Terakhir sebagai penutup yakni bab 13

membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan perubahan harga guna menunjukkan

keterpautan, koherensi atau relevansi rerangka akuntansi pokok yang berbasis historical cost

dengan asumsi kestabilan daya beli dan nilai barang yang tersedia di pasar.

Apabila didiskripsikan secara skematis, maka buku Teori Akuntansi karya

Suwardjono dapat memuat materi-materi sebagai berikut :

3
Bab III Proses
Perekayasaan dan
Bab II Konsep
truktur Akuntansi
Penalaran
Bab IV Proses
Conceptual
Perekayasaan di Framework
Amerika

Bab XII dan Bab XIII


Bab V Konsep Dasar (Alternatif Akuntansi &
Lingkungan Pemakai

Bab VI-XI Elemen-


elemen dalam Statement Keuangan
Statement Keuangan

Pada sesi perkuliahan selanjutnya digunakan referensi buku yang kedua yakni

financial accounting theory, karya William R Scott. Berdasarkan buku ini menjelaskan

tentang metodologi dan praktik akuntansi, yang mengharuskan badan pembuat standar untuk

selalu memastikan bahwa standar akuntansi yang telah dibuat bisa menjadi lebih efisien

terhadap kinerja ekonomi. Tujuan dari pembahasan buku ini adalah untuk memberikan

kesadaran tentang analisis kritis terhadap standar akuntansi yang berjalan saat ini beserta

lingkungan pelaporannya, yang dipecah menjadi dua kepentingan pengguna laporan

keuangan yakni pihak eksternal (investor) dan manager perusahaan itu sendiri.

4
Pada kondisi yang ideal akan memunculkan pada sebuah situasi dimana akan

diterapkannya akuntansi berbasis nilai. Hal tersebut sepanjang diterapkan akan memunculkan

pada kondisi asimetri informasi, ada 2 aspek yang melatarbelakangi asimetri informasi yakni

adverse selection dan moral hazard. Kedua aspek tersebut secara terpisah akan

diidentifikasikan berdasarkan pengguna laporan keuangan. Pada investor, adverse selection

adalah sebuah masalah yang membutuhkan adanya keputusan investasi rasional sedangkan

moral hazard merupakan masalah yang membutuhkan identifikasi pada solusi memotivasi

dan evaluasi kinerja manajemen. Dari problem tersebut, akan menimbulkan sebuah reaksi

dari kedua kepentingan tersebut dimana pihak investor akan menimbulkan reaksi akuntansi

berupa kemanfaatan keputusan dan pengungkapan penuh sedangkan reaksi akuntansi dari

manajer adalah informasi yang benar/tepat vs informasi yang sensitif. Dari kedua reaksi

tersebut maka dibutuhkan sebuah mediasi diantara 2 kepentingan pengguna laporan keuangan

yakni berupa mediasi standar setting yang akan mengidentifikasikan keduanya apa saja

permasalahan yang terjadi dan alternatif solusi yang bisa diterapkan pada keduanya.

Ada 4 komponen dasar yang dibahas pada buku ini yakni :

1. Topik tentang kondisi Ideal, yang dijelaskan secara tuntas pada bab 2 yang berjudul

akuntansi dibawah kondisi ideal


2. Topik tentang pemilihan sulit (adverse selection) yakni yang dijelaskan pada bab :
a. Bab 3 yang berjudul pendekatan kemanfaatan keputusan untuk pelaporan

keuangan.
b. Bab 4 yang menjelaskan tentang pasar sekuritas efisien
c. Bab 5 yang menjelaskan tentan perspektif informasi pada kemanfaatan keputusan
d. Bab 6 yang menjelaskan tentang perspektif pengukuran pada kemanfaatan

keputusan.
e. Bab 7 yang menjelaskan tentang aplikasi perspektif pengukuran
f. Dan bab 8 yang menjelaskan tentang konsekuensi ekonomik dan teori akuntansi

positif.
3. Topik tentang penyimpangan moral (moral hazard) ada 3 bab yang terkait yakni :
a. Bab 9 tentang suatu analisis konflik
b. Bab 10 tentang kompensasi eksekutif serta
c. Bab 11 yang menjelaskan tentang manjaemen laba

5
4. Topik yang terakhit adalah penyusunan standar, dimana ada 2 bab yang akan

mengupas tentang topik ini yakni :


a. Bab 12 yang menjelaskan tentang penyusunan standard an isu ekonomik serta
b. Bab 13 yang menjelaskan tentang penyusunan standar, isu politik

Untuk merealisasikan aktivitas atau praktik akuntansi yang baik dan benar, tidaklah

cukup apabila hanya mempelajari akuntansi secara praktik saja. Sebab pada dasarnya dibalik

praktik akuntansi terdapat berbagai asumsi dasar, gagasan, konsep, penjelasan, dan

sebagainya, yang seluruhnya telah saling berkaitan di dalam teori akuntansi. Unsur yang

terdapat pada teori akuntansi sendiri adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan mengapa

praktik akuntansi bisa terjadi. Ada berbagai problematika atau masalah yang dikandung di

dalamnya. Permasalahan ini membutuhkan penyelesaian agar bisa menemukan solusi yang

tepat untuk menangani permasalshan-permasalahan tersebut, sebab tidak cukup hanya dengan

mengandalkan pengalaman saja, namun untuk mencapai praktik akuntansi yang baik dan

sehat, maka dalam menyelesaikan masalah juga diperlukan landasan teori yang sehat dan

baik pula.

Namun, tidak semua solusi yang ditawarkan guna menyelesaikan permasalahan yang

ada di dalam Teori akuntansi bisa tuntas terselesaikan. Namun setidaknya dengan

mempelajari teori akuntansi secara komprehensif mampu menjembatani berbagai

keterbatasan pengalaman dan kemampuan praktis dalam menyelesaikan masalah. Teori

akuntansi mampu membuat orang atau kelompok bisa memperhatikan jenis-jenis

permasalahan melalui perspektif pandangan yang lebih luas dan terinci, sehingga bisa

menyatukan kesepakatan mengenai solusi yang akan diterapkan guna menyelesaikan suatu

permasalahan. Dan bila tanpa teori yang melandasinya maka tidaklah mustahil bila praktik

akuntansi yang baik dan sehat bisa dipastikan tidak akan terealisasi.

TAMBAHKAN MATERI SELANJUTNYA

6
SUWARDJONO

TEORI AKUNTANSI PEREKAYASAAN PELAPORAN

BAB I
PENGERTIAN

TEORI

AKUNTANSI
Seni

TEORI Akuntansi Sains


AKUNTAN
SI Teori Teknologi

Arti Penting Teori

Akuntansi

7
Teori akuntansi adalah komponen terpenting dalam praktik akuntansi. Dinamisnya

praktik akuntansi didominasi oleh perlakuannya dalam menghadapi berbagai masalah praktis

dan professional (Kam (1990) dalam Suwardjono, 2013: 2). Pemahaman secara komprehensif

oleh para praktisi dan lemabaga penyusun standar akan sangat memdukung pengembangan

dan perbaikan standar akuntansi menuju praktik yang baik dan sehat. Teori akuntansi menjadi

dasar penyelesaian masalah-masalah akuntansi secara beralasan atau bernalar dan dapat

dipertanggungjawabkan baik secara etika dan ilmiah.

Pengertian Akuntansi

Akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan didefinisikan sebagai berikut:

Seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi

keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan Negara tertentu dan cara

penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk

dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik. Dalam arti sempit,akuntansi

didefinisikan sebagai proses, fungsi atau praktik sebagai berikut: Proses pengidentifikasian,

pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan

penyajian data keuangan dasar yang terdiri dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau

kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi

yang relevan bagi pihak yang berkepentingan (APB Statement No.4 dalam Suwardjono,

2013: 10)

8
Akuntansi Sebagai Seni, Sains, atau Teknologi

Akuntansi

Teknologi
Sains
Taksonomi

Ilmua sosial : mempelajari gejala sosial/ manusia


Pengertian akuntansi Perekayasaan sikasi atau suatu sistem pelaporan

Penjelasan ilmiah dengan metode ilmiah induktif atau empiris


Pertimbangan logis dengan pertimbanagn nilai
Pengertian teori akuntansi

Rerangka konseptual sebagai justifikasi dan kebijaka


Hasil Teori atau penjelasan ilmiah sebagai generalisasi

Dimulainya pengembangan teori akuntansi dianggap mulai ada sejak seseorang yang

hendak memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun langsung dalam

dunia praktik dan mengerjakan magang pada praktisi. Adapun yang dimaksud dengan

akuntansi disebut sebagai seni yakni cara penerapannya, bukan sifatnya. Apabila akuntansi

dipandang sebagai Sains, maka akan banyak yang membahas tentang gejala akuntansi.

Akuntansi bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip umum guna menjustifikasi kebijakan

dalam rangka mencapai tujuan tertentu (tujuan pelaporan keuangan) bukan untuk

mendapatkan kebenaran penjelasan (teori). Menurut (Suwardjono, 2013: 15) pada dasarnya

9
akuntansi tidak mempunyai karakteristik sebagai sains, malainkan akuntansi masuk ke dalam

bidang pengetahuan teknologi, sehingga akuntansi dapat didefinisikan sebagai “rekayasaan

informasi dan pengendalian keuangan.”

Akuntansi Sebagai Seni, Sains, atau Teknologi

Pada awalnya pengembangan, akuntansi dapat dikatakan sebagai kerajinan karena

orang yang akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun langsung

dalam dunia praktik dan mengerjakan magang pada praktisi. Yang dimaksud dengan

akuntansi dikatakan sebagai seni adalah cara menerapkannya bukan sifatnya sebagai

seperangkat pengetahuan. Bila akuntansi dipandang sebagai Sains, akuntansi akan banyak

membahas gejala akuntansi. Tujuan akuntansi adalah menghasilkan atau menemukan prinsip-

prinsip umum untuk menjustifikasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu (tujuan

pelaporan keuangan) bukan untuk mendapatkan kebenaran penjelasan (teori). Akuntansi tidak

mempunyai sifat-sifat sebagai sains, karena akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan

teknologi, akuntansi dapat didefinisikan sebagai “rekayasaan informasi dan pengendalian

keuangan.” (Suwardjono, 2013: 15)

Teori Akuntansi Semantik, Sintaktik, dan Pragmatik

Teori akuntansi semantika menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia

nyata atau realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen

statemen keuangan) sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa

harus secara langsung menyaksikan kegiatan tersebut (Suwardjono, 2013: 30). Sedangkan

Teori akuntansi sintaktik merupakan suatu teori yang berorientasi pada pembahasan masalah-

masalah mengenai bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara

semantik dalam elemen-elemen kauangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen

keuangan (Suwardjono, 2013: 31). Dan yang terakhir, berdasarkan pada (Suwardjono: 2013:

10
32), teori akuntansi pragmatik lebih dipusatkan perhatiannya pada perubahan perilaku

pemakai laporan sebagai dampak dari pengaruh informasi yang tersedia.

Aspek Pendekatan Penalaran

Menurut Suwardjono di dalam buku Teori Akuntansi jilid 2013 halaman 34, Penalaran

merupakan suatu proses berpikir yang logis dan sistematis untuk membentuk dan

mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pertanyaan atau penjelasan. Pendekatan

penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyatan umum yang

disepakati (disebut premis ) ke pernyatan khusus sebagai simpulan ( konklusi ). Sebaliknya,

penalaran induktif adalah negasi dari penalaran deduktif. Secara istilah, menurut Suwardjono

dalam Teori Akuntansi jilid 2013 halaman 35, penalaran ini dimulai dari suatu suatu

pernyataan atau keadaan yang khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum yang merupakan

generalisasi dari keadaan khusus yang dijelaskan.

BAB II
PENALARAN (REASONING)

Masukan Proses Keluaran

• Asersi • Argumen • Keyakinan

11
Definisi Penalaran

Apabila didefinisikan kata penalaran, maka statement yang dapat diketahui yakni adalah

proses berpikir logis dan sistematis guna membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan

terhadap suatu pernyataan atau asersi (Mickerson (1986) dalam Suwardjon, 2013: 41).

Unsur dan Struktur Penalaran

Berikut ini adalah struktur dan proses penalaran di bangun atas dasar tiga konsep penting

yaitu:

1. Asersi
Merupakan suatu pernyataan (pada umumnya adalah positif) yang menegaskan bahwa

sesuatu ( misalnya teori) adalah benar (Suwardjono, 2013: 42). Asersi dapat di

klasifikasi menjadi asumsi, hipotesis dan pernyataan fakta. Jenis asersi itu sebagai

berikut :
a. Asumsi adalah asersi yang di yakini benar meskipun orang tidak dapat mengajukan

atau menunjukan bukti tentang kebenarannya secara meyakinkan atau asersi yang

orang bersedia untuk menerima sebagai benar untuk keperluan diskusi atau debat .
b. Hipotesis adalah asersi yang kebenarannya belum atau tidak di ketahui atau di

yakini bahwa asersi tersebut dapat di uji kebenarannya.


c. Pernyataan fakta adalah asersi yang bukti tentang kebenarannya di yakini sangat

kuat atau bahkan tidak dapat di bantah.

Berdasarkan jensi asersi tersebut, maka asersi dapat berfungsi sebagai pembuat remis

dan pembuat konkluksi (Suwardjono, 2013: 52). Pembuat remis (Peremis) merupakan

asersi yang diterapkan guna mendorong dicetuskannya suatu konkluksi. Turunan dari

serangkaian asersi adalah konklusi.

2. Keyakinan

12
Secara istilah, keyakinan merupakan tingkat kebersediaan seseorang untuk menerima

bahwa suatu pernyataan atau teori mengenai suatu fenomena atau gejala adalah benar.

(Suwardjon, 2013: 42). Berikut ini properitas keyakinan yang perlu disadari dalam

beragumen: keadabenaran, bukan pendapat, bertingkat Keyakinan, berbias, bermuatan

nilai, berkekuatan, veridical, berketertempaan.


3. Argumen
Secara istilah, argumen merupakan serangkaian aseri beserta keterkaitan (atikulasi)

dan inferensi atau penyimpulan yang di gunakan untuk mendukung suatu keyakinan.

Argumen dapat diklasifikasikan menjadi sebagi berikut:


a. Argument deduktif.
Argument deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan

umum yang di sepakati (premis) ke pernyataan khusus sebagai simpulan konkluksi.


b. Argument induktif.
Penalaran ini berawal dari sutu pernyataan atau ke adaan yang khusus dengan

pernyataan umum yang merupakan generealisasi dari ke adaan khusus tersebut.

Bedanya dengan argument deduktif yang merupakan argument logis sedangkan

argument induktif bersifat sebagi argumen ada benarnya.


 Strategem. Strategem adalah pendekatan atau cara-cara untuk

mempengaruhi keyakinan orang dengan cara selain mengajukan argument

yang valid atau masuk akal (Suwardjono, 2013: 72). Beberapa jenis

stratagem antara lain: persusasi tak langsung, membidik orangnya,

menyampingkan masalah, misrepresentasi, imbauan cacah, imbauan

autoritas, imbauan tradisi, dilemma semu, dan imbauan emosi


 Kecohan. Kecohan adalah jenis argument yang cenderung untuk mengajak

kita bahkan mungkin jika itu salah (Caderblom dan Paulsen (1986) dalam

Suwardjono, 2013: 72)


 Salah Nalar adapun yang dimaksud salah nalar yakni: menegaskan

konsekuen, menyangkal pentaksaan, perampatan lebih, parisilitas,

pembuktian dengan analogi, perancuan ditariknya suatu kesimpulan.

13
BAB III
PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN

Penulis telah mengungkapkan bahwa teori akuntansi dimaknai sebagai penalaran logis

adalah sebaga pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa secara nasional

berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara

tertentu dan cara penyampaian informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk

dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik (Suwardjono, 2005). Aplikasi dari

pengetahuan perekayasaan inilah yang menjadi pelaporan keuangan nasional. Pelaporan

keuangan nasional harus direkayasa secara saksama untuk pengendalian alokasi sumber daya

secara otomatis dengan diterapkannya Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

Pelaporan keuangan nasional harus direkayasa secara saksama untuk mengendalikan alokasi

sumber daya secara automatis dengan mempengaruhi perilaku pengambil keputusan

ekonomik yang dominan melalui informasi keuangan. penyediaan laporan keuangan harus

dilakukan dengan cara tertentu berupa prinsip akuntansi yang diterima secara umum agar

pengendalian yang dilakukan bisa dilakukan secara otomatis melalui sistem pengendalian

yang tersedia..

Proses Perekayasaan

14
Menurut Suwardjono dalam buku Teori Akuntansi jilid 2013 halaman 101, definisi

Perekayasaan Akuntansi erupakan suatu pemikiran logis dan objektif untuk membangun

suatu struktur dan mekanisme pelaporan keuangan dalam suatu negara untuk mencapai tujuan

negara

Perekayasaan Sebagai Proses Deduktif

Terdapat beberapa aspek di dalam proses perekayasaan pelaporan keuangan yang

harus dipertimbangkan untuk menghasilkan suatu rerangka akuntansi, aspek-aspek tersebut

diantaranya adalah pernyataan prostulat yang menggambarkan unit usaha-usaha, pernyataan

tentang tujuan pelaporan keuangan, evaluasi kebutuhan informasi pemakai laporan,

penentuan atau pemilihan yang dilaporkan, evaluasi tentang pengukuran, pengembanagan

pernyataan umum, perancangbangunan struktur informasi akuntansi (Hendriksen 1982 dalam

Suwardjono, 2013: 104).

Siapa Perekayasa

Proses di dalam perekayasaan bukan merupakan upaya perseorangan, melainkan

upaya dari tim yang melibatkan berbagai disiplin intelektual dan kekuatan politik.

Aspek Semantik dalam Perekayasaan

Dari segi aspek semantik, perekayasaan pelaporan keuangan merupakan suatu proses

dalam memilih dan menyimbolkan objek fisis kegiatan perusahaan yang relevan menjadi

objek-objek statemen keuangan (Suwardjono, 2013:107)

Rerangka Konseptual

Menurut FASB, “SFAC No. 2, rerangka konseptual adalah a coherent system of

interrelated objectives and fundamentals that can lead to consistent standard and that

prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and financial statements.

15
Model

Terdapat 4 komponen penting dalam model rerangka konseptual yang dikembangkan FASB,

yaitu :

1. Tujuan pelaporan keuangan.


2. Kriteria kualitas informasi.
3. Elemen-elemen statemen keuangan.
4. Pengukuran dan pengakuan.

Empat komponen tersebut membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan. FASB

menuangkan empat komponen tersebut kedalam beberapa dokumen resmi berupa SFAC

(Statement of Financial Accounting Concept)

Rerangka konseptual versi IASC

Rerangka konseptual versi IASC (International Accounting Standard Committee)

disebut Framework for the Preparation and of Financial Statement atau oleh IAI

diterjemahkan sebagai “Kerangka Dasar Penyususnan dan Penyajian Laporan Keuangan”.

Tujuh komponen penting dalam rerangka konseptual IASC, antara lain:

a. The objective of financial statement


b. Underlying assumptions
c. Qualitative Characteristic of Financial Statement
d. The elements of financial statements
e. Recognition of the elements of financial statements
f. Measurement of the elements of financial statement
g. Concepts of capital maintenance and the determination of profit

Prinsip Akuntansi

Segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur, metoda, dan

teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoritis maupun praktis yang berfungsi sebagai

pengetahuan (Suwardjono, 2013: 122)

Standar Akuntansi

16
Konsep, prinsip, metoda, teknik, dll; yang sengaja dipilih dan diberlakukan dalam

suatu lingkungan atau negara dan dituangkan dalam bentuk dokumen resmi (pernyataan)

untuk dijadikan pedoman utama praktik akuntansi. (Suwardjono, 2013: 122)

Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)

Suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan sumber-sumber lain

yang didukung berlakunya secara resmi, yuridis, teoritis, dan praktis (Suwardjono, 2013:

122). Beberapa versi PABU sebagai rerangka pedoman antara lain :

1. PABU versi APB (Accounting Principle Board)


PABU dalam versi ini terdiri dari landasan konseptual seperti dalam rerangka

konseptual versi FASB dan GAAP yang disebut landasan operasional atau praktik

yang terdiri dari prinsip mendasar, prinsip operasi umum, dan prinsip terinci.
2. PABU versi Rubin
Menganalogi tingkat keautoratifan yang membentuk suatu hirarki dengan suatu

bentuk bangunan rumah. PABU versi Rubin menggambarkan PABU sebagai rerangka

pedoman yang dideskripsikan oleh AICPA dalam SAS No 43.


3. PABU versi SAS No. 69
Menggambarkan GAAP sebagai dua hierarki paralel, satu untuk entitas

nonkepemerintahan dan yang lain untuk entitas kepemerintahan.


4. PABU versi SPAP
Merupakan PABU yang diambil dari SAS No. 69, tetapi hanya diambil untuk entitas

nonkepemerintahan (bisnis dan nonbisnis).

Struktur Akuntansi

Untuk praktik akuntansi dalam negara, Struktur Akuntansi menggambarkan pihak-

pihak dan sarana-sarana yang terlibat dalam dan terpengaruh oleh perekayasaan informasi

keuangan dan saling-hubungan antara berbagai pihak dan sarana tersebut. Pihak-pihak yang

17
terlibat meliputi individual dan institusi, misalnya penyusunan standar, badan pembina pasar

modal, perusahaan sebagai entitas.

Selain menggambarkan pengertian akuntansi secara luas dan sempit, struktur juga

mempunyai beberapa manfaat seperangkat pengetahuan akuntansi, profesi yang ditawarkan,

dan fungsi auditor dalam praktik akuntansi.

BAB IV
RERANGKA KONSEPTUAL- SUATU MODEL

Salah satu model adalah rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FSAB yang

diwujudkan dalam seperangkat pernyataan resmi yang disebut Statement of Financial

Accounting Concepts.

Tujuan Pelaporan Keuangan

Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan.

Tujuan pelaporan menentukan konsep – konsep dan prinsip – prinsip yang relevan yang

akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan.

18
Tujuan Fungsional

Tujuan fungsional merupakan suatu tujuan masyarakat atau organisasi secara

keseluruhan tanpa memperhatikan tujuan / motivasi masing – masing individual di dalamnya

(Suwardjo, 2013: 148)

Tujuan Bersama

Tujuan bersama adalah satu atau beberapa tujuan individual yang sama dengan tujuan

individual lainnya. (Suwardjono, 2013: 149)

Tujuan Kelompok Dominan

Dalam tujuan ini keputusan yang akan diambil adalah tujuan dari kelompok yang

dominan. Kelompok yang dominan adalah kelompok yang memiliki pengaruh sangat kuat

dalam pengambilan keputusan atau tindakan dari semua anggota masyarakat. untuk

mempengaruhi kegiatan social (Suwardjono, 2013: 150)

Tujuan Pelaporan Keuangan FSAB

Tujuan pelaporan keuangan menurut FASB pada tiga aspek landasan pikiran, antara lain:

1. Ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hokum, politis, dan social tempat akuntansi

diterapkan
2. Dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi yang dapat disampaikan

melalui mekanisme pelaporan keuangan


3. Memerlukan suatu focus untuk menghindari terlalu umumnya informasi akibat terlalu

banyaknya pihak pemakai yang ingin dipenuhi kebutuhan internasionalnya.

Karakteristik dan keterbatasan informasi

Karakteristik dan keterbatasan informasi menurut FASB, yaitu:

19
1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industri atau

ekonomi secara keseluruhan


2. Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan daripada

penghitungan yang sifatnya lebih pasti


3. Sebagian besar merefleksi pengaruh kejadian transaksi yang telah terjadi ( histories )
4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang

mengambil keputusan tentang badan usaha


5. Penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos sehingga

pertimbangan kos – manfaat dapat membatasi apa yang harus dilaporkan

Tujuan Pelaporan Entitas Non – Bisnis

Tujuan Utama ( Primary Objectives ):

Pelaporan keuangan organisasi non - bisnis harus menyediakan informasi yang

bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun

potensial, dalam membuat keputusan - keputusan rasional tentang alokasi dana ke

organisasi tersebut

Karakteristik Kualitatif Informasi

FASB merumuskan kualitas spesifik dalam dua kategori yaitu primer (primary)

beserta unsur-unsurnya (ingredients), dan sekunder (secondary/interactive). Karakteristik

SFAC no.2 yaitu:

20
Tujuan Pelaporan Keuangan (SFAC No 1 dan SFAC No 4)

Kriteria Kualitas Informasi (SFAC No 2)

Pengukuran dan Pengakuan (SFAC No 5 dan SFAC No 7)

Memenuhi kriteria pengakuan

Elemen statemen Keuangan (SFAC No 6)

Informasi lain-lain
Media pelaporan keuangan lainnya
Statemen keuanganInformasi pelengkap

Catatan statemen keuangan

Pengukuran Dan Pengakuan

Pengertian pengukuran dan pengakuan menurut Suwardjono, yaitu:

Pengukuran

Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur ( jumlah rupiah ) yang akan

diletakkan pada suatu objek ( elemen atau pos ) yang terlibat dalam suatu transaksi,

kejadian, atau keadaan untuk merepresentasi makna atau atribute objek tersebut.

Pengakuan

Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statemen

keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan.

21
BAB V
KONSEP DASAR

Konsep dasar pada umumnya, merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakterisitik

lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan.

Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI )

Ada dua konsep dasar yang disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual IASC, antara

lain :

1. Basic akrual ( accrual basis )


2. Usaha berlanjut ( going concern )

Kesatuan Usaha

Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau

badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan

kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam

perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang

akuntansi.

Batas Kesatuan

22
Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung keberadaannya, batas kesatuan

usha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum melainkan kesatuan

ekonomik. Dimana akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan ekonomik

daripada kesatuan yuridis.

Persamaan Akuntansi

Agar penyusunan statemen keuangan dapat dilakukan dengan cepat, system akuntansi

harus di organisasi atas dasar persamaan akuntansi.

Hubungan fungsional antar buku besar ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan – Biaya

Arti Penting Laporan Periodik

Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk terus maju dan

berkembang. Untuk mengetahui seberapa maju dan berkembangnya perusahaan yang

dijalankan, maka perusahaan tersebut harus membuat laporan mengenai perusahaan secara

periodik. Jika perusahaan tidak membuat laporan secara periodik, maka sulit untuk

menentukan keputusan lebih lanjut.

Keterbatasan Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian hak eksternal dan manajemen. Lebih

dari itu, walaupun segala pertimbangan dan kebijakan didasarkan pada data akuntansi secara

cukup mendalam. Pada akhirnya keputusan yang dihasilkan akan mencerminkan juga

pengaruh data non akuntansi dan akan diwawancarai dengan hal – hal yang sangat kualitatif

dan subjektif.

Saat Pengakuan Nilai Tambah

23
Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap saat pengakuan tambahan

manfaat produk fisis yang dihasilkan. Dan jika tidak diketahui secara objektif dan

meyakinkan berapa besarnya nilai tambahan tersebut, maka nilai tambah ini akan terealisasi

kalau produk telah terjual dan asset ( kos ) baru masuk ke dalam kesatuan usaha.

Asas Akrual atau Himpun

Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang menyatakan

bahwa pendapatan diakui pada saat hak kesatuan timbul lantaran penyerahan barang atau jasa

ke pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul dikarenakan penggunan sumber

ekonomik yang melekat pada barang dan jasa yang diserahkan tersebut (Suwardjono, 2013:

237)

Pengakuan Hak Milik Pribadi

Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak milik pribadi harus dilindungi atau

diakui secara yuridis. Tanpa konsep ini, kesatuan usaha tidak dapat memiliki sumber

ekonomik atau asset. Karena pemilikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh

penguasaan. Salah satu bentuk perlindungan adalah adanya kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan kekayaan yang dipercayakan pengelolaannya kepada pihak lain.

Konservatisma

Konservatisma adalah sikap atau aliran dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil.

24
BAB VI
ASET

Pengertian

FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC No 6,

prg 25):

Assets are probable future economic benefits obtained or controlled by a perticular

entity as a result of past transactions or events.

(Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti atau diperoleh atau

dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu.)

Dengan makna yang sama, IASC mendefinisi aset sebagai berikut:

An assets is resource controlled by the enterprise as a result of past events and from

which future economic benefits are expected to flow to the enterprise.

Dalam Statement of Accounting Concepts No. 4, Australian Accounting Standard Board

(AASB) mendefinisi aset sebagai berikut:

Assets are service potential or future economic benefits controlled by the reporting

entity as a result of past transaction or other past events.

Berdasar uraian diatas, pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik

utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat disebut aset, yaitu:

1. Manfaat ekonomik yang datang cukup pasti


Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat ekonomik

di masa datang yang cukup pasti.


2. Dikuasai atau dikendalikan entitas.

25
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh

entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas.


3. Timbul akibat transaksi masa lalu
Kriteria ini sebenarnya menyempurnakan kriteria penguasaan dan sekaligus sebagai

kriteria atau tes pertama (first-test) pengakuan objek sebagai aset.

Pengukuran

Salah satu kriteria pengakuan aset adalah keterukuran (measureability) manfaat

ekonomik yang akan datang. Yang dimaksud pengukuran di sini adalah penentuan jumlah

rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek aset pada saat terjadinya, yang akan dijadikan

data dasar untuk mengikuti aliran fisis objek tersebut (Suwardjono, 2013:2 60)

Penilaian

Tujuan dari penilaian aset adalah untuk merepresentasi atribut pos-pos aset yang

berpaut dengan tujuan laporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai.

Sedangkan tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang dapat membantu

investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat, dan ketidakpastian aliran kas bersih ke

badan usaha. Singkatnya, tujuan penilaian aset harus berpaut dengan tujuan pelaporan

keuangan (Suwardjono, 2013: 274).

FASB mengidentifikasi lima makna atau atribut yang dapat direpresentasi berkaitan

dengan aset, dasar penilaian menurut FASB (SFAC No. 5, prg. 67) dapat diringkas sebagai

berikut:

a. Historical cost.
b. Current (replacement) cost.
c. Current market value.
d. Net realizable valueyang diperlukan untuk mengkonversi aset tersebut menjadi kas

atau setaranya.
e. Present (or discounted) value of future cash flows.

26
Pengakuan

Pada umumnya pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya transaksi,

kejadian, atau keadaan yang mempebgaruhi aset. Disamping memenuhi definisi aset, kriteria

keterukuran, keberpautan, dan keterandalan harus dipenuhi pula (Suwardjono, 2013: 287)

Penyajian

Pengungkapan dan penyajian pos-pos aset harus dipelajari dari standar yang mengatur

tiap pos. Secara umum, prinsip akuntansi berterima umum memberi pedoman penyajian dan

pengungkapan aset sebagai berikut:

a. Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformatakun atau di bagian atas

dalam neraca berformat laporan.


b. Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan aset tetap.
c. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling

lancar dicantumkan pada urutan pertama.


d. Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan

(misalnya metoda depresiasi aset tetap dan dasar penilaian sediaan barang.

BAB VII
KEWAJIBAN

Pengertian Kewajiban

FASB mendifinisikan kewajiban dalam kerangka konseptual sebagai berikut :

Kewajiban merupakan pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti

yang timbul dari keharusan sekarang suatu entitas untuk mentransfer aset atau

27
menyerahkan jasa kepada entitas lain di masa datang sebagai akibat dari transaksi atau

kejadian masa lalu.

Karakteristik Utama Kewajiban

Kewajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu:

1. Pengorbanan Manfaat Ekonomik


2. Keharusan Sekarang
3. Akibat Transaksi Masa Lalu

Karakteristik Pendukung Kewajiban

1. Melibatkan pembayaran kas


2. Identitas terbayar jelas
3. Berkekuatan hukum atau dapat dipaksakan secara hukum (legally enforceable)

Pengakuan

Kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi yang

sebelumnya terjadi. Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan yaitu definisi,

keterukuran, keterandalan, dan keberpautan. Kam (hlm 119-120) mengajukan empat kaidah

pengakuan untuk menandai pengakuan kewajiban yaitu ketersediaan dasar hukum,

keterterapan konsep dasar konservatisme, ketertentuan substansi ekonomik transaksi, dan

keterukuran nilai kewajiban. Keempat kaidah tersebut dapat memberikan petunjuk tentang

adanya bukti teknis untuk mengakui kewajiban.

Pengukuran

Penentuan kos kewajiban pada saat terjadinya paralel dengan pengukuran aset, dan

pengukur yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat terjadinya adalah

dengan penghargaan sepakatan dalam transaksi-transaksi dan bukan jumlah rupiah

pengorbanan ekonomik masa datang. Penghargaan suau kewajiban merefleksi nilai setara

28
tunai atau nilai sekarang kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik

seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya (Suwardjono, 2013: 321)

Penilaian

Penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang harus

dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi, dengan kata lain

penilaian adalah penentuan nilai sekarang kewajiban. Atribut pengukuran menurut FASB

adalah nilai pasar sekarang, nilai pelunasan neto, dan Nilai diskunan aliran kas masa datang.

Penilaian dalam tahap penelusuran adalah Penilaian kewajiban setiap saat dalam perioda dari

saat pengakuan sampai pelunasan.

Pelunasan

Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang sengaja dilakukan oleh kesatuan usaha

untuk memenuhi kewajiban pada saatnya dan dalam kondisi normal usaha sehingga tia bebas

dari kewajiban tersebut. pelunasan biasanya merupakan pemenuhan secara langsung kepada

pihak yang berpiutang (Suwardjono, 2013: 328)

Penyajian

Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca berdasarkan urutan kelancarannya

sejalan dengan aset. PSAK No. 1 menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan

likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. PSAK No. 1

menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai kewajiban jangka

pendek diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Kriteria tersebut adalah (a)

diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau

(b) jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.

29
BAB VIII
PENDAPATAN

Pengertian

Berbagai sumber mamaknai pendapatan kurang kebih sama walaupun dengan variasi

yang berbeda. Dalam SFAC No. 6 FASB mendefinisikan pendapatan dan untung sebagai

berikut :

Revenues are inflows or other enhancements of asset of an entity or setlements of its

liabilities (or combination of both) from delivering or producing goods, rendering

service, or other activities that constitute the entity’s ongoing major or central

operations (prg 78).

Gains are increasea in equity (net assets) from peripheral or incedental transaction of

an entity and from all other transaction and other events and circumstances affecting

the entity except those that result from revenues or invesment by owners (prg 82).

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002), IAI mengadopsi definisi pendapatan dari

IASC yang menempatkan pendapatan (revenue) sebagai unsur penghasilan (income)

sebagai berikut: Income is increase in economic benefits during the accounting period

30
in the form inflows or enhancement of assets or decreases of liabilities that result in

increase in equity, other than those relating to equity participants (hlm. 17).

The definition of income acompasses both revenue and gains. Revenue arises on the

course of the ordinary activitiesof an enterprise and is referred to by a variety of

different names including sales, fees, interests, dividends, royalties, and rents (hlm.

18).

Gains represent other items that meet the definition of income and may, or may not,

arise in the course of the ordinary activities of an enterprise. Gaints represent

increase in economic benefit and as such are no different in nature from revenues.

Hense, they are not regarded as constituting a separate element in this framework

(hlm. 18).

Karakteristik Pendapatan

1. Kenaikan Asset
2. Operasi Utama Berlanjut
3. Pelunasan, Penurunan, atau Pengurangan Kewajiban
4. Suatu entitas
5. Produk perusahaan
6. Pertukaran produk
7. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk
8. Untung

Pengakuan Pendapatan

Pendapatan sebagai produk perusahaan tidak mengisyaratkan berapa jumlahnya dan

berapa harus dicatat tetapi lebih mengisyaratkan berapa jumlahnya dan kapan harus dicatat

tetapi lebih mengisyaratkan bahwa pendapatan memang ada atau terwujud, definisi tersebut

lebih (Suwardjono, 2013: 392).

31
Untuk menjabarkan kriteria kualitas informasi menjadi kriteria pengakuan

pendapatan, perlu dipahami dua konsep penting yaitu pembentukan pendapatan dan realisasi

pendapatan.

a. Pembentukan Pendapatan (Earning Process)


b. Realisasi Pendapatan

Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang dapat menandai

pengakuan pendapatan yaitu :

1. Kejadian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan yang

sah atau semacamnya.


2. Penguatan atau validassi transaksi penjualana tersebut dengan diperolehnya aset

lancar.

Dari kedua kejadian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses realisasi merupakan

koonfirmasi proses penghimpunan dana.

Kriteria Pengakuan Pendapatan

Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesei diproduksi dan penjualan

benar-benar telah terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang. Dengan kata lain,

pendapatan belum dapat dikatakan ada dan diakui sebelum ada penjualan yang nyata. FASB

mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan (dan untung) yang keduanya harus dipenuhi

yaitu (SFAC No. 5, prg. 83):

a. Terealisasi atau cukup pasti terealisasi


b. Terbentuk atau terhak

Masalah yang yang timbul dari pengakuan selama proses produksi ini adalah :

1. Akresi: Yaitu pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau prose alamiah lainnya.
2. Apresiasi: Yaitu, selisih “nilai pasar wajar” aset perusahaan dengan kos (atau nilai

buku aset terdepresiasi).

32
3. Penghematan Kos: Penghematan kos sering dikenal dengan potongan pembelian.

Masalah pengakuan saat penjualan :

a. Kembalian dan potongan tunai


b. Kos purna-jual
c. Kerugian piutang
d. Transaksi penjualan
e. Pada saat kas terkumpul
f. Saat Pengakuan Penjualan Jasa

Penyajian

Masalah penyajian berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah memisahkan antara

pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos biasa dan luar biasa

dan cara menuangkannya dalam statemen laba rugi (Suwardjono, 2013: 393)

BAB IX
BIAYA

Pengertian

Dalam SFAC No. 6, FASB mendefinisi biaya (expenses) dan rugi (losses) sebagai

berikut:

33
Expenses are outflows or other using up of assets or incurrence of liabilities (or

combination of both) from delivering or producing goods, rendering services, or

carrying out other activities that constitute the entity’s ongoing major or central

operations (prg.80);

Losses are decreases in equities (net assets) from peripheral or incidental

transactions of an entity and from all other transactions and other event and

circumstances affecting the entity except those that result from expenses or

distribution to owners (prg.83).

APB juga mendefinisi biaya sebagai kebalikan pendapatan sebagai berikut (APBN statement

No. 4, prg. 134):

Expenses – gross decreases in assets or gross increases in liabilities recognized and

measured in conformity with generally accepted accounting principles that result

from those types of profit-directed activities of an enterprise that can change owners’

equity.

Dari berbagai sumber di atas dan sebagai lawan dari pendapatan, terdapat dua karakteristik

penting yang melekat pada makna biaya yaitu:

1. Aliran keluar atau penurunan asset


2. Akibat kegiatan yang membentuk operasi utama yang menerus

Karakteristik pendukung adalah berikut ini:

1. Penurunan Aset
2. Operasi Utama yang Menerus
3. Kenaikan Kewajiban
4. Penurunan Ekuitas
5. Aliran Fisis atau Moneter
6. Rugi

Pengakuan Biaya

34
Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan menyakut

masalah kriteria pengakuan (recognition criteria) yaitu apa yang harus dipenuhi agar

penurunan nilai asset yang memenuhi definisi biaya atau rugi dapat diakui dan masalah saat

pengakuan (recognition rules atau timing) yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai

bahwa kriteria pengakuan telah dipenuhi. Tidak seperti pendapatan atau untung, biaya dan

rugi tidak mengalami masalah pembentukan dan realisasi (Suwardjon, 2013: 407)

Kriteria Pengakuan

Biaya atau rugi pada umumnya diakui bilamana salah satu dari dua kriteria berikut

dipenuhi (SFAC No. 5, prg. 85):

a. Konsumsi manfaat (consumption of benefits).


b. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang (loss or lack of future

benefits)

Penyajian Biaya
Penyajian biaya tidak dapat dilepaskan dari penyajian pendapatan dan sarana untuk
itu adalah statemen laba-rugi. Penyajian elemen pendapatan, untung, biaya, dan rugi
bergantung pada konsep tentang apa saja yang membentuk laba (Suwardono, 2013:
450)

BAB X
LABA (INCOME)

Pengertian Laba

Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. (IAI,

1994 paragraph. 70).

Tujuan Pelaporan Laba

35
Tujuan pelaporan laba diharapkan dapat digunakan antara lain :

 Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang

diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi


 Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen
 Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
 Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara
 Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan public
 Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang
 Dasar kompensasi dan pembagian bonus
 Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan
 Dasar pembagian dividen

Makna Laba

Laba secara konseptual mempunyai karakteristik umum sebagai berikut :

 Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas. Entitas dapat berupa

perorangan/individual, kelompok individual, institusi, badan, lembaga, atau

perusahaan
 Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu sehingga harus diidentifikasi kemakmuran

awal dan kemakmuran akhir


 Perubahan dapat dinikmati, di distribusi atau ditarik oleh entitas yang menguasai

kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.

Kapital disini berbeda dengan modal. Pengertian kapital dalam konteks laba akuntansi

meliputi:

 Kapital bagi badan usaha atau manajemen yang menguasai sumber ekonomi ini (fisis

atau finansial) adalah aset


 Kapital bagi pihak yang mempunyai atau menguasai klaim (ditandai dengan sertifikat

utang, misalnya obligasi) adalah utang.


 Kapital bagi pihak yang mempunyai atau menguasai klaim (ditandai dengan sertifikat

saham) adalah ekuitas.

Pengukuran atau Penilaian Kapital

36
Pengukuran kapital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konseptual karena

dengan berjalannya waktu beberapa hal yang bersifat ekonomik berubah dan harus

dipertimbangkan yaitu unit atau skala pengukur dan dasar pengukuran. Hal lain yang

menentukan cara menilai kapital adalah jenis kapital (fisis atau finansial) dan dasar penilaian.

Jenis Kapital :

1. Kapital Finansial
2. Kapital Fisis

Skala Pengukuran:

1. Skala Nominal
2. Skala Daya Beli

Dasar atau Atribut pengukuran:

1. Kos Historis
2. Kos sekarang

Teori entitas atau ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi antara lain :

 Entitas usaha bersama


 Entitas usaha atau bisnis
 Entitas investor
 Entitas pemilik
 Entitas pemilik residual
 Entitas pengendali
 Entitas dana

Penyajian Laba

Walaupun teori entitas yang dibahas diatas berkaitan dengan masalah penyajian,

masalah lebih difokuskan pada masalah konseptual tentang apa yang disebut laba. Masalah

konseptual yang erat kaitannya dengan penyajian adalah pemisahan pelaporan pos-pos

transaksi operasi dan pos-pos transaksi dengan pemilik (transaksi modal). Pos-pos operasi

37
dalam arti luas (transaksi nonpemilik) pada umumnya dilaporkan melalui statemen laba

ditahan atau statemen perubahan ekuitas (Suwardjono, 2013: 509).

BAB XI
EKUITAS

Dalam kerangka dasar Standart Akuntansi Keuangan (2002) misalnya Ikatan

Akuntansi Indonesia (IAI) mandefinisi ekuitas sebagai berikut :

“Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban”.

Godfrey, Hodgson,dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasar criteria

sebagai berikut:

a. Hak-hak masing-masing pihak atas penyelesaian klaim


b. Hak penggunaan aset dalam operasi
c. Substansi ekonomik perjanjian

Komponen Ekuitas Pemegang Saham

38
Tujuan Penyajian Ekuitas

Informasi yang harus disampaikan tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal

adalah :

1. Sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya.


2. Peraturan yuridis yang membatasi pembagian dividen dan pengambilan modal setoran

kepada pemegang saham.


3. Prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas lainnya.

Modal Setoran Dan Laba Ditahan

Laba ditahan pada dasarnya terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari

akun ikhtisar laba rugi. Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo laba

tersebut telah lebur menjadi elemen modal pemegang saham yang sah. Dengan demikian

untuk mengukur seluiruh hak pemegang saham atas asset, laba ditahan harus digabungkan

dengan modal setoran (Suwardjono, 2013: 516).

Perubahan Modal Setoran

39
Tujuan utama dari perekayasaan akuntansi modal setoran ini adalah untuk

membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi dan perubahan akibat

transaksi operasi. (Suwardjono, 2013: 520). Berbagai sumber yang dapat mengubah modal

setoran dengan berbagai masalah teoretisnya adalah:

1. Pemesanan saham
2. Obligasi terkonversi atau berhak-tukar.
3. Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar,
4. Dividen saham.
5. Hak beli saham, Opsi saham. Waran.
6. Saham treasuri.

Perubahan Laba Ditahan

Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam satu periode

berubah selain karena transaksi modal tetapi karena transaksi khusus yaitu :

1. Penyesuaian periode-lalu.
2. Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya.
3. Pengaruh perubahan akuntansi.
4. Kuasi-reorganisasi.

Penyajian Modal Pemegang Saham

Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebenarnya

menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan yang mengalami defisit dan

dalm kondisi perusahaan dilikuidasi.

Perincian Laba Ditahan

Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi dilaporkan

langsung ke laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar :

40
1. Perincian atas dasar sumber.
2. Perincian atas dasar tujuan penggunaan.

BAB XII
PENGUNGKAPAN DAN SARANA INTERPRETATIF

Konsep Pengungkapan

Terdapat beberapa sumber yang mengemukakan pengertian pengungkapan,

diantaranya adalah Evans (2003). Dia menyatakan bahwa pengertian dari pengungkapan

adalah Penyediaan informasi dalam statemen keuangan termasuk statemen keuangan itu

sendiri, catatan atas statemen keuangan, dan pengungkapan tambahan yang berkaitan dengan

statemen keuangan.

Siapa yang Dituju

Rerangka konseptual telah menetapkan bahwa investor dan kreditor merupakan pihak

yang dituju oleh pelaporan keuangan sehingga pengungkapan ditujukan terutama untuk

mereka. Informasi yang diungkapkan untuk kepentingan publik secara umum harus

dilindungi dan dilayani, dan juga informasi kualitatif juga dituntut disediakan, sehingga

pengungkapan cenderung meluas.

Fungsi atau Tujuan Pengungkapan

Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yag dipandang peru

untukmencapai tujuan pelaporankeuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang

mempunyai kepentingan berbeda-beda. Pengungkapan dapat dibagi menjadi beberapa tujuan,

41
yaitu: tujuan melindungi, tujuan informatif, dan tuuan ebuthan khusus (SUwardjono, 2013:

580)

Kendala Pengungkapan

Epstein dan Pava dalam Evans (2003) menghasilkan temuan yang dapat menjadi

pertimbangan penyusun standar untuk menentukan tingkat pengungkapan yang sebenarnya

tidak perlu diungkapkan sebagai berikut:

a. Investor mendasarkan keputusan investasinya dalam perspektif jangka panjang


b. Pengaruh pialang terhadap keputusan makin berkurang
c. Pemegang saham berkeyakinan bahwa laporan tahunan makin bermanfaat disbanding

sebelumnya
d. Laporan arus kas lebih penting bagi para pemakai daripada laporan laba rugi
e. Pendapat auditor makin bermanfaat disbanding sebelumnya
f. Diskusi dan analisis manajemen kurang bermanfaat

Pengungkapan Sukarela

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar apa

yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas. Teori signaling

melandasi pengungkapan sukarela ini (Suwardjono, 2013: 583).

Motode Pengungkapan

Metode pengungkapan berkaitan dengan masalah bagaimana secara teknis informasi

disajkan kepada pemakai dalam satu perangkat statemen keuangan beserta informasi lain

yang berpaut. Motode ini biasanya ditentkan secara spesifik dalam standar akuntansi atau

peraturan lain.

Sarana Interpretif

Pengungkapan dapat dikatakan sebagai sarana interpretif dalam tataran praktis untuk

menambah kebermanfaatan dan keberpautan informasi akuntansi yang disajikan melalui

42
media statemen keuangan. Sarana interpretif dalam tataran praktis mengandung pengertian

bahwa butir-butir pengungkapan telah diakui sesuai dengan standar akuntansi yang

mengaturnya sehingga sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan itu sendiri (Suwardjono,

2013: 601)

Revisi Kos Fasilitas Fisis

Dalam beberapa hal khusus, penilain kembali fasilitas fisis yang berakibat revisi

terhadap kos tercatat tidak dapat dihindari. Beberpa hal khusus yang menghendaki penilaian

kembali adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan akan dibeli sehingga terjadi penggantian hak milik atau perubahan entitas

yang menghendaki pencatatan aset pada nilai perusahaan baru berdiri


2. Kuasi reorganisasi untuk penyerapan deficit
3. Penggadaian aset yang menghendaki penilaian untuk menentukan nilai gadai
4. Peraturan pemerintah yang mengharuskan revaluasi
5. Terjadinya musibah yang menghendaki penilaian untuk menentukan jumlah ganti

rugi/asuransi
6. Penilaian aset untuk keperluan penentuan nilai asuransi aset
7. Penentuan nilai aset untuk keperluan pajak.

Pengurangan Nilai Buku Fasiitas Fisis

Berkaitan dengan revisi kos fasiitas fisis adaah pengurangan atau penghapusan

sebagian kos atau nilai buku karena alasan teknis atau ekonomik tertentu dan bukan semata-

mata karena penurunan harga ata devaluasi. Pengurangan dapat dilakukan kalau suatu kondisi

menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan asset untuk mendatangkan laba atau kas di

masa datang (Suwardjono, 2013: 610).

BAB XIII
AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA

43
Masalah Akuntansi

Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian unit pengukur

dan pemertahanan kapital (Suwardjono, 2013: 620).

a. Masalah Penilaian
Nilai aset individual atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan dengan aset

tertentu yang lain meskipun daya beli uang tidak berubah. Perubahan ini

disebabkan oleh penggunaan teknologi yang berbeda atau kemampuan produk

baru yang lebih tinggi.


b. Masalah Unit Pengukur

Daya beli uang dapat berubah sehingga unit moneter sebagai pengukur nilai tidak

bersifat homogenus lagi kalau dikaitkan dengan waktu. Perubahan nilai unit

pengukur ini terjadi karena perubahan tingkat harga secara umum dalam ekonomi

suatu negara.

c. Masalah Pemertahanan Kapital

Masalah unit pengukur dalam perubahan harga berkaitan dengan skala

pengukuran. Masalah pemertahanan kapital dalam perubahan harga berkaitan

dengan jenis kapital yang harus dipertahankan yaitu finansial atau fisis.

Pos-Pos Moneter Dan Non-Moneter

Pos-pos moneter terdiri atas aset moneter dan kewajiban moneter. Aset moneter

adalah klaim untuk menerima kas di masa mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti

tanpa mengaitkan dengan harga masa datang barang dan jasa tertentu.

Kewajiban moneter adalah keharusan untuk membayar uang di masa mendatang dengan

jumlah dan saat pembayaran yang sudah pasti. Implikasi perubahan harga terhadap pos-pos

moneter lebih berkaitan dengan perubahan daya beli yang menimbulkan untung atau rugi

44
daya beli. Untung atau rugi daya beli timbul kalau perusahaan menahan pos-pos moneter

dalam keadaan daya beli berubah.

Pos-pos nonmoneter adalah pos-pos selain yang bersifat moneter yang juga terdiri

atas aset nonmoneter dan kewajiban nonmoneter. Aset nonmoneter adalah aset yang

mengandung jumlah rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah dengan

berjalannya waktu atau aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa atau manfaat

fisis tanpa memperhatikan perubahan daya beli.

Kewajiban nonmoneter adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa atau

potensi jasa lainnya dengan kuantitas tertentu tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan

nilai barang atau potensi jasa tersebut pada saat diserahkan. Implikasi perubahan harga

terhadap pos nonmoneter adalah terjadinya perbedaan nilai tukar antara saat pos-pos tersebut

diperoleh atau terjadi dan nilai tukar saat meretia diserahkan atau dilaporkan pada akhir

perioda.

Pos-pos moneter berkaitan dengan untung atau rugi daya beli sedangkan pos-pos

nonmoneter dengan untung atau rugi penahanan (Suwardjono, 2013: 623)

Perubahan Harga

Perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang / jasa

yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan / keluaran).

Berdasarkan karakteristik perubahan harga ada tiga jenis, yaitu:

1. Perubahan Harga Umum


Perubahan harga umum mencerminkan kenaikan atau penurunan nilai tukar satuan

uang atau dikenal dengan perubahan daya beli. Perubahan tersebut dapat disebabkan

pada umumnya oleh kekuatan-kekuatan faktor ekonomik seperti tersedianya uang

45
atau kecepatan beredarnya uang dibandingkan dengan tersedianya barang atau jasa

dalam perekonomian suatu negara (Suwardjono, 2013: 626).


2. Perubahan Harga Spesifik
Perubahan harga spesifik adalah perubahan harga barang tertentu karena nilai

instrinsik barang tersebut berubah sehingga nilai tukarnya juga berubah baik di pasar

masukan maupun pasar keluaran. Perubahan harga spesifik terjadi karena berbagai

faktor antara lain perubahan selera konsumer, perubahan teknologi di bidang teknik

industri dan spekulasi atau perubahan harapan masyarakat terhadap kuantitas barang

dan jasa tertentu yang tersedia dalam masyarakat (Suwardjono, 2013: 632)
3. Perubahan Harga Relatif
Perubahan harga relatif mengukur tingkat penyimpanan perubahan harga barang atau

jasa tertentu terhadap perubahan akibat perubahan tingkat harga umum seluruh barang

dan jasa. Perubahan harga relatif adalah perubahan harga setelah pengaruh perubahan

daya beli dikeluarkan atau diperhitungkan (Suwardjono, 2013: 634)

Daya Beli Konstan

Merupakan salah satu sarana guna mempertahankan kapital atas dasar daya beli.

Untuk dapat menyajikan statemen keuangan berbasis daya beli, data kos historis harus

dikonversi menjadi kos daya beli pada saat pelaporan (Suwardjono, 2013: 637). Dengan daya

beli sebagai basis pengukuran diharapkan perusahaan mampu mempertahankan sumber

ekonomik untuk membeli barang dan jasa, dalam suatu kondisi perekonomian tertentu.

Dalam mengatasi masalah penilaian diatasi dengan akuntansi kos sekarang dan berbagai

variannya. Masalah unit pengukur diatasi dengan akuntansi daya beli konstan dengan

berbagai variasinya dan akuntansi hibrida mengatasi dua jenis masalah tersebut. Secara

khusus, berbagai model akuntansi ditawarkan untuk mengatasi masalah perubahan harga .

tiap model merupakan hasil interaksi antar tiga faktor penentu laba dalam konsteks perubahan

harga, yaitu dasar penilaian, definisi kapital dan skala pengukuran.

46
Akuntansi Kos Sekarang

Bersumber pada Suwardjono dalam buku Teori Akuntansi jilid 2013 halaman 641

adapun tujuan akuntansi kos sekarang adalah mengukur laba suatu periode dengan cara

mempertahankan awal kapital. Akuntansi kos sekarang digunakan sebagai dasar. Ada dua

perbedaan yang tampak,yaitu: Pertama, laba akan terbagi menjadi dua komponen yaitu laba

akibat kegiatan operasi perusahaan dan laba akibat kegiatan menahan kapital fisis. Kedua,

untung / rugi yang belum terrealisasi akibat penahanan aset dimasukkan dalam statemen laba-

laba.

Hybrid Accounting

Bersumber pada Suwardjono dalam buku Teori Akuntansi jilid 2013 halaman 651,

definisi akuntansi daya beli konstan berusaha untuk mengatasi masalah unit pengukur tidak

stabil sedangkan akuntansi kos sekarang berusaha untuk mengatasi masalah penilaian.

47
WILLIAM R SCOTT
BAB I
INTRODUCTION

FINANCIAL ACCOUNTING THEO

Pada kondisi

yang ideal akan

memunculkan pada

sebuah situasi

dimana akan

diterapkannya

akuntansi berbasis

nilai. Hal tersebut

sepanjang diterapkan

akan memunculkan

pada kondisi asimetri

informasi, ada 2

aspek yang

melatarbelakangi

asimetri informasi

yakni adverse

selection dan moral

hazard. Kedua aspek

48
tersebut secara terpisah akan diidentifikasikan berdasarkan pengguna laporan keuangan. Pada

investor, adverse selection adalah sebuah masalah yang membutuhkan adanya keputusan

investasi rasional sedangkan moral hazard merupakan masalah yang membutuhkan

identifikasi pada solusi memotivasi dan evaluasi kinerja manajemen. Dari problem tersebut,

akan menimbulkan sebuah reaksi dari kedua kepentingan tersebut dimana pihak investor akan

menimbulkan reaksi akuntansi berupa kemanfaatan keputusan dan pengungkapan penuh

sedangkan reaksi akuntansi dari manajer adalah informasi yang benar/tepat vs informasi yang

sensitif. Dari kedua reaksi tersebut maka dibutuhkan sebuah mediasi diantara 2 kepentingan

pengguna laporan keuangan yakni berupa mediasi standar setting yang akan

mengidentifikasikan keduanya apa saja permasalahan yang terjadi dan alternatif solusi yang

bisa diterapkan pada keduanya.

Asimetri Informasi
Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki akses

informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan. Agency

Theory mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer (agen) dengan pemilik

(prinsipal).
Adverse Selection
Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak atau lebih

yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha

potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Adverse selection terjadi karena

beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para pihak dalam (insiders) lainnya lebih

mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan daripada para investor luar.
Moral Hazard
Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak yang

melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi usaha

potensial dapat mengamati tindakan-tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi-transaksi

mereka sedangkan pihak-pihak lainnya tidak. Moral hazard dapat terjadi karena adanya

49
pemisahan pemilikan dengan pengendalian yang merupakan karakteristik kebanyakan

perusahaan besar.

BAB II
AKUNTANSI DIBAWAH KONDISI IDEAL

Ada 2 kondisi pada akuntansi berbasis nilai yakni kondisi ideal dan kondisi non ideal. Kedua

kondisi tersebut tidak dapat dipisahkan sehingga memerlukan


Definisi Kondisi Ideal
Menurut Scott (2006) yang dimaksud kondisi ideal adalah suatu perekonomian yang

dicirikan oleh pasar sempurna dan lengkap, atau tidak adanya asimetri informasi dan

halangan-halangan lainnya bagi operasi pasar yang wajar dan efisien. Kondisi tersebut juga

disebut ‘first-best’. Pada kondisi ideal, nilai pasar aset dan kewajiban dpt menjadi ukuran tak

langsung nilai perusahaan. Karakteristik kondisi ideal dalam kepastian (certainty) adalah arus

kas masa depan dan tingkat bunga bebas risiko dipublikasi dan pasti. Model nilai sekarang

50
(present value model) menyediakan informasi yang relevan sepenuhnya kepada pengguna

laporan keuangan. Dalam konteks ini informasi yang relevan didefinisikan sebagai informasi

mengenai prospek ekonomi perusahaan di masa depan, terutama terkait dengan dividen, arus

kas, dan profitabilitas.


Akuntansi Kondisi Ideal
Laporan keuangan dapat menghasilkan informasi yang relevan sekaligus reliabel.

Laba bersih dapat dihitung dari perkalian tingkat bunga dengan nilai tunai awal aktiva yang

disebut juga accretion of discount. Karena kondisi ideal, maka laba bersih ini akan sebesar

laba yang terealisir yang disebut ex post net income (atau realized net income). Walaupun

laba dapat dihitung dengan sempurna, informasi laba bersih dalam laporan rugi laba tidak

memiliki peran karena laba bersih sudah dapat ditentukan dari necara.
Nilai pasar aktiva akan sama dengan nilai tunai aktiva tersebut. Dalam kondisi ideal

akan selalu terjadi harga ekuilibrium antara nilai pasar dan nilai tunai, karena itu proses

arbitrage tidak bisa terjadi. Kebijakan dividen tidak relevan (dividend irrelevancy) karena

apabila investor menerima dividen dan menginvestasikannya dengan tingkat bunga yang

sama, maka hasilnya akan sama dengan apabila dividen tersebut tidak diambil. Nilai tunai

bagi investor akan sama saja.


Dalam kondisi ideal juga dikenal first best. First best adalah tidak ada asimetri

informasi. Berikutnya ada istilah second best, yaitu ada asimetri informasi, jadi lebih

realistik. Kondisi ideal tidak mungkin terjadi. Karena itu, kondisi ideal hanya berfungsi

sebagai benchmark. Dalam kondisi ideal, capital maintenance (laba merupakan perbedaan

dua neraca berurutan) cocok digunakan. Kondisi ideal dengan ketidakpastian (uncertainty)

memiliki karakteristik:
a. Tingkat suku bunga diketahui.
b. Kondisi ekonomi (state) dipublikasi dan lengkap.
c. Probabilitas terjadinya kondisi ekonomi diketahui.
d. Realisasi kondisi ekonomi dapat diobservasi
Logika Model PV di bawah ketidakpastian digunakan (spt kepastian) kecuali nilai pasar

didasarkan pd arus kas harapan, yang menganggap investor netral risiko. Dalam kondisi ideal dengan

ketidakpastian:
a. Laporan keuangan dapat menghasilkan informasi yang relevan sekaligus reliabel.

51
b. Expected net income tidak sama dengan realized net income.
c. Informasi laba bersih dalam laporan rugi laba tidak memiliki peran karena laba bersih sudah

dapat ditentukan dari necara.


d. Nilai pasar aktiva dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu (a) dengan mendiskontokan nilai

tunai arus kas masa depan, dan (b) dengan menggunakan nilai pasar.
e. Kebijakan dividen tidak relevan (dividend irrelevancy) karena nilai tunai bagi investor akan

sama saja.
Perbedaan utama antara kepastian dan ketidakpastian adalah bahwa laba bersih harapan dan

realisasian tidak mesti sama dl waktu lama di bawah ketidakpastian, dan perbedaan ini disebut laba

abnormal. Laporan keuangan berbasis PV = relevan dan reliabel bila :


a. Relevan sebab didasarkan pd arus kas mendatang harapan
b. Reliabel nilai laporan keuangan merefleksikan secara obyektif arus kas mendatang harapan
c. Manajemen tak mungkin memanipulasi lap keuangan.
Implikasi kondisi ideal terhadap profesi akuntansi (jika terjadi)
Informasi yang relevan didefinisikan sebagai informasi mengenai prospek ekonomi

perusahaan di masa depan, terutama terkait dengan dividen, arus kas, dan profitabilitas. Jika

informasi relevan maka yang dapat diandalkan sehingga kita dapat mengeksplorasi kondisi dimana

nilai pasar aset-aset dan kewajiban dapat melayani sebagai ukuran tidak langsung dari nilai. Hal ini

hanya terjadi di bawah kondisi yang ideal. Jika kondisi tidak ideal maka permasaIahan fundamental

akan timbul untuk penilaian aset dan pengukuran pendapatan. Akuntan merasa bahwa akuntansi

berdasar biaya historis untuk kelas-kelas besar dari aset dan kewajiban operasi menyajikan sebuah

cara yang berguna untuk mencatat, sejak kita melihat akuntansi biaya historis untuk kelas-kelas ini

mengakar kuat dalam praktek. Beberapa relevansi hilang, tetapi diharapkan keandalan ditingkatkan.
BAB III
KEMANFAATAN KEPUTUSAN, PENDEKATAN PELAPORAN KEUANGAN

52
Pendekatan Kebermanfaatan Keputusan
Dalam pendekatan kebermanfaatan keputusan jika laporan keuangan tidak dibuat benar

secara teoretikal, setidaknya laporan berbasis biaya historis dapat dibuat untuk lebih berguna.

Teori Pembuatan Keputusan


• memahami bagamana individu membuat keputusan rasional di bawah ketidakpastian

yang dipengaruhi informasi


• Akuntan bisa menghargai dan memahami informasi sebagai komoditas bertenaga

kuat (powerful)
• Memahami konsep “individual rasional”: tindakan yang dipilih akan menghasilkan

utilitas harapan tertinggi


• TPK klasik didasarkan pd model pilihan rasional yang mengasumsikan bahwa:
• tindakan individual diambil dalam lingkungan sangat kompetitif yang didorong oleh

kekuatan pasar
• Agar persahaan menjadi efektif atau keluar dari pasar (Prather dan Middleton, 2006).
• Model pilihan rasional mengkombinasikan
• keyakinan (estimasi probabilistik tentang kemungkinan terjadinya beberapa keadaan

ekonomi dan return aset yang ditentukan oleh realisasi tiap keadaan tersebut) dan

preferensi (pemanfatan untuk meraih keputusan optimal).


• riset pembuatan keputusan klasik fokus pada pilihan rasional yang harus dibuat

pengambil keputusan untuk mengoptimalkan hasil.

53
Peran Akuntansi dan Penelitian Akuntansi dalam Konteks “The Decision Usefulness

Approach to Financial Reporting


• Teori Pengambilan Keputusan relevan dengan akuntansi sebab Laporan Keuangan

menyediakan informasi tambahan yg berguna unt berbagai keputusan, yang dimana

Informasi merupakan bukti yg memiliki potensi unt mengubah keputusan individual

Teori Pasar Sekuritas efisien


Teori pasar sekuritas efisien memprediksi:
• Harga sekuritas sebagai akibat dari interaksi antar investor di pasar
• Harga sekuritas yang merefleksikan secara penuh kemampuan pengetahuan kolektif

dan pemrosesan-informasi investor

• Ukuran efisiensi pasar terdiri dari ukuran kevalidan. jika efisiensi pasar valid maka

dianggap penting, pada praktik pengandalan pada informasi suplemen, untuk

melengkapi laporan keuangan berbasis biaya historis mendasar yangg mungkin tidak

secara lengkap efektif dlm memberikan informasi berguna untuk investor. Namun,

Jika pasar sekuritas tidak efisien secara penuh maka pelaporan keuangan memerlukan

perbaikan yang mungkin berguna dalam mengurangi ketidakefisienan, sehingga

dapat memperbaiki operasi pasar sekuritas. Maka rata-rata perilaku investor mungkin

tidak berhubungan dengan teori keputusan rasional dan model investasi

Implikasi Efisiensi Pasar Sekuritas


Implikasi efisiensi pasar sekuritas menghasilkan konsep pengungkapan penuh dimana

Akuntansi bersaing dengan sumber informasi lain agar tetap bertahan sehingga laporan

keuangan harus dibuat secara Relevan, reliabel, tepat waktu, efektif-kos. Implikasi pasar

sekuritas juga menjadi alasan teoretikal keberadaan akuntansi krn asimetri informasi.
Akuntansi berfungsi sbg mekanisme unt mengkomunikasikan inf relevan dari pihak dalam

persh kpd pihak luar. Badan Standar Akuntansi menerima implikasi pengungkapan penuh atas

efisiensi pasar.

BAB IV
EFISIENSI PASAR SEKURITAS

54
BAB V
NILAI RELEVANSI PADA INFORMASI AKUNTANSI

Penelitian akuntansi yang mendukung relevansi nilai informasi akuntansi


 Penelitian yang dilakukan oleh Yunita Sari Adhani dan Prof. Dr. Bambang Subroto
(2013) meneliti bahwa informasi akuntansi berupa earnings dan book value di
perusahaan property dan real estate memiliki relevansi nilai. Yang dimana investor
masih menggunakan informasi akuntansi (earnings dan book value) sebagai
pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi, tidak hanya faktor fundamental
saja yang diperhatikan.

The Value Relevance of Accounting Information

55
 Informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Jika
tidak mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut dikatakan tidak relevan
terhadap keputusan yang diambil
 Relevansi nilai (value relevance) informasi akuntansi mempunyai arti kemampuan
informasi akuntansi untuk menjelaskan nilai perusahaan

Definisi Measurement Approach to Decision Usefulness


 Adalah suatu pendekatan pelaporan keuangan dimana akuntan berperan dan
bertanggungjawab untuk menggabungkan nilai saat ini menjadi sebuah laporan
keuangan yang benar, dimana hal ini bisa menciptakan sebuah informasi yang relevan
dengan demikian maka dapat mengakui timbulnya kewajiban untuk membantu
investor memprediksi kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

Peran akuntansi dan penelitian akuntansi dalam konteks “The Measurement Approach
To Decision Usefulness” Pendekatan Kegunaan/Manfaat Keputusan

 Untuk memaksimalkan laporan keuangan yang berdasarkan biaya historis terdapat


suatu konsep yang disebut konsep pendekatan manfaat. Teori pendekatan manfaat
dalam keputusan ini akan memberikan pandangan bahwa ‘jika kita tidak bisa
membuat laporan keuangan yang sempurna secara teoritis, setidaknya kita bisa
membuat laporan keuangan berdasarkan biaya historis menjadi lebih bermanfaat

Peran akuntansi dan penelitian akuntansi dalam konteks “The Measurement Approach
To Decision Usefulness” Teori Keputusan Single Person

Teori ini berguna bagi seseorang yang harus membuat keputusan dibawah kondisi yang tidak
pasti dengan menyeleksi seperangkat alternatif yang ada. Teori ini berupa aplikasi teori
keputusan-contoh keputusan investasi, sistem informasi dan menemukan informasi.

Peran akuntansi dan penelitian akuntansi dalam konteks “The Measurement Approach
To Decision Usefulness” Peran yang Lainnya

Peran lainnya :

 The Relational-Risk Averse Investor

56
 Prinsip dari Diversifikasi Portofolio

 Keputusan Investasi yang Optimal

 Resiko Portofolio

Kesimpulan Kebermanfaata Keputusan

 Mengindikasikan bahwa akuntan membutuhkan pengertian mengenai permasalahan


keputusan yang diambil pengguna laporan keuangan. Teori keputusan satu orang dan
spesialisasinya terhadap keputusan investasi portofolio menyediakan pengertian
mengenai kebutuhan rasional bagi investor yang menghindari resiko. Teori ini
mengatakan bahwa investor tersebut membutuhkan informasi untuk membantu
mereka menghitung return ekspektasi dan resiko. Resiko kovarians adalah komponen
utama dari diversifikasi portofolio yang beresiko, meskipun jika portofolio terdiri
hanya dari beberapa sekuritas.

 Laporan keuangan yang berbasis biaya historis merupakan sumber efektivitas biaya
investasi bagi investor. Laporan tersebut menyediakan sistem informasi yang
membantu investor memprediksi profitabilitas atau arus kas perusahaan masa depan,
yang pada gilirannya memprediksi return masa depan.

BAB VI
PENDEKATAN PENGUKURAN PADA KEMANFAATAN KEPUTUSAN

57
BAB VII
APLIKASI PENGUKURAN

BAB VIII
PENDEKATAN KONTRAK EFISIEN PADA KEMANFAATAN KEPUTUSAN

Apa itu Pendekatan Kontrak Efisien ?


• Merupakan suatu pendekatan kontrak yang tidak banyak menimbulkan persengketaan
dan yang mendorong pihak yang berkontrak melaksanakan apa yang diperjanjikan

58
Implikasi pada Pendekatan Kontrak Efisien
• Pada dasarnya, pendekatan kontrak efisien selalu berlandaskan pada gagasan bahwa
kontrak yang cenderung efisien apabila laba akuntansi dijadikan sebagai kriteria
dalam kontrak tanpa memandang aspek semantic laba tersebut. Sehingga, laba
akuntansi memiliki manfaat karena secara pragmatic dapat dijadikan alat untuk
mencapai kontrak yang efisien.

Apa itu Agency Theory ?


Definisi Teori agensi merupakan suatu hubungan antara prinsipal (pemilik/pemegang saham)
dan agent (manager). Mengacu pada teori keagenan (Agency theory) adalah suatu basis teori
yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari
sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini
menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu
investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk
kontrak kerja sama yang disebut ”nexus of contract”.

Implikasi pada Teori Agensi


Merujuk dari definisi yang telah dijelaskan pada slide sebelumnya, Implikasi pada teori
agensi dalam penelitian adalah ditunjukkannya perbedaan kepentingan antara pihak principal
dan pihak agent, di mana terkadang antara kedua belah pihak ini menimbulkan asimetri
informasi.

Pengertian Teori Kompensasi Eksekutif


Prinsip Kompensasi Eksekutif : Implikasi Strategi Kompetitif. Eksekutif merupakan
pemimpin tertinggi sebuah perusahaan, sehingga sangat mungkin mereka mendapatkan paket
kompensasi substansial. Selain itu, keahlian dan pengalaman mereka memungkinkan mereka
untuk mengembangkan dan mengarahkan implementasi strategi kompetitif.

BAB IX
ANALISIS KONFLIK

59
BAB X
KOMPENSASI EKSEKUTIF

BAB XI
MANAJEMEN LABA

60
Definisi Manajemen Laba (Earnings Management)
• Manajemen laba adalah suatu pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari
standar akuntansi yang ada dan secara alamiah dapat memaksimumkan utilitas mereka
dan atau nilai pasar perusahaan.
• Dari definisi manajemen laba ini, Scott membagi cara pemahaman atas manajemen
laba menjadi dua:
a. perspektif Oportunistic Earnings Management
b. perspektif Efficient Earnings Management

Beberapa Pola-pola Manajemen Laba


 Taking a Bath
Taking a Bath merupakan suatu pola yang terjadi pada saat terjadi reorganisasi,
termasuk pengangkatan CEO baru. Pada saat itu, perusahaan akan melaporkan kerugian
dalam jumlah besar sehingga diharapkan pada periode yang akan datang CEO tersebut dapat
menunjukkan adanya peningkatan laba
 Income Minimization
Income Minimization merupakan suatu pola yang terjadi pada saat perusahaan
mengalami/memperoleh laba yang tinggi. Manajemen akan menunda sebagian laba tersebut
dan melaporkannya pada periode mendatang, jika pada periode mendatang, laba diperkirakan
akan turun drastis.
 Income maximization
Income Maximization merupakan suatu pola yang terjadi ketika laba perusahaan
menurun/rendah. Manajemen akan berusaha meningkatkan laba supaya mendapat bonus yang
lebih besar. Pola ini juga dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian
hutang
 Income Smoothing

61
Income Smothing merupakan suatu pola yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara
meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar
karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil

Beberapa Motivasi Manajemen Laba


• Capital Market Motivations
Motivasi yang dilatarbelakangi oleh tersebar luasnya penggunaan informasi akuntansi
di kalangan investor dan analis keuangan untuk menilai saham dapat menciptakan dorongan
bagi manajer melakukan manipulasi laba sebagai usaha untuk mempengaruhi harga saham
jangka pendek
• Contracting Motivations
Motivasi yang dilatarbelakangi oleh data akuntansi digunakan untuk mengawasi dan
mengatur hubungan kontraktual antara perusahaan dengan semua stakeholders
perusahaannya, baik stock investor, debt investor, ataupun insider investor.
• Regulatory Motivations
Motivasi yang Terdiri dari Industry regulation motivations, anti-trust and other
regulations, dan tax planning purposes

Kebaikan pada Manajemen Laba


• Blocked Communication
Hal ini diterapkan dalam bentuk pemblokiran komunikasi dapat menghambat
pengungkapan langsung dari ekspektasi laba. Konsep ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan Demski dan Sappington (DSI:1987)
• Empirical Evidence of Good Earnings
merupakan bentuk accrual discretionary manajemen sebagai cara yang dapat
dipercaya mengungkapkan informasi dalam manajemen tentang harapan pendapatan. Hal ini
telah dibuktikan dalam penelitian Bowen, Rajgopal, dan Venkatachalam (BRV:2008) yang
menguji hubungan tata kelola perusahaan dengan diskresi akuntansi manajer.

Keburukan Pada Manajemen Laba


• Opportunistic Earnings Management
Berdasarkan Persetujuan Perspektif, keburukan manajamen laba ini dapat
mengakibatkan perilaku oportunistik manager menggunakan Earnings Management untuk
memaksimalkan bonus mereka, sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Healy (1985)
serta Dechow, Sloan, dan Sweeney (1996)

BAB XII
STANDARD SETTING : ISU EKONOMIK

62
Isu-isu Ekonomik Yang Menjadi Pertimbangan Dalam Penyusunan Standar Akuntansi
• Dalam penyusunan standar akuntansi, dipengaruhi isu ekonomi. Isu ekonomi
berkaitan dengan informasi keuangan yang merupakan komoditas, dimana permintaan
akan informasi ini digunakan oleh decision maker (pengambil keputusan) untuk
menentukan berbagai kebijakan yang akan diambil. Informasi ini kemudian diberikan
oleh perusahaan melalui manager akuntansi maupun diperoleh dari para analis dari
laporan keuangan.

Faktor Informasi Full Disclosure di Pasar


Informasi yang disediakan ke pasar sebagai wujud dari full disclosure muncul dikarenakan
dua hal:
• INSENTIF PRIVATE BAGI PRODUKSI INFORMASI
Dorongan untuk memproduksi informasi privat muncul dari kontrak yang diikuti oleh
perusahaan yang diperlukan untuk memonitor ketaatan terhadap kontrak. Juga suatu audit
akan menambah kredibilitas terhadap net income yang dilaporkan, sehingga baik pemilik dan
manajer perusahaan bersedia menerima net income yang dilaporkan sebagai ukutan yang
andal atas kinerja manajemen.
Investor membutuhkan informasi mengenai return dan risiko yang diharapkan atas investasi
mereka. Manajer perusahaan dan tiap investor akan mengadakan kontrak mengenai jumlah
informasi yang diinginkan tentang arus kas perusahaan di masa mendatang, posisi keuangan,
dll.
• INSENTIF BERBASIS PASAR BAGI PRODUKSI INFORMASI

63
Dorongan privat bagi manajer untuk memproduksi informasi mengenai perusahaanya juga
berasal dari tekanan pasar. Manajer yang rasional akan memilih nilai pasar yang lebih tinggi,
dengan asumsi hal-hal lain dianggap sama/tidak berubah. Ini akan meningkatkan reservation
utility yang dapat mereka minta dalam kontrak pekerjaan agensi.

Penetapan Standar (Standar setting)


 Bentuk dari regulasi yang merupakan tanggung jawab dari pemerintah (negara) /
badan pembuat undang-undang.
 Tanggung jawab ini di bidang akuntansi biasanya diberikan kepada agen khusus 
SEC
 SEC mendelegasikan
pada semi-autonomous bodies.
REGULATOR

Pengatur Standar Sebagai Mediator Konflik Kepentingan Antara Investor dan


Manajer.
how to determine the socially “right” amount of information.
what is the socially right amount of information?
 Straightforward
(marginal social benefit = marginal social cost)

First-best amount of information production


Regulasi di suatu negara akan berdampak pula pada institusi keuangan dan pasar sekuritas.
Dalam hal ini regulasi digunakan untuk melindungi investor & meningkatkan operasi modal
dan pasar tenaga kerja menejerial dengan meningkatkan kepercayaan publik bahwa pasar
bekerja dengan baik.

BAB XIII
STANDARD SETTING : ISU POLITIK

64
65
66

Anda mungkin juga menyukai