Rangkuman Mata Kuliah Teori Akuntansi
Rangkuman Mata Kuliah Teori Akuntansi
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Muhammad Zamroni (F0313065)
1
PENDAHULUAN
Pada dasarnya penerapan praktik akuntansi yang diterapkan di suatu negara adalah
bentuk output/hasil dari perekaysaan dan pengembangan guna mencapai suatu tujuan sosial
tertentu. Bila ditelusuri lebih lanjut, praktik akuntansi saat ini telah dipengaruhi oleh berbagai
faktor lingkungan, seperti faktor ekonomi, politik dan sosial, lingkungan, dan lain-lain. Hal
inilah yang mempengaruhi dinamika praktik akuntansi yang diterapkan dalam suatu negara
tertentu yang apabila dibandingkan tidak dapat disamakan dengan bentuk praktik akuntansi di
Karya tulis yang telah saya buat ini adalah merupakan kumpulan materi perkuliahan
Teori Akuntansi dengan buku acuan utama karya Suwardjono terbitan buku tahun 2013
dengan judul Teori Akuntansi, Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Selain itu dipadukan pula
dengn buku karya William R Scott yang berjudul Financial Accounting Theory 7 th edition
bentuk orientasi yaitu orientasi positif dan orientasi normatif. Di dalam buku ini lebih
mengacu pada orientasi normatif dengan arah penalaran yang membangun dan
mengembangkan sistem pelaporan keuangan yang diterapkan dalam suatu wilayah atau
negara. Konten yang ada pada buku ini lebih banyak membahas mengenai pembentukan teori
akuntansi secara pokok dengan bersumber pada aktivitas perekayasaan pelaporan keuangan
sebagai landasan atau tema pembentukan teori tersebut. Sedangkan aktivitas perekayasaan
merupakan suatu proses pemikiran atau penalaran secara logis guna memilih, menentukan
dan menerapkan berbagai konsep, metode, teknik, teknologi, dan pendekatan secara praktis
Buku Teori Akuntansi karya Suwardjono memuat 13 bab yang saling terkait dan
konsisten dalam konsep yang dituliskan. Bab 1 menjelaskan tentang pengertian akuntansi dari
2
perspektif seni, sains dan teknologi sehingga layak digunakan di dalam teori akuntansi.
Berkaitan juga pada bab 2 tentang penalaran yang menjadi pokok pikiran utama dari seluruh
materi yang ada di dalam buku. Dilanjutnkan dengan bab 3 yang menjelaskan bagaimana
proses perekayasaan pelaporan keuangan dilakukan dan bagaimana struktur akuntansi yang
diterapkan. Untuk memperluas pemahaman maka bab 4 lah yang melengkapi konsep
konseptual). Diikuti pada bab 5 yang menjelaskan mengenai konsep dasar yang menjadi basis
penalaran dalam merekayasa suatu sitem pelaporan keuangan, selanjutnya setelah mengetahui
konsep-konsep secara mendasar pada peaporan keuangan. Pembahasan materi yang berfokus
pada elemen-elemen laporan keuangan telah dimuat dari bab 6 sampai bab 11, setelah
rerangka konseptual hingga akhirnya menjadi sumber informasi yang dapat disajikan dalam
pelaporan keuangan yang tercantum di dalam bab 12. Terakhir sebagai penutup yakni bab 13
membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan perubahan harga guna menunjukkan
keterpautan, koherensi atau relevansi rerangka akuntansi pokok yang berbasis historical cost
dengan asumsi kestabilan daya beli dan nilai barang yang tersedia di pasar.
3
Bab III Proses
Perekayasaan dan
Bab II Konsep
truktur Akuntansi
Penalaran
Bab IV Proses
Conceptual
Perekayasaan di Framework
Amerika
Pada sesi perkuliahan selanjutnya digunakan referensi buku yang kedua yakni
financial accounting theory, karya William R Scott. Berdasarkan buku ini menjelaskan
tentang metodologi dan praktik akuntansi, yang mengharuskan badan pembuat standar untuk
selalu memastikan bahwa standar akuntansi yang telah dibuat bisa menjadi lebih efisien
terhadap kinerja ekonomi. Tujuan dari pembahasan buku ini adalah untuk memberikan
kesadaran tentang analisis kritis terhadap standar akuntansi yang berjalan saat ini beserta
keuangan yakni pihak eksternal (investor) dan manager perusahaan itu sendiri.
4
Pada kondisi yang ideal akan memunculkan pada sebuah situasi dimana akan
diterapkannya akuntansi berbasis nilai. Hal tersebut sepanjang diterapkan akan memunculkan
pada kondisi asimetri informasi, ada 2 aspek yang melatarbelakangi asimetri informasi yakni
adverse selection dan moral hazard. Kedua aspek tersebut secara terpisah akan
adalah sebuah masalah yang membutuhkan adanya keputusan investasi rasional sedangkan
moral hazard merupakan masalah yang membutuhkan identifikasi pada solusi memotivasi
dan evaluasi kinerja manajemen. Dari problem tersebut, akan menimbulkan sebuah reaksi
dari kedua kepentingan tersebut dimana pihak investor akan menimbulkan reaksi akuntansi
berupa kemanfaatan keputusan dan pengungkapan penuh sedangkan reaksi akuntansi dari
manajer adalah informasi yang benar/tepat vs informasi yang sensitif. Dari kedua reaksi
tersebut maka dibutuhkan sebuah mediasi diantara 2 kepentingan pengguna laporan keuangan
yakni berupa mediasi standar setting yang akan mengidentifikasikan keduanya apa saja
permasalahan yang terjadi dan alternatif solusi yang bisa diterapkan pada keduanya.
1. Topik tentang kondisi Ideal, yang dijelaskan secara tuntas pada bab 2 yang berjudul
keuangan.
b. Bab 4 yang menjelaskan tentang pasar sekuritas efisien
c. Bab 5 yang menjelaskan tentan perspektif informasi pada kemanfaatan keputusan
d. Bab 6 yang menjelaskan tentang perspektif pengukuran pada kemanfaatan
keputusan.
e. Bab 7 yang menjelaskan tentang aplikasi perspektif pengukuran
f. Dan bab 8 yang menjelaskan tentang konsekuensi ekonomik dan teori akuntansi
positif.
3. Topik tentang penyimpangan moral (moral hazard) ada 3 bab yang terkait yakni :
a. Bab 9 tentang suatu analisis konflik
b. Bab 10 tentang kompensasi eksekutif serta
c. Bab 11 yang menjelaskan tentang manjaemen laba
5
4. Topik yang terakhit adalah penyusunan standar, dimana ada 2 bab yang akan
Untuk merealisasikan aktivitas atau praktik akuntansi yang baik dan benar, tidaklah
cukup apabila hanya mempelajari akuntansi secara praktik saja. Sebab pada dasarnya dibalik
praktik akuntansi terdapat berbagai asumsi dasar, gagasan, konsep, penjelasan, dan
sebagainya, yang seluruhnya telah saling berkaitan di dalam teori akuntansi. Unsur yang
terdapat pada teori akuntansi sendiri adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan mengapa
praktik akuntansi bisa terjadi. Ada berbagai problematika atau masalah yang dikandung di
dalamnya. Permasalahan ini membutuhkan penyelesaian agar bisa menemukan solusi yang
tepat untuk menangani permasalshan-permasalahan tersebut, sebab tidak cukup hanya dengan
mengandalkan pengalaman saja, namun untuk mencapai praktik akuntansi yang baik dan
sehat, maka dalam menyelesaikan masalah juga diperlukan landasan teori yang sehat dan
baik pula.
Namun, tidak semua solusi yang ditawarkan guna menyelesaikan permasalahan yang
ada di dalam Teori akuntansi bisa tuntas terselesaikan. Namun setidaknya dengan
permasalahan melalui perspektif pandangan yang lebih luas dan terinci, sehingga bisa
menyatukan kesepakatan mengenai solusi yang akan diterapkan guna menyelesaikan suatu
permasalahan. Dan bila tanpa teori yang melandasinya maka tidaklah mustahil bila praktik
akuntansi yang baik dan sehat bisa dipastikan tidak akan terealisasi.
6
SUWARDJONO
BAB I
PENGERTIAN
TEORI
AKUNTANSI
Seni
Akuntansi
7
Teori akuntansi adalah komponen terpenting dalam praktik akuntansi. Dinamisnya
praktik akuntansi didominasi oleh perlakuannya dalam menghadapi berbagai masalah praktis
dan professional (Kam (1990) dalam Suwardjono, 2013: 2). Pemahaman secara komprehensif
oleh para praktisi dan lemabaga penyusun standar akan sangat memdukung pengembangan
dan perbaikan standar akuntansi menuju praktik yang baik dan sehat. Teori akuntansi menjadi
dasar penyelesaian masalah-masalah akuntansi secara beralasan atau bernalar dan dapat
Pengertian Akuntansi
keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan Negara tertentu dan cara
didefinisikan sebagai proses, fungsi atau praktik sebagai berikut: Proses pengidentifikasian,
penyajian data keuangan dasar yang terdiri dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau
kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi
yang relevan bagi pihak yang berkepentingan (APB Statement No.4 dalam Suwardjono,
2013: 10)
8
Akuntansi Sebagai Seni, Sains, atau Teknologi
Akuntansi
Teknologi
Sains
Taksonomi
Dimulainya pengembangan teori akuntansi dianggap mulai ada sejak seseorang yang
hendak memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun langsung dalam
dunia praktik dan mengerjakan magang pada praktisi. Adapun yang dimaksud dengan
akuntansi disebut sebagai seni yakni cara penerapannya, bukan sifatnya. Apabila akuntansi
dipandang sebagai Sains, maka akan banyak yang membahas tentang gejala akuntansi.
dalam rangka mencapai tujuan tertentu (tujuan pelaporan keuangan) bukan untuk
mendapatkan kebenaran penjelasan (teori). Menurut (Suwardjono, 2013: 15) pada dasarnya
9
akuntansi tidak mempunyai karakteristik sebagai sains, malainkan akuntansi masuk ke dalam
orang yang akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun langsung
dalam dunia praktik dan mengerjakan magang pada praktisi. Yang dimaksud dengan
akuntansi dikatakan sebagai seni adalah cara menerapkannya bukan sifatnya sebagai
seperangkat pengetahuan. Bila akuntansi dipandang sebagai Sains, akuntansi akan banyak
membahas gejala akuntansi. Tujuan akuntansi adalah menghasilkan atau menemukan prinsip-
prinsip umum untuk menjustifikasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu (tujuan
pelaporan keuangan) bukan untuk mendapatkan kebenaran penjelasan (teori). Akuntansi tidak
mempunyai sifat-sifat sebagai sains, karena akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan
nyata atau realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen
statemen keuangan) sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa
harus secara langsung menyaksikan kegiatan tersebut (Suwardjono, 2013: 30). Sedangkan
Teori akuntansi sintaktik merupakan suatu teori yang berorientasi pada pembahasan masalah-
keuangan (Suwardjono, 2013: 31). Dan yang terakhir, berdasarkan pada (Suwardjono: 2013:
10
32), teori akuntansi pragmatik lebih dipusatkan perhatiannya pada perubahan perilaku
Menurut Suwardjono di dalam buku Teori Akuntansi jilid 2013 halaman 34, Penalaran
merupakan suatu proses berpikir yang logis dan sistematis untuk membentuk dan
mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pertanyaan atau penjelasan. Pendekatan
penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyatan umum yang
penalaran induktif adalah negasi dari penalaran deduktif. Secara istilah, menurut Suwardjono
dalam Teori Akuntansi jilid 2013 halaman 35, penalaran ini dimulai dari suatu suatu
pernyataan atau keadaan yang khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum yang merupakan
BAB II
PENALARAN (REASONING)
11
Definisi Penalaran
Apabila didefinisikan kata penalaran, maka statement yang dapat diketahui yakni adalah
proses berpikir logis dan sistematis guna membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan
terhadap suatu pernyataan atau asersi (Mickerson (1986) dalam Suwardjon, 2013: 41).
Berikut ini adalah struktur dan proses penalaran di bangun atas dasar tiga konsep penting
yaitu:
1. Asersi
Merupakan suatu pernyataan (pada umumnya adalah positif) yang menegaskan bahwa
sesuatu ( misalnya teori) adalah benar (Suwardjono, 2013: 42). Asersi dapat di
klasifikasi menjadi asumsi, hipotesis dan pernyataan fakta. Jenis asersi itu sebagai
berikut :
a. Asumsi adalah asersi yang di yakini benar meskipun orang tidak dapat mengajukan
atau menunjukan bukti tentang kebenarannya secara meyakinkan atau asersi yang
orang bersedia untuk menerima sebagai benar untuk keperluan diskusi atau debat .
b. Hipotesis adalah asersi yang kebenarannya belum atau tidak di ketahui atau di
Berdasarkan jensi asersi tersebut, maka asersi dapat berfungsi sebagai pembuat remis
dan pembuat konkluksi (Suwardjono, 2013: 52). Pembuat remis (Peremis) merupakan
asersi yang diterapkan guna mendorong dicetuskannya suatu konkluksi. Turunan dari
2. Keyakinan
12
Secara istilah, keyakinan merupakan tingkat kebersediaan seseorang untuk menerima
bahwa suatu pernyataan atau teori mengenai suatu fenomena atau gejala adalah benar.
(Suwardjon, 2013: 42). Berikut ini properitas keyakinan yang perlu disadari dalam
dan inferensi atau penyimpulan yang di gunakan untuk mendukung suatu keyakinan.
yang valid atau masuk akal (Suwardjono, 2013: 72). Beberapa jenis
kita bahkan mungkin jika itu salah (Caderblom dan Paulsen (1986) dalam
13
BAB III
PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN
Penulis telah mengungkapkan bahwa teori akuntansi dimaknai sebagai penalaran logis
adalah sebaga pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa secara nasional
berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara
tertentu dan cara penyampaian informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk
dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik (Suwardjono, 2005). Aplikasi dari
keuangan nasional harus direkayasa secara saksama untuk pengendalian alokasi sumber daya
Pelaporan keuangan nasional harus direkayasa secara saksama untuk mengendalikan alokasi
ekonomik yang dominan melalui informasi keuangan. penyediaan laporan keuangan harus
dilakukan dengan cara tertentu berupa prinsip akuntansi yang diterima secara umum agar
pengendalian yang dilakukan bisa dilakukan secara otomatis melalui sistem pengendalian
yang tersedia..
Proses Perekayasaan
14
Menurut Suwardjono dalam buku Teori Akuntansi jilid 2013 halaman 101, definisi
Perekayasaan Akuntansi erupakan suatu pemikiran logis dan objektif untuk membangun
suatu struktur dan mekanisme pelaporan keuangan dalam suatu negara untuk mencapai tujuan
negara
Siapa Perekayasa
upaya dari tim yang melibatkan berbagai disiplin intelektual dan kekuatan politik.
Dari segi aspek semantik, perekayasaan pelaporan keuangan merupakan suatu proses
dalam memilih dan menyimbolkan objek fisis kegiatan perusahaan yang relevan menjadi
Rerangka Konseptual
interrelated objectives and fundamentals that can lead to consistent standard and that
prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and financial statements.
15
Model
Terdapat 4 komponen penting dalam model rerangka konseptual yang dikembangkan FASB,
yaitu :
Empat komponen tersebut membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan. FASB
menuangkan empat komponen tersebut kedalam beberapa dokumen resmi berupa SFAC
disebut Framework for the Preparation and of Financial Statement atau oleh IAI
Prinsip Akuntansi
Segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur, metoda, dan
teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoritis maupun praktis yang berfungsi sebagai
Standar Akuntansi
16
Konsep, prinsip, metoda, teknik, dll; yang sengaja dipilih dan diberlakukan dalam
suatu lingkungan atau negara dan dituangkan dalam bentuk dokumen resmi (pernyataan)
Suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan sumber-sumber lain
yang didukung berlakunya secara resmi, yuridis, teoritis, dan praktis (Suwardjono, 2013:
konseptual versi FASB dan GAAP yang disebut landasan operasional atau praktik
yang terdiri dari prinsip mendasar, prinsip operasi umum, dan prinsip terinci.
2. PABU versi Rubin
Menganalogi tingkat keautoratifan yang membentuk suatu hirarki dengan suatu
bentuk bangunan rumah. PABU versi Rubin menggambarkan PABU sebagai rerangka
Struktur Akuntansi
pihak dan sarana-sarana yang terlibat dalam dan terpengaruh oleh perekayasaan informasi
keuangan dan saling-hubungan antara berbagai pihak dan sarana tersebut. Pihak-pihak yang
17
terlibat meliputi individual dan institusi, misalnya penyusunan standar, badan pembina pasar
Selain menggambarkan pengertian akuntansi secara luas dan sempit, struktur juga
BAB IV
RERANGKA KONSEPTUAL- SUATU MODEL
Salah satu model adalah rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FSAB yang
Accounting Concepts.
Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan.
Tujuan pelaporan menentukan konsep – konsep dan prinsip – prinsip yang relevan yang
18
Tujuan Fungsional
Tujuan Bersama
Tujuan bersama adalah satu atau beberapa tujuan individual yang sama dengan tujuan
Dalam tujuan ini keputusan yang akan diambil adalah tujuan dari kelompok yang
dominan. Kelompok yang dominan adalah kelompok yang memiliki pengaruh sangat kuat
dalam pengambilan keputusan atau tindakan dari semua anggota masyarakat. untuk
Tujuan pelaporan keuangan menurut FASB pada tiga aspek landasan pikiran, antara lain:
1. Ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hokum, politis, dan social tempat akuntansi
diterapkan
2. Dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi yang dapat disampaikan
19
1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industri atau
bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun
organisasi tersebut
FASB merumuskan kualitas spesifik dalam dua kategori yaitu primer (primary)
20
Tujuan Pelaporan Keuangan (SFAC No 1 dan SFAC No 4)
Informasi lain-lain
Media pelaporan keuangan lainnya
Statemen keuanganInformasi pelengkap
Pengukuran
Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur ( jumlah rupiah ) yang akan
diletakkan pada suatu objek ( elemen atau pos ) yang terlibat dalam suatu transaksi,
kejadian, atau keadaan untuk merepresentasi makna atau atribute objek tersebut.
Pengakuan
21
BAB V
KONSEP DASAR
Ada dua konsep dasar yang disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual IASC, antara
lain :
Kesatuan Usaha
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau
badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan
kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam
perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang
akuntansi.
Batas Kesatuan
22
Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung keberadaannya, batas kesatuan
usha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum melainkan kesatuan
ekonomik. Dimana akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan ekonomik
Persamaan Akuntansi
Agar penyusunan statemen keuangan dapat dilakukan dengan cepat, system akuntansi
Hubungan fungsional antar buku besar ini dapat dinyatakan sebagai berikut :
Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk terus maju dan
dijalankan, maka perusahaan tersebut harus membuat laporan mengenai perusahaan secara
periodik. Jika perusahaan tidak membuat laporan secara periodik, maka sulit untuk
Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian hak eksternal dan manajemen. Lebih
dari itu, walaupun segala pertimbangan dan kebijakan didasarkan pada data akuntansi secara
cukup mendalam. Pada akhirnya keputusan yang dihasilkan akan mencerminkan juga
pengaruh data non akuntansi dan akan diwawancarai dengan hal – hal yang sangat kualitatif
dan subjektif.
23
Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap saat pengakuan tambahan
manfaat produk fisis yang dihasilkan. Dan jika tidak diketahui secara objektif dan
meyakinkan berapa besarnya nilai tambahan tersebut, maka nilai tambah ini akan terealisasi
kalau produk telah terjual dan asset ( kos ) baru masuk ke dalam kesatuan usaha.
Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang menyatakan
bahwa pendapatan diakui pada saat hak kesatuan timbul lantaran penyerahan barang atau jasa
ke pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul dikarenakan penggunan sumber
ekonomik yang melekat pada barang dan jasa yang diserahkan tersebut (Suwardjono, 2013:
237)
Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak milik pribadi harus dilindungi atau
diakui secara yuridis. Tanpa konsep ini, kesatuan usaha tidak dapat memiliki sumber
ekonomik atau asset. Karena pemilikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh
Konservatisma
Konservatisma adalah sikap atau aliran dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil.
24
BAB VI
ASET
Pengertian
prg 25):
(Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti atau diperoleh atau
dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu.)
An assets is resource controlled by the enterprise as a result of past events and from
Assets are service potential or future economic benefits controlled by the reporting
Berdasar uraian diatas, pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik
utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat disebut aset, yaitu:
25
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh
Pengukuran
ekonomik yang akan datang. Yang dimaksud pengukuran di sini adalah penentuan jumlah
rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek aset pada saat terjadinya, yang akan dijadikan
data dasar untuk mengikuti aliran fisis objek tersebut (Suwardjono, 2013:2 60)
Penilaian
Tujuan dari penilaian aset adalah untuk merepresentasi atribut pos-pos aset yang
berpaut dengan tujuan laporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai.
Sedangkan tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang dapat membantu
investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat, dan ketidakpastian aliran kas bersih ke
badan usaha. Singkatnya, tujuan penilaian aset harus berpaut dengan tujuan pelaporan
FASB mengidentifikasi lima makna atau atribut yang dapat direpresentasi berkaitan
dengan aset, dasar penilaian menurut FASB (SFAC No. 5, prg. 67) dapat diringkas sebagai
berikut:
a. Historical cost.
b. Current (replacement) cost.
c. Current market value.
d. Net realizable valueyang diperlukan untuk mengkonversi aset tersebut menjadi kas
atau setaranya.
e. Present (or discounted) value of future cash flows.
26
Pengakuan
kejadian, atau keadaan yang mempebgaruhi aset. Disamping memenuhi definisi aset, kriteria
keterukuran, keberpautan, dan keterandalan harus dipenuhi pula (Suwardjono, 2013: 287)
Penyajian
Pengungkapan dan penyajian pos-pos aset harus dipelajari dari standar yang mengatur
tiap pos. Secara umum, prinsip akuntansi berterima umum memberi pedoman penyajian dan
a. Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformatakun atau di bagian atas
(misalnya metoda depresiasi aset tetap dan dasar penilaian sediaan barang.
BAB VII
KEWAJIBAN
Pengertian Kewajiban
Kewajiban merupakan pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti
yang timbul dari keharusan sekarang suatu entitas untuk mentransfer aset atau
27
menyerahkan jasa kepada entitas lain di masa datang sebagai akibat dari transaksi atau
Pengakuan
Kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi yang
sebelumnya terjadi. Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan yaitu definisi,
keterukuran, keterandalan, dan keberpautan. Kam (hlm 119-120) mengajukan empat kaidah
keterukuran nilai kewajiban. Keempat kaidah tersebut dapat memberikan petunjuk tentang
Pengukuran
Penentuan kos kewajiban pada saat terjadinya paralel dengan pengukuran aset, dan
pengukur yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat terjadinya adalah
pengorbanan ekonomik masa datang. Penghargaan suau kewajiban merefleksi nilai setara
28
tunai atau nilai sekarang kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik
Penilaian
Penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang harus
dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi, dengan kata lain
penilaian adalah penentuan nilai sekarang kewajiban. Atribut pengukuran menurut FASB
adalah nilai pasar sekarang, nilai pelunasan neto, dan Nilai diskunan aliran kas masa datang.
Penilaian dalam tahap penelusuran adalah Penilaian kewajiban setiap saat dalam perioda dari
Pelunasan
Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang sengaja dilakukan oleh kesatuan usaha
untuk memenuhi kewajiban pada saatnya dan dalam kondisi normal usaha sehingga tia bebas
dari kewajiban tersebut. pelunasan biasanya merupakan pemenuhan secara langsung kepada
Penyajian
sejalan dengan aset. PSAK No. 1 menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan
likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. PSAK No. 1
menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai kewajiban jangka
pendek diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Kriteria tersebut adalah (a)
diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau
(b) jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
29
BAB VIII
PENDAPATAN
Pengertian
Berbagai sumber mamaknai pendapatan kurang kebih sama walaupun dengan variasi
yang berbeda. Dalam SFAC No. 6 FASB mendefinisikan pendapatan dan untung sebagai
berikut :
service, or other activities that constitute the entity’s ongoing major or central
Gains are increasea in equity (net assets) from peripheral or incedental transaction of
an entity and from all other transaction and other events and circumstances affecting
the entity except those that result from revenues or invesment by owners (prg 82).
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002), IAI mengadopsi definisi pendapatan dari
sebagai berikut: Income is increase in economic benefits during the accounting period
30
in the form inflows or enhancement of assets or decreases of liabilities that result in
increase in equity, other than those relating to equity participants (hlm. 17).
The definition of income acompasses both revenue and gains. Revenue arises on the
different names including sales, fees, interests, dividends, royalties, and rents (hlm.
18).
Gains represent other items that meet the definition of income and may, or may not,
increase in economic benefit and as such are no different in nature from revenues.
Hense, they are not regarded as constituting a separate element in this framework
(hlm. 18).
Karakteristik Pendapatan
1. Kenaikan Asset
2. Operasi Utama Berlanjut
3. Pelunasan, Penurunan, atau Pengurangan Kewajiban
4. Suatu entitas
5. Produk perusahaan
6. Pertukaran produk
7. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk
8. Untung
Pengakuan Pendapatan
berapa harus dicatat tetapi lebih mengisyaratkan berapa jumlahnya dan kapan harus dicatat
tetapi lebih mengisyaratkan bahwa pendapatan memang ada atau terwujud, definisi tersebut
31
Untuk menjabarkan kriteria kualitas informasi menjadi kriteria pengakuan
pendapatan, perlu dipahami dua konsep penting yaitu pembentukan pendapatan dan realisasi
pendapatan.
Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang dapat menandai
1. Kejadian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan yang
lancar.
Dari kedua kejadian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses realisasi merupakan
Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesei diproduksi dan penjualan
benar-benar telah terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang. Dengan kata lain,
pendapatan belum dapat dikatakan ada dan diakui sebelum ada penjualan yang nyata. FASB
mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan (dan untung) yang keduanya harus dipenuhi
Masalah yang yang timbul dari pengakuan selama proses produksi ini adalah :
1. Akresi: Yaitu pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau prose alamiah lainnya.
2. Apresiasi: Yaitu, selisih “nilai pasar wajar” aset perusahaan dengan kos (atau nilai
32
3. Penghematan Kos: Penghematan kos sering dikenal dengan potongan pembelian.
Penyajian
pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos biasa dan luar biasa
dan cara menuangkannya dalam statemen laba rugi (Suwardjono, 2013: 393)
BAB IX
BIAYA
Pengertian
Dalam SFAC No. 6, FASB mendefinisi biaya (expenses) dan rugi (losses) sebagai
berikut:
33
Expenses are outflows or other using up of assets or incurrence of liabilities (or
carrying out other activities that constitute the entity’s ongoing major or central
operations (prg.80);
transactions of an entity and from all other transactions and other event and
circumstances affecting the entity except those that result from expenses or
APB juga mendefinisi biaya sebagai kebalikan pendapatan sebagai berikut (APBN statement
from those types of profit-directed activities of an enterprise that can change owners’
equity.
Dari berbagai sumber di atas dan sebagai lawan dari pendapatan, terdapat dua karakteristik
1. Penurunan Aset
2. Operasi Utama yang Menerus
3. Kenaikan Kewajiban
4. Penurunan Ekuitas
5. Aliran Fisis atau Moneter
6. Rugi
Pengakuan Biaya
34
Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan menyakut
masalah kriteria pengakuan (recognition criteria) yaitu apa yang harus dipenuhi agar
penurunan nilai asset yang memenuhi definisi biaya atau rugi dapat diakui dan masalah saat
pengakuan (recognition rules atau timing) yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai
bahwa kriteria pengakuan telah dipenuhi. Tidak seperti pendapatan atau untung, biaya dan
rugi tidak mengalami masalah pembentukan dan realisasi (Suwardjon, 2013: 407)
Kriteria Pengakuan
Biaya atau rugi pada umumnya diakui bilamana salah satu dari dua kriteria berikut
benefits)
Penyajian Biaya
Penyajian biaya tidak dapat dilepaskan dari penyajian pendapatan dan sarana untuk
itu adalah statemen laba-rugi. Penyajian elemen pendapatan, untung, biaya, dan rugi
bergantung pada konsep tentang apa saja yang membentuk laba (Suwardono, 2013:
450)
BAB X
LABA (INCOME)
Pengertian Laba
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. (IAI,
35
Tujuan pelaporan laba diharapkan dapat digunakan antara lain :
Makna Laba
Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas. Entitas dapat berupa
perusahaan
Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu sehingga harus diidentifikasi kemakmuran
Kapital disini berbeda dengan modal. Pengertian kapital dalam konteks laba akuntansi
meliputi:
Kapital bagi badan usaha atau manajemen yang menguasai sumber ekonomi ini (fisis
36
Pengukuran kapital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konseptual karena
dengan berjalannya waktu beberapa hal yang bersifat ekonomik berubah dan harus
dipertimbangkan yaitu unit atau skala pengukur dan dasar pengukuran. Hal lain yang
menentukan cara menilai kapital adalah jenis kapital (fisis atau finansial) dan dasar penilaian.
Jenis Kapital :
1. Kapital Finansial
2. Kapital Fisis
Skala Pengukuran:
1. Skala Nominal
2. Skala Daya Beli
1. Kos Historis
2. Kos sekarang
Teori entitas atau ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi antara lain :
Penyajian Laba
Walaupun teori entitas yang dibahas diatas berkaitan dengan masalah penyajian,
masalah lebih difokuskan pada masalah konseptual tentang apa yang disebut laba. Masalah
konseptual yang erat kaitannya dengan penyajian adalah pemisahan pelaporan pos-pos
transaksi operasi dan pos-pos transaksi dengan pemilik (transaksi modal). Pos-pos operasi
37
dalam arti luas (transaksi nonpemilik) pada umumnya dilaporkan melalui statemen laba
BAB XI
EKUITAS
“Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban”.
Godfrey, Hodgson,dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasar criteria
sebagai berikut:
38
Tujuan Penyajian Ekuitas
Informasi yang harus disampaikan tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal
adalah :
Laba ditahan pada dasarnya terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari
akun ikhtisar laba rugi. Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo laba
tersebut telah lebur menjadi elemen modal pemegang saham yang sah. Dengan demikian
untuk mengukur seluiruh hak pemegang saham atas asset, laba ditahan harus digabungkan
39
Tujuan utama dari perekayasaan akuntansi modal setoran ini adalah untuk
membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi dan perubahan akibat
transaksi operasi. (Suwardjono, 2013: 520). Berbagai sumber yang dapat mengubah modal
1. Pemesanan saham
2. Obligasi terkonversi atau berhak-tukar.
3. Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar,
4. Dividen saham.
5. Hak beli saham, Opsi saham. Waran.
6. Saham treasuri.
Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam satu periode
berubah selain karena transaksi modal tetapi karena transaksi khusus yaitu :
1. Penyesuaian periode-lalu.
2. Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya.
3. Pengaruh perubahan akuntansi.
4. Kuasi-reorganisasi.
Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebenarnya
menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan yang mengalami defisit dan
langsung ke laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar :
40
1. Perincian atas dasar sumber.
2. Perincian atas dasar tujuan penggunaan.
BAB XII
PENGUNGKAPAN DAN SARANA INTERPRETATIF
Konsep Pengungkapan
diantaranya adalah Evans (2003). Dia menyatakan bahwa pengertian dari pengungkapan
adalah Penyediaan informasi dalam statemen keuangan termasuk statemen keuangan itu
sendiri, catatan atas statemen keuangan, dan pengungkapan tambahan yang berkaitan dengan
statemen keuangan.
Rerangka konseptual telah menetapkan bahwa investor dan kreditor merupakan pihak
yang dituju oleh pelaporan keuangan sehingga pengungkapan ditujukan terutama untuk
mereka. Informasi yang diungkapkan untuk kepentingan publik secara umum harus
dilindungi dan dilayani, dan juga informasi kualitatif juga dituntut disediakan, sehingga
Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yag dipandang peru
41
yaitu: tujuan melindungi, tujuan informatif, dan tuuan ebuthan khusus (SUwardjono, 2013:
580)
Kendala Pengungkapan
Epstein dan Pava dalam Evans (2003) menghasilkan temuan yang dapat menjadi
sebelumnya
d. Laporan arus kas lebih penting bagi para pemakai daripada laporan laba rugi
e. Pendapat auditor makin bermanfaat disbanding sebelumnya
f. Diskusi dan analisis manajemen kurang bermanfaat
Pengungkapan Sukarela
yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas. Teori signaling
Motode Pengungkapan
disajkan kepada pemakai dalam satu perangkat statemen keuangan beserta informasi lain
yang berpaut. Motode ini biasanya ditentkan secara spesifik dalam standar akuntansi atau
peraturan lain.
Sarana Interpretif
Pengungkapan dapat dikatakan sebagai sarana interpretif dalam tataran praktis untuk
42
media statemen keuangan. Sarana interpretif dalam tataran praktis mengandung pengertian
bahwa butir-butir pengungkapan telah diakui sesuai dengan standar akuntansi yang
mengaturnya sehingga sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan itu sendiri (Suwardjono,
2013: 601)
Dalam beberapa hal khusus, penilain kembali fasilitas fisis yang berakibat revisi
terhadap kos tercatat tidak dapat dihindari. Beberpa hal khusus yang menghendaki penilaian
1. Perusahaan akan dibeli sehingga terjadi penggantian hak milik atau perubahan entitas
rugi/asuransi
6. Penilaian aset untuk keperluan penentuan nilai asuransi aset
7. Penentuan nilai aset untuk keperluan pajak.
Berkaitan dengan revisi kos fasiitas fisis adaah pengurangan atau penghapusan
sebagian kos atau nilai buku karena alasan teknis atau ekonomik tertentu dan bukan semata-
mata karena penurunan harga ata devaluasi. Pengurangan dapat dilakukan kalau suatu kondisi
menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan asset untuk mendatangkan laba atau kas di
BAB XIII
AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA
43
Masalah Akuntansi
Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian unit pengukur
a. Masalah Penilaian
Nilai aset individual atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan dengan aset
tertentu yang lain meskipun daya beli uang tidak berubah. Perubahan ini
Daya beli uang dapat berubah sehingga unit moneter sebagai pengukur nilai tidak
bersifat homogenus lagi kalau dikaitkan dengan waktu. Perubahan nilai unit
pengukur ini terjadi karena perubahan tingkat harga secara umum dalam ekonomi
suatu negara.
dengan jenis kapital yang harus dipertahankan yaitu finansial atau fisis.
Pos-pos moneter terdiri atas aset moneter dan kewajiban moneter. Aset moneter
adalah klaim untuk menerima kas di masa mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti
tanpa mengaitkan dengan harga masa datang barang dan jasa tertentu.
Kewajiban moneter adalah keharusan untuk membayar uang di masa mendatang dengan
jumlah dan saat pembayaran yang sudah pasti. Implikasi perubahan harga terhadap pos-pos
moneter lebih berkaitan dengan perubahan daya beli yang menimbulkan untung atau rugi
44
daya beli. Untung atau rugi daya beli timbul kalau perusahaan menahan pos-pos moneter
Pos-pos nonmoneter adalah pos-pos selain yang bersifat moneter yang juga terdiri
atas aset nonmoneter dan kewajiban nonmoneter. Aset nonmoneter adalah aset yang
mengandung jumlah rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah dengan
berjalannya waktu atau aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa atau manfaat
Kewajiban nonmoneter adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa atau
potensi jasa lainnya dengan kuantitas tertentu tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan
nilai barang atau potensi jasa tersebut pada saat diserahkan. Implikasi perubahan harga
terhadap pos nonmoneter adalah terjadinya perbedaan nilai tukar antara saat pos-pos tersebut
diperoleh atau terjadi dan nilai tukar saat meretia diserahkan atau dilaporkan pada akhir
perioda.
Pos-pos moneter berkaitan dengan untung atau rugi daya beli sedangkan pos-pos
Perubahan Harga
Perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang / jasa
yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan / keluaran).
uang atau dikenal dengan perubahan daya beli. Perubahan tersebut dapat disebabkan
45
atau kecepatan beredarnya uang dibandingkan dengan tersedianya barang atau jasa
instrinsik barang tersebut berubah sehingga nilai tukarnya juga berubah baik di pasar
masukan maupun pasar keluaran. Perubahan harga spesifik terjadi karena berbagai
faktor antara lain perubahan selera konsumer, perubahan teknologi di bidang teknik
industri dan spekulasi atau perubahan harapan masyarakat terhadap kuantitas barang
dan jasa tertentu yang tersedia dalam masyarakat (Suwardjono, 2013: 632)
3. Perubahan Harga Relatif
Perubahan harga relatif mengukur tingkat penyimpanan perubahan harga barang atau
jasa tertentu terhadap perubahan akibat perubahan tingkat harga umum seluruh barang
dan jasa. Perubahan harga relatif adalah perubahan harga setelah pengaruh perubahan
Merupakan salah satu sarana guna mempertahankan kapital atas dasar daya beli.
Untuk dapat menyajikan statemen keuangan berbasis daya beli, data kos historis harus
dikonversi menjadi kos daya beli pada saat pelaporan (Suwardjono, 2013: 637). Dengan daya
ekonomik untuk membeli barang dan jasa, dalam suatu kondisi perekonomian tertentu.
Dalam mengatasi masalah penilaian diatasi dengan akuntansi kos sekarang dan berbagai
variannya. Masalah unit pengukur diatasi dengan akuntansi daya beli konstan dengan
berbagai variasinya dan akuntansi hibrida mengatasi dua jenis masalah tersebut. Secara
khusus, berbagai model akuntansi ditawarkan untuk mengatasi masalah perubahan harga .
tiap model merupakan hasil interaksi antar tiga faktor penentu laba dalam konsteks perubahan
46
Akuntansi Kos Sekarang
Bersumber pada Suwardjono dalam buku Teori Akuntansi jilid 2013 halaman 641
adapun tujuan akuntansi kos sekarang adalah mengukur laba suatu periode dengan cara
mempertahankan awal kapital. Akuntansi kos sekarang digunakan sebagai dasar. Ada dua
perbedaan yang tampak,yaitu: Pertama, laba akan terbagi menjadi dua komponen yaitu laba
akibat kegiatan operasi perusahaan dan laba akibat kegiatan menahan kapital fisis. Kedua,
untung / rugi yang belum terrealisasi akibat penahanan aset dimasukkan dalam statemen laba-
laba.
Hybrid Accounting
Bersumber pada Suwardjono dalam buku Teori Akuntansi jilid 2013 halaman 651,
definisi akuntansi daya beli konstan berusaha untuk mengatasi masalah unit pengukur tidak
stabil sedangkan akuntansi kos sekarang berusaha untuk mengatasi masalah penilaian.
47
WILLIAM R SCOTT
BAB I
INTRODUCTION
Pada kondisi
memunculkan pada
sebuah situasi
dimana akan
diterapkannya
akuntansi berbasis
sepanjang diterapkan
akan memunculkan
informasi, ada 2
aspek yang
melatarbelakangi
asimetri informasi
yakni adverse
48
tersebut secara terpisah akan diidentifikasikan berdasarkan pengguna laporan keuangan. Pada
investor, adverse selection adalah sebuah masalah yang membutuhkan adanya keputusan
identifikasi pada solusi memotivasi dan evaluasi kinerja manajemen. Dari problem tersebut,
akan menimbulkan sebuah reaksi dari kedua kepentingan tersebut dimana pihak investor akan
sedangkan reaksi akuntansi dari manajer adalah informasi yang benar/tepat vs informasi yang
sensitif. Dari kedua reaksi tersebut maka dibutuhkan sebuah mediasi diantara 2 kepentingan
pengguna laporan keuangan yakni berupa mediasi standar setting yang akan
mengidentifikasikan keduanya apa saja permasalahan yang terjadi dan alternatif solusi yang
Asimetri Informasi
Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki akses
informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan. Agency
Theory mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer (agen) dengan pemilik
(prinsipal).
Adverse Selection
Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak atau lebih
yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha
potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Adverse selection terjadi karena
beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para pihak dalam (insiders) lainnya lebih
mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan daripada para investor luar.
Moral Hazard
Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak yang
melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi usaha
mereka sedangkan pihak-pihak lainnya tidak. Moral hazard dapat terjadi karena adanya
49
pemisahan pemilikan dengan pengendalian yang merupakan karakteristik kebanyakan
perusahaan besar.
BAB II
AKUNTANSI DIBAWAH KONDISI IDEAL
Ada 2 kondisi pada akuntansi berbasis nilai yakni kondisi ideal dan kondisi non ideal. Kedua
dicirikan oleh pasar sempurna dan lengkap, atau tidak adanya asimetri informasi dan
halangan-halangan lainnya bagi operasi pasar yang wajar dan efisien. Kondisi tersebut juga
disebut ‘first-best’. Pada kondisi ideal, nilai pasar aset dan kewajiban dpt menjadi ukuran tak
langsung nilai perusahaan. Karakteristik kondisi ideal dalam kepastian (certainty) adalah arus
kas masa depan dan tingkat bunga bebas risiko dipublikasi dan pasti. Model nilai sekarang
50
(present value model) menyediakan informasi yang relevan sepenuhnya kepada pengguna
laporan keuangan. Dalam konteks ini informasi yang relevan didefinisikan sebagai informasi
mengenai prospek ekonomi perusahaan di masa depan, terutama terkait dengan dividen, arus
Laba bersih dapat dihitung dari perkalian tingkat bunga dengan nilai tunai awal aktiva yang
disebut juga accretion of discount. Karena kondisi ideal, maka laba bersih ini akan sebesar
laba yang terealisir yang disebut ex post net income (atau realized net income). Walaupun
laba dapat dihitung dengan sempurna, informasi laba bersih dalam laporan rugi laba tidak
memiliki peran karena laba bersih sudah dapat ditentukan dari necara.
Nilai pasar aktiva akan sama dengan nilai tunai aktiva tersebut. Dalam kondisi ideal
akan selalu terjadi harga ekuilibrium antara nilai pasar dan nilai tunai, karena itu proses
arbitrage tidak bisa terjadi. Kebijakan dividen tidak relevan (dividend irrelevancy) karena
apabila investor menerima dividen dan menginvestasikannya dengan tingkat bunga yang
sama, maka hasilnya akan sama dengan apabila dividen tersebut tidak diambil. Nilai tunai
informasi. Berikutnya ada istilah second best, yaitu ada asimetri informasi, jadi lebih
realistik. Kondisi ideal tidak mungkin terjadi. Karena itu, kondisi ideal hanya berfungsi
sebagai benchmark. Dalam kondisi ideal, capital maintenance (laba merupakan perbedaan
dua neraca berurutan) cocok digunakan. Kondisi ideal dengan ketidakpastian (uncertainty)
memiliki karakteristik:
a. Tingkat suku bunga diketahui.
b. Kondisi ekonomi (state) dipublikasi dan lengkap.
c. Probabilitas terjadinya kondisi ekonomi diketahui.
d. Realisasi kondisi ekonomi dapat diobservasi
Logika Model PV di bawah ketidakpastian digunakan (spt kepastian) kecuali nilai pasar
didasarkan pd arus kas harapan, yang menganggap investor netral risiko. Dalam kondisi ideal dengan
ketidakpastian:
a. Laporan keuangan dapat menghasilkan informasi yang relevan sekaligus reliabel.
51
b. Expected net income tidak sama dengan realized net income.
c. Informasi laba bersih dalam laporan rugi laba tidak memiliki peran karena laba bersih sudah
tunai arus kas masa depan, dan (b) dengan menggunakan nilai pasar.
e. Kebijakan dividen tidak relevan (dividend irrelevancy) karena nilai tunai bagi investor akan
sama saja.
Perbedaan utama antara kepastian dan ketidakpastian adalah bahwa laba bersih harapan dan
realisasian tidak mesti sama dl waktu lama di bawah ketidakpastian, dan perbedaan ini disebut laba
perusahaan di masa depan, terutama terkait dengan dividen, arus kas, dan profitabilitas. Jika
informasi relevan maka yang dapat diandalkan sehingga kita dapat mengeksplorasi kondisi dimana
nilai pasar aset-aset dan kewajiban dapat melayani sebagai ukuran tidak langsung dari nilai. Hal ini
hanya terjadi di bawah kondisi yang ideal. Jika kondisi tidak ideal maka permasaIahan fundamental
akan timbul untuk penilaian aset dan pengukuran pendapatan. Akuntan merasa bahwa akuntansi
berdasar biaya historis untuk kelas-kelas besar dari aset dan kewajiban operasi menyajikan sebuah
cara yang berguna untuk mencatat, sejak kita melihat akuntansi biaya historis untuk kelas-kelas ini
mengakar kuat dalam praktek. Beberapa relevansi hilang, tetapi diharapkan keandalan ditingkatkan.
BAB III
KEMANFAATAN KEPUTUSAN, PENDEKATAN PELAPORAN KEUANGAN
52
Pendekatan Kebermanfaatan Keputusan
Dalam pendekatan kebermanfaatan keputusan jika laporan keuangan tidak dibuat benar
secara teoretikal, setidaknya laporan berbasis biaya historis dapat dibuat untuk lebih berguna.
kuat (powerful)
• Memahami konsep “individual rasional”: tindakan yang dipilih akan menghasilkan
kekuatan pasar
• Agar persahaan menjadi efektif atau keluar dari pasar (Prather dan Middleton, 2006).
• Model pilihan rasional mengkombinasikan
• keyakinan (estimasi probabilistik tentang kemungkinan terjadinya beberapa keadaan
ekonomi dan return aset yang ditentukan oleh realisasi tiap keadaan tersebut) dan
53
Peran Akuntansi dan Penelitian Akuntansi dalam Konteks “The Decision Usefulness
• Ukuran efisiensi pasar terdiri dari ukuran kevalidan. jika efisiensi pasar valid maka
melengkapi laporan keuangan berbasis biaya historis mendasar yangg mungkin tidak
secara lengkap efektif dlm memberikan informasi berguna untuk investor. Namun,
Jika pasar sekuritas tidak efisien secara penuh maka pelaporan keuangan memerlukan
dapat memperbaiki operasi pasar sekuritas. Maka rata-rata perilaku investor mungkin
Akuntansi bersaing dengan sumber informasi lain agar tetap bertahan sehingga laporan
keuangan harus dibuat secara Relevan, reliabel, tepat waktu, efektif-kos. Implikasi pasar
sekuritas juga menjadi alasan teoretikal keberadaan akuntansi krn asimetri informasi.
Akuntansi berfungsi sbg mekanisme unt mengkomunikasikan inf relevan dari pihak dalam
persh kpd pihak luar. Badan Standar Akuntansi menerima implikasi pengungkapan penuh atas
efisiensi pasar.
BAB IV
EFISIENSI PASAR SEKURITAS
54
BAB V
NILAI RELEVANSI PADA INFORMASI AKUNTANSI
55
Informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Jika
tidak mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut dikatakan tidak relevan
terhadap keputusan yang diambil
Relevansi nilai (value relevance) informasi akuntansi mempunyai arti kemampuan
informasi akuntansi untuk menjelaskan nilai perusahaan
Peran akuntansi dan penelitian akuntansi dalam konteks “The Measurement Approach
To Decision Usefulness” Pendekatan Kegunaan/Manfaat Keputusan
Peran akuntansi dan penelitian akuntansi dalam konteks “The Measurement Approach
To Decision Usefulness” Teori Keputusan Single Person
Teori ini berguna bagi seseorang yang harus membuat keputusan dibawah kondisi yang tidak
pasti dengan menyeleksi seperangkat alternatif yang ada. Teori ini berupa aplikasi teori
keputusan-contoh keputusan investasi, sistem informasi dan menemukan informasi.
Peran akuntansi dan penelitian akuntansi dalam konteks “The Measurement Approach
To Decision Usefulness” Peran yang Lainnya
Peran lainnya :
56
Prinsip dari Diversifikasi Portofolio
Resiko Portofolio
Laporan keuangan yang berbasis biaya historis merupakan sumber efektivitas biaya
investasi bagi investor. Laporan tersebut menyediakan sistem informasi yang
membantu investor memprediksi profitabilitas atau arus kas perusahaan masa depan,
yang pada gilirannya memprediksi return masa depan.
BAB VI
PENDEKATAN PENGUKURAN PADA KEMANFAATAN KEPUTUSAN
57
BAB VII
APLIKASI PENGUKURAN
BAB VIII
PENDEKATAN KONTRAK EFISIEN PADA KEMANFAATAN KEPUTUSAN
58
Implikasi pada Pendekatan Kontrak Efisien
• Pada dasarnya, pendekatan kontrak efisien selalu berlandaskan pada gagasan bahwa
kontrak yang cenderung efisien apabila laba akuntansi dijadikan sebagai kriteria
dalam kontrak tanpa memandang aspek semantic laba tersebut. Sehingga, laba
akuntansi memiliki manfaat karena secara pragmatic dapat dijadikan alat untuk
mencapai kontrak yang efisien.
BAB IX
ANALISIS KONFLIK
59
BAB X
KOMPENSASI EKSEKUTIF
BAB XI
MANAJEMEN LABA
60
Definisi Manajemen Laba (Earnings Management)
• Manajemen laba adalah suatu pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari
standar akuntansi yang ada dan secara alamiah dapat memaksimumkan utilitas mereka
dan atau nilai pasar perusahaan.
• Dari definisi manajemen laba ini, Scott membagi cara pemahaman atas manajemen
laba menjadi dua:
a. perspektif Oportunistic Earnings Management
b. perspektif Efficient Earnings Management
61
Income Smothing merupakan suatu pola yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara
meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar
karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil
BAB XII
STANDARD SETTING : ISU EKONOMIK
62
Isu-isu Ekonomik Yang Menjadi Pertimbangan Dalam Penyusunan Standar Akuntansi
• Dalam penyusunan standar akuntansi, dipengaruhi isu ekonomi. Isu ekonomi
berkaitan dengan informasi keuangan yang merupakan komoditas, dimana permintaan
akan informasi ini digunakan oleh decision maker (pengambil keputusan) untuk
menentukan berbagai kebijakan yang akan diambil. Informasi ini kemudian diberikan
oleh perusahaan melalui manager akuntansi maupun diperoleh dari para analis dari
laporan keuangan.
63
Dorongan privat bagi manajer untuk memproduksi informasi mengenai perusahaanya juga
berasal dari tekanan pasar. Manajer yang rasional akan memilih nilai pasar yang lebih tinggi,
dengan asumsi hal-hal lain dianggap sama/tidak berubah. Ini akan meningkatkan reservation
utility yang dapat mereka minta dalam kontrak pekerjaan agensi.
BAB XIII
STANDARD SETTING : ISU POLITIK
64
65
66