Laporan Tim Klmpok
Laporan Tim Klmpok
“R” DENGAN
KURANG PENGETAHUAN TENTANG CARA 6 LANGKAH MENCUCI
TANGAN DENGAN BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MALAWEI KOTA SORONG
DISUSUN OLEH :
NIM : 11430117022
TAHUN 2021
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY. “R” DENGAN
KURANG PENGETAHUAN TENTANG CARA 6 LANGKAH MENCUCI
TANGAN DENGAN BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MALAWEI KOTA SORONG
NIM : 11430117022
TAHUN 2021
ii
LEMBER PERSETUJAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Rahmat dan Perlindungan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Asuhan Keperawatan yang berjudul “MENCUCI TANGAN 6 LANGKAH
DENGAN BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALAWEI
KOTA SORONG”
Lapangan
7. Ny.R yang telah bersedia menjadi klien kami dalam kasus ini.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… ii
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………..… iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5
A. Latar Belakang............................................................................................................5
B. Rumusan Masalah......................................................................................................6
C. Tujuan Laporan..........................................................................................................6
1. Tujuan Umum.........................................................................................................6
2. Tujuan Khusus.......................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Dasar 6 Langkah cuci Tangan………………………………………………9
B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga…………………………………………….9
C. Manajemen/Asuhan Keperawatan Pada Keluarga…………………………………10
BAB III TINJAUAN KASUS.............................................................................................11
A. Pengkajian Data.......................................................................................................11
B. Prioritas Pemilihan Masalah.................................................................................11
C. Intervensi ............................................................................................................11
D. Implementasi……………………………………………………………………………………………………12
E. Evaluasi.................................................................................................................12
BAB IV PENUTUP......................................................................................................13
A.Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………………………………….16
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
7
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas penulis merumuskan
masalah asuhan keperawatan sebagai berikut : “ Bagaimana asuhan
keperawatan 6 langkah mencuci tangan dengan benar di wilayah kerja
puskesmas Malawei tahun 2021 “
C. Tujuan Laporan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan cara 6 langkah mencuci tangan dengan benar
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga binaan mampu memahami cara 6 langkah
mencuci tangan dengan benar
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis
dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya
dan Umrah, 2013). Kebersihan tangan yang tak memenuhi syarat juga
perlu dilatih pada anak. Jika sudah terbiasa mencuci tangan sehabis bermain
atau ketika akan makan ,aka diharapkan kebiasaan tersebut akan terbawa
9
2. Manfaat Cuci Tangan
Wirawan (2013) menjelaskan bahwa manfaat mencuci tangan selama 20
detik yaitu sebagai berikut:
a. Mencegah risiko tertular flu, demam dan penyakit menular lainnya sampai
50%.
d.Jika mencuci tangan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan,
a. Sebelum dan sesudah makan. Pastilah hal ini harus dilakukan. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terkontaminasinya makanan yang akan kita
konsumsi dengan kuman, sekaligus mencegah masuknya kuman ke dalam
tubuh kita.
10
c. Sebelum dan sesudah mengganti popok Untuk menjaga sterilnya kulit bayi
dari kuman –kuman berbahaya yang dapat menginfeksi, maka anda wajib
untuk mencuci tangan dengan benar sebelum dan sesudah mengganti popok
bayi.
d. Setelah buang air besar dan buang air kecil Ketika melakukan buang air besar
dan buang air kecil kuman dan bakteri akan mudah menempel pada tangan
e. Setelah bersin atau batuk Sama seperti buang air kecil dan buang air besar,
ketika bersin atau batuk, itu artinya anda sedang menyemburkan bakteri dan
kuman dari mulut dan hidung anda. Refleks anda pastinya menutup mulut dan
hidung dengan tangan, yang artinya, kuman akan menempel pada tangan anda.
f. Sebelum dan setelah menggunakan lensa kontak Hal ini dilakukan agar tidak
terjadi infeksi pada bagian mata ketika anda menempelkan lensa kontak pada
mata anda.
dan kuman yang sangat besar, sehingga anda wajib mencuci tangan anda
dan kuman yang sangat berbahaya bagi tubuh. Wajib hukumnya bagi anda
11
i. Sebelum menangani lukaLuka, terutama pada bagian tubuh tertentu akan
sangat sensitive terhadap bakteri dan kuman. Apabila anda tidak mencuci
harus tahu, benda –benda umum memiliki kandungan bakteri dan kuman yang
Peralatan dan perlengkapan mencuci tangan pakai sabun menurut Dahlan dan Umrah
(2013), peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan adalah :
b.Handuk bersih
c.Wastafel atau
d. air mengalir.
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2004), salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku mencuci tangan diantaranya adalah pengetahuan. Pengetahuan siswa tentang
mencuci tangan yang diperoleh siswa dari guru, diantaranya tentang waktu dan cara
mencuci tangan. Sehingga dengan pengetahuan tersebut akan menyebabkan perilaku
mencuci tangan siswa relatif kurang.
12
6.Teknik Mencuci Tangan Dengan Benar
Samsuridjal (2009) menjelaskan bahwa pada dasarnya air untuk cuci tangan
hendaknya air yang mengalir. Penggunaan sabun hendaknya mengenai seluruh tangan
dan diperlukan waktu agar kontak kulit dan sabut dapat terjadi. Langkah-langkah
tersebut dapat dilihat pada gambar sebagai berikut ini :
13
B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Definisi
Asuhan keperawatan keluarga merupakan serangkaian kegiatan yang
merupakan implementasi dari ilmu keperawatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga dan ditujukan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang dialami kerluarga dengan pendekatan
asuhan keperawatan.
14
d. Kolaborator
Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah melaksanakan
kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian
masalah kesehatan di keluarga.Selain peran perawat keluarga di atas, ada
juga peran perawat keluarga dalam pencegahan primer, sekunder dan
tersier, sebagai berikut :
a.Pencegahan Primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang
penting dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan memelihara
hidup sehat.
b.Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini terjadinya
penyakit pada kelompok risiko, diagnosis, dan penanganan segera yang
dapat dilakukan oleh perawat. Penemuan kasus baru merupakan upaya
pencegahan sekunder, sehingga segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan
dari pencegahan sekunder adalah mengendalikan perkembangan penyakit
dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Peran perawat adalah merujuk
semua anggota keluarga untuk skrining, melakukan pemeriksaan, dan
mengkaji riwayat kesehatan.
c.Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan
mengurangi luasnya dan keparahan masalah kesehatan, sehingga dapat
meminimalkan ketidakmampuan dan memulihkan atau memelihara fungsi
tubuh. Fokus utama adalah rehabilitasi.Rehabilitasi meliputi pemulihan
terhadap individu yang cacat akibat penyakit dan luka, sehingga mereka
dapat berguna pada tingkat yang paling tinggi secara fisik, sosial,
emosional.
15
C. MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
16
perawat, (5) Manajemen keperawatan adalah suatu perumusan dan pencapaian
tujuan sosial, (6) Manajemen keperawatan adalah pengorganisasian, (7)
Manajemen keperawatan merupakan suatu fungsi, posisi atau tingkat sosial,
disiplin, dan bidang studi, (8) Manajemen keperawatan bagian aktif dari divisi
keperawatan, dari lembaga, dan lembaga dimana organisasi itu berfungsi, (9)
Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai kepercayaan, (10) Manajemen
keperawatan mengarahkan dan pemimpin, (11)Manajemen keperawatan
memotivasi, (12). Manajemen keperawatan merupakan komunikasi
efektif,dan (13) Manajemen keperawatan adalah pengendalian atau
pengevaluasian.
2) Proses Manajemen Keperawatan
Proses manajemen keperawatan adalah rangkaian pelaksanaan kegiatan
yang saling berhubungan, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan.
Setiap sistem terdiri atas lima unsur, yaitu input, prosces, output, control dan
mekanisme umpan balik (feedback).Input dalam proses manajemen
keperawatan berupa informasi, personel, peralatan dan fasilitas.
Proses pada umumnya melibatkan kelompok manajer dari tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai pada perawat pelaksana yang
mempunyai tugas dan wewenang dalam melakukann perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan (Parmin, 2010). Prosesmerupakan kegiatan yang sangat penting
dalam suatu sistem sehingga dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan oleh
suatu tatanan organisasi. Output atau keluaran dari proses manajemen
keperawatan merupakan hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan,
pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau
keluaran.Control dalam proses manajemen keperawatan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hasil. Kontrol dapat dilakukan melalui penyusunan
anggaran yang proporsional, evaluasi penampilan kerja perawat, pembuatan
prosedur yang sesuai standar dan akreditasi. Mekanisme umpan balik
17
(feedback) diperlukan untuk menyelaraskan hasil dan perbaikan kegiatan yang
akan datang. Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan
keuangan, audit, keperawatan, dan survei kendali mutu, serta penampilan
kerja perawat (Gillies,2000).
Proses manajemen keperawatan sebenarnya sudah tergambar pada
proses asuhan keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi yang dilakukan secara sistematis oleh perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan pada klien (Parmin, 2010).
3) Fungsi Manajemen Keperawatan
Manajemen memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya untuk
menyikapi posisi masing-masing sehingga diperlukan fungsi-fungsi yang jelas
mengenai manajemen (Suarli & Bahtiar, 2009).Fungsi manajemen pertama
sekali diidentifikasi oleh Fayol (1925) yaitu perencaanaan, organisasi,
perintah, koordinasi, dan pengendalian.Gulick (1937) memperluas fungsi
manajemen Fayol menjadi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), personalia (staffing), pengarahan (directing), pengkoordinasian
(coordinating), pelaporan (reporting), dan pembiayaan (budgeting).
Akhirnya, fungsi manajemen ini merujuk pada fungsi sebagai proses
manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan,
pengarahan, pengawasan (Marquis dan Huston, 2010). Fungsi manajemen
menurut Terry (2000) adalah planning, organizing, actuating, dan controlling.
18
a. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu bentuk pembuatan keputusan
manajemen yang meliputi penelitian lingkungan, penggambaran
sistem organisasi secara keseluruhan, memperjelas visi, misi dan
filosofi organisasi, memperkirakan sumber daya organisasi,
mengidentifikasi dan memilih langkah-langkah tindakan,
memperkirakan efektifitas tindakan serta menyiapkan karyawan
dalam melaksanakan (Gillies, 2000). Dari pengertian perencanaan
tersebut diatas dapat dirumuskan pengertian tentang perencanaan
dalam lingkup manajemen keperawatan yaitu proses pengambilan
keputusan manajer tentang upaya pencapaian tujuan keperawatan
melalui analisa situasi, perkiraan sumber daya alternatif, tindakan
dan pelaksana tindakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan
memusatkan perhatian pada masa yang akan datang.
19
dan keputusan. Perencanaan memberikan informasi untuk
mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan efektif
(Swanburg, 2000).
b. Pengorganisasian
Dalam pelaksanaan fungsi manajemen pengorganisasian, kepala
ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasi kegiatan asuhan
keperawatan di unit kerjanya.Fungsi manajemen keperawatan dalam
organisasi adalahmengembangkan seseorang dan merancang organisasi
yang paling sederhana untuk menyelesaikan pekerjaan.
Pengorganisasian meliputi proses memutuskan tingkat organisasi yang
diperlukan untuk mencapai objektif divisi keperawatan, departemen atau
pelayanan, dan unit (Swansburg, 2000).
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan
dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas pokok dan
wewenang serta pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf
dalam rangka mencapai tujuan (Muninjaya, 2004). Huber (2000)
menyatakan bahwa pengorganisasian adalah memobilisasi sumber daya
manusia dan material dari lembaga untuk mencapai tujuan organisasi,
dapat juga untuk mengidentifikasi antara hubungan yang satu dengan
yang lain. Pengorganisasian dapat dilihat secara statis dan
dinamis.Secara statis merupakan wadah kegiatan sekelompok orang
untuk mencapai tujuan, sedangkan secara dinamis merupakan suatu
aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan sistematis untuk
mencapai tujuan tertentu (Suarli & Bahtiar, 2009).
20
c. Pengarahan
Pengarahan adalah elemen tindakan dari manajemen
keperawatan.Pengarahan sering disebut sebagai fungsi memimpin dari
manajemen keperawatan. Ini meliputi proses pendelegasian,
pengawasan, koordinasi, dan pengendalian implementasi rencana
organisasi (Swansburg,2000). Iklim kerja yang kondusif diciptakan
melalui kemampuan interpersonal manajer pelayanan keperawatan
dalam memotivasi dan membimbing staf sehingga meningkatkan kinerja
staf (Kemenkes RI, 2001).
Pengarahan adalah fase kerja dalam manajemen, dimana manajer
berusaha memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik, kerja
sama, dan negosiasi (Marquis dan Huston, 2010). Pengarahan adalah
fungsi manajemen yang memantau dan menyesuaikan perencanaan,
proses, dan sumber yang efektif dan efisien mencapai tujuan (Huber,
2000). Pengarahan yang efektif akan meningkatkan dukungan perawat
untuk mencapai tujuan manajemen keperawatan dan tujuan asuhan
keperawatan (Swanburg, 2000). Motivasi sering disertakan dengan
kegiatan orang lain mengarahkan, bersamaan dengan komunikasi dan
kepemimpinan (Huber, 2006).
Agar pengarahan dapat dilaksanakan dengan mudah, perlu syarat-
syarat antara lain; a) adanya keinginan bekerja sama (sense
ofcooperation), b) adanya rasa persaingan (rivalry), c) semangat
tim(team spirit), d) semangat korps, perasaan menghargaikesatuan,
korps, atau organisasi ( esprit de corps) (Wijono,1997)
21
balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yangtelah
ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan
untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan
dengan cara paling efektif dan efesien dalam pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan.
Pengawasan atau pengendalian adalah fungsi yang terus menerus
dari manajemen keperawatan yang terjadi selama perencanaan,
pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan (Swanburg, 2000).Huber
(2006) menyatakan bahwa fungsi pengawasan atau pengendalian adalah
fungsi yang digunakan untuk memantau dan mengatur perencanaan,
proses, dan sumber daya manusia yang efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Robins & Coulter (2007) menyatakan bahwa fungsi ini adalah
fungsi yang terakhir di dalam manajemen dan fungsi memantau dan
mengevaluasi setiap kegiatan yang telah berjalan sesuai dengan tujuan
yang telah direncanakan dan memantau kinerja stafnya, kinerja tersebut
kemudian dibandingkan dengan sasaran yang telah ditentukan
sebelumnya. Apabila kinerja tersebut menyimpang maka fungsi
manajemen yang lain diperiksa kembali. Selama fase pengendalian,
kinerja diukur menggunakan standar yang telah ditentukan dan tindakan
diambil untuk mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja
(Marquis dan Huston, 2010).
22
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN DATA
1. Identitas klien :
a. Nama klien : Ny. R
b. Umur : 29 Tahun
c. Alamat : Jl. Selat Malaka
d. Agama : Islam
e. Jumlah anggota : 2 Orang
f. Tipe keluarga : keluarga inti
g. Suku/Bangsa : buton/Indonesia
h. Komposisi : Suami dan istri
3. Genogram
Tn. J Ny.R
23
Keterangan :
4. Denah rumah
Ruang tamu
Kamar
Pintu
Teras
24
N PERTANYAAN 0=Tidak/
O 1=Ya
1. Apakah Bapak/Ibu/Saudara Riwayat perjalanan domestic/internasional dalam 14 hari 0
terakhir
2. Apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah bertemu dengan turis asing dalan 14 hari terakhir 0
3. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memiliki riwayat kontak dengan orang rumah(misalnya 1
berjabat tangan,ngobrol lama,berada satu ruangan)
4. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengalami demam(apabila YA, lakukan pemeriksaan) 0
5. Apakah Bapak/Ibu/Saudara ada gejala batuk (apabila YA, lakukan pemeriksaan) 0
6. Apakah Bapak/Ibu/Saudara merasakan nyeri ditenggorokan 0
7. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mempunyai riwayat atau saat ini sedang merasakan sesak 0
napas(apabila YA, lakukan pemeriksaan)
8. Apakah Bapak/Ibu/Saudara sedang batuk/pilek 0
9. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memiliki riwayat penyakit sebagai berikut :
25
rumah
21. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memahami tentang covid-19 :
a. Pengertian 1
b. Penyebab 1
c. Cara Penularan 1
d. Pencegahan 1
22. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengkonsumsi makanan yang lebih baik (gizi seimbang) 1
pada masa covid-19
23. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju dengan pengucilan covid-19 0
24. Apakah Bapak/Ibu/Saudara berjemur setiap hari (jam 09.00-10.00) selama pandemic 0
covid-19
25. Apakah Bapak/Ibu/Saudara ketika mengalami keluhan gigi melakukan pemeriksaan ke 1
sarana pelayanan kesehatan atau berupaya melakukan pengobatan mandiri
26. Apakah Bapak/Ibu/Saudara masih melakukan pertemuan dengan 0
teman/tetangga/saudara dalam perkumpulan yang lebih dari 10 orang
DATA PEMERIKSAAN FISIK
TD : 123/81 mmHg
26
2) Ajarkan keluarga cara 6 langkah mencuci tangan dengan benar.
Rasional : dapat membantu keluarga agar bebas dari mikroorganisme.
C. Impementasi
1. Mengkaji pengetahuan tentang keluarga tentang cara 6
langkah mencuci tangan. Rasional : mengetahui tingkat
pengetahuan keluarga
2. Mengajarkan keluarga cara 6 langkah mencuci tangan
dengan benar. Rasional : dapat membantu keluarga agar
bebas dari mikroorganisme
D. Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi tentang cara 6 langkah mencuci tangan
dengan benar, Ny. R dapat memahami dan bisa mendemonstrasikan cara
tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis
dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya
adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari
permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara (Dahlan
dan Umrah, 2013). Kebersihan tangan yang tak memenuhi syarat juga
27
berkontrubusi menyebabkan penyakit terkait makanan, seperti infeksi bakteri
salmonella dan E. Coli infection. Mencuci tangan dengan sabun akan
membuat bakteri lepas dari tangan (IKAPI, 2019).
Mencuci tangan dengan sabun menurut WHO adalah cara yang tepat
sesuai kesehatan (www.who.int), hal ini menurut Riris (2017: 2-3) karena
sabun dapat membunuh kuman atau virus yang menempel di tangan. Maka
usaha yang paling sederhana untuk menegakkan pilar hidup sehat adalah
dengan gemar cuci tangan. Usaha yang oleh masyarakat dianggap sepele ini
ternyata dapat berkontribusi penting pada upaya pencegehan covid-19
(Ibrahim, dkk,2020: 192).
B. Saran
1. Untuk Lahan Praktik
Meningkatkan peranan sebagai perawat dan fungsinya sebagai pelayanan
kesehatan dan lebih meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki agar dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
28
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta. Diakses : 08
Januari 2019 dari http : // www . depkes . go .id / resources / download / general
/ Hasil %20Riskesdas %2013.pd
Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015. Jakarta. Diakses 12
Januari 2019 http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf
29
Dion, Yohanes & Yasinta Betan. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan
Praktik. Yogyakarta : Nuha Medika.
30
6. Responsi
7. Ketepatan Waktu Pengumpulan Tugas
Asuhan Komunitas
Interprofessional Education
1. Kedisiplinan
2. Tanggung Jawab Profesi
3. Kerjasama Interprofesi dan dengan
Keluarga Binaan
4. Komunikasi Inter Profesi dan Kepada
Keluarga Binaan
Jumlah
Kehadiran
Jumlah Kehadiran
N2 × 100 %
17
Jumlah
Kebidanan Keperawatan
Format pendataan
31
32
33
34
35
Dokumentasi (Implementasi)
36
SATUAN ACARA PENYULUHAN
6 LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR
A. Latar Belakang
Tangan merupakan bagian tubuh yang lembab yang paling sering
berkontak dengan kuman dan penghantar utama masuknya kuman penyakit ke
tubuh manusia. Kontak dengan kuman dapat terjadi di mana saja, melalui
meja, gagang pintu, sendok, dan sebagainya, cara terbaik untuk mencegahnya
adalah dengan membiasakan mencuci tangan (Kamaruddin, 2009). Mencuci
tangan adalah teknik yang sangat mendasar dalam mencegah dan
mengendalikan infeksi, dengan mencuci tangan dapat menghilangkan
sebagian besar mikroorganisme yang ada di kulit (Hidayat, 2005). Hampir
semua orang mengerti pentingnya mencuci tangan, namun masih banyak yang
tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada saat yang
penting (Umar, 2009). Ada lima waktu yang penting bagi tenaga kesehatan
untuk melakukan kebersihan atau lebih dikenal dengan lima kesempatan ( five
moments) yaitu :
3. sebelum kontak dengan pasien
37
4. sebelum tindakan aseptik
5. setelah terkena atau terpapar cairan tubuh pasien
6. setelah kontak dengan pasien,
7. setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien (WHO, 2009).
Serta ada 6 langkah cara mencuci tangan yang baik dan benar yang harus
dilakukan baik di rumah maupun di rumah sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit
diharapkan klien mampu memahami tentang 6 langkah cuci tangan
yang benar
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit
diharapkan klien mampu :
a. Menyebutkan pengertian cuci tangan
b. Menyebutkan alasan dari pentingnya cuci tangan
c. Menyebutkan manfaat melakukan 6 langkah cuci tangan
yang benar
d. Menyebutkan 5 waktu penting melakukan cuci tangan
sehari-hari
e. Menyebutkan 5 waktu penting melakukan cuci tangan di
lingkungan rumah sakit
f. Mampu menjelaskan dan memperagakan 6 langkah cuci
tangan dengan benar menggunakan sabun dan air mengalir
38
C. Materi Penyuluhan
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
E. Alat penyuluhan
1. Leaflet
2. Hand rub
F. Sasaran Penyuluhan
G. Waktu
39
H. Kegiatan
40
4. 5 Kesimpulan Ceramah Mendengarkan Responsif
menit - Menyimpulkan materi yang Memperhatikan
telah disampaikan
41
2. Tak langsung lewat tangan: SARS, flu burung.
3. Langsung lewat kuku tangan: bisul, jerawat, makanan tercemar
(basi)
E. Cara Cuci Tangan 6 Langkah Pakai Sabun Yang Baik dan Benar
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai
air yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua
telapak tangan secara lembut
42
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bersihkan kedua
pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian diakhiri
dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu
keringkan memakai handuk atau tisu.
43
Planing Of Action (POA) Wilayah Binaan RT 02/RW 04
Kelurahan sorong manoi
POA keluarga binaan
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Hari/tan Tempat Media Penanggung
ggal Jawab
44
Leaflet
45
46