Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERUNDINGAN LINGGARJATI

Disusun guna memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia


Guru Pengampu : Febryasha Handayani, S.Pd.

Disusun oleh:
Annisa Nur Setya Wardani
XI MIPA 4

SMA NEGERI 8 BOGOR


Jalan BTN Ciparigi No.60, Bogor
Tahun Ajaran 2020/2021
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Perundingan Linggarjati Perjuangan Jalur
Diplomasi.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk


memenuhi tugas Ibu Febryasha Handayani, S.Pd. pada mata pelajaran
Sejarah Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Perundingan Linggarjati bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Febryasha


Handayani, S.Pd. pada mata pelajaran Sejarah Indonesia yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 24 Februari 2021

Annisa Nur Setya Wardani


DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 2
1.3 Tujuan Pembahasan .......................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Peristiwa ................................................... 3
2.2 Kronologi Perundingan Linggarjati ................................... 5
2.3 Tokoh-tokoh dalam Perundingan Linggarjati .................... 7
2.4 Isi dari Perundingan Linggarjati ......................................... 7
2.5 Dampak dari Perundingan Linggarjati ............................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................... 10
3.2. Saran ............................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 11
BAB 1
Pendahuluan

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Kemerdekaan harus dimiliki dan diperjuangkan oleh setiap


bangsa untuk memperoleh kedaulatan.Pada 17 Agustus 1945
merupakan waktu bersejarah dimana teks proklamasi tersebut
dibacakan oleh Ir.Soekarno.Namun Belanda belum mau mengakui
kemerdekaan bangsa Indonesia sepenuhnya yang membuat Indonesia
belum bisa langsung terbebas dari kungkungan bangsa kolonial. Masa
1945-1950 di Indonesia sering disebut dengan masa Revolusi. Sejak
tahun 1945 sampai tahun 1949 berlangsung serangkaian perundingan
antara Republik Indonesia dan Belanda mengenai cara-cara yang
harus ditempuh untuk melaksanakan dekolonisasi (negosiasi damai
dan atau revolusi tanpa dengan kekerasan atau pertikaian senjata oleh
penduduk setempat).Perundingan-perundingan ini senantiasa
dihalangi oleh ketidaksabaran berbagai pihak di Indonesia maupun
Belanda.

Sikap perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah


menyadarkan pihak sekutu bahwa mereka tidak dapat mengabaikan
perjuangan rakyat Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaannya. Kesadaran itu mendorong Sekutu untuk
mempertemukan pihak Republik Indonesia dan Belanda di meja
perundingan. Para pemimpin bangsa Indonesia pun menunjukkan niat
baiknya untuk menyelesaikan perselisihan Indonesia Belanda dengan
cara-cara damai.
Masuknya AFNEI yang diboncengi NICA ke Indonesia karena Jepang
menetapkan 'status quo' di Indonesia menyebabkan terjadinya konflik
antara Indonesia dengan Belanda.
Rencana untuk mempertemukan pihak Indonesia dengan pihak
Belanda di meja perundingan, diprakarsai oleh Panglima AFNEI,
yaitu Letnan Jenderal Sir Philip C0hristison. Pemerintah Inggris
segera mengirim Sir Archibald Clark Kerr ke Indonesia dan
selanjutnya bertindak sebagai penengah dalam perundingan-
perundingan Indonesia-Belanda.

Pada 10 November 1946 di selenggarakanlah perundingan


Linggarjati,karena lokasi terjadinya ialah di Desa Linggarjati yang
terletak di sebelah selatan kota Cirebon, Jawa Barat dan pada makalah
kali ini saya akan coba membahas tentang perundingan Linggarjati,
apa saja yang terjadi, bagaimana latar belakangnya,kronologi
perjanjian dari awal hingga akhir ,siapa saja tokohnya, dan bagaimana
hasil dari perundingan tersebut.Dengan melakukan reset dari berbagai
literatur bacaan seperti artikel, sosial media, buku pelajaran sejarah
Indonesia maupun E-book tentang Perjanjian Linggarjati tersebut.
Perjanjian Linggarjati juga merupakan upaya diplomatik pemerintah
Indonesia untuk memperjuangkan wilayah kesatuan Republik
Indonesia dari cengkraman penjajah Belanda.Para tokoh dari
Indonesia dan Belanda duduk bersama untuk membuat kesepakatan
yang dirangkum dalam beberapa poin persetujuan. Peristiwa ini kelak
dikenal dengan nama perjanjian Linggarjati.Perjanjian ini telah
berhasil mengangkat permasalahan antara Indonesia dan Belanda ke
ranah international dengan melibatkan PBB (persatuan bangsa
bangsa).Perjanjian ini disebut dengan perjanjian Linggarjati karena
lokasi terjadinya ialah di Desa Linggarjati yang terletak di sebelah
selatan kota Cirebon, Jawa Barat,Pemilihan Linggarjati sebagai
tempat perundingan dikarenakan tempat ini netral bagi kedua belah
pihak.

Konflik yang terus terjadi antara Indonesia dan Belanda menjadi


alasan terjadinya Perjanjian Linggarjati. Karena Indonesia meminta
Belanda mengakui kedaulatannya atas Jawa, Sumatra dan Madura,
tetapi Belanda hanya mau mengakui Indonesia atas Jawa dan Madura
saja. Para pemimpin negara menyadari bahwa untuk menyelesaikan
konflik dengan peperangan hanya akan menimbulkan korban dari
kedua belah pihak.
Untuk itu, Inggris berusaha mempertemukan Indonesia dengan
Belanda di meja perundingan guna membuat sebuah
kesepakatan.Perjanjian bersejarah antara Indonesia dan Belanda ini
akhirnya terlaksana di Linggarjati, Cirebon,Jawa Barat pada tanggal
10 November 1946.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Selanjutnya akan ada rumusan dari masalah makalah tentang
Perundingan Linggarjati Jepang. Rumusah masalah berdasarkan latar
belakang yang dibuat yaitu sebagai berikut:
A. Latar belakang peristiwa Perundingan Linggarjati
B. Jalannya peristiwa Perundingan Linggarjati
C. Isi dari Perundingan Linggarjati
D. Dampak dari Perundingan Linggarjati
E. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam Perundingan Linggarjati

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN


Ada pula yang menjadi tujuan dalam pembahasan dari makalah
“Perundingan Linggarjati”. Pembuatan makalah ini bertujuan sebagai
berikut:
A. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia
B. Untuk menambah wawasan mengenai materi Perundingan
Linggarjati.
C. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana latar belakang,
kronologi dari segi waktu tempat, isi perjanjian, dampak, dan siapa
saja tokoh-tokoh dari Perundingan Linggarjati
tersebut.
D. Untuk lebih meningkatkan sikap patriotisme dan cinta tanah air
dalam diri kita.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 LATAR BELAKANG PERJANJIAN


LINGGARJATI

Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan


terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi
Pembukaan UUD 1945. “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah
hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan,karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
peri-keadilan”

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945


tidak dapat diterima Belanda dikarenakan setelah menyerahnya
Jepang kepada Sekutu, Belanda menganggap Indonesia adalah negara
jajahannya, sehingga menimbulkan konflik diantara Indonesia dan
Belanda.Karena banyaknya konflik dan insiden pertempuran antara
pejuang Indonesia dan pasukan Sekutu-Belanda. Sehingga kedua
belah pihak menginginkan berakhirnya konflik dan selesainya
persengketaan wilayah kekuasaan serta kedaulatan Republik
Indonesia.

Indonesia yang muncul sebagai negara baru, harus memenuhi


syarat berdirinya suatu negara yang meliputi adanya wilayah, adanya
rakyat, adanya pemerintah yang berdaulat dan adanya pengakuan dari
negara lain.

Namun kemerdekaan Indonesia belum sepenuhnya


mendapatkan pengakuan dari negara lain terutama Belanda, karena
Pasukan Belanda yang tergabung dalam NICA (Netherlands-Indies
Civiele Administration) terus berupaya untuk meduduki kembali
wilayah RI dengan membonceng pasukan Sekutu yang telah
memenangkan perang melawan Jepang kepada sekutu.
Pada tanggal 29 September 1945 pada jam 10.00 Letnan Jendral
Sir Philip Christison
Panglima Besar AFNEI (Allied Forces Netherland East Indies)
mendarat di Jakarta.

Perundingan Linggarjati didahului oleh perundingan Hooge-


Veluwe di Belanda yang mengalami deadlock dan kegagalan.
Delegasi RI mengadakan pertemuan 4 kali dengan delegasi Belanda
pimpinan PM
Schermerhorn antara tanggal 14-24 April.Perundingan itu berakhir
dengan kegagalan, karena Belanda hanya mau memenuhi tuntutan RI
berupa pengakuan kekuasaan secara de facto RI atas Jawa dan
Madura, tetapi tidak untuk Sumatera.Kegagalan itu nampaknya
disengaja oleh Belanda, karena menanti perkembangan sampai
sesudah pemilihan umum bulan Mei 1946. Kegagalan perundingan
tersebut pada akhirnya berlanjut dengan perundingan
Linggarjati.Kedua belah pihak berupaya menyelesaiakan konflik
melalui Perundingan Linggarjati.Perjanjian Linggarjati juga
merupakan upaya diplomatik pemerintah Indonesia untuk
memperjuangkan wilayah kesatuan Republik Indonesia dari
cengkraman penjajah Belanda.

Perundingan ini berlangsung pada 11-13 November 1946.Hasil


perundingan ditandatangani pada 15 November 1946 dan diratifikasi
pada 25 Maret 1947 di Istana Rijswijk (kini Istana Merdeka). Para
pemimpin negara menyadari bahwa untuk menyelesaikan konflik
dengan peperangan hanya akan menimbulkan korban dari kedua belah
pihak.Untuk itu, Inggris berusaha mempertemukan Indonesia dengan
Belanda di meja perundingan guna membuat sebuah
kesepakatan.Perjanjian bersejarah antara Indonesia dan Belanda ini
akhirnya terlaksana di Linggarjati, Cirebon,Jawa Barat.
2.2 Kronologi Sebelum Disahkannya Perundingan
Linggarjati Hingga Akhirnya Belanda Berkhianat

Pertemuan pertama dilangsungkan pada 23 Oktober 1945 di


Jakarta oleh perwakilan RI dan NICA. Namun gagal mencapai
kesepakatan.
Pertemuan kedua digelar pada 13 Maret 1946 yang berlanjut tanggal
16-17 Maret 1946 dan menghasilkan naskah yang dikenal dengan
sebutan Batavia Concept atau Rumusan Jakarta. Naskah ini adalah
nota kesepahaman untuk menginjak fase perundingan berikutnya.
Delegasi Belanda dalam pertemuan itu adalah Perdana Menteri Prof.
Dr. Ir. W. Schermerhorn, sedangkan wakil Indonesia dipimpin oleh
Soetan Sjahrir. Pihak Inggris atau Sekutu bertindak sebagai penengah
yang diwakili oleh Sir Archibald Clark.Perundingan antara Indonesia
dengan Belanda dimulai pada tanggal 10 Februari 1946. Dalam
perundingan ini delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri
Sutan Syahrir dan delegasi Belanda dipimpin oleh van Mook.
Pertemuan yang diadakan di Jakarta itu ternyata tidak membuahkan
hasil karena masing-masing pihak tetap pada pendiriannya.Pada awal
perundingan van Mook menyampaikan pernyataan pemerintah
Belanda yang isinya mengulangi pidato Ratu Wilhelmina pada tanggal
7 Desember 1942, yaitu:
a. Indonesia akan dijadikan negara persemakmuran yang memiliki
pemerintahan sendiri dalam lingkungan Kerajaan Belanda.
b. Masalah dalam negeri diurus Indonesia dan luar negeri diurus
oleh pemerintah Belanda.

Pihak Indonesia secara tegas menolak pernyataan van Mook


dan berpegang pada pendirian bahwa Indonesia harus diakui sebagai
negara yang berdaulat penuh atas wilayah bekas jajahan Belanda.
Pada tanggal 12 Maret 1946, pemerintah Republik Indonesia
menyerahkan pernyataan penolakannya. Sekalipun perundingan di
Jakarta mengalami kegagalan, tetapi pertemuan itu telah
menyejajarkan Republik Indonesia, Belanda, dan Inggris di meja
perundingan yang kemudian menjadi dasar perundingan-perundingan
selanjutnya.Perundingan selanjutnya diadakan di Hoge Veluwe
(Belanda) yang berlangsung pada tanggal 14-24 April 1946.
Perundingan ini pun mengalami kegagalan.
Pihak Republik Indonesia dalam perundingan ini menuntut
adanya pengakuan secara de facto atas Pulau Jawa, Madura, dan
Sumatra.Sebaliknya, pihak Belanda hanya mau mengakui wilayah de
facto Republik Indonesia atas Pulau Jawa dan Madura saja. Pihak
Belanda juga tetap menginginkan Republik Indonesia menjadi bagian
dari Kerajaan Belanda dalam bentuk Uni Indonesia-Belanda.
Sementara perundingan-perundingan sedang berjalan, van Mook terus
mengambil langkah-langkah untuk menyusun suatu struktur negara
federal yang dikendalikan oleh pemerintah Kerajaan Belanda.Oleh
karena itu, diadakan serangkaian perundingan antara para penjabat
pemerintah Indonesia yang daerahnya diduduki oleh Belanda. Di
antaranya diselenggarakan Konferensi Malino pada tanggal 15 Juli
1946, Konferensi Pangkal Pinang pada tanggal 1 Oktober 1946, dan
Konferensi Denpasar.

Pihak Inggris yang ingin segera meninggalkan Indonesia terus


berusaha mempertemukan pihak Indonesia dan Belanda di meja
perundingan. Lord Killearn, seorang diplomat untuk Asia Tenggara
berhasil membujuk kedua belah pihak untuk kembali
berunding.Perundingan kemudian diadakan di rumah kediaman
Konsul Jenderal Inggris di Jakarta pada tanggal 7 Oktober 1946.
Dalam perundingan ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana
Menteri Sutan Syahrir, sedangkan pihak Belanda dipimpin oleh Prof.
Schermerhorn. Perundingan ini berhasil mengambil 3 keputusan
penting, yaitu sebagai berikut:
I. Segera diadakan gencatan senjata antara Republik Indonesia
dengan Belanda;
II. Membentuk Komisi Bersama Gencatan Senjata untuk
menangani masalah pelaksanaan gencatan. senjata; dan
III. Republik Indonesia dan Belanda harus segera mengadakan
perundingan politik.

Setelah perundingan itu, pasukan Sekutu secara berangsur-


angsur mulai mengosongkan daerah-daerah yang didudukinya dan
selanjutnya diganti oleh tentara Belanda.Pihak Inggris terus
mengupayakan perundingan agar menjadi jalan terbaik dalam
menyelesaikan konflik antara pihak Indonesia dengan Belanda dengan
perantaraan diplomat Inggris, Lord Killearn.
Pada awalnya pertemuan diselenggarakan di Istana Negara dan
di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Dalam perundingan itu pihak
Indonesia dipimpin Sutan Syabrir dan pihak Belanda oleh Pro.
Schermerhorn. Kemudian perundingan dilanjutkan di Linggarjati.

Perundingan ini berlangsung pada 11-13 November 1946.Hasil


perundingan ditandatangani pada 15 November 1946 dan diratifikasi
pada 25 Maret 1947 di Istana Rijswijk (kini Istana Merdeka). Setelah
perjanjian Linggarjati, Inggris mengakui Indonesia secara de facto
pada 31 Maret 1947 disusul Amerika Serikat pada 23 April
1947.Pengakuan juga datang dari Mesir pada 10 Juni 1947 secara de
facto dan de jure.
Negara-negara Timur Tengah ikut memberikan pengakuannya yaitu
Lebanon, Suriah, Irak, Afghanistan, Arab Saudi, Yaman, dan Burma.

Namun, realisasi di lapangan tidak sepenuhnya berjalan seperti


ekspetasi. Beberapa kali pasukan Belanda berulah dan memicu
bentrokan di sejumlah daerah. Hingga akhirnya, tanggal 15 Juli 1947,
van Mook mengeluarkan ultimatum agar RI menarik mundur pasukan
sejauh 10 kilometer dari garis demarkasi yang telah disepakati (Abdul
Haris Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia, 1991:439).
Kehendak Belanda tersebut tentu saja ditolak oleh pemerintah RI. Van
Mook semakin murka dan pada 20 Juli 1947 ia menyatakan melalui
siaran radio bahwa Belanda tidak terikat lagi pada hasil Perundingan
Linggarjati. Kurang dari 24 jam setelah itu, Agresi Militer Belanda I
pun dimulai.

Pemerintah RI melaporkan agresi itu kepada PBB bahwa Belanda


telah melanggar Perundingan Linggarjati. PBB langsung merespons
dengan mengeluarkan resolusi tertanggal 1 Agustus 1947 yang isinya
menyerukan agar konflik bersenjata dihentikan. PBB bahkan
mengakui eksistensi RI dengan menyebut nama “Indonesia", bukan
“Netherlands Indies" atau “Hindia Belanda" dalam setiap keputusan
resminya.Desakan PBB dan dunia internasional membuat nyali
Belanda ciut. Tanggal 15 Agustus 1947, pemerintah Kerajaan Belanda
menyatakan akan menerima resolusi DK-PBB untuk menghentikan
agresi militernya.
2.3 Tokoh-Tokoh dari Perundingan Linggarjati
Para pemimpin bangsa Indonesia Belanda pun menunjukkan niat
baiknya untuk menyelesaikan perselisihan Indonesia Belanda dengan
cara-cara damai. Terdapat beberapa tokoh penting yang terlibat di
dalam Perjanjian Linggarjati. Beberapa tokoh yang menandatangani
Perjanjian Linggarjati antara lain ialah sebagai berikut:

 Pemerintah Indonesia mendelegasikan Sutan Syahrir yang


berperan sebagai Ketua, A.K. Gani, Susanto Tirtoprojo, serta
Mohammad Roem.
 Pemerintah Belanda mendelegasikan Wim Schermerhon yang
berperan  sebagai Ketua, H. J. van Mook, Max van Pool, F. de
Boer.
 Pemerintah Inggris yang berperan sebagai mediator atau
penengah diwakili oleh Lord Killearn.
 Saksi tamu yang hadir di dalam perjanjian tersebut diantaranya
yaitu: Amir Syarifudin, dr. Leimena, dr. Sudarsono, Ali
Budiharjo, Presiden Soekarno, serta Mohammad Hatta.

2.4 Isi dari Perundingan Linggarjati


Pada tanggal 10 November 1946, pihak Indonesia dan Belanda
kembali mengadakan perundingan di Linggajati. Perundingan itu
dipimpin oleh Lord Killern. Dalam perundingan Linggajati itu,
delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Soetan Sjahrir dan
anggotanya antara lain Presiden Soekarno, Wakil Presiden Drs. Moh.
Hatta, Dr. Leimena, Dr. A. K. Gani, Mr. Moh. Roem, Mr. Amir
Syarifuddin, dan Mr. Ali Boediardjo.Dari pihak Belanda dipimpin
oleh van Mook dengan anggotanya antara lain Mr. van Pool dan E. de
Boer. Seperti sebelumnya, perundingan ini pun berjalan sangat alot
karena baik pihak Republik Indonesia maupun Belanda berpegang
teguh pada prinsipnya masing-masing.
Pada tanggal 15 November 1946, perundingan mencapai
persetujuan yang terdiri dari 17 pasal, di antaranya yang terpenting
adalah sebagai berikut:
1. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia atas
wilayah Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda segera menarik
mundur tentaranya dari daerah-daerah itu paling lambat 1
Januari 1949.
2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama untuk
membentuk negara federasi dengan nama Republik. Indonesia
Serikat yang salah satu negara bagiannya adalah Republik
Indonesia.
3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni
Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

Perjanjian Linggarjati yang ditandatangani tanggal 15 November


1946 mendapat tentangan dari partai-partai politik yang ada di
Indonesia. Sementara itu, pemerintah mengeluarkan Peraturan
Presiden No. 6 tahun 1946 tentang penambahan anggota KNIP untuk
partai besar dan wakil dari daerah luar Jawa. Tujuannya adalah untuk
menyempurnakan susunan KNIP. Ternyata tentangan itu masih tetap
ada, bahkan presiden dan wakil presiden mengancam akan
mengundurkan diri apabila usaha-usaha untuk memperoleh
persetujuan itu ditolak.KNIP mengesahkan perjanjian Linggarjati
pada tanggal 25 Februari 1947, bertempat di Istana Negara Jakarta.
Persetujuan itu ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947. Apabila
ditinjau dari luas wilayah, kekuasaan Republik Indonesia menjadi
semakin sempit, namun bila dipandang dari segi politik intenasional
kedudukan Republik Indonesia bertambah kuat. Hal ini disebabkan
karena pemerintah Inggris, Amerika Serikat, serta beberapa negara-
negara Arab telah memberikan pengakuan terhadap kemerdekaan dan
kedaulatan Republik Indonesia.

Persetujuan itu sangat sulit terlaksana, karena pihak Belanda


menafsirkan lain. Bahkan dijadikan sebagai alasan oleh pihak Belanda
untuk mengadakan Agresi Militer I pada tanggal 21 Juli 1947.
Bersamaan dengan Agresi Militer I yang dilakukan oleh pihak
Belanda, Republik Indonesia mengirim utusan ke sidang PBB dengan
tujuan agar posisi Indonesia di dunia internasional semakin bertambah
kuat. Utusan itu terdiri dari Sutan Svahrir, H. Agus Salim,
Sudjatmoko, dan Dr. Sumitro Djojohadikusumo.
Kehadiran utusan tersebut menarik perhatian peserta sidang PBB,
oleh karena itu Dewan Keamanan PBB memerintahkan agar
dilaksanakan gencatan senjata dengan mengirim komisi jasa baik
(goodwill commission) dengan beranggotakan tiga negara. Indonesia
mengusulkan Austra-lia, Belanda mengusulkan Belgia, dan kedua
negara yang diusulkan itu menunjuk Amerika Serikat sebagai anggota
ketiga. Richard C. Kirby dari A.ustralia, Paul van Zeeland dari Belgia,
dan Frank Graham dari Amerika Serikat. Di Indonesia, ketiga anggota
itu terkenal dengan sebutan Komisi Tiga Negara (KTN). Komisi ini
menjadi perantara dalam perundingan berikutnya.

2.4 DAMPAK DARI PERUNDINGAN


LINGGARJATI

Terjadi pro dan kontra dalam penandatangan perjanjian


Linggarjati, namun akhirnya Indonesia setuju untuk menandatangani
perjanjian ini pada tanggal 25 Maret 1947, ini terjadi karena:
• Cara damai merupakan cara terbaik demi menghindari jatuhnya
korban jiwa, ini dikarenakan kemampuan militer Indonesia.
masih jauh dibawah militer Belanda.
• Cara damai dapat mengundang simpati dari dunia international.
• Perdamaian dengan gencatan sejata dapat memberi peluang
bagi pasukan militer Indonesia untuk melakukan berbagai hal
diantaranya dalah konsolidasi.

Pasca terjadinya perjanjian ini hubungan kedua negara tidaklah


menjadi baik, ini dikarenakan adanya perbedaan dalam menafsirkan
isi dari perjanjian. Belanda menganggap Republik Indonesia sebagai
bagian dari Belanda, sehingga semua urusan eksternal diurus oleh
Belanda.

Belanda juga menuntut untuk dibuatnya pasukan keamanan


gabungan. Karena hal inilah Belanda melakukan aksi bersenjata yang
disebut dengan Agresi Militer Belanda, aksi ini sekaligus
membatalkan perjanjian Linggarjati.

Dampak Positif Perjanjian Linggarjati:


1. Citra Indonesia di mata dunia Internasional semakin kuat,
dengan pengakuan Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia,
mendorong negara-negara lain untuk mengakui kemerdekaan
Republik Indonesia secara sah.
2. Belanda mengakui negara Republik Indonesia yang memiliki
kuasa atas Jawa, Madura dan juga Sumatera. Dengan demikian secara
de facto Indonesia berkuasa atas wilayah tersebut.
3. Selesainya konflik antara Belanda dan Indonesia (walaupun
setelahnya Belanda melanggar perjanjian). pada saat itu dikhawatirkan
apabila konfrontasi rakyat Indonesia dan kekuatan Belanda terus
berlanjut. Maka akan semakin banyak korban jiwa dari kalangan
rakyat. Hal ini tentu saja dikarenakan kekuatan militer Belanda yang
canggih dan kekuatan rakyat Indonesia yang apa adanya.

Dampak Negatif Perjanjian Linggarjati


1. Indonesia hanya memiliki wilayah kekuasaan yang sangat kecil,
yakni pulau Jawa, Sumatera dan Madura saja. Selain itu Indonesia
harus mengikuti juga persemakmuran Indo-Belanda.
2. Memberikan waktu Belanda membangun kekuatan atau
“menghela nafas” untuk kemudian selanjutnya melakukan agresi
militernya.
3. Perjanjian ini juga ditentang dari dalam negara Indonesia.
Masyarakat dan kalangan tertentu yang dimulai dari Partai Masyumi,
PNI, Partai Rakyat Indonesia dan Partai Rakyat Jelata.
4. Dalam perundingan tersebut diketahui bahwa pemimpin yang
ditunjuk yaitu Sutan Syahrir telah dianggap memberikan dukungan
pada Belanda. Sehingga membuat anggota dari Partai Sosialis yang
berada dalam Kabinet tersebut dan KNIP mengambil langkah
penarikan dukungan kepada pemimpin perundingan tersebut.
Penarikan dukungan tersebut terjadi kepada Syahrir pada tanggal 26
Juni 1947.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perjanjian Linggarjati merupakan perundingan antara Indonesia
dan Belanda,kemudian pihak Inggris sebagai penenggah,untuk
membahas soal status kemerdekaan Indonesia. Namun pada akhirnya
justru pihak Belanda mengkhianati isi perjanjian tersebut.
Perundingan Linggarjati dilakukan pada tanggal 11-15 November
1946,di Kuningan,Jawa Barat. Perundingan itu dipimpin oleh Lord
Killern dari Inggris.

Dalam perundingan Linggajati itu, delegasi Belanda Wim


Schermerhon yang berperan sebagai Ketua, H. J. van Mook, Max van
Pool, F. de Boer. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri
Soetan Sjahrir dan anggotanya antara lain Presiden Soekarno, Wakil
Presiden Drs. Moh. Hatta, Dr. Leimena, Dr. A. K. Gani, Mr. Moh.
Roem, Mr. Amir Syarifuddin, dan Mr. Ali Boediardjo.3 keputusan
penting perjanjian Linggarjati yaitu sebagai berikut:
1. Segera diadakan gencatan senjata antara Republik Indonesia
dengan Belanda;
2. Membentuk Komisi Bersama Gencatan Senjata untuk
menangani masalah pelaksanaan gencatan. senjata; dan
3. Republik Indonesia dan Belanda harus segera mengadakan
perundingan politik.

Dampak Positifnya: Indonesia sebagai negara yang baru saja


merdeka mendapatkan pengakuan secara de facto oleh Belanda.
Dampak Negatifnya: Wilayah indonesia semakin sempit karena
Belanda tidak mengakui seluruh wilayah Indonesia. Belanda hanya
mau mengakui wilayah Indonesia pada pulau Jawa, Madura dan
Sumatera.

Hasil perundingan ditandatangani pada 15 November 1946 dan


diratifikasi pada 25 Maret 1947 di Istana Rijswijk (kini Istana
Merdeka).Namun 4 bulan kemudian Van Mook menyatakan bahwa
Belanda sudah tidak terikat dengan Perjanjian Linggarjati,dan
memulai agresi militer 1,sasarannya Jawa dan Sumatera.Pemerintah
Indonesia mengadukan kepada PBB dimana Belanda dinilai telah
melanggar Perjanjian Linggarjati. Pada 1 Agustus Dewan Keamana
PBB mengeluarkan resolusi Menyerukan agar konflik
dihentikan,kemudian 15 Agustus 1947 Belanda menyatakan akan
menerima resolusi DK-PBB untuk menghentikan agresi.

3.2 Saran
Saran dari saya untuk generasi penerus bangsa Indonesia ini
sudah sepatutnya kita menghargai para pahlawan pejuang
kemerdekaan Indonesia.Kita bisa mencontoh dengan menanamkan
sikap cinta tanah air,patriotisme,dan juga tidak mudah menyerah.

Sebagai contoh saat dimana saat kegagalan perundingan Hooge


Valuwe tidak mematikan langkah pemerintah Indonesia dan Inggris
untuk terus berupaya menyelesaikan masalah status kemerdekaan
Indonesia.Perjuangan bangsa Indonesia mencapai kedaulatan penuh
mengajarkan kepada kehidupan sekarang bagaimana pentingnya
kemerdekaan penuh. Saat ini Indonesia sudah merdeka tetapi ada
sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia yang belum merdeka dan
harus diperjuangkan.
Sebagai pelajar yang akan menjadi generasi penerus bangsa
maka sudah seharusnya kita belajar dari sejarah bangsa ini, kita bisa
belajar dari sejarah perjanjian Linggarjati ataupun belajar dari sejarah
perjalanan bangsa ini, sejarah bukan hanya sekedar untuk di peringati
saja namun lebih dari sekedar itu, banyak sekali makna yang
terkandung di dalamnya, jadi saya dari penyusun menyarankan agar
kita sebagai generasi muda semakin menjaga persatuan dan kesatuan,
karena dengan bersatu kita jauh lebih kuat.
Kita juga bisa membuat nama Indonesia ini harum di kancah
International.

Daftar Pustaka
Wikipedia,
https://id.wikipedia.org/wiki/Perundingan_Linggarjati

https://amp.tirto.id/agresi-militer-i-saat-belanda-mengingkari-
perjanjian-linggarjati-cs8T
https://www.99.co/blog/indonesia/mengenal-perjanjian-
linggarjati/

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.
php/PES/article/download/5200/pdf_79&ved=2ahUKEwjhzP6fkY
zvAhUG7XMBHcidAloQFjAAegQIARAC&usg=AOvVaw19DWe
Sw3-2tHkhIpk7L_ca

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.uinsgd.ac.id/26320/4/
4_bab1.pdf&ved=2ahUKEwiEr7XSkYzvAhXI73MBHUo7D4wQ
FjABegQIFBAC&usg=AOvVaw2bA20qxYsbGII2wX7YZXJU

https://www.dosenpendidikan.co.id/perjanjian-linggarjati/

Anda mungkin juga menyukai