NLINGGARJ
ATI
OKTAVIA
XI MIPA 4
A. Latar Belakang Terjadinya Perundingan Linggarjati
●Latar belakang terjadinya Perjanjian Linggarjati ini disebabkan oleh Masuknya AFNEI yang diboncengi NICA
ke Indonesia karena Jepang menetapkan 'status quo' di Indonesia. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik antara
Indonesia dengan Belanda. Dalam masalah ini, pemerintah Inggris menjadi penanggungjawab untuk menyelesaikan
konflik politik dan militer di Asia, sehingga dalam perundingan ini Britania Raya berperan sebagai pihak penengah.
●Konflik antara Indonesia dan Belanda ini disebabkan karena gagalnya perundingan yang diadakan di Hoge
Veluwe pada tanggal 14-15 April 1946. Perundingan ini gagal dilaksanakan karena Indonesia meminta Belanda
mengakui kedaulatannya atas Jawa, Sumatra dan Madura, tetapi Belanda hanya mau mengakui Indonesia atas Jawa
dan Madura saja.
Hasil perundingan linggar jati yang Dalam bentuk RIS Indonesia harus
cukup lama menghasilkan 17 pasal tergabung dalam Persemakmuran
yang antara lain berisi : Indonesia-Belanda dengan mahkota
negeri Belanda sebagai kepala unit.
1. Belanda mengakui secara de
facto wilayah Republik Indonesia,
Ternyata setelah perjanjian
yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.
Linggarjati disahkan, pelaksanaannya
tidak berjalan dengan mulus. Hal ini
2. Belanda harus meninggalkan dibuktikan dari pernyataan Van Mook
wilayah RI paling lambat tanggal yang menyatakan bahwa Belanda tak
1 Januari 1949. lagi terikat dengan perjanjian ini.
Pernyataan yang dikemukakan Van
3. Pihak Belanda dan Indonesia Mook pada tanggal 20 Juli 1947 inilah
sepakat membentuk negara yang memicu Agresi Militer Belanda I
Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tanggal 21 Juli 1947. Setelah
diusut, pelanggaran perjanjian ini
disebabkan oleh perbedaan penafsiran
antara Indonesia dan Belanda.
Isi Perundingan
Linggarjati
Isi pokok yang dicapai dari Perundingan Linggajati antara lain :
● Indonesia diwakili oleh Sutan Syarhrir sebagai ketua. Beliau ditemani oleh A K Gani,
Susanto Tirtoprojo, dan Mohammad Roem.
● Belanda diwakili oleh Wim Schermerhorn sebagai ketua dan ditemani oleh Max Von Poll,
H J van Mook, dan F de Baer.
Terimakasih