Skripsi Rom - Estevi Ningayomi
Skripsi Rom - Estevi Ningayomi
SKRIPSI
Oleh :
ESTEVI NINGAYOMI
NIM: 15-061-030
i
RANGE OF MOTION EXERCISE AKTIF TERHADAP KEKUATAN
OTOT PASIEN POST OPERASI FRAKTUR TERTUTUP
Oleh :
ESTEVI NINGAYOMI
15061030
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Drs Julianus Ake, S.kp M,kep Ns. Tinny Akay, S.Kep, M.Kes
NIDN: 0917075101 NIDN: 0920048003
Ketua Anggota
Mengetahui,
a.n Rektor Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
Dekan Fakultas Keperawatan
ii
RANGE OF MOTION EXERCISE AKTIF TERHADAP KEKUATAN
OTOT PASIEN POST OPERASI FRAKTUR TERTUTUP
Komisi Penguji
Mengetahui,
a.n Rektor Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
Dekan Fakultas Keperawatan
iii
PERYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
akademik disuatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip
dalam naskah ini dan disebutkan dlam sumber kutipan dan daftar pustaka.
iv
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Suku/bangsa : jawa/Indonesia
Agama : Kristen
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
v
MOTTO
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat kasih dan karunia-Nya sehingga Skripsi yang berjudul RANGE OF MOTION
terselesaikan.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan motivasi dari berbagai
– besarnya kepada :
Tomohon.
IndonesiaTomohon,.
vii
4. Ns. Kartini Tungka, S.Kep sebagai Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
5. DR. Julianus Ake S.Kep M.Kep sebagai pembimbing I yang telah memberikan
7. Joksan Huragana, S.Kep., M.MKes sebagai dosen penguji skripsi yang sudah
8. Ns. Estefina Makausi S.kep M.M.Kes/ Ns. Kartini Tungka, S.Kep sebagai
peneliti.
10. Direktur Rsu Gmim Bethesda Tomohon dr.Franky V.T kambey yang telah
penelitian.
11. Dr. Harry N S Ulaen M.Kes (MMR) sebagai plt. Wadir penunjang dan SDM
12. Kabid, Kepru, dokter-dokter dan perawat yang telah membantu penulis saat
dalam penelitian.
13. Orang tua tercinta: Papa yayah linuberno Mama sri mulyaningsih yang selalu
memberi support dan membantu pada saat penelitian dan dalam penyusunan.
dan yang dengan segenap cintah dan kasih sayang selalu mendoakan,
viii
14. Kakak Ns.Candra perdana s.kep, Bambang hadi saputra, ST, Elsye tedongku,
Indah kristanti, Zefanya nugroho dan Ezra reyfeljun canel, shandy todar dan
pendidikan yang dengan segenap cintah dan kasih sayang selalu mendoakan,
15. Teman-teman tercintah fin sumahe, septi kumalasari, Angelina ngenget, yang
pendidikan
16. Teman-teman Seangkatan15, kelompok 1 KKN Desa Munte dan banyak lagi
Penulis menyadari penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, karenanya penulis
membuka diri untuk saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca.
Penulis
Estevi Ningayomi
ix
Abstrak
Fraktur merupakan istilah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik bersifat
total maupun sebagian, yang menyebabkan kecacatan pada anggota gerak tubuh
yang mengalami fraktur. Pasien post operasi fraktur sering terjadi kelemahan otot.
Range of motion yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot post operasi
fraktur.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Range of motion
exrcise aktif terhadap kekuatan otot pada pasien post operasi fraktur di Rsu Gmim
Bethesda Tomohon. Metode; penelitian ini menggunakan desain pre eksperimen
design dengan rancangan One Group pre-post Test. Populasi 19 dari februari-
maret, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan
menggunakan rumus Federer dengan jumlah sampel penelitian 16 responden,
sedangkan instrument penelitian menggunakan lembar observasi, skala kekuatan
otot dan SOP Rom untuk melakukan latihan Range of motion exrcise aktif. Pada
analisis bivariate menggunakan uji Wilcoxon. Hasil; Pada Asymp.Sig (2-Tailed)
menunjukan angka 0,000 < 0,005. Z= -3.602b dengan demikian Z_hitung -3.602b
> Z_tabel dan nilai signifikansi Z = -3.602b < α 0,005. Dengan demikian Ha diterima
H0 ditolak yang artinya ada pengaruh range of motion exercise aktif terhadap
kekuatan otot pasien post operasi fraktur di Rsu Gmim Bethesda Tomohon.
x
Abstract
A fracture is the term of loss continuity of bone, cartilage, both in total and in part,
which causes disability in the limbs that have fractured. Postoperative fracture
patients often experience muscle weakness. Range of motion used to increase
muscle strength post fracture surgery. The purpose of this study is to knowing the
effect of active Rom on muscle strength in post fracture surgery patients in Rsu
Bethesda Tomohon. Method of This study used a pre-experimental design with a
One Group pre-post Test design. Population 19 from February to march, Sampling
uses purposive sampling technique and uses Federer formula with a total sample
of 16 respondents, while the research instrument uses observation sheets, muscle
strength scale and SOP Rom to do Active Rom exercises. In bivariate analysis
using the Wilcoxon test. Results; Asymp.Sig (2-Tailed) shows the number 0,000
<0,005. Z = -3.602b thus Z_count -3.602b > Z_tabel and significance value Z = -
3.602b <α 0.005. Thus Ha is accepted H0 rejected, which means that there is an
influence of the active range of motion exercise on the strength of patient’s
muscle of the postoperative closed fracture at Gmim Bethesda Hospital Tomohon.
xi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
kemurahan dan cinta kasihNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
Teoritis, Kerangka Teori Dan Kerangka Konsep, Bab III Metodologi Penelitian,
ini, tetapi masih dirasakan banyak kekurangan, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang
membutuhkan.
Penulis
Estevi Ningayomi
xii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul............................................................................................ i
Halaman Pengesahan ................................................................................ ii
Halaman Identitas Tim Penguji Proposal .................................................... iii
Pernyataan Orisinalitas Proposal ................................................................ iv
Riwayat Hidup............................................................................................. . v
Motto Hidup.................................................................................................. vi
Ucapan Terimakasih ................................................................................... vii
Abstract.............................................................................................................. x
Abstrak………………………………..………………………………………………..xi
Kata Pengantar .......................................................................................... xii
Daftar Isi .................................................................................................. xiii
Daftar Tabel ............................................................................................... xv
Daftar Gambar.............................................................................................. xvi
Daftar Lampiran............................................................................................ xvii
xiii
2.5. Kerangka Konsep ............................................................. 28
5.4 Pembahasan........................................................................... 44
5.1 Simpulan................................................................................. 49
5.2 Saran........................................................................................ 49
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.5 : Definisi Operasional............................................... 34
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : fleksi (atas) ekstensi (bawah)…………………….. 19
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet) (histologi dasar Anthony, 2011)
musculoskeletal yang dapat terjadi pada tendon, otot, sendi, pembruluh darah atau
pada anggota gerak. Gejala dapat berupa nyeri, rasa tidak nyaman, kebas pada
bagian yang terlibat dan dapat berbeda derajat keparahannya mulai dari ringan
kontinuitas tulang, tulang rawan, baik bersifat total maupun sebagian (Helmi,
kulit, traksi tulang, juga perbaikan dengan melakukan manipulasi dan resposisi ke
(Open Reduction Internal Fiksasi) dan OREF (open reduction External Fikxation).
Problematik yang muncul pada saat post operasi fraktur ditunjukan dengan adanya
nyeri diam, nyeri gerak dan nyeri tekan, tmbulnya odema, keterbatasan lingkup
1
2
persendiannya sesuai grakan normal baik secara aktif maupun pasif . manfaat di
lakukan nya ROM yaitu: (1) gerakan tubuh yang teratur dapat meningkatkan
kesegaran tubuh; (2) memperbaiki tonus otot dan sikap tubuh; (3) mempertahankan
dan memelihara kekuatan otot; (4) merangsang sirkulasi darah; (5) mencegah
Fraktur disebabkan oleh jatuh, atau cedera karena olahraga , namun yang
paling banyak disebabkan oleh Kecelakaan lalu lintas. yang merupakan masalah
siapa saja dan kapan saja. Berdasarkan prevelensi data menurut World Health of
menimbulkan cidera, baik cidera ringan, berat, kecacatan bahkan kematian. Tingginya
angka kecelakaan menyebabkan insiden fraktur tinggi, dan salah satu fraktur yang
Hasil riset kesehatan dasar oleh badan penelitian dan perkembangan depkes
RI 2013 di Indonesia terjadi kasus fraktur yang disebabkan oleh cedera antara lain
karena jatuh, kecelakaan lalulintas, dan trauma benda tajam/tumpul. Dari 45.987
peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang (3,8%) dari 20.829
kasus kecelakaan lalulintas, yang mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang (8,5%)
dari 14.127 trauma benda tajam/tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang
Hasil data dari RSI siti Kadijah Palembang jumlah pasien fraktur cenderung
meningkat berturut-turut dari tahun 2014 mencapai 338 orang, pada tahun 2015 397
3
orang dan pada tahun 2016 menapai 423 orang, fraktur lebih dominan terjadi pada
Hasil survey data awal di Rsu Gmim Bethesda Tomohon angka kejadian
fraktur tertutup pada tahun 2017 sebanyak 137 pasien, dan pada tahun 2018 pada
bulan januari-oktober sebanyak 58 pasien. Pada tahun 2019 bulan februari- maret
sebanyak 19 pasien. Dapat di simpulkan bahwa sering terjadi kasus fraktur tertutup
dilakukan oleh responden (100%), sebagian besar kekuatan otot pasien post operasi
fraktur humerus kontraksi otot dan setelah diberikan latihan ROM sebanyak 9 kali
menjadi skala kekuatan otot 2 atau kategori buruk atau kontraksi otot yang cukup kuat
menggerakkan sendi tetapi hanya dapat dilakukan bila pengaruh dari gaya grafitasi
dihilangkan. Dari hasil Analisa bivariate diperoleh nilai z hitung sebesar 4,940 dengan
angka signifikan (p) 0,000. Berdasarkan hasil tersebut diketahui z hitung (4,940) >z
table (1,96) dan angka signifan (p) <0,05 sehingga ada pengaruh signifan latihan ROM
aktif terhadap kekuatan otot pada pasien post operasi fraktur humerus. Rujukan
Pengaruh Latihan Range of Motion Aktif Terhadap Kekuatan otot Pada Pasien Post
Operasi Fraktur Humerus di Rsud Dr. Moewardi, Gaster vol.10 No. 2 Agustus 2013.
menunjukan bahwa besarnya angka signifikan sebesar 0,000 < α = 0,05, sehingga Ho
4
ditolak jadi dapat disimpulkan adanya pengaruh ROM exercise dini pada pasien post
operasi fraktur ekstermitas bawah (fraktur cruris dan fraktur femur). Rujukan
dicantumkan dalam daftar pustaka : Yunanik Esmi Dwi Lestari, Pengaruh ROM
exercise dini pada pasien post operasi fraktur ekstermitas bawah (fraktur femur dan
cruris) terhadap lama hari rawat di ruang bedah RSUD Gambiran Kota Kediri, jurnal
gerak yaitu fleksi sendi panggul 68,5 derajat, fleksi sendi lutut 61 derajat, dorsofleksi
sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan rata-rata fleksi sendi panggul 45,5
derajat, fleksi sendi lutut 15,5 derajat, dorsofleksi 1,5 derajat dan plantarfleksi 33,5
Disarankan lakukan latihan gerak sendi post operasi fiksasi hari kedua (sedini
mungakin) sehingga dapat mencegah terjadinya kekakuan pada sendi pada pasien
fraktur femur terpasang fiksasi interna. Rujukan dicantumkan dalam daftar pustaka:
Reni prima gusty, Pemberian Latihan Rentang Gerak Terhadap Fleksibilitas Sendi
Anggota Gerak Bawah Pasien Fraktur Femur Terpasang Fiksasi Interna Di RSUP. Dr.
Anggita Kesuma Putri & siti sarifah (2015) berdasarkan hasil penelitiannya
menunjukan bahwa perhitungan uji Wilcoxon menunjukan hasil bahwa ada perbedaan
5
yang bermakna derajat gerak sendi sebelum dan sesudah latihan ROM dengan p
value=0,026 (<0,05), maka bisa disimpulkan bahwa ada pengaruh yang di signifikan
antara derajat gerak sendi sebelum dan sesudah latihan ROM, rujukan dicantumkan
dalam daftar pustaka : Anggita Kesuma Putri & siti sarifah. Pengaruh latihan ROM
terhadap gerak sendi ekstermitas ataspada pasien post operasi fraktur humerus di
fraktur, untuk itu diharuskan segera dilakukan tindakan untuk menyelamatkan klien
dari kecacatan fisik. Sedangkan kecacatan fisik dapat dipulihkan secara bertahap
melalui latihan rentang gerak yaitu dengan latihan range of motion (ROM) yang di
evaluasi secara aktif, yang merupakan kegiatan penting pada priode post operasi
penelitian dengan judul pengaruh range of motion terhadap kekuatan otot pada pasien
Dari data diatas ditemukan bahwa kasus fraktur terjadi setiap tahunnya seiring
kekuatan otot.
Tomohon?
Tomohon?
3. Apakah ada pengaruh sebelum dan sesudah range of motion excercise aktif
terhadap kekuatan otot pada pasien post operasi Fraktur di Rsu Gmim
Bethesda Tomohon?
kekuatan otot pada pasien post operasi Fraktur di Rsu Gmim Bethesda
Tomohon?
aktif terhadap kekuatan otot pada pasien post operasi Fraktur di Rsu Gmim
Bethesda Tomohon?
aktif terhadap kekuatan otot pada pasien post operasi Fraktur di Rsu Gmim
Bethesda Tomohon?
7
excercise aktif terhadap kekuatan otot pada pasien post operasi Fraktur di
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktis
pasien fraktur agar dapat lebih meningkatkan kekuatan otot pada pasien yang
mengalami fraktur.
range of motion exercise aktiff karna pentingnya latihan ini agar dapat meningkatkan
kekuatan otot.Bagi peneliti Merupakan pengalaman yang sangat berharga yang dapat
TINJAUAN TEORITIS
(muskulo) dan tulang yang membentuk rangka (skelet) (histologi dasar Anthony,
2011). System musculoskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon, dan bursa.
Struktur jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan. Struktur tulang
paru-paru, otak. Tulang berfungsi juga memberikan bentuk serta tempat melekatnya
otot sehingga tubuh kita dapat bergerak, disamping itu tulang berfungsi sebagai
penghasil sel darah merah dan sel darah putih (tempatnya pada sumsum tulang )
dalam proses yang disebut hamatopoesis.Tubuh kita tersusun dari 206 macam tulang,
dalam tubuh kita ada 4 kategori yaitu: tulang Panjang , tulang pipih, tulang pendek,
1. Tulang
meningkatkan
8
9
deformitas tulang dan patah tulang. Tulang sebagai organ dinamis dimana
2. Sendi
digerakkan. Hubungan antar dua tulang atau lebih disebut persendian atau
tersebut terdapat jaringan yang padat berupa jaringan ikat, seperti tulang
tengkorak, tulang gigi dan rahang antara radius dan ulna. Sendi
adalah sendi yang mampu digerakan secara bebas, seperti: sendi peluru,
3. Otot
Otot merupakan alat gerak aktif, sebagai hasil kerja sama antara otot dan
Otot merupakan alat gerak aktif, sebagai hasil kerja sama antara
otot dan tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika
serabut otot, atrofi, pada beberapa serabut otot dan hipertropi pada
beberapa serabut otot yang lain, peningkatan jaringan lemak dan jaringan
Utomo,2008).
yang dibuat kedalam enam derajat (0-5) derajat ini menunjukan tingkat
berulang-ulang
tahanan
2.2 FRAKTUR
dan luasnya (bruner dan suddart,2013). Fraktur adalah kerusakan atau patah
tulang yang disebabkan oleh trauma ataupun tenaga fisik pada kondisi normal,
12
tulang mampu menahan tekanan, namun jika terjadi penekanan ataupun benturan
yang lebih besar dan melebihi kemampuan tulang untuk bertahan, maka akan
gerakan puntir mendadak, dan kontraksi otot ekstrim,(smeltzer dan bare, 2006).
komplikasi
Ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia luar dibagi menjadi 2
yaitu:
Dikatakan tertutup bila tidak ada hubungan antara framen tulang dengan
dunia luar, disebut dengan fraktur bersih (karena kulit utuh) tanpa
komplikasi.
1. Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak
sekitarnya
2. Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan
subkutan.
Dikatakan terbuka bila tulang yang patah menembus otot dan kulit yang
a. Tipe fraktur ekstermitas atas : fraktur humerus, fraktur radius dan ulna
distal
b. tipe fraktur ekstermitas bawah: fraktur collum femur, fraktur femur, fraktur
supra kondiler femur, fraktur patella, fraktur plateu tibia, fraktur cruris,
1. Fragility fracture
2. Pathological fracture
3. High-energy fraktur
dari atap sehingga tulangnya patah. Stress frakture adalah tipe lain dari
minor yang berulang kali. Kedua tipefraktur ini terjadi pada orang yang
(garner,2008)
cedera atau trauma pada system muskuloskelektal yang harus diketahui oleh para
dokter, perawat, atau orang yang akan memberikan pertolongan pertama pada
alat. (saleh,2006)
15
lebih lanjut, mengurangi nyeri dan pendarahan serta digunakan untuk memulai
(saleh,2006):
mengalami dislokasi
jaringan saraf perifer dan pada jaringan yang patah tulang tersebut)
Prinsip dasar pembidaian ini selalu harus diingat sebelum kita melakukan
pembidaian (saleh,2006)
keempat semula
4. Buka pakaian yang menutupi tulang yang patah sebelum memasang bidai
6. Bidai harus melewati sendi proksimal dan sendi distal dari tulang yang
patah.
gerakan dan rasa/sensasi pada bagian distal dari tempat yang fraktur atau
cedera
gerakasn sendi baik normal. Rom juga digunakan sebagai dasar untuk
pada sendi, di salah satu dari tiga bidang yaitu: sagittal, frontal, dan transversal.
masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.
17
Tujuan ROM adalah : (1). Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot, (2).
1. Range of motion pasif adalah latihan yang diberikan kepada klien yang
mengalami kelemahan otot lengan maupun otot kaki berupa latihan pada
2. Range of motion aktif adalah ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien
tanpa bantuan perawat dari setiap gerakan yang dilakukan. Indikasi ROM
aktif adalah semua pasien yang dirawat dan mampu melakukan ROM
sakit.
4. Memudahkan kenyamanan
1. ROM harus diulangi sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
4. ROM sering diprogramkan oleh dokter dan di kerjakan oleh ahli fisioterapi
5. Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan ROM adalah leher, jari, siku,
proses penyakit.
A. Pergerakan bahu
Sangga lengan atas klien dengan tangan kiri anda dan pergelangan
3. Abduksi bahu
19
kepala klien.
4. Aduksi bahu
pada sebelahnya
tempat tidur.
B. Gerakan Siku
1. Fleksi
- Tekuk jari tangan dan ibu jari ke arah telapak tangan hingga
mengepal.
2. Ekstensi
Dari posisi fleksi, luruskan kembali jari tangan atau buka kepalan
tangan
3. Hiperekstensi
4. Abduksi
5. Adduksi
6. Oposisisi
pada Kasur.
23
dilakukan oleh responden (100%), sebagian besar kekuatan otot pasien post
operasi fraktur humerus kontraksi otot dan setelah diberikan latihan ROM
sebanyak 9 kali menjadi skala kekuatan otot 2 atau kategori buruk atau kontraksi
otot yang cukup kuat menggerakkan sendi tetapi hanya dapat dilakukan bila
pengaruh dari gaya grafitasi dihilangkan. Dari hasil Analisa bivariate diperoleh nilai
z hitung sebesar 4,940 dengan angka signifikan (p) 0,000. Berdasarkan hasil
tersebut diketahui z hitung (4,940) >z table (1,96) dan angka signifan (p) <0,05
sehingga ada pengaruh signifan latihan ROM aktif terhadap kekuatan otot pada
Motion Aktif Terhadap Kekuatan otot Pada Pasien Post Operasi Fraktur Humerus
T-test menunjukan bahwa besarnya angka signifikan sebesar 0,000 < α = 0,05,
sehingga Ho ditolak jadi dapat disimpulkan adanya pengaruh ROM exercise dini
pada pasien post operasi fraktur ekstermitas bawah (fraktur cruris dan fraktur
femur). Rujukan dicantumkan dalam daftar pustaka : Yunanik Esmi Dwi Lestari,
Pengaruh ROM exercise dini pada pasien post operasi fraktur ekstermitas bawah
(fraktur femur dan cruris) terhadap lama hari rawat di ruang bedah RSUD
Gambiran Kota Kediri, jurnal ilmu kesehatan vol.3 no.1 november 2014
rentang gerak yaitu fleksi sendi panggul 68,5 derajat, fleksi sendi lutut 61 derajat,
panggul 45,5 derajat, fleksi sendi lutut 15,5 derajat, dorsofleksi 1,5 derajat dan
dengan kelompok kontrol. Disarankan lakukan latihan gerak sendi post operasi
kekakuan pada sendi pada pasien fraktur femur terpasang fiksasi interna. Rujukan
dicantumkan dalam daftar pustaka: Reni prima gusty, Pemberian Latihan Rentang
Gerak Terhadap Fleksibilitas Sendi Anggota Gerak Bawah Pasien Fraktur Femur
25
Anggita Kesuma Putri & siti sarifah (2015) berdasarkan hasil penelitiannya
perbedaan yang bermakna derajat gerak sendi sebelum dan sesudah latihan ROM
dengan p value=0,026 (<0,05), maka bisa disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
di signifikan antara derajat gerak sendi sebelum dan sesudah latihan ROM,
rujukan dicantumkan dalam daftar pustaka : Anggita Kesuma Putri & siti sarifah.
Pengaruh latihan ROM terhadap gerak sendi ekstermitas ataspada pasien post
No.02,desember 2015
responden merasa puas dan 2 responden tidak puas terhadap terapi yang
diberikan . selama kelompok tidak menerima pengobatan yang ada 24 orang tidak
puas dan hanya 1 orang puas, chi kuadrat dari analisis dua sampel berdasarkan
besar dari harga sebuah meja baik untuk standard error 5% atau 1%. Ada
perbedaan tingkat kepuasan antara kedua kelompok pasien fraktur terhadap terapi
latihan. Ada pengaruh terapi latihan untuk pengobatan patah tulang dari kepuasan
pasien di Irina A BLU Prof. Dr R.D. Kandou Manado. Rujukan dicantumkan dalam
terhadap kepuasan pasien fraktur di Irina A BLU Prof. Dr R.D. Kandou Manado,
ROM selama 4 hari mengalami pernurunan yang sangat signifkan yaitu didapat
mean pretest adalah 4,71 menjadi 3,27. Sedangkan pada kelompok control
didapatkan bahwa juga terjadi penurunan sedikit yaitu didapatkan 4,91 menjadi
4,71. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu pada kelompok eksperimen
terdapat penurunan yang signifkan antara pretest dan posttest, dan pada
kelompok control juga didapatkan adanya penurunan yang terjadi pada pretest dan
posttes. Hal ini disebabkan karena pada kedua kelompok diberikan analgetik
Hal ini membuktikan bahwa pengaruh ROM efektif menurunkan intensitas nyeri
pada pasien post operasi fraktur ekstermitas bawah. Rujukan dicantumkan dalam
daftar pustaka: Orien permana, sofia nurchayati, herlina, Pengaruh ROM terhadap
intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur ekstermitas bawah, JOM vol 2 No
2, oktober 2015.
27
FRAKTUR
PASIF AKTIF
SEBELUM SESUDAH
DERAJAT DERAJAT
KEKUATAN KEKUATAN
OTOT (0-5) OTOT (0-5)
Ket:
METODE PENELITIAN
eksperimental dengan one group pre test – post test design. Kelompok subjek
otot dilakukan dengan cara menilai otot dari derajat 0-5 instrumen yang digunakan
adalah lembar observasi yang sudah di bakukan berupa skala kekuatan otot
Schwenker (1999); rasyid (2007).. Kemudian dilakukan post test untuk mengkaji
K1 X1 Latihan ROM X2
Keterangan:
29
30
Studi Lapangan
(Pengambilan Data Fraktur Tertutup di Rsu Gmim Bethesda Tomohon pada bulan januari –
oktober 2018 : 58 pasien ,pada bulan februari – maret 2019: 19 pasien)
Pengolahan Data
1.Editing
2.Coding
3.Tabulasi
Selesai
3.3.1 populasi
3.3.2 Sampel
Sampel adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
(n-1) (n-t) ≥ 15
Keterangan:
n: besar sampel
t: banyaknya kelompok
n ≥ 15 + 1 = n ≥ 16
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
tidak memenuhi kriteria dari studi karena berbagai sebab antara lain
(nursalam 2017):
objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain
(nursalam,2008)
3.8.1 instrumen
1. Lembar Observasi
34
observasi yang sudah di bakukan berupa skala kekuatan otot berupa uji manual
Nilai 0: paralisis total atau tidak ditemukan adanya kontraksi pada otot.
Nilai 1: kontraksi otot yang terjadi hanya berupa perubahan dari tonus otot,
sendi.
pemeriksa.
olah dan dapat dijamin kerahasiannya. Caranya yaitu data-data yang diberi
Pada tahap ini dilakukan data yang telah diubah menjadi kode kedalam
kode yang sudah di entry data untuk melihat ada tidaknya kesalahan dalam
entry data.
5. Tabulating
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap variable umur, dan lama hari rawat
pasien.
sesudah dilakukan latihan range of motion menggunakan uji Wilcoxon (uji beda
statistic dengan tingkat kemaknaan (α) = 0,05. Uji statistic yang digunakan adalah
diperhatikan. Oleh karena itu dalam melakukan penelitian, peneliti telah mendapat
ijin dari pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penelitian, agar
penelitian.
dahulu kepada Dekan Fakultas Keperawatan UNSRIT dan Direktur Rsu Gmim
berlaku.
dengan judul penelitian, bila subjek menolak maka peneliti tidak memaksa
c. Confidentiality (kerahasiaan)
37
eneliti hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil
penelitian.
BAB IV
range of motion pada pasien fraktur di Rsu Gmim Bethesda Tomohon. Kususnya
operasional untuk menjawab tujuan penelitian itu sendiri. Setelah itu, variable-
variabel tersebut dilakukan Analisa secara univariat ( atau setiap variable dianalisis
ditunjukan untuk melihat pengaruh range of motion terhadap tingkat kekuatan otot
Rumah sakit Gmim Tomohon merupakan salah satu jenis rumah sakit umum
dinegara kesatuan republic Indonesia di Jl. Raya Tomohon, Talete satu, Kota
tergolong
38
39
SNARS 2018. Rumah sakit umum Gmim Bethesda Tomohon di tetapkan sebagai
rumah sakit kelas C dengan sumber daya saat ini adalah 415 pegawai yang terdiri
dari dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya dan tenaga non medis dengan
Saat ini Rsu Gmim Bethesda merupakan rumah sakit swasta madya kelas
yang terdapat di rumah sakit Gmim Bethesda yaitu UGD 24 jam, Rawat Inap,
Rawat Jala, kamar bersalin, ICU, kamar bedah, labolatorium, radiologi, USG,
medis, batra (obat tradisional). Rsu Gmim Bethesda Tomohon ditunjang dengan
pelayanan kesehatan yang prima bagi masyarakat. Untuk itu dari tahun ke tahun
40
6-35 12 75
36-50 2 12,5
> 51 2 12,5
Jumlah 16 100
Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan hari rawat post operasi pasien
fraktur di Rsu Gmim Bethesda Tomohon
1 7 43,75
2 5 31,25
>2 4 25
Jumlah 16 100
41
motion dilakukan pada hari 1 perawatan post operasi fraktur yaitu ada 7
orang (43,8%).
range of motion
Lemah 16 100
Sedang -
Kuat -
Jumlah 16 100
range of motion
Lemah - -
Sedang 16 100
Kuat - -
Jumlah 16 100
Berdasarkan table 4.4 dapat dilihat bahwa tingkat kekuatan otot
range of motion terhadap kekuatan otot pada pasien post operasi fraktur, yang
akan dilihat berapa besar efeknya ROM terhadap kekuatan otot pasien post
nilai mean .75000, dan setelah dilakukan latihan ROM nilai mean 2.5000,.
Dari hasil analisis pengaruh variable ROM pada kekuatan otot pasien post
3.602b dengan nilai P P menunjukan angka 0,000 < 0,005 dan 𝒁𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 -
3.602b > 𝒁𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 0,00013. Dengan demikian 𝐻𝑎 diterima dan 𝐻0 ditolak hal ini
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh range of motion excercise aktif terhadap kekuatan otot pada
pasien post operasi Fraktur di Rsu Gmim Bethesda Tomohon
yang diderita pasien fraktur. Dari hasil penelitian ini yang dilaksanakan di Rsu
setelah itu dilakukan kembali pengukuran kekuatan otot . Dari analisis stastistic
motion exercise aktif terhadap kekuatan otot pada pasien post operasi fraktu di
Dilihat dari table 4.3 sebelum dilakukan range of motion tingkat kekuatan
otot berada pada skala 1 dan 2 (lemah) . Kemudian pada table 4.4 setelah
penelitian ini dapat dilihat pada tebel 4.5 dari hasil uji menggunakan bantuan
kekuatan otot atau ada pengaruh range of motion terhadap kekuatan otot pada
pasien fraktur.
untuk setiap pasien. Pada 1 kali pertemuan dibutuhkan waktu ±15 menit,
dimana setiap 1 hari dilakukan 2 kali pertemuan. Pada setiap pertemuan pasien
diminta kembali untuk melakukan latihan ROM dengan tujuan agar lebih
mengobservasi skala kekuatan otot dengan cara melakukan skala 1-5 pada
khususnya pada pasien post operasi. Latihan ini dilakukan pada saat pasien
mengajarkan Teknik ini pada pasien dan meminta mengulang kembali setelah
di ajarkan, Teknik ini dilakukan sesuai dengan SOP yang ada. Salah satu
motion, terlebih dahulu diukur skala kekuatan otot kemudian dicatat di lembar
observasi. Pada akhir penelitian ini hasil yang diperoeh setelah dilakukan
latihan renge of motion, skala kekuatan otot pada setiap responden yaitu
Pada table 4.5 bahwa kekuatan otot meningkat menjadi dari sebelumnya
setelah diberikan latihan range of motion.dari hasil peneliti yang ada peneliti
45
kekuatan otot.
Hal ini sama dengan peneliti sebelumnya oleh ririn purwanti dkk (2013)
dengan judul pengaruh latihan range of motion aktif terhadap kekuatan otot
pada pasien post operasi fraktur humerus di Rsud. Dr. Moewardi, berdasarkan
pasien post operasi fraktur humerus kontraksi otot dan setelah diberikan latihan
ROM sebanyak 9 kali menjadi skala kekuatan otot 2 atau kategori buruk atau
kontraksi otot yang cukup kuat menggerakkan sendi tetapi hanya dapat
dilakukan bila pengaruh dari gaya grafitasi dihilangkan. Dari hasil Analisa
bivariate diperoleh nilai z hitung sebesar 4,940 dengan angka signifikan (p)
0,000. Berdasarkan hasil tersebut diketahui z hitung (4,940) >z table (1,96) dan
angka signifan (p) <0,05 sehingga ada pengaruh signifan latihan ROM aktif
Hal inipun didukung oleh Anggita Kesuma Putri & siti sarifah (2015)
menunjukan hasil bahwa ada perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah
latihan ROM dengan p value=0,00 (<0,05), maka bisa disimpulkan bahwa ada
pengaruh yang di signifikan antara kekuatan otot sendi sebelum dan sesudah
latihan ROM.
mean pretest adalah 4,71 menjadi 3,27. Sedangkan pada kelompok control
menjadi 4,71. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu pada kelompok
dan pada kelompok control juga didapatkan adanya penurunan yang terjadi
pada pretest dan posttes. Hal ini disebabkan karena pada kedua kelompok
pada pasien post operasi fraktur ekstermitas bawah, JOM vol 2 No 2, oktober
2015.
sendi setelah diberikan latihan rentang gerak yaitu fleksi sendi panggul 68,5
derajat, fleksi sendi lutut 61 derajat, dorsofleksi pergelangan kaki 12,5 derajat
kontrol didapatkan rata-rata fleksi sendi panggul 45,5 derajat, fleksi sendi lutut
terjadinya kekakuan pada sendi pada pasien fraktur femur terpasang fiksasi
47
Gerak Bawah Pasien Fraktur Femur Terpasang Fiksasi Interna Di RSUP. Dr.
motion terjadi peningkatan kekuatan otot yang dari sedang sampai normal.
Range of motion memberikan efek yang baik hal ini dibuktikan selama
perlakuan dan memberikan hasil yang baik. Dengan adanya jurnal-jurnal yang
mendukung penelitian ini bisa lebih menguatkan bahwa ada pengaruh range
of motion terhadap kekuatan otot. Namun ada juga peneliti yang tidak sejalan
pengaruh ROM efektif menurunkan intensitas nyeri pada pasien post operasi
fraktur ekstermitas bawah Dimana nyeri yang akan dinilai. Begitu juga dengan
peneliti Reni Prima Gusty 2014 yang metode penelitiannya menggunakan uji
Maka dengan adanya pemberian latihan range of motion pada pasien fraktur
post operasi sangat baik untuk mempercepat penyembuhan dan tidak terjadi
kekakuan sendi.
BAB V
5.1 Kesimpulan
aktif pada pasien post operasi fraktur di Rsu Gmim Bethesda Tomohon
aktif pada pasien post operasi fraktur di Rsu Gmim Bethesda Tomohon
5.2 Saran
Bagi peneliti lain diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai sumber
48
58
kebugaran jasmani.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abd nasir, 2011. Buku ajar metodologi penelitian keperawatan, Yogyakarta: nuha
medika.
Anthony. Mescher L. 2011. Histologi dasar junquiera teks dan atlas Edisi 12. Buku
kedokteran . EGC: jakarta
Esmi, 2014. Pengaruh rom ekstermitas dini pada pasien post operasi fraktur
ekstermitas bawah (fraktur femur dan fraktur cruris) terhadap lama hari
rawat di rsud gambaran kota kediri, jurnal kesehatan vol.3 no 1
november.
Health and Safety Execuitive, 2014. HSE annual statistics report for great Britain.
Diakses : 2 november 2014.
Helmi Noor Zairin, 2013. Buku ajar gangguan musculoskeletal. Jakarta: penerbit
selemba medika. Halaman 236-238
Irianto, koes, 2012, Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa, Bandung: Alfa beta
Kusuma Anggita, Siti ,2015, pengaruh latihan range of motion terhadap gerak
sendi ekstermitas atas pada pasien post operasi fraktur humerus di
rsud moewardi Surakarta, jurnal kebidanan vol 7 no 2 desember.
Purwanti ririn, 2013, pengaruhlatihan range of motion aktif terhadap kekuatan otot
pada pasien post operasi fraktur humerus di rsud Dr. Moewardi, jurnal
ilmu keperawatan, gaster vol 10 no 2 agustus.
Suratun, 2018. Buku saku keterampilan dan prosedur dasar, edisi 3.: Jakarta; EGC
NIM : 15-061-030
pengaruh latihan range of motion terhadap kekuatan otot pada pasien post operasi
fraktur tertutup di Rsu Gmim Bethesda tomohon. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh latihan ROM terhadap kekuatan otot pada
lembar persetujuan. Jawaban saudara adalah benar selama itu paling mewakili
pendapat saudara. Hasil observasi saya akan menjaga kerahasiaannya dan hanya
Peneliti
ESTEVI NINGAYOMI
62
NIM :15-061-030
Tomohon.
ini. Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan merugikan bagi saya dan
Demikian pernyataan ini saya tanda tangani tanpa adanya suatu paksaan.
Peneliti Responden
LEMBAR OBSERVASI
Data Responden
Nama : pekerjaan :
Umur : Pendidikan :
Jenis kelamin :
Flexion 0-150
Ankle Extension 0-20
Flexion 0-40
Eversion 0-20
inversion 0-30
MASTER TABEL 66
Keterangan:
PEMBIMBING 1 PEMBIMBING 2
Statistics
pre test post test
N Valid 16 16
Missing 0 0
pre test
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid lemah 0 - 1 16 100.0 100.0 100.0
post test
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sedang 2 - 4 16 100.0 100.0 100.0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
62
Your temporary usage period for IBM SPSS Statistics will expire in
6114 days.
NPAR TESTS
/WILCOXON=pre WITH post (PAIRED)
/MISSING ANALYSIS.
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
post test - pre test Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 16b 8.50 136.00
Ties 0c
Total 16
a. post test < pre test
b. post test > pre test
c. post test = pre test
Test Statisticsa
post test - pre
test
Z -3.602b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
63
Your temporary usage period for IBM SPSS Statistics will expire in
6105 days.
Frequencies
Statistics
umur lamaharirawat
N Valid 16 16
Missing 0 0
Frequency Table
umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 6 -35 12 75.0 75.0 75.0
36 - 50 2 12.5 12.5 87.5
> 52 2 12.5 12.5 100.0
Total 16 100.0 100.0
lamaharirawat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
64
Descriptive Statistics
Minimu Maximu Std. Varianc
N Range m m Mean Deviation e Skewness Kurtosis
Statisti Statisti Std. Statisti Statisti Std. Statisti Std.
Statistic c Statistic Statistic c Error Statistic c c Error c Error
pre test 16 1.00 .00 1.00 .7500 .11180 .44721 .200 -1.278 .564 -.440 1.091
pre test 16 1.00 2.00 3.00 2.5000 .12910 .51640 .267 .000 .564 -2.308 1.091
Valid N 16
(listwise)