Anda di halaman 1dari 11

ANATOMI PAYUDARAH

Kelompok 1 :

ADINDA YUDISTIRA

CUT PUTRIFAYZA

Dosen Pengajar :

EVA ZULISA. STT Keb,

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH ACEH


PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA
BANDA ACEH
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan Anatomi Payudara tepat waktu. Makalah Anatomi Payudara disusun
guna memenuhi tugas dari Dosen mata kuliah Anatomi fisiologi S1 Kebidanan di Stikes
muhammadiyah Aceh.

Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Anatomi Payudara. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Bapak/Ibu. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LAMPIRAN
1.1 PENGERTIAN ANATOMI PAYUDARA

Setiap manusia memiliki payudara, baik pria maupun wanita. Hanya saja
payudara pria dan wanita memiliki fungsi yang sangat berbeda. Payudara pada pria
ada, tapi tidak dapat berkembang. Sementara pada wanita, payudara akan terbentuk
setelah pubertas dan memiliki fungsi yang sangat penting sebagai sumber produksi
air susu ibu (ASI). Mungkin beberapa dari Anda masih belum mengetahui seperti
apa anatomi payudara wanita. Payudara pada wanita merupakan stuktur berpasangan
yang terletak pada dinding toraks anterior. Payudara mengandung kelenjar susu,
fungsi utamanya untuk menyusui. Kebanyakan payudara wanita tidak simetris, dari
segi ukuran maupun letak. Jika Anda perhatikan payudara Anda dengan cermat,
biasanya ada salah satu payudara yang lebih besar sedikit atau lebih kecil sedikit.
Begitu pula dengan letaknya, ada yang lebih tinggi atau lebih rendah sedikit, intinya
keduanya tidak berukuran dan berletak sama persis. Struktur anatomi payudara dapat
dibagi menjadi dua, yang pertama struktur yang dapat Anda lihat dengan mata
telanjang yakni anatomi luar payudara. Sementara bagian yang menyusun payudara
terletak di bagian dalam dan disebut anatomi payudara bagian dalam.

1
1.2 STRUKTUR ANATOMI PAYUDARAH BAGIAN LUAR
a) Korpus (badan payudara)

Yang dimaksud korpus adalah bagian melingkar yang mengalami


pembesaran pada payudara atau bisa disebut dengan badan payudara.
Sebagian besar badan payudara terdiri dari kumpulan jaringan lemak yang
dilapisi oleh kulit.

b) Areola

Areola merupakan bagian hitam yang mengelilingi puting susu. Ada


banyak kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar susu. Kelenjar
sebasea berfungsi sebagai pelumas pelindung bagi areola dan puting susu.
Bagian areola inilah yang akan mengalami pembesaran selama
masa kehamilan dan menyusui.

Di bagian dalam areola, terdapat saluran-saluran melebar yang disebut


sinus laktiferus. Sinus laktiferus ini yang bertugas untuk menyimpan susu
dalam payudara ibu selama masa menyusui sampai akhirnya dikeluarkan
untuk bayi. Sel yang berperan dalam pergerakan areola selama masa
menyusui disebut sel myoepithelial, gunanya untuk mendorong keluarnya air
susu.

c) Puting susu (papilla)

Puting susu dan areola adalah area payudara yang paling gelap. Puting
terletak dibagian tengah areola yang sebagian besar terdiri dari serat otot
polos, berfungsi untuk membantu puting agar terbentuk saat distimulasi.

Selama masa pubertas anak perempuan, pigmen yang berada di puting


susu dan areola akan meningkat (sehingga warnanya jadi lebih gelap) dan
membuat puting susu semakin menonjol.

2
1.3 STRUKTUR ANATOMI PAYUDARA BAGIAN DALAM
a) . Jaringan adiposa

Sebagian besar payudara wanita terdiri dari jaringan adiposa atau yang
biasa disebut sebagai jaringan lemak. Jaringan lemak terdapat bukan hanya di
payudara, tapi di beberapa bagian tubuh lainnya.

Pada payudara wanita, jumlah lemak yang akan menentukan perbedaan


ukuran payudara wanita satu dengan lainnya. Jaringan ini juga memberikan
konsistensi yang lembut pada payudara.

b). Lobulus, lobus, dan saluran susu

Lobulus merupakan kelenjar susu, salah satu bagian dalam penyusun


korpus atau badan payudara, yang terbentuk dari kumpulan-kumpulan
alveolus sebagai unit terkecil produksi susu. Lobulus yang terkumpul
kemudian membentuk lobus, dalam satu payudara wanita umumnya terdapat
12-20 lobus.

Lobus dan lobulus dihubungkan oleh saluran susu yang membawa susu
bermuara ke puting susu (lihat gambar di atas).

c). Pembuluh darah dan kelenjar getah bening

Pembuluh darah dan kelenjar getah bening juga merupakan bagian


yang menyusun payudara. Selain terdiri dari kumpulan lemak, pada payudara
juga terdapat kumpulan pembuluh darah yang berguna untuk menyuplai
darah. Terutama pada ibu hamil dan menyusui, darah membawa oksigen dan
nutrisi ke jaringan payudara kemudian pembuluh darah di payudara bertugas
memasok nutrisi yang dibutuhkan untuk produksi ASI.

Sementara getah bening adalah cairan yang mengalir melalui jaringan


yang disebut sistem limfatik dan membawa sel-sel yang membantu tubuh
untuk melawan infeksi. Saluran getah bening mengarah ke kelenjar getah
bening yang berukuran kecil yang merupakan bagian dari sistem limfatik.

3
Kelenjar getah bening terletak di beberapa bagian tubuh seperti di ketiak,
dada, rongga perut, dan di atas tulang selangka. Pada kasus kanker payudara,
sel yang menyebabkan kanker bisa masuk melalui pembuluh darah atau
saluran getah bening. Jika kanker telah mencapi titik ini, kemungkinan besar
sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain.

4
BAB 2

B. Jenis-Jenis Gangguan Kelenjar Payudara


Ada beberapa jenis gangguan atau penyakit yang dapat menyerang kelenjar
payudara, di antaranya:

 Kanker payudara.
 Tumor jinak payudara, seperti papiloma intraductal, fibroadenoma, tumor sel
granular, dan tumor filodes payudara.
 Kista payudara.
 Mastitis.
 Kalsifikasi payudara.
 Ektasia duktus (penyumbatan saluran ASI).
 Ginekomastia atau pembesaran payudara pada pria.

Gangguan pada kelenjar payudara tersebut dapat menimbulkan beberapa


keluhan, seperti muncul benjolan atau pembengkakan pada payudara, payudara

5
terasa nyeri, puting tertarik ke dalam payudara, ukuran payudara berubah, hingga
keluarnya cairan atau darah dari payudara.

Untuk menentukan gangguan yang menimpa kelenjar payudara dan faktor


penyebabnya, perlu dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Dalam menentukan
diagnosis dan mencari tahu penyebabnya, dokter akan melakukan pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang berupa tes darah, mammografi, USG dan CT
scan payudara, serta biopsi.

C. Cara Menjaga Kesehatan Payudara


alah satu cara agar kelainan payudara dapat segera terdeteksi adalah dengan
melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin setiap bulan,
tepatnya 7-10 hari setelah menstruasi. Jika mendapati adanya perubahan pada
ukuran atau bentuk payudara, Anda disarankan untuk memeriksakan keluhan
tersebut ke dokter.Wanita yang berusia di atas 45 tahun juga disarankan untuk
melakukan pemeriksaan payudara berkala (breast check up) secara rutin ke dokter
setiap 2 tahun sekali.

Kesehatan payudara dapat dijaga dengan mengenakan bra yang dapat


menopang payudara dengan baik, namun tidak terlalu ketat, serta menjalani pola
hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bernutrisi, berolahraga secara teratur,
menjaga berat badan ideal, tidak banyak mengonsumsi minuman beralkohol, dan
tidak merokok.Jika Anda merasakan adanya benjolan, nyeri, atau menemukan
kejanggalan pada kelenjar payudara Anda, segeralah periksakan ke dokter. Setelah
pemeriksaan dilakukan, dokter akan menentukan penyebab gangguan pada
payudara Anda dan memberikan penanganan yang tepat.

A. DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2001. Pengambilan Keputusan Pemberian ASI Eksklusif kepada Bayi


di Kota
Bogor. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

6
American Academy of pediatrics. 1997. Breastfeeding and the use of human milk.
Journal of Human Lactation 32 (4): 543-545

Amiruddin. 2006. Promosi Susu Formula Menghambat Pemberian ASI


Eksklusifpada
Bayi 6-11 Bulan. FKM Unhas: Jakarta

Anderson, Johnstone, & Remley. 1999. Brestfeeding and Cognitive


Development.Journal
of Human Latation 62 (4): 451-453

Anonymous. 2006. A Controlled Trial of the Fathers Rules in Breastfeeding


Promotion.
http://Pediatrics.aap Publication.org

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta:


Jakarta

Atkinson et al. 2000. Defines Psychology as The Scientific Study of behavior and
Mental
Processes. Elsevier: USA

Cernadas, Noceda, Barrera, Martinez, & Garsd. 2003. Maternal and Perinatal
factors
influencing the duration of exclusive breastfeeding during the first 6 months of
life.
Journal of Human Lactation, 19 , 136

Cunningham. 2010. Williams Obstetrics. McGraw-Hill Company: USA

Departemen Kesehatan. 2011. Panduan 13 Dasar Gizi Seimbang. Departemen


Kesehatan
RI. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Bina Gizi
Masyarakat.
Depkes: Jakarta

Dinas Kesehatan Bukittinggi. 2010. Peranan ayah terhadap praktik pemberian


ASI.
Dinkes: Bukittinggi

Dowshen, Izenberg, and Bass. 2002. The Kids Health Guide for parents.
McGraw-Hill
Company: USA

7
8

Anda mungkin juga menyukai