Anda di halaman 1dari 2

B.

Etika Keilmuwan

Ilmuwan harus menyadari peran mereka dalam proses ilmiah. Karena sains harus
objektif, maka subjektivitaslah yang menentukan kemajuan sains. Dalam Perang Dunia I,
Perang Dunia II, dan konflik bersenjata yang terjadi kapanpun dan dimanapun, ilmu
pengetahuan memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang peralatan perang.
Ilmu digunakan untuk meingkatkan senjata dan pertarungan antar manusia.

Banyak kejadian penyalahgunaan ilmu pengetahuan karena kekerasan. Mendengar


juga tentang perakitan bom untuk tujuan teroris di Indonesia, dan upaya ini didukung oleh
pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu pemanfaatan teknologi dan ilmu pengetahuan harus
dibarengi dengan sikap dan niat yang baik. Di sisi lain, teknologi biokimia dan rekayasa
genetika juga memaksa kita untuk lebih memikirkan apakah manusia menggunakan sains
dengan benar.

Ilmuwan dibidangnya sendiri kebanyakan tenang-tenang saja menyelesaikan


masalah ini. Banyak orang juga terlibat dalam penelitian ilmiah, namun tidak peduli apakah
ada kemungkinan menyalahgunakan hasil penelitiannya. Dengan mencermati berbagai
pengaruh iptek dewasa ini, banyak orang mengkhawatirkan kecepatan perkembangan
teknologi. Upaya untuk membentuk kelompok kontrol harus disambut dengan serius, setiap
kal mencoba “mengingatkan” ilmuwan ilmiah dan pelaku ilmiah untuk lebih berhati-hati saat
merumuskan arah penelitian. Jika sains sangat netral dan tidak melayani kepentingan
pemerintah suatu negara, maka ilmuwan harus mendorong sains ke arah yang benar. Sains
sendiri tidak memiliki tempat, tetapi etika diperlukan sebagai penggerak sains dan pencipta
sains baru, yaitu ilmuwan.

1. Masalah Bebas Nilai

Sains di luar laboratorium dan di luar komunitas ilmiah hendaknya tidak mudah
terpengaruh oleh nilai-nilai lain yang ada. Dalam hal ini, ilmu pengetahuan harus
memenuhi prinsip “bebas nilai” di mana ilmu yang berkembang tidak dipengaruhi oleh
nilai-nilai lain di luar lingkup ilmu pengetahuana, terutama kepentingan politik. Sebab,
pada hakikatnya ilmu pengetahuan adalah ilmu alam yang objektif dan jujur, sehingga
tidak boleh terpengaruh oleh subjektivitas pelakunya. Setiap saat, sains harus
memeriksa kembali niat aslinya untuk mengembangkan pengetahuan.

2. Sikap Ilmiah

Salah satu syarat utama tentang sikap seorang ilmuwan yang baik adalah
kejujuran seorang ilmuwan. Tanpa kejujuran, karrya seorang ilmuwan tidak ada artinya.
Ilmuwan terbuka akan berkomunikasi, dan hasil pertukarannya mungkin sangat
bermanfaat. Salah satu aspek kejujuran ilmiah adalah tuntutan akan kebenaran dan
kesalahan. Kesalahan tidak selalu berkonotasi negatif, tetapi kesalahan akan
menyebabkan ilmuwan melakukan upaya lebih lanjut untuk membebaskan subjeknya
dari kesalahan lebih lanjut. Tanggung jawab seorang ilmuwan juga termasuk
menemukan kesalahan dan melakukan diskusi untuk menyelesaikan masalah. Cacat
skala laboratorium akan berdampak signifikan pada skala industri.
3. Risk Management

Risk management merupakan salah satu kegiatan sulit yang harus dilakukan oleh
para ilmuwan, terutama yang berkaitan dengan alam. Bagaimanapun, semua prestasi
ilmiah yang dirilis ke masyarakat akan membawa risiko. Ilmuwan harus memahami risiko
dan menggunakan cara serta metode ilmiah untuk meminimalkan risiko tersebut.
Limbah pabrik yang menggunakan bahan kimia dapat merusak kualitas air sungai dan
membunuh organisme di sana, merusak ekosistem yang sudah seimbang, dan banyak
contoh lainnya.

Salah satu tugas seorang ilmuwan adalah mengatasi masalah baru yang timbul
dari kegiatan ilmiahnya. Peneliti dan ilmuwan harus berkolaborasi dengan para ahli di
bidang lain untuk menentukan ruang lingkup penerapan pengetahuan mereka dalam hal
keselamatan dan keseimbangan ekosistem di lingkungan. Batasan kemampuan menahan
risiko tersebut sangat penting untuk penerapan produk teknis. Teknologi baterai adalah
contoh yang bagus.

Anda mungkin juga menyukai