Anda di halaman 1dari 3

Nama : Imrohhatus Sholeha

Kelas/NIM : 2B/P17220194047
Matkul : KMB II
Dosen : Marsaid, Skp., Ns., M.Kes.

Cara penggunaan walker

Walker adalah alat bantu untuk berjalan yang sangat ringan, mudah dipindahkan,
setinggi pinggang, terbuat dari pipa logam dan mempunyai empat penyangga yang kokoh.
Digunakan untuk pasien dengan penyakit arthritis, khususnya di lutut dan pinggang atau
yang mengalami gangguan keseimbangan yang moderat
Cara posisi berdiri ke duduk
1. Mundur hingga kaki bagian belakang menyentuh tepi kursi
2. Pegang pegangan tangan pada kursi dengan memindahkan tangan satu per satu
3. Duduk perlahan dengan jaga kaki yang sakit tidak menyentuh lantai

Cara posisi duduk ke berdiri


1. Bergeser hingga ke tepi ujung kursi
2. Pegang pegangan tangan pada kursi dengan memindahkan tangan satu per satu
3. Berdiri secara perlahan dengan jaga kaki yang sakit tidak menyentuh lantai

Berjalan
1. Majukan walker dengan jarak 30 cm di depan sampai ujung belakang walker sejajar
dengan jari kaki
2. Langkahkan kaki yang sehat hingga tengah-tengah walker dengan kaki yang sakit tetap
dijaga di atas lantai
Cara penggunaan alat bantu (kruk)

Tongkat tersebut disebut kruk yang digunakan untuk menopang tubuh agar pasien
dengan gangguan fraktur bisa berjalan, karena pasien dengan patah tulang sulit untuk
berjalan.
Cara penggunaan kruk
1. Sesuaikan ukuran kruk dengan badan pasien, caranya:
 Bagian paling atas tongkat yang digunakan sebagai bantalan ketiak harus berjarak 3 jari
dari ketiak pasien
 Bagian pegangan tongkat tepat berada di sebelah telapak tangan atau pergelangan
tangan
2. Berdiri atau bangun dari posisi duduk, caranya:
 Letakkan kruk pada sisi kaki pasien yang sakit, kemudian pasien berpegangan pada
kruk dengan satu tangan untuk menopang tubuhnya maka kaki yang sakit tidak perlu
menopang tubuhnya.
 Setelah pasien berdiri, kemudian pasien memindahkan kruk satunya ke tangan yang
kakinya sehat.
3. Berjalan dengan tongkat penyangga, caranya:
 Kruk digerakkan terlebih dahulu ke arah depan, lalu diikuti dengan langkah kaki yang
tidak cedera. Tubuh ditopang pada kaki yang tidak cedera dan jangan sampai pasien
menjejakan kaki yang mengalami cedera ke lantai.
 Cara berputar yaitu dengan menggunakan 3 langkah (1 langkah memutar badan
sebagian, 1 langkah maju ke depan, 1 langkah berjalan menuju belakang)
4. Duduk dari posisi berdiri, caranya:
 Pasien berjalan dengan kruk, lalu setelah dekat dengan kursi pasien berbalik dan juga
memastikan bahwa kursinya sudah dekat dengan betis pasien agar pasien tidak terjatuh.
 Jika sudah dekat dengan kursi maka anjurkan pasien untuk berputar dengan 3 langkah
(1 langkah memutar badan sebagian, 1 langkah maju ke depan, 1 langkah berjalan
menuju ke belakang) kemudian pindahkan kruk ke kaki yang sakit untuk dijadikan
sebagai topangan. Jadi pasien bisa duduk dengan menopang berat badannya dengan
kruk di kaki yang sakit tersebut.
5. Naik dan turun tangga dengan menggunakan kruk, caranya:
 Saat akan menaiki tangga, naikkan kaki yang sehat terlebih dahulu dan biarkan kedua
tongkat menjadi penopang tubuh, setelah itu mulai naikkan kruknya dan dalam menaiki
tangga harus satu persatu menaiki anak tangga.
 Untuk menuruni tangga diawali dengan kaki yang sakit dan kruk, lalu diikuti kaki yang
sehat.

Prinsip dalam menggunakan kruk


1. Kaki yang sakit tidak diberikan beban sama sekali, karena kaki pasien belum bisa untuk
maksimal dalam digunakan berjalan. Caranya yaitu:
 Pasien berjalan menggunakan kaki yang sehat dan sepenuhnya beban tubuh ditopang
kepada kaki yang sehat.
2. Kaki yang sakit sedang menyentuh lantai tetapi tidak diberikan beban sama sekali, beban
tubuh pasien menggunakan kaki yang sehat.
3. Kaki yang sakit boleh diberikan beban, tetapi hanya 50% dari berat badannya.
4. Kaki yang sakit diberikan beban sesuai dengan batas toleransi dari pasien tersebut.
5. Kaki yang sakit sudah bisa diberikan beban sepenuhnya dari beban tubuh pasien

Anda mungkin juga menyukai