untuk zat yang mudah menguap, kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran
dalam jumlah besar, fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase
diam dan zat terlarut. (Yuneka, 2000).
Mekanisme kerja kromatografi gas adalah gas dalam silinder baja bertekanan tinggi dialirkan
melalui kolom yang berisi fasa diam. Cuplikan berupa campuran yang akan dipisahkan, biasanya
dalam bentuk larutan, disuntikkan ke dalam aliran gas tersebut. Kemudian cuplikan dibawa oleh gas
pembawa ke dalam kolom dan di dalam kolom terjadi proses pemisahan. Komponen-komponen
campuran yang telah terpisahkan satu persatu meninggalkan kolom. Suatu detektor diletakkan di
ujung kolom untuk mendeteksijenis maupun jumlah tiap komponen campuran. Hasil pendeteksian
direkam dengan rekorder dan dinamakan kromatogram yang terdiri dari beberapa peak. Jumlah peak
yang dihasilkan menyatakan jumlah komponen (senyawa) yang terdapat dalam campuran. Sedangkan
luas peak bergantung pada kuantitas suatu komponen dalam campuran. (Sumar, 1994).
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan
oleh instrumen pengukur atau sistem pengukuran dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
berkaitan dari besaran-besaranyang diukur dalam kondisi tertentu. Sedangkan defenisi kalibrasi
menurut Dewan Standarisasi Nasional (DSN/1990) adalah suatu kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional penunjukan instrument ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar nasional dan/atau internasional. Selain itu kalibrasi juga dapat dikatakan sebagai
kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan/atau bahan ukur
(defenisi : Permenkes No.363 Tahun 1998).
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya.
Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar
nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Kalibrasi terhadap standar gas
campuran primer (primary mix gas standard) yang terdiri dari gas-gas He, H 2, N2, O2 Ardan CH4
dilakukan dengan cara menginjeksikan standar gas tersebut pada tekanan gas sama secara berulang,
dan data hasil pengukuran kemudian ditentukan standar deviasi, nilai kesalahan (error) terhadap
standar gas serta limit deteksinya. (Adventini, 2012).
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan vocabulary of international metodology, kalibrasi
adalah kegiatan yang mengubungkan nilai yang ditunjukkan oleh instrument ukur atau nilai yang
diwakili oleh bahan ukur dengan nilai yang sudah diketahui tingkat kebenarannya (terkait dengan
kisaran yang diukur). Kalibrasi yang biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standarisasi (ISO,
2005). Tujuan kalibrasi adalah menentukan deviasa atau penyimpangan kebenaran nilai konvensional
penuntukkan suatu instrumen ukur, menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional
maupun internasional. Manfaat kalibrasi ini adalah menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur
agar tetap sesuai dengan spesifikasinya. Kemampuan untuk tepat mengukur volume larutan sangat
penting untuk akurasi dalam kimia analisis. Periode kalibrasi tergantung pada beberapa faktor antara
lain pada kualitas metrologis alat ukur tersebut, frekuensi pemakaian, pemeliharaan atau penyimpanan
dan tingkat ketelitianya.Periode kalibrasi dapat ditetapkan berdasarkan lamanya pemakaian alat,
waktu kalender atau gabungan dari keduanya (Fatimah, 2005)
2. METODE
2.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu seperangkat alat kromatografi gas dengan detektor FID, pipet volume
1 mL, labu takar 10 mL, syring.
Bahan yang digunakan adalah akuades, tissu, etanol p.a.
2.2. Cara kerja
2.2.1. Persiapan alat kromatografi gas
Suhu injeksi diatur menjadi 250°C. Tekanan suhu detektor diatur sebesar
250°C. Suhu pada kolom sebesar 200°C. Detektor yang digunakan jenis FID dan
digunakan jenis kolom kapiler.
Praktikum Kalibrasi Alat TA 2020/2021
DIII Analisis Kimia UII
Kelas : B Shift: 2
Berdasarkan data pada Tabel 2. maka diperoleh kurva kalibrasi standar etanol
seperti pada Gambar 1.
50
f(x) = 0.99 x − 2.27
40 R² = 1
Absorbansi
30
20
10
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
Kadar teoritis (%)
Pengulanga Waktu
xi-x̄ (xi-x̄)2 SD %RSD
n Retensi
1 3,192 0,006 3,60E-05
2 3,187 0,001 1,00E-06
3 3,182 -0,004 1,60E-05 0,01 0,19
4 3,178 -0,008 6,40E-05
5 3,191 0,005 2,50E-05
Rata-rata 3,186 1,42E-04
Tabel 3. Hasil Uji Presisi Waktu Retensi sistem
Hasil Pengukuran
Pengulangan xi-x̄ (xi-x̄)2 SD %RSD
(% Luas Area)
1 93,7 -1,18 1,3924
2 95,3 0,42 0,1764
3 94,8 -0,08 0,0064 1,10 1,16
4 96,5 1,62 2,6244
5 94,1 -0,78 0,6084
Rata-rata 94,88 4,808
Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 3. Hasil %Presisi yang diperoleh
yaitu sebesar 0,19%. Hasil ini memenuhi syarat keberterimaan yaitu kurang dari 1%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa presisi pada percobaan ini valid.
4. KESIMPULAN
Prinsip kerja dari Gas Chromatography adalah sampel yang berupa cairan diinjeksikan ke
dalam injektor kemudian diuapkan. Sampel yang berbentuk uap dibawa oleh gas pembawa menuju
kolom untuk proses pemisahan. Setelah terpisah, masing-masing komponen akan menuju detektor
tertentu (FID) untuk dideteksi yang hasilnya sebagai suatu kromatogram. Berdasarkan hasil dari
percobaan perawatan dan kalibrasi GC didapatkan hasil sebagai berikut:
- Akurasi dengan %Trueness sebesar 99,25% (memenuhi syarat keberterimaan menurut AOAC
yaitu 98-102)
- Akurasi dengan linieritas deret standar sebesar y=0,9906x-2,27 dengan nilai koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,9992 (memenuhi syarat keberterimaan yaitu R 2 ≥ 0,99)
Praktikum Kalibrasi Alat TA 2020/2021
DIII Analisis Kimia UII
Kelas : B Shift: 2
- Presisi waktu retensi sebesar 0,19% (memenuhi syarat keberterimaan yaitu kurang dari 1%)
- Presisi konsentrasi atau %Luas area sebesar 1,16% (memenuhi syarat keberterimaan yaitu kurang
dari 5%)
Daftar Pustaka
Adventini, N., Takayoshi K, Tomoro N., Kazumi I., koichi C., (2012). Evaluasi Kalibrasi Internal
Mikropipet Volumetrik Sebagai Implementasi Jaminaan mutu Lab pengujian. Pusat sains
dan teknologi badan tenaga nuklir nasioanal. Bandung.
Christian Gary D., (1977). Analytical Chemistry, 2nd edition John Wiley & Sons, New York, 151-
164.
Fatimah, S, Yanlinastuti dan Yoskasih. (2005). Kualifikasi Alat Spektrometer UV-Vis Untuk
Penentuan Uranium dan Besi dalam-U30. Hasil penelitian
Khopkar, S. M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Sumar, hendayana. (1994). Kimia Analisis Instrumen. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum.
Yuneka. (2000). Teknik Kromatografi. Jakarta : PT Kalman Pustaka.
K. RI, “Peraturan Menteri Kesehatan No 363/Menkes/PER/IV/1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi
Alat Kesehatan pada Sarana Pelayanan Kesehatan,” kemenkes RI, 2015.