Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA NYATA TERPADU

DI DUSUN 2 TUAMEKO PENFUI TIMUR KABUPATEN KUPANG

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

OLEH

MAHASISWA/I POLTEKKES KEMENKES KUPANG

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKKES KEMENKES KUPANG

2020

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas hikmat dan
pertolonganNya, sehingga tugas penyusunan laporan kegiatan Praktek Kerja Nyata Terpadu
di dusunu 2 Desa Penfui Timur terselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak,
dan oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada:

1. Ibu Dr. RH Kristina, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kupang
2. Bapak Pius selasa.,S.Kep,.N.s.,MSc selaku Dosen pembimbing Praktek Kerja Nyata
Terpadu dari Jurusan Keperawatan
3. Bapak Drg. ManginarSDabutar.,MHID selaku Dosen pembimbing Praktek Kerja Nyata
Terpadu dari Jurusan Kesehatan Gigi
4. Ibu Astuti Nur.,S.Gz.,M.Kes selaku Dosen pembimbing Praktek Kerja Nyata Terpadu
dari Jurusan Gizi
5. Bapak Karol Octrisdey.,S.KM.,M.kes selaku Dosen pembimbing Praktek Kerja Nyata
Terpadu dari Jurusan Kebidanan

Kami menyadari bahwa penulisan Laporan ini masih jauh dari sempurna. Kami
mengharapkan kritik dan saran demi kesempatan laporan ini.

Kupang, April 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai derajat kesehatan
yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud
Undang-Undang Dasar 1945.
Arah  kebijakan pembangunan di Indonesia telah mengalami pergeseran menuju
paradigma sehat. Paradigma sehat merupakan upaya kesehatan yang lebih
mengutamakan tindakan promotif, preventif dan tidak mengesampingkan upaya
kuratif dan rehabilitatif. Paradigma sehat adalah suatu kebijakan pembangunan
kesehatan dalam  ranngka mencapai visi Indonesia sehat 2011, dimana diproyeksikan
tentang keadaan masyarakat mayoritas hidup dalam lingkungan yang sehat,
berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau  pelayanan kesehatan
yang bermutu, adil dan merata serta berada pada derajat kesehatan yang optimal.

Berdasarkan dasar pembangunan kesehatan dan untuk mewujudkan visi


indonesia sehat 2025, ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan yaitu
mengerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat, dan memelihara dan meningkatkan upaya kesehatan
yang bermutu, merata dan terjangkau serta meningkatkan dan mendayagunakan
sumber daya kesehatan sesuai dengan misi pembangunan kesehatan, maka institusi
pendidikan tenaga kesehatan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam
menyiapkan atau mendidik tenaga kesehatan yang bermutu.

Poltekkes Kemenkes Kupang sebagai salah satu institusi pendidikan tenaga


kesehatan jenjang pendidikan tinggi berkewajiban menyiapkan mahasiswa menjadi
anggota masyarakat yang berkemampuan akademik atau profesional. Dengan hal
tersebut, mahasiswa dan lulusan Poltekkes Kemenkes Kupang diharapkan dapat
menyebabkan, mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi atau
seni, menyebarluaskan dan mengupayakan manfaat yang dapat meningkatkan taraf
hidup masyarakat serta memperkaya kebudayaan nasional.

Praktek Kerja Nyata (PKN) bagian yang tidak terpisahkan dari sistem program
pendidikan dan pengajaran serta merupakan wadah yang tepat untuk mengaplikasikan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diperoleh pada proses belajar mengajar.
Dalam rangkap peran profesional kesehatan, maka upaya pengembangan tenaga
kesehatan diarahkan menjadi tenaga kesehatan pada sektor publik dan sektor swasta
secara terpadu. Praktek kerja nyata terpadu merupakan pengelaman IPTEK yang
dilandasi kesehatan yang ada dimasyarakat.

Kegiatan praktek kerja nyata terpadu ini merupakan pelaksanaan Tri Darma
Perguruuan Tinggi dengan tema “ Masyarakat Sehat Bebas Penyakit Tropis Dan
Stunting “ di Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang,
yang melibatkan mahasiswa di enam jurusan yaitu Kebidanan, Gizi, Keperawatan,
Sanitasi, Teknologi Laboratorium Medis dan Keperawatan Gigi. Praktek kerja nyata
terpadu merupakan salah satu proses belajar mengajar yang dilakukan luar kelas
untuk mengaplikasikan pengetahuan, sikap, daan ketrampilan yang diperoleh pada
proses belajar mengajar didalam kelas kepada masyarakat yang membutuhkan dalam
upaya menyukseskan program kesehatan dari kegiatan interdisiplin ilmu.

Pelaksanaan praktek kerja nyata terpadu diharapkan mahasiswa mampu


bekerja sama dengan cara berkolaborasi antara mahasiswa interdislipin ilmu,
mahasiswa dengan masyarakat dan mahasiswa dengan stakeholder. Mahasiswa dapat
menerapkan ilmu yang telah dipelajari dan kenyataan dilapangan serta mampu
berperan serta dalam kegiattan kemasyarakatan dan memotifasi masyarakat untuk
berperan serta dalam problem kebijakan pemerintah dibidang kesehatan yaitu
GERMAS.

Penyakit tropis dan stunting merupakan permasalahan kesehatan yang sangat


tinggi di provinsi NTT. Penyakit tropis merupakan penyakit infeksi yang terjadi
diwilayah beriklim tropis penyakit tropis disebabkan oleh facktor iklim dan faktor
lingkungan ( kebersihan dan sanitasi yang kurang baik). Penyebaran atau penularan
penyakit tersebut bisa terjadi secara langsung antara satu orang lainnya atau melalui
hewan pembawa penyakit (Vektor).

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi
yang kurang dalam waktu lama,umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai
kebutuhan gizi penyebab stunting dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu kurang gizi
kronis dalam waktu lama, tidak cukup protein dan propositotal asupan kalori,
perubahan hormon yang dipicu oleh sters dan sering menderita infeksi diawal
kehidupan seorang anak.

Cara mengatasi masalah penyakit tropis dan stunting dapat dilakukan dengan
merubah perilaku masyrakat dan melakukan pendekatan yang menyeluruh, seperti
melakukan aktifasi posyandu dan pemberian pengetahuan tentang bahaya penyakit
tropis dan gizi anak.

B.TUJUAN

a. Tujuan Umum
Menghasilkan lulusan yang kompeten dan mampu bekerjasama dalam tim untuk
memecahkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang IPE
2) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah di
masyarakat secara komprehensif
3) Meningkatkan kemampuan semua mahasiswa dalam menerapkan
Interprofessional Practice untuk memecahkan masalah kesehatan

C. MANFAAT

1. Bagi Masyarakat :
Untuk mengetahui kesehatan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan
secara umum
2. Bagi mahasiswa :
Untuk memenuhi kompetensi masing-masing jurusan dan meningkatkan kerja
sama antar profesi
BAB II

HASIL PENGKAJIAN PIS-PK

A. GAMBARAN UMUM DUSUN

1. Denah/ Peta dan Luas Wilayah Dusun

Kecamatan Kupang Tengah merupakan salah satu kecamatan yang berada di


Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kecamatan Kupang Tengah
memiliki 1 kelurahan dan 7desa: Kelurahan Tarus, Desa Oelnasi, Desa Oelpuah, Desa
Oebelo, Desa Noelbaki, Desa Penfui Timur, Desa Mata Air, Desa Tanah Merah.
Desa Penfui Timur merupakan salah satu Desa yang berada pada Kecamatan
Kupang tengah dengan luas wilayah Desa penfui Timur 10,59 km dan jumlah
penduduk 9.845 jiwa yang terbagi dalam 5 dusun (Dusun I, Dusun II, Dusun III,
Dusun IV, Dusun V).
B. DEMOGRAFI (menggunakan grafik/diagram/tabel)
1. Distribusi penduduk berdasarkan umur

UMUR RT 11 RT 12 RT 13 RT 13 RT 14 RT 15
A B
0-11bulan 0 0 1 3 2 1

b. 12-59 bulan 0 7 0 6 4 23

c. 10-54 tahun ( wanita 14 32 25 18 22 35


berstatus menikah )

d. Lebih dari 15 tahun (L/P) 52 71 129 69 32 99


|

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas masyarakat di Dusun


Tuameko berumur 0-11 bulan sebanyak 7 jiwa, umur 12-59 bulan sebanyak 40 jiwa,
umur 10-54 tahun (wanita berstatus wanita) sebanyak 146 jiwa dan umur > 15 tahun
(L/P) sebanyak 452 jiwa, dengan rincian sebagai berikut: RT 11 yang paling banyak
adalah umur > 15 tahun (L/P) sebanyak 52 jiwa dan yang paling sedikit atau tidak ada
adalah umur 0-11 bulan dan juga umur 12-59 bulan, RT 12 yang paling banyak
adalah umur > 15 tahun (L/P) sebanyak 71 jiwa dan yang paling sedikit umur 0-11
bulan sebanyak 0 jiwa, RT 13A yang paling banyak adalah umur > 15 tahun (L/P)
sebanyak 129 jiwa dan yang paling sedikit umur 12-59 bulan sebanyak 0 jiwa, RT
13B yang paling banyak adalah umur > 15 tahun (L/P) sebanyak 69 jiwa dan yang
paling sedikit umur 0-11 bulan sebanyak 3 jiwa dan, RT 14 yang paling banyak umur
> 15 tahun (L/P) sebanyak 32 jiwa dan yang paling sedikit umur 0-11 bulan yaitu 2
jiwa, dan RT 15 yang paling banyak adalah umur > 15 tahun (L/P) sebanyak 99 jiwa
dan yang paling sedikit umur 0-11 bulan sebanyak 1 jiwa.
JENIS KELAMIN RT 11 RT 12 RT 13 RT 13 RT 14 RT 15
A B
LAKI-LAKI 46 53 70 56 44 68
PEREMPUAN 44 46 85 53 48 89

2. Distribusi penduduk berdasarkan JENIS KELAMIN

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas masyarakat di


Dusun Tuameko berjenis kelamin laki-laki sebanyak 337 jiwa dan jenis
kelamin perempuan sebanyak 365 jiwa, dengan rincian sebagai berikut:
RT 11 yaitu laki-laki sebanyak 46 jiwa dan perempuan sebanyak 44 jiwa,
RT 12 yaitu laki-laki sebanyak 53 jiwa dan perempuan sebanyak 46 jiwa,
RT 13A yaitu laki-laki sebanyak 70 jiwa dan perempuan sebanyak 85 jiwa,
RT 13B yaitu laki-laki sebanyak 56 jiwa dan perempuan 53 jiwa, RT 14
yaitu laki-laki sebanyak 44 jiwa dan perempuan sebanyak 48 jiwa, dan RT
15 yaitu laki-laki sebanyak 68 jiwa dan perempuan sebanyak 89 jiwa.
STATUS RT 11 RT 12 RT 13 RT 13 RT 14 RT 15
PERKAWINAN A B

KAWIN 28 36 54 36 18 66
BELUM 62 104 90 37 46 90
KAWIN
CERAI 0 0 0 0 1 0
HIDUP
CERAI 2 4 3 0 1 2
MATI |

3. Distribusi penduduk berdasarkan status perkawinan

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas masyarakat di Dusun


Tuameko berstatus kawin sebanyak 238 jiwa, berstatus belum kawin sebanyak 429 jiwa,
berstatus cerai hidup sebanyak 1 jiwa dan berstatus cerai mati sebanyak 12 jiwa, dengan
rincian sebagai berikut: RT 11 yang paling banyak adalah berstatus belum kawin sebanyak 62
jiwa dan yang paling sedikit adalah cerai hidup 0 jiwa, RT 12 yang paling banyak adalah
berstatus belum kawin sebanyak 104 jiwa dan yang paling sedikit adalah berstatus cerai
hidup sebanyak 0 jiwa, RT 13A yang paling banyak adalah belum kawin sebanyak 90 jiwa
dan yang paling sedikit adalah berstatus cerai hidup sebanyak 0 jiwa, RT 13B yang paling
banyak adalah berstatus belum kawin sebanyak 37 jiwa dan yang paling sedikit berstatus
cerai hidup sebanyak 0 jiwa dan, RT 14 yang paling banyak berstatus belum kawin sebanyak
46 jiwa dan yang paling sedikit yaitu berstatus cerai hidup sebanyak 1 jiwa, dan RT 15 yang
paling banyak adalah berstatus belum kawin sebanyak 90 jiwa dan yang paling sedikit
berstatus cerai hidup sebanyak 0 jiwa.
AGAMA RT 11 RT 12 RT 13 RT 13 RT 14 RT 15
A B
ISLAM 0 13 15 9 0 0
KRISTEN 25 138 110 29 31 30

KATOLIK 65 58 28 71 63 127

HINDU 0 0 0 0 0 0
|
BUDHA 0 0 0 0 0 0

4. Distribusi penduduk berdasarkan AGAMA

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas masyarakat di Dusun Tuameko


beragama islam sebanyak 37 jiwa, beragama kristen sebanyak 363 jiwa, beragama katolik
sebanyak 412 jiwa, serta yang beragama hindu dan budha sebanyak 0 jiwa, dengan rincian
sebagai berikut: RT 11 yang paling banyak adalah beragama katolik sebanyak 65 jiwa, RT 12
yang paling banyak adalah beragama kristen sebanyak 138 jiwa, RT 13A yang paling banyak
adalah beragama kristen sebanyak 110 jiwa, RT 13B yang paling banyak adalah beragama
katolik sebanyak 71 jiwa, RT 14 yang paling banyak beragama katolik sebanyak 63 jiwa,
dan RT 15 yang paling banyak adalah beragama katolik sebanyak 127 jiwa.
TINGKAT RT 11 RT 12 RT 13 RT 13 RT 14 RT 15
PENDIDIKAN A B
TIDAK SEKOLAH 9 4 9 0 9 5
TIDAK TAMAT SD 18 11 21 7 10 36
TAMAT SD 16 12 29 23 28 20
TAMAT SLTP 22 8 20 14 10 22
TAMAT SLTA 17 36 39 24 23 47
TAMAT D1,D2,D3 4 3 7 4 3 9
TAMAT PT 0 5 9 18 4 4

5. Distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas masyarakat di Dusun


Tuameko yang tidak sekolah sebanyak 36 jiwa, tidak tamat SD sebanyak 103 jiwa,
tamat SD sebanyak 128 jiwa dan tamat SLTP sebanyak 96 jiwa, tamat SLTA
sebanyak 186 jiwa, tamat D1/D2/D3 sebanyak 30 jiwa dan tamat PT sebanyak 40 jiwa
dengan rincian sebagai berikut: RT 11 yang paling banyak adalah tamat SLTP
sebanyak 22 jiwa dan yang paling sedikit adalah tamat PT 0 jiwa, RT 12 yang paling
banyak adalah tamat SLTA sebanyak 36 jiwa dan yang paling sedikit adalah tamat
D1/D2/D3 sebanyak 3 jiwa, RT 13A yang paling banyak adalah tamat SLTA
sebanyak 39 jiwa dan yang paling sedikit adalah tamat D1/D2/D3 sebanyak 7 jiwa,
RT 13B yang paling banyak adalah tamat SLTA sebanyak 24 jiwa dan yang paling
sedikit tidak sekolah sebanyak 0 jiwa dan, RT 14 yang paling banyak adalah tamat SD
sebanyak 28 jiwa dan yang paling sedikit yaitu tamat D1/D2/D3 sebanyak 3 jiwa, dan
RT 15 yang paling banyak adalah tamat SLTA sebanyak 47 jiwa dan yang paling
sedikit tamat PT sebanyak 4 jiwa.

PEKERJAAN RT RT 12 RT 13 RT 13 RT RT 15
11 A B 14
TIDAK KERJA 9 17 8 21 23 3
SEKOLAH 39 18 61 47 23 35
PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD 2 4 9 15 6 6
PEGAWAI SWASTA 8 13 20 5 11 17
WIRASWASTA/ PEDAGANG/ 7 10 13 1 7 13
JASA
PETANI 3 2 1 0 3 10
NELAYAN 0 0 0 0 0 0
LAINNYA BURUH 0 2 2 0 0 4
LAINNYA 14 5 26 0 15 31

6. Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas masyarakat di Dusun


tuameko yang sekolah 223 jiwa, tidak bekerja 65 jiwa,
PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD 42 jiwa, lainnya 91 jiwa , Wiraswasta/Pedagang/Jasa
51 jiwa, Pegawai swasta 74 jiwa, Petani 19 jiwa sedangkan Nelayan tidak ada,
pegawai swasta sebanyak 74 jiwa, serta buruh sebanyak 8 jiwa ; RT 11 yang sekolah
sebanyak 39 jiwa, tidak kerja 9 jiwa, Wiraswasta/Pedagang/Jasa 7
jiwa,PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD 2 jiwa, pegawai swasta 8 jiwa, lainnya 14 jiwa,
Petani 3 jiwa dan Nelayan tidak ada, dan buruh 0 jiwa, RT 12 yang sekolah sebanyak
18 jiwa, tidak kerja 17 jiwa, Wiraswasta/Pedagang/Jasa 10 jiwa,
PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD 4 jiwa, Pegawai swasta 13 jiwa, Petani 2 jiwa, Buruh
2 jiwa, sedangkan Nelayan tidak ada dan lainnya sebanyak 5 jiwa, RT 13A yang
paling banyak adalah sekolah sebanyak 61, RT 13B paling banyak adalah sekolah
sebanyak 47 jiwa , RT 14 yang paling banyak adalah yang sekolah dan tidak kerja,
serta RT 15 yang paling banyak adalah yang sekolah sebanyak 35 jiwa.

C. PERSENTASE INDEKS KELUARGA SEHAT DUSUN 2 TUAMEKO

DATA PER RT
84
69

28 29
24 25 26 27
19 21
17 18 19 20 21 22 23
14 0 15 16
11 1113 140
11 12 12 13 0
4 5 6 7 8 9 10 5
9
11 23 3T 1 1 2
T
1 HA AT HAT 3
A
AT HAT AT T 14 HAT HAT AT
R E H E 1 H E H E E H
A
S SE K S RT A S
E S SE R S S SE
PR D A R A K
PRA AK
TI P D D
TI TI
TIDAK SEHAT
1%

SEHAT
45%

PRA SEHAT
54%

Berdasarkan data Indeks Keluarga Sehat Dusun II Tuameko dari 155 KK yang
dilakukan pendataan PIS-PK menunjukan bahwa jumlah keluarga sehat dusun 2
sebanyak 69 KK (45%), pra sehat 84 KK (54%) dan tidak sehat 2 KK (1%).

D. CAKUPAN PROGRAM INDIKATOR KELUARGA SEHAT DUSUN 2


TUAMEKO

1. Cakupan Keluarga Mengikuti Program Keluarga Berencana (KB)


Keluarga yang mengikuti KB 33 % sedangkan yang tidak mengikuti KB 67%,
dengan rincian RT sebagai berikut :

16
14
12 RT 11
RT 12
10
RT
Axis Title 8 13A
RT
6 13B
RT 14
4 RT 15
2
0
Jumlah
2. Cakupan Ibu Melahirkan Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Ibu melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan 86 % sedangkan yang tidak 14%,
dengan rincian RT sebagai berikut :

18
16
14
12 RT11
RT 12
10
RT 13A
8 RT13B
6 RT 14
RT 15
4
2
0
Jumlah

3. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap


Keluarga yang melakukan imunisasi dasar lengkap 92 % sedangkan yang tidak 8%,
dengan rincian RT sebagai berikut :

5
RT 11
4 Rt 12
Rt 13 A
3 RT 13B
Rt 14
2
Rt 15
1

0
Jumlah

4. Cakupan Bayi Mendapat ASI Eksklusif


Bayi yang mendapat ASI eksklusif 95 % sedangkan yang tidak 5%, dengan rincian
RT sebagai berikut :
9
8
7
6 RT 11
Rt12
5
Rt 13A
4 Rt 13B
3 Rt14
2 Rt 15
1
0
Jumlah

5. Cakupan Penderita TB Paru Berobat Sesuai Standar


Keluarga yang menderita TB Paru dan berobat sesuai standar kesehatan 99 %
sedangkan yang tidak 1%, dengan rincian RT sebagai berikut :

1.2

0.8 RT 11
RT 12
0.6 Rt 13 A
Rt 13B
0.4 Rt 14
Rt 15
0.2

0
Jumlah

6. Cakupan Penderita Hipertensi Berobat Teratur


Keluarga yang menderita hipertensi dan berobat teratur 30 % sedangkan yang tidak
70%, dengan rincian RT sebagai berikut :
35

30

25
Rt 11
20 Rt 12
Rt 13 A
15 Rt 13B
Rt 14
10
Rt 15
5

0
Jumlah

7. Cakupan Anggota Keluarga Yang Merokok


Anggota keluarga yang merokok 68 % sedangkan yang tidak 32%, dengan rincian
RT sebagai berikut :

18
16
14
12 RT 11
10 Rt 12
RT 13 A
8 RT 13B
6 Rt 14
4 Rt 15
2
0
Jumlah

8. Cakupan Anggota Keluarga Yang Memiliki JKN


Anggota keluarga yang memiliki JKN 92 % sedangkan yang tidak 8%, dengan
rincian RT sebagai berikut :
30

25

20 Rt 11
Rt 12
15 Rt 13 A
Rt 13 B
10 Rt 14
Rt 15
5

0
Jumlah

9. Cakupan Keluarga Menggunakan Jamban Sehat


Keluarga yang menggunakan jamban sehat 99 % sedangkan yang tidak 1%, dengan
rincian RT sebagai berikut :

40
35
30
Rt 11
25
RT 12
20 RT 13A
Rt 13B
15
Rt 14
10 Rt 15
5
0
Jumlah

10. Cakupan Penderita Gangguan Jiwa Berat yang Berobat Secara Teratur
Keluarga yang menderita gangguan jiwa berat yang berobat secara teratur tidak ada
atau 0%, dengan rincian RT sebagai berikut :
1
0.9
0.8
0.7 Rt 11
0.6 RT12
0.5 Rt 13 A
0.4 Rt 13 B
0.3 Rt 14
0.2 RT 15
0.1
0
Jumlah

BAB III
RUMUSAN MASALAH KESEHATAN DUSUN

Pada BAB ini dijelaskan mengenai identifikasi masalah kesehatan di Dusun 2


Desa Penfui Timur di lihat dari cakupan indikator dan persentase Indikator Keluarga
Sehat (IKS) per RT. Perencanaan pada hakikat nya adalah suatu bentuk pemecahan
masalah. Oleh sebab itu langkah awal dari pemecahan masalah kesehatan adalah
mengidentifikasi masalah kesehatan. Sumber masalah kesehatan pada masyarakat
dapat diperoleh dari berbagai cara antara lain: laporan kegiatan dari program
penyebaran penyakit, survey kesehatan yang khusus dilakukan utnuk memperoleh
masukan perencanaan kesehatan dan dari hasil kunjungan lapangan supervise.
Dalam menemukan masalah kesehatan diperlukan ukuran-ukuran. Masalah
kesehatan harus diukur karena terbatasnya sumber daya yang tersedia sehingga
sumber daya yang ada betul-betul dipergunakan untuk mengatasi masalah kesehatan
yang penting dan memang bias diatasi. Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam
mengidentifikasi masalah kesehatan, yaitu:
1. Pendekatan logis
Secara logis, identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan mengukur
mortalitas, morbiditas dan cacat yang timbul dari penyakit-penyakit yang ada
dalam masyarakat.
2. Pendekatan pragmatis
Pada umum nya setiap orang ingin bebas dari rasa sakit dan rasa tidak aman
yang ditimbulkan penyakit atau kecelakaan. Dengan demikian ukuran
pragmatis suatu masalah gangguan kesehatan adalah gambaran upaya
masyarakat untuk memperoleh pengobatan, misalnya jumlah orang yang
dating berobat kefasilitas kesehatan.
3. Pendekatan politis
Dalam pendekatan ini, masalah kesehatan diukur atas dasar pendapat orang-
orang penting dalam suatu masyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh
masyarakat).

A. IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN

CAKUPAN NAMA RT MASALAH


INDIKATOR KESEHATAN
1 1 13A 13B 14 15
1 2
Keluarga mengikuti 2 6 11 4 2 15 Rendahnya cakupan
program KB keluarga mengikuti
KB karena kurangnya
pengetahuan dan
biaya tranportasi ke
Faskes serta tidak
memiliki kartu JKN
Ibu hamil melahirkan 1 0 1 3 10 6 Kurangnya
di faskes pengetahuan tentang
bahaya melahirkan
dirumah danTidak
ada biaya transportasi
ke fasilitas kesehatan
dan tidak memiliki
kartu JKN
Penderita Hipertensi 0 2 0 0 2 11 Kurangnya
berobat secara teratur 9 pengetahuan tentang
bahaya hipertensi dan
tidak ada kesadaran
tiap orang untuk
mengontrol tekanan
darah dan berobat
secara teratur
Tidak ada anggota 1 1 0 0 7 13 Kurangnya
keluarga yang merokok 7 pengetahuan tentang
bahaya merokok dan
kerugian akibat
merokok bagi setiap
perokok maupun
orang disekitarnya
Sudah menjadi anggota 1 2 24 5 18 27 Kurangnya
JKN 1 6 pengetahuan
Masyarakat dalam
proses pembuatan
kartu JKN dan
pentinggnya kartu
JKN

Dari 12 cakupan indikator keluarga sehat, dapat dilihat bahwa :


1. Cakupan terendah indikator keluarga mengikuti program KB terdapat pada RT

11 dan RT 14.

2. Cakupan terendah indikator Ibu hamil melahirkan di faskes terdapat pada RT

12

3. Cakupan terendah indikator Penderita Hipertensi berobat secara teratur

terdapat pada RT 11,13A dan 13B

4. Cakupan terendah indikator Tidak ada anggota keluarga yang merokok

terdapat pada RT 13a dan 13B


5. Cakupan terendah indikator Sudah menjadi anggota JKN terdapat pada RT

13B

B. PRIORIAS MASALAH KESEHATAN (GUNAKAN USG)

N MASALAH U S G TOTAL URUTAN


O KESEHATAN PRIORIAS
1 TIDAK MEMILIKI 8 6 7 21 I
JKN
2 MEROKOK 8 6 6 20 II

3 MELAHIRKAN 5 5 4 14 III
DIRUMAH
4 HIPERTENSI 3 4 6 13 IV
5 KB 4 3 4 11 V

C. IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH KESEHATAN ( menggunakan diagram


tulang ikan )
1) Identifikasi penyebab masalah penderita hipertensi yang tidak berobat secara
teratur di Dusun Tuameko.

LINGKUNGAN Kultur/budaya tentang pola makan :


EKONOMI
1. Mengkonsumsi makanan mengandung
kolesterol tinggi
2. Mengkonsumsi makanan mengandung
natrium tinggi
Keluarga mampu dan 3. Mengkonsumsi makanan mengandung
tidak ada inisiatif lemak
untuk berobat ke 4. Sering Mengkonsumsi minuman beralkohol
faskes.

PENDERITA HIPERTENSI
YANG TIDAK BEROBAT
SECARA TERATUR.
Kurangnya
pengetahuan dan
kesadaran tentang
hipertensi
1. Gaya hidup yang tidak
sehat seperti kurang
berolahraga
2. Kondisi psikis seperti
Stress dan sering marah
3. Merokok
PENGETAHUAN MANUSIA 4. Penyakit keturunan

2) Identifikasi penyebab masalah anggota keluarga yang merokok di Dusun Tuameko

EKONOMI MANUSIA

1. Gaya hidup merokok


2. Menjaga gengsi
3. Kurangnya kesadaran
Tersedianya biaya untuk berhenti merokok
untuk membeli 4. Apatis atau tidak merasa
rokok bahwa kebiasaan
merokoknya adalah salah

ANGGOTA
KELUARGA
YANG
MEROKOK
Kurangnya
pengetahuan
tentang bahaya 1. Adanya pengaruh
merokok bagi dari teman sebaya
perokok maupun 2. Pengaruh dari orang
lingkungan sekitar yang merokok
PENGETAHUAN
LINGKUNGAN

3) Identifikasi penyebab masalah keluarga yang tidak mengikuti program KB di Dusun


Tuameko

EKONOMI MANUSIA

1. Tidak adanya 1. Tidak ada kemauan untuk


biaya mengikuti program KB
transportasi 2. Menggunakkan KB alami
untuk ke
fasilitas
kesehatan.
2. Tidak memiliki
kartu JKN atau
KIS
KELUARGA
YANG TIDAK
MENGIKUTI
PROGRAM KB
Kurangnya
pengetahuan
tentang pentingnya Adanya isu/hoax yang
KB dan program beredar di masyarakat
KB yang baik dan tentang KB dapat
tepat menyebabkan
kegemukan, penyebab
hypertensi dan penyakit
lainnya.

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

4) Identifikasi penyebab masalah anggota keluarga yang tidak memiliki JKN di Dusun
Tuameko

PENGETAHUAN MANUSIA

Kurangnya 1. Tingkat kesibukan


pengetahuan masyarakt sehingga
masyarakat tidak mengurus
tentang JKN
pentingnya JKN 2. Persepsi bahwa
JKN semua gratis
dari pemerintah
3. Tidak membayar
premi sehingga
JKN tidak aktif ANGGOTA
KELUARGA YANG
TIDAK MEMILIKI
JKN

1. Belum pernah
mendapatkan
penyuluhan
2. Belum pernah
bekerja sama
dengan BPJS
untuk
memberikan
METODE

5) Identifikasi penyebab masalah Ibu tidak melahirkan di faskes di Dusun Tuameko

PENGETAHUAN MANUSIA

1.takut dengan petugas


Kurangnya kesehatan (bidan atau
pengetahuan dokter)
masyarakat
tentang bahaya 2. trauma dengan
melahirkan bidan/dokter karena
dirumah memiliki kesan buruk
saat melahirkan
sebelumnya

IBU TIDAK
MELAHIRKAN DI
FASKES

1.Tidak adanya
biaya trasportasi
untuk pergi ke
faskes Medan yang cukup sulit
untuk pergi ke faskes
2. tidak
terdekat
mempunyai JKN
sehingga tidak
mempunyai biaya
untuk melahirkan
EKONOMI LINGKUNGAN

D. PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN

N MASALAH PENYEBAB ALTERNATIF ALTERNATIF


O KESEHATAN PEMECAHAN PILIHAN
1 Tidak menjadi  Kurangnya  Penyuluhan  Merekomendasik
akseptor KB pengetahuan kelompok an kepada
tentang Alat tentang PUSKESMAS
kontrasepsi keluarga dan PUSTU serta
 WUS takut berencana kader untuk
akan efek pada semua memotivasi
samping dari Pasangan pasangan Usia
KB Usia Subur Subur agar
 Tidak cocok memilih salah
dengan satu jenis alat
semua jenis kontrasepsi yang
KB diinginkan.
2 Tidak  Adanya limit  Penyuluhan  Merekomendasik
memiliki JKN penerima kelompok an kepada BPJS
bantuan JKN tentang untuk melakukan
yang terdiri JKN penyuluhan
dari tentang
suami/istri masyarakat yang
yang sah dan tidak memiliki
3 orang anak. JKN
3 Hipertensi  Pola makan  Penyuluhan  Merekomendasik
yang tidak tentang an kepada
teratur bahaya PESKESMAS
 Jarang hipertensi dan PUSTU
memeriksa  Mengadaka untuk
kesehatan di n posyandu mengadakan
faskes Lansia posyandu Lansia
dan memberikan
penyuluhan
berkala pada
lansia agar
mengenali
masalah
kesehatan
hipertensi
4 Merokok  Kurangnya  Penyuluhan  Merekomendasik
pengetahuan tentang an kepada
tentang bahaya PUSKESMAS
bahaya merokok dan PUSTU
Merokok untuk memotivasi
 Kurangnya para perokok
dukungan pasif agar mereka
keluarga menyadari bahaya
merokok bagi diri
sendiri dan orang
lain
5 Ibu melahirkan  Kurangnya  Penyuluhan  Merekomendasik
di rumah pengetahuan tentang an kepada
tentang bahaya PESKESMAS
bahaya pada pada ibu dan PUSTU
ibu hamil hamil yang untuk
yang melahirkan mengadakan
melahirkan di di rumah penyuluhan
rumah tentang bahaya
 Faktor serta akibat pada
ekonomi ibu hamil yang
melahirkan di
rumah

BAB IV

RENCANA INTERVENSI DUSUN

A. PLAN OF ACTION

N Masa Penyebab Masalah Rencana Kegiatan Waktu & Sumber Penanggungjawab


o lah Pemecahan Masalah Tempat Dana (PJ)
1. Hiper 1.Terlalu banyak makan 1.Lakukan 1.Melakukan RuRumah Mahasiswa Kepala
tensi garam atau terlalu sedikit penyuluhan tentang penyuluhan Kepala Dusun :marten
mengonsumsi makanan penyakit hipertensi tentang penyakit Dusun pinggak
yang mengandung kalium 2.Lakukan kunjungan hipertensi Bapak
2.Sering bertambah usia, rumah oleh 2.Melakukan marten Ibu Kader :desi
risiko seseorang terserang mahasiswa PKN kunjungan rumah pinggak anapah
hipertensi semakin besar. 3.Lakukan oleh mahasiswa
Hipertensi pada pria pengukuran tekanan PKN Jumat, 13 Ketua RT
umumnnya terjadi pada darah pada anggota 3.melakukan Maret
usia 45 tahun, sedangkan keluarga oleh pengukuran 2020
wanita biasanya terjadi di mahasiswa PKN tekanan darah
atas usia 65 tahun. 4.Lakukan rujukan pada anggota
3. Kurang aktivitas dan bila ditemukan kasus keluarga oleh
olahraga hipertensi mahasiswa PKN
tekanan darah
4. Kurang kesadaran untuk
memeriksa tekanan darah
5.Ketidakpatuhan minum
obat.

2. Mero 1. Tidak sanggup berhenti 1.Lakukan 1.Melakukan RuRumah Mahasiswa Kepala Dusun :
kok merokok penyuluhan tentang penyuluham Kepala
2. Kurangnya pengetahuan bahaya merokok tentang bahaya Dusun : Ibu Kader :
tentang bahaya merokok 2.Lakukan dukungan merokok Bapak
3. Teman dan lingkungan dan motivasi untuk 2.melakukan Ketua RT :
mempengaruhi seseorang pencegahan merokok dukungan dan Jumat, 13
untuk merokok 3.Lakukan pemutaran motifasi untuk Maret
4. Kecanduan untuk film kesehatan pencegahan 2020
merokok tentang merokok merokok
untuk nonton
bersama.
3. KB 1. kurangnya pemahaman 1.Lakukan 1.Melakukan RuRumah Mahasiswa Kepala Dusun
dan dukungan dari suami penyuluhan tentang penyuluhan Kepala
dan keluarga. KB tentang KB Dusun Ibu Kader
2. .kurangnya kesadaran 2. .Lakukan Bapak
Pasangan Usia Subur dukungan dan Ketua RT
dalam menggali informasi motivasi untuk Jumat, 13
mengenai KB di fasilitas melakukan KB Maret
kesehatan. 2020
3. rendahnya pengetahuan
tentang manfaat mengikuti
KB
4. Adanya ketakutan
tentang efek sampng dari
pemakain KB
4. Ibu 1. 1. Pengetahuan tentang 1. 1. Lakukan 1.Melakukan Di Rumah Mahasiswa Kepala Dusun
melah melahirkan di rumah sakit penyuluhan tentang penyuluhan Kepala Ibu Kader
irkan masih rendah ibu melahirkan di tentang ibu Dusun Ketua RT
di 2. 2. Ada trauma saat pelayanan kesehatan melahirkan di Bapak
pelay melahirkan di pelayanan 2. .Lakukan pelayanan
anan kesehatan (seperti di dukungan dan kesehatan Jumat, 13
keseh bentak oleh bidan) motivasi untuk 2.Melakukan Maret
atan 3. 3. Lebih mempercayai melahirkan di dukungan dan 2020
dukun beranak di sekitar pelayanan kesehatan motivasi untuk
tempat tinggal 2. melahirkan di
4. 4. Jarak jauh ke tempat pelayanan
pelayanan kesehatan kesehatan
5. JKN 1. masyarakat yang sibuk 1.Validasi ulang data 1.Memvalidasi RuRumah Mahasiswa Kepala Dusun
sehingga tidak mengurus yang sudah ada ulang data yang Kepala
JKN. 2.berikan penyuluhan sudah ada. Dusun Ibu Kader
2. kurangnya sosialisasi tentang proses 2.Meberikan Bapak
tentang JKN dari pihak pembuatan JKN dan penyuluhan Ketua RT
yang bersangkutan. pentingnya JKN bagi tentang Jumat, 13
setiap pentingnya JKN Maret
individu/masyarkat bagi setiap 2020
3.koordinasi dengan induvidu/masyara
pihak BPJS untuk kat
sosialisasi tentang
JKN.

B. KELOMPOK KERJA KESEHATAN

N NAMA POKJA PENANGGUNG ANGGOTA ANGGOTA


O JAWAB MASYARAKAT MAHASISWA
1 JKN Kepala Dusun 2, Warga masyarakat Semua anggota
2 KB para ketua RT 11- Dusun Tuameko Mahasiswa yang
3 MEROKOK 15, dan Ibu-Ibu yang ambil bagian terlibat dalam
3 HIPERTENSI Kader Posyandu di dalam musyawarah Praketk Kerja Nyata
dusun Tuameko, bersama di Dusun
Desa Penfui Timur pembimbing dan Tuameko,Desa
. mahasiswa Praktek Penfui Timur
Kerja Nyata.
BAB V

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

Sasaran
Pelaksanaan tempat dan
Masalah Kesehatan Hasil yang dicapai
No Kegiatan waktu
(hari/tanggal)
1. a. Banyak Melakukan Rumah Mencari solusi dan tindak
Masyarakat sosialisasi Bapak lanjut masalah yang ada di
yang tidak (MMD 1) Marthen Dusun Tuameko
memiliki JKN Pinggak
b. Jamban (Minggu, 15
c. Banyak Maret 2020,
Masyarakat di Jam 17.00-
Dusun selesai)
Tuameko yang
merokok
d. Ibu-Ibu tidak
mengikuti KB
dan masih ada
yang
melakukan
persalinan
dirumah
e. Hipertensi
2. a. Banyak Melakukan Rumah a) Melakukan
Masyarakat sosialisasi Bapak pengumpulan Kartu
yang tidak tindak lanjut Alosius Keluarga dan KTP
memiliki JKN dari hasil Anapah disetiap RT bagi
b. Jamban (MMD 1) (Kamis, 19 Masyarakat yang
c. Banyak maret 2020, belim memiliki
Masyarakat di Jam 17.00- JKN untuk diantar
Dusun selesai) ke kantor JKN
Tuameko yang b) Menyumbangkan 1
merokok buah jamban
d. Ibu-Ibu tidak kepada warga di
mengikuti KB RT 12 yang tidak
dan masih ada memiliki jamban
yang c) Melakukan
melakukan sosialisasi bahaya
persalinan merokok dan
dirumah dampak merokok
bagi kesehatan

d) Melakukan
sosialisasi kepada
Masyarakat di
Dusun Tuameko
tentang jenis-jenis
KB dan dampak
dari KB, juga
menghimbau
kepada masyarakat
untuk melakukan
persalinan di
Fasilitas kesehatan
terdekat
e. Hipertensi e) Melakukan
sosialisasi dan
memberikan
himbauan kepada
Masyarakat untuk
selalu melakukan
pengobatan ke
fasilitas kesehatan
terdekat dan selalu
menjaga kesehatan
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upayah promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Nyata Terpadu di Puskesmas Tarus dan
terpusat pada wilayah dusun 2 Penfui Timur, mahasiswa melakukan pengumpulan
data melalaui pendekatan yang dimulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi. Selanjutnya data-data tersebut dianalisa sehinggga
diperoleh rumusan masalah. Masalah yang ditemukan dimasyarakat adalah
rendahnya cakupan penderita hipertensi yang berobat secara tidak teratur, rendahnya
cakupan anggota keluarga tidak ada yang merokok, rendahnya cakupan keluarga
yang tidak menggunakan KB, rendahnya cakupan keluarga yang tidak mempunyai
JKN, dan ibu melahirkan di fasilitas kesehatan. Kelima masalah ini dirumuskan
bersama berdasarkan data-data yang telah terkumpul
B. SARAN
Setelah seluruh kegiatan asuhan keperawatan komunitas telah dilaksanakan, maka
dengan ini kami mengajukan beberapa saran, sebagai berikut:
1. Kepada pihak puskesmas untuk lebih proaktif dalam memberikan pelayanan di
luar gedung sesuai dengan paradigma baru orientasi pelayanan dari kuratif dan
rehabilitatif ke promotif dan preventif dalam upaya penggerakkan kesehatan
berbasis masyarakat.
2. Kepada pemerintah daerah dan desa diharapkan meningkatkan pelayanan dalam
memfasilitasi masyarakat mengakses pelayanan kesehatan, dan berbagai kegiatan
pembangunan kesehatan dusun dan mempercepat ketersediaan sarana kesehatan
terdekat.
3. Kepada kader kesehatan diharapkan dapat menjadi promotor gerakan hidup bersih
dan sehat, dan proaktif melakukan berbagai kegiatan dalam rangka mewujudkan
terciptanya dusun sehat.
4. Kepada seluruh lapisan masyarakat untuk kembali menggiatkan rasa kepedulian
akan pentingnya kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Data arsipan desa penfui timur 2020

Permenkes RI No.269/MENKES/PER/III/2008.SUNTING.Jakarta : Depkes RI

Depkes RI 2006,Daerah tropis dan penyakit-penyakit di daerah tropis,Jakatra : Depkes RI


hal : 33

Anda mungkin juga menyukai