NEONATAL HIPERBILIRUBINEMIA
ANAMNESIS (Heteroanamnesis)
Anak perempuan usia 12 hari dibawa orang tuanya datang dengan keluhan ikterus
sejak 1 minggu SMRS. Ikterus dilihat mulai dari mata dan wajah, lama-kelamaan sampai
badan. Keluhan disertai dengan pasien malas menetek. Dyspnoe (-), febris (-), konvulsi (-),
somnolen (-). BAB dan BAK normal.
RPO: Pasien dibawa ke RSKIA dan didiagnosis neonatal hyperbilirubinemia namun dirujuk
ke RS Immanuel karena ruangan penuh.
Riwayat Penyakit Keluarga
■ Riwayat penyakit yang sama pada anggota keluarga: Tidak ada
■ Riwayat penyakit kelainan darah pada keluarga : Tidak ada
■ Golongan darah ibu O dan golongan darah bapak B, rhesus tidak diketahui.
Riwayat Lingkungan
Riwayat memelihara binatang peliharaan seperti kucing tidak ada.
Riwayat Obstetri
■ Pasien anak kedua dari Tn. CR dan Ny. DJ
■ P1A0, lahir dengan SC, aterm 38 minggu, langsung menangis
■ Ibu selama hamil kontrol secara teratur ke bidan 8x
■ BBL: 3000 gram
■ PBL: 47 cm
■ Tidak minum obat-obatan selama kehamilan
■ Riwayat sakit kuning selama hamil tidak ada
Riwayat Imunisasi
Dasar Ulangan
BCG - -
DTP - - - - -
Polio - - - - -
Hep B V - - - -
Campak - - -
Status Antopometri
■ Lingkar kepala : 34 cm
■ Berat badan : 2890 gram
■ Panjang badan : 48 cm
■ Status pertumbuhan berdasarkan WHO Growth Reference:
– Tinggi badan menurut usia diantara garis -1 dan -2 standar deviasi (normal)
– Berat badan menurut usia diantara garis -1 dan -2 standar deviasi (normal)
– Berat badan menurut Tinggi badan diantara garis -1 dan -2 standar deviasi
(normal)
Pemeriksaan Fisik
■ Kesadaran : Compos Mentis
■ Tanda vital
– Tekanan Darah :-
– Nadi : 130 x/menit, regular, equal, isi cukup
– Respirasi : 42 x/menit, tipe torakoabdominal
– Suhu : 36,7C
– Saturasi O2 : 99 %
■ Kepala : Bentuk dan ukuran normal, rambut hitam, lebat, tidak mudah dicabut, tidak
terdapat lesi pada kulit kepala
– Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+
– Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), sekret (-)
– Mulut : mukosa bibir mulut basah
– Telinga : Bentuk dan ukuran normal, sekret (-)
■ Leher : Retraksi suprasternal (-), KGB tidak teraba
■ Thoraks
Pulmo:
• Inspeksi :Bentuk normal, pergerakan simetris kanan =
kiri, retraksi intercostalis -/-
• Palpasi : Pergerakan dinding dada simetris kanan = kiri
• Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
• Auskultasi : Vesiculer breath sound kanan = kiri, ronkhi -/-, wheezing -/-
Cor:
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba di linea midclav sinistra
• Perkusi : Dalam batas normal
• Auskultasi : Bunyi jantung S1=S2, murni, murmur (-)
• Abdomen:
• Inspeksi : Datar
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Perkusi : Timpani
• Palpasi : Soepel, hepar dan lien tidak teraba membesar
• Ekstremitas : Akral hangat, akrosianosis (-), Capillary Refil Time < 2 detik
• Kulit : Ikterus Kremer I
RESUME
ANAMNESIS (Heteroanamnesis)
Anak perempuan usia 12 hari dibawa orang tuanya datang dengan keluhan ikterus
sejak 1 minggu SMRS. Ikterus dilihat mulai dari mata dan wajah, lama-kelamaan sampai
badan. Keluhan disertai dengan pasien malas menetek. Dyspnoe (-), febris (-), konvulsi (-),
somnolen (-). BAB dan BAK normal.
RPO: Pasien dibawa ke RSKIA dan didiagnosis neonatal hyperbilirubinemia namun dirujuk
ke RS Immanuel karena ruangan penuh.
TATALAKSANA
Stop fototerapi
Boleh mulai ASI (8x60 cc)
Urdahex 2x20 mg PO
PROGNOSIS
• Quo ad Vitam : Ad bonam
• Quo ad Functionam : Ad bonam
• Quo ad Sanationam : Ad bonam
PEMBAHASAN
IKTERUS NEONATORUM
II. Etiologi
1. Ikterus Fisiologis
- Peningkatan produksi bilirubin: akibat masa hidup eritrosit yang lebih singkat,
peningkatan eritropoiesis yang tidak efektif
- Peningkatan sirkulasi enterohepatik: gangguan ambilan bilirubin oleh hepar,
gangguan konjugasi karena aktivitas enzim transferase yang rendah, penurunan
ekskresi hepatik
2. Ikterus patologis
- Infeksi bakteri berat atau infeksi intrauterin: sifilis kongenital, TORCH
- Penyakit hemolitik: inkompatibilitas golongan darah (Rh, ABO), defisiensi enzim
G6PD
- Penyakit hati: hepatitis, atresia bilier
- Hipotiroidisme kongenital
- Ibu DM
- Riwayat persalinan dengan alat, seperti vakum atau forsep
- Trauma lahir saat persalinan (sefal hematom)
3. Kuning karena ASI
- Breastfeeding jaundice, ikterus akibat kekurangan asupan ASI sehingga terjadi
peningkatan sirkulasi enterohepatik. Timbul 7 hari pertama saat produksi ASI
belum banyak.
- Breast-milk jaundice, ikterus yang timbul akibat minum ASI dan akan berkurang
saat ASI dihentikan. Penampakan kuning diduga muncul karena pada ASI
sebagian ibu terdapat hasil metabolisme progesteron yang menghambat enzim
UDGPA.
III. Diagnosis
1. Anamnesis
- Riwayat keluarga ikterus
- Kelainan metabolik
- Kelainan kongenital
- Penyakit hepar
- Sakit selama kehamilan
- Obat-obatan selama kehamilan
- Trauma lahir akibat persalinan
- Riwayat pemberian ASI eksklusif
2. Pemeriksaan fisik
- Inspeksi warna kuning pada kulit, konjungtiva, dan mukosa serta warna feses
(dempul), dan urine (coklat tua). Ikterus terbaik dilihat dengan cahaya matahari
dengan meregangkan daerah kulit yang diperiksa, dan perkiraan kadar bilirubin dilihat
dengan rumus Kramer (Tabel 1).
- Periksa tanda-tanda dehidrasi, letargi (sepsis), pucat (anemia hemolitik), trauma lahir,
petekie, mikrosefali (kelainan kongenital), hepatosplenomegali, hipotiroidisme, atau
massa abdomen (duktus koledokus)
3. Pemeriksaan penunjang (lihat tabel 2): bilirubin total dan direk (curiga kolestasis
atau ikterus menetap > 2 minggu), darah perifer lengkap dan apusan darah tepi
(morfologi eritrosit), golongan darah, uji Coombs bila dicurigai inkompatibilitas
ABO, kadar enzim G6PD, uji fungsi hati, urinalisis.
IV. Tatalaksana
Tatalaksana ikterus neonatorum harus dilakukan sesuai etiologi yang mendasari
(lihat tabel 2). Algoritme pada Gambar 1 menyajikan manajemen ikterus pada bayi baru
lahir menurut American Academy of Pediatrics (2004). Beberapa terapi yang diberikan,
antara lain:
1. Terapi sinar dan transfusi tukar. Diindikasikan sesuai pada kadar bilirubin total bayi
(lihat Tabel 3 atau Gambar 3). Terapi sinar atau fototerapi (lihat Gambar 4)
menggunakan pancaran sinar (460-490 nm) pada kulit bayi untuk mengkonversi
molekul bilirubin menjadi isomer larut air yang dapat diekskresikan tubuh melalui
urin. Sedangkan transfusi tukar adalah prosedur yang menggantikan sebagian volume
darah bayi dengan darah atau plasma dari donor. Biasanya volume yang digantikan
sekitar 2 kali volume darah bayi yaitu 80-90 ml/kgbb, dan pemasangan kateter
pembuluh darah dilakukan di vena umbilikal.
2. Antibiotik, pada dugaan infeksi
3. Antimalaria, jika terdapat demam dan bayi berasal dari daerah endemis
4. Lanjutkan pemberian ASI pada bayi setiap 2-3 jam, pastikan ibu menyusui dengan
metode yang tepat. Pada kasus yang disebabkan breastmilk jaundice, ibu disarankan
tetap menyusui bayi.
5. Eveluasi berkala sesuai dengan usia bayi dan kadar bilirubin saat dipulangkan (lihat
tabel 4)
Dengan menggunakan panjang gelombang dan intensitas cahaya yang sesuai, lampu
diletakkan 35-50 cm di atas bayi. Hangatkan ruangan tempat terapi sinar dilakukan. Gunakan
kain putih untuk menutupi seluruh inkubator agar cahaya terpantulkan sebanyak mungkin
pada bayi. Tutup mata bayi, pastikan lubang hidung tidak ikut tertutup. Balikkan posisi bayi
setiap 3 jam. Selama terapi sinar, pemberian cairan dan asupan nutrisi tetap dilakukan sesuai
kebutuhan.
Evaluasi penyebab,
tatalaksana jika sesuai kriteria
Tidak
Ya
Ya Tidak
Tidak
Evaluasi ulang untuk Apakah bayi siap
ikterus dipulangkan?
Ya
Tidak
Bayi dipulangkan dan Ada faktor risiko atau
kontrol poli anak bayi < 72 jam?
Ya
1. Arifputera, A., Calistania C., Klarisa C., dkk. (2014). Kapita Selekta Kedokteran (4
ed.). Jakarta: Media Aesculapius.