Discussion
Online BP
– Nama = An.S
– Jenis kelamin = perempuan
– Usia = 1 thn
– Alamat = Bandung
– Tanggal dirawat = 4 Feb 2021
– Tanggal diperiksa = 6 Feb 2021
Anamnesis
– Riwayat pengobatan = diberi obat penurun panas, tetapi tidak ada perbaikan, demam tetap naik turun
– Riwayat penyakit dahulu = belum pernah menderita gejala seperti ini sebelumnya. Tidak ada riwayat
sering demam dengan sebab tidak jelas. Tidak ada riwayat kejang. Tidak ada riwayat tersedak. Riwayat
kontak dengan penderita batuk lama disangkal.
– Riwayat keluarga = tidak ada keluarga yang pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, tidak
ada riwaya demam, batuk, dan sesak pada keluarga. Tidak ada keluarga yang terkonfirmasi COVID-19
– Riwayat lingkungan = Riwayat kontak erat dengan Ayah yang merokok, sinar matahari kurang dapat
masuk rumah, ventilasi kurang, lingkungan rumah padat penduduk. Tidak ada tetangga yang
terkonfirmasi COVID-19
– Riwayat alergi = tidak ada riwayat alergi obat dan makanan
Anamnesis (cont.)
– Riwayat makan
– ASI = sampai 2 minggu
– Mulai susu formula = sejak 2 minggu hingga sekarang
– MPASI = sejak 6 bulan hingga sekarang
Riwayat Imunisasi
Dasar Ulangan
1. BCG √ - - -
2. DPT √ √ √
3. POLIO √ √ √
4. Hep B √ √ √
5. Campak √ - - -
Pemeriksaan Fisik
Pengukuran
– Umur = 1 thn
– Berat badan = 8,9kg
– Tinggi badan = 76 cm
– BMI = 15,41 kg/m2
Status pertumbuhan berdasarkan WHO Growth Reference =
– Berat badan menurut usia berada di 2 s/d 0 SD (normal)
– Panjang badan menurut usia berada di 2 s/d 0 SD (normal)
– Berat badan menurut tinggi badan berada di -1 s/d 0 SD (normal)
– BMI menurut usia berada di -1 s/d 0 SD (normal)
Pemeriksaan Fisik (cont.)
– Kepala = normocephal
– Mata = konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
– Hidung = Pernapasan cuping hidung (-/-), sekret (-/-), perdarahan (-/-)
– Telinga = sekret (-/-)
– Mulut = mukosa mulut dan bibir basah, pucat (-), tonsil T1/T1, faring hiperemis (-),
lidah kotor (-), peri oral cyanosis (-)
– Leher = trakea letak sentral, KGB membesar (-), retraksi suprasternal (-)
Pemeriksaan Fisik (cont.)
– Thorax
– Pulmo
– Inspeksi = Bentuk dan pergerakan simetris ka=ki, retraksi intercostal (-)
– Palpasi = pergerakan simetris ka=ki
– Perkusi = sonor kedua lapang paru
– Auskultasi = VBS +/+ ka=ki, ronkhi +/+, wheezing -/-
Pemeriksaan Fisik (cont.)
– Jantung
– Inspeksi = ictus cordis tidak terlihat
– Palpasi = ictus cordis tidak teraba
– Perkusi = dalam batas normal
– Auskultasi = bunyi jantung murni, regular, murmur(-)
– Abdomen
– Inspeksi = cembung, retraksi epigastrium (+)
– Auskultasi = bising usus (+) normal
– Perkusi = timpani, ruang traube kosong
– Palpasi = soepel, hepar lien tdk teraba, nyeri epigastrium (-)
Pemeriksaan Fisik (cont.)
– Hematologi
– Foto thorax
– Swab PCR COVID-19
Diagnosis Banding
– Bronkopneumonia bakterialis
– Bronkopneumonia viral
Hasil Pemeriksaan Penunjang
– Anak S, 1 tahun
– Anamnesis =
– Febris sejak 3 hari SMRS, muncul tiba-tiba tinggi, suhu naik turun
– Disertai batuk berdahak sejak 2 hari SMRS, dahak warna putih kental
– Disertai dyspnoe sejak 1 hari SMRS
– Riwayat lingkungan kontak erat dengan ayah perokok
– Pemeriksaan fisik
– Ronkhi +/+
– PP =
– Hematologi = Eosinopenia, neutropenia, limfositosis
– Foto thorax = BP peri hiler kanan dan kiri
Diagnosis Saat ini / Diagnosis Kerja
– Bronkhopneumonia viral
Penatalaksanaan
– Non Farmakologi
– Infus cairan KAEN IB 500 ml 712ml/hari 30 tetes/menit
– Nutrisi adekuat = 890 kkal/hari (bubur)
– Monitor tanda vital
– Farmakologis
– Paracetamol drop 100mg/mL fls I tdd drop 1ml prn demam
– Ambroxol drop 7.5mg/ml fls I bdd drop 1 ml prn batuk
– Ampicillin inj 250mg vial I pro inj bdd bolus
Prognosis
– Malnutrisi
– BBLR
– Tidak mendapatkan ASI eksklusif
– Tidak diimunisasi campak
– Polusi udara dalam rumah
– Kepadatan hunian
Epidemiologi
– Batuk
– Febris
– Sesak
Tanda bahaya
– Hematologi
– Infeksi virus = leukosit normal / sedikit meningkat dgn predominan limfosit
– Infeksi bakteri = leukosit meningkat (>15.000-20.000/mm3) dgn predominan neutrophil
– Pemeriksaan mikrobiologis = biakan darah
– Pulse oximetry = pantau saturasi O2
– Analisa gas darah = untuk cek kadar O2 dalam darah
– Bronkoskopi = mencari benda asing dan pengambilan sputum
– Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan Penunjang (cont.)
– Rontgen thorax AP / PA, jika ada efusi pleura bisa dilanjutkan dengan foto
thorax posisi decubitus atau dengan USG
Penatalaksanaan
– Rekomendasi 1
– Anak dengan takipnea tanpa retrasi otot dada / tanpa tanda bahaya diobati
dengan amoksisillin oral : 40mg/kg/dosis bdd selama 5 hari
– Di daerah dgn prevalensi HIV rendah, beri amoksisillin selama 3 hari
– Anak dgn takipnea yg gagal pd pengobatan lini pertam adgn amoksisillin harus
pertimbangkan drujuk ke fasilitas yg tdpt lini kedua (co-amoxiclav, azithromycin,
eritromisin)
Revisi terapi WHO 2014 (cont.)
– Rekomendasi 2
– Anak usia 2-59bln dgn retraksi otot dada diobati dgn amoksisillin oral
40mg/kg/dosis bdd selama 5 hari
Revisi terapi WHO 2014 (cont.)
– Rekomendasi 3
– Anak usia 2-59 bln dgn pneumonia berat hrs diobati dgn ampisillin parenteral (atau
penisilin) dan gentamisin sebagai pengobatan lini pertama
– Ampisilin: 50 mg/kg, atau benzil penisilin: 50.000 unit per kg IM/IV setiap 6 jam
setidaknya selama lima hari
– Gentamisin: 7,5 mg/kg IM/IV sekali sehari selama minimal lima hari
– Ceftriaxone dosis 1x50mg/kgBB IV harus digunakan sebagai pengobatan lini kedua
pada anak-anak dengan pneumonia berat yang gagal pada pengobatan lini pertama.
Revisi terapi WHO 2014 (cont.)
– Rekomendasi 4
– Ampisillin (atau penisilin bila ampisilin tdk tersedia) ditambah gentamisin /
seftriakson regimen Ab lini pertama untuk bayi yg terinfeksi HIV dan bayi yg
terpajan HIV dan u/ anak <5thn dgn retraksi otot dada / pneumonia berat
– u/ bayi yg terinfeksi dan terpajan HIV dan u/ anak2 dgn retraksi otot dada /
pneumonia berat, yg tdk menanggapi th/ dgn ampisillin / penisilin plus gentamisin,
seftriakson saja direkomendasikan u/ /digunakan sbg th/ lini kedua
Indikasi Rawat Inap
– Umur <6bulan
– Immunocompromised
– Distres napas sedang hingga berat
– Pneumonia dengan komplikasi
– Sickle cell anemia dengan kelainan jantung akut
– Muntah / tidak bisa intake PO
– Dehidrasi berat
– Tidak merespon thdp th/ antibiotic PO
– Tidak ada yg bisa menjaga di rumah
Indikasi pulang
– Efusi pleura
– Parapnuemonic effusion
– Pneumatocele
– Bronkhiektasis
– Abses paru
Prognosis