Anda di halaman 1dari 46

Case Base

Discussion
Online BP

Audrey Aurelia Nathalie – 1915029

Pembimbing : dr. Franky Saputra, Sp.A


Identitas

– Nama = An.S
– Jenis kelamin = perempuan
– Usia = 1 thn
– Alamat = Bandung
– Tanggal dirawat = 4 Feb 2021
– Tanggal diperiksa = 6 Feb 2021
Anamnesis

– Heteroanamnesis = oleh ibu kandung pasien


– Keluhan utama = Demam, batuk, dan sesak napas
– Riwayat penyakit sekarang =
Demam sejak 3 hari SMRS. Demam timbul mendadak. Demam terus menerus
sepanjang hari, naik turun. Sudah diberi obat penurun panas tetapi tidak membaik. Demam
tidak disertai menggigil, keringat dingin, dan kejang. Demam disertai sesak dan batuk. Batuk
timbul 1 hari setelah demam. Batuk disertai adanya dahak bewarna putih, kental. Batuk
terus menerus sepanjang hari. 1 hari SMRS anak terlihat sesak napas, semakin lama sesak
telihat semakin bertambah. Tidak ada bengkak pada tangan dan kaki dan penurunan
kesadaran. Anak tidak mau makan dan minum sejak demam. BAK BAB tidak ada keluhan.
Anamnesis (cont.)

– Riwayat pengobatan = diberi obat penurun panas, tetapi tidak ada perbaikan, demam tetap naik turun
– Riwayat penyakit dahulu = belum pernah menderita gejala seperti ini sebelumnya. Tidak ada riwayat
sering demam dengan sebab tidak jelas. Tidak ada riwayat kejang. Tidak ada riwayat tersedak. Riwayat
kontak dengan penderita batuk lama disangkal.
– Riwayat keluarga = tidak ada keluarga yang pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, tidak
ada riwaya demam, batuk, dan sesak pada keluarga. Tidak ada keluarga yang terkonfirmasi COVID-19
– Riwayat lingkungan = Riwayat kontak erat dengan Ayah yang merokok, sinar matahari kurang dapat
masuk rumah, ventilasi kurang, lingkungan rumah padat penduduk. Tidak ada tetangga yang
terkonfirmasi COVID-19
– Riwayat alergi = tidak ada riwayat alergi obat dan makanan
Anamnesis (cont.)

– Riwayat kehamilan dan persalinan


– anak ke 1 dari 1 bersaudara
– Lahir hidup : 1, lahir mati : -, abortus : -
– Lahir aterm, spontan, ditolong oleh bidan
– Berat badan lahir = 2500 gram
– Panjang badan lahir = 46 cm
– Selama kehamilan ibu rutin kontrol ke bidan
Anamnesis (cont.)

– Tumbuh kembang anak


– Berbalik = 6 bulan
– Duduk = 3 bulan
– Berdiri = 12 bulan
– Berjalan = 13 bulan
– Bicara = -
– Membaca = -
– Menulis = -
Anamnesis (cont.)

– Riwayat makan
– ASI = sampai 2 minggu
– Mulai susu formula = sejak 2 minggu hingga sekarang
– MPASI = sejak 6 bulan hingga sekarang
Riwayat Imunisasi

  Dasar Ulangan
1. BCG √ - - -
2. DPT √ √ √
3. POLIO √ √ √
 
4. Hep B √ √ √
5. Campak √  - - -
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum Tanda vital


– Kesadaran = compos mentis – Nadi = 120x/menit
– Keadaan sakit = sakit sedang, – Respirasi = 30x/menit
tampak gelisah – Suhu = 36.6oC
– SpO2 = 96% tanpa oksigen
Pemeriksaan Fisik (cont.)

Pengukuran
– Umur = 1 thn
– Berat badan = 8,9kg
– Tinggi badan = 76 cm
– BMI = 15,41 kg/m2
Status pertumbuhan berdasarkan WHO Growth Reference =
– Berat badan menurut usia berada di 2 s/d 0 SD (normal)
– Panjang badan menurut usia berada di 2 s/d 0 SD (normal)
– Berat badan menurut tinggi badan berada di -1 s/d 0 SD (normal)
– BMI menurut usia berada di -1 s/d 0 SD (normal)
Pemeriksaan Fisik (cont.)

– Kepala = normocephal
– Mata = konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
– Hidung = Pernapasan cuping hidung (-/-), sekret (-/-), perdarahan (-/-)
– Telinga = sekret (-/-)
– Mulut = mukosa mulut dan bibir basah, pucat (-), tonsil T1/T1, faring hiperemis (-),
lidah kotor (-), peri oral cyanosis (-)
– Leher = trakea letak sentral, KGB membesar (-), retraksi suprasternal (-)
Pemeriksaan Fisik (cont.)

– Thorax
– Pulmo
– Inspeksi = Bentuk dan pergerakan simetris ka=ki, retraksi intercostal (-)
– Palpasi = pergerakan simetris ka=ki
– Perkusi = sonor kedua lapang paru
– Auskultasi = VBS +/+ ka=ki, ronkhi +/+, wheezing -/-
Pemeriksaan Fisik (cont.)

– Jantung
– Inspeksi = ictus cordis tidak terlihat
– Palpasi = ictus cordis tidak teraba
– Perkusi = dalam batas normal
– Auskultasi = bunyi jantung murni, regular, murmur(-)
– Abdomen
– Inspeksi = cembung, retraksi epigastrium (+)
– Auskultasi = bising usus (+) normal
– Perkusi = timpani, ruang traube kosong
– Palpasi = soepel, hepar lien tdk teraba, nyeri epigastrium (-)
Pemeriksaan Fisik (cont.)

– Genital = tdk ada kelainan


– Anus dan rectum = tdk ada kelainan
– Kulit = turgor kembali cepat, kulit tdk pucat, rose spot (-),petekie (-), ekimosis (-)
– Ekstremitas = akral hangat, CRT <2”, edema (-), sianosis (-)
Usulan Pemeriksaan Penunjang

– Hematologi
– Foto thorax
– Swab PCR COVID-19
Diagnosis Banding

– Bronkopneumonia bakterialis
– Bronkopneumonia viral
Hasil Pemeriksaan Penunjang

– Hb = 12.9 g/dL – MCV = 80 fl


– Ht = 40% – MCH = 25 pg
– Leukosit = 8550 / mm3 – MCHC = 33 g/dL
– Trombosit 273.000 / mm3 – HJ = 0/0/0/30/50/20%
○ Basofil : 0,1 (0,0-1,0%)
– Eritrosit = 5 juta/ mm3
○ Eosinofil : 0,0 (1,0-5,0%)
○ Neutrofil batang : 0,0 (3,0 - 5,0%)
○ Neutrofil segmen : 35,5 (25,0-60,0%)
– Foto thorax = BP peri hiler kanan ○ Limfosit : 55.5 (25.0-40.0%)
○ Monosit : 9.0 (2,0-10,0%)
dan kiri
Dasar Diagnosis

– Anak S, 1 tahun
– Anamnesis =
– Febris sejak 3 hari SMRS, muncul tiba-tiba tinggi, suhu naik turun
– Disertai batuk berdahak sejak 2 hari SMRS, dahak warna putih kental
– Disertai dyspnoe sejak 1 hari SMRS
– Riwayat lingkungan kontak erat dengan ayah perokok
– Pemeriksaan fisik
– Ronkhi +/+
– PP =
– Hematologi = Eosinopenia, neutropenia, limfositosis
– Foto thorax = BP peri hiler kanan dan kiri
Diagnosis Saat ini / Diagnosis Kerja

– Bronkhopneumonia viral
Penatalaksanaan

– Non Farmakologi
– Infus cairan KAEN IB 500 ml  712ml/hari  30 tetes/menit
– Nutrisi adekuat = 890 kkal/hari (bubur)
– Monitor tanda vital
– Farmakologis
– Paracetamol drop 100mg/mL fls I tdd drop 1ml prn demam
– Ambroxol drop 7.5mg/ml fls I bdd drop 1 ml prn batuk
– Ampicillin inj 250mg vial I pro inj bdd bolus
Prognosis

– Quo ad vitam = ad bonam


– Quo ad functionam = ad bonam
– Quo ad sanationam = ad bonam
Case Base
Discussion
Online BP

Audrey Aurelia Nathalie – 1915029

Pembimbing : dr. Franky Saputra, Sp.A


Definisi

– Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan bawah dengan konsolidasi ruang


alveolar.
– Bronkhopneumonia adalah inflmasi paru yang berpusat di bronkiolus dimana
terjadi produksi eksudat yang mucopurulent sehingga menyebabkan obstruksi
saluran napas. Ditandai dgn bercak2 inflitrat pada lapangan paru
Etiologi
Faktor Risiko

– Malnutrisi
– BBLR
– Tidak mendapatkan ASI eksklusif
– Tidak diimunisasi campak
– Polusi udara dalam rumah
– Kepadatan hunian
Epidemiologi

– Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak


usia <5 tahun di seluruh dunia, terutama di negara berkembang
– Insidensi anak <5tahun = 10-20 kasus / 100 anak / tahun (negara berkembang);
2-4 kasus / 100 anak / tahun (negara maju)
– Virus merupakan penyebab utama pneumonia pada anak <2 tahun.
Klasifikasi

WHO 2013 WHO 2014


– Pneumonia = termasuk pneumonia
dengan takipnoe dan/atau retraksi
otot dinding dada
– Pneumonia berat = pneumonia dengan
tanda bahay (kejang, letargi, tidak mau
makan/minum, malnutrisi, bradipnoe,
pernapasan irregular), membutuhkan
rawat inap dan terapi injeksi
Patogenesis
Trias Pneumonia

– Batuk
– Febris
– Sesak
Tanda bahaya

Anak Usia 2 bulan – 5 tahun Anak <2 bulan


– Tidak dapat minum – Malas minum
– Kejang – Kejang
– Kesadaran menurun – Kesadaran menurun
– Stridor – Stridor
– Gizi buruk – Mengi
– Demam/ badan terasa dingin
Diagnosis Banding

– Bronkitis akut = tidak sesak, ronkhi -/-, sering


berkaitan dngan infeksi virus saluran napas
atas, tdk ditemukan konsolidasi
– TB = kronis dgn gejala kosntituional, ada
kontak pasien TB, ditemukan cavitas
– CHF = edema perifer, kardiomegali, hipotensi
– Bronkhiolitis = terdengar suara tambahan
mengi, dada hipersonor, dan gambaran
hiperinflasi
Pemeriksaan Penunjang

– Hematologi
– Infeksi virus = leukosit normal / sedikit meningkat dgn predominan limfosit
– Infeksi bakteri = leukosit meningkat (>15.000-20.000/mm3) dgn predominan neutrophil
– Pemeriksaan mikrobiologis = biakan darah
– Pulse oximetry = pantau saturasi O2
– Analisa gas darah = untuk cek kadar O2 dalam darah
– Bronkoskopi = mencari benda asing dan pengambilan sputum
– Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan Penunjang (cont.)

– Rontgen thorax AP / PA, jika ada efusi pleura bisa dilanjutkan dengan foto
thorax posisi decubitus atau dengan USG
Penatalaksanaan

– Tatalaksana pneumonia berat


– Rawat di RS
– Beri O2 bila saturasi O2 <90%
– Tatalaksana patensi jalan napas
– Beri antibiotic
– Terapi demam
Penatalaksanaan (cont.)

– Terapi O2 jika saturasi O2 <90%


– Analgetik antipiretik
– Terapi cairan = pertahankan asupan cairan, jika tidak bisa dengan PO, gunakan
cairan iv (diberikan 80%) dari kebutuhan basal dan bila perlu pantau elektrolit
serum
– Antibiotik
– Pneumonia atau bukan pneumonia berat = kotrimoksazol (8mg/kgBB/dosis trimethoprim
dalam 2 dosis PO) atau amoksisilin (25 mg/kgBB/dosis diberikan tiap 12 jam PO)
– Kalau pneumonia berat  antibiotic parenteral
WHO 2014

† tidak dapat minum, muntah yg


persisten, kejang, letargi atau
penurunan kesadaran stridor,
malnutrisi berat.
Revisi terapi WHO 2014

– Rekomendasi 1
– Anak dengan takipnea tanpa retrasi otot dada / tanpa tanda bahaya  diobati
dengan amoksisillin oral : 40mg/kg/dosis bdd selama 5 hari
– Di daerah dgn prevalensi HIV rendah, beri amoksisillin selama 3 hari
– Anak dgn takipnea yg gagal pd pengobatan lini pertam adgn amoksisillin harus
pertimbangkan drujuk ke fasilitas yg tdpt lini kedua (co-amoxiclav, azithromycin,
eritromisin)
Revisi terapi WHO 2014 (cont.)

– Rekomendasi 2
– Anak usia 2-59bln dgn retraksi otot dada  diobati dgn amoksisillin oral
40mg/kg/dosis bdd selama 5 hari
Revisi terapi WHO 2014 (cont.)

– Rekomendasi 3
– Anak usia 2-59 bln dgn pneumonia berat hrs diobati dgn ampisillin parenteral (atau
penisilin) dan gentamisin sebagai pengobatan lini pertama
– Ampisilin: 50 mg/kg, atau benzil penisilin: 50.000 unit per kg IM/IV setiap 6 jam
setidaknya selama lima hari
– Gentamisin: 7,5 mg/kg IM/IV sekali sehari selama minimal lima hari
– Ceftriaxone dosis 1x50mg/kgBB IV harus digunakan sebagai pengobatan lini kedua
pada anak-anak dengan pneumonia berat yang gagal pada pengobatan lini pertama.
Revisi terapi WHO 2014 (cont.)

– Rekomendasi 4
– Ampisillin (atau penisilin bila ampisilin tdk tersedia) ditambah gentamisin /
seftriakson  regimen Ab lini pertama untuk bayi yg terinfeksi HIV dan bayi yg
terpajan HIV dan u/ anak <5thn dgn retraksi otot dada / pneumonia berat
– u/ bayi yg terinfeksi dan terpajan HIV dan u/ anak2 dgn retraksi otot dada /
pneumonia berat, yg tdk menanggapi th/ dgn ampisillin / penisilin plus gentamisin,
seftriakson saja direkomendasikan u/ /digunakan sbg th/ lini kedua
Indikasi Rawat Inap

– Umur <6bulan
– Immunocompromised
– Distres napas sedang hingga berat
– Pneumonia dengan komplikasi
– Sickle cell anemia dengan kelainan jantung akut
– Muntah / tidak bisa intake PO
– Dehidrasi berat
– Tidak merespon thdp th/ antibiotic PO
– Tidak ada yg bisa menjaga di rumah
Indikasi pulang

– Perbaikan secara klinis


– Nafsu makan membaik
– Bebas demam dalam 12-24 jam
– Stabil
– Saturasi O2 >92% selama 12-24jam tanpa O2
– Orangtua sudah mengerti untuk melanjutkan pemberian antibiotic PO
Pencegahan

– Vaksinasi DTP, campak, pneumokokus, H.influenzae


– Vaksin influenza untuk bayi >6bln dan usia remaja
– Untuk orangtua / pengasuh bayi <6bln disarankan untuk diberikan vaksin
influenza dan pertusis
Komplikasi

– Efusi pleura
– Parapnuemonic effusion
– Pneumatocele
– Bronkhiektasis
– Abses paru
Prognosis

– Kebanyakan anak sembuh dari pneumonia dengan cepat dan menyeluruh


– Meskipun kelainan radiografi dapat bertahan selama 6-8 minggu
– Pada beberapa anak, gejala bisa bertahan lebih lama dari 1 bulan atau mungkin
berulang. Bila hal ini terjadi, etiologi harus diselidiki lebih lanjut
Daftar Pustaka

– Revised WHO classification and treatment of childhood pneumonia at health


facilities 2014
– Garna H, Nataprawira. HM, editors. Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Ilmu
Kesehatan Anak. 5th ed. Departemen/ SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad/
RSUP Dr. Hasan Sadikin; 2014.
– Kliegmen MD, Bonita MD, St.Geme MD, Schor MD. 2015. Nelson Textbook of
Pediatric, edisi 21. Philadelphia: WB. Saunder Company
– Permenkes no 5 tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai