Modul 5 Final Ok
Modul 5 Final Ok
MODUL 5
Strategi Pendampingan BDR
oleh Orang Tua pada Anak Usia Dini
Penulis
Dedi Wahyudi Mustofa
Strategi Pendampingan BDR oleh Orang Tua pada Anak Usia Dini
Cetakan ke-1, tahun 2020
ISBN: ……………………………..
Pengarah:
Iwan Syahril
Penanggungjawab:
Santi Ambarrukmi
Penulis:
Dedi Wahyudi Mustofa
Penyunting:
Nasrudin
Pujiarto
Sekretariat:
Krismiyati, Irni Diniati, Ratna Dumasari, Silvi Andika Sari, Dani Irawan
Diterbitkan oleh:
Direktorat GTK
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2020
ii
KATA SAMBUTAN
iii
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan
Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Satuan pendidikan dalam kondisi khusus
dapat menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran peserta didik.
Kebijakan tersebut harus direspon oleh guru untuk merubah cara mengajar
dan meningkatkan kompetensi untuk mendukung belajar dari rumah. Guru
harus dibekali dengan keterampilan-keterampilan baru untuk
memdampingi anak saat belajar dari rumah. GTK PAUD mengembangkan
bentuk bimbingan teknis (bimtek) bagi guru PAUD melalui Bimtek PJJ dalam
kondisi khusus. Bimbingan teknis melalui PJJ ini memerlukan modul-modul
yang dapat dimanfaatkan peserta bimtek secara mandiri.
IWAN SYAHRIL
iv
KATA PENGANTAR
v
menyusun perencanaan pembelajaran yang sederhana dan sesuai untuk
diterapkan anak di rumah melalui orang tua, serta kesulitan guru dalam
melakukan penilaian terhadap hasil belajar anak di rumah. Di sisi lain,
keluhan juga datang dari orang tua, yaitu kesulitan mendampingi anak
belajar karena belum paham caranya, tidak biasa menggunakan teknologi
digital untuk pembelajaran anak, dan tidak memahami maksud pesan yang
disampaikan guru.
Berdasarkan berbagai kendala tersebut, dan untuk menjamin
penyelenggaraan, pengelolaan dan pelaksanaan Bimbingan Teknis bagi Guru
PAUD, orang tua, maupun pihak yang terkait, maka dipandang perlu
diterbitkannya Modul Pembelajaran Jarak Jauh PAUD yang dapat
mendukung penerapan Pembelajaran Jarak Jauh PAUD di Indonesia. Modul
PJJ PAUD yang telah disusun antara lain: Pengembangan Kurikulum dalam
Kondisi Khusus, Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran selama BdR, Moda
Pembelajaran Jarak Jauh, Pengembangan Media Pembelajaran Jarak Jauh,
Pelaksanaan Belajar dari Rumah, Penilaian Perkembangan Anak, dan
Komunikasi dan Dukungan kepada Peserta Didik dan Orang tua.
Melalui modul PJJ PAUD ini diharapkan Guru PAUD, orang tua dan pihak
terkait memiliki pedoman dalam melaksanakan pembelajaran bersama anak
di rumah sehingga PJJ PAUD dapat berjalan lebih efektif dan optimal.
Akhirnya, kami menyampaikan ucapan terima kasih, apresiasi dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim penulis modul, penelaah,
penyunting dan semua pihak yang telah membantu dan terlibat dalam
penyiapan modul PJJ PAUD ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat
memberikan yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini.
vi
Petunjuk Penggunaan Modul
Agar semua paparan dalam bahan ajar ini efektif dikuasai oleh Bunda
dan Ayahanda, maka sebelum menyimaknya secara lebih jauh,
terdapat beberapa hal yang hendaknya diperhatikan, antara lain:
1. Bacalah doa sebelum Bunda dan Ayahanda mempelajari bahan
ajar ini.
2. Modul/Buku ini terdiri dari 4 (empat) bab, dan disajikan secara
berurutan. Bunda dan Ayahanda dianjurkan mempelajarinya
mulai dari bagian pertama menuju bagian akhir secara bertahap,
terutama bagi bunda dan ayahanda yang baru pertama kali
mempelajarinya.
3. Bahan ajar ini dalam pembahasannya, memuat juga contoh-
contoh sesuai dengan topik yang dibahas, bahkan beberapa
materi disertakan video atau bahan tayang. Perlu disampaikan
kepada bunda dan ayahanda, bahwa contoh-contoh tersebut
hanya sebagai inspirasi dan pembuka kreatifitas saja. Bunda dan
ayahanda sebaiknya pada saat penerapannya di tempat bunda
dan ayahanda bertugas melakukan penyesuaian-penyesuaian
sesuai kondisi dan daya dukung yang tersedia.
4. Jika bunda dan ayahanda mendapat kesulitan dalam memahami
isi atau substansi, baik sebagian kecil maupun sebagian besar,
bunda dan ayahanda dapat bertanya atau berkonsultasi langsung
dengan tim penulis melalui media komunikasi sebagaimana yang
dicantumkan.
5. Semoga bunda dan ayahanda dalam memahami semua isi bahan
ajar ini berjalan lancar dan sukses.
6. Salam dari penulis, tetap jaga kesehatan kebiasaan baik.
vii
DAFTAR ISI
viii
5. Contoh Kegiatan Main dengan Menggunakan Alat Bahan
Main Terbuka di Rumah...................................................... 22
6. Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran oleh Orang Tua di
Rumah .................................................................................. 22
C. Resume...................................................................................... 24
D. Tugas Peserta............................................................................ 24
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 25
ix
Ruang Lingkup Modul
x
Tujuan Penulisan Modul
xi
BAB I
A. Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta diharapkan mampu:
1
B. Uraian Materi
2
2. Strategi Pendampingan Pembelajaran dari Rumah
C. Resume
3
3. Pemetaan kesiapan moda belajar virtual dari para orang tua
untuk menentukan strategi BDR;
4. Menyiapkan panduan pendampingan belajar di rumah oleh orang
tua;
5. Menyiapkan RPP yang dibuat seminggu sekali;
6. Perlu menyiapkan lingkungan bermain anak di rumah yang
berkualitas.
D. Tugas Peserta
4
BAB II
A. Tujuan
B. Uraian Materi
1. Konsep Bermain
Bermain merupakan
kebutuhan bagi setiap
anak, karena pada
dasarnya setiap anak
memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi. Di
mana pun, dalam
kondisi apa pun, anak
akan berusaha mencari
sesuatu untuk dapat
dijadikan mainan,
sehingga benda apa pun
yang ditemukan anak akan dimainkannya. Jadi bermain tidak harus
menggunakan APE yang mahal, apa pun bisa dimainkan anak asal
aman, nyaman, sehat bagi anak. Respon bermain yang bisa dilihat saat
anak bermain berupa suasana senang dan bahagia yang tercermin
5
dari tertawaan, teriakan, sorakan, ekspresi wajah yang ceria selalu
muncul saat anak bermain.
a. Pengertian Bermain
6
c. Lingkup Bermain
7
e. Bermain dengan permainan
Tradisional
8
b. Saat mau ke WC, anak belajar
berdoa masuk/keluar WC
9
3. Bermain Berpusat pada Anak
10
Tingkatan bermain berpusat pada anak:
11
C. Resume
1. Pengertian bermain;
2. Ciri-ciri bermain;
3. Kegiatan-kegiatan anak yang masuk dalam lingkup bermain;
4. Pemahaman implementasi belajar melalui bermain;
5. Pemahaman implementasi belajar berpusat pada anak;
6. Komitmen belajar anak di rumah di dampingi orang tua hanya
dengan “bermain”.
D. Tugas Peserta
12
BAB III
KEGIATAN MAIN YANG DAPAT DILAKUKAN
DI RUMAH
A. Tujuan
B. Uraian Materi
Konteks menarik yang sangat dekat dengan anak saat anak belajar di
rumah adalah (1) virus corona sebagai virus yang sangat berbahaya,
penularan dan cara menghindari penularannya, dan (2) rumah
sebagai pusat kegiatan anak.
13
Konteks corona sangat penting
menjadi bagian belajar anak, karena
kita harus membangun life skills
anak agar dapat menghindari dari
situasi yang berbahaya dan perilaku
PHBS. Demikian pula dengan
“rumah” menjadi sangat menarik
karena banyak menyediakan bagian-
bagian, alat perabot, asesoris rumah, halaman serta material terbuka
lainnya yang tiada lain sebagai sumber, media, dan alat belajar anak.
14
3. Dukungan yang Perlu Diberikan pada Proses Bermain Anak
di Rumah
a. Lingkungan Fisik
15
5) Harus mendorong anak untuk dapat bereksplorasi, artinya jumlah
material terbuka yang banyak akan memberikan kesempatan
lebih banyak kepada anak dalam bereksplorasi.
6) Harus mendukung anak untuk dapat berinteraksi dengan
lingkungannya, artinya harus dapat memberikan pengalaman
beraktivitas dan berinteraksi di semua tempat-tempat di dalam
maupun halaman rumah.
7) Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, artinya memberikan
material main yang disesuaikan dengan usia dan tahap
perkembangannnya.
8) Memperhatikan karakteristik anak, artinya karakteristik anak
yang selalu memiliki rasa ingin tahu harus diimbangi dengan
jumlah dan ragam material terbuka yang akan dimainkan anak.
9) Mengembangkan kemandirian, artinya dilakukan penataan
material main yang memungkinkan anak bekerja/bermain
mandiri.
10) Mengembangkan kepercayaan diri anak, artinya siapkan
mainan/material yang bisa dimainkan oleh anak dengan
eksploratif.
11) Mengembangkan keterampilan motorik halus maupun motorik
kasar, artinya kegiatan main dan material main harus dapat
menstimulus motorik kasar dan motorik halus anak.
b. Lingkungan Non-Fisik
Contoh pola asuh permisif adalah saat anak ingin dibelikan mainan,
orang tua langsung membelikan mainan tersebut. Anak kesulitan
mengerjakan PR, orang tua yang akan mengerjakannya.
Contoh dalam kegiatan main di rumah, orang tua membebaskan mau
main apa pun tanpa arahan.
17
sehingga anak dan orang tua bisa berkomunikasi bersama dan anak
belajar untuk mengambil keputusan.
Contoh dalam kegiatan main di rumah, orang tua sudah menyiapkan
alat bahan main (material) terbuka dan anak diajak diskusi tentang
muatan materi terkait tema dan gagasan apa saja yang ingin dilakukan
anak, orang tua memfasilitasinya.
Pola asuh otoriter yaitu ketika orang tua menerapkan aturan dan
batasan yang mutlak harus ditaati, tanpa memberi kesempatan pada
anak untuk berpendapat, jika anak tidak mematuhi akan diancam dan
dihukum. Pola asuh otoriter ini dapat menimbulkan hilangnya
kebebasan pada anak, kurangnya inisiatif dan aktivitasnya, sehingga
anak menjadi tidak percaya diri pada kemampuannya.
18
1) Menata tempat bermain anak baik yang akan dilakukan di bagian-
bagian rumah dalam ruangan atau pun di halaman rumah.
2) Mengajak anak diskusi tentang tema dalam RPPM, usahakan
jangan banyak menjelaskan tetapi lakukan dengan bertanya
sehingga anak akan terangsang untuk menyampaikan pendapat
dan mencari tahu.
3) Ajak anak untuk menyepakati aturan dalam bermain, termasuk
waktu bermain.
4) Menyampaikan dan mempromosikan kegiatan main yang akan
dilaksanakan termasuuk memperkenalkan berbagai alat bahan
main (material) terbuka yang dapat anak mainkan sesuai dengan
gagasannya.
5) Amati saat anak bermain dengan memberikan dukungan yang
diperlukan untuk menguatkan makna pada setiap kegiatan main.
6) Berikan apresiasi setiap hasil karya anak.
7) Dokumentasikan setiap momen perkembangan yang muncul atau
setiap peristiwa menarik yang dilihat.
8) Selesai bermain, ajak anak membereskan mainannya sendiri
dengan suka cita.
9) Ajak anak untuk merefleksikan pengalaman mainnya, apakah
anak senang bermain?
10) Tutup kegiatan main dengan kalimat apresiasi dan
meninformasikan dan mempromosikan kegiatan main yang
besok akan dilakukan, contoh bagaimana orang tua
mempromosikan kegiatan main esok hari: “Adik, besok kita akan
bermain lebih seru. Kita akan bermain di garasi untuk membuat
mobil seperti mobil ayah. Bahan-bahannya kita gunakan barang-
barang yang ada di rumah. Besok Bunda bantu menyiapkan
kardus, kaleng biskuit, tutup botol, ubi, singkong, dan lainnya.
Kalau Adik butuh barang lainnya, silahkan cari lagi yang ada di
rumah. Seru, kan?”
19
4. Memahami Alat Bahan Main yang Dapat Digunakan Saat
Bermain di Rumah
Kegiatan bermain yang berpusat pada anak harus didukung oleh alat
bahan main (material) terbuka.
20
Prinsip Bahan Main (material) Terbuka:
a. Bahan alam,
b. Kayu & bambu,
c. Plastik,
d. Kain,
e. Logam,
f. Gelas & keramik,
g. Bekas kemasan,
h. dll
21
• Bagaimana jika aku menggunakan benda ini sebagai mobil?
• Bagaimana jika aku tambahkan balok?
• Apa yang terjadi jika aku gunakan ini?
c. Mengembangkan semua aspek perkembangan (1) Nilai agama
dan moral, (2) Fisik motorik, (3) Kognitif, (4) Bahasa, (5) Sosial
Emosional, dan (6) Seni.
d. Mengembangkan imajinasi & kreativitas. Jika anak dibatasi dalam
bermain, maka anak tidak dapat mengembangkan ide-idenya
sendiri, dan ini akan membuat anak tidak kreatif.
e. Mengembangkan bermain sosial dan interaksi. Jika anak dibatasi
dalam bermain, maka anak tidak dapat mengembangkan ide-
idenya sendiri, dan ini akan membuat anak tidak kreatif.
https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/buku-saku-paud
22
hanya memberikan dukungan agar orang tua dapat memberikan
pendampingan pembelajaran melalui bermain yang berkualitas,
menyenangkan, dan membahagiakan anak maupun orang tua.
23
C. Resume
D. Tugas Peserta
24
BAB IV
PENUTUP
25
Lampiran 1
26
dengan kegiatan main, demikian juga banyak guru mengalami
kesulitan dalam merumuskan muatan materi pembelajarannya.
B. Tujuan
1. Memberikan inspirasi membuat perencanaan pembelajaran
(RPP) berbasis kegiatan main.
2. Memberikan inspirasi pelaksanaan pembelajaran inkuiri melalui
proses bermain berpusat pada anak yang memberikan
kesempatan anak mencari sendiri dan menemukan sendiri
pengetahuan, keterampilan dan sikapnya sendiri.
27
1. Guru menyiapkan pedoman teknis BDR di masa Pandemi Covid
19;
2. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selama
Pandemi Covid 19;
3. Pertemuan orang tua secara virtual untuk mensosialisasikan
teknis pelaksanaan pembelajaran anak dengan pendampingan
orang tua;
4. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan WA
Group, virtual meeting dan tatap muka terbatas melalui kunjungan
rumah bagi beberapa orang tua yang mengalami keterbatasan.
28
2. Catatan Orang Tua
29
d. Rudi meminta diperlihatkan kembali bentuk gambarnya,
kemudian anak mulai meniru gambar virus corona yang ada di HP.
e. Rudi membaca doa sebelum belajar saat akan memulai
menggambar.
f. Rudi mulai menggambar menggunakan pensil.
g. Rudi bertanya, “Mamah krayonnya mana?” Mamah menjawab,
“Krayonnya ada di sekolah, tetapi itu ada kulit buah naga, ada
warnanya tidak? Kunyit ada warnanya tidak?” Kemudian anak
mencoba menggunakannya di kertas lain dan hasilnya ternyata
ada warnanya.
h. Rudi mulai memberi warna virus corona dengan menggunakan kulit
buah naga, kunyit, atau daun sawi.
i. Rudi menuliskan namanya di pojok kanan kertas.
j. Rudi menuliskan kata “corona” di bawah gambar corona.
k. Rudi menceritakan gambar corona dengan direkam video.
Dari catatan orang tua salah satunya adalah anak bertanya bentuk
corona, setelah bersama orang tua mencarinya di google anak minta
diceritakan tentang virus corona, bahayanya, cara menghindari
penularan, dan lainnya. Analisisnya kegiatan itu memperlihatkan
30
munculnya indikator KD 3.5-4.5, anak dapat memecahkan masalah
mencari tahu bentuk corona, bahaya corona, cara menghindari
penularannya, dan lainnya, serta KD 2.2, anak yang memiliki perilaku
rasa ingin tahu, dan dilanjutkan dengan analisis catatan orang tua
berikutnya, kemudian analisis nya dapat dituliskan di tabel sebagai
berikut:
MUATAN
KEGIATAN KD INDIKATOR PENILAIAN
MATERI
A Catatan Orang Tua
1 Mengucapkan 3.1- Doa mau belajar Dapat
doa mau belajar 4.1 mengucapkan
doa mau belajar
2 Mencari tahu 3.5- Cara Dapat
bentuk, bahaya, 4.5 memecahkan memecahkan
penularan, dan masalah masalah dengan
cara mencegah mencari di
dengan gambar google bersama
corona dari HP mamah
3 Mendengarkan 3.10- Cara menyimak Dapat
cerita mamah 4.10 cerita menceritakan
tentang bahaya, kembali cerita
penularan, dan
cara mencegah
31
buah naga dan dengan kulit
kunyit buah naga
Cara mewarnai Dapat melakukan
dengan kunyit gerkan motorik
halus mewarnai
dengan kunyit
6 Menuliskan 3.12- Cara menulis Dapat
namanya di 4.12 huruf dari kata menuliskan huruf
pojok kanan atas “rudi” dari kata “rudi”
7 Menuliskan kata Cara menulis Dapat
corona di bawah huruf dari kata menuliskan huruf
gambar “corona” dari kata
“corona”
B Catatan Guru Saat Anak Bercerita
1 Mengucapkan 3.1- Kalimat Dapat
Assalamu’alaikum 4.1 Assalamu’alaikum mengucapkan
wr wb wr wb Assalamu’alaikum
wr wb
2 Menceritakan 3.11- Cara bercerita Dapat
gambar corona 4.11 menceritakan
kembali gambar
virus corona
32
6 Di rumah saja 3.3- Manfaat di Dapat
4.4 rumah saja menghindari dari
bahaya corona
dengan tingal di
rumah saja
7 Salaman dari 3.4- Manfaat salaman Dapat
jauh 4.4 jarak jauh meghindari dari
corona dengan
salaman jarak
jauh
33
1. Dari satu kegiatan main, guru dapat menangkap 19 bahkan lebih
indikator perkembangan anak dan sekaligus dapat melakukan
penilaian. Biasanya dengan menggunakan RPPH yang biasa kita
gunakan untuk kegiatan menggambar kita hanya merencanakan
satu KD yaitu 3.3-4.3 begitupun dalam penilaian hanya dapat satu
atau dua indikator saja.
a. Tetapkan tema;
b. Rancang dan tetapkan kegiatan main;
c. Analisis estimasi tahapan kegiatan yang akan dilakukan anak;
d. Buatlah tabel seperti di atas;
e. Estimasi capaian perkembangan atau pencapaian indikator
KD yang akan muncul pada setiap kegiatan main, kemudian
catat KD, Muatan Materi dan Indikator pada kolom tabel di
atas.
f. RPP ini dapat dikonversi ke dalam format RPP yang biasa kita
gunakan yaitu Prosem, RPPM dan RPPH.
Selamat mencoba Bunda dan Ayahanda…!!!
34
Anak meminta dibacakan tentang virus corona, sehingga anak
dapat menceritakan kembali kepada bunda gurunya melalui
video yang direkam orang tua. Inilah praktik pembelajaran inkuiri
yang sudah lama kita rindukan, ditemukan di rumah saat belajar
dengan pendampingan orang tua, luar biasa.
35
Lampiran 2
LATIHAN SOAL
36
3. Apa penyebab orang tua sering kali kurang sabar bahkan sering
lepas kendali saat mendampingi anak belajar di rumah?
A. Anaknya susah sekali diatur untuk belajar.
B. Anaknya sulit menerima pelajaran.
C. Orang tua tidak bisa mengajar dengan baik.
D. Kekuasaan orang tua tidak terbatas.
E. Anak hanya bermain-main dan tidak bisa serius.
4. Salah satu strategi BDR yang perlu dilakukan oleh guru dan satuan
PAUD adalah ….
A. mengurangi kekuasaan orang tua melalui kegiatan parenting
B. pelatihan bagi orang tua dengan menghadirkan para ahli
setiap sebulan
C. dibuka tempat kursus bagi orang tua untuk belajar mengajar
D. disesuaikan dengan kemampuan orang tua untuk mengajar
E. guru selalu berkunjung ke rumah untuk mendampingi orang
tua mengajar
37
B. Pentingnya Bermain Bagi Anak
38
4. Apa yang dimaksud dengan “belajar anak adalah bermain”?
A. Setiap pencapaian kompetensi dasar dan tingkat pencapaian
perkembangan anak harus dilakukan dengan kegiatan
bermain.
B. Setiap pembelajaran guru harus menyiapkan kegiatan main
yang harus dimainkan anak.
C. Guru mengarahkan anak agar bermain sesuai dengan yang
dinstruksikan guru.
D. Setiap pencapaian kompetensi dasar dan tingkat pencapaian
perkembangan anak dilakukan sesuai kemampuan anak.
E. Guru tidak perlu menyiapkan kegiatan bermain karena anak
sudah pasti akan bermain (tidak perlu membuat program).
A. 1, 2, 3, 4
B. 1, 3, 4, 7
C. 1, 3, 5, 9
D. 2, 3, 4, 5
E. 2, 3, 5, 6
40
D. mengajak anak untuk menyepakati aturan dalam bermain,
termasuk waktu bermain
E. menyampaikan dan mempromosikan kegiatan bermain
dengan berbagai alat bahan main (material) terbuka sesuai
dengan gagasan anak
41
KUNCI JAWABAN
42
DAFTAR PUSTAKA
43
44