Anda di halaman 1dari 4

TIMUN MAS

(Cerita dari Jawa Tengah)

Timun Mas adalah nama seorang anak yang lahir dari sebuah
timun mas besar yang dirawat oleh seorang janda tua. Tapi nasib
malang menimpa antara janda tua dan timun mas tersebut.
Keselamatan Timun Mas terancam karena ada seorang raksasa yang
sangat ingin memakannya. Ini terkait perjanjian janda tua dengan
raksasa yang telah memberinya biji timun yang menjelma menjadi
Timun Mas. Raksasa akan mengambil kembali anak itu setelah 17
tahun. Namun karena terlanjur sayang pada Timun Mas, janda tua
tersebut tidak kuasa merelakan Timun Mas untuk dimakan raksasa.
Setelah 17 tahun raksasa menagih janji pada ibu timun mas.
Dengan keberaniannya, sang Ibu menolak permintaan raksasa, namun
kemudian raksasa tersebut malah mengejar timun mas, sampai mereka
lari ke hutan. Melalui petunjuk seorang petapa, Timun Mas
melemparkan kantong berisi mentimun, seketika hutan berubah
menjadi ditumbuhi pohon timun yang lebat. Raksasa masih bisa
mengejar Timun Mas. Kemudian Timun Mas kembali melempar
kantong berisi jarum, sehingga hutan seketika berubah menjadi
ditumbuhi pohon bambu yang mampu melukai kakinya. Tapi ternyata
ini juga tidak berhasil, raksasa masih mengejar Timun Mas dan
kemudian ia kembali melempari raksasa tersebut dengan kantong
berisi garam yang seketika mengubah hutan menjadi lautan. Ini pun
tidak mampu membuat raksasa kalah. Terakhir Timun Mas
melemparkan terasi yang kemudian mengubah hutan menjadi lautan
lumpur yang panas sehingga raksasa tenggelam dan mati di dalamnya.
Batu menangis
(Cerita dari Kalimantan Barat)

Di sebuah desa kecil di Kalimantan, hiduplah seorang gadis


cantik bernama Jelita dan ibunya yang bernama Mak Dasah. Jelita
berkulit putih dan lembut bagaikan sutra dan tak ada bandingannya.
Namun kecantikannya mengubahnya angkuh dan congkak. Ia hanya
sibuk mengurus dirinya sendiri tanpa mau membantu ibunya.
Si Ibu selalu menasehati anaknya berulang kali. Dia enggan
keluar rumah karena takut kulitnya terbakar. Suatu hari gadis itu
keluar rumah tidak seperti biasanya. Untuk mengantar ibunya ke toko
berbelanja. Hati ibunya sangat senang, tetapi mengatakan bahwa sang
Ibu tidak boleh mengakui bahwa Ia adalah ibunya. Hati sang Ibu
sangat terluka, Ia berdoa pada Tuhan agar menghukum anaknya yang
durhaka. Tak lama tubuh sang anak merasa kaku, mulai dari kaki lalu
ke seluruh tubuhnya, hingga tubuhnya menjadi batu. Sekarang batu itu
dikenal dengan sebutan “Batu Menangis.
LITERASI
TIMUN MAS

Nama : GALUH ANINDYA RATUNA DENAYA


Kelas : IV
No. Absen : 15

SDN KEBON BARU IV


CIREBON
LITERASI
BATU MENANGIS

Nama : GALUH ANINDYA RATUNA DENAYA


Kelas : IV
No. Absen : 15

SDN KEBON BARU IV


CIREBON

Anda mungkin juga menyukai