Pendidikan Agama Kristen Dalam Masyarakat Majemuk
Pendidikan Agama Kristen Dalam Masyarakat Majemuk
Talizaro Tafona’o
Penerbit:
illumiNation Publishing
Perum Permata Land, No. 1 Pojok Tiyasan Rt 02 Rw 01
Condongcatur 55283, Sleman, Yogyakarta-Indonesia; Telp. 0274-
4533025
Hp. 081338956657; 081325768388; 081804070911 e-mail:
illumination.publish@gmail.com
2
ISBN: 978-602-19080-5-1
KATALOG DALAM TERBITAN (KDT)
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Jl. Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat 10430 Indonesia
Tlp. (021)92920979; Fax (021) 3927919; 31908479
E-mail:isbn.indonesia@gmail.com-http://www.pnri.go.id
Penerbit: illumiNation
Publishing
Perum Permata Land, No. 1 Pojok Tiyasan Rt 02 Rw 01
Condongcatur 55283, Sleman, Yogyakarta-Indonesia
Telp. 0274-4533025
Hp. 081338956657; 081325768388; 081804070911
e-mail: illumination.publish@gmail.com
Kata Pengantar :
PAK dalam Masyarakat Multikultural: MembawaTeori ke
Praksis, Elia Tambunan ................................................................ 5
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................
14
B. Pengertian Masyarakat Majemuk .......................................
32 C. Jenis-Jenis Masyarakat Majemuk.........................................
35
D. Jenis-Jenis Masyarakat Majemuk......................................... 37
BAB II. HAKIKAT DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
A. Definisi Pendidikan ...................................................................
40
B. Agama ............................................................................................ 49
C. Pendidikan Agama Kristen ....................................................
55
D. Tujuan Pendidikan Agama Kristen .....................................
63 E. Manfaat Pendidikan Agama Kristen ..................................
70
F. Tantangan Dasar Alkitab tentang
Pendidikan Agama Kristen .................................................... 72
G. Sifat Pendidikan Agama Kristen .......................................... 77
PENGANTAR
Pun hingga hari ini, bersama istri, saya membuka PAUD dan
TK Jungle School Salatiga Jawa Tengah,8 meskipun
dinyatakan terbuka kepada orang tua anak dan ketika
wawancara seleksi pelamar kerja, bahwa itu sekolah
Kristen, namun 6 orang dari antara 18 guru dan staff
adalah Muslim yang soleh dan Muslimah yang soleha.
Bahkan, ada sejumlah murid yang memang Muslim
agamanya sejak lahir. Padahal, guru itu harus mengajarkan
7 http://eliatambunan.blogspot.com/search/label/Sosiologi%20Pelayanan
%20Gereja.
8 http://www.jungleschool.org/.
10
13 http://bphn.go.id/news/2015102805455371/INDONESIA-
MERUPAKANNEGARA-KEPULAUAN-YANG-TERBESAR-DI-DUNIA, diunduh pada hari
Selasa 3 Oktober 2017. Pukul. 9:14 Wib.
14 Ibid, Http://Bphn.Go.Id/News/2015102805455371/Indonesia-Merupakan-
Negara-Kepulauan-Yang-Terbesar-Di-Dunia
15 Badan Pusat Statistik, penduduk Indonesia menurut Propinsi tahun 2010 dalam
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&id_subyek=12, diakses 26 Juni 2014
16
https://www.bagi-in.com/jumlah-penduduk-di-indonesia, diunduh pada hari Selasa,
3 Oktober 2017. Pukul. 10:38 Wib.
16
Sumber: https://www.bagi-in.com/jumlah-
pendudukdi-indonesia.
Namun jika kita penasaran berapa jumlah penduduk
Indonesia tahun 2017, kita sudah bisa menghitung dengan
melihat laju pertumbuhan setiap tahunnya, tetapi kita
harus mengacu pada data yang dikeluarkan oleh Bank
Dunia, yaitu laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar
1,2% tahun maka jumlah penduduk tahun 2017 adalah
256.603.197 juta jiwa.16 Data ini masih dalam perkiraan/
masih belum valid, hanya sekedar hitung-hitung kasar.
Hasil perhitungan tersebut di atas, kita sudah bisa
memperkirakan jumlah penduduk di Indonesia pada tahun
2030, bisa mencapai 300 juta jiwa!.
Kita perlu ketahui bersama bahw bangsa lain mengakui
Indonesia memiliki keragaman dari sisi kebudayaan dan
tak terkecuali agama asli nusantara. Namun lebih dari itu,
Indonesia juga dianggap sebagai negara yang paling subur
dalam perkembangan agama lintas benua. Sebab, Indonesia
ini merupakan negara multirelijius, karena penduduknya
menganut beragam agama, yakni Islam, Katolik, Kristen
Protestan, Hindu, Budha, Konghucu serta berbagai macam
16 Ibid, https://www.bagi-in.com/jumlah-penduduk-di-indonesia, diunduh pada
hari Selasa, 3 Oktober 2017. Pukul. 10:38 Wib.
17
23 Kartini Kartono, Patologi Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.
125126
21
24 Muhammad
Akbar_http://muhammadakbar2.blogspot.co.id/2015/11/realitapemuda-saat-ini-
kenakalan_24, diakses pada hari minggu, 13 Juni 2016.Pukul: 23:1 Wib
25
25 Desy
suliyastini_http://desysuliyastini.blogspot.co.id/2012/04/contohpenyimpangan-sosial-
diakses pada hari selasa, 14 Juni 2016.Pukul. 11:10 Wib
26
31 M. Rasjidi, Al-Djami’ah, Nomor Khusus, Mei 1968 Tahun ke VIII, hlm. 35.
32 Ibid. M. Rasjidi
33 Paul F. Knitter, Pengantar Teologi Agama-Agama, (Yogyakarta: Kanisius,
2008), hlm. 7.
31
41 Ibid, http://www.kamubisa-io.com/2015/11/pengertian-
masyarakatmultikultural-materi-pelajaran-sosiologi-kelas-11.html, diakses pada hari
senin, 6 Juni 2016. Pukul: 21.37
37
A. Definisi Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
39
42
Suyitno, Landasan Filosofis Pendidikan Dasar. Modul Perkuliahan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2009, hal. 2
43
Dewey, John, Democracy and Education. (The Free Press, 1916/1944). pp. 1–4
mendidik anak keturunannya. Pendapat kedua; bagi
manusia individual, pendidikan dimulai sejak bayi lahir dan
bahkan sejak masih didalam kandungan. Memperhatikan
kedua pendapat itu, dapat disimpulkan bahwa keberadaan
pendidikan melekat erat pada dan di dalam diri manusia
sepanjang zaman.43
Istilah Pendidikan adalah salah satu istilah yang sangat
populer. Meskipun demikian, belum ada satu istilah yang
dapat memberi definisi yang komprehensip mengenai apa
itu Pendidikan. Jika dilihat dari sudut etimologis, paling
tidak ada dua pengertian pendidikan antara lain:
Pertama, pendidikan adalah terjemahan dari
‘education’ dalam bahasa Inggris. Kata “education” berasal
dari bahasa Latin : ducere yang berarti membimbing (to
lead), ditambah awalan “e” yang berarti keluar (out). Jadi
arti dasar pendidikan adalah suatu tindakan untuk
membimbing keluar.45
2. Menurut Undang-Undang
Pendidikan menurut UU SISDIKNAS No. 2 tahun 1989
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan
bagi peranannya di masa yang akan datang. Sedangkan
menurut UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
41
B. Agama
Secara bahasa agama berasal dari bahasa sansekerta, yaitu
dari a berarti tidak, dan gama berarti kacau. Jadi agama
berarti tidak kacau atau tertatur. Dengan demikian agama
adalah aturan yang mengatur manusia agar kehidupanya
menjadi tertaur dan tidak kacau.
47
57 Louis Berkhof & Cornelius Van Til, Dasar Pendidikan Kristen, Surabaya:
Momentum, 2010, hal. V).
58 E.G.Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1985), hal. 19
55
62 Paulus Lilik Kristanto, Prinsip dan Praktek PAK Penuntun bagi Mahasiswa Teologi
dan PAK, Pelayan Gereja, Guru Agama dan keluarga Kristen, (Yogyakarta : Andi Offset ),
Hal. 4
63 Groome, Thomas H. Christian Religious Education-Pendidikan Agama Kristen.
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010. Hal 37
57
Sumber:https://www.google.com/search?client=firefox -
b&biw=1024&bih=488&tbm=isch&sa=1&ei=eM4TWp3dBcvovgS By Taufikurrahman Ruki (mantan
t5J_QDg&q=sekuler&oq=sekuler&gs_l=psy Ketua KPK).
anak diluar
Perilaku anak -anak yang ada Perilaku anak-
dalam gereja gereja bersama dengan gedget
81
3. Berkesinambungan
Gereja perlu mengadakan PAK mulai dari kategori anak-
anak sampai dengan dewasa dan lanjut usia. Selain itu pada
pendidikan formal di sekolah PAK juga menjadi salah satu
bidang studi wajib yang diajarkan. Seluruh warga jemaat
adalah sasaran kegiatan PAK di gereja, atau sekolah di
sepanjang rentang kehidupannya. Jadi, agar Pendidikan
Agama Kristen memperoleh hasil yang maksimal, maka
guru sebagai penyelenggaraan Pendidikan Agama Kristen
seharusnya melakukan kegiatan ini dengan usaha yang
berkesinambungan dan terus menerus.
Ada beberapa yang harus diperhatikan agar Pendidikan
Agama Kristen berjalan dengan baik sebagai berikut:
Pertama, Pendidikan Agama Kristen tidak akan berhasil
dengan baik jika hanya dilaksanakan secara insidentil saja.
Kedua, Pendidikan Agama Kristen haruslah di laksanakan
secara utuh agar pengetahuan dan pemahaman warga
jemaat juga utuh dan mendalam lewat pengajaran yang di
laksanakan.
Ketiga, Pendidikan Agama Kristen di gereja gagal karena
tidak di laksanakan secara berkesinambungan. Di butuhkan
sebuah tim yang solid serta memiliki komitmen yang
sungguh-sungguh untuk merencanakan serta
melaksanakan Pendidikan Agama Kristen di gereja.
Keempat, Pendidikan Agama Kristen dalam konteks gereja
tidak berhasil karena berhenti di tengah jalan, di samping
tidak terdapatnya orang-orang yang ditunjuk secara khusus
untuk menyelenggarakannya. Merupakan hal yang baik,
86
4. Suatu kontradiksi
Peraturan perundang-undangan menyatakan bahwa setiap
siswa berhak mendapatkan pendidikan sesuai dengan
agama dan kepercayaannya, dan sekolah wajib
menyediakan sarana dan prasarana untuk itu. Tetapi di
pihak lain peraturan pelaksanaan di bidang pendidikan
menyatakan bahwa jika terdapat 10 orang siswa penganut
suatu agama tertentu dalam satu kelas, maka dikelas itu
barulah wajib pelajaran agama bersangkutan diberikan
(dua) jam per minggu. Jika kurang dari 10 orang maka
siswa yang bersangkutan dibina oleh pembina (agama)
rohani yang besangkutan. Penerapan peraturan inilah yang
simpang siur disekolah-sekolah. Terutama dipemerintah
seperti di pulau jawa misalnya, hampir tidak ditemukan
sekolah yang meiliki siswa berjumlah 10 (sepuluh) orang,
siswa penganut agama Kristen dalam satu kelas.
Realitas yang sering ditemukan adalah bahwa dalam
sekolah hanya ada puluhan siswa yang beragama Kristen.
Akibatnya sekolah yang bersangkutan tertutup untuk
menerima seorang guru agama Kristen meskipun tidak
dibayar. Ada sekolah-sekolah tertentu yang menerima guru
agama atau pembina agama, tetapi sistim pelaksanaannya
94
2. Kemandirian Iman
Dalam konteks kemajemukan masyarakat dalam berbagai
bentuk kehidupan, PAK harus diarahkan kepada
98
3. Keterbukaan
PAK haruslah mampu membawa peserta didik pada
keterbukaan. Maksudnya sikap iman bukanlah tertutup,
melainkan adanya keterbukaan kepada orang lain, istilah
lain adalah tidak membatasi dirinya kepada siapapun.
Iman orang Kristen seharusnya siap
untuk dilihat dan diselidiki. Iman Kristen justru hidup jika
diaplikasikan dalam perbuatan-perbuatan. Keterbukaan
akan menghindarkan diri dari menjelek-jelekkan agama
99
3. Pembentukan Nilai-Nilai
Segala sesuatu yang diterima pada masa kanak-kanak akan
menentukan gaya hidupnya kelak di kemudian hari.
Kehidupan masa kanak-kanak dapat menjadi model
kehidupan masa depannya. Masa awal kehidupan anak
adalah masa yang sangat penting; oleh sebab itu, harus
ditetapkan suatu dasar yang kuat dan baik. Jadi, ada
beberapa hal yang harus di tanamkan oleh orang tua
kepada anak sebagai berikut:
Pertama, Masa Penentuan Dasar. Pembentukan dasar bagi
seorang anak telah dimulai sejak dini. Pembentukan
tersebut terpupuk lewat lingkungan yang paling
mempengaruhi hidupnya setiap hari yaitu lingkungan
keluarga. Disana ia mendapatkan nilai-nilai dan etika; sikap
terhadap orang tua dan keluarga dekat; pandangan
lingkungan sekitarnya; pembentukan dasar yang salah akan
mempengaruhi perjalanan hidup.
Kedua, Masa Perkembangan Karakter. Perlu diingat, bahwa
pada masa ini dasar karakter dan sifat seseorang terbentuk
pada usia lima tahun pertama.Karakter seorang anak
banyak terbentuk lewat pendidikan orang tua.Orang tua
102
C. Agama-agama di Indonesia
Pluralisme adalah suatu realitas, disatu sisi ini potensi
tetapi dipihak lain sangat rentan. Maka perlu
dikembangkan lewat jalur pendidikan, yakni sikap hidup
toleransi; saling menghargai saling menghormati keyakinan
orang lain; tidak saling menjelekan; saling mengalah.
Prinsip-prinsip ini haruslah terus dikembangkan lewat
jalur pendidikan, termasuk lewat PAK disekolah:
1. Pluralisme masyarakat Indonesia
Indonesia adalah sebuah negeri pemeluk islam terbesar di
dunia. Masyarakatnya dikenal agamis dan religius,
termasuk juga gereja-gerejanya. Secara geografis, Indonesia
117
3. Senstivisme keagamaan
Berbagai kejadian yang terjadi baik di lingkungan intern
umat beragama maupun antar umat beragama sensitivisme
keagamaan telah sering menimbulkan konflik, baik di
tingkat lokal maupun tingkat regional. Di negara ini orang
paling mudah tersinggung jika sudah menyangkut masalah-
masalah keagamaan. Oleh karena itu, di Indonesia dilarang:
a. Dilarang menjelekkan, menghina atau melecehkan agama
orang lain.
118
terbaik dan gereja lain kurang baik. Guru PAK harus berada
di antara dan bersama-sama semua gereja yang ada.
f. Prioritas utama bagi guru PAK adalah membawa peserta
didik mengalami perjumpaan dengan Kristus; mengalami
pertumbuhan iman; hidup dalam ketaatan kepada Allah;
dan, mampu mengaplikasikan imannya dalam hidupnya
pribadi maupun bersama-sama dengan orang miskipun
berbeda agama, gereja, suku, dan budaya.
2. Sekolah bukan pos pelayanan gereja
a. Guru PAK tidak boleh melakukan upaya sengaja
penggerejaan peserta didik di sekolah, sehingga peserta
didik dipaksa untuk berbakti di gerejanya dan wajib
mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan di gerejanya
b. Guru PAK harus di tempatkan bukan atas nama gereja dan
bukan untuk membawa peserta didik menjadi anggota
gerejanya
c. Guru PAK harus menjunjung tinggi, menghormati
menghargai keanekaragaman gereja dari peserta didik,
serta mendorong peserta didik untuk menjadi warga
jemaat yang baik di mana ia menjadi anggota jemaat.
d. Jika ada peserta didik di sekolah tersebut tadinya tidak
Kristen dan mengambil keputusan untuk menjadi kristen,
guru PAK harus memberi kebebasan untuk memilih gereja
yang dia diinginkan dan wajib membimbingnya untuk
melakukan pilihan yang tepat.
2. Penginjil
Penginjilan adalah merupakan perintah Kristus kepada
semua orang percaya. Mat 28:19-20. Penginjilan adalah
merupakan amant kepada gereja dan kepada orang-orang
yang percaya dan berlangsung secara terus-menurus.
Penginjilan itu harus pergi untuk menjadikan orang-orang
lain menjadi murid Kristus, mengajar mereka untuk
menjadi murid-murid Kristus. Ia sebagai alat pengajaran di
dalam jemaat haruslah memiliki visi penginjilan dan
menjadikan semua orang beriman menjadi penginjilan.
130
a. Dunia komunikasi
132
96 James Riley Estep, The Heritage of Christian Education (New York: College
Press, 2003), hlm. 153.
145
A. Peran Gereja
1. Tugas utama gereja adalah pendidikan
2. Pendidikan merupakan usaha sungguh-sungguh.
3. Pendidikan merupakan usaha terus-menerus
151
D. Intergasi Kurikulum
1. Kurikulum PAK di gereja maupun di sekolah harus di kaji
ulang agar relevan dengan kebutuhan
2. Kurikulum PAK harus diintegrasikan dengan berbagai
bidang kehidupan.
E. Kesimpulan
Pendidikan Agama Kristen di sekolah adalah sebuah alat
strategis dalam pembentukan iman dalam arti yang
sesungguhnya terutama di dalam menghadapi
heterogenitas masyarakat Indonesia. Pendidikan Agama
Kristen harus dikelola secara sungguh-sungguh. Peserta
didik yang telah mengikuti pelajaran agama Kristen mulai
dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi diharapkan hal
itu menjadi bekal utama dalam hidupnya.
Faktor yang amat penting dalam mencapai keberhasilan
PAK di sekolah ialah guru PAK. Oleh karena itu, seseorang
guru PAK dalam memenuhi panggilannya harus
memperlengkapai diri agar menjadi alat yang berguna di
tangan Tuhan. Guru bertanggung jawab kepada Tuhan,
kepada sekolah, kepada gereja, dan kepada masyarakat.
153