Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN TUBERCOLOSIS (TBC)

Disusun Oleh :

1. Tri Lutfiyah Utami (201902010022)


2. Ayu Lestari (201902010025)
3. Okta Sephianti (201902010047)
4. Afifah Nurhalimah (201902010086)
5. Ribkhatur Rokhilah (201902010091)
6. Sani Lutfiatunisa (201902010092)
7. Izza Nubaela Putri (201902010096)
8. Zuhdan Hasani (201902010098)

DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN


PEKALONGAN TAHUNAJARAN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade
terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis
TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian
(mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan
terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia
menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah
penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992,
menunjukkan bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit
kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan
penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000penderita Tuberkulosis / TBC
baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130
per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis /
TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun. Jumlah
penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua
menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap
empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di
Indonesia.Sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan
informasi lengkap tentang penyakit TBC.
B. PENGERTIAN

Tuberculosis adalah jenis penyekit infeksius yang menyerang paru-paru.


Dengan pembentukan granuloma dan timbulnya nekrosis jaringan. Penyakit
tuberculosis ini bersifat menahun dan bisa menular dari si penderita ke orang
lainya. (santa dkk 2009)
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis mayoritas kuman TB akan
menyerang paru, akan tetapi kuman TB bisa juga menyerang organ tubuh yang
lainya (pengertian tuberculosis menurut Depkes : 2007)
Pengertian tuberculosis adalah penyakit infeksius yang menyerang perenkim
paru. Agen infeksiusnya adalah mycobacterium tuberculosis. Yang merupakan
batang aerobic yang tahan asam, tumbuhnya lambat dan agak sensitive dengan
panas dan sinar ultraviolet. Penyakit tuberculosis bisa ditularkan ke bagian
tunuh lainya seperti meninges, tulang, ginjal, dan nodus limfe,
(Brunner & suddarth : 2001)
BAB II
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI

A. ETIOLOGI
Etiologi Tuberkulosis paru (TB paru) disebabkan bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang yang tahan asam atau sering
disebut sebagai basil tahan asam, intraseluler, dan bersifat aerob.Basil ini
berukuran 0,2-0,5 µm x 2-4 µm, tidak berspora, non motil, serta bersifat
fakultatif. Dinding sel bakteri mengandung glikolipid rantai panjang bersifat
mikolik, kaya akan asam, dan fosfolipoglikan. Kedua komponen ini
memproteksi kuman terhadap serangan sel liposom tubuh dan juga dapat
menahan zat pewarna fuchsin setelah pembilasan asam (pewarna tahan
asam).Diketahui bahwa manusia adalah sebagai inang (host) terhadap
pertumbuhan dan perkembangbiakan basil tersebut.Transmisi organisme ini
secara primer terjadi melalui droplet di udara yang berasal dari individu
yang mengidap TB aktif, atau dalam stadium infeksius TB.  Walaupun
pernah pula dilaporkan penularan melalui transdermal dan
gastrointestinal.Droplet rata-rata berdiameter 1-5 µm, yang dalam sekali
batuk dapat menyemburkan 3000 droplet terinfeksi, dimana sedikitnya 10
basil saja sudah mampu mengawali infeksi paru-paru.Individu
imunokompeten yang terpapar Mycobacterium tuberculosis biasanya akan
berstatus terinfeksi TB laten atau dorman. Hanya 5% dari individu-individu
tersebut yang kemudian akan memperlihatkan gambaran klinis. Namun, bila
kekebalan tubuh individu yang imunokompeten berubah menjadi menurun,
atau tidak kompeten maka Mycobacterium tuberculosis yang tadinya
laten/dorman akan aktif kembali, memperbanyak diri dan merusak jaringan
paru.Transmisi infeksi TB bergantung pada 3 hal, yaitu jumlah kuman yang
dikeluarkan, konsentrasi kuman, dan lamanya basil-basil TB berada di udara
bebas.
(Menurut Crofton 2002) 
B. PATOFISIOLOGI

Patofisiologi Tuberkulosis paru (TB paru) melibatkan inhalasi Mycobacterium


tuberculosis, suatu basil tahan asam (acid-fast bacilli). Setelah inhalasi, ada
beberapa kemungkinan perkembangan penyakit yang akan terjadi, yaitu
pembersihan langsung dari bakteri tuberkulosis, infeksi laten, atau infeksi aktif.
Ketika seorang pengidap TB paru aktif batuk, bersin, menyanyi, atau meludah,
orang ini dapat mengeluarkan titik-titik air liur kecil (droplets) ke udara
bebas.  Droplets yang berisi Mycobacterium tuberculosis ini, apabila
terinhalasi orang lain akan masuk sampai di antara terminal alveoli paru.
Organisme kemudian akan tumbuh dan berkembang biak dalam waktu 2-12
minggu sampai jumlahnya mencapai 1000-10.000. Jumlah tersebut akan cukup
untuk mengeluarkan respon imun seluler yang mampu dideteksi melalui reaksi
terhadap tes tuberkulin. Namun, tubuh tidak tinggal diam, dan akan
mengirimkan pertahanan berupa sel-sel makrofag yang memakan kuman-
kuman TB ini.  Selanjutnya, kemampuan basil tahan asam ini untuk
bertahan dan berproliferasi dalam sel-sel makrofag paru menjadikan organisme
ini mampu untuk menginvasi parenkim, nodus-nodus limfatikus lokal, trakea,
bronkus (intrapulmonary TB), dan menyebar ke luar jaringan paru
(extrapulmonary TB). Organ di luar jaringan paru yang dapat diinvasi
oleh Mycobacterium tuberculosis diantaranya adalah sum-sum tulang
belakang, hepar, limpa, ginjal, tulang, dan otak.  Penyebaran ini biasanya
melalui rute hematogen.
Apabila terjadi keterlibatan multi organ, maka TB paru akan memerlukan
pengobatan yang lebih lama, hal ini biasanya sebagai konsekuensi terhadap
ketidakpatuhan penderita terhadap tatalaksana pengobatan TB, atau
keterlambatan diagnosi
BAB III
PENGKAJIAN TBC
A. PENGKAJIAN
IDENTITAS

I. Biodata pasien
No. RM : 00335634
Nama : Ny. T
Umur : 43 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat :Indrajaya 01/05 kab Brebes
Suku bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status pernikahan : Menikah
Diagnose medis : TBC
Tanggal masuk RS : 19 juli 2018
Tanggal pengkajian : 20 juli 2018
II. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. N
Alamat : Indrajaya 01/05 kab Brebes
Umur : 50 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan klien : Suami
BAB IV
INTERVENSI PASIEN TBC
A. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Hari / tanggal No. Tujuan dan kriteria Intervensi Paraf


DX hasil
1. Kamis , 20Juli 1 Setelah dilakukan *Observasi TTV
2018 tindakan keperawatan * Ajarkan keluarga
selama 3 x 24 jam. untuk melakukan
Diharapkan : suksion
*Batuk berkurang *Koloborasi,lakukan
*Tidak ada suara fisioterapi dada
tambahan (ronchi) *Posisikan pasien
*Tidak ada sputum Untuk
dalam jumlah yang memaksimalkan
banyak ventilasi
*Keluarkan secret
Dengan batuk atau
suction
2. Kamis, 20 Juli 2 Setelah dilakukan *Monitor suhu
2018 tindakan keperawatan sesering mungkin
selama 3 x 24 jam. *Selimuti pasien
Diharapkan : *Koloborasi
*Suhu dalam rentang Pemberian carian IV
normal *Monitor warna dan
*Nadi, RR dalam Suhu kulit
rentang normal *Berikan pengobatan
*Tidak ada mukosa Untuk mengatasi
kering, dan pusing Penyebab demam
berkurang
3. Kamis, 20 Juli 3 Setelah dilakukan *Koloborasi dengan
2018 tindakan keperawatan Ahli gizi untuk
selama 3 x 24 jam, Menentukan kalori
diharapkan : Dan nutrisi yang
*BB ideal sesuai Dibutuhkan
dengan tinggi badan *Monitor jumlah
*adanya peningkatan Nutrisi dan
BB sesuai dengan Kandungan yang
tujuan Dibutuhkan
*tidak terjadi *Berikan substansi
penurunan berat badan Gula
tang drastis *Berikan makanan
Yang terpilih
*Ajarkan pasien
Bagaimana membuat
Catatan makanan
Harian
*Monitor TTV

Anda mungkin juga menyukai