Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JOURNAL REVIEW

PANCASILA

OLEH :

NAMA : RIZKI YOLANDA PANGARIBUAN


KELAS : Reguler B
NIM : 5163210047

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan Kehadirat Allah swt karena dengan rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review yang berjudul tentang
hasil penelitian pembelajaran Pancasila.

Penulis sangat berharap hasil kritikan ini berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan para pembaca. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran demi
perbaikan laporan ini

Semoga jurnal ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya jurnal
yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun para pembaca. Sebelumnya
penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahaan kata kata yang kurang tepat dan berkenan di
hati para pembaca. Terima kasih.

Medan, 23 Oktober 2017

Penulis
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 2, Januari 2017 E-ISSN 2527-7057,
P-ISSN 2545-2683 50

MENJAGA EKSISTENSI PANCASILA DAN PENERAPANNYA BAGI


MASYARAKAT DI ERA GLOBALISASI

Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd


Universitas Muhammadiyah Ponorogo
ambirop@gmail.com
ABSTRACT

Pancasila is the basis of the state and outlook of the nation Indonesia. As the foundation of
the State, Pancasila used as the basis to build the Unitary Republic of Indonesia. As an
ideology of nation and state of Indonesia, Pancasila is the crystallization of the customs
value, the value of cultural and religious values contained in the view of life in Indonesia.
Pancasila is the official philosophical foundation and nation’s view of life. As the foundation
of thr State, Pancasila is used as the basis to build the Unitary Republic of Indonesia. As an
ideology of nation and state of Indonesia, Pancasila is the crystalization of the custom value,
cultural and religious values in the view of lifr in Indonesia The value in Pancasila has a set
of values, namely divinity,ŕ humanity, unity, democracy, and justice. The condition of
Indonesia today can be identified by looking at the behavior and personality of Indonesian
society, as reflected in daily behavior. Globalization is not inevitable. Globalization makes all
countries seemed limitless. For that we need Pancasila as the filter of globalization. The
necessity of civilizing values of Pancasila is not just understanding, but must be lived and
embodied in experiences by each individual and the whole society that foster awareness and
the need to implement social, civic, and state based on Pancasila

Keywords: ideology, Pancasila, Globalization

PENDAHULUAN

Latar Belakang serba terhubung dengan sesamanya,


lingkungannya, alam semesta, dan
Berdasarkan falsafah Pancasila, manusia
penciptanya. Kesadaran ini menumbuhkan
Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan
cipta, karsa, dan karya untuk
yang mempunyai naluri, akhlak, daya
mempertahankan eksistensi dan
piker, dan sadar akan keberadaannya yang
kelangsungan hidupnya dari generasi ke nilai-nilai Pancasila, agar generasi penerus
generasi (Sumarsono dkk 2007).Pancasila bangsa tetap dapat menghayati dan
merupakan dasar Negara bagi Negara mengamalkannya dan agar intisari nilai-
kita.Sebagai 51 dasar Negara, Pancasila nilai yang luhur itu tetap terjaga dan
lahir berdasarkan nilai-nilai budaya yang menjadi pedoman bangsa Indonesia
terkandung sejak zaman nenek moyang sepanjang masa.
kita dahulu.Nilai-nilai tersebut lahir dan
PEMBAHASAN
melekat secara tidak sengaja pada nenek
moyang kita.Pancasila itu terdiri dari 1. Ideologi Pancasila dalam pemikiran
Panca dan Sila. Nama Panca diusulkan radikal dan revolusioner.
oleh Ir. Soekarno sedangkan nama Sila
Perlu kita renungkan, Pancasila sebagai
diusulkan oleh salah seorang ahli bahasa.
dasar Negara diwarnai oleh ketegangan,
Pancasila dirasakan sudah sempurna dan
konflik, dan consensus bersama.Kondisi
mencakup segala aspek pada Bangsa
bangsa Indonesia yang dimasa kolonial
Indonesia.Setelah puluhan tahun lahirnya
selalu menempatkan warga Nusantara
Pancasila dari tahun 1945 hingga saat ini,
sebagai pihak yang terkalahkan banyak
Negara di dunia mengalami
menginspirasi perumusan Pancasila.Para
pengembangan yang pesat dalam berbagai
pendiri bangsa berhasil keluar dari
bidang kehidupan.Masuknya era
rutinitas pandangan hidup bangsanya
globalisasi menjadikan bangsa dunia
melalui 52 penalaran dan kontemplasi
hampir tidak memiliki batas. Dambak baik
yang brilyan (Hariyono, 2014).Kelemahan
dan buruknya globalisasi tentunya mari
bangsa Indonesia yang nampak dalam
kita kaji bersama dengan melandaskan
menghadapi penguasa kolonial adalah
Pancasila sebagai pedoman hidup
lemahnya persatuan bangsa
masyarakat Idonesia dalam menghadapi
Indonesia.Perbedaan yang ada pada
segala permasalahan seiring
masyarakat sering dijadikan media pecah
perkembangan zaman. Kondisi bangsa saat
belah oleh penguasa kolonial.Warga
ini mencerminkan adanya penyimpangan
pribumi di nusantara belum merasa dan
dari Pancasila tidak sesuai dengan nilai
menyadari dirinya sebagai sesama bangsa
seharusnya.Namun masih ada upaya
yang senasib dan seperjuangan.Sehingga
pelurusan kembali terhadap nilai-nilai
beberapa tokoh pergerakan nasional, mulai
Pancasila.Kelangsungan hidup negara dan
dari Tan Malaka, Hatta dan Soekarno,
bangsa Indonesia di era globlalisasi,
melihat bahwa rasa senasib dan
mengharuskan kita untuk melestarikan
sepenanggungan sebagai bangsa inilah masyarakat Indonesia terus mewarisi dan
yang harus dikembangkan.Perlakuan mengembangnkan nilai-nilai luhur yang
ketidakadilan yang diterima masyarakat digali dari dari sumber
nusantara menginspirasi adanya religioitas.Eksisitensi Tuhan sudah dikenal
penghormatan terhadap ketidakadilan oleh masyarakat nusantara 53 dengan
masyarakat pribumi yang diperlakukan segala istilah dan ajaran.Toleransi terhadap
tidak manusawi menuntut adanya perbedaan sikap banyak dijunjung oleh
penghargaan terhadap nilai-nilai nenek moyang nusantara.Berbagai nilai-
kemanusiaan dan keadilan. Secara nilai dasar tersebu mulai dirintis oleh
kodratnya manusia memiliki hak dan tokohtokoh pergerakan nasional.Pada saat
martabat yang sama. Setiap bentuk Soekarno menyebutkan dan merumuskan
pemikiran, sistem hingga tindakan yang dasar Negara yang ditawarkan dalam
tidak menghargai dimensi kemanusiaan siding BPUPKI tidak ada hadirin yang
dan keadilan bertentangan dengan prinsip menolak.Berbagai nilai luhur tersebut
Pancasila.Di alam prinsip Pancasila tidak sudah sudah ada dan hidup di masyarakat
membeda-bedakankan manusia nusantara serta diperkaya dengan
berdasarkan agama, ras, warna kulit atau pemikiran dunia yang modern.Hariyono
budaya.Pandangan Pancasila mengakui (2014) mengatakan bahwa kepentingan
adanya pluralism yang memungkinkan bangsa dan Negara selalu menempati
berkembangnya suatu nasionalisme yang posisi yang dominan dalam perumusan
inklusif.Kehidupan masyarakat yang Pancasila sebagai dasar Negara maupun
cukup memprihatinkan dari masyarakat sebagai pandangan hidup bangsa. Sejak 1
pribumi akibat pemiskinan dan Juni 1945 hingga 18 Agustus 1945 para
pembodohan oleh sistem kolonialisme, pendiri Negara sedang berdiskusi
imperialisme, dan kapitalisme.Hanya mendalam tentang platform kehidupan
melalui sistem yang humanis dan adil berbangsa dan bernegara. Persatuan
masyarakat Indonesia berpeluang untuk bangsa menjadi pertimbangan
memperoleh kemakmuran.Masyarakat utama.Berkat penggalian nilai-nilai luhur
yang adil dan makmur bukanlah suatu itulah Pancasila hingga kini masih relevan
mimpi yang diwujudkan tanpa dan cocok bagi bangsa Indonesia.Prinsip-
dasar.Pancasila dirintis untuk menggapai prinsip yang ada dalam Pancasila tidak
tatanan masyarakat yan adil dan semuanya berasal dari asing.Pancasila juga
makmur.Untuk mewujudkan masyarakat tidak semuanya berasal dari warisan
yang adil dan makmurakan terwujud jika nusantara.Para pendiri Negara mengolah
kembali warisan nusantara dan dasar dalam membangun Negara Kesatuan
memperkaya dengan warisan dunia Republik Indonesia.Pancasila sebagai
sehingga muncul suatu rumusan Pancasila dasar Negara diwujudkan dalam hukum
yang sangat cerdas dan visioner.Dari nasional Indonesia, dimana Pancasila
perpaduan budaya global dan warisan menjadi sumber dari segala sumber hukum
budaya yang luhur itulah berhasil yang ada di Negara Indonesia.Sedangkan
dirumuskan Pancasila sebagai suatu dasar sebagai pandangan hidup bangsa,
Negara sekaligus pandangan hidup.Kita Pancasila dijadikan sebagai tuntunan bagi
semua menyadari bahwa Pancasila sebagai seluruh masyarakat Indonesia dalam
Grundnorm/Staatsfundamentalnorm, yaitu menjalani kehidupan seharihari.
pokok kaidah fundamental Negara masih
2.1 Pancasila Sebagai Ideologi
berada dalam tataran normative.Pokok
fikiran Pancasila kemudian dijabarkan Ideologi memainkan peranan yang penting
dalam UndangUndang Dasar1945 yang dalam proses dan memeliara integrasi
diharapkan dapat menjadi pijakan dalam nasiona, terutama di Negara-negara yang
membuat tatanan kehidupan dan kebijakan sedang berkembang seperti Indonesia
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (Ubaidillah, 2000). Istilah ideologi berasal
Tujuan mulia pemerintahan Negara dari kata ‘idea’ berarti gagasan, konsep,
Indonesia didasari oleh empat hal yang pengertian dasar, cita-cita, dan ‘logos’
tercantum di dalam pembukaan UUD 1945 berarti ilmu.Kata idea sendiri berasal dari
alenia keempat, yaitu: 1) Melindungi bahasa Yunani ‘eidos’ yang artinya
segenap bangsa Indonesia dan seluruh bentuk.Selanjutnya ada kata ‘idein’ yang
tumpah darah Indonesia, 2) Memajukan artinya melihat.Dengan demikian secara
kesejahteraan umum, 3) Mencerdaskan harfiah ideologi berarti ilmu pengertian-
kehidupan bangsa, dan 4) Ikut pengertian dasar, cita-cita yang bersifat
melaksanakan ketertiban dunia yang tetap yang harus dicapai, sehingga cita-ita
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian yang bersifat tetap itu yang harus dicapai,
abadi dan keadilan sosial. sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu
sekaligus merupakan dasar, pandangan
2. Ideologi Pancasila dalam Perspektif
atau faham (Kaelan, 2005). Kaelan (2005)
Global
menyatakan bahwa ideologi sebagai
Pancasila merupakan dasar Negara dan pandangan masyarakat memiliki
pandangan hidup bangsa Indoesia.Sebagai karakteristik: (a) ideologi sering muncul
dasar Negara, Pancasila dijadikan sebagai dan berkembang alam situasi kritis; (b)
ideologi memiliki jangkauan yang luas, menjadi ideologi apabila pemikiran,
beragam, dan terprogram; (c) ideologi gagasangagasan tersebut secara praktis
mencakup beberapa strata JPK: Jurnal difungsikan ke dalam lembagalembaga
Pancasila dan Kewarganegaraan, politik suatu masyarakat, suatu bangsa,
pemikiran dan panutan; (d) ideologi suatu Negara (Suparlan, 2012).Pancasila
memiliki pola pemikiran yang sistematis; sebagai ideologi nasional mengatasi faham
(e) ideologi cenderung eksklusif, absolute perseorangan, golongan, suku bangsa, dan
dan universal; (f) ideologi memiliki sifat agama.Sehingga semboyan ‘Bhineka
empiris dan normatif; (g) ideologi dapat Tungga Ika’ diterapkan bagi segala
dioperasionalkan dan didokumentasikan masyarakat Indonesia dalam kesatuan
konseptualisasinya; (h) ideologi bisanya yang utuh Negara Kesatuan Republik
terjadi dalam gerakangerakan politik. Indonesia.Pancasila sebagai ideologi
Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara nasional berupaya meletakkan kepentingan
Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bangsa dan Negara Indonesia ditempatkan
bukan hanya merupakan suatu hasil dalam kedudukan utama di atas
perenungan atau pemikiran seseorang atau kepentingan yang lainnya. Kedudukan
kelompok orang sebagaimana idelogi- Pancasila sebagai ideologi bangsa dan
ideologi lain di dunia, namun Pancasila Negara Indonesia, tercantum di dalam
diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai- pembukaan UUD 1945 sebagai dasar
nilai kebudayaan serta nilai religius yang Negara Kesatuan Republik Indonesia
terdapat dalam pandangan hidup (NKRI) yang haus dilaksanakan secara
masyarakat Indonesia sebelum membentuk berkesinambungan dalam kehidupan
Negara, dengan lain perkatan unsur-unsur berbangsa dan bernegara. Dengan
yang merupakan materi (bahan) Pancasila demikian, Pancasila sebagai ideologi
tidak lain diangkat dari pandangan hidup bangsa adalah sebagai keseluruhan
masyarakat Indonesia sendiri, sehingga pandangan, cita-cita, keyakinan, dan nilai-
bangsa ini merupakan kausa materialis nilai bangsa Indonesia yang harus
(asal bahan) Pancasila (Kaelan dan diimplementasikandalam kehidupan,
Achmad Zubaidi, 2007). Ideologi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
berkaitan dengan tertib sosial, dan tertib
2.2 Globalisasi
politik yang ada, berupaya untuk secara
sadar sisteatis mengubah, Globalisasi merupakan gejala
mempertahankan tertib masyarakat.Suatu mengglobalnya sosio-cultural antar bangsa
pemikiran mendalam, menyeluruh, sehingga kultur antar bangsa di dunia
seolah-olah melebur menjadi kultur dunia (3) Sikap toleransi dan solidaritas
(global). Akibatnya hubungan antar bangsa kemanusiaan Informasi mengenai
semakin dekat. Globalisasi biasa keprihatinan dan penderitaan JPK: Jurnal
dikaitkaitkan dengan kemajuan teknologi Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1,
informasi, spekulasi dalam pasar uang, No. 2, Januari sejumlah manusia di suatu
meningkatnya arus modal lintas Negara, Negara, memotivasi pemerintah di Negara
pemasaran massal, peanasan global, era lain untuk ikut membantu meringankan
perusahaan multinasional hilangnya batas- penderitaan yang dirasakan sesamanya.
batas antar Negara dan kian melemahnya
(4) Kesadaran dalam kebersamaan
kekuasaan Negara (Budiono, dalam
Toleransi dan solidaritas antar bangsa
Suparlan 2012). Arus globalisasi tidak
berkembang menjadi kesadaran dalam
mungkin dihentikan.Berjalannya
kebersamaan untuk mengatasi berbagai
globalisasi tidak terlepas dari
masalah, dimana ancaman dan bencana
perkembangan ilmu pengetahuan dan
bagi keselamatan dunia sebagai satu-
teknologi sebagai
satunya planet tempa tinggal bagi umat
penyebabnya.Dampaknya juga tidak bisa
manusia.
dihindarkan.Bagi masyarakat, bangsa dan
Negara Indonesi, globalisasi memiliki (5) Menumbuhkan sikap terbuka Sikap
dampak positif dan negative. Adapun terbuka ini untuk mengenal dan
dampak negative dan dampak positif menghormati perbedaan, kelebihan, dalam
globalisasi menurut Suparlan (2012) antara kehidupan manusia sebagai individu
lain: maupun bangsa yang hidup di wilayah
Negara lain.
a. Dampak Positif Globalisasi bagi
Indonesia (6) Globalisasi memberi tawaran baru
Globalisasi memberikan tawaran baru
(1) Semangat kompetitif Untuk mengikuti
barupa kesematan untuk mengakses ilmu
arus globalisasi suatu Negara dituntut
pengetahuan seluasluasnya melalui
mampu bersaing di dunia internasional.
jaringan internet
(2) Kemudahan dan kenyamanan hidup
(7) Terbukanya mobilitas sosial Kemajuan
Globalisasi dengan kemajuan di bidang
transportasi mendorong mobilitas sosial
informasi, komunikasi dan transportasi
yang semakin terbuka dimana jarak tidak
telah memberi kemudahan dan
lagi menjadi permasalahan.
kenyamanan masyarakat.
b. Dampak Negatif Gobalisasi bagi menjauhi apa yang dilarang. Kemanusiaan
Bangsa Indonesia Yang Adil dan Beradab Sila kedua ini
menjelaskan bahwa kita sesama manusia
(1) Pergeseran nilai Sesuatu yang baru
mempunyai derajat yang sama dihadapan
(nilai, teknologi, budaya, dan lainnya) dari
hukum. Persatuan Indonesia Makna
asing secara tidak otomatis dapat
persatuan hakikatnya adalah satu, yang
diintegrasikan ke dalam kondisi individu
artinya bulat tidak terpecah.
atau masyarakat yang menerimanya. (2)
Pertentangan nilai Masuknya nilai-nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
baru dan asing yang tidak sejalan atau Kebijaksanaan dalam
bahkan bertentangan dengan nilai-nilai Permusyawaratan/Perwakilan
luhur dari pandangan hidup masyarakat.
Dalam sila ini menjelaskan tentang
(3) Perubahan gaya hidup (Life style) (4)
demokrasi, adanya kebersamaan dalam
Berkurangnya kedaulatan Negara
mengambil keputusan dan penanganannya,
Pemerintah harus mengakui dan bekerja di
dan kejujuran bersama.
suatu lingkungn dimana sebagian besar
penyelesaian masalah harus dirumuskan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
dengan memperhatikan dunia global. Indonesia

3. Nilai-Nilai yang terkandung dalam Makna dalam sila ini adalah adanya
Pancasila kemakmuran yang merata bagi seluruh
rakyat, seluruh kekayaan dan sebagainya
Berikut ini adalah nilai-nilai dalam lima
dipergunakan untuk kebahagiaan bersama,
sila Pancasila
dan melindungi yang lemah. Pancasila
Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar Negara, pandanga hidup
bangsa Indonesia, dan sebagai ideologi
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila
bangsa, menurut Suko Wiyono (2013)
pertama ini adalah dimana kita sebagai
memuat nilai-nilai/karakter bangsa
manusia yang diciptakan wajib
Indonesia yang tercermin dalam silasila
menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi
Pancasilasebagai berikut: 1. Nilai-nilai
laranganNya. Masyarakat Indonesia
Ketuhanan Yang Maha Esa: terkandung di
berhak untuk memeluk agama dan
dalamnya prinsip asasi (1) Kepercayaan
kepercayaannya masing-masing dan wajib
dan Ketaqwaan kepada Tuhn Yang Maha
menjalankan apa yang diperintahkan
Esa; (2) kebebasan beragama dan
dalam agama masing-masing dan
berkepercayaan paa Tuhan Yang Maha
Esa sebagai hak yang paling asasi bagi sesuai dengan nilainilai Pancasila yaitu:
manusia; (3) toleransi di antara umat Penyimpangan sila pertama Saat ini kita
beragama dan berkepercayaan kepada menjumpai generasi muda yang tidak
Tuhan Yang Maha Esa; dan (4) Kecintaan bertaqwa kepada Tuhan YME. Misalnya:
pada semua makhluk ciptaan Tuhan, meninggalkan ibadah, melanggar
khususnya makhluk manusia. 2. Nilai-nilai peraturan agama, menganggap dirinya
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: sebagai Tuhan atau Rasul, dan lain
terkandun di dalamnya prinsip asasi (1) sebagainya. Penyimpangan sila
Kecintaan kepada sesama manusia sesuai keduaSekarang ini kita temui diantara
dengan prinsip bahwa kemanusiaan adalah pemuda Indonesia yang tidak
satu adanya; (2) Kejujuran; (3) memanusiakan manusia lain sebagai mana
Kesamaderajatan manusia; (4) Keadilan; mestinya. Misalnya: kasus pembunuhan,
dan (5) Keadaban. 3. Nilai-nilai Persatua perampokan, pemerkosaan, dan lain
Indonesia: terkandung di dalamnya prinsip sebagainya. Penyimpangan sila ketiga
asasi (1) Persatuan; (2) Kebersamaan; (3) Memudarnya rasa persatuan dan kesatuan
Kecintaan pada bangsa; (4) Kecintaan yang terjadi pada masyarakat Indonesia
pada tanah air; dan (5) Bhineka Tunggal saat ini. Misalnya: tawuran antar pelajar,
Ika. 4. Nilai-nilai Kerakyatan yang bentrok antar warga seperti perang sampit,
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan bentrok antar suku seperti kisah perang
dalam Permusyawaratan/Perwakilan: sampit, dan lain sebagainya.
terkandung di dalamnya prinsip asasi (1) Penyimpangan sila keempat Demokrasi
Kerakyatan; (2) Musyawarah mufakat; (3) selayaknya dilaksanakan dengan
Demokrasi; (4) Hikmat kebijaksanaan, dan sehat.Fenomena yang terjadi saat ini masih
(Perwakilan). 5. Nilai-nilai Keadilan adanya money politic di kalangan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: masyarakat yang biasa dijumpai pada saat
terkandung di dalamnya prinsip asasi (1) 4. pemilihan kepala desa, pemilihan bupati
Kondisi Masyarakat Indonesia saat ini atau walikota.Penyimpangan sila kelima
dalam Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila Selanjutnya mengenai keadilan, banyak
Kondisi bangsa Indonesia saat ini dapat fakta-fakta mengenai ketidakadilan yang
dikaji dan identifikasi dengan melihat di lakukan oleh generasi muda bangsa
prilaku dan kepribadian masyarakat Indonesia saat ini.Tidak perlu jauh-jauh,
Indonesia tercermin pada tingkah laku saat ini dapat kita lihat pada kelompok
masyarakat Indonesia sehari-hari. Perilaku belajar kita saja sebagai faktanya.Dalam
masyarakat Indonesia saat ini yang tidak kelompok belajar PPKN misalnya, tugas
PPKN membuat makalah secara kelompok dasar Negara dan pandangan hidup bangsa
ketidak adilan selalu kita rasakan. Hal (Sri Untari, 2012). (5) Pancasila sebagai
tersebut karena sebenarnya yang paradigma keilmuan ekonomi, politik,
mengerjakan tugas kelompok dari 8 hukum, dan pendidikan (6) Pancasila
anggota kelompok, hanya 3 orang saja dan sebagai ideologi terbuka Menurut Winarno
yang lainnya tinggal nitip nama. Padahal ia dalam Sri Untari (2012) disebut terbuka
menginginkan mendapatkan nilai yang sebab ideologi Pancasila bersumber pada
sama. Sungguh ini adalah contoh kecil kondisi obyektif, konsep, prinsip, dan
yang berada pada kehidupan para pelajar nilai-nilai orisinal masyarakat Indonesia
sehari-hari. 5. Upaya yang dilakukan sendiri. Secara etimologis, istilah
Masyarakat Indonesia dalam kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta
Membudayakan Nilai-Nilai Pancasila budhayah yang merupakan bentuk jamak
Sebelum memasuki upaya masyarakat dari kata budhi yang berarti budi atau akal,
Indonesia dalam membudayakan nilai-nilai dengan demikian budaya berhubungan
Pancasila maka perlu kita tahu fungsi dari dengan budi atau akal (Suko Wiyono,
Pancasila. Sri Untari (2012) menjabarkan 2013). Menurut Kamus Besar Bahasa
fungsi Pancasila antara lain: (1) Pancasila Indonesia (2008) budaya adalah (1)
sebagai identitas dan kepribadian bangsa pikiran; akal budi; (2) adat-istiadat; (3)
Pancasila adalah kepribadian bangsa yang sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah
digali dari nilai-nilai yang telah tumbuh berkembang (beradab, maju); (4) sesuatu
dan berkembang dalam masyarakat dan yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar
budaya bangsa Indonesia. (2) Pancasila diubah. Sedangkan menurut
sebagai sistem filsafat Pancasila bersifat Koentjaraningrat dalam Suko Wiyono
obyektif ilmiah karena uraiannya bersifat (2013) kebudayaan ialah keseluruhan
logis dan dapat diterima oleh paham yang sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
lain. (3) Pancasila sebagai sumber nilai manusia dalam rangka kehidupan
Nilai dasar Pancasila adalah nilai masyarakat yang dijadikan milik diri
ketuanan, nilai kemanusiaan, nilai manusia dengan melalui belajar. Dalam
persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai artian seperti tersebut di atas maka
keadilan. (4) Pancasila sebagai sistem dibedakan wujud kebudayaan itu sebagai
etika Secara sederhana dapat dijelaskan berikut: (1) wujud kebudayaan sebagai
bahwa yang dimaksud etika Pancasila suatu kompleks gagasan, nilai, norma
adalah etika yang mengacu dan bersumber peraturan dan sebagainya, (2) wujud
pada nilai-nilai, norma Pancasila sebagai kebudayaan sebagai suatu kompleks
aktivitas serta tndakan berpola dari nilai luhur Pancasila, maka pendapat Suko
manusia dalam masyarakat, (3) wujud Wiyono (2013) berpendapat bahwa hal
kebudayaan sebagai benda-benda hasil yang ingin dicapai dalam pembudayaan
karya manusia. Berdasarkan pengertian di adalah sebagai berikut: 1) Masyarakat
atas maka pembudayaan nilai-nilai yang memiliki kesadaran yang tinggi akan
Pancasila yang merupakan sumber dari hak dan kewajiban sebagai pribadi,
karakter bangsa Indonesia, berarti anggota keluarga/masyarakat, dan sebagai
perwujudan nilai-nilai Pancasila itu dalam: warga Negara. 2) Sebagai pribadi ia dapat
(1) agasan, nilai, norma, dan peraturan, (2) bersikap dan bertingkah laku sebagai insan
aktivitas serta tindakan terpola dar hmba Tuhan, yang mampu menggunakan
manusia, dan (3) wujud hasil cipta cipta, rasa, dan karsa secara tepat,
manusia. Pembudayaan nilai-nilai sehingga dapat bersikap adil. Ia adalah
Pancasila tidak sekedar memahami saja, seorang yang beriman dan bertaqwa
namun harus dihayati dan diwujudkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesua
dalam pengalamannya oleh setiap diri dengan agama dan kepercayaan masing-
pribadi dan seluruh lapisan masyarakat masing. 3) Sebagai anggota keluarga dan
sehingga menumbuhkan kesadaran dan masyarakat ia mampu mendudukkan
kebutuhan, mempertajam perasaan, dirinya secara tepat sesuai dengan fungsi
meningkatkan daya tahan, daya tangkal dan tugasnya. Ia faham dan mampu
dan daya saing bangsa yang semuanya menempatkan hak dan kewajiban dalam
tercermin pada sikap tanggap dan perilaku hidup bersama. 4) Sebagai warga Negara
masyarakat. Pembudayaan nilai-nilai luhur ia diharapkan faham akan hak dan
Pancasila perlu diupayakan pada berbagai kewajibannya sesuai dengan peraturan
kelompok masyarakat baik kelompok perundang-undangan yang berlaku, patuh
profesi seperti tenaga kerja, notaris, guru melaksanakan segal ketentuan perundang-
dan pengacara, kelompok fungsional undangan yang didasarkan atas kesadaran.
seperti wanita, pemuda, dan lain Sebagai warga Negara mampu membawa
sebagainya.Sejalan dengan upaya diri secara tepat dalam behubungan dengan
sedemikian rupa, diharapkan terdapat sesama warga Negara, dan dengan
penghayatan dan pengalaman nilainilai lembaga-lembaga kenegaraan. 5) Sebagai
luhur Pancasila di berbagai bidang tenaga pembangunan maka ia memahami
kehidupan bagi seluruh masyarakat. prinsipprinsip dasar program dan
Berkaitan dengan upaya pembudayaan peaksanaan pembangunan, baik
karakter bangsa yang bersumber dari nilai- pembangunan di daerah maupun
pembangunan nasional. Ia faham kegiatan PendidikanKewarganegaraan. Yogyakarta:
apa yang selayaknya dikerjakan dan Paradigma Kaelan. 2005. Pendidikan
diutamakan dalam menciptakan Pancasila. Yogyakarta: Universitas Gajah
masyarakat yang adil, sejahtera, dan Mada Departemen Pendidikan Nasional.
bahagia. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia
KESIMPULAN
Pustaka Utama Sri Untari. 2012.
Pancasila merupakan dasar Negara dan “Pancasila dalam Kehidupan Berasyarakat,
pandangan hidup bangsa Indoesia.Sebagai Berbangsa, dan Bernegara” dalam
dasar Negara, Pancasila dijadikan sebagai Margono (Ed). Pendidikan Pancasila
dasar dalam membangun Negara Kesatuan Topik Aktual Kenegaraan dan
Republik Indonesia.Arus globalisasi tidak Kebangsaan. Malang: Universitas Negeri
mungkin dihentikan.Berjalannya Malang (UM Press) Sumarsono, dkk.
globalisasi tidak terlepas dari 2007. Pendidikan Kewarganegaraan.
perkembangan ilmu pengetahuan dan Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
teknologi sebagai Ubaidiah, A, dkk. 2000. Pendidikan
penyebabnya.Dampaknya juga tidak bisa kewarganegaraan (Civic Education),
dihindarkan.Bagi masyarakat, bangsa dan DEmokrasi, HAM, & Masyarakat Madani.
Negara Indonesi, globalisasi memiliki Jakarta: IAIN Jakarta Press Wiyono, Suko.
dampak positif dan negative.Pembudayaan 2013. Reaktualisasi Pancasila dalam
nilai-nilai luhur Pancasila perlu Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
diupayakan.Diharapkan terdapat Malang: Universitas Wisnuwardhana
penghayatan dan pengalaman nilai-nilai Malang Press
luhur Pancasila di berbagai bidang
kehidupan bagi seluruh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hakim, Suparlan, dkk.2012.


Pendidikan Kewarganegaraan dalam
Konteks Indonesia. Malang: Universitas
Negeri Malang Hariyono. 2014. Ideologi
Pancasila Roh Progresif Nasionalisme
Indonesia. Malang: Intans Publishing
Kaelan, & Zubaidi, Ahmad. 2007.
KEUNGGULAN JURNAL 2014).Kelemahan bangsa Indonesia yang
nampak dalam menghadapi penguasa
Jurnal ini membahas dan mengajarkan
kolonial adalah lemahnya persatuan
bagaimana cara MENJAGA EKSISTENSI
bangsa Indonesia.Perbedaan yang ada pada
PANCASILA DAN PENERAPANNYA
masyarakat sering dijadikan media pecah
BAGI MASYARAKAT DI ERA
belah oleh penguasa kolonial.Warga
GLOBALISASI. Dalam hal ini kita dapat
pribumi di nusantara belum merasa dan
menerapkan pembelajaran pancasila di
menyadari dirinya sebagai sesama bangsa
kehidupan sehari hari. Di dalam hidup
yang senasib dan seperjuangan.Sehingga
yang semakin hilangnya penerapan
beberapa tokoh pergerakan nasional, mulai
pancasila, maka dari itu jurnal itu sangat
dari Tan Malaka, Hatta dan Soekarno,
memiliki keunggulan yang sangat baik dan
melihat bahwa rasa senasib dan
bagus. Juga jurnal ini membahas teori
sepenanggungan sebagai bangsa inilah
secara luas di era globalisasi.
yang harus dikembangkan.Perlakuan
KELEMAHAN JURNAL ketidakadilan yang diterima masyarakat
nusantara menginspirasi adanya
Jurnal hanya membahas menjaga
penghormatan terhadap ketidakadilan
penerapan pancasila hanya di era
masyarakat pribumi yang diperlakukan
globalisasi, tidak secara keseluruhan, hal
tidak manusawi menuntut adanya
itu bisa dilihat dari pengembangan judul
penghargaan terhadap nilai-nilai
yang tertera yang membahas penerapan
kemanusiaan dan keadilan.
pancasila dalam era globalisasi.
SARAN
KESIMPULAN
Saran saya adalah, mohon pembahasan
Pancasila sebagai dasar Negara diwarnai
jurnal lebih luas. Tidak hanya di era
oleh ketegangan, konflik, dan consensus
globalisasi. Tetapi keseluruhan.
bersama.Kondisi bangsa Indonesia yang
dimasa kolonial selalu menempatkan
warga Nusantara sebagai pihak yang
terkalahkan banyak menginspirasi
perumusan Pancasila.Para pendiri bangsa
berhasil keluar dari rutinitas pandangan
hidup bangsanya melalui 52 penalaran dan
kontemplasi yang brilyan (Hariyono,

Anda mungkin juga menyukai