Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (2): 6 - 13

ISSN: 0852-3581
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/

Evaluasi sifat putih telur ayam pasteurisasi ditinjau dari pH, kadar
air, sifat emulsi dan daya kembang Angel Cake
Nia Agustina, Imam Thohari dan Djalal Rosyidi

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya


Jl. Veteran Malang 65145 Jawa Timur

itohfptub@gmail.com

ABSTRACT: The purpose of this research was to determine effect of pasteurized egg
and storage time on pH, water content, characteristics of emulsion, volume of angel cake
and determine the best treatment. Method was used pasteurzation research was a
experiment factorial Randomized Block Design (RBD) with 2x3 treatment and 3
replication. The data was analized by using analysis of variance continued by Honestly
Significant Difference (HSD). The results showed that the interaction pasteurization and
storage time was a very significant effect (P<0.01) on pH, water content, characteristics
of emulsion and volume of angel cake. The conclusion of this research the effect storage
time increase on pH, decrease characteristics of emulsion and volume of angel cake.
Interaction pasteurization and storage time has not effect on water content. The best
treatment is not pasteurization and storage time. The suggestion be can given should to
use fresh eggs, as well as further research needs to be done to test the others like texture
and organoleptic.

Keywords : egg, pasteurization, angel cake

PENDAHULUAN cukup lengkap. Kandungan protein pada


Telur merupakan bahan pangan telur terdapat pada putih telur dan kuning
hasil ternak unggas yang memiliki telur.
sumber protein hewani yang memiliki King’ori (2012) menjelaskan
rasa lezat, mudah dicerna dan bergizi bahwa putih telur merupakan salah satu
tinggi. Teknik pengolahan telur telah bagian dari sebuah telur utuh yang
banyak dilakukan untuk meningkatkan mempunyai persentase sekitar 58-60 %
daya tahan serta kesukaan konsumen dari berat telur itu dan mempunyai dua
(Irmansyah dan Kusnadi, 2009). lapisan, yaitu lapisan kental dan lapisan
Telur mempunyai cangkang, encer. Bell and Weaver (2002)
selaput cangkang, putih telur (albumin) menambahkan bahwa lapisan kental
dan kuning telur (Jacqueline, et al, terdiri atas lapisan kental dalam dan
2000). Cangkang dan putih telur terpisah lapisan kental luar dimana lapisan kental
oleh selaput membran, kuning telur dan dalam hanya 3% dari volume total putih
albumin terpisah oleh membran kuning telur dan lapisan kental putih telur
telur. Rahayu (2003) menyebutkan mengandung protein dengan
bahwa telur banyak dikonsumsi dan karakteristik gel yang berhubungan
diolah menjadi produk olahan lain dengan jumlah ovomucin protein.
karena memiliki kandungan gizi yang Tan, et al (2012) menyatakan

6
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (2):6 - 13

bahwa kualitas telur dapat berubah cream of tartar. Peralatan yang


karena adanya perlakuan yang diberikan digunakan dalam penelitian ini meliputi
seperti pemanasan dan penyimpanan. mixer merk Philips, oven, loyang,
Pemanasan pada telur dapat dilakukan spatula, kuas, pH meter merk Beckmen,
dengan cara pasteurisasi yakni suatu cara cawan, timbangan analitik merk Mattler
pemanasan dengan suhu 60o C selama Toledo, oven merk WT Binder (100-
3,5 menit untuk menghambat 105oC), eksikator, penjepit cawan,
pertumbuhan bakteri patogen yang penggaris, wadah, lidi panjang, tabung
terdapat pada telur. Siregar, dkk (2012) testube 5 ml, sentrifuse 12.000 rpm, dan
menambahkan bahwa kualitas telur stopwatch.
dapat menurun terutama selama
penyimpanan. Penguapan air akan Metode
terjadi karena adanya penyimpanan telur Metode yang digunakan dalam
yang mengakibatkan penurunan berat penelitian ini adalah Rancangan Acak
pada telur terutama dari putih telur Kelompok (RAK) faktorial dengan 2
(Romanoff and Romanoff, 1993). perlakuan yakni telur tanpa pasteurisasi
Hajrawat dan Aswar (2011) (P0) dan telur pasteurisasi (P1). Lama
menyatakan bahwa pH telur akan naik penyimpanan telur pasteurisasi yaitu 0
karena kehilangan CO2. Kadar air pada hari (T0), 7 hari (T1), 14 hari (T2), 21
telur akan hilang akibat lama simpan hari (T3) dengan 3 kali ulangan untuk
pada telur dan suhu penyimpanan untuk masing-masing perlakuan.
telur yang akan mempercepat terjadinya
reaksi metabolisme dan pertumbuhan Prosedur penelitian
bakteri (Bobyda, 2009). Berdasarkan Prosedur pasteurisasi telur
uraian di atas penelitian ini ditujukan menurut Whiting and Buchanan (1997):
untuk mengetahui sifat putih telur ayam 1. Dibersihkan cangkang telur segar
pasteurisasi ditinjau dari pH, kadar air, (dicuci dengan air) kemudian
sifat emulsi dan daya kembang angel dikeringkan.
cake. 2. Dipasteurisasi dengan suhu 60o C
selama 3,5 menit.
MATERI DAN METODE a. Disiapkan 2 buah panci (satu
Pengambilan data penelitian berukuran besar dan berukuran
dimulai tanggal 18 Maret sampai dengan kecil) dan 1 buah saringan
18 April 2013 di Laboratorium besar.
Teknologi Hasil Ternak Fakultas b. Diisi panci besar dengan air,
Peternakan, Laboraturium Sentral Ilmu kemudian diisi panci kecil dan
Hayati Universitas Brawijaya Malang diletakkan didalam panci besar
dan di rumah di Jl. Ikan Duyung No. 2 yang ada airnya.
Malang. c. Diukur suhu sampai mencapai
titik 60oC.
Materi d. Dimasukkan telur kedalam
Materi yang digunakan dalam saringan dan dicelupkan pada
penelitian ini adalah telur ayam panci kecil selama 3,5 menit.
konsumsi sebanyak 150 butir dengan Lalu diangkat.
rata-rata berat telur 50-60 g. Bahan- 3. Disimpan telur yang dipasteurisasi
bahan lain yang digunakan untuk dengan lama simpan 0, 7, 14, dan 21
pembuatan angel cake adalah tepung hari.
terigu, gula pasir, vanili, garam, dan Prosedur pembuatan angel cake

7
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (2):6 - 13

menurut Matz (1992): pH, kadar air, sifat emulsi dan daya
1. Diawali dengan menyiapkan bahan- kembang angel cake. Pengukuran
bahan yang akan digunakan (telur, Variabel:
tepung terigu, gula, garam, vanili 1. Pengujian pH putih telur.
dan cream of tar tar). 2. Pengujian kadar air putih telur.
2. Dipisahkan kuning telur dan putih 3. Pengujian daya kembang.
telur yang akan digunakan dan 4. Pengujian emulsi putih telur.
ditimbang untuk bahan-bahan kue
yang lainnya. Analisa data
3. Dihomogenkan putih telur, setengah Data yang diperoleh dianalisis
gula, garam, vanili dan cream of tar dengan menggunakan analisis ragam
tar dengan electric hand mixer pada (ANOVA) untuk uji pH, kadar air dan
kecepatan terendah (skala kecepatan daya kembang yang dilanjutkan dengan
1) sampai setengah mengembang. Uji Beda Nyata Jujur (Yitnosumarto,
4. Ditambahkan gula setengahnya lagi 1993) dan analisis data secara deskriptif
dengan electric hand mixer pada untuk uji sifat emulsi (Tan et al, 2012).
kecepatan tertinggi (skala kecepatan
3) sampai mengembang. HASIL DAN PEMBAHASAN
5. Ditambah tepung terigu sampai
homogen. Nilai pH
6. Dituang adonan ke dalam loyang Hasil analisis ragam
yang telah ditimbang kemudian menunjukkan bahwa terdapat interaksi
diukur volumenya (panjang x lebar antara perlakuan pasteurisasi dan lama
x tinggi adonan). simpan yang memberikan pengaruh
7. Dipanggang pada oven selama 35- nyata (P<0,05) terhadap pH putih telur.
40 menit. Setelah matang, angel Rata-rata nilai pH putih telur dan Uji
cake didinginkan selama ± 30 menit. Beda Nyata Jujur (BNJ) 5% pada
perlakuan telur pasteurisasi dan lama
Variabel pengamatan simpan dapat dilihat pada Tabel 1.
Variabel yang diukur meliputi

Tabel 1. Rata-rata nilai pH putih telur ayam


Perlakuan Waktu penyimpanan Rata-rata
T0 T1 T2 T3
a b c
P0 7,78 9,42 9,61 9,67c 9,12q±0,9
P1 7,78a 9,25b 9,38b 9,58c 9,00p±0,82
s t u v
Rata-rata 7,78 ±0,00 9,34 ±0,12 9,49 ±0,16 9,62 ±0,06
p,q,s,t,u,v
Keterangan : Superskrip ( ) pada kolom menunjukkan perbedaan yang sangat nyata
(P<0,01)
Superskrip (a,b,c) pada kolom menunjukkan perbedaan yang nyata
(P<0,05)

Perlakuan pasteurisasi telur dan dan meningkat menjadi 9,69 setelah


lama simpan berpengaruh besar terhadap penyimpanan selama 3 minggu. Derajat
nilai pH putih telur. Derajat keasaman keasaman (pH) putih telur mengalami
(pH) putih telur segar tanpa peningkatan tiap minggunya hingga
penyimpanan pada penelitian menjadi pH basa. Menurut Belitz and
menunjukkan angka antara 7,64-7,93 Gorsch (2009), pH putih telur yang baru
8
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (2):6 - 13

dikeluarkan atau telur segar kira-kira pasteurisasi dan telur tanpa pasteurisasi.
7,6-7,9 dan meningkat sampai nilai Perlakuan lama simpan juga
maksimal 9,7 tergantung temperatur dan memberikan pengaruh yang sangat nyata
lama penyimpanan. Ditambahkan oleh terhadap nilai pH putih telur. Telur yang
Rizal dkk. (2012), pH albumen disimpan sampai 3 minggu akan
meningkat karena disebabkan oleh mengalami perubahan internal, salah
lepasnya O2 melalui pori-pori cangkang. satunya yaitu pH putih telur. Lama
Putih telur yang mempunyai pH simpan yang terjadi akan membuat putih
meningkat menjadi basa selain telur bagian yang kental mengalami
disebabkan oleh menguapnya CO2, juga pengenceran karena adanya perembesan
disebabkan karena putih telur dibagian putih telur ke kuning telur yang
yang kental mengalami pengenceran menyebabkan volume kuning telur
yang akhirnya akan merembes ke kuning membesar. Sudaryani (2003)
telur. Hintono (1995) menjelaskan menjelaskan bahwa penguapan air
pengenceran putih telur disebabkan terjadi karena adanya difusi air dari putih
karena pecahnya serabut mucin yang telur menuju kuning telur. Encernya
mengakibatkan meningkatnya pH putih putih telur ini akibat dari interaksi antara
telur. Selin itu, meningkatnya pH putih ovomucin dan lyzozyme yang
telur juga disebabkan oleh hilangnya mengakibatkan stabilitas buihnya
CO2 dari dalam telur. menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat
Buckle et al. (2007) menjelaskan Celly (1986) yang disitasi oleh Winarti
bahwa gas CO2 yang hilang pada putih dan Trianini (2005) bahwa beberapa
telur mengakibatkan pengikat cairan protein putih telur dapat membetuk busa
putih telur atau ovomucin menjadi rusak. paling baik pada pH sekitar 6,5-9,5 dan
Peningkatan pH yang terjadi pada putih ini berbanding terbalik dengan stabilitas
telur akan menurunkan kualitas putih buih putih telur.
telur karena akan menyebabkan
kerusakan protein dan daya guna putih Kadar air
telur tidak lagi optimal. Protein yang Hasil analisis ragam
telah rusak tidak akan bisa membentuk menunjukkan bahwa interaksi antara
buih secara optimal (Scoot and perlakuan pasteurisasi dan lama simpan
Silverside, 2000). tidak memberikan pengaruh yang nyata
Pasteurisasi memberikan (P>0,05) terhadap nilai kadar air putih
pengaruh sangat nyata terhadap nilai pH telur. Perlakuan pasteurisasi juga tidak
putih telur. Telur yang dipasteurisasi memberikan pengaruh yang nyata
mengalami penggumpalan atau (P>0,05) terhadap nilai kadar air putih
koagulasi pada protein putih telur dan telur. Perlakuan kedua yakni lama
membran kulit telur, sehingga pori-pori simpan telur memberikan pengaruh yang
cangkang tertutup dan tidak terjadi sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai
penguapan. Menurut Rizal dkk. (2012), kadar air putih telur. Rata-rata kadar air
pori-pori cangkang yang tertutup akibat putih telur dan Uji Beda Nyata Jujur
koagulasi pada protein putih telur dan (BNJ) 5 % pada perlakuan telur
membran kulitnya mengakibatkan CO2 pasteurisasi dan lama simpan dapat
tidak dapat keluar, sehingga pH putih dilihat pada Tabel 2.
telur tidak berbeda antara telur

Tabel 2. Rata-rata nilai kadar air putih telur ayam (%)


Perlakuan Waktu penyimpanan Rata-rata
9
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (2):6 - 13

T0 T1 T2 T3
P0 88,83 87,87 87,65 87,52 87,97±0,59
P1 88,93 87,77 87,14 87,28 87,78±0,64
Rata-rata 88,88t±0,07 87,82s±0,07 87,39s±0,36 87,40s±0,16
Keterangan : Superskrip (s,t) pada kolom menunjukkan perbedaan yang sangat nyata
(P<0,01)

Perlakuan pasteurisasi pada telur mengakibatkan terjadinya perluasan


tidak berpengaruh terhadap nilai kadar rongga udara. Yuwanta (2010)
air putih telur. Adanya pasteurisasi menjelaskan bahwa kehilangan air dapat
memicu terjadinya koagulasi pada terjadi karena lama penyimpanan telur.
protein putih telur dan membran kulit Ditambahkan oleh Gary et al. (2009),
telur yang membuat pori-pori kerabang semakin lama penyimpanan semakin
tertutup, mengakibatkan CO2 pada telur besar ukuran kantong telur, karena
tidak menguap. Penguapan CO2 penguapan air akan menyebabkan
merupakan salah satu faktor dari penempelan membran luar pada
menurunnya kadar air putih telur. Hal ini kerabang, dan membran dalam
sesuai dengan pendapat Hintono (1995) menempel pada albumen.
bahwa membran kulit telur terdiri dari 2
lapisan, yaitu membran kulit telur dalam Sifat emulsi
dan membran kulit telur luar yang Hasil emulsi dari tiap minggunya
tersusun oleh serabut protein yang tidak mengalami penurunan dimana minyak
teratur. yang bercampur dengan putih telur tiap
Perlakuan lama simpan telur minggu mengalami pengurangan. Hasil
memberikan pengaruh yang sangat nyata pada sampel telur tanpa pasteurisasi dan
terhadap nilai kadar air putih telur. Lama pasteurisasi tiap menit yang berbeda
simpan telur pada suhu ruang dapat mengalami penurunan. Rata-rata minyak
menyebabkan putih telur mengalami yang bercampur akibat perlakuan
penurunan kadar air. Penurunan itu pasteurisasi dan lama simpan dapat
terjadi karena disebabkan adanya dilihat pada Tabel 3.
penguapan air pada telur sehingga juga

Tabel 3. Rata-rata minyak yang bercampur (ml)


Perlakuan Waktu penyimpanan Rata-rata
T0 T1 T2 T3
P0 0,4 0,5 0,5 0,6 0,5±0,08
P1 0,4 0,5 0,7 0,6 0,6±0,13
Rata-rata 0,4±0,0 0,5±0,0 0,6±0,14 0,6±0,0

Penurunan sifat emulsi pada berbalik keluar (interaksi hidrophobik),


putih telur terjadi setiap minggu karena sehingga banyak air yang tidak terikat
putih telur yang encer dan membuat lagi oleh protein.
rantai protein membuka. Siregar dkk. Nilai pH pada penelitian semakin
(2012) menjelaskan pada protein putih meningkat menjadi basa (diatas 7)
telur telah terjadi perubahan emulsi, selama penyimpanan, emulsi yang
lapisan dalam bersifat hidrofobik dihasilkan tidak tinggi. Penelitian Tan et

10
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (2):6 - 13

al. (2012) menunjukkan bahwa


dibandingkan dengan telur yang tidak Daya kembang angel cake
dipasteurisasi, telur yang dipasteurisasi Hasil analisis ragam
memiliki daya emulsi dan busa yang menunjukkan bahwa interaksi antara
lemah, tetapi memiliki kemampuan gel perlakuan telur pasteurisasi dan lama
yang tinggi. Hal ini karena adanya simpan tidak memberikan pengaruh
perubahan struktur protein selama yang nyata (P>0,05) terhadap daya
pasteurisasi. Anief (2000) menyatakan kembang angel cake. Perlakuan telur
bahwa putih telur merupakan salah satu pasteurisasi juga tidak memberikan
emulsi alam selain minyak yang biasa pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap
digunakan. Mengetahui sifat emulsi daya kembang angel cake. Sedangkan
misalnya mayones, pengemulsi yang untuk perlakuan lama simpan
digunakan adalah kuning telur, dalam memberikan pengaruh yang sangat nyata
penelitian ini digunakan putih telur (P<0,01) terhadap daya kembang angel
sebagai zat pengemulsi. Ditambahkan cake. Rata-rata daya kembang angel
oleh Budiman dan Rukmiasih (2007), cake dan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) 5%
putih telur adalah protein yang bersifat pada perlakuan telur pasteurisasi dan
sebagai zat pengemulsi dengan kekuatan lama simpan dapat dilihat pada Tabel 4.
biasa, sedangkan kuning telur adalah zat
pengemulsi yang kuat.

Tabel 4. Rata-rata daya kembang angel cake (%)


Perlakuan Waktu penyimpanan Rata-rata
T0 T1 T2 T3
P0 55,37 53,36 15,03 10,66 33,61±24,05
P1 55,94 49,74 13,81 10,64 32,53±23,62
u t s s
Rata-rata 55,65 ±0,40 55,55 ±2,56 14,42 ±0,86 10,65 ±0,02
Keterangan : Superskrip (s,t,u) pada kolom menunjukkan perbedaan yang sangat nyata
(P<0,01)

Perlakuan pasteurisasi pada telur


tidak memberikan pengaruh yang nyata Perlakuan terbaik
terhadap daya kembang angel cake. Perlakuan terbaik pada putih
Pasteurisasi yang bersifat hanya telur ayam tanpa pasteurisasi dan
menggumpalkan membran putih telur pasteurisasi diperoleh dengan
saja, jadi tidak semua protein putih telur menggunakan telur ayam tanpa
menggumpal. Interaksi yang tidak nyata mengalami penyimpanan (T0).
berdasarkan analisis ragam
menunjukkan bahwa interaksi antara KESIMPULAN
perlakuan pasteurisasi dan lama simpan Nilai pH putih telur mengalami
tidak memiliki kekuatan yang besar peningkatan menjadi basa karena adanya
terhadap daya kembang angel cake. perlakuan lama simpan sampai minggu
Marsella dan Rustanti (2012) ke 3, sedangkan pH putih telur tidak
menambahkan bahwa daya kembang mengalami peningkatan yang tinggi
berhubungan erat dengan kandungan pada perlakuan pasteurisasi. Kadar air
protein dimana putih telur memiliki putih telur tidak mengalami penurunan
kandungan protein yang tinggi. maupun peningkatan pada perlakuan
11
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (2):6 - 13

pasteurisasi dan lama simpan. Hasil Irmansyah, J dan Kusnadi. 2009. Sifat
emulsi tiap minggunya mengalami listrik telur ayam kampung
penurunan karena minyak yang selama penyimpanan. Media
bercampur mengalami pengurangan. Peternakan 32 (1) : 22-30
Daya kembang pada angel cake Jacqueline, P. Y.,R. Miles and M. F.
mengalami penurunan tiap minggunya Ben. 2000. Kualitas telur. Jasa
dengan lama simpan selama 3 Ekstensi Koperasi, Lembaga
minggu.dan perlu dilakukan penelitian Ilmu Pangan dan Pertanian
lanjutan untuk uji yang lain seperti Universitas Florida.
tekstur dan organoleptik. Gainesville.
King’ori, AM. 2012. Uses of poultry egg:
DAFTAR PUSTAKA Egg albumen and egg yolk. J.
Anief. 2000. Ilmu meracik obat, teori Poultry. Sci, 5 (2): 9-13
dan praktek. Gadjah Mada Marsella, T. D. dan N. Rustanti. 2012.
University Press. Yogyakarta. Pengaruh penambahan telur
Belitz, H. D and W. Grosch. 2009. terhadap kandungan zat gizi,
Food chemistry. Edisi 4 Revisi. volume pengembangan dan uji
Berlin. kesukaan Blondies Garut
Bell, D. and Weaver. 2002. Commercial (Marantha Arundinacea)
chicken meat and Egg. Kluwer sebagai alternatif makanan bagi
Academic Publishers. United sindrom autisme. Journal of
States of America. Nutrition College, 1 (1):628-644
Bobyda, 2009. Telur yang penuh Matz, S. A. 1992. Bakery technology
khasiat.http://infoduniat.com/tel and enginering. Second Edition.
ur-yangpenuh-khasiat.pdf Van Nostrand Reinhold. New
Diakses pada 7Februari 2013 York.
Buckle, K. A, R. A. Edwards, G. H. Rahayu, I. 2003. Karakteristik fisik,
Fleet, and M. Wooton. 2007. komposisi kimia dan uji
Food science. International organoleptik Ayam Merawang
Development Program of dengan pemberian pakan
Australian University and bersuplemen omega 3.Jurnal
Colleges. Australia. Teknologi dan Industri Pangan
Budiman, C dan Rukmiasih. 2007. XIV, (3) : 199-205
Karakteristik putih telur Itik Rizal. B, A. Hintono, dan Nurwantoro.
Tegal. Seminar Nasional 2012. Pertumbuhan mikroba
Teknologi Peternakan. IPB pada telur pasca pasteurisasi.
Bogor. Anim Agri J,1 (2): 208- 218
Hajrawati dan M. Aswar. 2011. Kualitas Romanoff, A. L. and A. J. Romanoff.
interior telur ayam ras dengan 1993. The avian egg. Jhon Wiley
penggunaan larutan daun sirih and Sons. New York.
(Piper Betle L.) sebagai bahan Scoot, T. A and F. G. Silverside. 2000.
pengawet. Seminar Nasional The effect of storage and strain
Teknologi Peternakan dan of hen on egg quality. Poult. Sci.,
Veteriner. Makassar. 79 : 1725-1729
Hintono, A. 1995. Dasar-dasar ilmu Siregar. R. F, A. Hintono dan S.
telur. Fakultas Peternakan Mulyani. 2012. Perubahan sifat
Universitas Diponegoro, fungsional telur ayam ras pasca
Semarang. pasteurisasi. Anima Agri J, 1(1):
12
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (2):6 - 13

521 – 528
Sudaryani, T. 2003. Kualitas telur.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Tan, T. C., K. Kanyarat and M. E.
Azhar. 2012. Evaluation of
functional properties of egg
white obtained from pasteurized
shell egg as ingredient in angel
food cake. International Food
Research Journal, 19 (1): 303-
308.
Whiting, R. C. and R. L. Buchanan.
1997. International Journal of
Food Microbiology, 36 (1): 111-
125.
Winarti, E dan Trianini. 2005. Peluang
telur invertil pada usaha
penetasan telur itik sebagai telur
konsumsi. Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan
Venteriner
Yitnosumarto, S. 1993. Percobaan.
perancangan, analisis dan
interpretasinya. Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta
Yuwanta, T. 2010. Telur dan kualitas
telur. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai