Anda di halaman 1dari 5

Aturan Tentang Guru Yang Belum S1/DIV

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) Pasal 82 Ayat
(2) “Guru yang belum memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik sebagaimana
dimaksud pada Undang-Undang ini, wajib memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikat
pendidik paling lama 10 (sepuluh) tahun sejak berlakunya Undang-Undang ini.” (TMT
diundangkan: 30 Desember 2005, Pasal 84 "Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.")

2. Aturan soal pengetatan dan syarat kualifikasi guru harus minimal S1/DIV juga dikuatkan
oleh Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, terutama dalam Pasal 63
Ayat (1), yang bunyinya sebagai berikut, “Guru yang tidak dapat memenuhi kualifikasi
akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dalam
jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sebagaimana ditentukan dalam Pasal 82 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen setelah yang bersangkutan diberi
kesempatan untuk memenuhinya, kehilangan hak untuk mendapat tunjangan fungsional
atau subsidi tunjangan fungsional dan maslahat tambahan,”.

3. Selanjutnya dalam Pasal 65 huruf d PP 74/2008 tentang Guru juga disebutkan, bahwa
“Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru yang memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan ayat (3) pada satuan pendidikan yang belum
memenuhi ketentuan rasio peserta didik terhadap guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17 tetap menerima tunjangan profesi.”

*Pasal 15 ayat 1 "Tunjangan profesi diberikan kepada Guru yang memenuhi


persyaratan sebagai berikut:

a. memiliki satu atau lebih Sertifikat Pendidik yang telah diberi satu nomor registrasi
Guru oleh Departemen;
b. memenuhi beban kerja sebagai Guru;
c. mengajar sebagai Guru mata pelajaran dan/atau Guru kelas pada satuan pendidikan
yang sesuai dengan peruntukan Sertifikat Pendidik yang dimilikinya;
d. terdaftar pada Departemen sebagai Guru Tetap;
e. berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun; dan
f. tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi selain satuan pendidikan tempat
bertugas.

*Pasal 15 Ayat 3 "Guru pemegang sertifikat pendidik yang memenuhi ketentuan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kecuali huruf c berhak memperoleh tunjangan
profesi jika mendapat tugas tambahan sebagai:

a. kepala satuan pendidikan dengan beban kerja sesuai dengan beban kerja kepala satuan
pendidikan;
b. wakil kepala satuan pendidikan dengan beban kerja sesuai dengan beban kerja wakil
kepala satuan pendidikan;
c. ketua program keahlian satuan pendidikan dengan beban kerja sesuai dengan beban
kerja ketua program keahlian satuan pendidikan;
d. kepala perpustakaan satuan pendidikan dengan beban kerja sesuai dengan beban kerja
kepala perpustakaan satuan pendidikan;
e. kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi satuan pendidikan dengan beban
kerja sesuai dengan beban kerja kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi
satuan produksi;
f. guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan beban kerja sesuai dengan beban
kerja
g. guru bimbingan dan konseling atau konselor; atau
h. pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
inklusi atau pendidikan terpadu dengan beban kerja sesuai dengan beban kerja
pembimbing khusus pada satuan pendidikan.

*Pasal 17:

(1) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memberikan tunjangan fungsional


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) kepada guru yang diangkat oleh
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah.
(2) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memberikan subsidi tunjangan fungsional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) kepada guru yang diangkat oleh
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(3) Tunjangan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan subsidi tunjangan
fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dialokasikan dalam anggaran
pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.

4. Pasal 2 PP 74/2008 "Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik, kompetensi, Sertifikat


Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional”. Maka utk melaksanakan PP tsb terbitlah Permendiknas No. 10/2009
tentang Sergur Dalam Jabatan. Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian
sertifikat pendidik kepada guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru
bimbingan dan konseling atau konselor, dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas
satuan pendidikan. Berkaitan dengan hal tsb ada dua pasal yang harus dipahami, khususnya
yang belum memiliki S1/DIV dan yang diangkat menjadi pengawas satuan pendidikan. Dua
pasal pada PP 74/2008 yang dimaksud ialah Pasal 66 dan Pasal 67.

*Pasal 66 "Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini,
Guru Dalam Jabatan yang belum memenuhi Kualifikasi Akademik S-1 atau D-IV, dapat
mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh Sertifikat Pendidik apabila sudah:

a. mencapai usia 50 (lima puluh) tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 (dua puluh)
tahun sebagai Guru; atau
b. mempunyai golongan IV/a, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan
golongan IV/a.

*Pasal 67 "Pengawas satuan pendidikan selain Guru yang diangkat sebelum berlakunya
Peraturan Pemerintah ini diberi kesempatan dalam waktu 5 (lima) tahun untuk
memperoleh Sertifikat Pendidik."

PP Nomor 74 Tahun 2008 mulai berlaku pada tanggal ditetapkan yakni 1 Desember 2008.
Dengan dasar ini maka pemahaman atas pasal 66 dan 67 di atas adalah sebagai berikut:

(1) Sejak 1 Desember 2008, sampai dengan 5 tahun ke depan (sampai dengan tahun 2013),
guru yang belum S1/DIV dapat mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat
pendidik.
(2) Guru yang diangkat jadi pengawas sejak sebelum 1 Desember 2008, dalam waktu 5
(lima) tahun (sampai dengan tahun 2013) diberi kesempatan untuk memperoleh
Sertifikat Pendidik.
Pelaksanaan atas pasal 66 dan 67 PP 74/2008 itu, kemudian diatur dalam Permendiknas
Nomor 10/2009 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan, yakni pada pasal 2 dan 6:

Pasal 2 ayat 1 "Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui:

a. uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik;

b. pemberian sertifikat pendidik secara langsung;"

Pasal 2 ayat 2 "Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dapat diikuti
oleh guru dalam jabatan yang:

a. memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV);

b. belum memenuhi kualifikasi akademik S-1 atau D-IV apabila sudah:

1) mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru;
atau
2) mempunyai golongan IV/a, atau yang memnuhi angka kredit kumulatif setara dengan
golongan IV/a."

Pasal 6 ayat 1 "Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dan guru yang diangkat dalam jabatan
pengawas yang belum memenuhi kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebagaimana
dimaksud pada Pasal 2 ayat (2) huruf b, berlaku dalam jangka 5 tahun sejak berkunya
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Pasal 6 ayat 2 "Ketentuan uji kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri ini berlaku
juga untuk sertifikasi bagi pengawas satuan pendidikan selain guru yang diangkat sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru."

Kesimpulannya, secara tidak langsung setelah tahun 2013, Guru/pengawas non


S1/DIV sudah tidak bisa mendapatkan sertifikasi pendidik lagi.

5. Permen PAN & RB No. 16 Tahun 2009 Pasal 40 Ayat 2 "Guru sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 39 ayat (3) huruf b dan Pasal 40 ayat (1) apabila tidak memperoleh ijazah
Sarjana (S1)/Diploma IV yang sesuai dengan bidang tugas yang diampu, kenaikan pangkat
setinggi-tingginya adalah Penata Tingkat I, golongan ruang Ill/d, atau pangkat terakhir yang
dimiliki."
6. Perbersama Mendiknas No. 14 Tahun 2010 & Ka. BKN No. 03/V/PB/2010 Tentang Juklak
Jabfung Guru Pasal 34 Ayat 3 "Pada saat Peraturan Bersama ini ditetapkan, Guru yang telah
memiliki pangkat Pembina, golongan ruang IV/a ke atas dan belum memiliki ijazah Sarjana
(S1)/Diploma IV, tidak dapat dipertimbangkan untuk naik pangkat." (Ditetapkan efektif
tanggal 1 Januari 2013 (Pasal 42))

Anda mungkin juga menyukai