Lilitan Tali Pusat
Lilitan Tali Pusat
BAB I
PENDAHULUAN
Usia kehamilan Kematian bayi pada trimester pertama atau kedua sering disebabkan
karena puntiran tali pusat secara berulang-ulang ke satu arah. Ini mengakibatkan arus
darah dari ibu ke janin melalui tali pusat tersumbat total. Karena dalam usia kehamilan
tersebut umumnya bayi masih bergerak dengan bebas. Hal tersebut menyebabkan
kompresi tali pusat sehingga janin mengalami kekurangan oksigen.
Polihidramnion kemungkinan bayi terlilit tali pusat semakin meningkat.
Panjangnya tali pusat dapat menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat bayi rata-rata
50 sampai 60 cm. Namun, tiap bayi mempunyai panjang tali pusat berbeda-beda. Panjang
pendeknya tali pusat tidak berpengaruh terhadap kesehatan bayi, selama sirkulasi darah
dari ibu ke janin melalui tali pusat tidak terhambat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah berhasilnya penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memberikan
penanganan tentang lilitan tali pusat.
2. Tujuan Khusus
Dapat menjelaskan tanda-tanda bayi terlilit tali pusat
Dapat menyebutkan penyebab terjadinya lilitan tali pusat
Dapat menjelaskan cara mengatasi lilitan tali pusat
C. Manfaat
Dengan adanya makalah ini, maka dapat memberikan manfaat serta pengetahuan yang
berguna bagi mahasiswa, khususnya Mahasiswa Akademi Kebidanan dalam memahami tentang
perawatan dan pemotongan tali pusat pada bayi baru lahir.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pada usia kehamilan sebelum 8 bulan umumnya kehamilan janin belum memasuki bagian
atas panggul. Pada saat itu ukuran bayi relative kecil dan jumlah air ketuban berlebihan
( polihidramnion) kemungkinan bayi terlilit tali pusat.
2. Tali pusat yang panjang menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat bayi rata-rata 50 –
60 cm, namun tiap bayi mempunyai tali pusat bebeda-beda. Dikatakan panjang jika
melebihi 100 cm dan dikatakan pendek jika kurang dari 30 cm.
1. Puntiran tali pusat secara berulang-ulang kesatu arah. Biasanya terjadi pada trimester
pertama dan kedua. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin melalui tali pusat
terhambat total. Karena dalam usia kehamilan umumnya bayi bergerak bebas.
2. Lilitan tali pusat pada bayi terlalu erat sampai dua atau tiga lilitan, hal tersebut
menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami hipoksia / kekurangan
oksigen.
Dalam pimpinan persalinan terutama kala dua observasi, DJJ sangatlah penting segera
setelah his dan refleks mengejan. Kejadian distress janin merupakan indikasi untuk
menyelesaikan persalinan sehingga bayi dapat diselamatkan. Jika tali pusat melilit longgar
dileher bayi, lepaskan melewati kepala bayi namun jika tali pusat melilit erat dileher, lakukan
penjepitan tali pusat dengan klem di dua tempat, kemudian potong diantaranya, kemudian
lahirkan bayi dengan segera. Dalam situasi terpaksa bidan dapat melakukan pemotongan tali
pusat pada waktu pertolongan persalinan bayi.
a. Hernia umbilikalis
b. Solusio plasenta
c. Partus lama
d. Inversio uteri
A. IDENTITAS
B. ANAMNESA
2 H A M I L I N I
I. Muka
Kelopak mata : Tidak ada oedem palpebra
Konjungtiva : Tidak ikterus
Sklera : merah jambu
II. Mulut dan gigi :
Lidah dan geraham : Tidak ada stomatitis
Gigi :Tidak ada yang berlubang
III. Kel. Thyroid : tidak ada
Pembesaran : tidak ada
IV. Kel. Getah bening: tidak ada
Pembesaran : tidak ada
V. Dada : Simetris
Jantung : normal
Payudara :simetris
Puting susu :menonjol
Simetris : Ya
Benjolan : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
Rasa nyeri : ada
Lain-lain :tidak ada
VI. Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang : Lordosis
Pinggang : normal
VII. Ekstremitas atas dan bawah :
Oedema : tidak ada
Kekakuan otot dan sendi : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Varices : tidak ada
Refleks : Ka (+) Ki(+)
VIII. Abdomen Bekas luka operasi : tidak
ada
Konsistensi :
Benjolan :tidak ada
Pembesaran hati : tidak ada
Strie : alba
Linea : Nigra
Kandung kemih : kosong
V. PERENCANAAN
Tanggal :16 Oktober 2011 Pukul :11.40 Wib
1. Letakkan (dekatkan) piring penampung plasenta
2. Kaji tanda-tanda pelepasan plasenta
3. Lakukan manajemen aktif kala III
4. Massase perut ibu
5.lakukan penghectingan laserasi jalan lahir
6. Awasi perdarahan
VI. PELAKSANAAN
Tanggal :16 Oktober 2011 Pukul : 11.45Wib
1. Meletakkan piring penampung plasenta ke dekat ibu
2. Mengkaji tanda-tanda pelepasan plasenta
Tali pusat bertambah panjang
Adanya semburan darah secara tiba-tiba
Uterus globuler
Konsistensi uterus keras
3. Meletakkan tangan kiri di atas simpisis dan menekan di atas simpisis ke arah dorso kranial dan
tangan kanan menarik tali pusat sejajar dengan lantai
4. Memassase perut ibu dengan tangan kiri, sementara tangan kanan memeriksa kelengkapan
plasenta
5. Melakukan penjahitan pada perineum
6. Mengawasi terjadinya perdarahan
VII. EVALUASI
Tanggal :16 Oktober 2011 Pukul : 11.45Wib
1. Plasenta sudah lahir lengkap
VII. EVALUASI
Pukul :14.00 Wib
1. Keadaan umum ibu baik, vital sign :
TD : 130/90 mmHg
Pols : 80 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 37 0C
2. Perdarahan ± 100 cc dan cairan dan nutrisi telah terpenuhi
3. Ibu telah dibersihkan
4. Ibu telah dipindahkan ke ruangan nifas
5. Hasil semuanya dicatat ke dalam partograf
BAB IV
PENUTUP
Sebenarnya lilitan tali pusat tidaklah terlalu membahayakan namun, menjadi bahaya
ketika memasuki proses persalinan dan terjadi kontraksi rahim (mules) dan kepala janin turun
memasuki saluran persalinan. Lilitan tali pusat bisa menjadi semakin erat dan menyebabkan
penurunan utero-placenter, juga menyebabkan penekanan / kompresi pada pembuluh-pembuluh
darah tali pusat. Akibatnya suplai darah yang mengandung oksigen dan zat makanan ke bayi
menjadi hipoksia.
1. Bagi para pembaca makalah ini, apabila memiliki minat untuk menulis/meneliti tentang
penelitian ini, penulis harapkan dapat meneliti lebih dalam lagi mengenai penelitian ( dalam
penulisan isi makalah)
2. Penulis harapkan makalah ini merupakan rintisan bagi penulisan makalah ( penelitian lain yang
lebih lanjut/dalam )
3. Apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini, penulis harapkan agar pembaca mencari solusi
dari kekurangan makalah ini dengan menambah referensi bacaan dari yang lain.
DAFTAR PUSTAKA