Anda di halaman 1dari 3

Pedoman Wawancara

Colabborative Dynamics
1. Principal Engagement
 Bagaimana organisasi terlibat dalam proses identifikasi dan diseminasi
terkait perbedaan dan persamaan kepentingan masing-masing pihak
dalam program dan pengambilan keputusan yang terkait dengan
penanggulangan kemiskinan ?
 Bagaimana proses penetapan batasan dan ruang lingkup program
kemiskinan yang akan dikerjakan bersama dengan semua peserta
kolaborasi.
 Bagaimana komunikasi dan agregasi kepentingan antar stakeholders
secara deliberatif dalam sebuah forum yang formal terkait solusi
alternatif yang akan disepakati bersama dengan mendasarkan pada
fenomena dan fakta serta isu non teknis yakni nilai dan budaya sosial
yang berlaku dalam penanggulangan kemiskinan ?
 Bagaimana penentuan yang mengarah pada kesepakatan dan keputusan
secara prosedural yakni penetapan agenda, penjadwalan fokus grup
diskusi, dan pembagian kelompok kerja berdasarkan basis dan
karaktristik kemiskinan ?
2. Share Motivation
 Apakah terdapat rasa saling percaya (trust) satu sama lain antara
peserta kolaborasi yang dapat mendorong pertemuan dan pembahasan
secara intensif ?
 Apakah terdapat kesepahaman bersama dalam proses kolaborasi dalam
pelibatan organisasi ?
 Apakah terdapat dukungan internal organisasi dari masing-masing
peserta dalam proses kolaborasi ?
 Apakah terdapat komitmen antar peserta untuk menjalankan tugas dan
fungsi yang telah disepakati bersama dalam kalusul formal (MoU)?
3. Capacity for Joint Action
 Apakah terdapat mekanisme atau kerangka kerja dan aturan main
secara formal dan informal serta desain dan struktur kelembagaan
dalam proses kolaborasi ?
 Bagaiman kapasitas figur yang bertindak sebagai leading sector
sekaligus menjadi motivator dalam menginisiasi proses kolaborasi
ketika mengalami kevakuman dan kebuntuan ?
 Apakah terdapat pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki tiap tiap
peserta terkait pentingnya kolaborasi dalam menyelesaikan
permasalahan yang sifatnya multidimensi dan lintas sektoral ?
 Apakah terdapat dukungan sumberdaya yang menunjang
keberlangsungan proses kolaborasi seperti dukungan pendanaan,
teknologi, administratif, dan dukungan teknis lainnya ?
System Context
1. Public Service atau Resources Condition
 Apakah program kemiskinan yang tidak terintegrasi mempengaruhi
organisasi melakukan kerjasama dan berkoordinasi dengan pemangku
kepentingan lain baik yang berasal dari tingkatan pemerintah (SKPD)
maupun pihak non pemerintah ?
 Apakah peningkatan angka kemiskinan (2014-2016) mempengaruhi
organisasi dalam melakukan kerjasama dengan pemangku kepentingan
baik dari pihak pemerintah maupun non pemerintah ?
2. Policy and Legal Framework
 Peraturan atau landasan hukum apa saja yang memungkinkan
organisasi bekerjasama dalam menanggulangi kemiskinan daerah ?
 Bagaimana pandangan organisasi terhadap Peraturan Bupati
(PERBUP) No.37 Tahun 2016 dan Peraturan Presiden (PERPRES)
No.15 Tahun 2010 yang memiliki muatan koordinatif dan kolaboratif ?
3. Socio Economic and Cultural Characteristics
 Apakah kondisi objektif sosial-ekonomi, kesehatan, dan keberagaman
kultural saat ini dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan ?
 Apakah kondisi objektif sosial-ekonomi, kesehatan, dan keberagaman
kultural saat ini menjadikan organisasi untuk terlibat dalam kerjasama
dengan berbagai pihak dalam program penanggulangan kemiskinan?
4. Network Characteristic
 Apakah kemiskinan merupakan isu strategis yang menjadi fokus
organisasi ?
5. Apakah jika organisasi lain memiliki fokus yang sama dalam penanggulangan
kemiskinan, maka organisasi ini akan memiliki inisiatif dalam kolaborasi?
6. Political Dynamics and Power Relations
 Apakah dinamika politik yang terjadi memungkinkan dukungan
kepada organisasi dalam mengakomodir pendanaan dan pembentukan
program penanggulangan kemiskinan ?
 Bagaimana pengaruh pimpinan administratif tertinggi (Bupati) di
kabupaten Pinrang dalam mendorong koordinasi dan kolaborasi dalam
penanggulangan kemiskinan daerah ?
7. The History of Conflict
 Apakah sebelumnya organisasi Bapak/Ibu, pernah bekerja sama
dengan pemangku kepentingan yang terlibat dalam program
penanggulangan kemiskinan ?
 Apakah ada sejarah konflik dalam kerja sama dengan para pemangku
kepentingan ?
 Apakah kerja sama yang pernah terjalin sebelumnya tergolong sukses
atau gagal ?
Drivers

8. Uncertainty
 Apakah kemiskinan yang sifatnya multidimensional mendorong
organisasi bapak/ibu melakukan kerjasama dalam program
penanggulangan kemiskinan ?
 Apakah ketidakpastian sumber daya manusia dan pendanaan organisasi
mendorong dilakukannya kerjasama dengan berbagai pihak yang
berkepentingan ?
 Apakah keterbatasan informasi terkait basis data kemiskinan daerah
mendorong organisasi dalam berkoordinasi dan bekerjasama ?
9. Interdependence
 Apakah ada unsur ketergantungan antar pemangku kepentingan
khususnya dalam program penanggulangan kemiskinan?
 Apakah isu kemiskinan daerah mendorong masing-masing pihak untuk
melakukan kerjasama dalam program penanggulangan kemiskinan ?
10. Consequential Incentives
 Kepentingan dan insentif apa yang akan diperolah organisasi dalam
proses kerjasama ?
11. Leadership
 Bagaimana melihat kapasitas pemimpin yang mangakomodir semua
pemangku kepentingan untuk memulai proses kerjasama dan
kolaborasi baik secara pertemuan formal vis a vis mau informal?

Anda mungkin juga menyukai