Anda di halaman 1dari 2

Pedoman Wawancara Mendalam

1. Bagaimana proses identifikasi dan diseminasi terkait perbedaan dan


persamaan kepentingan masing-masing pihak dalam program dan
pengambilan keputusan yang terkait dengan penanggulangan kemiskinan.
2. Apakah terdapat penetapan batasan dan ruang lingkup program kemiskinan
yang akan dikerjakan bersama dengan semua peserta kolaborasi.
3. Bagaimana komunikasi dan agregasi kepentingan antar stakeholders secara
deliberatif dalam sebuah forum yang formal terkait solusi alternatif yang akan
disepakati bersama dengan mendasarkan pada fenomena dan fakta serta isu
non teknis yakni nilai dan budaya sosial yang berlaku.
4. Apakah terdapat penentuan yang mengarah pada kesepakatan dan keputusan
secara prosedural yakni penetapan agenda, penjadwalan fokus grup diskusi,
dan pembagian kelompok kerja berdasarkan basis dan karaktristik kemiskinan.
5. Bagaiman rasa saling percaya (trust) satu sama lain antara peserta kolaborasi
yang dapat mendorong pertemuan dan pembahasan secara intensif serta
mengurangi biaya dalam menghadapi permasalahan.
6. Apakah terdapat kesepahaman bersama dalam proses kolaborasi yang
mereduksi potensi konflik dan menunjang level pelaksanaan kolaborasi.
7. Bagaimana dukungan internal masing-masing organisasi yang mendukung
dalam tahapan operasional kolaborasi
8. Apakah terdapat komitmen antar peserta untuk menjalankan tugas dan fungsi
yang telah disepakati bersama dalam kalusul formal (MoU).
9. Bagaimana mekanisme atau kerangka kerja dan aturan main secara formal dan
informal serta desain dan struktur kelembagaan dalam proses kolaborasi.
10. Seperti apa figur yang bertindak sebagai leading sector sekaligus menjadi
motivator yang menginisiasi ketika proses kolaborasi mengalami kevakuman
dan kebuntuan.
11. Apakah terdapat pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki tiap-tiap peserta
terkait pentingnya kolaborasi dalam menyelesaikan permasalahan yang
sifatnya multidimensi dan lintas sektoral.
12. Bagaiman dukungan sumberdaya yang menunjang keberlangsungan proses
kolaborasi seperti dukungan pendanaan, teknologi, administratif, dan
dukungan teknis lainnya.
13. Seperti apa kondisi kualitas, jangkauan, dan distribusi pelayanan publik
khususnya pada isu kemiskinan.
14. Apakah terdapat aturan hukum, regulasi dan kebijakan yang memungkinkan
pihak-pihak terkait untuk saling berinterkasi dan bekerjasama.
15. Apa keterbatasan pihak pemerintah dan non pemerintah dalam menanggulangi
kompleksitas permasalahan kemiskinan yang ada di daerah.
16. Apakah terdapat keterkaitan program penanggulangan kemiskinan pihak-
pihak tertentu yang belum terintegrasi secara maksimal.
17. Bagaiman dinamika politik dan hubungan kekuasaan yang memungkinkan
dukungan penanggulangan kemiskinan diselesaikan secara partisipatif.
18. Apakah terdapat riwayat konflik dan perbedaan kepentingan antar lembaga
dan organisasi yang relatif rendah.
19. Apakah terdapat pelbagai kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan
daerah yang dapat menimbulkan ketidakpastian dalam penanggulangan
kemiskinan daerah yang harus diselesaikan.
20. Apakah terdapat aspek multidimensi dalam isu kemiskinan yang
memungkinkan antar pihak saling membutuhkan karena keterbatasan yang
dimiliki untuk bekerjasama menyelesaikan permasalahan.
21. Apakah terdapat pengakuan dan insentif yang akan didapatkan masing-masing
pihak dalam proses kolaborasi yang akan dilakukan.
22. Bagaimana kapasitas pemimpin yang mangakomodir semua pemangku
kepentingan untuk memulai proses kerjasama dan kolaborasi baik pada
pertemuan formal secara vis a vis maupun instrumen informal.
 

Anda mungkin juga menyukai