Anda di halaman 1dari 2

NARASI

PLTMG SUMBAGUT 2 PEAKER 250 MW


2.242.610 MAN HOURS ZERO ACCIDENT

Aceh Bersinar, Sumatera Terang, Indonesia benderang. PT PLN (Persero) UPP KITSUM I hadir untuk
membangun dan mendukung kemajuan negeri, Di Bagian Barat Kepulauan Indonesia, penggunaan
listrik di Pulau Sumatera terus meningkat setiap tahun khususnya di sistem kelistrikan Sumatera.
penggunaannya dari sebelumnya tiga puluhan ribu giga Watthour, dengan jumlah hampir mencapai
lima belas juta pelanggan dan terus akan bertambah seiiring dengan pertumbuhan ekonomi yang
semakin pesat. Guna mendukung kebutuhan tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang
berkesinambungan, PT PLN (Persero) menugaskan Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera
yang merupakan satu – satunya Unit Induk Pembangunan Pembangkit di Indonesia yang memiliki
wilayah kerja di pulau Sumatera sebagai pengelola pembangunan pembangkit listrik baru sehingga
kapasitas pasokan listrik akan bertambah setiap tahunnya.
PLTMG Sumbagut 2 Peaker 250 MW merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang
dibangun di Desa Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu kota Lhokseumawe yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan sistem tenaga listrik di sistem Aceh pada beban puncak berdasarkan RUPTL
2016 - 2025. PLTMG ini tepatnya berlokasi di Jalan Medan-Banda Aceh Gate 1, PT Arun NGL,
Ds.Meuriah Paloh, Kec. Muara Satu, Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam.
Kontrak PLTMG Sumbagut 2 Peaker ditandatangani pada Desember 2016, kontrak efektif tanggal 6
Juli 2018 dan dinyatakan beroperasi secara komersial pada 27 Maret 2020 (Engine Block 1), 1 Mei
2020 (Engine Block 3). Dalam penyelesaian proyek ini PLN UPP KITSUM 1 didukung oleh Kontraktor
Pelaksana yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, TSK, PT Sumberdaya Sewatama dan Konsultan
Supervisi Konstruksi adalah PT PLN Enjiniring serta Konsultan Supervisi Engineering adalah PT PLN
(Persero) PUSENLIS.
PLTMG SUMBAGUT 2 Peaker mencapai Zero Accident Sampai dengan Semester I tahun 2020,
dengan jumlah jam kerja aman 2.242.610 Man Hours dengan menyerap jumlah tenaga kerja hingga
982 orang.
Untuk mencapai Zero Accident, proyek PLTMG SUMBAGUT 2 Peaker 250 MW melaksanakan
pekerjaan konstruksi dan O&M dengan berkomitmen untuk menjunjung tinggi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta pelaksanaan dan pengembangan sistem manajemen lingkungan dengan
menerapkan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja sesuai dengan peraturan pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang penerapan
SMK3.
Dalam pelaksanaan SMK3 diikuti oleh semua pekerja mulai dari Manajemen atas sampai dengan
pekerja, hal tersebut bisa dilihat dari budaya keselamatan dan kesehatan kerja di lapangan.
Man:
Pekerja sudah memahami aturan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku mulai pertama
masuk pemeriksaan kesehatan, safety induction, safety morning talk, toolbox meeting dan training
K3L, simulasi-simulasi tanggap darurat yang dilakukan selama proyek berlangsung. Operator alat
berat wajib memiliki SIO yang masih berlaku.
Pengawas Pekerjaan dan Pengawas K3 telah memiliki kompetensi dan keahlian (K3 Umum,
Konstruksi, Listrik, Scaffolding, Hiperkes dll) yang dapat dibuktikan dengan sertifikat yang berlaku dari
pejabat yang berwenang.
Pengawas pekerjaan dan pengawas K3 rutin melakukan safety patrol untuk memastikan pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan peraturan Keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu juga dilaksanakan
Safety Joint Patrol yang diikuti oleh PLN, Konsultan dan Kontraktor setiap minggu untuk memastikan
kondisi lapangan aman sesuai prosedur yang berlaku. Dari hasil joint safety patrol tersebut akan di
bahas dalam weekly meeting. Apabila ditemukan hal-hal yang tidak sesuai, maka akan dilakukan
evaluasi untuk tindaklanjut temuan dan perbaikan. Selain itu ada program K3L yaitu reward and
funishment bagi pekerja agar pekerja termotivasi untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan peraturan
K3L di proyek.
Safety Monthly meeting dilaksanakan setiap bulannya untuk membahas temuan dilapangan dan juga
membahas masalah prosedur K3L, JSA, Work Permit, selain itu juga masalah umum dan lingkungan
dengan mengacu ke kontrak dan peraturan yang berlaku.
Method:
Sebelum melaksananakan pekerjaan, Kontraktor terlebih dahulu menyampaikan IBPR kepada PLN
untuk direview dengan melibatkan Safety Comittee. Selama masa konstruksi IBPR akan direview
kembali jika ditemukan kejadian yang tidak ada di list Identifikasi Resiko, akan direview kembali oleh
Safety Committe. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor menyerahkan Work Permit, Job Safety
Analisys, Metode Kerja.
Money:
Safety comitte dimasing-masing perusahaan mengajukan anggaran dalam rangka memenuhi K3LH
diantaranya:
1. Kelengkapan APD
2. Sertifikasi yang dibutuhkan
3. Training-training untuk meningkatkan kompetensi pekerja.
4. Simulasi ( Tanggap Darurat, Simulasi Kebakaran, huru-hara, P3K)
5. Penyediaan perlengkapan Klinik hyperkes (Obat-obatan dan alat Medis)
Material:
Sebelum material digunakan/dipasang petugas wajib memastikan material tersebut sesuai dengan
spesifikasi dan memenuhi standar yang ditentukan. Memastikan APD dan alat kerja lainnya yang
dipakai sesuai dengan standart yang berlaku. Dan pemasangan Safety sign, safety barricade, rambu-
rambu K3L dan MSDS untuk materal yang berbahaya.
Machine:
Melakukan inspeksi terhadap peralatan kerja (Alat berat) yang akan digunakan untuk memastikan
peralatan tersebut layak dan aman digunakan dan dokumen peralatan tersebut SIA lengkap dan masih
berlaku. Setelah berada dilokasi proyek, dilakukan inspeksi berkala untuk semua peralatan dan
diberikan kode warna yang berbeda.
Penerapan LOTO digunakan untuk menjamin mesin/alat berbahaya secara tepat telah dimatikan dan
tidak akan digunakan kembali selama pekerjaan berbahaya ataupun pekerjaan perbaikan / perawatan
sedang berlangsung sampai dengan pekerjaan tersebut telah selesai.

Anda mungkin juga menyukai