Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM PENGUKURAN (TNF 2316)


MODUL SP-01
KELINIERAN HASIL PENGUKURAN

Nama kelompok
Fuadi Nur Amal (49818) Steven Owen (49827)
Awwal Ainur Rizki (49815) Yosef Laskr (49160)
Nando Rifki Utama Putra (49823)

Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 22 September 2020


Asisten : Anugrah Yoga Pratama (17/413541/TK/45981)

LABORATORIUM SENSOR SISTEM TELEKONTROL


DEPARTEMEN TEKNIK NUKLIR TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
A. Tujuan
Mempelajari Kelinieran Pengukuran Berat
B. Dasar Teori
Kelinearan memiliki definisi hubungan matematis atau hubungan fungsi yang dapat
direpresentasikan secara grafik sebagai sebuah garis lurus. Dalam sebuah sistem
pengukuran, hubungan antara masukan dan keluaran yang diinginkan adalah hubungan
yang bersifat linier. Hal ini akan mempermudah pengguna dalam melakukan analisis
kesalahan hasil pengukuran tersebut. Hubungan linier biasanya ditemui pada sistem orde
pertama. Menurut (Doebelin, 1990) kelinieran adalah tolak ukur yang diinginkan dalam
suatu pengukuran dimana tolak ukur tersebut dapat mendefinisikan desain dan analisis
dari keseluruhan. Kelinieran menunjukkan tinggi rendahnya akurasi dalam pengukuran.
Sehingga dapat dikatakan kelinieran dapat menunjukkan bagian mana saja yang error
pada pengukuran. Dengan melihat error tersebut, nantinya dapat disesuaikan alat yang
tepat untuk pengukuran.

Akurasi adalah ukuran kedekatan hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya atau
nilai target. Akurasi mengukur ketepatan dan kemiripan hasil pada waktu yang sama
dengan membandingkannya terhadap nilai absolut. Oleh karena itu, semakin mendekati
ukurannya, semakin tinggi level akurasi. Hal itu tegantung secara utama pada caranya;
data dikumpulkan. Presisi adalah kemampuan metode atau instrumen analitis untuk
mereproduksi pengukurannya sendiri. Presisi mengukur tingkat yang mana hasilnya
mendekati satu sama lain, yaitu ketika pengukuran berkerumun bersama-sama. Oleh
karena itu, semakin tinggi level presisi semakin kecil variasi antar pengukuran.
Contohnya: presisi adalah ketika satu titik yang sama ditembak, lagi dan lagi, yang mana
titik yang tepat bukan hal yang penting.

Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu
dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp
terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan
terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang
tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan
istilah Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat
Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan
Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk
menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas.

Rangkaian Op Amp yang digunakan adalah rangkaian Op Amp Voltage Follower.


Bentuk dari rangkaian Op Amp Voltage Follower ditunjukkan pada gambar di bawah:

Gambar 1. Rangkaian Op Amp Voltage Follower

Pada pratikum kelinearan pengukuran berat ini, pratikkan menggunakan timbangan


digital lcd sf 400. Prinsip kerja timbangannya adalah timbangan dinyalakan selanjutnya
harus ditunggu hingga layar (display) menunjukkan angka nol (0). Jika setelah
dinyalakan tidak menunjukkan angka nol (0) harus ditekan tombol “zero” supaya angka
kembali menjadi nol (0). Setelah itu, letakan wadah diatas plate bundar timbangan dan
tekan cepat tombol ON Power hingga angka nol. Kemudian, siap untuk menimbang.
Namun, ketika beban diletakkan sebelum sebelum timbangan dinyalakan, maka ketika
beban diukur ketika timbangan nyala akan terlihat di layar angka nol (0) yang mana
timbangan mengetahui bahwa posisi originnya saat beban tersebut diletakkan. Jika beban
diletekkan kembali, layar pada timbangan akan menunjukan nilai massa dari beban
tersebut dengan tanda minus.
C. Hasil Percobaan
Pada pratikum kelinearan alat ukur ini digunakan obat daun biji beling sebagai objeknya.
Adapun hasil pengukuran ditunjukan pada gambar-gambar dibawah ini :

Gambar 2. Objek 1 dengan massa 19 gram Gambar 3. Objek 2 dengan massa 38 gram

Gambar 4. Objek 3 dengan massa 53 gram Gambar 5. Objek 4 dengan massa 67 gram

Gambar 6. Objek 5 dengan massa 85 gram Gambar 7. Objek 6 dengan massa 103 gram
Gambar 8. Objek 7 dengan massa 118 gram Gambar 9. Objek 8 dengan massa 135 gram

Gambar 10. Objek 9 dengan massa 149 gram Gambar 11. Objek 10 dengan massa 165 gram

Kemudian, untuk hasil pengukuran dan massa objek sebenarnya ditunjukan pada tabel
dibawah ini :
No Massa objek sebenarnya Massa hasil pengukuran
1 19 gram 19 gram
2 38 gram 38 gram
3 57 gram 53 garm
4 76 gram 67 gram
5 95 gram 85 gram
6 114 gram 103 gram
7 133 gram 118 gram
8 152 gram 135 gram
9 171 gram 149 gram
10 190 gram 165 gram

Table 1. Hasil Pengukuran


D. Pembahasan
180 Data
160 f(x) = 0.85 x + 4.13 pada tabel 1
R² = 1
140
kemudian
Massa Hasil Pengukuran

120
diplot menjadi
100
grafik. Hasil
80
plot ini
60

40 ditunjukkan
20 pada grafik 1
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
hubungan
Massa Objek Sebenarnya antara massa
hasil
pengukuran (sb.y) terhadap massa sebenarnya (sb.x).

Grafik 1. Plot Hasil Pengukuran dengan Massa Objek Sebenarnya


Pratikum ini bertujuan untuk mempelajari kelinearan pengukuran berat. Kelinearan
pengukuran berkaitan dengan kemudahan dalam pengolahan data hasil pengukuran. Pada
praktikum ini, kelinearan dilakukan pada hasil pengukuran antara berat benda hasil
pengukuran dengan massa objek benda sebenarnya.

Adapun dari tabel 1 dibuat grafik untuk mengetahui kelinieran pengukuran berat.
Kelinieran adalah simpangan maksimum tiap titik kalibrasi terhadap garis lurus kurva
kalibrasi. Pada grafik didapatkan persamaan linearnya yaitu y = 0.8523x + 4.1333 dan
koeisien determinasinya R² = 0.9993.

E. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan adalah persamaan linear y = 0.8523x + 4.1333 dan


koeisien determinasinya mendekati 1, R² = 0.9993. Kemudian, pratikan memahami
tentang pengukuran kelinearan berat.
F. Daftar Pustaka

[1]. Holidin, uu. (2019, October 8). AKURASI DAN PRESISI. [Online]. Available :
https://id.linkedin.com/pulse/akurasi-dan-presisi-uu-holidin [Accesed : 26
September 2020].

[2]. Doebelin, Ernest O. 1990. Measurement Systems: Application and Design. United
States of America: McGraw-Hill Publishing Company. Fourth Edition

Anda mungkin juga menyukai