Anda di halaman 1dari 25

Sivat PVT Senyawa Murni 2014

Makalah Termodinamika
Pemicu 1
Sifat PVT Senyawa Murni

Kelas Termodinamika Siang

Kelompok : 10

Anggota :

Danar Aditya S./ 1206263401

Denny Setyadarma/ 1206263351

Feizal Ibrahim/1106068415

Ratri Kirana Prabaningtyas/1206202154

Fakultas Teknik

Universitas Indonesia

Depok 2013

Page 1 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014
1. Caesar mengamati gelas yang berisi air dingin dengan es batu mengambang di
permukaan air. Ia berpikir dan mencoba menghubungkan keadaan dalam gelas dengan
materi termodinamika tentang sifat PVT (pressure-volume-temperature). Ia teringat
bahwa instruktur kelas pernah menjelaskan bahwa mahasiswa diminta untuk
memperbaiki kemampuan belajar mandiri atau bahasa asingnya self-directed learning
skill. Sayangnya hal tersebut belum berjalan dengan baik dalam diri Caesar sehingga
Soimah sebagai sahabatnya memutuskan untuk membantu Caesar. Soimah
menemukan Diagram PVT berikut dan memutuskan untuk menggunakan diagram
tersebut dalam membantu Caesar. Menurut anda apakah diagram 3D dibawah ini
mampu menjelaskan es batu mengambang di permukaan air?

Kedua gambar diatas menggambarkan sebuah diagram 3 dimensi dengan variabel P,


V, dan T. Diagram PVT ini dapat berguna untuk menentukan/mengetahui fasa zat tersebut
pada kondisi yang ditentukan dan juga untuk mengetahui titik, seperti titik kritis dan titik
triple, suatu zat. Koordinat dari sebuah titik dalam diagram permukaan P-V-T yang
menunjukan nilai tekanan, volume spesifik , dan suhu akan berlaku jika zat tersebut dalam
keadaan setimbang / ekuilibrium. Diagram PVT mempunyai dua jenis, yaitu diagram PVT
untuk zat yang berekspansi pada saat dibekukan (gambar kiri) dan diagram PVT untuk zat
yang berkontraksi pada saat didinginkan (gambar kanan). Gambar yang dapat menjelaskan
fenomena terkait es batu yang mengambang di permukaan air adalah gambar diagram bagian
kiri. Gambar bagian kiri dipilih karena menunjukkan

Maksud dari ekspansi adalah suatu zat jika didinginkan volumenya akan
bertambah (yang ditunjukan oleh kenaikan volume spesifik), sedangkan maksud dari
berkontraksin adalah suatu zat jika didinginkan volumenya akan menyusut volumenya (yang
ditunjukan oleh penurunan spesifik volum). Dalam daerah fasa tunggal, kondisi tersebut
dipengaruhi oleh dua dari sifat-sifat yaitu tekanan, volume spesifik, dan suhu. Jika sebuah
Page 2 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014
fase tunggal hadir maka sifat-sifat tersebut tidak bergantung satu dengan yang lainnya. Fase
yang terletak diantara fasa tunggal adalah daerah dua fasa yang mana dua fasa terbentuk
dalam kesetimbangan : cair-uap, padat-cair, dan padat-uap. Dua fasa dapat terbentuk
bersama-sama selama perubahan fasa seperti penguapan, pelelehan, dan sublimasi. Tekanan
dan suhu pada dua fasa saling ketergantungan, yaitu salah satunya tidak bisa diubah tanpa
perubahan yang lainnya. Dalam daerah tersebut, penentuan fasa tidak dapat diyakinkan hanya
dengan suhu dan tekanan sendiri, tetapi harus ditentukan dengan volume spesifik dan
keduanya, yaitu suhu atau tekanan. Tiga fasa dapat terjadi / terbentuk dalam kesetimbangan
sepanjang garis yang ditandai pada diagram di atas dengan dengan nama triple line.
Sebuah daerah dimana sebuah fasa mulai untuk berubah dinamakan daerah saturasi.
Daerah lengkungan / kubah pada gambar 2, yang tersusun atas daerah fasa cair-uap,
dinamakan vapor dome. Garis yang membatasi vapor dome disebut garis saturasi cair dan
saturasi uap. Titik puncak vapor dome, dimana garis saturasi cair dan saturasi uap bertemu,
dinamakan titik kritis. Suhu kritis (Tc) dari sebuah zat murni adalah suhu maksimum dimana
fasa cair dan gas dapat terbentuk bersama-sama dalam kesetimbangan. Tekanan pada titik
kritis dinamakan tekanan kritis ( Pc). Volume spesifik pada daerah tersebut dinamakan
volume spesifik kritis. Titik kritis air dapat terjadi pada saat Tc = 647,096 K (1,164.773 °R),
Pc = 22,064 MPa (3,200.1 psi), dan ρc = 356 kg/m³).
Untuk mencari suatu kondisi PVT dalam gambar 2, kita dapat mengetahuinya
berdasarkan hukum fasa Gibbs. Hukum fasa Gibbs dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.
Aturan ini menyatakan bahwa untuk kesetimbangan apapun dalam sistem tertutup, jumlah
variabel bebas-disebut derajat kebebasan F- yang sama dengan jumlah komponen C ditambah
2 dikurangi jumlah fasa P, yakni,
F=C–P+2 (1)
Contohnya yaitu air murni pada diagram fasa melewati dua fasa, yaitu fasa cair-uap.
Derajat kebebasannya adalah satu . Maksud dari derajat kebebasan satu adalah pada kondisi
dua fasa, penentuan nilai hanya boleh salah satu dari tekanan atau suhu sehingga pada suhu
yang ditentukan pada kondisi dua fasa, nilai tekanannya sudah pasti/ sudah ditetapkan dari
diagram fasa, begitupun sebaliknya. Jika air melewati satu fasa pada diagram fasa, derajat
kebebasannya adalah dua. Maksud dari derajat kebebasan dua adalah pada kondisi satu fasa,
penentuan nilai tekanan dan suhu tidak saling ketergantungan sehingga pada suhu yang
ditentukan pada kondisi satu fasa, nilai tekanannya dapat bervariasi, begitupun sebaliknya.

Page 3 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014
Soimah menjelaskan pada Caesar pentingnya mempelajari permukaan yang ditandai
sebagai padat, cair, dan gas, pentingnya permukaan yang ditandai sebagai padat-cair,
padat-uap, dan uap cair, pentingnya kondisi tiga fase dalam hal tekanan dan suhu,
dimana padat, cair, atau gas adalah fase stabil pada kesetimbangan. Hal ini juga
berarti Soimah bisa membicarakannya dengan menggunakan aturan fase Gibbs
berikut variabel-variabel intensif dan ekstensif. Menurut anda bagaimana penjelasan
Soimah pada Caesar?

Soimah melangkah lebih jauh dengan menunjukkan diagram PT dua dimensi yang
ditunjukkan di bawah ini

Soimah menambahkan bahwa setelah Caesar mampu menjelaskan diagram PVT


secara umum dan kualitatif termasuk proses-proses isobari/isokhorik/isothermal, maka
Caesar harus menerapkannya ke air (termasuk dua bentuk yang lain yaitu es dan uap).
Lalu Soimah menyiapkan diagram fase PVT, PV, dan PT untuk air. Soimah mulai
mengumpulkan lebih banyak data kuantitatif untuk diaplikasikan pada diagram fase
tersebut. Agar mampu menjelaskan diagram lintasan P-V dan P-T untuk air pada
tekanan yang lebih tinggi dari tekanan jenuh dikurangi tekanannya sampai 30 psia dan
suhu tetap sampai uap air tepat mulai terbentuk (lintasan 1-2). Selanjutnya air
tersebut dipanaskan pada tekanan tetap sampai harga entalpinya meningkat menjadi
enam kali entalpi air jenuh pada 30 psia (lintasan 2-3). Selanjutnya ia menyebutkan,
mengapa es di kutub utara mencair, mengapa skaters bisa meluncur dengan mudah
melintasi es dengan menggunakan sepati ice-skating, mengapa kolam shallow tidak
sepenuhnya diisi dengan es selama musim dingin yang berat dan panjang, mengapa
diperlukan waktu lebih lama untuk merebus telur di gunung Himalaya dibandingkan
dengan di kota Jakarta (pada saat memasak peralatan, jumlah air, telur , dan kondisi
pemanasan yang digunakan mirip). Bantulah Caesar untuk dapat menangkap
pemikiran Soimah termasuk penjelasan yang melibatkan proses-proses
isobarik/isokhorik/isothermal.

Fenomena 1. Ice Skater

Fenomena pertama, yaitu fenomena ice skater yang dapat meluncur diatas es dapat
dijelaskan melalui konsep triple point pada air. Tekanan badan skater bertumpukan pada
permukaan sepatu ice skating yang lancip dan menaikkan tekanan pada es. Seperti yang dapat

Page 4 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014
dilihat dari gambar disamping, gambar tersebut merupakan perbesaran saat pisau sepatu ice
skater melintasi permukaan es. Dapat diamati bahwa terbentuk lapisan air diantara ujung
pisau sepatu ice skater dengan es dibawahnya. Prinsip dasar fase Gibbs menyatakan bahwa
ketika tekanan bertambah, maka akan terbentuk suatu fasa yang lebih padat, pada kasus ini
terbentuk air. Lapisan air antara permukaan sepatu ice skating dan es adalah permukaan yang
dilalui skater saat berskating.
Gambar 1. Ilustrasi Sepatu Ice Skating
Sumber: en.wikibooks.org

Hal ini yang menyebabkan mengapa sepatu ice


skating dirancang seperti itu dan jika terdapat dua pisau
pada permukaan sepatu ice skating tersebut, maka akan
lebih susah untuk meluncur diatas es.
Seperti dapat dilihat pada diagram dibawah ini,
suhu triple point air adalah 0.01oC, dan tekanannya 4.56
mm Hg (0.006 atm). Suhu triple point yang mendekati
titik beku airlah yang menyebabkan berat badan
seseorang dapat bertumpu pada sebilah pisau
dipermukaan sepatu ice-skating tanpa menyebabkan es
tersebut mencair/rusak.

Grafik 4. Grafik Triple Point Air

Page 5 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014
Sumber: www.sv.vt.edu
Fenomena 2. Kollam shallow
Fenomena kedua, yaitu fenomena dimana kolam air tidak penuh berisi es ketika
musim dingin. Saat musim dingin tiba di daerah yang memiliki 4 musim, biasanya kolam
kolam dangkal airnya akan membeku karena suhu yang amat dingin. Tetapi terdapat
fenomena menarik yang dapat diamati, yaitu tidak seluruh air pada kolam tersebut membeku
menjadi es sehingga kolam dangkal tersebut tidak terisi penuh dengan es. Hal ini dikarenakan
tekanan dan suhu yang dibutuhkan untuk membekukan air secara keseluruhan belum tercapai
sehingga masih terdapat beberapa air didalamnya. Ketika suhu sudah sangat rendah dan
mencapai titik beku air, maka terbentuklah lapisan es yang tersebar hampir secara merata di
kolam dangkala tersebut. Tetapi karena luas area yang cukup besar dan tekanan udara yang
dibutuhkan masih belum tercapai untuk membekukan seluruh air didalam kolam tersebut,
maka kolam dangkal tersebut airnya tidak dapat seluruhnya membeku dan jika dilihat di
permukaannya lapisan es tersebut, terdapat genangan air kolam dangkal tersebut yang tidak
membeku.
Kejadian tersebut merupakan hasil dari anomali air. Pada zat-zat akan memuai jika
suhunya meningkat dan menyusut jika suhunya menurun, contohnya yaitu naiknya
permukaan air raksa di thermometer ruangan jika suhu ruangan naik. Tetapi kesepakatan
tersebut tidak berlaku sepenuhnya untuk air, karena jika suhu air meningkat dari 0o C ke
4o C maka air tidak memuai tetapi malah menyusut dan jika suhu air turun dari 4oC ke 0oC
maka air akan memuai. Dan untuk suhu di atas 4o C air kembali normal dan sesuai
kesepakatan di atas. Perilaku air inilah yang disebut anomali air. Jadi, apakah hubungannya
dengan air danau?
Jika suatu zat menyusut maka volumenya menjadi lebih kecil dan massa jenisnya
(Perbandingan massa dan volum zat) menjadi lebih besar dibanding ketika zat tersebut
memuai. Dengan demikian massa jenis air terbesar berada pada suhu 4oC.
Sehingga pada danau jika udara dingin menyerang, air permukaan danau menjadi
dingin, air menyusut hingga massa jenisnya menjadi besar, sedang air di dasar danau masih
hangat dan massa jenisnya lebih kecil dari air permukaan, karenanya partikel-partikel air di
permukaan turun ke bawah dan partikel-partikel air di dasar danau naik ke atas. Kejadian
tersebut berlangsung bolak-balik karena suhu permukaan terus mendingin, hingga suhu air di
danau berada pada 4oC , pada suhu ini, massa jenis air terbesar sehingga air di dasar tak
dapat naik lagi ke atas dan tetap berada di dasar meskipun air permukaan mendingin dan

Page 6 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014
akhirnya air permukaan danau menjadi beku, dan tetap berada di permukaan danau. Jika tidak
ada anomali air ini maka pertukaran partikel akan terus berlangsung dan danau beku total.

Gambar 2. Kolam yang Membeku ketika Musim Dingin


Sumber: http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/02/13285339121249039145.jpg

Fenomena 3. Merebus telur di gunung


Fenomena ketiga, yaitu ketika merebus telur lebih lama ketika di gunung daripada
ketika di dataran rendah. Hal itu disebabkan titik didih air turun seiring dengan menurunnya
tekanan atmosferik Patm. Grafik dibawah ini merupakan plot betapa ambiennya suhu dan
penurunan suhu air terhadap ketinggian dengan iklim sedang.

Grafik 5. Grafik Suhu Ambien, Ketinggian, dan Temperatur Air

Page 7 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014
Sumber: newton.ex.ac.uk

Grafik berikut juga menunjukkan pengurangan suhu air meningkatkan waktu untuk
merebus telur dengan ketinggian yang meningkat pula.

Grafik 6. Grafik Waktu yang diperlukan terhadap Ketinggian


Sumber: newton.ex.ac.uk
Karena titik didih air dipengaruhi tekanan udara, dan tekanan udara dipengaruhi oleh
ketinggian daratan. Makin tinggi letak suatu tempat, makin rendah tekanan udaranya, makin
rendah pula titik didih airnya. Jadi, jika di pantai air bias mendidih pada suhu 100 derajat
celcius, maka di pegunungan Himalaya seperti puncak gunung Everest yang ketinggiannya
8.882 meter di atas permukaan air laut, air mendidih pada suhu 71 derajat celcius saja. Saat
telur direbus di Everest, air untuk merebus telur mendidih pada 71 derajat celcius dan
suhunya akan konstan pada angka tersebut sampai seluruh air menguap. Oleh sebab itu
dibutuhkan waktu ekstra untuk merebus telur di gunung karena suhu air mendidih di gunung
tidak sepanas di pantai.

2. Semua lulusan teknik kimia seharusnya mampu membaca tabel kukus/ steam table
baik saturated steam table maupun superheated steam table. Oleh karena itu kelompok
anda harus mempelajari pembacaan tabel kukus dan aplikasinya dalam kasus
sederhana. Lalu tuliskan hasil pembelajaran tersebut untuk disampaikan di dalam
kelas termasuk memberikan komentar mengenai diagram lintasan yang terjadi dalam
proses tersebut dan interpolasi yang dilakukan. Selanjutnya bandingkan nilai yang
diperoleh melalui tabel dengan nilai-nilai yang dihitung dengan menggunakan korelasi
Page 8 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014
umum (the generalized correlations) untuk volume molar cairan jenuh dan persamaan
Antoine. Jelaskan fase dalam suatu sistem yang mengandung H2O pada kondisi berikut
: 320oC dan 5,6 MPa, 200oC dan 10 MPa, 280,99oF dan 50 psia.

Steam table merupakan tabel yang menunjukkan properties air pada tekanan dan suhu
tertentu. Steam table terbagi menjadi dua jenis, yaitu saturation table dan superheated table.
Saturation table menyajikan nilai properti untuk kondisi caian dan uap jenuh. Saturation
table ini memiliki dua macam, yaitu tabel suhu (temperature table) karena suhu tercantum
pada kolom pertama, dan tabel tekanan (pressure table) karena tekanan tercantum pada
kolom pertama. Selain suhu dan tekanan, variabel yang terdapat pada tabel ini antara lain
volume spesifik cairan jenuh (vf), volume spesifik uap jenuh (vg), dan entalpi (h). Pada
saturated table, kita hanya perlu meninjau dari salah satu variabel saja antara suhu atau
tekanan untuk mendapatkan nilai-nilai properti steam lainnya seperti vf, vg, dan h.
Volume spesifik dari campuran dua fasa cair-uap dapat diperoleh dengan
menggunakan saturation table. Volume total campuran adalah jumlah volume cairan dan
volume gas

Volume spesifik rata-ratanya didapat dengan membagi volume total dengan massa total
campuran

Karena fasa cairan merupakan cairan jenuh dan fasa uap merupakan uap jenuh, maka
dan , jadi

( ) ( )

Sementara superheated table merupakan tabel yang menyajikan nilai properti untuk
uap dalam kondisi superheat, yaitu berada pada bagian kanan-bawah dari garis
kesetimbangan cair-gas. Pada kondisi ini, suatu uap dapat memiliki tekanan yang berbeda-
beda pada satu suhu, demikian juga sebaliknya dapat memiliki suhu yang berbeda-beda pada
satu tekanan. Uap ini biasa disebut dengan steam. Pada kolom pertama superheated table
dicantumkan nilai untuk saturated steam kemudian dilanjutkan dengan suhu yang lebih
tinggi.
Saat kita menyelesaikan suatu permasalahaan, biasanya data yang diberikan tidak
tepat sama dengan data yang terdapat pada steam table. Untuk itu, kita harus melakukan
interpolasi dengan nilai yang berdekatan dengan data sehingga didapatkan nilai yang akurat.

Page 9 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014
Interpolasi yang dilakukan adalah interpolasi linear, contohnya kita diminta untuk
menentukan volume spesifik uap air pada p = 10 bar dan T = 215°C. Suhu 215°C terdapat di
antara 200°C dan 240°C.
p = 10 bar
T (°C) v (m3/kg)
200 0.2060
215 v=?
240 0.2275

Interpolasi seperti ini dapat juga dilakukan untuk mencari entalpi, suhu dan tekanan.
a. 320oC dan 5,6 MPa
Untuk menentukan fasa pada soal ini, kita tidak bisa menggunakan diagram P-V
ataupun T-V karena tidak diberikan data mengenai volume spesifiknya sehingga untuk
menentukan fasa tersebut, kita menggunakan steam table. Pada steam table, pertama-tama
kita cari dengan data superheated steam table karena tabel tersebut mempunyai derajat
kebebasan dua sehingga tekanan dan suhu tidak saling ketergantungan. Superheated steam
table dapat dilihat pada tabel dibawah. Karena satuan pada soal berbeda dengan di tabel
sehingga kita konversi terlebih dahulu

Page 10 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014

Tabel 2. Table superheated steam


Sumber : Mechanical Engineering, Stanford University

Pada tabel tersebut terlihat bahwa untuk tekanan 500 kPa dan suhu 150 oC tidak ada
sehingga kita harus meninjau data tersebut menggunakan saturated steam table. Pada tabel
tersebut terlihat bahwa ada konsidisi dimana pada suhu 425 K tekananannya 499,9 kPa (
mendekati angka soal). Dapat disimpulkan bahwa fasa yang terjadi pada kondisi yang
diberikan adalah kondisi saturated, yaitu cair-uap. Berdasarkan hal tersebut, plot diagram T-V
dan P-V yaitu didalam daerah dua fasa (liquid –vapor region) yang mempunyai volume
spesifik 0,3756 m3/ kg.

Grafik 7. Diagram P-V untuk air


Sumber: http://www.ohio.edu/mechanical/thermo/Intro/Chapt.1_6/Chapter2a.html

Page 11 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014

Grafik 8. Diagram T-V untuk air


Sumber: http://www.ohio.edu/mechanical/thermo/Intro/Chapt.1_6/Chapter2a.html

b. 200oC dan 10 MPa


Seperti soal sebelumnya, kita kita bisa menentukan fasanya dari diagram P-V ataupun
T-V karena volume spesifiknya belum diketahui. Pertama, kita tinjau dengan superheated
steam tabel (tabel 1). Karena satuannya berbeda sehingga kita ubah dahulu satuan tekanan
dan suhunya
5 bar = 500 kPa = 0,5 MPa
200 oC = 473 K
Dalam table tersebut, terlihat bahwa ada kondisi dimana tekanan adalah 500 kPa dan
suhunya adalah 473 K dengan volume spesifiknya adalah m3/kg. sehingga dapat disimpulkan
bahwa fasanya adalah superheated vapor. Grafik T-V dan P-V nya adalah

Page 12 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014

Grafik 9. Diagram P-V untuk air


Sumber: http://www.ohio.edu/mechanical/thermo/Intro/Chapt.1_6/Chapter2a.html

Page 13 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014

Grafik 10. Diagram T-V untuk air


Sumber: http://www.ohio.edu/mechanical/thermo/Intro/Chapt.1_6/Chapter2a.html

c. 280,99oF dan 50 psia


Pertama, untuk menentukan fasanya kita tidak bisa menentukannya dengan diagram
P-V ataupun T-V karena volume spesifiknya belum diketahui sehingga untuk menentukan
fasanya kita tinjau dari suoerheated steam table. Pada table tersebut, terdapat tekanan untuk
2,5 MPa, namun untuk suhunya diatas 400 oC sehingga fasanya bukan superheated.
Kemudian kita tinjau dari saturated steam table. Pada table tersebut, tekanan tertingginya
adalah 0,648 kPa sehingga kondisi yang diberikan bukan merupakan kondisi saturasi. Lalu,
kita tinjau dengan compressed liquid water table. Pada table tersebut. terdapat kondisi pada
soal dengan volume spesifiknya adalah 1,155 x 103 m3/kg. sehingga dapat disimpulkan fasa
dari kondisi terebut adalah compressed liquid. Grafik P-V dan T-V nya adalah

Page 14 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014

Grafik 11. Diagram T-V untuk air


Sumber: http://www.ohio.edu/mechanical/thermo/Intro/Chapt.1_6/Chapter2a.html

Page 15 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014
Grafik 12. Diagram P-V untuk air
Sumber: http://www.ohio.edu/mechanical/thermo/Intro/Chapt.1_6/Chapter2a.html

3. Uap air dengan fase pada 180 psia dan 500oF didinginkan pada volume konstan
sampai suhunya menjadi 250oF. Jelaskanlah kualitas dan entalpi campuran pada
keadaan akhir serta tunjukannlah lintasan proses pada diagram PV dan PT.

Berdasarkan halaman 103 pada buku Termodinamika Teknik, kualitas didefinisikan debagai x
= muap/m. Apabila disubtitusikan ke persamaan volume spesifik rata-rata berupa

( ) ( )

akan menghasilkan suatu persamaan

yang apabila dipindah ruas akan menghasilkan persamaan kualitas berupa

dengan v = volume spesifik campuran, vf = volume spesifik liquid, dan vg = volume spesifik
gas. Untuk menghitung nilai kualitas dari soal diatas maka harus diketahui dulu nilai volume
spesifik campurannya.

Asumsi : Fluida mengikuti hukum gas ideal

PV = nRT, V Konstan

Dari tabel saturated didapatkan data data sebagai berikut untuk T2 = 250 F:

Volume spesifik liquid( ) =0,017 ft3/lb

Volume spesifik gas ( ) = 13,84 ft3/lb

Page 16 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014

Maka, kualitas uap bernilai 0,199 dan kualitas cair bernilai 0,801.

Entalpi campuran pada keadaan akhirnya adalah

Pada P,T pada keadaan awal digunakan tabel superheated steam. Didapat entalpi

pada keadaan akhir:

maka dengan T= 250 F dan P=90 psia, digunakan tabel saturated. Entalpi yang dihasilkan:

nilai entalpi campuran yaitu:

 DIAGRAM LINTASAN
P(psia)

Page 17 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014
P(psia)

180

90

250 500 T( F)

4. Gas karbon dioksida memasuki pipa pada 3 MPa dan 500 K dengan laju 2 kg/s CO 2,
didinginkan pada tekanan konstan saat mengalir dalam pipa dan suhu CO 2 turun
menjadi superheated 450 K. Jelaskanlah laju alir volume dan densitas karbon dioksida
pada masukan dan laju alir volume pada keluaran pipa dengan menggunakan
persamaan gas ideal dan bandingkanlah hasilnya jika perhitungan dilakukan dengan
generalized correlation untuk Z debagai faktor kompresibilitas yang diusulkan oleh
Pitzer dan Lee Kesler sehingga Anda dapat melihat error yang terlibat dalam setiap
kasus. Jelaskan pula mengapa suatu senyawa dapat mengikuti prinip keadaan
bersamaan 2 parameter dan prinsip keadaan bersamaan 3 parameter berikut fungsi
dan alasannya menggunakan kurva ln (Pr) vs Tr.

Diketahui : Kondisi Masukan : P : 3 MPa

T : 500 K

Laju alir massa : 2 kg/s CO2

Kondisi Keluaran : T : 450 K

Ditanya : Laju alir volume (Volume/waktu) dan densitas (ρ) masuk serta laju alir volume
keluar menggunakan persamaan gas ideal? Bandingkanlah hasilnya jika
penghitungan dilakukan menggunakan generalized correlation dengan Z sebagai
faktor kompresibilitas! Hitung error setiap kasus! Jelaskan mengapa suatu
senyawa dapat mengikuti prinsip keadaan bersamaan 2 parameter dan prinsip
keadaan bersamaan 3 parameter berikut fungsi dan alasannya menggunakan
kurva ln (Pr) vs Tr!

Jawab : 1) Menghitung laju alir volume dan densitas masuk menggunakan persamaan
gas ideal

Page 18 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014

......x 1/s

......x 1/s

2) Menghitung laju alir volume keluaran pipa

Berdasarkan persamaan gas ideal :

Berdasarkan hukum Charles (isobarik) :

Maka....

......x 1/s

Page 19 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014
3) Menghitung laju alir volume masukan dan densitas menggunakan
generalized compressibility factor correlation

Dari Appendix B halaman 655 buku Chemical Engineering Thermodynamics


Sixth Edition, diketahui nilai Tc dan Pc karbon dioksida.

Maka dapat dihitung nilai Tr dan Pr-nya

Pada Tr dan Pr tersebut, sesuai dengan tabel E.1 halaman 668

0,9714 , 0 dan

Maka....

4) Menghitung laju alir volume keluaran pipa menggunakan generalized


compressibility factor correlation

Page 20 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014

5) Menghitung error dari setiap kasus

Kasus 1 – Laju alir volume masukan

| |

Kasus 2 – Densitas masukan

| |

Kasus 3 – Laju alir volume keluaran

| |

6) Suatu senyawa dapat mengikuti prinsip keadaan bersamaan 2 parameter dan prinsip
keadaan bersamaan 3 parameter? Jelaskan ! Berikan fungsi dan alasannya !

Pada dasarnya prinsip keadaan 2 parameter merupakan suatu persamaan yang diperkenalkan
oleh J.D van der Waals pada tahun 1873 untuk memodifikasi persamaan gas ideal yang
notabenenya merupakan suatu idealisasi dari keadaan yang sebenarnya. Persamaan ini
memuat dua parameter yaitu a dan b seperti pada persamaan dibawah :

Konstanta a dan b nilainya positif, saat nilai-nilai konstanta ini sama dengan nol, maka
persamaan akan kembali berubah menjadi persamaan gas ideal. Konstanta a dan b nilainya
berbeda untuk masing-masing fluida, persamaan ini dapat digunakan untuk mengkalkulsasi
nilai P sebagai fungsi dari V untuk berbagai nilai T.

Basis untuk teorema prinsip keadaan 2 parameter berbunyi :

Page 21 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014
Seluruh fluida, apabila dibandingkan pada temperatur tereduksi (Tr) dan
tekanan tereduksi (Pr) yang sama, kira-kira akan memiliki faktor
kompresibilitas yang nilainya sama dan semuanya akan berdeviasi terhadap
sifat gas ideal dengan derajat yang hampir sama.

Walaupun teori ini berlaku hampir pasti untuk fluida sederhana (argon, kripton, dan xenon),
nilai deviasi yang tetap dapat diobservasi apabila teori ini diberlakukan pada fluida yang
lebih kompleks. Hal inilah yang mendasari diusulkannya suatu parameter ketiga oleh K. S.
Pitzer dan kawan-kawan, yaitu parameter berupa faktor asentrik . Faktor asentrik untuk
spesi kimia murni didefinisikan dengan mereferensikan tekanan uapnya karena logaritma
dari tekanan uap dari spesi fluida murni tersebut kira-kira linear dengan 1/temperatur absolut.

Apabila teorema dua parameter berlaku, maka slope S nilainya akan sama untuk semua fluida
murni. Pada kenyataannya, setelah diobservasi, hal tersebut tidak benar karena setiap fluida
memiliki karakteristik tersendiri terkait nilai S-nya yang pada dasarnya menjadi prinsip
mengapa diusulkan adanya parameter ketiga.

Gambar. Ketidaksamaan slope untuk zat-zat yang bukan fluida murni sederhana

Basis untuk teorema prinsip keadaan 3 parameter berbunyi :

Seluruh fluida dengan nilai yang sama, saat dibangingkan pada nilai Tr
dan Pr yang sama, akan menghasilkan nilai Z yang hampir sama, yang
kesemuanya berdeviasi dari sifat gas idealdengan derajat yang hampit sama.

5. Sebuah tangki 1-m3 mengandung udara pada 25oC dan 500 kPa dihubungkan melalui
katup dengan tangki lain yang mengandung 5 kg udara pada 35oC dan 200 kPa.
Selanjutnya katup dibuka hingga seluruh sistem mencapai kesetimbangan termal

Page 22 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014
dengan lingkungan pada 20oC. Tentukan volume dari tangki kedua dan tekanan
kesetimbangan akhir udara.

Diketahui :

V= 1 m3 m= 5 kg
T = 25oC T = 35oC
P = 200 kPa P = 200 kPa

T setimbang : 20oC
Ditanya : Volume tangki kedua dan tekanan kesetimbangan akhir udara?

Jawab : a) P2 x V2 = n2 x R x T2

200 kPa x V2 = x R x T2

1,97 atm x V2 = x 0.082 L.atm/mol.K x 308 K

1,97V2 = 4384,722

V2 = 2225,75 L

b) P1 x V1 = n1 x R x T1  n1 =

P2 x V2 = n2 x R x T2  n2 =

PV = nRT  n =

n = n1 + n2

n1 + n2 =

+ =

+ =

16,54 + 14,24 = 11,01 P

30,78 = 11,01 P

P = 2,79 atm  281,27 kPa

Page 23 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014

DAFTAR PUSTAKA

Himmelblau, David Mautner. 1996. Basic Principles and Calculations in Chemical


Engineering – 3th ed. New Jersey : Prentice Hall PTR.
Moran, Michael J., Howard N. Shapiro. 2010. Fundamentals of Engineering
Thermodynamics – 3th ed. Asia : John Wiley & Sons Pte Ltd.
Smith, J.M.,H.C.van Ness, and Abbott, M.M., "Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics", 5th ed., McGraw-Hill, 1996.
Anonim. 2012. Boiling an Egg dalam http://newton.ex.ac.uk (Diakses 27 Februari 2014,
pukul 00.57)
Anonim. 2012. Penerapan Proses Isobarik, Isotermal, Isokorik, dan Adiabatis dalam
http://budisma.web.id. (Diakses 27 Februari 2014, pukul 01.15)
Anonim. 2012. Water’s Triple Point dalam http://www.sv.vt.edu. (Diakses 27 Februari 2014,
pukul 02.20)
Urieli, Israel. 2012. Pure Substance dalam http://www.ohio.edu
/mechanical/thermo/Intro/Chapt.1_6/Chapter2a.html (diakses 27 Februari 2014, pukul
07.05)

Page 24 of 25
Sivat PVT Senyawa Murni 2014

Page 25 of 25

Anda mungkin juga menyukai