0 BukuAngg
0 BukuAngg
net/publication/326414055
ANGGARAN PERUSAHAAN
CITATIONS READS
0 20,564
1 author:
Herispon Herispon
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau, Pekanbaru
37 PUBLICATIONS 8 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Causes of Micro, Small and Medium Enterprises Do Not Have Financial Reports (Case in Pekanbaru City, Indonesia) View project
All content following this page was uploaded by Herispon Herispon on 16 July 2018.
ANGGARAN PERUSAHAAN
ANALISIS DAN APLIKASI
2015
Kepersembahkan karya ini buat :
Isteri ku Husnida
Berkat petunjuk dan hidayah Allah Swt, penulis dapat menyelesaikan buku ajar ini
dengan judul “Anggaran Perusahaan Analisis dan Aplikasi”, yang mana Anggaran
Perusahaan merupakan mata kuliah dasar keahlian (MKDK) atau mata kuliah keahlian
(MKK) yang diajarkan pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi
Swasta (PTS).
Buku ajar ini dibuat karena kumpulan-kumpulan (kompilasi) dari beberapa bahan
ajar “Anggaran Perusahaan” yang dirasa memungkinkan untuk dijadikan sebuah buku ajar,
yang dimaksudkan untuk membantu para mahasiswa dalam memahami dan mempelajari
Anggaran Perusahaan yang diajarkan di Perguruan Tinggi seperti pada jurusan Manajemen,
Keuangan,dan Akuntansi, program Diploma maupun Sarjana. Dalam penyajian materi buku
ajar ini, penulis berusaha menyajikan pembahasan secara sederhana dan mudah dimengerti
oleh pembaca (khususnya mahasiswa) yang disertai dengan contoh pembahasan soal serta
dilengkapi dengan latihan soal. Penulis menyadari bahwa telah banyak buku-buku
Anggaran Perusahaan yang terbit dan beredar, namun kehadiran buku ajar Anggaran
Perusahaan ini dari penulis merupakan hasil karya dan sumbangsih untuk ikut memperkaya
khasanah ilmu khususnya pembahasan dalam bidang ilmu Anggaran Perusahaan.
Sejak proses dari awal sampai dengan akhir penulisan buku buku ajar ini banyak
pihak yang terlibat baik secara langsung, maupun tidak langsung, yang telah memberikan
dorongan moril. Dan tanpa menyebutkan nama-nama satu persatu penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya.
Mudah-mudahan buku ajar yang sederhana ini dapat memberikan manfaat kepada
para pembaca yang membutuhkan. Akhirnya penulis menghargai kepuasan dari pembaca
dan menerima dengan senang hati segala masukan dan kritik yang sifatnya membangun,
sehingga pada penerbitan berikutnya dapat diadakan perbaikan-perbaikan dan
penyempurnaan.
( HERISPON )
Halaman
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Pustaka
Secara umum anggaran perusahaan dapat dibedakan dalam dua kondisi ruang
lingkup, yaitu :
a. Anggaran menyeluruh (comprehensive budget)
Anggaran menyeluruh meliputi seluruh aktivitas perusahaan dibidang produksi,
marketing, pembelanjaan / keuangan, personalia, dan tertib administrasi.
b. Anggaran terbatas (partial budget).
Anggaran yang disusun terbatas pada bagian dari kegiatan tertentu dalam perusahaan,
dimana perusahaan membatasi penyusunan anggaran dalam bidang tertentu saja
misalnya ; bagian produksi saja, atau bagian keuangan saja. Dalam kenyataannya
seringkali perusahaan tidak memakai cara yang pertama (anggaran menyeluruh) karena
segi pembiayaan dan tehnisnya.
5. Kegunaan Anggaran.
Anggaran yang dibuat atau yang disusun untuk kegiatan-kegiatan yang ada dalam
perusahaan akan memberikan kegunaan atau fungsi, yaitu :
a. Anggaran dapat digunakan sebagai pedoman kerja
Anggaran yang telah dibuat dijadikan sebagai pedoman, acuan kerja yang harus diikuti
kedepan, dan arah serta target yang harus dicapai oleh kegiatan perusahaan diwaktu
yang akan datang.
b. Anggaran dapat digunakan sebagai alat pengkoordinasian kerja
Agar semua bagian-bagian yang terdapat didalam perusahaan saling bekerja sama
dengan baik, saling menunjang agar kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan
terjamin, sehingga akan mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
c. Anggaran dapat digunakan sebagai alat pengawasan kerja
Anggaran yang disusun digunakan sebagai tolok ukur, pembanding untuk menilai,
evaluasi realisasi kegiatan perusahaan, seperti yang dianggarkan dengan kenyataannya
sesungguhnya.
10
9. Forecasting Budget.
11
12
b. Finansial Budget.
Finansial budget yaitu merencanakan tentang posisi perusahaan pada suatu saat
tertentu dimasa yang akan datang, yang dimaksud posisi finansial perusahaan adalah
keadaan aktiva, keadaan hutang dan keadaan modal sendiri perusahaan. Finansial budget
sering pula disebut ; balance sheet budget atau budget neraca. Balance sheet budget dapat
dibedakan dua macam yaitu :
a. Master balance sheet budget
Budget tentang posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang
berisikan taksiran secara garis besar.
b. Balance sheet supporting budget
Budget tentang aktiva, utang dan modal sendiri yang berisikan taksiran-taksiran yang
lebih terperinci. Budget yang termasuk dalam balance sheet supporting budget ini
adalah ; anggaran kas, piutang, persediaan, perubahan aktiva tetap, utang, dan modal
sendiri.
13
Konsep dan ilmu dalam penyusunan suatu anggaran (budget) pada sebuah
perusahaan tidak berdiri sendiri melainkan anggaran akan berhubungan dengan beberapa
disiplin ilmu lainnya seperti :
a. Hubungan anggaran dengan akuntansi
- Akuntansi menyajikan data historis yang sangat penting dan bermanfaat untuk
mengadakan taksiran-taksiran yang akan dituangkan dalam budget yang nantinya
akan dijadikan sebagai pedoman kerja diwaktu yang akan datang.
- Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur tentang
pelaksanaan budget itu nantinya dari hari ke hari.
b. Hubungan anggaran dengan matematika dan statistik.
- Statistik dan matematika sangat diperlukan untuk menyusun budget yaitu ketepatan
mengadakan taksiran atau forecasting disamping tergantung pada kelangkaan data,
juga tergantung pada ketepatan penggunaan metode statistik dan matematik yang
diperlukan untuk mengolah serta menganalisa data tersebut.
- Analisis statistik juga bermanfaat untuk memperbandingkan budget dengan
realisasinya dalam rangka mengadakan penilaian kerja perusahaan.
Dapat dilihat bahwa data-data yang disajikan oleh akuntansi dijadikan sebagai data
historis dalam penyusunan anggaran sedangkan matematika dan statistik digunakan sebagai
alat dan metode dalam melakukan penyusunan dan taksiran anggaran kedepan.
14
Anggaran penjualan (sales budget) adalah suatu aktivitas yang merencanakan secara
lebih rinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang
didalamnya meliputi ; rencana tentang jenis, kualitas barang yang akan dijual, jumlah
barang, harga jual, waktu penjualan, tempat atau daerah penjualan.
Kegunaan anggaran penjualan dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu kegunaan
secara umum dan kegunaan secara khusus.
a. Umum
Semua anggaran (budget) termasuk anggaran penjualan mempunyai 3 (tiga) kegunaan
yaitu :
1) Sebagai pedoman kerja
Anggaran disebut sebagai pedoman kerja karena didalam anggaran yang telah
disusun semua unit kegiatan operasional perusahaan yang akan dilakukan, dan
setiap kegiatan itu telah dinyatakan kesatuan unit uang. Dengan demikian anggaran
dijadikan sebagai acuan, patokan, dalam setiap kegiatan yang jalankan sesuai
dengan perencanaan atau menyimpang dari yang direncanakan.
2) Sebagai alat koordinasi.
Anggaran sebagai alat koordinasi, dalam sebuah perusahaan terdapat berbagai jenis
kegiatan perusahaan seperti ; bagian produksi, pemasaran, pembelanjaan,
administrasi, dan personalia. Semua bagian ini ada kesatuan kerja yang dituangkan
dalam program atau kegiatan yang akan dilakukan, dan juga telah dilakukan
perkiraan biaya (cost ). Kesatuan kerja yang ada pada masing-masing bagian ini
15
16
18
Adapun teknik atau cara yang dapat dipergunakan dalam melakukan penaksiran
penjualan secara umum dapat dibagi dalam dua cara yaitu :
a. Non statistical method.
Adalah suatu cara penaksiran yang bersifat kualitatif atau disebut juga opinion method,
yaitu cara penaksiran yang menitik beratkan pada pendapat (opini) seseorang. Cara ini
mempunyai banyak kelemahan bahwa pendapat seseorang seringkali diwarnai oleh hal-
hal yang bersifat subyektif dari hal-hal yang bersifat objektif. Adapun beberapacara
penaksiran yang bersifat kualitatif ini antara lain :
1) Executive opinion, pendapat bagian pimpinan pemasaran
2) Salesman opinion, pendapat dari para petugas penjualan
3) Channel of distribution, pendapat dari lembaga-lembaga penyalur
4) Consumer opinion, pendapat dari konsumen melalui penelitian pasar
5) Consultan opinion, pendapat para ahli yang dipandang memahami
b. Statistical method.
Penaksiran dengan statistical method disebut juga penaksiran yang bersifat kuantitatif
yaitu suatu cara penaksiran yang menitik beratkan pada perhitungan-perhitungan angka
dengan menggunakan berbagai metode statistika. Metode ini dapat menghilangkan
unsur subyektif seseorang dan hasilnya lebih dapat dipertanggung jawabkan, tapi ada
juga kelemahannya yaitu selera konsumen, kebiasaan konsumen, tingkat pendidikan,
cara pola pikir, dan struktur masyarakat tidak dapat diukur secara kuantitatif.
Pada uraian berikut hanya akan disajikan penaksiran yang bersifat kuantitatif atau
statistical method, adapun penaksiran tersebut yaitu :
a. Cara yang mendasarkan diri pada data historis (data penjualan tahun lalu) dari satu
variabel saja, yaitu variabel yang akan ditaksir itu sendiri atau melakukan perkiraan
penjualan yang diperoleh tahun sekarang / tahun yang akan datang dengan
menggunakan data penjualan tahun lalu, dengan menggunakan metode :
1) Metode trend bebas (free hand method)
2) Metode trend setengah rata-rata (semi average method)
3) Metode trend moment (moment method)
4) Metode trend least square (least square method)
5) Metode kuadratik (parabolic method)
b. Cara yang mendasarkan diri pada data historis (data penjualan tahun lalu) dari variabel
yang akan ditaksir serta hubungannya dengan data historis dari variabel lain yang
diduga mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan variabel yang
akan ditaksir tersebut. Variabel yang mempengaruhi atau variabel bebas disebut
“variabel independent” sedangkan variabel yang dipengaruhi atau variabel terikat
disebut “variabel dependent”. Cara penaksiran ini dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu :
1) Metode regresi tunggal atau sederhana ( single regresion )
Dalam cara ini penaksiran hanya menggunakan satu variabel yang dipengaruhi atau
variabel terikat ( Y ) dan satu variabel bebas ( X ). Yang dapat ditulis dalam bentuk
sebagai berikut :
19
20
Free hand method adalah menentukan bahwa garis patah-patah yang dibentuk oleh
data historis (data penjualan tahun lalu), diganti dan diubah menjadi garis lurus dengan cara
bebas berdasarkan pada perasaan (intuisi) dari seseorang yang bersangkutan.
Pada dasarnya metode trend ( free hand method, semi average method, moment
method, dan least square method ) menggunakan prinsip yang sama yaitu berusaha
mengganti atau mengubah garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis pada grafik
menjadi garis yang lebih teratur bentuknya, maka akan dapat diketahui kelanjutan garis
tersebut pada waktu yang akan datang.
Contoh :
PT. “Masa Kini” memberikan laporan data penjualan hasil produksinya dari bulan ke bulan
selama tahun ini sebagai berikut :
Bulan Unit Bulan Unit
Januari 1850 Februari 1800
Maret 1900 April 2000
Mei 1950 Juni 2020
Juli 1980 Agustus 1960
September 2000 Oktober 2200
Nopember 2240 Desember 2220
Dari data yang disajikan tersebut, tentukan taksiran penjualan untuk beberapa bulan pada
tahun berikutnya.
Jawab :
Untuk menjawab persoalan diatas dapat langsung dilakukan dengan membuat grafik untuk
melihat taksiran penjualan pada bulan berikutnya.
u 2300
n
i 2200
t
p 2100
e
n 2000
j
u 1900
a
l 1800
a
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
p e r i o d e
21
Dalam matematika garis lurus yang akan dibuat tersebut dinyatakan dalam suatu
persamaan atau fungsi garis lurus (linear) dengan rumusan Y’ = a + b X. Dalam metode
trend setengah rata-rata (semi average) ditentukan bahwa untuk mengetahui fungsi tersebut
semua data historis dikelompokan menjadi dua himpunan dengan jumlah anggota
kelompok masing-masing yang sama.
Untuk menentukan nilai dari trend setengah rata-rata dengan menggunakan rumus
diatas dilakukan penyesuaian dalam perhitungannya yaitu, Y = a + b X, dimana :
Y = nilai yang dicari (nilai trend tertentu)
a = nilai trend periode dasar (konstanta)
b = pertambahan trend tahunan secara rata-rata
X X1
Nilai b ini dapat ditentukan dengan cara b = 2 dimana :
N
X 1 = rata-rata kelompok I
X 2 = rata –rata kelompok II
N = jumlah periode antara X 1 dan X 2
X = jumlah satuan tahun yang diinginkan dari periode dasar
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa dalam metode trend setengah rata-rata jumlah
data dikelompokkan menjadi dua yaitu ada kelompok I dan kelompok II dimana masing-
masing kelompok jumlah datanya sama, dimana akan diketahui kelompok atau himpunan
data sebagai berikut :
a. Jumlah data genap dan komponen kelompok data genap
b. Jumlah data genap dan komponen kelompok data ganjil
c. Jumlah data ganjil dan komponen kelompok data ganjil
Contoh :
Perusahaan AA memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun unit penjualan Tahun unit penjualan
1996 1850 2002 1980
1997 1800 2003 1960
1998 1900 2004 2000
1999 2000 2005 2200
2000 1950 2006 2240
2001 2020 2007 2220
Berdasarkan data historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah penjualan untuk 3 tahun
kedepan dengan menggunakan metode semi rata-rata.
22
Nilai persamaan garis trend Y’ = a + b X, dimana Y adalah nilai trend yang dicari. Dari
X X1
hasil perhitungan diatas diketahui nilai a = 1.920, dan nilai b = 2 yaitu 2.100 –
N
1.920 : 6 = 30. jadi persamaan fungsi garis lurus yang didapatkan adalah Y’ = a + b X
menjadi Y’ = 1.920 + 30 X, dengan demikian untuk mencari nilai trend dari tahun 1996
sampai dengan tahun 2007 dan tahun taksirannya sampai 2010 adalah dengan mengganti
nilai X (parameter X), sedangkan untuk menentukan nilai taksiran kedepan adalah dengan
melanjutkan nilai X yang interval sama seperti pada tabel.
23
Nilai yang diperoleh dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2007 merupakan nilai
trend dan dimasukan kedalam kolom nilai trend (Y’), sedangkan nilai yang diperoleh dari
tahun 2008 sampai tahun 2010 merupakan taksiran penjualan yang diinginkan pihak
perusahaan dan dimasukkan dalam kolom unit penjualan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis
(penjualan aktual perusahaan), akan menjadi garis yang terarah ( garis lurus) yang dibentuk
oleh nilai trend, karena dapat dilihat bahwa data penjualan perusahaan tersebut jika dibuat
garis dalam grafik akan membentuk garis yang tidak teratur dan nilai trend akan membawa
menjadi garis lurus.
Berikut dapat dilihat penggunaan nilai nol (nol) dengan interval satu akan
memberikan nilai trend yang sedikit berbeda dengan penggunaan nilai setengah seperti
perhitungan yang diatas, mana yang akan digunakan ? kedua contoh perhitungan dapat
dipakai, tapi tergantung pihak ingin menggunakan yang mana atau salah satunya.
24
25
1. PT. Bima Sakti memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data
historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah unit barang yang diharapkan terjual
selama tiga tahun yang akan datang.
Tahun Unit penjualan Tahun Unit penjualan
1993 1780 2000 1980
1994 1850 2001 1970
1995 1810 2002 2100
1996 1890 2003 2200
1997 2000 2004 2240
1998 1950 2005 2500
1999 2020 2006 2600
Dengan menggunakan metode semi rata-rata carilah nilai trend dan taksiran penjualan
untuk 3 tahun yang akan datang.
2. Toko Manis menyajikan data penjualan gula pasir setiap tahunnya dalam satuan ton
sebagai berikut :
Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton)
1996 60 ton 2002 130 ton
1997 75 ton 2003 130 ton
1998 90 ton 2004 140 ton
1999 100 ton 2005 150 ton
2000 120 ton 2006 180 ton
2001 125 ton 2007 200 ton
Dengan tehnik forecasting semi rata-rata, tentukan besarnya penjualan gula pasir untuk
tiga tahun kedepannya.
3. Dibawah ini disajikan data penjualan kopi selama periode 1998 – 2007 dalam satuan
ton dari Toko “Camar” sebagai berikut :
Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton)
1998 198.600 2004 246.500
1999 207.500 2005 248.700
2000 222.700 2006 244.100
2001 238.200 2007 250.000
2002 238.700
2003 236.300
Dengan tehnik forecasting semi rata-rata, tentukan besarnya penjualan kopi untuk tiga
tahun kedepannya.
26
Cara mencari nilai trend dengan menggunakan metode trend moment ini ada
perbedaan metode semi rata-rata diatas, perbedaan terletak pada penggunaan rumus yang
dipakai dalam trend moment ini, yaitu :
Y’ = a + b X dirubah dalam bentuk :
Y = n.a + b. X Persamaan I
XY = a. X + b. X 2
Persamaan II
Dimana : Y’ = nilai trend yang dicari
Y = data historis
X = parameter pengganti waktu (tahun), karena jarak (interval) antara deret
an tahun tersebut sama, maka jarak (interval) parameter X juga sama.
Dalam perhitungan pada penetapan nilai X nilai parameter ini dimulai dari tahun
atau periode pertama yang ditetapkan sebagai tahun atau periode dasar dengan memberikan
nilai atau angka 0 (nol) pada tahun dasar tersebut, selanjutnya dengan interval sama
Contoh :
PT, Abadi Jaya memberikan data penjualan untuk beberapa tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun Penjualan (unit) Tahun Penjualan (unit)
1999 4.660 2005 4.700
2000 4.680 2006 4.780
2001 4.590 2007 4.800
2002 4.710
2003 4.740
2004 4.750
Dengan tehnik forecasting trend moment, tentukan besarnya penjualan untuk tiga tahun
kedepannya.
Jawab :
Penjualan Nilai
Tahun (Y) (X) XY X2
1999 4660 0 0 0
2000 4680 1 4680 1
2001 4590 2 9180 4
2002 4710 3 14130 9
2003 4740 4 18960 16
2004 4750 5 23750 25
2005 4700 6 28200 36
2006 4780 7 33460 49
2007 4800 8 38400 64
Jumlah 42.410 36 170760 204
Setelah dicari nilai X, XY, dan nilai X2, maka dapat dimasuk kedalam persamaan dari
rumus trend moment sebagai berikut :
27
Jika nila b = 36,6 dimasukkan dalam persamaan I, maka akan diperoleh hasil
sebagai berikut :
Soal latihan.
1. PT. “XYZ” yang bergerak dalam penyediaan susu bayi ingin membuat forecasting
penjualan susu bayi untuk beberapa tahun mendatang pada suatu daerah yang sedang
berkembang. Data tahun-tahun terakhir adalah :
Tahun Penjualan Susu (ribuan kaleng)
2002 2.500
2003 3.750
2004 4.000
2005 4.500
2006 5.500
2007 6.000
Dengan tehnik forecasting trend moment, tentukan besarnya penjualan untuk tiga tahun
kedepannya.
28
3. Toko Manis menyajikan data penjualan gula pasir setiap tahunnya dalam satuan ton
sebagai berikut :
Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton)
1996 60 ton 2002 130 ton
1997 75 ton 2003 130 ton
1998 90 ton 2004 140 ton
1999 100 ton 2005 150 ton
2000 120 ton 2006 180 ton
2001 125 ton 2007 200 ton
Dengan tehnik forecasting trend moment, tentukan besarnya penjualan gula pasir untuk
tiga tahun kedepannya.
4. Dibawah ini disajikan data penjualan kopi selama periode 1998 – 2007 dalam satuan
ton dari Toko “Camar” sebagai berikut :
Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton)
1998 198.600 2004 246.500
1999 207.500 2005 248.700
2000 222.700 2006 244.100
2001 238.200 2007 250.000
2002 238.700
2003 236.300
Dengan tehnik forecasting trend moment, tentukan besarnya penjualan kopi untuk tiga
tahun kedepannya.
29
Metode trend least square merupakan penyederhanaan dari metode trend moment,
sehingga mempermudah perhitungannya, rumus diketahui sebagai berikut :
Y = n.a + b. X (Persamaan I)
XY = a. X + b. X2 (Persamaan II)
Sedangkan pada trend least square disederhanakan rumus tersebut dengan cara
mengusahakan sedemikian rupa sehingga jumlah nilai parameter X sama dengan 0 (nol)
atau ( X = 0 ). Oleh karena X = 0 maka rumus tersebut akan menjadi lebih sederhana
yaitu :
Y’ = a + bX
Y = n.a menjadi a = Y / n
XY = b. X 2
menjadi b = XY / X2
Dengan demikian rumus yang digunakan dalam perhitungan menurut trend least
square sebagai berikut :
Y’ = a + bX
a = Y / n
b = XY / X2
Contoh : data ganjil
PT. Sinar Harapan memberikan data penjualan tahun-tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton)
1999 4.660 2005 4.770
2000 4.680 2006 4.780
2001 4.590 2007 4.800
2002 4.710
2003 4.740
2004 4.750
Dengan tehnik forecasting trend least square, tentukan besarnya penjualan PT. Sinar
Harapan untuk tiga tahun kedepannya.
Jawab :
Penjualan Nilai
Tahun (Y) (X) X.Y X2
1999 4660 -4 -18640 16
2000 4680 -3 -14040 9
2001 4590 -2 -9180 4
2002 4710 -1 -4710 1
2003 4740 0 0 0
2004 4750 1 4750 1
2005 4770 2 9540 4
2006 4780 3 14340 9
2007 4800 4 19200 16
Jumlah 42480 0 1260 60
Data ganjil
30
Jawab :
Penjualan Nilai
Tahun (Y) (X) X.Y X2
1998 4660 -9 -41940 81
1999 4680 -7 -32760 49
2000 4590 -5 -22950 25
2001 4710 -3 -14130 9
2002 4740 -1 -4710 1
2003 4750 1 4750 1
2004 4770 3 14310 9
2005 4780 5 23900 25
2006 4800 7 33600 49
2007 4900 9 44100 81
Jumlah 47380 0 4170 330
Data genap
Dari perhitungan tabel diatas diperoleh nilai trend least square sebagai berikut :
Y’ = a + b X
a = Y / n a = 47380 / 10 = 4.738
b = XY / X 2
b = 4.170 / 330 = 12,64
Y’ = 4.738 + 12,64 X
31
Dari penggunaan metode-metode terdahulu seperti trend bebas, trend setengah rata-
rata, trend moment, dan trend least square, kesemuanya bertujuan untuk menemukan suatu
bentuk garis lurus sebagai pengganti garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis.
Dalam matematika untuk membentuk garis lurus tersebut seperti yang telah diuraikan
diatas adalah dengan menggunakan persamaan linear dengan rumus : Y’ = a + b X.
Sedangkan dalam keadaan sesungguhnya dalam perekonomian ada kalanya perusahaan
yang memang dari waktu kewaktu menunjukkan grafik yang selalu meningkat dalam
usahanya, tapi disisi lain banyak juga perusahaan yang mengalami kondisi yang berbeda
dalam arti dimulai dari masa pendirian sampai pada suatu masa puncak, dan dari masa
puncak ini perusahaan tersebut mengalami kemunduruan.
Bagi perusahaan yang mengalami masa pendirian, masa jaya, dan masa
kemunduran, jika dilukiskan atau digambarkan dalam grafik akan membentuk garis
melengkung seperti parabola ( non linear ), maka metode yang sesuai untuk digunakan
adalah metode kuadratik (parabolic method). Dalam matematika bentuk parabola semacam
ini dinyatakan dalam suatu persamaan atau fungsi parabola dengan rumus :
Y’ = a + b X + c X2 dari rumus tersebut dapat dirubah kedalam bentuk
sebagai berikut :
Y = n.a + c X2 persamaan I
XY = b X 2
persamaan II
X Y = aX + cX
2 2 4
persamaan III
Contoh :
PT. Nusantara selama beberapa tahun terakhir memberikan data penjualannya. Berdasarkan
data historis tentang jumlah unit barang yang terjual, dengan menggunakan metode
parabolic method tentukan taksiran yang diharapkan terjual untuk beberapa tahun
mendatang. Data penjualannya sebagai berikut :
Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton)
1998 2.000 2003 22.000
1999 10.000 2004 24.000
2000 14.000 2005 20.000
2001 16.000 2006 18.000
2002 20.000
Dari data tersebut :
a. Tentukan nilai persamaan dari fungsi parabolic
b. Tentukan taksiran penjualan untuk 3 tahun kedepan
c. Gambarkan grafik penjualan perusahaan tersebut.
Jawab :
Dalam metode parabolic ini untuk menentukan nilai X atau parameter digunakan model
metode least square, dimana nilai X adalah sama dengan 0 (nol). Berarti nilai X pada
perhitungan metode parabolik ini nilai parameter X adalah juga sama dengan 0 (nol).
33
Y’ = a + b X + c X2
Y = n.a + c X2 persamaan I
XY = b X2 persamaan II
X2Y = a X2 + c X4 persamaan III
Y = n.a + c X2 146000 = 9 a + 60 c ( 20 )
X2Y = a X2 + c X4 780000 = 60 a + 708 c ( 3)
2920000 = 180 a + 1200 c
2340000 = 180 a + 2124 c
580000 = - 924 c
c = 580000 / -924
= - 627,7
Jika nilai c = -627,7 dimasukan kedalam persamaan I, akan diperoleh hasil sebagai
berikut :
Y = n.a + c X2 146000 = 9 a + 60 c
146000 = 9 a + 60 ( -627,7 )
146000 = 9 a - 37662
9 a = 183662
a = 183662 / 9
a = 20406,9
Sedangkan dari persamaan II akan diperoleh hasil :
XY = b X2 120000 = 60 b
b = 120000 / 60 b = 2000
Jadi fungsi parabola yang diperoleh adalah :
Y’ = a + b X + c X2
= 20.406,9 + 2.000 X – 627,7 X2
34
Unit Sales
20000
15000
10000
5000
0
98 99 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09
Tahun
35
1. PT. Raga Perkasa memberikan data penjualannya selama beberapa tahun terakhir
sebagai berikut :
Tahun Penjualan (unit) Tahun Penjualan (unit)
1998 31.950 2003 44.300
1999 34.050 2004 49.100
2000 36.000 2005 37.650
2001 36.350 2006 37.950
2002 62.500 2007 37.000
Dengan menggunakan metode kuadratik lakukanlah :
a. Tentukan nilai persamaan dari fungsi parabolic
b. Tentukan taksiran penjualan untuk 5 tahun kedepan
c. Gambarkan grafik penjualan perusahaan tersebut.
2. PT. Bimantara memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data
historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah unit barang yang diharapkan terjual
selama tiga tahun yang akan datang.
Tahun Unit penjualan Tahun Unit penjualan
1993 1780 2000 2200
1994 1850 2001 2000
1995 1810 2002 1900
1996 1890 2003 1800
1997 2000 2004 1700
1998 1950 2005 1600
1999 2500 2006 1650
Dengan menggunakan metode kuadratik :
a. Tentukan nilai persamaan dari fungsi parabolic
b. Tentukan taksiran penjualan untuk 3 tahun kedepan
c. Gambarkan grafik penjualan perusahaan tersebut.
36
Hasil perhitungan akan memberikan tiga alternatif dari nilai r tersebut sebagai
berikut :
a. Jika nilai r mendekati angka positif satu (+1), berarti bahwa variabel X mempunyai
pengaruh yang kuat dan positif terhadap perkembangan variabel Y, ini berarti apabila
variabel X bertambah, maka variabel Y akan terdorong untuk bertambah juga, begitu
sebaliknya.
37
Contoh :
1. PT. Tunas Mekar yang bergerak dalam produksi susu untuk konsumen khusus (susu
bayi) akan dapat melakukan prediksi untuk memproduksi susu bayi dengan melihat
tingkat kelahiran bayi pada daerah penjualannya. Adapun data produksi susu bayi dari
PT. tersebut yaitu :
Tahun Produksi susu bayi Kelahiran bayi
2001 240 140
2002 240 160
2003 300 250
2004 420 300
2005 300 350
Dari data tersebut tentukan fungsi regresinya dan tentukan perkiraan penjualan untuk 3
tahun mendatang.
38
Langkah II
Perkiraaan tingkat produksi susu bayi
Produksi susu Kelahiran bayi
Tahun (Y) (X) XY X2 Y2
2001 240 140 33600 19600 57600
2002 240 160 38400 25600 57600
2003 300 250 75000 62500 90000
2004 420 300 126000 90000 176400
2005 300 350 105000 122500 90000
1500 1200 378000 320200 471600
39
Langkah III
Dengan bantuan perhitungan tabel pada langkah II maka dapat dilihat hubungan
(korelasi) antara tingkat kelahiran bayi dengan tingkat produksi susu sebagai berikut :
n( XY ) ( X )( Y )
r =
n( X 2 ) ( X ) 2 x n( Y 2 ) (Y ) 2
5( 378000 ) (1200)(1500)
r =
5( X 320200 ) (1200) 2 x 5( 471600 ) (1500) 2
90000
r = r = 0,6817
161000 x 108000
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai r adalah sebesar 0,6817 ini
berarti bahwa tingkat kelahiran bayi mempunyai pengaruh yang cukup kuat dan positif
terhadap produksi susu untuk bayi.
40
X 496
X X = 33
n 15
41
42
n( XY ) ( X )( Y )
r =
n( X 2 ) ( X ) 2 x n( Y 2 ) (Y ) 2
15(18438) (496)(555)
r =
15(16468) (496) 2 x 15(20685) (555) 2
1290
r = r = 0,858
1503
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai r adalah sebesar 0,858 ini
berarti bahwa biaya produksi mempunyai pengaruh yang cukup kuat dan positif terhadap
nilai penjualan dari perusahaan tersebut.
Soal latihan
1. PT. Abdi Nusa memberikan data nilai penjualan dan biaya promosi untuk beberapa
tahun sebagai berikut :
Tahun Nilai penjualan (juta) Biaya promosi (juta)
2003 300 150
2004 350 160
2005 300 200
2006 390 300
2007 400 350
Dari data tersebut tentukan fungsi regresinya dan tentukan perkiraan penjualan untuk 3
tahun mendatang dengan bantuan metode trend moment dan berapa korelasinya.
43
44
PT. Kharisma selama 10 tahun terakhir memberikan data dari nilai penjualan, nilai
biaya produksi, dan nilai biaya promosi sebagai berikut :
Tahun Nilai penjualan (juta) Biaya produksi (juta) Biaya promosi (juta)
1998 23 10 7
1999 17 12 3
2000 15 14 2
2001 17 14 4
2002 23 18 6
2003 22 15 5
2004 23 15 7
2005 24 16 8
2006 27 16 8
2007 30 20 9
Dari data tersebut buatlah persamaan regresi, hubungannya, dan estimasi penjualan
untuk masa mendatang. Penjelasan nilai penjualan = Y, biaya produksi = X1, biaya
promosi = X2.
Jawab :
Tahun Y X1 X2 X1Y X2Y X1 X2 X12 X22
1998 23 10 7 230 161 70 100 49
1999 17 12 3 204 51 36 144 9
2000 15 14 2 210 30 28 196 4
2001 17 14 4 238 68 56 196 16
2002 23 18 6 414 138 108 324 36
2003 22 15 5 330 110 75 225 25
2004 23 15 7 345 161 105 225 49
2005 24 16 8 384 192 128 256 64
2006 27 16 8 432 216 128 256 64
2007 30 20 9 600 270 180 400 81
221 150 59 3387 1397 914 2322 397
45
221 = 10 a + 150 b1 + 59 b2 ( 15 )
3387 = 150a + 2322 b1 + 914 b2 (1)
3315 = 150a + 2250 b1 + 885 b2
3387 = 150a + 2322 b1 + 914 b2
- 72 = 0a + -72 b1 + -29 b2 maka -72 = -72 b1 – 29 b2 (persamaan 4)
-72 = -72 b1 – 29 b2 ( 10 )
-93 = -29 b1 - 49 b2 (24,83)
-720 = -720 b1 – 290 b2
- 2309 = -720 b1 – 1217 b2
1589 = 0 b1 + 927 b2
b2 = 1589 / 927
= 1,714
Bila nilai b2 dimasukan dalam persamaan 4 maka diperoleh hasil yaitu :
-72 = -72 b1 – 29 b2 -72 = -72 b1 – 29 (1,714)
-72 = -72 b1 – 49,71
72 b1 = 121,71
b1 = 121,71 / 72
b1 = 1,69
46
Analisis-analisis khusus.
a. Analisis Industri
47
48
Contoh :
Sebuah perusahaan memberikan laporan penjualan untuk dua macam produk yaitu produk
A dan produk B sebagai berikut :
Bulan Produk A Produk B
Januari 12000 13200
Februari 12200 13750
Maret 13000 14150
April 13500 14200
Mei 13750 14200
Juni 14000 14500
Juli 14000 16000
Agustus 14850 17000
September 15000 17000
Oktober 15500 18250
Nopember 19000 19500
Desember 20000 20500
176800 192250
Data tambahan antara lain :
a. Persediaan akhir untuk produk A dan produk B sebesar 15000 unit.
b. Persediaan awal untuk produk A dan produk B sebesar 6600 unit
c. Harga jual perunit produk A Rp 200 dan produk B Rp 300
d. Biaya tetap untuk produk A dan produk B sebesar Rp 2400000
e. Biaya variabel untuk produk A dan produk B sebesar Rp 3500000
Akhir-akhir ini diperkirakan bahwa target tersebut tidak dapat dicapai lagi dengan demikian
manajer dihadapkan dengan dua pilihan yaitu :
a. Mempertahankan seperti apa yang telah direncanakan telah ada.
b. Menaikan harga 10 % dan menurunkan volume 10 % atau menaikan volume 10 %
dan menurunkan harga 10 %
Jawab.
Terlebih dahulu dicari tingkat produksi masing-masing produk A dan produk B, kemudian
dicari nilai biaya variabel perunit masing-masing produk.
Produk A 176.000 Produk B 192.250
Persediaan akhir 15.000 Persediaan akhir 15.000
Kebutuhan 191.800 Kebutuhan 207.250
Persediaan awal 6.600 Persediaan awal 6.600
Produksi 185.200 Produksi 200.650
49
Alternatif pilihan
Seperti yang sudah
Keterangan Volume turun 10 % Volume naik 10 %
ada
Harga naik 10 % Harga turun 10 %
Penjualan
Produk B 200.650 180,585 220.715
Harga 300 330 270
Jumlah penjualan 60.195.000 59.595.050 59.593.050
Biaya-biaya
- biaya tetap 2.400.000 2.400.000 2.400.000
- biaya variabel 3.500.000 3.069.945 3.752.155
Jumlah biaya 5.900.000 5.469.945 6.152.155
Laba 54.295.000 54.123.105 53.440.895
50
1. Perusahaan “Salama” memproduksi dan menjual dua macam barang yakni barang A
dan barang B. Data volume penjualan selama 5 tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun Barang A (unit) Barang B (unit)
2003 150.000 700.000
2004 160.000 750.000
2005 290.000 800.000
2006 350.000 800.000
2007 320.000 1.000.000
Data lain adalah ; harga perunit barang disemua daerah penjualan adalah barang A Rp
10,- barang B Rp 20,-. Pola distribusi penjualan per daerah penjualan adalah :
Daerah Barang A Barang B
Sumbar 40 % 60 %
Riau 60 % 40 %
Dengan menggunakan bantuan metode trend least square maka tentukanlah :
a. Perkiraan penjualan barang A dan barang B pada tahun 2008
b. Distribusi penjualan barang dan jumlah penerimaan dimasing-masing daerah untuk
barang A dan barang B
2. PT. Mitra Anda memberikan data penjualannya selama beberapa tahun terakhir sebagai
berikut :
Tahun Penjualan Tahun Penjualan
1998 31.950 2003 50.500
1999 34.050 2004 45.000
2000 36.000 2005 37.000
2001 36.350 2006 30.000
2002 62.500 2007 29.000
Dengan menggunakan metode parabolic lakukanlah penaksiran penjualan perusahaan
untuk dua tahun kedepan. (untuk penentuan nilai X dalam perhitungan tabel pakai
metode least square)
51
52
Perencanaan dan penyusunan anggaran produksi haruslah dibuat secara teliti, karena
akan dapat dilakukan penghematan efisiensi dari penyimpangan biaya produksi yang
mungkin saja terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran produksi
antara lain :
a. Rencana penjualan yang tertuang dalam budget penjualan (khusus tentang kuantitas,
kualitas barang).
b. Kapasitas mesin dan peralatan produksi yang tersedia, serta kemungkinan perluasannya.
c. Tenaga kerja yang tersedia, meliputi jumlah skiil dan pengalaman.
d. Modal kerja yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan penambahannya dimasa
datang.
e. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan
kegiatan produksi, serta kemungkinan perluasan diwaktu yang akan datang.
f. Luas perusahaan yang optimal, kapasitas produksi yang memberikan biaya produksi
rata-rata perunit yang paling rendah.
53
Tahapan yang paling menentukan kapan barang akan diproduksi, kondisi ini
dipengaruhi oleh lamanya proses produksi, dan jumlah barang yang akan dihasilkan, dua
kondisi ini tergantung pula pada fasilitas pabrik, fasilitas pergudangan, stabilitas tenaga
kerja, stabilitas bahan baku, dan modal yang digunakan. Adapun tahap-tahap yang dilalui
dalam penyusunan anggaran produksi adalah :
a. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan ini mencakup ; menentukan periode waktu yang dipakai,
menentukan jumlah satuan fisik.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini mencakup; menentukan kapan diproduksi, menentukan dimana
diproduksi, menentukan urutan proses produksi, menentukan standard penggunaan
fasilitas produksi untuk mencapai efisiensi, menyusun program penggunaan bahan baku
tenaga kerja service dan peralatan, menyusun standard biaya produksi, membuat
perbaikan bilamana perlu.
Dalam menyusun anggaran produksi terdapat tiga pola produksi yang perlu
dipertimbangkan yaitu :
a. Pola produksi yang mengutamakan stabilitas
Maksudnya perkembangan yang ajeg atau stabil dari jumlah unit yang akan
diproduksikan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Ini berarti bahwa
walaupun terjadi fluktuasi penjualan, namun jumlah unit yang akan diproduksi akan
selalu sama, maka akan timbul kemungkinan lain :
1) Dimana pada bulan-bulan tertentu produksi tetap, penjualan menurun, maka terjadi
kelebihan stock barang jadi.
2) Dimana pada bulan-bulan tertentu produksi tetap, penjualan meningkat, maka
terjadi kekurangan persediaan barang jadi.
54
Misalkan persediaan awal 600 unit barang, penjualan selama 1 periode tertentu 1000 unit,
persediaan akhir diperkirakan 400 unit, berapakah jumlah barang yang diproduksikan ?
Tingkat penjualan 1000
Tingkat persediaan akhir 400+
Barang yang tersedia / kebutuhan 1400
Tingkat persediaan awal 600 -
Tingkat produksi 800
Contoh :
55
Jawab :
Penjualan industri tahun 2008 dan 2009
Tahun Penjualan Nilai Nilai Nilai
(Y) (X) XY X2
2002 75000 -5 -375000 25
2003 72000 -3 -216000 9
2004 78000 -1 -78000 1
2005 81000 1 81000 1
2006 90000 3 270000 9
2007 94500 5 472500 25
490500 0 154500 70
56
Skedul Produksi
Periode Penjualan Pers Akhir Kebutuhan Pers awal Produksi
Januari 1.166,4 975,6 2.142 1.166 976
Februari 1.166,4 785,2 1.915,6 975,6 976
Maret 1.166,4 594,8 1.761,2 785,2 976
Triwulan II 2.332,8 1.190 3.522,8 594,8 2.928
Triwulan III 2.332,8 1.785 4.117,8 1.190 2.928
Triwulan IV 3.498,2 1.219 4.718,2 1.785 2.928
11.664 11.717
57
Jawab :
Tahun Penjualan Nilai Nilai Nilai
(Y) (X) XY X2
2000 85000 0 0 0
2001 90000 1 90000 1
2002 110000 2 220000 4
2003 111000 3 333000 9
2004 110000 4 440000 16
2005 112000 5 560000 25
2006 111000 6 666000 36
2007 113000 7 791000 49
842000 28 3100000 140
Y = n.a + b X 842000 = 8 a + 28 b (5)
XY = a X + b X2 3100000 = 28 a + 140 b (1)
4210000 = 40 a + 140 b
3100000 = 28 a + 140 b
1110000 = 12 a
a = 1.110.000 / 12
a = 92.500
Y = n.a + b X 842000 = 8 a + 28 b
= 8 (92.500) + 28 b
= 740.000 + 28 b
842.000 – 740.000 = 28 b
b = 102.000 / 28
b = 3.642,8
58
Skedul Produksi
Periode Penjualan Pers Akhir Kebutuhan Pers awal Produksi
Januari 18.246,36 34.223,84 52.470,2 45.000 7.470,2
Februari 18.246,36 23.447,68 41.694,04 34.223,84 7.470,2
Maret 18.246,36 12.671,52 30.917,88 23.447,68 7.470,2
Tri II 12.164,24 22.917,88 35.082,12 12.671,52 22.410,6
Tri III 24.328,48 21.000 45.328,48 22.917,88 22.410,6
Tri IV 30.410,60 13.000 43.410,60 21.000 22.410,6
121.642,4 89.642,4
3. PT. Tata Usaha merencanakan penjualan selama tahun 2008 sebesar Rp 32.000 unit
dengan pola penjualan sebagai berikut :
a. Indeks penjualan
Januari 11 % Triwulan II 25 %
Februari 10 % Triwulan III 15 %
Maret 9% Triwulan IV 30 %
b. Persediaan awal tahun sebesar 4000 unit, persediaan akhir tahun sebesar 2000 unit.
c. Produksi normal bulanan sama dengan 1/12 produksi setahun. Produksi tidak boleh
berfluktuasi ± 10 % dari produksi normal, khusus untuk triwulan ke III dimana
penjualan sangat merosot, produksi bulanan turun 70 % dari produksi normal.
59
Jawab :
Tingkat produksi setahun :
Penjualan 32.000
Persediaan akhir 2.000 +
Kebutuhan 34.000
Persediaan awal 4.000 -
Tingkat produksi 30.000
Fluktuasi penjualan 10 %
Produksi normal perbulan = 30.000 : 12 = 2.500
Produksi maksimal per bulan = 110 % x 2.500 = 2.750
Produksi minimal perbulan = 90 % x 2.500 = 2.250
Produksi triwulan III = 70 % x (3 x 2.500) = 5.250
Skedul produksi
Periode Penjualan Pers Akhir Kebutuhan Pers awal Produksi
Januari 3.520 3.230 6.750 4.000 2.750
Februari 3.200 2.780 5.980 3.230 2.750
Maret 2.880 2.650 5.530 2.780 2.750
Tri II 8.000 2.900 10.900 2.650 8.250
Tri III 4.800 3.350 8.150 2.900 5.250
Tri IV 9.600 2.000 11.600 3.350 8.250
32.000 30.000
Catatan:
Dalam penyusunan skedul produksi, tingkat produksi yang digunakan adalah tingkat
produksi normal ditambah fluktuasi 10 %, bila menggunakan tingkat produksi normal
perbulan maka tingkat produksi tidak akan terpenuhi karena pada triwulan ke III tingkat
produksi turun 70 % dari produksi normal.
60
Jawab :
Penjualan
Tingkat perputaran persediaan =
RataRataPe rsediaan
Dengan demikian yang akan dicari disini adalah nilai persediaan akhir :
Penjualan
Perputaran persediaan =
RataRataPe rsediaan
59.000
7 =
(15.000 X ) : 2
7 ( 15.000 + X ) = 59.000 x 2
105.000 + 7 X = 118.000
7X = 118.000 – 105.000
7X = 13.000
X = 13.000 / 7
X = 1857,14
Jadi persediaan akhir tahun adalah sebesar 1857,14 unit
5. PT. Era Global memberikan data rencana produksi triwulanan sebagai berikut :
Triwulanan I = 1.000 kodi
Triwulan II = 1.000 kodi
Triwulan III = 1.200 kodi
Triwulan IV = 1.600 kodi
Persediaan awal tahun barang jadi sebesar 1.200 kodi. Persediaan akhir sama dengan 7
kali perputaran persediaan.
Diminta:
a. Carilah besarnya persediaan akhir
b. Tentukan volume produksi setahun
c. Susunlah skedul produksi triwulanan
Jawab :
Penjualan
Tingkat perputaran persediaan =
RataRataPe rsediaan
Perputaran persediaan = 7 kali
Penjualan setahun = 4.800 unit
Persediaan awal = 1.200 unit
Rata-rata persediaan = ( 1.200 + X ) : 2
Persediaan akhir = X unit
Dengan demikian yang akan dicari disini adalah nilai persediaan akhir :
Penjualan
Perputaran persediaan =
RataRataPe rsediaan
4.800
7 =
(1.200 X ) : 2
7 ( 1.200 + X ) = 4.800 x 2
8.400 + 7 X = 9.600
7X = 9.600 – 8.400
7X = 1.200
X = 1.200 / 7
X = 171,43 unit
Jadi persediaan akhir tahun adalah sebesar 171 unit
62
Skedul produksi :
Soal Latihan.
63
5. Perusahaan “Kaca Bening” menyusun anggaran untuk tahun 2008 dan data penjualan
selama 8 tahun terakhir adalah :
Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton)
2000 8500 2004 11000
2001 9000 2005 11200
2002 11000 2006 11100
2003 11000 2007 11300
Persediaan pada awal tahun 2008 diharapkan sebesar 5500, sehingga pada akhir tahun
diharapkan persediaan menjadi 2300.
Pola penjualan menurut indeksnya adalah :
Januari 9% Triwulan II 15 %
Februari 19 % Triwulan III 20 %
Maret 12 % Triwulan IV 25 %
64
6. PT. Tata Graha merencanakan penjualan selama tahun 2008 sebesar Rp 520.000 unit
dengan pola penjualan sebagai berikut :
Indeks penjualan
Januari 8% Triwulan II 15 %
Februari 8% Triwulan III 20 %
Maret 14 % Triwulan IV 25 %
Persediaan awal tahun sebesar 45000 unit, persediaan akhir tahun sebesar 21000 unit.
Produksi normal bulanan sama dengan 1/12 produksi setahun. Produksi tidak boleh
berfluktuasi ± 10 % dari produksi normal, khusus untuk triwulan ke III dimana
penjualan sangat merosot, produksi bulanan turun 65 % dari produksi normal.
Diminta :
a. Hitunglah produksi setahun dan penjualan bulanan atau triwulan.
b. Tentukan tingkat produksi dengan fluktuasi 10 %.
c. Susunlah skedul budget produksi.
8. PT. Era Global memberikan data rencana produksi triwulanan sebagai berikut :
Triwulanan I = 10.000 kodi
Triwulan II = 13.000 kodi
Triwulan III = 15.200 kodi
Triwulan IV = 17.600 kodi
Persediaan awal tahun barang jadi sebesar 11.200 kodi. Persediaan akhir sama dengan 7
kali perputaran persediaan.
Diminta:
a. Carilah besarnya persediaan akhir dan tentukan volume produksi setahun
b. Susunlah skedul produksi triwulanan.
65
1. Pengertian.
Anggaran bahan baku adalah semua budget yang berhubungan dan merencanakan
secara lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama
periode yang akan datang. Anggaran ini terdiri dari tiga bentuk anggaran, yang disusun
berurutan yaitu :
a. Anggaran unit kebutuhan bahan baku.
Anggaran unit kebutuhan bahan baku (unit of direct materials used budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah unit bahan baku yang dibutuhkan
untuk berproduksi selama periode yang datang.
b. Anggaran pembelian bahan baku.
Anggaran pembelian bahan baku (direct materials purchases budget), yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang pembelian bahan baku untuk memenuhi
kebutuhan untuk berproduksi selama periode yang akan datang.
c. Anggaran biaya bahan baku.
Budget biaya bahan baku (cost of direct materials budget), yang merencanakan secara
lebih rinci tentang besarnya biaya bahan baku untuk berproduksi selama periode yang
akan datang.
d. Anggaran persediaan bahan baku.
Anggaran persediaan bahan baku (materials inventory budget), yang merencanakan
secara lebih terperinci tentang pengadaan persediaan guna menjaga kelangsungan
proses produksi tetap terjaga.
Bahan baku (materials) yang digunakan perusahaan dalam proses produksi secara
umum dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu :
a. Bahan baku langsung (direct materials).
Bahan baku langsung yang dimaksud adalah bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi sebagai bahan baku pokok, artinya kalau tidak ada bahan baku tersebut sebuah
produk atau barang tidak akan terjadi. Bahan baku langsung ini dapat terdiri dari satu,
dua macam atau lebih.
b. Bahan baku tidak langsung / bahan penolong (indirect materials)
Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang sifatnya melengkapi atau sebagai
pelengkap dalam proses produski atau dalam penciptaan suatu produk atau barang,
lebih jelasnya tanpa adanya bahan baku tidak langsung ini sebuah produk atau barang
akan tetap dapat diproduksi, Bahan baku tidak langsung ini juga dapat terdiri dari satu,
dua macam atau lebih.
66
2 xRxS 2 xRxS
EOQ = atau EOQ =
PxI C
Dimana :
68
Contoh :
69
Jawab :
Pembelian yang paling ekonomis.
2 xRxS 2 x100000 x 2000
EOQ = EOQ = = 2800 unit
C 50
Frekwensi pembelian = 100000 : 2800 = 35 kali
Kebutuhan 1 minggu = 100000 : 50 = 2000 unit
Persediaan minimal = 2000 x 2 = 4000 unit (safety stock)
Kebutuhan masa tenggang= 2000 x 1 = 2000 unit (masa tunggu)
Pemesanan kembali = 4000 + 2000 = 6000 unit
Biaya penyimpanan :
Biaya pemesanan 1 tahun = 35 x 2000 = 70000
Biaya penyimpanan 1 tahun = 2/4 x 2800 x 50 = 70000 +
Jumlah biaya penyimpanan 1 tahun = 140000
Unit
12000 RoP = Kebutuhan lead time + safety stock
Titik puncak = EOQ + safety stock
10000
8000 RoP
6000
Lead time
4000
Safety stock
0
1 2 3 4 Minggu
Soal bahas :
70
Jawab :
Anggaran kebutuhan bahan baku
Bahan baku Pisang Molen
Periode Produksi SUR Jml Kebutuhan
Pisang Barangan
Januari 500 25
Februari 600 30
Maret 700 0,05 35
Triwulan II 1550 77,5
Triwulan III 1800 90
Triwulan IV 1950 97,5
7100 355
Tepung
Januari 500 20
Februari 600 24
Maret 700 28
0,04
Triwulan II 1550 62
Triwulan III 1800 72
Triwulan IV 1950 78
7100 284
71
72
Jawab :
Anggaran Penjualan
Bulan Pekanbaru Dumai Jumlah
Daerah (25 %) ( 75 % )
Januari 600 1800 2400
Februari 650 1950 2600
Maret 650 1950 2600
April 700 2100 2800
Mei 600 1800 2400
Juni 625 1875 2500
Juli 750 2250 3000
4575 13725 18300
Anggaran produksi
73
74
Jawab :
Jumlah yang harus diproduksi
Penjualan :
Pekanbaru 342000
Dumai 449000 +
791000
Persediaan akhir 75000 +
Kebutuhan 866000
Persediaan awal 80000 -
Produksi 786000
75
4. PT. Timbul Lagi memproduksi dan menjual produk A. Rencana penjualan tahun 2008
diperkirakan 950000 unit. Produk dijual di daerah Pekanbaru (40 % dari total penjualan
dengan harga jual @ Rp 150) dan Bangkinang (60 % dari total penjualan dengan harga
jual @ Rp 125). Dengan pola penjualan sebagai berikut :
Januari 5% Triwulan II 20 %
Februari 10 % Triwulan III 25 %
Maret 15 % Triwulan IV 25 %
Tingkat persediaan produk jadi adalah ; persediaan awal tahun 75000 unit, dan
persediaan akhir 50000 unit, persediaan awal pada bulan berikutnya 50 % dari
penjualan pada bulan yang bersangkutan
Perusahaan lebih mengutamakan stabilitas tingkat persediaan produk jadi. Setiap unit
produk jadi yang dihasilkan memerlukan bahan baku B sebanyak 3 kg dan bahan baku
C sebanyak 5 liter.
Diminta :
a. Buatlah skedul penjualan
b. Buatlah anggaran produksi /skedul produksi
c. Buatlah anggaran kebutuhan bahan baku
76
Skedul Penjualan
Daerah Pekanbaru = 40 % x 950000 unit = 380000
Daerah Bangkinang = 60 % x 950000 unit = 570000
77
1. PT. Bintungan membuat dua jenis produk yaitu ayam goreng (kentucky) dan pisang
molen. Pisang molen dibuat pada departemen oven dan ayam goreng dibuat pada
departemen goreng. Bahan baku yaitu ; pisang, dan ayam. Rencana produksi tahun
2008 adalah sebagai berikut :
Bulan Pisang molen Ayam goreng
Januari 525 850
Februari 565 860
Maret 600 900
Triwulan II 1500 2500
Triwulan III 1850 2700
Triwulan IV 2000 3000
Setiap 100 potong pisang molen menggunakan 5 sisir pisang barangan dan 4,5 kg
tepung, dan setiap 100 potong ayam goreng menggunakan 12 kg dan 3,5 kg tepung.
Harga pisang Rp 5000 persisir, harga ayam Rp 15000 per kg, dan 1 kg tepung Rp 3500
perkilogram
Dari data diatas susunlah :
a. Anggaran kebutuhan bahan baku
b. Anggaran biaya bahan baku
78
3. Perusahaan “X” selama satu tahun memerlukan bahan baku sebanyak 72000 unit,
dengan harga perunit Rp 10. sedangkan biaya pesanan setiap kali pesan adalah Rp 750,
biaya penyimpanan dan pemulihan digudang 20 %. Hitunglah EOQ dan frekwensi
pembelian.
4. Kebutuhan perusahaan Maritek terhadap bahan baku selama satu tahun adalah 40500
unit, dengan rincian sebagai berikut :
Biaya persediaan setiap pesanan Rp 85
Biaya pesanan per order 130
Biaya asuransi per unit 35
Biaya ekspedisi dan administrasi 55
Biaya pemeliharaan per unit 5
Biaya penerimaan barang setiap kali pesan 160
Biaya bunga atas modal per unit 20
Biaya sewa gudang per unit 45
Lead time 5 hari
Diminta :
a. Carilah economi order quantity (EOQ)
b. Carilah frekwensi pembelian
c. Carilah Re order Point (RoP dengan catatan 1 tahun = 360 hari)
5. PT. Angkasa Biru selama satu tahun membutuhkan bahan mentah sebanyak 36000 unit.
Harga perunit Rp 5,-. Biaya pemesanan Rp 500, biaya penyimpanan 10 % dari nilai
rata-rata bahan mentah yang dibeli. Biaya modal 9 % dari modal rata-rata yang
ditanamkan dalam setiap kali pembelian, biaya asuransi 0,5 %, biaya pemeliharaan 0,5
% dari nilai rata-rata bahan yang dibeli, safety stock ditentukan sebesar kebutuhan
selama 1 bulan dan lead time ½ bulan. Diminta hitunglah :
a. Economic order quantity (EOQ) dan frekwensi pembelian
b. RoP (satu tahun = 360 hari)
c. Gambarkan grafik hubungan EOQ, RoP, dan safety stock.
79
1. Pengertian.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran variabel, agar dalam
penetapan biaya ini dapat berlaku tepat yaitu :
a. Jenis biaya yang dihubungkan dengan tingkat out put maupun tingkat kegiatan
perusahaan.
b. Pemilihan satuan dasar kegiatan (activity base) yang tepat yang menunjukkan tingkat
out put atau kegiatan secara jelas.
c. Metode dalam menganalisa masing-masing elemen biaya untuk menetapkan dengan
benar berapa unsur tetap dan berapa unsur variabelnya.
d. Penggunaan dan penerapan konsep anggaran variabel.
Untuk melihat unsur biaya variabel dan unsur biaya tetap dalam penetapan biaya dapat
dilihat pada ilustrasi berikut :
80
81
8000
Relevan Range
7000
6000
5000
4000
3000
1000
Rp
8000
Relevan Range
7000
6000
5000
4000
3000
1000
82
7000
6000
5000
4000
2000
Rp
8000
7000
6000
5000
83
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
Rp
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
84
8000
7000
6000
Biaya yang nyata
5000
A
4000 Biaya yang dianggarkan
B
3000 Unsur variabel
2000
Meskipun dalam kenyataannya unsur biaya variabel jarang yang membentuk garis
lurus, tetapi selama biaya yang nyata masih searah dengan biaya yang dianggarkan, hal
tersebut masih dapat diterima. Karena itu dalam dunia bisnis masih tetap dianjurkan untuk
menggunakan asumsi garis lurus sebagai dasar penyusunan budget biaya variabel.
Sebelum menetapkan satuan dasar kegiatan yang akan dipergunakan pada suatu
bagian, sebaiknya dipertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut :
a. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus betul-betul mencerminkan dan menjadi ukuran
kegiatan (secara keseluruhan) bagian yang bersangkutan.
b. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus mampu mengukur perubahan-perubahan
tingkat out put yang dapat mengakibatkan perubahan-perubahan tingkat biaya.
c. Satuan dasar kegiatan yang dipilih sedapat mungkin hanya dipengaruhi oleh tingkat out
put sebagai faktor variabel.
d. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus mudah dipahami, mudah dihitung dan dapat
diaplikasikan dengan mudah dalam proses penganggaran.
e. Satuan dasar kegiatan yang dipilih tidak mendatangkan biaya tambahan dalam
perhitungan dan penggunaannya.
85
Secara umum dapat disebutkan beberapa keadaan dimana perkiraan langsung ini
layak digunakan, yakni :
a. Suatu bagian baru saja didirikan, sehingga data historis biaya dibagian tersebut tidak
tersedia atau tidak memadai.
b. Dilakukannya kegiatan yang tidak rutin, yang dapat menimbulkan biaya yang cukup
besar pada perusahaan, umpamanya pengaturan kembali peralatan pabrik.
c. Mulai dipakainya mesin baru, sehingga perusahaan bekerja dengan kapasitas baru.
Kemungkinan pula akibatnya biaya produksi berubah juga, dan pola biaya historis tidak
cocok lagi untuk estimasi biaya dimasa mendatang.
d. Terjadi perubahan pada metode produksi. Akibatnya kemungkinan pola biaya berubah
pula.
e. Terjadi perubahan-perubahan kebijaksanaan manajemen yang mungkin dapat
mempengaruhi pola biaya.
Cara ini cenderung bersifat kuantitatif yang berdasarkan pada perhitungan tingkat
biaya (budget) pada dua macam tingkat kegiatan tertentu. Sebagai contoh ; biaya tenaga
kerja tak langsung, dimana biaya bersifat semi variabel yaitu ada unsur biaya tetap dan
unsur biaya variabel, masing-masing Rp 4.000.000 / bulan dan Rp 2.000 / satuan out put.
Satuan out put dipakai sebagai satuan dasar kegiatan. Relevan range yang dipakai sebagai
batas tertinggi dan terrendah, berkisar antara 9.000 sampai dengan 12.000 out put. Dengan
memakai 9.000 sebagai titik terendah dan 12.000 sebagai titik tertinggi, unsur tetap dan
86
Metode Korelasi
Metode ini menggunakan salah satu alat analisis statistik. Sebagai kebalikany dari
metode titik tertinggi dan titik terendah, metode korelasi lebih menitik beratkan pada data
historis, metode korelasi dapat disajikan dalam dua cara yaitu :
a. Cara grafis.
87
Rp
1000
900
800
700
600
500
400
300
200 (A)
Pada gambar diatas garis trend yang digambarkan ternyata memotong sumbu tegak pada
titik A, sehingga unsur tetap pada biaya bahan mentah tak langsung disini adalah Rp
200.000,-, perbulan. Setelah diketahui unsur ini, unsur biaya variabel dihitung dengan cara
sebegai berikut :
88
Bulan X Y X2 XY
(000 Dmh) (000 rupiah)
Januari 44 875 1936 38500
Februari 41 850 1681 34850
Maret 45 875 2025 39375
April 43 850 1849 36550
Mei 36 750 1296 27000
Juni 22 550 484 12100
Juli 23 500 529 11500
Agustus 15 450 225 6750
September 30 600 900 18000
Oktober 38 700 1444 26600
Nopember 41 800 1681 32800
Desember 44 850 1936 37400
Jumlah 422 8650 15986 321425
Jam mesin langsung (dmh) sebagai variabel independen ( X ), dan biaya tenaga
kerja tak langsung sebagai variabel dependen ( Y ). Dan hubungan keduanya dapat
dituliskan dalam persamaan yaitu : Y = a + bX.
Dimana a menunjukkan komponen biaya tetap, sedangkan b merupakan komponen biaya
variabel per satuan (slope garis trend). Apabila digunakan rumus-rumus dasar sebagai
berikut : Y = a + bX. Y = n.a + bX
XY = a. X + bX2
89
90
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan utama penyusunan anggaran variabel
adalah untuk pengawasan biaya-biaya pada bagian tertentu didalam perusahaan. Untuk
keperluan tersebut anggaran variabel dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk sesuai
dengan yang dikehendaki, yakni bentuk formula, tabel dan grafik.
a. Bentuk formula
Anggaran variabel yang disusun dalam bentuk ini memberikan gambaran yang jelas
unsur tetap (biaya tetap perbulan) dan unsur variabel (biaya variabel per out put) yang
dikandung oleh setiap pos biaya.
b. Bentuk Tabel
Pada anggaran variabel yang ditampilkan dalam bentuk ini dapat dilihat berapa
besarnya biaya (todal) pada masing-masing pos, pada berbagai tingkat out put. Perlu
dicatat disini, bahwa unsur tetap dan unsur variabel setiap pos biaya sudah tidak
ditonjolkan, karena perhatian kita hanya ditujukan pada biaya total.
c. Bentuk Grafik
Anggaran variabel yang ditampilkan dengan bentuk ini dipakai sebagai pelengkap
kedua bentuk sebelumnya. Secara jelas dapat digambarkan hubungan antara out put
dengan biaya yang terjadi pada berbagai tingkat out put.
Contoh :
91
* Pembangkit tenaga.
Pada tingkat 15.000 unit = Rp 3.500.000
Pada tingkat 10.000 unit = Rp 2.500.000
Selisih 5.000 unit = Rp 1.000.000
* Pemeliharaan
* Lain-lain
Pada tingkat 15.000 unit = Rp 1.400.000
Pada tingkat 10.000 unit = Rp 1.000.000
Selisih 5.000 unit = Rp 400.000
Bentuk Formula :
Bentuk Tabel
Untuk menentukan biaya pada range 11250, 12500,13750 adalah berasaldari tambahan /
atau kenaikan 1250 unit, yaitu :
93
Pada tingkat produksi 10000, 11250, 12500, 13750, 15000 dapat dihitung biaya-biaya
yang bersifat semi variabel yaitu :
Y = 3.950.000 + 330 X
= 3.950.000 + 330 (10000) = Rp 7.250.000
Y = 3.950.000 + 330 X
= 3.950.000 + 330 (11250) = Rp 7.662.500
Y = 3.950.000 + 330 X
= 3.950.000 + 330 (12500) = Rp 8.075.000
Y = 3.950.000 + 330 X
= 3.950.000 + 330 (13750) = Rp 8.487.500
Y = 3.950.000 + 330 X
= 3.950.000 + 330 (15000) = Rp 8.900.000
94
Anggaran Biaya
Jenis Biaya
15.000 Jam Mesin 40.000 Jam Mesin
Gaji Pegawai 60000 60000
Material Reparasi 200000 400000
Lain-Lain 240000 250000
Jumlah 500000 710000
Diminta :
a. Susunlah variabel budget bentuk tabel dengan kenaikan 5000 jam reparasi.
b. Susunlah variabel budget bentuk formula
c. Hitunglah besarnya variabel budget pada 30000 jam reparasi
Jawab :
95
Jam Reparasi
Jenis Biaya
15000 20000 25000 30000 35000 40000
Gaji Pegawai 60000 60000 60000 60000 60000 60000
Material Reparasi 200000 240000 280000 320000 360000 400000
Lain-Lain 240000 242000 244000 246000 248000 250000
Jumlah 500000 542000 584000 626000 668000 710000
Komponen tetap
Gaji pegawai = Rp 60.000
Material reparasi : 200.000 – ( 25.000 x Rp 8 ) = Rp 0
Lain-lain : 240.000 – ( 25.000 x Rp 0,4 ) = Rp 230.000
96
97
Soal latihan .
Diminta :
a. Susunlah anggaran variabel dalam bentuk formula
b. Susunlah anggaran variabel dalam bentuk tabel dengan kenaikan interval range
2500 unit.
c. Hitunglah biaya-biaya yang bersifat semi variabel pada tingkat kegiatan (out put)
masing-masing sesuai range unit dari point b diatas..
2. Apa yang dimaksud dengan variabel budget dan apa tujuan utama pendekatan variabel
budget ?
3. Apa yang mendasari variabel budget, dan bagaimana pengklasifikasian biaya yang
sesuai dengan konsep variabilitas biaya.
4. Sebutkan dan jelaskan metode penentuan variabilitas biaya dan apa kegunaan dari
variabel budget.
98
Anggaran Biaya
Jenis Biaya
35.000 Jam Mesin 60.000 Jam Mesin
Gaji Pegawai 85000 85000
Material Reparasi 375000 725000
Lain-Lain 235000 365000
Jumlah
Diminta :
a. Susunlah variabel budget bentuk tabel dengan kenaikan 5000 jam reparasi.
b. Susunlah variabel budget bentuk formula
c. Hitunglah besarnya variabel budget pada 47500 jam reparasi
6. PT. Abadi Jaya memberikan anggaran untuk suatu jenis produk yang disusun sebagai
berikut :
Biaya Jam Mesin Jumlah Biaya (Rp)
25.000 – 34.999 15.000
35.000 – 44.999 25.000
Upah lembur
45.000 – 54.999 29.500
55.000 ke atas 35.700
10.000 – 14.999 8.000
15.000 – 24.999 12.000
Biaya mandor
25.000 – 44.999 15.000
45.000 – 54.999 20.000
55.000 keatas 22.000
Diminta :
Susunlah variabel budget untuk jam mesin berikut ini ; 15.000, 25.000, 35.000, 45.000,
55.000, dan 65.000, dan cantumkan biaya perunit.
99
1. Pengertian.
Anggaran tenaga kerja adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja langsung selama periode yang akan
datang. Upah yang akan dibayarkan dan jumlah tenaga kerja langsung yang dibutuhkan
dalam proses produksi tentunya berhubungan langsung dengan tingkat out put yang
diiginkan oleh perusahaan. Semakin lama proses pengerjaan suatu proses produksi semakin
besar upah yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.
Perencanaan efektif dan pengendalian yang sistematis dari biaya tenaga kerja
merupakan suatu hal yang penting, perencanaan dan pengendalian biaya tenaga kerja
mencakup masalah-masalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan tenaga kerja langsung.
b. Penerimaan tenaga kerja
c. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
d. Pengukuran kinerja dari tenaga kerja
e. Uraian tugas dan penilaian
f. Negosiasi dengan serikat pekerja
g. Adminsitrasi upah dan gaji
Biaya tenaga kerja mencakup semua pengeluaran untuk para karyawan baik dari
tingkat atas, tingkat menengah, dan tingkat bawah. Untuk merencanakan dan
mengendalikan biaya tenaga kerja secara efektif, jenis biaya tenaga kerja yang berbeda
harus dipertimbangkan secara terpisah. Dan khusus pada materi atau bagian ini yang akan
dibahas adalah jenis dari biaya tenaga kerja langsung.
Anggaran tenaga kerja langsung mencakup kebutuhan atas tenaga kerja langsung
yang direncanakan untuk memproduksi berbagai jenis dan kuantitas out put yang
direncakan dalam anggaran produksi. Meskipun beberapa perusahaan mempersiapkan
anggaran tenaga kerja yang mencakup tenaga kerja langsung dan tidak langsung, biasanya
lebih disukai untuk mempersiapkan anggaran terpisah untuk tenaga kerja langsung dan
memasukkan anggaran tenaga kerja tidak langsung dalam anggaran overhead pabrik.
100
Perencanaan biaya dan jam tenaga kerja langsung yang baik akan memberikan
keuntungan bagi perusahaan sebagai berikut :
a. Fungsi personel dapat ditampilkan lebih efisien karena ada dasar untuk perencanaan
efektif, pengerahan, pelatihan dan penggunaan tenaga kerja.
b. Fungsi keuangan dapat ditampilkan lebih efsien karena tenaga kerja sering
merupakan permintaan yang terbesa dalam kas selama tahun tersebut. Dengan
101
Dalam sebuah perusahaan kelompok tenaga kerja ini dapat digolongan dalam dua
jenis yaitu :
a. Tenaga kerja langsung.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses
produksi atau aktivitas produksi dalam menghasilkan unit produk tertentu dalam satuan
waktu tertentu. Dalam arti semakin lama dan semakin banyak jumlah tenaga kerja ini
bekerja maka akan semakin besar anggaran biaya tenaga kerja, sehingga biaya ini
bersifat variabel yaitu semakin banyak tenaga kerja atau semakin lama waktu kerja
maka semakin besar biayanya, demikian sebaliknya.
b. Tenaga kerja tak langsung.
Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dalam
proses produksi dan biayanya dihubungkan dengan biaya overhead pabrik.
Oleh karenanya ada hal-hal yang harus dipertimbangkan yang berhubungan dengan
tenaga kerja ini yaitu ; kebutuhan tenaga kerja, recruitmen / penarikan, pendidikan dan
pelatihan bagi tenaga kerja baru, gaji dan upah yang diterima tenaga kerja, evaluasi dan
spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja, sanksi-sanksi dan penghargaan bagi tenaga kerja,
dan pengawasan tenaga kerja.
102
1. Pada tahun ini Perusahan “Grafika Co” ingin membuat dua produk yaitu stiker A dan
stiker B. Kedua pembuatan stiker ini diproses pada dua bagian yaitu bagian
pemotongan dan bagian pencetakan, satuan produksi dihitung dalam pak atau packing
(setiap pak berisi 1.000 lembar stiker) adalah :
Periode Stiker A Stiker B
Januari 15 130
Februari 75 130
Maret 40 200
Triwulan II 200 450
Triwulan III 200 550
Triwulan IV 180 500
Setiap 10 lembar stiker A menghabiskan waktu :
- Bagian pemotongan waktu rata-rata 48 menit
- Bagian pencetakan waktu rata-rata 36 menit
Setiap 25 lembar stiker B menghabiskan waktu :
- Bagian pemotongan waktu rata-rata 37,5 menit
- Bagian pencetakan waktu rata-rata 30 menit
Rata-rata tarif upah pada bagian :
- Bagian pemotongan adalah Rp 10 per 100 jam
- Bagian pencetakan adalah Rp 5 per 100 jam
Diminta :
a. Buatlah anggaran jam tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk.
b. Buatlah anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk.
Jawab :
a. Anggaran jam tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk
Bagian Pemotongan
Periode Stiker A Stiker B
Produksi SUR Jml Menit Produksi SUR Jml Menit
Januari 15000 72000 130000 195000
Februari 75000 360000 130000 195000
Maret 40000 192000 200000 300000
4,8 1,5
Tri II 200000 960000 450000 675000
Tri III 200000 960000 550000 825000
Tri IV 180000 864000 500000 750000
710000 3408000 1960000 2940000
103
Bagian Pencetakan
Periode Stiker A Stiker B
Jam Upah Jumlah Jam Upah Jumlah
Januari 900 45 2600 130
Februari 4500 225 2600 130
Maret 2400 120 4000 200
0,05 0,05
Tri II 12000 600 9000 450
Tri III 12000 600 11000 550
Tri IV 10800 540 10000 500
42600 2130 39200 1960
Catatan :
10 lembar : Bagian pemotongan : wrr 48 menit, maka 1 lembar = 4,8 menit
Bagian pencetakan : wrr 36 menit, maka 1 lembar = 3,6 menit
25 lembar : Bagian pemotongan : wrr 37,5 menit, maka 1 lembar = 1,5 menit
Bagian pencetakan : wrr 30 menit, maka 1 lembar = 1,2 menit
Upah Rp 10 untuk bagian pemotongan per 100 jam, maka 1jam = Rp 0,1
Upah Rp 5 untuk bagian pencetakan per 100 jam, maka 1 jam = Rp 0,05
104
2. PT. Micro sedang menyusun anggaran tenaga kerja untuk tahun sekarang. Data yang
tersedia untuk keperluan tersebut adalah :
a. Perkiraan penjualan
Produk A = 20.000 unit
Produk B = 40.000 unit
Produk C = 10.000 unit
b. Perkiraan persediaan
Awal tahun Akhir tahun
Produk A 5.000 5.000
Produk B 10.000 10.000
Produk C 5.000 10.000
c. Standard jam kerja
Dept P Dept Q Dept R
Produk A 2 DLH 1 DLH 4 DLH
Produk B 1 DLH 2 DLH 3 DLH
Produk C 2 DLH 1 DLH 2 DLH
d. Upah kerja
Departemen P = Rp 500
Q = Rp 700
R = Rp 300
Diminta :
a. Hitunglah jumlah yang harus diproduksi pada tahun sekarang
b. Hitunglah jumlah DLH yang dianggarkan
c. Hitunglah Indirect Labour Cost yang dianggarkan tahun sekarang
Jawab :
a. Jumlah yang diproduksi tahun sekarang :
105
Soal latihan :
1. Pada tahun ini Perusahan “Grafika Pos” ingin membuat dua produk yaitu Media Pagi
dan Media Sore. Kedua pembuatan Mdeia ini diproses pada dua bagian yaitu bagian
prosesing dan bagian pencetakan, satuan produksi dihitung dalam bal (setiap bal berisi
1.500 eksemplar) adalah :
Periode Media Pagi Media Sore
Januari 25 140
Februari 85 145
Maret 50 200
Triwulan II 250 600
Triwulan III 270 850
Triwulan IV 200 800
Setiap 10 eksemplar media Pagi menghabiskan waktu :
- Bagian prosesing waktu rata-rata 40 menit
- Bagian pencetakan waktu rata-rata 25 menit
Setiap 25 eksemplar media sore menghabiskan waktu :
- Bagian prosesing waktu rata-rata 17,5 menit
- Bagian pencetakan waktu rata-rata 20 menit
2. PT. Sportif sedang menyusun anggaran tenaga kerja untuk tahun sekarang. Data yang
tersedia untuk keperluan tersebut adalah :
a. Perkiraan penjualan
Produk A = 35.000 unit
Produk B = 58.000 unit
Produk C = 17.000 unit
b. Perkiraan persediaan
Awal tahun Akhir tahun
Produk A 5.550 5.550
Produk B 21.220 21.220
Produk C 5750 12.250
c. Standard jam kerja
Dept P Dept Q Dept R
Produk A 3 DLH 1,5 DLH 5,5 DLH
Produk B 4 DLH 2,5 DLH 4,5 DLH
Produk C 2 DLH 2,5 DLH 3,5 DLH
d. Upah kerja
Departemen P = Rp 675
Q = Rp 985
R = Rp 550
Diminta :
a. Hitunglah jumlah yang harus diproduksi pada tahun sekarang
b. Hitunglah jumlah DLH yang dianggarkan
c. Hitunglah Indirect Labour Cost yang dianggarkan tahun sekarang
107
1. Pengertian.
Anggaran biaya overhead pabrik (factory overhead budget) adalah budget yang
merencanakan secara lebih rinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode
yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya pabrik tidak
langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung, dan waktu atau kapan biaya pabrik tidak
langsung tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan departemen dimana
biaya pabrik tidak langsung terjadi. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya pabrik tidak
langsung adalah semua biaya yang terdapat serta terjadi didalam lingkungan pabrik, tetapi
tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi.
Dalam arti anggaran biaya overhead pabrik atau biaya pabrik tidak langsung adalah
biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses produksi,
kecuali biaya bahan baku langsung, dan biaya tenaga kerja langsung. Secara garis besar
bagian produksi dalam suatu perusahaan dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Departemen produksi (producing departement)
Departemen produksi adalah bagian yang menjalankan kegiatan produksi yaitu kegiatan
yang mengubah bahan mentah untuk dijadikan barang yang siap untuk dipasarkan.
b. Departemen pembantu (service departement)
Adalah bagian yang tidak menjalankan kegiatan produksi melainkan menjalankan
kegiatan-kegiatan yang sifatnya membantu kelancaran proses produksi, seperti bagian
administrasi pabrik, bagian bengkel, bagian tehnisi, bagian pemeliharaan, dan lainnya.
Secara umum semua anggaran yang ada dalam perusahaan mempunyai yang sama
termasuk anggaran biaya overhead pabrik.
a) Anggaran biaya overhead pabrik secara umum mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu ;
sebagai pedoman kerja, sebagai alat koordinasi kerja, serta sebagai alat pengawasan
kerja.
b) Sedangkan secara khusus anggaran biaya overhead pabrik berguna ; a) sebagai dasar
untuk penyusunan anggaran harga pokok yang diproduksikan (cost of goods
manufacture budget), dan anggaran harga pokok penjualan (cost of goods sold budget)
yang tercantum dalam master income statement budget, bersama-sama dengan anggaran
biaya bahan mentah, dan anggaran upah tenaga kerja tak langsung, b) sebagai dasar
untuk penyusunan anggaran kas, karena sebagian dari biaya-biaya ini memerlukan
pengeluaran kas.
108
Agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran yang
termuat didalamnya harus akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti.
Untuk dapat melakukan penaksiran secara lebih akurat diperlukan data, informasi dan
pengalaman. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan
anggaran biaya overhead pabrik ini adalah :
a) Anggaran (budget) unit yang akan diproduksikan, khususnya rencana tentang jenis,
kualitas, jumlah barang yang akan diproduksi dari waktu kewaktu, semakin unit yang
diproduksi maka akan besar biaya overhead pabrik yang akan dibebankan.
b) Berbagai standard yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang berkaitan dengan biaya
overhead pabrik, seperti biaya bahan pembantu, standard pemakaian listrik, dan juga
biaya lainnya yang ada dalam perusahaan yang masuk dalam kategori biaya overhead
pabrik.
c) Sistem pembayaran upah yang dipakai perusahaan khususnya upah yang dibayarkan
kepada tenaga kerja tidak langsung.
d) Metode penyusutan (depresiasi) yang dipakai perusahaan khususnya penyusutan
terhadap aktiva tetap yang ada dalam lingkungan pabrik.
e) Metode alokasi biaya yang dipakai perusahaan untuk membagi biaya-biaya yang
semula merupakan satu kesatuan (biaya bersama) menjadi beberapa kelompok biaya
sesuai dengan tempat dimana biaya tersebut terjadi, seperti biaya listrik didalam
lingkungan kantor administrasi, biaya listrik didalam lingkungan bagian penjualan,
biaya listrik dilingkungan bagian produksi, biaya listrik dilingkungan bagian pembantu.
Dengan kata lain metode alokasi biaya merupakan metode yang menentukan cara-
cara bagaimana membagi-bagi suatu biaya yang semula merupakan suatu kesatuan menjadi
beberapa kelompok biaya.
Dalam dasar penyusunan anggaran biaya overhead pabrik ada tiga macam kapasitas
yang diperhatikan :
Kapasitas praktis atau teoritis
Yaitu kapasitas pabrik untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh, tanpa
berhenti selama jangka waktu tertentu dikurangi dengan kerugian waktu yang tidak
dapat dihindari dari karena hambatan intern perusahaan.
Kapasitas normal
Yaitu kemampuan perusahaan berproduksi dan menjual produknya dalam jangka
panjang.
Kapasitas actual.
Yaitu kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam periode
yang akan datang.
109
Contoh.
1. Perusahaan “Makmur Jaya” merencanakan biaya overhead pabrik (BOP) untuk satu
tahun sebagai berikut :
Departemen Kegiatan Jumlah BOP
Produksi I Pencetakan Rp 10.000
Produksi II Penghalusan Rp 5.000
Jasa I Pembangkit listrik Rp 2.000
Jasa II Bengkel Rp 1.000
Rencana pemakaian jasa dari seksi jasa I dan seksi jasa II
Pemakai jasa Pemberi jasa
Jasa I Jasa II
Departemen produksi I 50 % 40 %
Departemen produksi II 30 % 50 %
Departemen jasa I - 10 %
Departemen jasa II 20 % -
Seksi jasa I adalah pembangkit listrik dengan satuan kegiatannya diukur dengan jumlah
kwh dalam setahun yang direncanakan sebesar 10.000 kwh. Seksi jasa II adalah bengkel
yang dalam setahun bekerja 10.000 jam pemeliharaan langsung (direct reparation hour
atau DRH)
Diminta tentukan :
a. Tentukan persamaan yang berlaku untuk kedua seksi jasa masing-masing.
b. Hitunglah besarnya BOP neto seksi jasa setelah saling memberi dan menerima jasa
masing-masing.
c. Tentukan tarif per kwh untuk seksi jasa I dan per DRH untuk seksi jasa II.
Jawab :
a. Persamaan yang berlaku untuk masing-masing jasa adalah :
X = a1 + b1Y
Y = a2 + b2X
110
Y = 1.000 + 0,2 X
= 1.000 + 0,2 (2.142,85)
= 1.000 + 428,57
Y = 1.428,57
Selanjutnya dapat ditentukan kondisi saling memberi dan menerima masing-masing
seksi jasa, seperti dibawah ini :
111
Jawab :
a. BOP neto masing-masing departemen jasa.
X = a1 + b1Y X = 2.000 + 0,1 Y
Y = a2 + b2X Y = 3.000 + 0,1 X
X = 2.000 + 0,1 Y
= 2.000 + 0,1 ( 3.000 + 0,1 X)
= 2.000 + 300 + 0,01 X
X – 0,01 X = 2.300
0,99 X = 2.300
X = 2.300 / 0,99
X = 2.323,23
Y = 3.000 + 0,1 X
= 3.000 + 0,1 (2.323,23)
= 3.000 + 232,323
Y = 3.232,323
112
113
Biaya penyusutan gedung tahun ini diperkirakan sebesar Rp 300.000,-. Luas lantai
masing-masing departemen yang dipakai dasar mendistribusikan BOP tidak langsung
departemen ke departemen yang memperoleh jasanya sebagai berikut :
P Q R S T
Luas lantai (m2) 7.500 10.000 8.000 6.000 9.000
Data jasa departemen pembantu yang dimanfaatkan oleh departemen produksi dan
departemen pembantu selama tahun ini sebagai berikut :
P Q R S T
R 30 % 25 % - 20 % 10 %
S 25 % 35 % 15 % - 15 %
T 50 % 20 % 10 % 5 % -
Diminta :
Hitunglah BOP departemen produksi yang akan dibebankan ke produksi dalam rangka
penentuan harga pokok produksi.
Jawab :
Distribusi BOP tak langsung departemen dengan penyusutan gedung tahun ini Rp
300.000 didistribusikan ke masing-masing departemen atas dasar luas lantai sebagai
berikut :
P = 7.500 / 40.500 x 300.000 = Rp 55.555
Jadi untuk menentukan biaya overhead pabrik (BOP) neto masing-masing jasa :
114
R = 312.522,68 + 0,1340206 T
R = 312.522,68 + 0,1340206 ( 267.085,27 )
R = 312.522,68 + 35.794,92
R = 348.317,6
Penjelasan dari BOP yang saling memberi dan menerima dari anggaran BOP menjadi
BOP neto sebagai berikut :
115
Memberi ;
Dept R : pada dept S = 0,20 pada dept T = 0,10 jumlah = 0,30
Maka : 348.317,6 x 0,30 = 104.495,28
Setelah diketahui biaya overhead pabrik (BOP) yang saling memberi dan menerima
maka selanjutnya akan dapat ditentukan biaya overhead pabrik (BOP) departemen
produksi sebagai berikut :
Departemen produksi P
Anggaran BOP = Rp 500.000
Distribusi BOP tak langsung = 55.555
Departemen jasa R : 30/55 x 243.822,32 = Rp 132.993,98
Departemen jasa S : 25/60 x 218.228,11 = Rp 90.928,36
Departemen jasa T : 50/70 x 227.022,49 = Rp 162.158,91
Jumlah = Rp 941.636,25
Departemen produksi Q
Anggaran BOP = Rp 600.000
Distribusi BOP tak langsung = 74.074
Departemen jasa R : 25/55 x 243.822,32 = Rp 110.828,31
Departemen jasa S : 35/60 x 218.228,11 = Rp 127.299,72
Departemen jasa T : 20/70 x 227.022,49 = Rp 64.863,55
Jumlah = Rp 977.065,58
4. PT. “Trilili” memproduksi barang yaitu barang A dan barang B, kedua barang diproses
melalui 3 departemen produksi yaitu departemen produksi X, Y, dan Z serta 3
departemen pembantu yaitu L, M, N. Dasar penentuan harga pokok produksi adalah
historical cost, kecuali biaya overhead pabrik (BOP) yang didasarkan atas tarif. Bahan
baku hanya digunakan pada departemen X yang bersatuan DMH dan departemen Y
yang bersatuan kegiatan DLH, dan departemen Z memakai satuan DLH. Penentuan
biaya overhead pabrik setahun maupun sebulan adalah tarif biaya overhead pabrik
dikalikan jumlah jam riil, anggaran produksi setahun adalah :
Barang A sebesar 2.000 unit
Barang B sebesar 3.000 unit
116
117
L = 19.141,41 + 0,2172 N
L = 19.141,41 + 0,2172 (50.000)
L = 19.141,41 + 10.858,5859
L = 30.000
Jadi biaya overhead pabrik masing-masing departemen jasa setelah menerima jada dari
departemen jasa lain adalah :
Untuk departemen L sejumlah Rp 30.000
Untuk departemen M sejumlah Rp 40.000
Untuk departemen N sejumlah Rp 50.000
118
Begitu juga pada departemen pembatu L,M,N yang saling menggunakan jasa dengan
perhitungan :
119
Laporan Harga Pokok Produksi per jenis barang bulan Maret 2008
Keterangan Barang A Barang B
Bahan baku :
Departemen X 125.000 180.000
Departemen Y 80.000 36.950
Tenaga Kerja :
Departemen X 72.500 75.000
Departemen Y 100.000 150.000
Departemen Z 6.500 35.000
Overhead pabrik :
Departemen X
1.400 x Rp 6 8.400
1.300 x Rp 6 7.800
Departemen Y
1.300 x Rp 2,50 3.250
2.500 x Rp 2,50 6.250
Departemen Z
260 x Rp 6 1.560
1.500 x Rp 6 9.000
Harga pokok produksi Rp 375.000 Rp 500.000
H P produksi per unit 375.000 : 150 = Rp 2.500 500.000 : 250 = Rp 2.000
120
1. Perusahaan “Jaya Furniture” merencanakan biaya overhead pabrik (BOP) untuk satu
tahun sebagai berikut :
Departemen Kegiatan Jumlah BOP
Produksi I Pemotongan Rp 21.500
Produksi II Perakitan Rp 17.500
Jasa I Pembangkit listrik Rp 7.500
Jasa II Bengkel Rp 3.350
Rencana pemakaian jasa dari seksi jasa I dan seksi jasa II
Pemakai jasa Pemberi jasa
Jasa I Jasa II
Departemen produksi I 45 % 45 %
Departemen produksi II 40 % 50 %
Departemen jasa I - 5%
Departemen jasa II 15 % -
Seksi jasa I adalah pembangkit listrik dengan satuan kegiatannya diukur dengan jumlah
kwh dalam setahun yang direncanakan sebesar 10.000 kwh. Seksi jasa II adalah bengkel
yang dalam setahun bekerja 10.000 jam pemeliharaan langsung (direct reparation hour
atau DRH)
Diminta tentukan :
a. Tentukan persamaan yang berlaku untuk kedua seksi jasa masing-masing.
b. Hitunglah besarnya BOP neto seksi jasa setelah saling memberi dan menerima jasa
masing-masing.
c. Tentukan tarif per kwh untuk seksi jasa I dan per DRH untuk seksi jasa II.
2 PT. Merpati Sakti memberikan data terhadap biaya overhead pabrik yang berhasil
dikumpulkan sebagai berikut :
c. BOP setahun dari departemen.
Departemen Kegiatan Jenis biaya
Produksi 1 Prosesing 28.500
Produksi 2 Finishing 18.700
Jasa 1 Diesel/listrik 9.770
Jasa 2 Bengkel/gudang 5.500
d. Penggunaan jasa dari departemen jasa 1 dan jasa 2
Pemberi jasa Pemakai jasa
Produksi 1 Produksi 2 Jasa 1 Jasa 2
Departemen Jasa 1 55 % 35 % - 10 %
Departemen jasa 2 35 % 50 % 15 % -
e. Waktu kerja ; Departemen produksi 1 = 10.000 DMH
Departemen produksi 2 = 5.000 DLH
121
3. PT. “Berlian Perkasa” bekerja dengan dua departemen produksi yaitu departemen
produksi A dan B serta tiga departemen pembantu yaitu depertemen C,D, dan E.
Taksiran BOP departemen selama tahun ini sebagai berikut :
A B C D E
BOP langsung departemen
(dalam 000 rupiah) 770 890 340 275 190
Biaya penyusutan gedung tahun ini diperkirakan sebesar Rp 450.000,-. Luas lantai
masing-masing departemen yang dipakai dasar mendistribusikan BOP tidak langsung
departemen ke departemen yang memperoleh jasanya sebagai berikut :
A B C D E
2
Luas lantai (m ) 9.500 15.500 8.500 7.500 9.500
Data jasa departemen pembantu yang dimanfaatkan oleh departemen produksi dan
departemen pembantu selama tahun ini sebagai berikut :
A B C D E
C 40 % 25 % - 20 % 15 %
D 40 % 35 % 10 % - 15 %
E 45 % 20 % 20 % 15 % -
Diminta :
Hitunglah BOP departemen produksi yang akan dibebankan ke produksi dalam rangka
penentuan harga pokok produksi.
122
1. Pengertian.
Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan secara lebih rinci tentang jumlah
kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu-kewaktu selama periode yang akan datang,
baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran
kas, dari pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa anggaran kas mencakup dua sektor
yaitu :
a) Sektor penerimaan kas, yang meliputi :
- Penjualan tunai barang jadi yang diproduksikan
- Penagihan piutang
- Penjualan aktiva tetap
- Penerimaan non operasi, seperti penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan
deviden dan sebagainya.
b) Sektor pengeluaran kas, yang meliputi :
- Pembelian tunai bahan mentah
- Pembayaran utang
- Pembayaran upah tenaga kerja langsung
- Pembayaran biaya pabrik tidak langsung
- Pembayaran biaya administrasi
- Pembayaran biaya penjualan
- Pembelian aktiva tetap
- Pembayaran biaya bunga, biaya sewa, dan sebagainya.
123
Dalam sebuah perusahaan aliran kas secara umum digolongkan dalam dua bentuk
yaitu aliran kas masuk dan aliran kas keluar, yaitu :
a. Aliran kas masuk
Aliran kas masuk dalam sebuah perusahaan terbagi dalam dua sifat yaitu aliran kas
masuk yang kontinyu, artinya selama perusahaan masih beroperasi maka penerimaan
ini akan selalu ada seperti ; hasil penjualan produk secara tunai, hasil pelunasan
piutang. Sedangkan aliran kas masuk yang tidak kontinyu artinya aliran kas masuk ini
tidak rutin atau terputus-putus seperti ; penyertaan pemilik perusahaan, penjualan
saham, penerimaan kredit bank, penjualan aktiva tetap.
b. Aliran kas keluar
Aliran kas keluar dalam sebuah perusahaan terbagi pula dalam dua sifat yaitu aliran kas
keluar kontinyu seperti ; pembelian bahan baku, pembayaran upah tenaga kerja
langsung. Sedangkan aliran kas keluar tidak kontinyu seperti ; pembayaran bung,
pembayaran deviden, pembayaran pajak pendapatan / perseroan, pembayaran angsuran
hutang, pembelian kembali saham perusahaan, pembelian aktiva tetap.
124
Tujuan dari penyusunan anggaran kas adalah untuk menunjukkan posisi kas sebagai akibat
perencanaan operasi, menunjukkan kelebihan atau kekurangan kas, menetapkan dasar
perkreditan yang sehat, menunjukkan kebutuhan mencari pinjaman atau menunjukkan
tersedianya kas yang menganggur untuk investasi, mengkoordinir kas dengan total yang
menganggur, penjualan, investasi, dan hutang, menetapkan dasar yang sehat untuk
pengendalian posisi kas.
Pendekatan yang dimaksud adalah metode penerimaan dan pengeluaran kas atau disebut
metode terpadu, metode aliran kas menurut laporan perhitungan rugi laba atau metode
pendapatan neto yang disesuaikan.
Bahwa dengan adanya anggaran kas akan dapat diketahui bilamana perusahaan akan dalam
keadaan defisit dan bilamana dalam keadaan surplus sebagai akibat operasi perusahaan.
Adalah jumlah minimal kas yang harus dipertahankan agar dapat memenuhi kewajiban
finansialnya setiap saat, faktor yang mempengaruhi besar atau kecilnya adalah ;
perbandingan antara kas masuk dan kas keluar, penyimpangan aliran kas yang
diperkirakan, adanya hubungan baik dengan bank.
125
1. PT. “ABG” membuat rencana penjualan selama 6 bulan tahun ini adalah sebagai
berikut:
Bulan Penjualan
Juli 5.000
Agustus 6.000
September 4.000
Oktober 5.000
Nopember 5.000
Desember 6.000
Komposisi penjualan yaitu :
- 40 % penjualan tunai dengan potongan 10 %.
- 60 % penjualan kredit dengan syarat 5/10 net 30
- 50 % penjualan kredit menggunakan haknya memperoleh discount, sisanya
membayar pada batas waktu kredit.
Pola penagihan :
Bagi yang seharusnya membayar sampai batas waktu kredit ternyata tidak sepenuhnya
memenuhi kewajiban pembayaran yang tepat pada waktunya, melainkan dapat ditagih
dengan pola sebagai berikut :
50 % pada bulan yang bersangkutan
30 % satu bulan berikutnya
20 % dua bulan berikutnya
Diminta :
a. Buatlah skedul penerimaan dari penjualan tunai
b. Buatlah anggaran penerimaan dengan hak discount
c. Buatlah anggaran penerimaan dari penagihan piutang
d. Susunlah anggaran penerimaan kas keseluruhan.
Jawab
Perhitungan :
Penjualan bulan Juli 5.000
Penjualan tunai 40 % x 5.000 2.000
Potongan 10 % x 2.000 200
Penerimaan kas bulan Juli 1.800
127
129
130
Periode
Uraian Januari Februari Maret Tri II Tri III Tri IV
Saldo Awal 1875 1250 1250 1250 1250 1250
Penerimaan 2390 2923,75 3663,9375 10030,4375 9118,125 9747,1875
Jumlah 4265 4173,75 4913,9375 11280,4375 10368,125 10997,1875
Pengeluaran 1237,5 687,5 1062,5 8656 3900 8281,5
Jumlah 3027,5 3486,25 3851,4375 2624,4375 6468,125 2715,6875
PKS 1777,5 2236,25 2601,4375 1374,4375 5218,125 1465,6875
Kas Akhir 1250 1250 1250 1250 1250 1250
PKS = penggunaan kas sementara
Jawab :
131
Biaya-biaya :
- Variabel : 40 % x 3.000.000 1.200.000
- 40 % x 4.140.000 1.656.000
- 40 % x 5.713.200 2.285.280
Biaya Tetap 750.000 750.000 900.000
Total Biaya 1.950.000 2.406.000 3.185.280
Pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) 1.050.000 1.734.000 2.527.920
Bunga hutang :
10 % x 1.000.000 100.000
10 % x ( 1.000.000 – 250.000 ) 75.000
10 % x ( 1.000.000 – 500.000 ) 50.000
Pendapatan sebelum pajak (EBT) 950.000 1.659.000 2.477.920
Pajak 50 % 475.000 829.500 1.238.960
Laba bersih (EAT/NIAT) 475.000 829.500 1.238.960
Keterangan :
Earning before interest and tax = EBIT, Earning before tax = EBT, Earning after tax = EAT
dan Net income after tax = NIAT.
Tahun 2008
Penjualan = Rp 3.000.000
Modal Kerja = Rp 600.000
Kas = Rp 200.000
Non Kas = Rp 600.000 – Rp 200.000 = Rp 400.000
Tahun 2009
Penjualan = Rp 4.140.000
Penjualan tahun 2008 = Rp 3.000.000
Kenaikan penjualan = Rp 1.140.000
% kenaikan = 1.140.000 / 3.000.000 x 100 % = 38 %
132
Tahun
Uraian
2008 2009 2010
Saldo kas awal tahun 200.000 912.500 1.454.250
Laba setelah pajak 475.000 829.500 1.238.960
Penyusutan 225.000 225.000 270.000
Perubahan modal kerja non
kas - 152.000 209.760
Penjualan aktiva tetap 500.000 - 50.000
Pinjaman - - 500.000
Kas yang tersedia 1.400.000 2.119.000 3.722.970
Pengeluaran :
Pembayaran hutang 250.000 250.000 250.000
Deviden 237.500 414.750 619.480
Total pengeluaran 487.500 664.750 869.480
Saldo kas akhir 912.500 1.454.250 2.853.490
Catatan :
Perubahan modal kerja non kas
Tahun 2008 = Rp 0
Tahun 2009 = Rp 552.000 – Rp 400.000 = Rp 152.000
Tahun 2010 = Rp 761.760 – Rp 552.000 = Rp 209.760
133
1. PT. “Krisis” membuat rencana penjualan selama 6 bulan tahun ini adalah sebagai
berikut:
Bulan Penjualan (unit)
Januari 5.250.000
Februari 6.880.000
Maret 4.350.000
April 5.500.000
Mei 5.800.000
Juni 6.900.000
Komposisi penjualan yaitu :
- 50 % penjualan tunai dengan potongan 5 %.
- 50 % penjualan kredit dengan syarat 5/10 net 30
- 50 % penjualan kredit menggunakan haknya memperoleh discount, sisanya
membayar pada batas waktu kredit.
Pola penagihan :
Bagi yang seharusnya membayar sampai batas waktu kredit ternyata tidak sepenuhnya
memenuhi kewajiban pembayaran yang tepat pada waktunya, melainkan dapat ditagih
dengan pola sebagai berikut :
45 % pada bulan yang bersangkutan
40 % satu bulan berikutnya
15 % dua bulan berikutnya
Diminta :
a. Buatlah skedul penerimaan dari penjualan tunai
b. Buatlah anggaran penerimaan dengan hak discount
c. Buatlah anggaran penerimaan dari penagihan piutang
d. Susunlah anggaran penerimaan kas keseluruhan.
2. PT. Rebonding mempersiapkan anggaran kas untuk tahun ini, dan data yang tersedia
sebagai berikut : ( 50 % penjualan tunai)
Januari Rp 25.000 Triwulan II Rp 15.000
Pebruari Rp 31.250 Triwulan III Rp 18.750
Maret Rp 37.500 Triwulan IV Rp 29.500
Pola pengumpulan piutang :
Bulanan Triwulan
75 % pada bulan penjualan 95 % pada triwulan penjualan
15 % sebulan sesudahnya 5 % satu triwulan sesudahnya
5 % dua bulan sesudahnya
5 % tiga bulan sesudahnya
Kerugian piutang 1,5 % dari penjualan kredit
Pengeluaran kas :
Deviden : Triwulan II Rp 3.750
Triwulan III Rp 6.500
134
135
Diminta, buatlah :
a. Proyeksi rugi atau laba tahun 2008 – 2010
b. Kebutuhan dan komposisi modal kerja tahun 2008 – 2010
c. Anggaran kas tahun 2008 – 2010
=======
136
Any Agus Kana, “Anggaran Perusahaan”, Cetakan ke III, AK Group, Yogyakarta, 1990.
Husein Umar, “Studi Kelayakan Bisnis”, Edisi kedua, Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2001.
Kasmir, Jakfar, “Studi Kelayakan Bisnis”, Cetakan Pertama, Penerbit Kencana Prenada
Media Group, Jakarta, 2003
========
137