Anda di halaman 1dari 145

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326414055

ANGGARAN PERUSAHAAN

Book · July 2018

CITATION READS
S
88,302
0
1 author:

Herispon Herispon
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau, Pekanbaru
48 PUBLICATIONS 29 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Causes of Micro, Small and Medium Enterprises Do Not Have Financial Reports (Case in Pekanbaru City, Indonesia) View project

All content following this page was uploaded by Herispon Herispon on 16 July 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


BUKU AJAR

ANGGARAN PERUSAHAAN
ANALISIS DAN APLIKASI

HERISPON, SE., M.Si

AKADEMI KEUANGAN & PERBANKAN RIAU


(AKBAR) PEKANBARU
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU
(STIE RIAU) PEKANBARU

2015
Kepersembahkan karya ini buat :

Isteri ku Husnida

Dan ketiga anak-anak


ku, Addin Hafiz Kawirian, Taufiqul Dzakwananda,
Salsabiila Mareva

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


2

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Kata Pengantar

Berkat petunjuk dan hidayah Allah Swt, penulis dapat menyelesaikan buku ajar ini
dengan judul “Anggaran Perusahaan Analisis dan Aplikasi”, yang mana Anggaran
Perusahaan merupakan mata kuliah dasar keahlian (MKDK) atau mata kuliah keahlian
(MKK) yang diajarkan pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi
Swasta (PTS).
Buku ajar ini dibuat karena kumpulan-kumpulan (kompilasi) dari beberapa bahan
ajar “Anggaran Perusahaan” yang dirasa memungkinkan untuk dijadikan sebuah buku ajar,
yang dimaksudkan untuk membantu para mahasiswa dalam memahami dan mempelajari
Anggaran Perusahaan yang diajarkan di Perguruan Tinggi seperti pada jurusan Manajemen,
Keuangan,dan Akuntansi, program Diploma maupun Sarjana. Dalam penyajian materi buku
ajar ini, penulis berusaha menyajikan pembahasan secara sederhana dan mudah dimengerti
oleh pembaca (khususnya mahasiswa) yang disertai dengan contoh pembahasan soal serta
dilengkapi dengan latihan soal. Penulis menyadari bahwa telah banyak buku-buku
Anggaran Perusahaan yang terbit dan beredar, namun kehadiran buku ajar Anggaran
Perusahaan ini dari penulis merupakan hasil karya dan sumbangsih untuk ikut memperkaya
khasanah ilmu khususnya pembahasan dalam bidang ilmu Anggaran Perusahaan.
Sejak proses dari awal sampai dengan akhir penulisan buku buku ajar ini banyak
pihak yang terlibat baik secara langsung, maupun tidak langsung, yang telah memberikan
dorongan moril. Dan tanpa menyebutkan nama-nama satu persatu penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya.
Mudah-mudahan buku ajar yang sederhana ini dapat memberikan manfaat kepada
para pembaca yang membutuhkan. Akhirnya penulis menghargai kepuasan dari pembaca
dan menerima dengan senang hati segala masukan dan kritik yang sifatnya membangun,
sehingga pada penerbitan berikutnya dapat diadakan perbaikan-perbaikan dan
penyempurnaan.

Pekanbaru, Juni 2015


Penulis,

( HERISPON )

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bagian I : Pendahuluan ,…………………………………..

Bagian II : Tehnik Forecasting dan Anggaran Penjualan,

Bagian III : Anggaran Produksi ……………………………..

Bagian IV : Anggaran Bahan Baku , ………………………..

Bagian V : Anggaran Variabel, …………..………………...

Bagian VI : Anggaran Tenaga Kerja, ………………………

Bagian VII : Anggaran Biaya Overhead Pabrik, ……………

Bagian VIII : Anggaran Kas, …………………………………..

Daftar Pustaka

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


DESKRIPSI ANGGARAN
PERUSAHAAN

Tujuan mempelajari Anggaran Perusahaan

Tujuan Instruskional Umum (TIU)


“Memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa mengenai
anggaran perusahaan tentang konsep, ilmu, dan metode dalam
penyusunan anggaran perusahaan.”

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


“Setelah mempelajari materi anggaran perusahaan ini diharapkan
mahasiswa dapat mengerti memahami, dan mengaplikasikan dasar-
dasar dari penyusunan anggaran-anggaran yang ada dalam
perusahaan, seperti ; forecasting anggaran, anggaran penjualan,
anggaran produksi, anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja,
anggaran variabel, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran kas,
dan anggaran lainnya seperti ; anggaran piutang, anggaran biaya
pemasaran, anggaran modal, dan analisa penyimpangan.”.

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Bagian I
Pendahuluan

1. Pengertian Anggaran Perusahaan.

Dalam literatur dijumpai beberapa istilah mengenai anggaran perusahaan yang


antara lain diketahui ; business budget, profit planning and control, comprehensive
budgeting, dan budgeting business and control. Anggaran dalam perusahaan dapat dilihat
dalam tiga pengertian yaitu :
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku
untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
Anggaran merupakan suatu rencana tentang kegiatan perusahaan,dimana rencana
tersebut mencakup berbagai kegiatan operasional perusahaan yang saling berkaitan dan
saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Anggaran merupakan suatu pendekatan formal yang sistematis dari pelaksanaan
tanggung jawab manajer dalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
Dari pengertian anggaran tersebut diatas dapatlah dilihat bahwa anggaran
mempunyai beberapa inti dan unsur yang terkandung didalamnya. Adapun inti yang
terkandung dalam pengertian anggaran yaitu :
a. Harus bersifat formal
Anggaran tersebut disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk
tertulis.
b. Bersifat sistematis
Anggaran disusun berdasarkan logika
c. Hasil Keputusan
Setiap manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk mengambil keputusan itu
berdasarkan beberapa asumsi
d. Aplikasi fungsi manajemen
Keputusan yang diambil itu merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari perencanaan,
dan pengawasan.
Sedangkan 4 unsur yang terkandung didalam pengertian anggaran adalah sebagai
berikut :
a. Rencana
Rencana dapat diartikan penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas yang akan
dilakukan pada tempat dan waktu yang akan datang. Anggaran merupakan penentuan
terlebih dahulu tentang kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.
Dengan mempunyai spesifikasi khusus, seperti disusun secara sistematis yang mecakup
seluruh kegiatan perusahaan, dengan demikian dapat dikatakan bahwa alasan untuk
menyusun rencana yang tertuang dalam budget antara lain :

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


- Waktu
Waktu yang akan datang penuh dengan ketidak pastian dan penuh resiko serta
tantangan.
- Alternatif
Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai pilihan (alternative), sehingga
perusahaan harus mempersiapkan diri sejak awal, misalnya apa saja yang akan
diproduksi, bentuknya apa, ukuran untuk konsumen yang mana, harganya rendah
atau tinggi dari produk saingan, apakah perlu persediaan yang banyak atau sedikit.
- Pedoman
Anggaran yang disusun dapat dijadikan sebagai alat pedoman kerja diwaktu yang
akan datang, sehingga setiap alur aktivitas dapat terarah,menuju sasaran dengan
efektif.
- Koordinasi
Anggaran yang dibuat dapat dijadikan sebagai alat pengkoordinasian kegiatan atau
aktivitas seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan
- Pengawasan
Anggaran yang disusun dapat dijadikan sebagai alat dalam pengawasan terhadap
pelaksanaan dari rencana tersebut dimasa yang akan datang.
b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
Anggaran mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua unit-unit atau
bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Kegiatan atau fungsi itu dapat
dikelompokkan yaitu ; kegiatan produksi (producing), kegiatan pemasaran (marketing),
kegiatan pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administrating), dan kegiatan
personalia atau sumber daya manusia.
c. Dinyatakan dalam kesatuan unit.
Seluruh anggaran dalam kegiatan perusahaan yang telah direncanakan dan ditetapkan
untuk dijalankan diukur dalam kesatuan unit atau satuan uang (moneter) yang dapat
ditetapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Kesatuan unit
yang berlaku di Indonesia (unit moneter) adalah rupiah, dimana kesatuan unit ini
berbeda-beda dalam pengukurannya, misalnya : a) bahan baku kesatuan unit dalam
ukuran berat, volume, isi, seperti kilogram, kwintal, ton, liter, dan kesatuan panjang
seperti meter, sentimeter, kilometer dan seterusnya, b) tenaga kerja menggunakan
kesatuan jam kerja, kesatuan waktu (harian, mingguan, dan bulanan), c) listrik misalnya
kilowatt, watt, megawatt, d) pengangkutan misalnya kesatuan jarak seperti kilometer.
Dengan kesatuan unit moneter dapatlah diseragamkan semua kesatuan yang berbeda
tersebut, sehingga memungkinkan untuk dijumlahkan dalam satuan rupiah.
d. Adanya ruang waktu (forecast).
Anggaran yang dibuat berlaku untuk waktu tertentu dimasa yang akan datang, dengan
demikian anggaran merupakan taksiran, ramalan (forecast) tentang apa yang akan
terjadi, berapa jumlah uang yang sesungguhnya yang akan terpakai, serta apa yang akan
dilakukan diwaktu yang akan datang.
Dari empat unsur yang terkandung dalam pengertian anggaran dapat diambil suatu
kaitan antara waktu dan periode yang terdapat dalam anggaran itu sendiri yang terdiri dari
dua macam yaitu :

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


a. Anggaran strategis (strategic budget).
Adalah anggaran yang berlaku untuk waktu jangka panjang yaitu jangka waktu yang
melebih periode akuntansi (melebihi satu tahun).
b. Anggaran Taktis (taktical budget)
Adalah anggaran yang berlaku untuk waktu jangka pendek yaitu jangka waktunya yang
tidak melebihi satu periode akuntansi (dibawah atau sama dengan satu tahun).
Anggaran taktis ini dibagi lagi menjadi dua yaitu ; 1) anggaran periodik (periodical
budget) yaitu anggaran yang disusun untuk satu tahun penuh, 2) anggaran bertahap
continius budget) yaitu anggaran yang disusun pertiga bulan, per enam bulan dan
seterusnya.
Agar anggaran yang telah disusun dapat berlaku secara lebih tepat perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut ; a) luas daerah pemasaran, b) posisi perusahaan dalam
persaingan, c) jenis produk yang dihasilkan perusahaan ( produk in elastis yaitu jumlah
produk yang terjual tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan harga jual, produk elastis
yaitu jumlah produk yang terjual sangat dipengaruhi oleh harga jual), d) tersedianya
data dan informasi untuk melakukan penaksiran atau forecasting, e) keadaan
perekonomian global.

2. Perbedaan Budget dengan Budgeting.

Budget ; merupakan hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan aktivitas-aktivitas


(tugas) perencanaan, sedangkan budgeting ; merupakan suatu proses yang dimulai dari
sejak tahap persiapan yang diperlukan sebelum memulai penyusunan rencana,
pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan, pembagian tugas perencanaan,
penyusunan, pengendalian, penilaian hasil pelaksanaan rencana yang bersangkutan.

3. Beberapa Syarat Dalam Penyusunan Anggaran.

Dalam penyusunan sebuah anggaran diperlukan beberapa syarat yang harus


dipenuhi, karena terdapat kemungkinan dalam pelaksanaan anggaran ini akan mengalami
perubahan dan sebagainya, adapun syarat tersebut adalah :
a. Anggaran realisitis
Sebaiknya anggaran yang disusun berdasarkan kondisi pada saat yang bersangkutan,
artinya berdasarkan kepada harga yang belaku pada saat itu dengan memasukan unsur
estimasi terhadap kenaikan harga dimasa datang. Atau dapat juga dikatakan anggaran
yang disusun tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis.
b. Angaran bersifat luwes
Anggaran yang disusun mempunyai ruang untuk dilakukan perubahan, perbaikan,
penyesuaian dengan kondisi atau keadaan yang mungkin berubah. Dengan demikian
anggaran yang disusun tidak kaku.
c. Anggaran yang sustainable
Anggaran yang disusun membutuhkan perhatian secara terus menerus dan merupakan
usaha yang insidentil. Dalam penyusunan anggaran perusahaan mempunyai keyakinan
bahwa perusahaan mempunyai kemampuan ; untuk mengendalikan berbagai relevan
variabel dalam mencapai tujuan, untuk melaksanakan sistem manajemen ilmiah, untuk
8

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


berkomunikasi secara efektif, untuk memberi motivasi kepada anggotanya, untuk
mendorong adanya partisipasi.

4. Ruanglingkup Anggaran Perusahaan.

Secara umum anggaran perusahaan dapat dibedakan dalam dua kondisi ruang
lingkup, yaitu :
a. Anggaran menyeluruh (comprehensive budget)
Anggaran menyeluruh meliputi seluruh aktivitas perusahaan dibidang produksi,
marketing, pembelanjaan / keuangan, personalia, dan tertib administrasi.
b. Anggaran terbatas (partial budget).
Anggaran yang disusun terbatas pada bagian dari kegiatan tertentu dalam perusahaan,
dimana perusahaan membatasi penyusunan anggaran dalam bidang tertentu saja
misalnya ; bagian produksi saja, atau bagian keuangan saja. Dalam kenyataannya
seringkali perusahaan tidak memakai cara yang pertama (anggaran menyeluruh) karena
segi pembiayaan dan tehnisnya.

5. Kegunaan Anggaran.

Anggaran yang dibuat atau yang disusun untuk kegiatan-kegiatan yang ada dalam
perusahaan akan memberikan kegunaan atau fungsi, yaitu :
a. Anggaran dapat digunakan sebagai pedoman kerja
Anggaran yang telah dibuat dijadikan sebagai pedoman, acuan kerja yang harus diikuti
kedepan, dan arah serta target yang harus dicapai oleh kegiatan perusahaan diwaktu
yang akan datang.
b. Anggaran dapat digunakan sebagai alat pengkoordinasian kerja
Agar semua bagian-bagian yang terdapat didalam perusahaan saling bekerja sama
dengan baik, saling menunjang agar kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan
terjamin, sehingga akan mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
c. Anggaran dapat digunakan sebagai alat pengawasan kerja
Anggaran yang disusun digunakan sebagai tolok ukur, pembanding untuk menilai,
evaluasi realisasi kegiatan perusahaan, seperti yang dianggarkan dengan kenyataannya
sesungguhnya.

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran.

Dalam penyusunan anggaran pada perusahaan terdapat beberapa faktor yang


mempengaruhinya, yang dapat dibedakan dalam dua faktor yaitu :
a. Faktor Internal.
Adalah data, informasi dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri,
dimana faktor ini dapat dikendalikan atau dipengaruhi (controlable) oleh perusahaan,
seperti :
- Penjualan tahun lalu (meliputi; mutu, jumlah, pasar sasaran, desain dan lainnya).
- Kebijaksanaan perusahaan misalnya dalam penetapan harga jual, syarat
pembayaran, pemilihan saluran distribusi.
9

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


- Kapasitas produksi yang dimiliki oleh perusahaan.
- Tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan, baik dari segi kualitas atau
kuantitasnya.
- Modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan
- Kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan fungsi perusahaan seperti
dibidang pemasaran, produksi, pembelanjaan, administrasi dan personalia.
b. Faktor Eksternal.
Adalah data, informasi dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan, tapi
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor ini disebut juga faktor
yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan ( Un controlable) seperti :
- Keadaan persaingan
- Pertumbuhan penduduk
- Pendapatan / penghasilan masyarakat
- Pendidikan masyarakat
- Penyebaran penduduk
- Agama, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat
- Kebijaksanaan pemerintah dalam bidang perekonomian, politik, sosial, budaya dan
keamanan.
- Keadaan perekonomian nasional maupun internasional

7. Proses Kegiatan Yang Tercakup Dalam Anggaran dan Tujuannya.

Proses kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam anggaran dapat diuraikan sebagai


berikut :
- Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun anggaran
(budget)
- Pengelolaan, penganalisaan data dan informasi tersebut untuk mengadakan taksiran-
taksiran dalam rangka menyusun anggaran (budget).
- Menyusun anggaran (budget) serta menyajikannya secara teratur dan
sistematis.
- Pengkoordinasian pelaksanaan anggaran (budget)
- Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja, yaitu untuk
mengadakan penilaian (evaluation) terhadap pelaksanaan anggaran (budget)
- Pengolahan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan interprestasi dan
memperoleh kesimpulan-kesimpulan dalam rangka mengadakan penilaian terhadap
kerja yang telah dilaksanakan, serta menyusun kebijaksanaan-kebijaksanaan sebagai
tindak lanjut (follow up) dari kesimpulan tersebut.
Fungsi perencanaan adalah untuk mencapai atau menjamin tercapainya tujuan yang
telah ditentukan. Tujuan ini dapat dibagi dua yaitu :
a. Tujuan yang bersifat umum
1. Ekonomis finansial.
Ekonomis, berupa peranan yang diinginkan oleh perusahaan sebagai lembaga yang
bergerak dibidang ekonomi. Finansial berupa mencari keuntungan sebagai
persyaratan agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

10

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


2. Konsumen.
Produk yang dihasilkan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen,
memelihara hubungan baik dengan konsumen.
3. Pemilik modal.
Menjalin hubungan yang sebaik-baiknya dengan kaum pemilik modal, agar mereka
tetap bersedia memberikan modalnya.
b. Tujuan khusus, meliputi :
- Produk, misalnya perusahaan ingin dikenal sebagai produsen produk yang bermutu.
- Luas daerah pemasaran yang dicapai
- Market share yang akan dimiliki
- Tingkat pengembalian tertentu (return on investment)

8. Isi Dalam Anggaran.

Anggaran (budget) yang baik haruslah mencakup seluruh kegiatan perusahaan,


sehingga fungsi anggaran atau kegunaan anggaran benar-benar dapat berjalan dengan baik
pula. Anggaran yang menyeluruh ini disebut anggaran menyeluruh (comprehensive).
Adapun ini anggaran (budget) secara garis besarnya terdiri dari :
a. Anggaran yang diproyeksikan (forecasting budget)
Anggaran yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan perusahaan dalam jangka
waktu tertentu yang akan datang, serta taksiran tentang keadaan finansial perusahaan
pada saat tertentu yang akan datang.
b. Anggaran variabel (variable budget)
Anggaran yang berisi tentang tingkat perubahan biaya (cost / variabilitas biaya)
khususnya biaya-biaya yang termasuk biaya semi variabel sehubungan dengan adanya
perubahan produktivitas perusahaan.
c. Analisis statistik dan matematika pembantu
Yaitu analisis yang dipergunakan untuk membuat taksiran-taksiran serta dipergunakan
untuk mengadakan penilaian dalam rangka mengadakan pengawasan kerja. Semua
analisis tersebut perlu dilampirkan didalam anggaran (budget) yang disusun.
d. Laporan anggaran ( budget report )
Yaitu laporan tentang realisasi pelaksanaan anggaran (budget) yang dilengkapi dengan
berbagai analisis perbandingan antara budget dengan realisasi, sehingga dapat diketahui
penyimpangan, sebab-sebab terjadinya penyimpangan, sehingga dapat diambil
kesimpulan dan tindak lanjut yang segera dapat dilakukan, sekaligus mengadakan
sukses atau tidaknya kerja perusahaan selama periode yang bersangkutan.

9. Forecasting Budget.

Forecasting budget adalah anggaran yang berisikan taksiran-taksiran tentang


kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang serta berisikan taksiran-
taksiran tentang keadaan / posisi finansial perusahaan pada suatu saat yang akan datang,
forecasting budget terdiri dari dua kelompok yaitu :

11

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


a. Operating Budget
Ialah anggaran operasional yang berisikan taksiran-taksiran tentang kegiatan
perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang. Operating budget
merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu yang akan
datang yang meliputi dua sektor, yaitu :
1. Sektor penghasilan
Ialah pertambahan aktiva yang mengakibatkan bertambahnya modal sendiri, tapi
bukan karena penambahan setoran modal baru atau bertambahnya utang.
Penghasilan adalah suatu kontraprestasi yang diterima oleh perusahaan atas sesuatu
yang diberikan kepada pihak lain. Penghasilan dapat dibedakan antara lain :
- Penghasilan utama (operating revenue)
Penghasilan yang diterima perusahaan yang berasal dari usaha pokok
perusahaan (produksi, pengolahan)
- Penghasilan bukan utama (non operating revenue)
Penghasilan yang diterima perusahaan yang tidak berasal dan tidak berhubungan
erat dengan usaha pokok perusahaan.
2. Sektor biaya
Pengurangan aktiva yang mengakibatkan berkurangnya modal sendiri, tapi bukan
karena pengurangan atau pengembalian modal oleh para pemilik, atau untuk
pembayaran utang. Biaya adalah suatu kontra prestasi yang diberikan oleh
perusahaan atas sesuatu yang diterima dari pihak lain, atau atas jasa-jasa yang
diterima dari pihak lain yang meliputi dua sektor yaitu :
1) Biaya utama (operating expenses)
Adalah biaya yang menjadi beban tanggung jawab perusahaan yang
berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan. Biaya utama dibedakan
dalam tiga kelompok yaitu :
- Biaya pabrik (factory cost)
Adalah semua biaya yang terjadi serta terdapat didalam lingkungan tempat
dimana proses produksi berlangsung, meliputi ; biaya bahan mentah
langsung (direct material), upah tenaga kerja langsung (direct labor), biaya
pabrik tidak langsung (biaya bahan pembantu, upah tidak langsung, biaya
pemeliharaan mesin, biaya reperasi pabrik, depresiasi pabrik-gedung-
peralatan, listrik dan lainya).
- Biaya administrasi (administration expenses)
Adalah semua biaya yang terjadi serta terdapat didalam lingkungan kantor
administrasi perusahaan, serta biaya lain yang sifatnya untuk keperluan
perusahaan secara keseluruhan meliputi ; gaji karyawan kantor, gaji
pemeliharaan kantor, gaji perbaikan kantor, depresiasi peralatan kantor dan
gedung, biaya listrik, telepon, dan asuransi, biaya supplier kantor, biaya alat
tulis kantor dan lainnya.
- Biaya penjualan (selling expenses)
Adalah semua biaya yang terdapat dalam lingkungan penjualan perusahaan
pada periode tertentu.

12

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


2) Biaya bukan utama (non operating expenses)
Adalah semua biaya yang menjadi beban tanggungan perusahaan tapi tidak
berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.
Operating budget sering pula disebut sebagai “income statement budget” atau budget
rugi laba. Anggaran (budget) ini dapat dibedakan menjadi dua macam :
a. Master income statetment
Anggaran induk atau budget induk rugi laba adalah anggaran tentang penghasilan
dan biaya perusahaan yang berisikan taksiran-taksiran secara garis besar.
b. Income statemen supporting budget
Budget penunjang rugi laba adalah anggaran tentang penghasilan dan biaya
perusahaan yang berisikan taksiran-taksiran yang lebih terperinci dalam arti kata
penjabaran dari master income statement.
Master income statement budget diharapkan dapat menjalankan fungsinya secara
berkala dalam waktu tertentu saja. Sedangkan income statement supporting budget
diharapkan dapat menjalankan fungsinya secara terus menerus dari waktu kewaktu.
Budget yang termasuk dalam income statement supporting budget ialah :
a. Anggaran penjualan (sales budget)
Merencanakan secara lebih rinci tentang penjualan selama periode yang akan
datang.
b. Anggaran produksi (production budget)
Merencanakan lebih rinci tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dibidang produksi
yang meliputi ; budget unit yang diproduksikan, budget tentang bahan baku, budget
unit kebutuhan bahan baku, budget pembelian bahan baku, budget biaya bahan
baku, budget upah tenaga kerja langsung, budget biaya pabrik tidak langsung.
c. Anggaran biaya administrasi
d. Anggaran biaya penjualan
e. Anggaran penghasilan bukan utama dimasa datang
f. Anggaran biaya bukan utama, biaya yang tidak berhubungan langsung dengan
usaha perusahaan

b. Finansial Budget.

Finansial budget yaitu merencanakan tentang posisi perusahaan pada suatu saat
tertentu dimasa yang akan datang, yang dimaksud posisi finansial perusahaan adalah
keadaan aktiva, keadaan hutang dan keadaan modal sendiri perusahaan. Finansial budget
sering pula disebut ; balance sheet budget atau budget neraca. Balance sheet budget dapat
dibedakan dua macam yaitu :
a. Master balance sheet budget
Budget tentang posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang
berisikan taksiran secara garis besar.
b. Balance sheet supporting budget
Budget tentang aktiva, utang dan modal sendiri yang berisikan taksiran-taksiran yang
lebih terperinci. Budget yang termasuk dalam balance sheet supporting budget ini
adalah ; anggaran kas, piutang, persediaan, perubahan aktiva tetap, utang, dan modal
sendiri.
13

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Hubungan timbal balik antara budget produksi dengan budget penjualan ada dua alternatif
yaitu :
a. Besar penjualan ditentukan oleh besarnya produksi
Artinya perusahaan menyusun budget ini yang akan diproduksikan lebih awal dari
budget penjualan.
b. Besarnya produksi ditentukan oleh penjualan
Artinya perusahaan menyusun budget penjualan lebih awal dari pada budget unit yang
akan diproduksikan, sebab budget unit akan mengikuti apa yang direncanakan dalam
budget penjualan.

10. Relevansi Anggaran Dengan Disiplin Ilmu Lain.

Konsep dan ilmu dalam penyusunan suatu anggaran (budget) pada sebuah
perusahaan tidak berdiri sendiri melainkan anggaran akan berhubungan dengan beberapa
disiplin ilmu lainnya seperti :
a. Hubungan anggaran dengan akuntansi
- Akuntansi menyajikan data historis yang sangat penting dan bermanfaat untuk
mengadakan taksiran-taksiran yang akan dituangkan dalam budget yang nantinya
akan dijadikan sebagai pedoman kerja diwaktu yang akan datang.
- Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur tentang
pelaksanaan budget itu nantinya dari hari ke hari.
b. Hubungan anggaran dengan matematika dan statistik.
- Statistik dan matematika sangat diperlukan untuk menyusun budget yaitu ketepatan
mengadakan taksiran atau forecasting disamping tergantung pada kelangkaan data,
juga tergantung pada ketepatan penggunaan metode statistik dan matematik yang
diperlukan untuk mengolah serta menganalisa data tersebut.
- Analisis statistik juga bermanfaat untuk memperbandingkan budget dengan
realisasinya dalam rangka mengadakan penilaian kerja perusahaan.
Dapat dilihat bahwa data-data yang disajikan oleh akuntansi dijadikan sebagai data
historis dalam penyusunan anggaran sedangkan matematika dan statistik digunakan sebagai
alat dan metode dalam melakukan penyusunan dan taksiran anggaran kedepan.

14

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Bagian II
Tehnik Forecasting dan Anggaran Penjualan

1. Pengertian Tehnik Forecasting

Forecasting penjualan adalah suatu teknik proyeksi tentang tingkat permintaan


konsumen potensial pada suatu periode tertentu dengan menggunakan berbagai asumsi
tertentu juga, yakni sesuatunya berjalan seperti masa lalu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan cara pembuatan forecast penjualan antara lain ; sifat produk,
metode distribusi, luas usaha, persaingan, dan data historis yang tersedian.
Pada umumnya masalah dasar yang dihadapi oleh perusahaan ketika hendak
memasarkan hasil produksinya disebabkan oleh beberapa hal yaitu ; penentuan jenis barang
atau jasa apa yang akan dijual, penentuan biaya yang perlu dikeluarkan agar barang atau
jasa tersebut dapat terjual, penentuan harga jual barang atau jasa agar mendatangkan laba
bagi perusahaan dan dilain pihak dapat terjangkau oleh konsumen.

2. Pengertian Anggaran Penjualan

Anggaran penjualan (sales budget) adalah suatu aktivitas yang merencanakan secara
lebih rinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang
didalamnya meliputi ; rencana tentang jenis, kualitas barang yang akan dijual, jumlah
barang, harga jual, waktu penjualan, tempat atau daerah penjualan.

3. Kegunaan Anggaran Penjualan

Kegunaan anggaran penjualan dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu kegunaan
secara umum dan kegunaan secara khusus.
a. Umum
Semua anggaran (budget) termasuk anggaran penjualan mempunyai 3 (tiga) kegunaan
yaitu :
1) Sebagai pedoman kerja
Anggaran disebut sebagai pedoman kerja karena didalam anggaran yang telah
disusun semua unit kegiatan operasional perusahaan yang akan dilakukan, dan
setiap kegiatan itu telah dinyatakan kesatuan unit uang. Dengan demikian anggaran
dijadikan sebagai acuan, patokan, dalam setiap kegiatan yang jalankan sesuai
dengan perencanaan atau menyimpang dari yang direncanakan.
2) Sebagai alat koordinasi.
Anggaran sebagai alat koordinasi, dalam sebuah perusahaan terdapat berbagai jenis
kegiatan perusahaan seperti ; bagian produksi, pemasaran, pembelanjaan,
administrasi, dan personalia. Semua bagian ini ada kesatuan kerja yang dituangkan
dalam program atau kegiatan yang akan dilakukan, dan juga telah dilakukan
perkiraan biaya (cost ). Kesatuan kerja yang ada pada masing-masing bagian ini

15

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


harus dapat saling menunjang, saling mendukung satu sama lainnya sehingga dalam
gerak aktivitas itu searah, selaras. Bila suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya dapat
berjalan searah dan selaras, disamping itu dapat dicegah terjadi suatu kegiatan yang
dilakukan tidak tumpang tindih berarti koordinasi berjalan dengan baik.
3) Sebagai alat pengawasan.
Anggaran yang telah disusun disebut dapat dijadikan sebagai pedoman, sebagai alat
koordinasi, untuk menjalankan itu semua perlu dilakukan suatu tindakan yang
disebut sebagai pengawasan, yaitu mengawasi pelaksanaan anggaran yang telah
dibuat untuk mencegah terjadi penyimpangan baik yang disengaja atau dengan
sengaja dengan cara preventif atau dengan persuasif.
b. Khusus.
Anggaran penjualan yang disusun berguna sebagai dasar penyusunan bagi semua
anggaran-anggaran (budget) lain dalam perusahaan. Mengapa dikatakan demikian
karena penjualan merupakan tumpuan bagi semua aktivitas perusahaan dalam arti
penjualan akan mendatangkan penerimaan, pendapatan, dan keuntungan. Penerimaan
atau keuntungan nanti didistribusikan ke kegiatan lainnya dalam perusahaan tersebut.
Maka dapat dikatakan bahwa anggaran yang paling awal disusun adalah anggaran
penjualan.

4. Faktor Yang Mepengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan

Dalam penyusunan anggaran penjualan terdapat beberapa faktor yang


mempengaruhinya, dimana faktor itu dibedakan dalam dua bentuk yaitu :
a. Faktor internal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dan bersumber dari dalam perusahaan, dan
faktor ini umumnya dapat dikendalikan atau dipengaruhi (controllable) oleh
manajemen perusahaan, faktor ini meliputi :
1) Penjualan tahun lalu
Maksud dari penjualan tahun lalu adalah penjualan dalam jumlah, harga jual
produk, mutu dan disain produk, waktu dan daerah penjualan, termasuk sasaran dari
produk yang dihasilkan.
2) Kebijaksanaan perusahaan
Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan penjualan seperti metode
penetapan harga, penetuan saluran distribusi, strategi dan media promosi yang
digunakan.
3) Kapasitas produksi
Kapasitas produksi yang dimiliki oleh perusahaan, serta kemungkinan perluasan
(ekspansi) dimasa yang akan datang.
4) Tenaga kerja yang tersedia
Tenaga kerja yang tersedia yang meliputi jumlahnya, skiil, pengalaman, pendidikan
dan kemungkinan pengembangannya dimasa datang.

16

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


5) Modal kerja yang dimiliki
Modal kerja yang dimiliki perusahaan adalah modal yang dapat digunakan untuk
membiayai operasional rutinitas perusahaan serta kemungkinan untuk
penambahannya.
6) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan
Adalah fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung kegiatan perusahaan, sehingga
memberikan kontribusi dalam menopang penjualan seperti ; gudang tempat
penyimpanan material, bengkel untuk pemeliharaan mesin-mesin, showroom, dan
lainnya.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dan bersumber dari luar perusahaan, dan
faktor ini umumnya tidak dapat dikendalikan atau dipengaruhi (Uncontrollable) oleh
manajemen perusahaan, faktor ini meliputi :
1) Keadaan persaingan dipasar
Adalah kondisi dalam pasar yang menunjukkan berapa banyak perusahaan sejenis
menghasilkan produk yang sama, bila perusahaan yang menghasilkan produk yang
sama jumlahnya banyak maka perusahaan dihadapkan pada persaingan untuk dapat
merebut dan menarik minat konsumen dengan menggunakan berbagai macam
metode dan strategi pemasaran atau penjualan. Persaingan dalam pasar dapat
berbentuk monopoli, oligopoli, monopsoni, atau persaingan sempurna.
2) Posisi perusahaan dalam persaingan
Posisi perusahaan dalam persaingan dapat dilihat dari rangking yang dibuat seperti
produk perusahaan menguasai 30 % dari total penjualan produk sejenis dipasar,
perusahaan menguasai pasar (leader), atau posisi perusahaan dalam persaingan
dapat dilihat dari pangsa pasar (market share) dengan menggunakan metode
tertentu.
3) Tingkat pertumbuhan penduduk
Bila tingkat kelahiran lebih besar dari tingkat kematian (mortalitas) pada suatu
daerah tertentu maka dapat diasumsikan daerah tersebut mengalami pertumbuhan
pendudukan yang tinggi, sebab lain terjadinya pertumbuhan penduduk adalah
terjadinya urbanisasi, atau pergerakan, penyebaran penduduk kepada daerah yang
mempunyai potensi dan perkembangan ekonomi yang tinggi. Bila pertumbuhan atau
pertambahan penduduk pada suatu daerah berkembang cepat akan berhubungan
dengan semakin meningkatnya berbagai kebutuhannya baik primer, sekunder, atau
tertier. Kondisi ini memberikan peluang dan kesempatan bagi perusahaan untuk
menghasilkan produk-produk yang akan ditawarkan ke konsumen tersebut, akhirnya
akan dapat mempengaruhi penjualan.
4) Tingkat pendapatan masyarakat
Dalam makro ekonomi pendapatan masyarakat dapat ditentukan dengan tiga bentuk
pendekatan yaitu ; pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan
pengeluaran. Dari tiga pendekatan ini yang paling populer adalah pendekatan
pengeluaran. Artinya pendapatan suatu masyarakat dihitung dari seluruh jumlah
pengeluaran yang dikeluarkannya dalam satu periode tertentu (misalnya satu bulan).
Bila pendapatan atau pengeluaran suatu masyarakat semakin besar dan tinggi, maka
permintaan terhadap produk-produk (barang dan jasa) juga akan meningkat atau
17

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


pola konsumsi masyarakat tersebut akan berubah. Kondisi inilah yang
mempengaruhi penjualan dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan
atau produsen.
5) Elastisitas permintaan
Elastisitas permintaan terhadap harga produk yang dihasilkan, terutama akan
mempengaruhi dalam merencanakan harga jual dalam anggaran penjualan yang
akan disusun.
6) Agama, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat
Adalah kecenderungan dari sikap dan prilaku masyarakat dalam menghadapi hari
besar agamanya, adat istiadatnya, atau kebiasaan-kebiasaan tertentu yang
sudah menjadi budaya bagi masyarakat tersebut dimana kondisi ini berhubungan
dengan pola konsumsi untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan kepuasannya.
7) Kebijaksanaan pemerintah
Pemerintah atau penguasa dapat mempengaruhi sistem dan kondisi perekonomian
dengan berbagai kebijakan yang dibuatnya, kebijakan tersebut akan berpengaruh
langsung atau tidak langsung kepada perusahaan. Kebijakan yang dimaksud seperti
kebijakan ekonomi ; untuk mengurangi beban pemerintah dalam subsidi BBM maka
pemerintah mengurangi subsidi BBM sehingga harga BBM harus dinaikan,
pemerintah memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam melakukan ekspor atau
impor, kebijakan moneter ; pemerintah dapat mempengaruhinya dengan penetapan
suku bunga kredit atau simpanan, kebijakan fiskal atau pajak ; pemerintah
menetapkan kenaikan tarif pajak kekayaan, pajak penghasilan, pajak pertambahan
nilai, dan lainnya. Jadi dapat disimpulkan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah akan berpengaruh kepada penjualan perusahaan baik langsung atau
tidak langsung.
8) Kondisi perekonomian
Kondisi perekonomian dalam negeri akan dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan
yang dibuat pemerintah, political will pemerintah, dan juga kondisi perekonomian
dipengaruhi pengaruh global seperti terjadi gejolak politik pada negara tertentu,
terjadi perang di negara tertentu, terjadi invansi oleh negara kuat ke negara lemah,
naiknya harga BBM dunia, atau terjadi musim kemarau, bencana alam dan
sebagainya. Peristiwa-peristiwa yang tersebut diatas dapat mempengaruhi kondisi
perekonomian.
9) Tehnologi
Kemajuan tehnologi akan berdampak terhadap proses pengolahan produksi,
penghematan waktu produksi, biaya produksi dan lainnya sehingga perusahaan
dapat melakukan efisiensi dalam pengeluaran biaya-biaya
10) Selera konsumen
Selera konsumen adalah suatu hal yang sulit untuk diduga, disamping pendapatan
yang diperoleh, selera konsumen juga dipengaruhi waktu, model, trend, keinginan
dan tingkat kepuasan yang diperolehnya.

18

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


5. Metode Penaksiran Dalam Anggaran Penjualan

Adapun teknik atau cara yang dapat dipergunakan dalam melakukan penaksiran
penjualan secara umum dapat dibagi dalam dua cara yaitu :
a. Non statistical method.
Adalah suatu cara penaksiran yang bersifat kualitatif atau disebut juga opinion method,
yaitu cara penaksiran yang menitik beratkan pada pendapat (opini) seseorang. Cara ini
mempunyai banyak kelemahan bahwa pendapat seseorang seringkali diwarnai oleh hal-
hal yang bersifat subyektif dari hal-hal yang bersifat objektif. Adapun beberapacara
penaksiran yang bersifat kualitatif ini antara lain :
1) Executive opinion, pendapat bagian pimpinan pemasaran
2) Salesman opinion, pendapat dari para petugas penjualan
3) Channel of distribution, pendapat dari lembaga-lembaga penyalur
4) Consumer opinion, pendapat dari konsumen melalui penelitian pasar
5) Consultan opinion, pendapat para ahli yang dipandang memahami
b. Statistical method.
Penaksiran dengan statistical method disebut juga penaksiran yang bersifat kuantitatif
yaitu suatu cara penaksiran yang menitik beratkan pada perhitungan-perhitungan angka
dengan menggunakan berbagai metode statistika. Metode ini dapat menghilangkan
unsur subyektif seseorang dan hasilnya lebih dapat dipertanggung jawabkan, tapi ada
juga kelemahannya yaitu selera konsumen, kebiasaan konsumen, tingkat pendidikan,
cara pola pikir, dan struktur masyarakat tidak dapat diukur secara kuantitatif.
Pada uraian berikut hanya akan disajikan penaksiran yang bersifat kuantitatif atau
statistical method, adapun penaksiran tersebut yaitu :
a. Cara yang mendasarkan diri pada data historis (data penjualan tahun lalu) dari satu
variabel saja, yaitu variabel yang akan ditaksir itu sendiri atau melakukan perkiraan
penjualan yang diperoleh tahun sekarang / tahun yang akan datang dengan
menggunakan data penjualan tahun lalu, dengan menggunakan metode :
1) Metode trend bebas (free hand method)
2) Metode trend setengah rata-rata (semi average method)
3) Metode trend moment (moment method)
4) Metode trend least square (least square method)
5) Metode kuadratik (parabolic method)
b. Cara yang mendasarkan diri pada data historis (data penjualan tahun lalu) dari variabel
yang akan ditaksir serta hubungannya dengan data historis dari variabel lain yang
diduga mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan variabel yang
akan ditaksir tersebut. Variabel yang mempengaruhi atau variabel bebas disebut
“variabel independent” sedangkan variabel yang dipengaruhi atau variabel terikat
disebut “variabel dependent”. Cara penaksiran ini dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu :
1) Metode regresi tunggal atau sederhana ( single regresion )
Dalam cara ini penaksiran hanya menggunakan satu variabel yang dipengaruhi atau
variabel terikat ( Y ) dan satu variabel bebas ( X ). Yang dapat ditulis dalam bentuk
sebagai berikut :

19

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Y = a + bX atau Y = β0 + β1X1 + e
Dimana :
Y = adalah variabel yang ditaksir / diukur
a = intercep / konstanta
b = parameter / koefisien perubahan X terhadap Y
X = variabel yang mempengaruhi
e = variabel lain yang tidak diperhitungkan (epsilon)
Misalkan : Volume Penjualan adalah variabel Y (dependent variabel), dan biaya
promosi adalah variabel X (independent variabel), dan korelasinya dapat dilakukan
dengan regresi yang akan menghasilkan keeratan hubungan ( r ) antara penjualan
dengan biaya promosi.
2) Metode regresi berganda (multiple regresion)
Dalam cara ini penaksiran menggunakan satu variabel yang dipengaruhi atau
variabel terikat ( Y ) dan lebih dari satu variabel bebas ( X ). Yang dapat ditulis
dalam bentuk sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 atau Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Misalkan : Biaya produksi adalah variabel Y (dependent variabel) dan lebih dari
variabel bebas yaitu, biaya tenaga kerja langsung (X1), biaya bahan baku langsung
(X2), biaya bahan penolong (X3). Untuk melihat keeratan hubungan masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilakukan secara serentak atau secara
partial.
c. Cara penaksiran dengan menggunakan analisis khusus.
Cara penaksiran seperti membutuhkan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan oleh
pihak perusahaan, misalnya dengan melakukan penelitian pasar, penelitian prilaku dan
sikap konsumen, atau penelitian tentang kepuasan yang diperoleh konsumen setelah
memakai suatu produk. Adapun analisis yang khusus ini yaitu :
1) Analisis industri (market share analysis)
2) Analisis jenis-jenis produk yang dihasilkan perusahaan (produk line)
3) Analisis pemakai akhir dari produk (end used analysis)
Berikut tentang analisis market share, analisis market share dapat ditulis analisis M/S.
Analisis M/S adalah memperbandingkan, memperhitungkan jumlah total penjualan
suatu perusahaan (misal: unit) dengan total penjualan industri yang sejenis dalam jenis
produk yang sama pada periode tertentu.
Oleh karena cara penaksiran kuantitatif (statistical method) maupun kualitatif
(opinion method) masing-masing mempunyai kebaikan dan kelemahan, maka dalam
penggunaannya penaksiran kuantitatif dipakai sebagai cara penaksiran yang pokok
sedangkan penaksiran kualitatif dipakai sebagai penunjang, berarti dapat digunakan secara
berbarengan, ataupun masing-masing.

20

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Metode trend bebas (free hand method)

Free hand method adalah menentukan bahwa garis patah-patah yang dibentuk oleh
data historis (data penjualan tahun lalu), diganti dan diubah menjadi garis lurus dengan cara
bebas berdasarkan pada perasaan (intuisi) dari seseorang yang bersangkutan.
Pada dasarnya metode trend ( free hand method, semi average method, moment
method, dan least square method ) menggunakan prinsip yang sama yaitu berusaha
mengganti atau mengubah garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis pada grafik
menjadi garis yang lebih teratur bentuknya, maka akan dapat diketahui kelanjutan garis
tersebut pada waktu yang akan datang.

Contoh :
PT. “Masa Kini” memberikan laporan data penjualan hasil produksinya dari bulan ke bulan
selama tahun ini sebagai berikut :
Bulan Unit Bulan Unit
Januari 1850 Februari 1800
Maret 1900 April 2000
Mei 1950 Juni 2020
Juli 1980 Agustus 1960
September 2000 Oktober 2200
Nopember 2240 Desember 2220
Dari data yang disajikan tersebut, tentukan taksiran penjualan untuk beberapa bulan pada
tahun berikutnya.

Jawab :
Untuk menjawab persoalan diatas dapat langsung dilakukan dengan membuat grafik untuk
melihat taksiran penjualan pada bulan berikutnya.

u 2300
n
i 2200
t
p 2100
e
n 2000
j
u 1900
a
l 1800
a
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

p e r i o d e

21

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Dari grafik diatas dapat dilihat dua macam garis yaitu garis tidak lurus
menunjukkan data penjualan perusahaan setiap bulannya, dan garis lurus menunjukkan
estimasi atau penaksiran penjualan untuk bulan berikutnya. Dari metode free hand method
ini jelaslah bahwa unsur opini atau intuisi dari seseorang dalam menentukan taksiran
penjualan sangat besar perannya, karena hanya ditentukan secara bebas.

Metode trend setengah rata-rata (semi average method)

Dalam matematika garis lurus yang akan dibuat tersebut dinyatakan dalam suatu
persamaan atau fungsi garis lurus (linear) dengan rumusan Y’ = a + b X. Dalam metode
trend setengah rata-rata (semi average) ditentukan bahwa untuk mengetahui fungsi tersebut
semua data historis dikelompokan menjadi dua himpunan dengan jumlah anggota
kelompok masing-masing yang sama.
Untuk menentukan nilai dari trend setengah rata-rata dengan menggunakan rumus
diatas dilakukan penyesuaian dalam perhitungannya yaitu, Y = a + b X, dimana :
Y = nilai yang dicari (nilai trend tertentu)
a = nilai trend periode dasar (konstanta)
b = pertambahan trend tahunan secara rata-rata
X 2 X 1
Nilai b ini dapat ditentukan dengan cara b = dimana :
N
X 1 = rata-rata kelompok I
X 2 = rata –rata kelompok II
N = jumlah periode antara X 1 dan X 2
X = jumlah satuan tahun yang diinginkan dari periode dasar
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa dalam metode trend setengah rata-rata jumlah
data dikelompokkan menjadi dua yaitu ada kelompok I dan kelompok II dimana masing-
masing kelompok jumlah datanya sama, dimana akan diketahui kelompok atau himpunan
data sebagai berikut :
a. Jumlah data genap dan komponen kelompok data genap
b. Jumlah data genap dan komponen kelompok data ganjil
c. Jumlah data ganjil dan komponen kelompok data ganjil

Contoh :
Perusahaan AA memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun unit penjualan Tahun unit penjualan
1996 1850 2002 1980
1997 1800 2003 1960
1998 1900 2004 2000
1999 2000 2005 2200
2000 1950 2006 2240
2001 2020 2007 2220
Berdasarkan data historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah penjualan untuk 3 tahun
kedepan dengan menggunakan metode semi rata-rata.

22

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Jawab :
Berarti data tersebut adalah : jumlah data genap, komponen kelompok data genap

Tahun Penjualan Nilai Semi Total Semi Nilai


(unit) (X) Rata-Rata Trend (Y’)
1996 1850 -2,5 1845
1997 1800 -1,5 Kel. I 1875
1998 1900 -0,5 11.520 1905
1999 2000 0,5 1.920 1935
2000 1950 1,5 1965
2001 2020 2,5 1995
N=6
2002 1980 3,5 Kel. II 2025
2003 1960 4,5 2055
2004 2000 5,5 12.600 2.100 2085
2005 2200 6,5 2115
2006 2240 7,5 2145
2007 2220 8,5 2175
2008 ? 2.205
2009 ? 2.235
2010 ? 2.265

Nilai persamaan garis trend Y’ = a + b X, dimana Y adalah nilai trend yang dicari. Dari
X X 1
hasil perhitungan diatas diketahui nilai a = 1.920, dan nilai b = 2 yaitu 2.100 –
N
1.920 : 6 = 30. jadi persamaan fungsi garis lurus yang didapatkan adalah Y’ = a + b X
menjadi Y’ = 1.920 + 30 X, dengan demikian untuk mencari nilai trend dari tahun 1996
sampai dengan tahun 2007 dan tahun taksirannya sampai 2010 adalah dengan mengganti
nilai X (parameter X), sedangkan untuk menentukan nilai taksiran kedepan adalah dengan
melanjutkan nilai X yang interval sama seperti pada tabel.

Penjelasan perhitungan dalam tabel.


a. Jumlah data adalah sebanyak 12 ( 1996 s/d 2007) kemudian data dibagi menjadi dua
kelompok (Kelompok I dan Kelompok II), dimana masing-masing kelompok jumlah
datanya adalah 6.
b. Karena metode yang digunakan adalah semi rata-rata, maka komponen kelompok data
dibagi lagi sehingga menjadi 3 data. Jadi kolompok I mempunyai komponen kelompok
data 3 dan kelompok II mempunyai komponen kelompok data 3.
c. Nilai X merupakan alat pembantu / penolong sebagai parameter pengukur dengan nilai
interval yang sama dari satu data ke data yang lain. Dalam menentukan nilai X ini dapat
digunakan dua nilai yaitu ; dimulai dari nilai setengah ( 0,5) atau dimulai dari nilai nol (
0 ). Baik dimulai dari nilai setengah atau nol, interval dari nilai yang satu ke nilai
berikutnya adalah sama dengan interval 1 (satu).

23

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


d. Penentuan letak nilai X dalam metode setengah rata-rata ini dimulai pada kelompok
satu. Pada contoh diatas nilai 0,5 berada pada kelompok I dan nilainya berlanjut dengan
interval yang sama sampai pada kemlopok II.
e. Nilai X atau parameter X adalah membantu untuk menentukan nilai dari fungsi linear
yaitu akan membentuk garis yang terarah (garis lurus) atau estmasi penjualan kedepan.
f. Semi total merupakan penjumlahan data kelompok I dan juga kelompok II masing-
masing 11.520 dan 12.600.
g. Jumlah semi rata-rata diperoleh dari jumlah total dari data kelompok I atau kelompok II
kemudian dibagi dengan jumlah data masing-masing kelompok. Dan nilai yang
diperoleh pada kelompok I otomatis menjadi nilai konstanta
h. Nilai N = 6, diperoleh dari jumlah data antara rata-rata kelompok I dengan rata-rata
kelompok II.
i. Perhitungan nilai trend dan nilai taksiran
Y1996 = 1.920 + 30 (-2,5) = 1.845 Y2008 = 1.920 + 30 (9,5) = 2.205
Y1997 = 1.920 + 30 (-1,5) = 1.875 Y2009 = 1.920 + 30 (10,5) = 2.235
Y1998 = 1.920 + 30 (-0,5) = 1.905 Y2010 = 1.920 + 30 (11,5) = 2.265
Y1999 = 1.920 + 30 (0,5) = 1.935
Y2000 = 1.920 + 30 (1,5) = 1.965
Y2001 = 1.920 + 30 (2,5) = 1.995
Y2002 = 1.920 + 30 (3,5) = 2.025
Y2003 = 1.920 + 30 (4,5) = 2.055
Y2004 = 1.920 + 30 (5,5) = 2.085
Y2005 = 1.920 + 30 (6,5) = 2.115
Y2006 = 1.920 + 30 (7,5) = 2.145
Y2007 = 1.920 + 30 (8,5) = 2.175

Nilai yang diperoleh dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2007 merupakan nilai
trend dan dimasukan kedalam kolom nilai trend (Y’), sedangkan nilai yang diperoleh dari
tahun 2008 sampai tahun 2010 merupakan taksiran penjualan yang diinginkan pihak
perusahaan dan dimasukkan dalam kolom unit penjualan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis
(penjualan aktual perusahaan), akan menjadi garis yang terarah ( garis lurus) yang dibentuk
oleh nilai trend, karena dapat dilihat bahwa data penjualan perusahaan tersebut jika dibuat
garis dalam grafik akan membentuk garis yang tidak teratur dan nilai trend akan membawa
menjadi garis lurus.
Berikut dapat dilihat penggunaan nilai nol (nol) dengan interval satu akan
memberikan nilai trend yang sedikit berbeda dengan penggunaan nilai setengah seperti
perhitungan yang diatas, mana yang akan digunakan ? kedua contoh perhitungan dapat
dipakai, tapi tergantung pihak ingin menggunakan yang mana atau salah satunya.

24

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Contoh : penggunaan nilai X yang dimulai dari 0 (nol).

Tahun Penjualan Nilai Semi Total Semi Nilai


(unit) (X) Rata-Rata Trend (Y’)
1996 1850 -3 1830
1997 1800 -2 Kel. I 1860
1998 1900 -1 11.520 1890
1999 2000 0 1.920 1920
2000 1950 1 1950
2001 2020 2 1980
N=6
2002 1980 3 Kel. II 2010
2003 1960 4 2040
2004 2000 5 12.600 2.100 2070
2005 2200 6 2100
2006 2240 7 2130
2007 2220 8 2160
2008 ? 2.190
2009 ? 2.220
2010 ? 2.250

Y1996 = 1.920 + 30 (-3) = 1.830 Y2008 = 1.920 + 30 (9) = 2.190


Y1997 = 1.920 + 30 (-2) = 1.860 Y2009 = 1.920 + 30 (10) = 2.220
Y1998 = 1.920 + 30 (-1) = 1.890 Y2010 = 1.920 + 30 (11) = 2.250
Y1999 = 1.920 + 30 (0) = 1.920
Y2000 = 1.920 + 30 (1) = 1.950
Y2001 = 1.920 + 30 (2) = 1.980
Y2002 = 1.920 + 30 (3) = 2.010
Y2003 = 1.920 + 30 (4) = 2.040
Y2004 = 1.920 + 30 (5) = 2.070
Y2005 = 1.920 + 30 (6) = 2.100
Y2006 = 1.920 + 30 (7) = 2.130
Y2007 = 1.920 + 30 (8) = 2.160

25

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Soal latihan.

1. PT. Bima Sakti memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data
historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah unit barang yang diharapkan terjual
selama tiga tahun yang akan datang.
Tahun Unit penjualan Tahun Unit penjualan
1993 1780 2000 1980
1994 1850 2001 1970
1995 1810 2002 2100
1996 1890 2003 2200
1997 2000 2004 2240
1998 1950 2005 2500
1999 2020 2006 2600
Dengan menggunakan metode semi rata-rata carilah nilai trend dan taksiran penjualan
untuk 3 tahun yang akan datang.

2. Toko Manis menyajikan data penjualan gula pasir setiap tahunnya dalam satuan ton
sebagai berikut :
Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton)
1996 60 ton 2002 130 ton
1997 75 ton 2003 130 ton
1998 90 ton 2004 140 ton
1999 100 ton 2005 150 ton
2000 120 ton 2006 180 ton
2001 125 ton 2007 200 ton
Dengan tehnik forecasting semi rata-rata, tentukan besarnya penjualan gula pasir untuk
tiga tahun kedepannya.

3. Dibawah ini disajikan data penjualan kopi selama periode 1998 – 2007 dalam satuan
ton dari Toko “Camar” sebagai berikut :
Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton)
1998 198.600 2004 246.500
1999 207.500 2005 248.700
2000 222.700 2006 244.100
2001 238.200 2007 250.000
2002 238.700
2003 236.300
Dengan tehnik forecasting semi rata-rata, tentukan besarnya penjualan kopi untuk tiga
tahun kedepannya.

26

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Metode trend moment (moment method)

Cara mencari nilai trend dengan menggunakan metode trend moment ini ada
perbedaan metode semi rata-rata diatas, perbedaan terletak pada penggunaan rumus yang
dipakai dalam trend moment ini, yaitu :
Y’ = a + b X dirubah dalam bentuk :
Y = n.a + b. X Persamaan I
2
XY = a. X + b. X Persamaan II
Dimana : Y’ = nilai trend yang dicari
Y = data historis
X = parameter pengganti waktu (tahun), karena jarak (interval) antara deret
an tahun tersebut sama, maka jarak (interval) parameter X juga sama.
Dalam perhitungan pada penetapan nilai X nilai parameter ini dimulai dari tahun
atau periode pertama yang ditetapkan sebagai tahun atau periode dasar dengan memberikan
nilai atau angka 0 (nol) pada tahun dasar tersebut, selanjutnya dengan interval sama

Contoh :
PT, Abadi Jaya memberikan data penjualan untuk beberapa tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun Penjualan (unit) Tahun Penjualan (unit)
1999 4.660 2005 4.700
2000 4.680 2006 4.780
2001 4.590 2007 4.800
2002 4.710
2003 4.740
2004 4.750
Dengan tehnik forecasting trend moment, tentukan besarnya penjualan untuk tiga tahun
kedepannya.
Jawab :
Penjualan Nilai
Tahun (Y) (X) XY X
2
1999 4660 0 0 0
2000 4680 1 4680 1
2001 4590 2 9180 4
2002 4710 3 14130 9
2003 4740 4 18960 16
2004 4750 5 23750 25
2005 4700 6 28200 36
2006 4780 7 33460 49
2007 4800 8 38400 64
Jumlah  42.410  36  170760  204
2
Setelah dicari nilai X, XY, dan nilai X , maka dapat dimasuk kedalam persamaan dari
rumus trend moment sebagai berikut :

27

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Y’ = a + bX
Y = n.a + b. X (Persamaan I)
2
XY = a. X + b. X (Persamaan II)

42.410 = 9.a + 36 b (4) lakukan hukum eliminasi


170.760 = 36.a + 204 b (1)
168.560 = 36.a + 144 b
170.760 = 36.a + 204 b
-2.200 = - 60 b
b = 2.200 / 60
b = 36,6

Jika nila b = 36,6 dimasukkan dalam persamaan I, maka akan diperoleh hasil
sebagai berikut :

Y = n.a + b. X 42.410 = 9.a + 36.b


42.410 = 9.a + 36 (36,6)
42.410 = 9.a + 1.317,6
9a = 42.410 – 1.317,6
9a = 41.092,4 / 9
a = 4.566

Jadi nilai trend yang diperoleh adalah : Y’ = a + bX


= 4.566 + 36,6 X

Soal latihan.

1. PT. “XYZ” yang bergerak dalam penyediaan susu bayi ingin membuat
forecasting penjualan susu bayi untuk beberapa tahun mendatang pada suatu daerah
yang sedang berkembang. Data tahun-tahun terakhir adalah :
Tahun Penjualan Susu (ribuan kaleng)
2002 2.500
2003 3.750
2004 4.000
2005 4.500
2006 5.500
2007 6.000
Dengan tehnik forecasting trend moment, tentukan besarnya penjualan untuk tiga tahun
kedepannya.

28

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


2. PT. Bima Sakti memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data
historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah unit barang yang diharapkan terjual
selama tiga tahun yang akan datang.
Tahun Unit penjualan Tahun Unit penjualan
1993 1780 2000 1980
1994 1850 2001 1970
1995 1810 2002 2100
1996 1890 2003 2200
1997 2000 2004 2240
1998 1950 2005 2500
1999 2020 2006 2600
Dengan menggunakan metode moment carilah nilai trend dan taksiran penjualan untuk
3 tahun yang akan datang.

3. Toko Manis menyajikan data penjualan gula pasir setiap tahunnya dalam satuan ton
sebagai berikut :
Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton)
1996 60 ton 2002 130 ton
1997 75 ton 2003 130 ton
1998 90 ton 2004 140 ton
1999 100 ton 2005 150 ton
2000 120 ton 2006 180 ton
2001 125 ton 2007 200 ton
Dengan tehnik forecasting trend moment, tentukan besarnya penjualan gula pasir untuk
tiga tahun kedepannya.

4. Dibawah ini disajikan data penjualan kopi selama periode 1998 – 2007 dalam satuan
ton dari Toko “Camar” sebagai berikut :
Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton)
1998 198.600 2004 246.500
1999 207.500 2005 248.700
2000 222.700 2006 244.100
2001 238.200 2007 250.000
2002 238.700
2003 236.300
Dengan tehnik forecasting trend moment, tentukan besarnya penjualan kopi untuk tiga
tahun kedepannya.

29

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Metode trend least square (least square method)

Metode trend least square merupakan penyederhanaan dari metode trend moment,
sehingga mempermudah perhitungannya, rumus diketahui sebagai berikut :
Y = n.a + b. X (Persamaan I)
2
XY = a. X + b. X (Persamaan II)
Sedangkan pada trend least square disederhanakan rumus tersebut dengan cara
mengusahakan sedemikian rupa sehingga jumlah nilai parameter X sama dengan 0 (nol)
atau ( X = 0 ). Oleh karena X = 0 maka rumus tersebut akan menjadi lebih sederhana
yaitu :
Y’ = a + bX
Y = n.a menjadi a = Y / n
2 2
XY = b. X menjadi b = XY / X
Dengan demikian rumus yang digunakan dalam perhitungan menurut trend least
square sebagai berikut :
Y’ = a + bX
a = Y / n
2
b = XY / X
Contoh : data ganjil
PT. Sinar Harapan memberikan data penjualan tahun-tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton)
1999 4.660 2005 4.770
2000 4.680 2006 4.780
2001 4.590 2007 4.800
2002 4.710
2003 4.740
2004 4.750
Dengan tehnik forecasting trend least square, tentukan besarnya penjualan PT. Sinar
Harapan untuk tiga tahun kedepannya.

Jawab :
Penjualan Nilai
Tahun (Y) (X) X.Y X
2
1999 4660 -4 -18640 16
2000 4680 -3 -14040 9
2001 4590 -2 -9180 4
2002 4710 -1 -4710 1
2003 4740 0 0 0
2004 4750 1 4750 1
2005 4770 2 9540 4
2006 4780 3 14340 9
2007 4800 4 19200 16
Jumlah  42480 0  1260  60
Data ganjil
30

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Dari perhitungan tabel diatas diperoleh nilai trend least square sebagai berikut :
Y’ = a + b X
a = Y / n a = 42.480 / 9 = 4.720
2
b = XY / X b = 1.260 / 60 = 21
Y’ = 4.720 + 21 X

Contoh : data genap


PT. Sinar Harapan memberikan data penjualan tahun-tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton)
1998 4.660 2004 4.770
1999 4.680 2005 4.780
2000 4.590 2006 4.800
2001 4.710 2007 4.900
2002 4.740
2003 4.750
Dengan tehnik forecasting trend least square, tentukan besarnya penjualan PT. Sinar
Harapan untuk tiga tahun kedepannya.

Jawab :
Penjualan Nilai
Tahun (Y) (X) X.Y X
2
1998 4660 -9 -41940 81
1999 4680 -7 -32760 49
2000 4590 -5 -22950 25
2001 4710 -3 -14130 9
2002 4740 -1 -4710 1
2003 4750 1 4750 1
2004 4770 3 14310 9
2005 4780 5 23900 25
2006 4800 7 33600 49
2007 4900 9 44100 81
Jumlah  47380 0  4170  330
Data genap

Dari perhitungan tabel diatas diperoleh nilai trend least square sebagai berikut :
Y’ = a + b X
a = Y / n a = 47380 / 10 = 4.738
2
b = XY / X b = 4.170 / 330 = 12,64
Y’ = 4.738 + 12,64 X

31

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Soal latihan.
1. PT. Paparazi memberikan laporan penjualan tahun tahun terakhir kepada bagian
anggaran untuk dimintakan taksiran penjualan tahun mendatang sebagai berikut :
Tahun Penjualan (unit) Tahun Penjualan (unit)
1999 35.000 2003 60.000
2000 45.000 2004 65.000
2001 50.000 2005 70.000
2002 60.000 2006 75.000
Dengan tehnik forecasting trend least square, tentukan besarnya penjualan PT. Paparazi
untuk tiga tahun kedepannya.
2. PT. Bima Sakti memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data
historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah unit barang yang diharapkan terjual
selama tiga tahun yang akan datang.
Tahun Unit penjualan Tahun Unit penjualan
1993 1780 2000 1980
1994 1850 2001 1970
1995 1810 2002 2100
1996 1890 2003 2200
1997 2000 2004 2240
1998 1950 2005 2500
1999 2020 2006 2600
Dengan menggunakan metode least square carilah nilai trend dan taksiran penjualan
untuk 3 tahun yang akan datang.
3. Toko Manis menyajikan data penjualan gula pasir setiap tahunnya dalam satuan ton
sebagai berikut :
Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton)
1996 60 ton 2002 130 ton
1997 75 ton 2003 130 ton
1998 90 ton 2004 140 ton
1999 100 ton 2005 150 ton
2000 120 ton 2006 180 ton
2001 125 ton
Dengan tehnik forecasting trend least square, tentukan besarnya penjualan gula pasir
untuk tiga tahun kedepannya.
4. Dibawah ini disajikan data penjualan kopi selama periode 1998 – 2007 dalam satuan
ton dari Toko “Camar” sebagai berikut :
Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton)
1998 198.600 2004 246.500
1999 207.500 2005 248.700
2000 222.700 2006 244.100
2001 238.200
2002 238.700
2003 236.300
Dengan tehnik forecasting trend least square, tentukan besarnya penjualan kopi untuk
tiga tahun kedepannya.
32

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Metode kuadratik (parabolic method)

Dari penggunaan metode-metode terdahulu seperti trend bebas, trend setengah rata-
rata, trend moment, dan trend least square, kesemuanya bertujuan untuk menemukan suatu
bentuk garis lurus sebagai pengganti garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis.
Dalam matematika untuk membentuk garis lurus tersebut seperti yang telah diuraikan
diatas adalah dengan menggunakan persamaan linear dengan rumus : Y’ = a + b X.
Sedangkan dalam keadaan sesungguhnya dalam perekonomian ada kalanya perusahaan
yang memang dari waktu kewaktu menunjukkan grafik yang selalu meningkat dalam
usahanya, tapi disisi lain banyak juga perusahaan yang mengalami kondisi yang berbeda
dalam arti dimulai dari masa pendirian sampai pada suatu masa puncak, dan dari masa
puncak ini perusahaan tersebut mengalami kemunduruan.
Bagi perusahaan yang mengalami masa pendirian, masa jaya, dan masa
kemunduran, jika dilukiskan atau digambarkan dalam grafik akan membentuk garis
melengkung seperti parabola ( non linear ), maka metode yang sesuai untuk digunakan
adalah metode kuadratik (parabolic method). Dalam matematika bentuk parabola semacam
ini dinyatakan dalam suatu persamaan atau fungsi parabola dengan rumus :
2
Y’ = a + b X + c X dari rumus tersebut dapat dirubah kedalam bentuk
sebagai berikut :
2
 Y = n.a + c  X persamaan I
2
 XY = b  X persamaan II
2 2 4
X Y = aX + cX persamaan III

Contoh :

PT. Nusantara selama beberapa tahun terakhir memberikan data penjualannya. Berdasarkan
data historis tentang jumlah unit barang yang terjual, dengan menggunakan metode
parabolic method tentukan taksiran yang diharapkan terjual untuk beberapa tahun
mendatang. Data penjualannya sebagai berikut :
Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton)
1998 2.000 2003 22.000
1999 10.000 2004 24.000
2000 14.000 2005 20.000
2001 16.000 2006 18.000
2002 20.000
Dari data tersebut :
a. Tentukan nilai persamaan dari fungsi parabolic
b. Tentukan taksiran penjualan untuk 3 tahun kedepan
c. Gambarkan grafik penjualan perusahaan tersebut.

Jawab :
Dalam metode parabolic ini untuk menentukan nilai X atau parameter digunakan model
metode least square, dimana nilai X adalah sama dengan 0 (nol). Berarti nilai X pada
perhitungan metode parabolik ini nilai parameter X adalah juga sama dengan 0 (nol).

33

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Tahun Penjualan Nilai
2
( Y )) (X) XY X
2 XY X
4
1998 2000 -4 -8000 16 32000 256
1999 10000 -3 -30000 9 90000 81
2000 14000 -2 -28000 4 56000 16
2001 16000 -1 -16000 1 16000 1
2002 20000 0 0 0 0 0
2003 22000 1 22000 1 22000 1
2004 24000 2 48000 4 96000 16
2005 20000 3 60000 9 180000 81
2006 18000 4 72000 16 288000 256
Jumlah  146000 0  120000  60  780000  708

Setelah perhitungan dalam tabel diselesaikan, langkah selanjutnya memasukan


(substitusikan) nilai yang diperoleh kedalam rumus :
2
Y’ = a + b X + c X
2
 Y = n.a + c  X persamaan I
2
 XY = b  X persamaan II
2 2 4
X Y = aX + cX persamaan III
2
 Y = n.a + c  X 146000 = 9 a + 60 c ( 20 )
2 2 4
X Y = aX + cX 780000 = 60 a + 708 c ( 3)
2920000 = 180 a + 1200 c
2340000 = 180 a + 2124 c
580000 = - 924 c
c = 580000 / -924
= - 627,7
Jika nilai c = -627,7 dimasukan kedalam persamaan I, akan diperoleh hasil sebagai
berikut :
2
 Y = n.a + c  X 146000 = 9 a + 60 c
146000 = 9 a + 60 ( -627,7 )
146000 = 9 a - 37662
9 a = 183662
a = 183662 / 9
a = 20406,9
Sedangkan dari persamaan II akan diperoleh hasil :
2
 XY = b  X 120000 = 60 b
b = 120000 / 60 b = 2000
Jadi fungsi parabola yang diperoleh adalah :
2
Y’ = a + b X + c X
2
= 20.406,9 + 2.000 X – 627,7 X

34

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Dengan memasukan parameter X (nilai X) kedalam fungsi parabolic tersebut akan
diperoleh nilai trend parabolic sebagai berikut :
2
Y’ = a + bX +cX
Y1998 = 20.406,9 + 2.000 (-4) – 627,7 (16) = 2.363,7
Y1999 = 20.406,9 + 2.000 (-3) – 627,7 (9) = 8.757,6
Y2000 = 20.406,9 + 2.000 (-2) – 627,7 (4) = 13.896,1
Y2001 = 20.406,9 + 2.000 (-1) – 627,7 (1) = 17.779,2
Y2002 = 20.406,9 + 2.000 (0) – 627,7 (0) = 20.406,9
Y2003 = 20.406,9 + 2.000 (1) – 627,7 (1) = 21.779,2
Y2004 = 20.406,9 + 2.000 (2) – 627,7 (4) = 21.896,1
Y2005 = 20.406,9 + 2.000 (3) – 627,7 (9) = 20.757,6
Y2006 = 20.406,9 + 2.000 (4) – 627,7 (16) = 18.363,7
Estimasi penjualan tiga tahun kedepan
Y2007 = 20.406,9 + 2.000 (5) – 627,7 (25) = 14.714,4
Y2008 = 20.406,9 + 2.000 (6) – 627,7 (36) = 9.813,3
Y2009 = 20.406,9 + 2.000 (7) – 627,7 (49) = 3.649,6

Unit Sales
Grafik model parabolic
25000

20000

15000

10000

5000

0
98 99 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09
Tahun

35

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Soal latihan

1. PT. Raga Perkasa memberikan data penjualannya selama beberapa tahun terakhir
sebagai berikut :
Tahun Penjualan (unit) Tahun Penjualan (unit)
1998 31.950 2003 44.300
1999 34.050 2004 49.100
2000 36.000 2005 37.650
2001 36.350 2006 37.950
2002 62.500 2007 37.000
Dengan menggunakan metode kuadratik lakukanlah :
a. Tentukan nilai persamaan dari fungsi parabolic
b. Tentukan taksiran penjualan untuk 5 tahun kedepan
c. Gambarkan grafik penjualan perusahaan tersebut.

2. PT. Bimantara memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data
historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah unit barang yang diharapkan terjual
selama tiga tahun yang akan datang.
Tahun Unit penjualan Tahun Unit penjualan
1993 1780 2000 2200
1994 1850 2001 2000
1995 1810 2002 1900
1996 1890 2003 1800
1997 2000 2004 1700
1998 1950 2005 1600
1999 2500 2006 1650
Dengan menggunakan metode kuadratik :
a. Tentukan nilai persamaan dari fungsi parabolic
b. Tentukan taksiran penjualan untuk 3 tahun kedepan
c. Gambarkan grafik penjualan perusahaan tersebut.

36

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Analisis Regresi.

Analisis regresi merupakan seperangkat prosedur statistik untuk menemukan faktor-


faktor nyata yang paling penting yang mempengaruhi penjualan, regresi dapat dibagi dalam
bentuk yaitu : regresi sederhana dan regresi berganda.

a. Regresi Tunggal / regresi sederhana (single regresion)

Metode regresi tunggal merupakan metode untuk mengadakan penaksiran yang


tidak hanya mendasarkan diri pada data historis dari satu variabel saja, yaitu variabel yang
akan ditaksir itu sendiri, melainkan juga menghubungkannya dengan satu variabel lain yang
diperkirakan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perkembangan dari variabel yang
akan ditaksir tersebut. Dalam perhitungan regresi linear atau regresi tunggal menggunakan
satu variabel bebas (X) atau independend variabel dan satu variabel terikat (Y) atau
dependen variabel, lalu akan dihitung nilai Y berdasarkan nilai yang diketahui.
Rumus yang digunakan dalam regresi tunggal ini adalah Y = a + b X , dimana :
Y = nilai yang diukur (variabel terikat)
X = nilai yang mempengaruhi (variabel bebas)
a = nilai intercept (konstansta)
b = koefisien arah regresi
Sedangkan untuk menentukan nilai a dan b adalah sebagai berikut :
2
(Y )( X )  ( X )( XY )
Harga a dihitung dengan rumus : a = 2 2
n( X )  ( X )
n(XY ) (X )( Y
Harga b dihitung dengan rumus : b =
)
2 2
n( X )  ( X )
Karena metode regresi tunggal ini mendasarkan diri pada hubungan antara data
historis variabel yang akan ditaksir dengan data historis variabel lain yang diperkirakan
mempengaruhi perkembangan variabel yang akan ditaksir tersebut. Untuk meyakinkan
bahwa variabel lain tersebut benar mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap variabel
yang akan ditaksir, dapat digunakan ukuran yang sering disebut : koefisien korelasi ( r ).
Koefisien korelasi adalah angka yang menunjukkan tinggi rendahnya tingkat
keeratan (keakraban) hubungan antara sesuatu variabel dengan variabel yang lain yang
diperkirakan mempengaruhinya. Rumus yang digunakan untuk menentukan keeratan
hubungan adalah :
n(XY ) (X )( Y )
r = 2 2 2 2
n( X )  ( X ) n(Y )  (Y )
x
Hasil perhitungan akan memberikan tiga alternatif dari nilai r tersebut sebagai
berikut :
a. Jika nilai r mendekati angka positif satu (+1), berarti bahwa variabel X mempunyai
pengaruh yang kuat dan positif terhadap perkembangan variabel Y, ini berarti apabila
variabel X bertambah, maka variabel Y akan terdorong untuk bertambah juga, begitu
sebaliknya.

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


37

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


b. Jika nilai r mendekati angka negatif satu (-1), berarti bahwa variabel X mempunyai
pengaruh yang kuat tapi negatif terhadap perkembangan variabel Y, ini berarti apabila
variabel X bertambah, maka variabel Y justrus akan terdorong untuk berkurang, begitu
sebaliknya.
c. Jika nilai r mendekati angka nol ( 0 ), berarti bahwa variabel X kurang berpengaruh
terhadap perkembangan variabel Y, ini berarti bahwa bertambah atau berkurangnya
variabel X tidak mempengaruhi perubahan variabel Y atau sebaliknya.
Untuk menerima atau menolak jawaban yang dihasilkan dari perhitungan akan
dikaitkan dengan hipostesis yang dibuat (jika dalam sebuah penelitian). Hipotesis adalah
jawaban sementara atau praduga tentang hasil penelitian yang akan dilakukan, dimana
jawaban atau praduga ini perlu dibuktikan dengan penelitian yang hasilnya benar sesuai
dengan dugaan awal, atau tidak sesuai dengan dugaan awal. Sehingga dalam kriteria
jawaban hipotesis ini dapat ditulis dalam :
a. Ho = Tidak kuat hubungan atau tidak ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y
b. Ha = Kuat hubungan atau ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y
Untuk menguji atau membuktikan bahwa hipotesis dapat diterima atau ditolak
digunakan rumus atau uji to ( t hitung), dengan rumus :
r
to = n  2 dimana n adalah jumlah data. Ketentuan yang harus dipenuhi
2
1r
dalam menentukan t hitung ini adalah ; jika hasil perhitungan dari t hitung lebih besar dari t tabel
berarti terdapat hubungan kuat antara variabel X dengan variabel Y dengan demikian H o
ditolak dan Ha diterima, jika hasil perhitungan dari t hitung lebih kecil dari t tabel berarti
terdapat hubungan yang lemah atau tidak ada hubungan antara variabel X dengan variabel
Y dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Dan yang perlu diingat disini adalah bahwa
uji t ini hanya uji yang sifatnya partial atau uji partial.
Dalam penaksiran atau estimasi perkiraan penjualan (variabel Y) dimasa datang
dengan asumsi dipengaruhi oleh satu variabel bebas (variabel X), maka dalam perhitungan
dapat dilihat sebagai berikut :

Contoh :
1. PT. Tunas Mekar yang bergerak dalam produksi susu untuk konsumen khusus (susu
bayi) akan dapat melakukan prediksi untuk memproduksi susu bayi dengan melihat
tingkat kelahiran bayi pada daerah penjualannya. Adapun data produksi susu bayi dari
PT. tersebut yaitu :
Tahun Produksi susu bayi Kelahiran bayi
2001 240 140
2002 240 160
2003 300 250
2004 420 300
2005 300 350
Dari data tersebut tentukan fungsi regresinya dan tentukan perkiraan penjualan untuk 3
tahun mendatang.

38

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Jawab :
Langkah I
Untuk dapat memperkirakan produksi susu bayi oleh PT. Tunas Mekar dalam 3 tahun
mendatang, perusahaan harus mempunyai data tentang tingkat kelahiran bayi pada
daerah penjualannya untuk tiga tahun mendatang pula.

Perkiraan tingkat kelahiran bayi ( dengan metode moment)


Kelahiran bayi Nilai
Tahun (Y) (X) XY X
2
2001 140 0 0 0
2002 160 1 160 1
2003 250 2 500 4
2004 300 3 900 9
2005 350 4 1400 16
 1200  10  2960  30
Y = n.a + bX 1200 = 5a + 10 b (2)
2
XY = aX + bX 2960 = 10a + 30 b ( 1 )
2400 = 10a + 20b
2960 = 10a + 30b
-560 = -10 b
b = 560 / 10 b=
56
Y = n.a + bX 1200 = 5a + 10 b
1200 = 5a + 10 (56)
1200 = 5 a + 560
5a = 1200 – 560
a = 640 / 5 a = 128
Jadi fungsi regresinya adalah Y = a + b X menjadi Y = 128 + 56 X, berarti
prediksi kelahiran bayi 3 tahun mendatang adalah :
Y2006 = 128 + 56 (5) = 408 jiwa
Y2007 = 128 + 56 (6) = 464 jiwa
Y2008 = 128 + 56 (7) = 520 jiwa

Langkah II
Perkiraaan tingkat produksi susu bayi
Produksi susu Kelahiran bayi
Tahun (Y) (X) XY X
2
Y
2
2001 240 140 33600 19600 57600
2002 240 160 38400 25600 57600
2003 300 250 75000 62500 90000
2004 420 300 126000 90000 176400
2005 300 350 105000 122500 90000
 1500  1200  378000  320200  471600

39

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Dengan bantuan metode trend moment fungsi regresi dapat ditentukan sebagai berikut :
Y = n.a + bX 1500 = 5a + 1200 b ( 240 )
2
XY = aX + bX 378000 = 1200a + 320200 b (1)
360000 = 1200a + 288000 b
378000 = 1200a + 320200 b
-18000 = -32200 b
b = 18000 / 32200 b = 0,56

Y = n.a + bX 1500 = 5a + 1200 b


1500 = 5a + 1200 (0,56)
1500 = 5 a + 672
5a = 1500 – 672
a = 828 / 5 a = 167
Jadi fungsi regresinya adalah Y = a + b X menjadi Y = 167 + 0,56 X, berarti
akan diketahui nilai trend dan prediksi produksi susu bayi 3 tahun mendatang adalah :
Y2001 = 167 + 0,56 (140) = 245,4
Y2002 = 167 + 0,56 (160) = 256,6
Y2003 = 167 + 0,56 (250) = 307
Y2004 = 167 + 0,56 (300) = 335
Y2005 = 167 + 0,56 (350) = 363
Dan prediksi produksi susu bayi 3 tahun mendatang yaitu :
Y2006 = 167 + 0,56 (408) = 395,5
Y2007 = 167 + 0,56 (464) = 427
Y2008 = 167 + 0,56 (520) = 458,2

Langkah III
Dengan bantuan perhitungan tabel pada langkah II maka dapat dilihat hubungan
(korelasi) antara tingkat kelahiran bayi dengan tingkat produksi susu sebagai berikut :
n(XY ) (X )( Y )
r = 2 2 2 2
n( X )  ( X ) n(Y )  (Y )
x
5( 378000 ) (1200)(1500)
r = 2 2
5( X 320200)  (1200) 5( 471600)  (1500)
x
90000
r = r = 0,6817
161000 x 108000

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai r adalah sebesar 0,6817 ini
berarti bahwa tingkat kelahiran bayi mempunyai pengaruh yang cukup kuat dan positif
terhadap produksi susu untuk bayi.

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


40

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


2. PT. Torabika yang bergerak dalam produksi “kopi kemasan” selama 15 tahun terakhir
memberikan data tentang nilai penjualannya dan nilai biaya produksinya sebagai
berikut :
Tahun Nilai Penjualan (juta) Biaya produksi (juta)
1993 32 30
1994 34 30
1995 36 30
1996 37 33
1997 36 32
1998 37 34
1999 39 35
2000 40 36
2001 33 32
2002 34 32
2003 36 34
2004 37 32
2005 38 34
2006 42 35
2007 44 37
Tentukan fungsi regresinya dan jelaskan hasil yang diperoleh. Bila nilai penjualan
adalah (Y) maka nilai biaya produksi adalah (X)
Jawab : kolom ini abaikan
2 2 2
Y X XY X x y xy x y
32 30 960 900 -3 -5 15 9 25
34 30 1020 900 -3 -3 9 9 9
36 30 1080 900 -3 -1 3 9 1
37 33 1221 1089 0 0 0 0 0
36 32 1152 1024 -1 -1 1 1 1
37 34 1258 1156 1 0 0 1 0
39 35 1365 1225 2 2 4 4 4
40 36 1440 1296 3 3 9 9 9
33 32 1056 1024 -1 -4 4 1 16
34 32 1088 1024 -1 -3 3 1 9
36 34 1224 1156 1 -1 -1 1 1
37 32 1184 1024 -1 0 0 1 0
38 34 1292 1156 1 1 1 1 1
42 35 1470 1225 2 5 10 4 25
44 37 1628 1369 4 7 28 16 49
555 496 18438 16468 86 67 150
Untuk menentukan nilai x dan nilai y dapat dicari dengan cara sebagai berikut :
X 496
X  X  = 33
n 15

41

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


 Y 555
Y X  = 37
n 15
Maka nilai x adalah : x = X - X 30 – 33 = -3 dan seterusnya.
Maka nilai y adalah : y = Y - Y 32 – 37 = -5 dan seterusnya
2
(Y )( X )  ( X )( XY (555)(16468)  (496)
) =
a = 2 2 (18438)
n( X )  ( X ) 2
15(16468)  (496)
= - 5.508 / 1004
= - 5,486
n(XY ) (X )( Y 15(18438) (496)
b = =
) (555)
2 2 2
n( X )  ( X ) 15(16468)  (496)
= 1290 / 1004
= 1,28
Jadi persamaan regresinya adalah Y = - 5,486 + 1,28 X
Bila dalam hal ini biaya produksi diberikan nilai sebesar Rp 0, akan menimbulkan
pendapatan negatif atau negatif penerimaan penjualan sebesar Rp 5,486 juta. Dalam
prakteknya dapat saja terjadi, misalnya dalam periode tertentu atau karena sebab
tertentu perusahaan tidak dapat melakukan usaha apapun yang tidak mengeluarkan
biaya produksi (biaya operasional), akan tetapi perusahaan dalam periode tersebut tetap
mengeluarkan biaya gaji, depresiasi, pembayaran hutang, dan atau sewa.
Bila biaya produksi diberikan nilai sebesar Rp 100 juta, akan memberikan pengaruh
kepada nilai penjualan yaitu :
Y = - 5,486 + 1,28 X
= - 5,486 + 1,28 ( 100)
= Rp 122,5 juta
Artinya bila biaya produksi diberikan nilai Rp 100 juta akan menimbulkan penerimaan
penjualan menjadi Rp 122,5 juta.
Bila melihat pada perhitungan tabel diatas dan kita asumsikan bahwa biaya produksi
untuk 3 tahun mendatang menjadi Rp 40 juta, Rp 45 juta, dan Rp 50 juta. Maka nilai
penjualan untuk 3 tahun mendatang menjadi :
Y2008 = -5,486 + 1,28 (40) = Rp 45,7 juta
Y2009 = -5,486 + 1,28 (45) = Rp 52,1 juta
Y2010 = -5,486 + 1,28 (50) = Rp 58,5 juta
Bagaimana pengaruh biaya produksi terhadap nilai penjualan pada perusahaan yang
bersangkutan, ini dapat dilihat hubungan antara variabel biaya produksi dengan variabel
nilai penjualan, dimana nilai penjualan adalah variabel Y dan biaya produksi adalah
variabel X. sebagai berikut :

42

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Nilai Penj. Biaya Produksi
Tahun (Y) (X) XY X
2
Y
2
1993 32 30 960 900 1024
1994 34 30 1020 900 1156
1995 36 30 1080 900 1296
1996 37 33 1221 1089 1369
1997 36 32 1152 1024 1296
1998 37 34 1258 1156 1369
1999 39 35 1365 1225 1521
2000 40 36 1440 1296 1600
2001 33 32 1056 1024 1089
2002 34 32 1088 1024 1156
2003 36 34 1224 1156 1296
2004 37 32 1184 1024 1369
2005 38 34 1292 1156 1444
2006 42 35 1470 1225 1764
2007 44 37 1628 1369 1936
555  496 18438 16468 20685

n(XY ) (X )( Y )


r = 2 2 2 2
n( X )  ( X ) n(Y )  (Y )
x
15(18438) (496)(555)
r = 2 2
15(16468)  (496) 15(20685)  (555)
x
1290
r = r = 0,858
1503

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai r adalah sebesar 0,858 ini
berarti bahwa biaya produksi mempunyai pengaruh yang cukup kuat dan positif terhadap
nilai penjualan dari perusahaan tersebut.

Soal latihan
1. PT. Abdi Nusa memberikan data nilai penjualan dan biaya promosi untuk beberapa
tahun sebagai berikut :
Tahun Nilai penjualan (juta) Biaya promosi (juta)
2003 300 150
2004 350 160
2005 300 200
2006 390 300
2007 400 350
Dari data tersebut tentukan fungsi regresinya dan tentukan perkiraan penjualan untuk 3
tahun mendatang dengan bantuan metode trend moment dan berapa korelasinya.

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


43

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


2. PT. Andika yang bergerak dalam produksi “sepatu” selama 10 tahun terakhir
memberikan data tentang nilai penjualannya dan nilai biaya produksinya sebagai
berikut :
Tahun Nilai Penjualan (juta) Biaya produksi (juta)
1998 375 345
1999 395 355
2000 405 365
2001 335 325
2002 345 325
2003 365 345
2004 375 325
2005 385 345
2006 425 355
2007 415 375
Tentukan fungsi regresinya dan jelaskan hasil yang diperoleh. Bila nilai penjualan
adalah (Y) maka nilai biaya produksi adalah (X), tentukan korelasi antara nilai
penjualan dengan biaya produksi sepatu.

b. Regresi Berganda (multiple regresion).

Regresi berganda dapat digunakan untuk melakukan estimasi atau perkiraan


penjualan untuk periode mendatang dengan lebih dari satu variabel yang mempengaruhi
penjualan tersebut. Regresi berganda hanya dapat dilakukan minimal 2 variabel bebasnya.
Persamaan regresi untuk dua variabel bebas (independent variabelnya) sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2
Sedangkan persamaan regresi untuk variabel bebas lebih dari dua dapat ditulis
sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn
Dimana :
Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan / nilai yang dicari
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen, bila
b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Berikut ditampilkan hubungan antara nilai penjualan (variabel dependend = Y ),
dengan nilai biaya produksi (variabel independend = X1), dan nilai biaya promosi (variabel
independen = X2).

44

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Contoh :

PT. Kharisma selama 10 tahun terakhir memberikan data dari nilai penjualan, nilai
biaya produksi, dan nilai biaya promosi sebagai berikut :
Tahun Nilai penjualan (juta) Biaya produksi (juta) Biaya promosi (juta)
1998 23 10 7
1999 17 12 3
2000 15 14 2
2001 17 14 4
2002 23 18 6
2003 22 15 5
2004 23 15 7
2005 24 16 8
2006 27 16 8
2007 30 20 9
Dari data tersebut buatlah persamaan regresi, hubungannya, dan estimasi penjualan
untuk masa mendatang. Penjelasan nilai penjualan = Y, biaya produksi = X1, biaya
promosi = X2.

Jawab :
2 2
Tahun Y X1 X2 X1Y X2Y X1 X2 X1 X2
1998 23 10 7 230 161 70 100 49
1999 17 12 3 204 51 36 144 9
2000 15 14 2 210 30 28 196 4
2001 17 14 4 238 68 56 196 16
2002 23 18 6 414 138 108 324 36
2003 22 15 5 330 110 75 225 25
2004 23 15 7 345 161 105 225 49
2005 24 16 8 384 192 128 256 64
2006 27 16 8 432 216 128 256 64
2007 30 20 9 600 270 180 400 81
221 150 59 3387 1397 914 2322 397

Dari tabel diperoleh :


 Y = 221  X2Y = 1397
 X1 = 150  X1X2 = 914
 X2 = 59  X12 = 2322
2
 X1Y = 3387 X = 397
2
Untuk menghitung harga harga a, b1, b2 dapat menggunakan persamaan berikut :
Y = n.a + b1X1 + b2X2 (persamaan 1)
2
 X1Y = aX1 + b1X1 + b2X1X2 (persamaan 2)
 X2Y = aX2 + b1X1X2 + b2X22 (persamaan 3)

45

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan tabel dimasukan dalam persamaan untuk
menentukan nilai a, b1, b2 maka :
 Y = n.a + b1X1 + b2X2 221 = 10 a + 150 b1 + 59 b2
 X1Y = aX1 + b1X12 + b2X1X2 3387 = 150a + 2322 b1 + 914 b2
 X2Y = aX2 + b1X1X2 + b2X22 1397 = 59a + 914 b1 + 397 b2

221 = 10 a + 150 b1 + 59 b2 ( 15 )
3387 = 150a + 2322 b1 + 914 b2 (1)
3315 = 150a + 2250 b1 + 885 b2
3387 = 150a + 2322 b1 + 914 b2
- 72 = 0a + -72 b1 + -29 b2 maka -72 = -72 b1 – 29 b2 (persamaan 4)

221 = 10 a + 150 b1 + 59 b2 (5,9)


1397 = 59a + 914 b1 + 397 b2 (1)
1304 = 59a + 885 b1 + 348 b2
1397 = 59a + 914 b1 + 397 b2
-93 = 0a + -29 b1 + -49 b2 maka -93 = -29 b1 - 49 b2 (persamaan 5)

-72 = -72 b1 – 29 b2 ( 10 )
-93 = -29 b1 - 49 b2 (24,83)
-720 = -720 b1 – 290 b2
- 2309 = -720 b1 – 1217 b2
1589 = 0 b1 + 927 b2
b2 = 1589 / 927
= 1,714
Bila nilai b2 dimasukan dalam persamaan 4 maka diperoleh hasil yaitu :
-72 = -72 b1 – 29 b2 -72 = -72 b1 – 29 (1,714)
-72 = -72 b1 – 49,71
72 b1 = 121,71
b1 = 121,71 / 72
b1 = 1,69

Harga b1, b2 dimasukan dalam persamaan 1 maka diperoleh hasil yaitu :


 Y = n.a + b1X1 + b2X2 221 = 10 a + 150 b1 + 59 b2
221 = 10 a + 150 (1,69) + 59 (1,714)
221 = 10 a + 253,5 + 101,13
10 a = 221 - 253,5 – 101,13
10 a = -133,63
a = -133,63 / 10
a = -13,363
Jadi persamaan regresi linear berganda dari nilai penjualan, biaya produksi, dan biaya
promosi sebagai berikut : Y = -13,363 + 1,69 X1 + 1,714 X2

46

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Dapat dijelaskan bahwa Y = -13,363 + 1,69 X1 + 1,714 X2
Bila X1 dan X2 diberi harga 0 (nol) maka nilai penjualan menjadi negatif Rp 13,363
juta. Kondisi ini dapat saja terjadi dalam periode tertentu perusahaan tidak melakukan
operasi (tidak ada biaya produksi atau tidak ada biaya promosi), tapi perusahaan akan
tetap mengeluarkan biaya-biaya lainnya seperti biaya gaji, beban bunga, sewa.
Dan bila X1 dan X2 diberi harga Rp 10 juta maka :
Y = -13,363 + 1,69 (10) + 1,714 (10) Y = -13.363 + 16,9 + 17,14
Y = Rp 20,677 juta
Ini berarti bila X1 dan X2 diberi nilai yang sama pada waktu bersamaan akan
memberikan kontribusi peningkatan nilai penjualan menjadi Rp 20,677 juta.
Bila pada tahun 2008 X1 diberi nilai 30 dan X2 diberi nilai 15 maka kontribusi terhadap
nilai penjualan adalah :
Y = -13,363 + 1,69 (30) + 1,714 (15) Y = -13.363 + 50,7 + 25,71
Y = Rp 63,05 juta
Yang berarti bahwa peningkatan pada biaya produksi dan biaya promosi akan
memberikan kenaikan terhadap nilai penjualan perusahaan yang bersangkutan.

Analisis-analisis khusus.

Seringkali guna mengadakan penaksiran untuk waktu-waktu yang akan datang


perusahaan perlu mengadakan berbagai analisis khusus, agar hasil penaksirannya nanti
lebih lengkap serta lebih akurat. Dengan demikian perusahaan akan menerapkan metode
statistik (trend atau regresi) bagi analisis-analisis khusus tersebut. Beberapa analisis khusus
yang dapat dilakukan perusahaan antara lain :

a. Analisis Industri

Analisis ini dilakukan terutama untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap


keadaan industri secara keseluruhan. Dengan analisis tersebut akan dapat diketahui
seberapa besar peranan perusahaan terhadap industri. Dalam kaitannya dengan anggaran
penjualan, dengan analisis industri antara lain dapat diketahui perbandingan antara
penjualan perusahaan dengan penjualan seluruh industri. Atau dengan kata lain dapat
diketahui berapa besar bagian dari permintaan industri yang dipenuhi (supply) oleh
penjualan perusahaan yang bersangkutan.
Semakin besar bagian dari permintaan industri yang dipenuhi oleh penjualan
perusahaan yang bersangkutan, berarti semakin besar pula peranan perusahaan dalam
industri, serta semakin kuat posisinya didalam persaingan, begitupun sebaliknya. Dengan
demikian bilamana perusahaan ingin mengadakan penaksiran terhadap penjualannya
diwaktu mendatang, maka dapat dilakukan dengan mengkaitkannya dengan perkembangan
permintaan industri dimasa mendatang. Misal bila menggunakan metode regresi tunggal
data historis penjualan perusahaan dijadikan sebagai variabel dependend (variabel yang
diukur) sedangkan data historis penjualan industri sebagai variabel independen (variabel
yang mempengaruhi).

47

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Perbandingan penjualan perusahaan dengan penjualan industri sering disebut
sebagai market share (M/S).
Tot al Penjual anPerusahaan
Market Share (M/S) = x100% , dengan demikian
M/S
TotalPenjualanIndustri
ini sering juga disebut pangsa pasar dari keseluruhan penjualan perusahaan, suatu hal yang
perlu diingat bahwa perusahaan yang diperbandingkan disini adalah perusahaan yang
menghasilkan out put yang sejenis atau produk yang sama.

b. Analisis Jenis Produk

Analisis jenis produk (product line)ini diperlukan oleh perusahaan yang


memproduksikan lebih dari satu jenis barang hasil produksi. Oleh karena masing-masing
jenis produk yang dihasilkan tersebut mempunyai perbedaan pasar (segmen pasar),
mempunyai perbedaan sifat dan pola perkembangan, serta mempunyai perbedaan variabel-
variabel yang mempengaruhinya, maka penaksiran untuk waktu-waktu yang akan datang
juga memerlukan penanganan sendiri-sendiri. Dengan demikian penerapan metode
statistika bagi jenis produk yang satu, mungkin berbeda dengan jenis produk yang lainnya.

c. Analisis Pemakai Akhir Produk.

Sebagaimana diketahui, ada perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-


barang konsumsi, dan ada pula perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang industri.
Produk yang berupa barang konsumsi akan langsung dipergunakan oleh para pemakai akhir
untuk memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi produk yang berupa barang industri tidak
secara langsung dapat dipergunakan oleh para pemakai akhir, melainkan akan menjadi
bahan masukan (input) bagi perusahaan lain untuk diproses lebih lanjut sebelum menjadi
barang konsumsi. Oleh karena itu perkembangan penjualan dari perusahaan yang
menghasilkan barang industri tersebut, banyak dipengaruhi oleh perkembangan penjualan
dari perusahaan yang akan memproses lebih lanjut.
Misal perkembangan penjualan benang dari perusahaan pemintal benang akan
sangat dipengaruhi oleh perkembangan penjualan perusahaan tekstil. Perkembangan
penjualan tinta cetak akan banyak dipengaruhi oleh perkembangan penjualan perusahaan
percetakan. Perkembangan penjualan tembakau akan banyak dipengaruhi oleh
perkembangan penjualan perusahaan rokok, dan sebagainya. Ini berarti bahwa bilamana
sesuatu perusahaan yang menghasilkan barang industri, akan melakukan penaksiran, maka
perlu pula mengadakan analisis terhadap pemakai akhir dari produk yang dihasilkan itu dan
analisis yang digunakan untuk itu disebut juga end used analysis.

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


48

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Politik Harga Dalam Anggaran Perusahaan.

Contoh :

Sebuah perusahaan memberikan laporan penjualan untuk dua macam produk yaitu produk
A dan produk B sebagai berikut :
Bulan Produk A Produk B
Januari 12000 13200
Februari 12200 13750
Maret 13000 14150
April 13500 14200
Mei 13750 14200
Juni 14000 14500
Juli 14000 16000
Agustus 14850 17000
September 15000 17000
Oktober 15500 18250
Nopember 19000 19500
Desember 20000 20500
176800 192250
Data tambahan antara lain :
a. Persediaan akhir untuk produk A dan produk B sebesar 15000 unit.
b. Persediaan awal untuk produk A dan produk B sebesar 6600 unit
c. Harga jual perunit produk A Rp 200 dan produk B Rp 300
d. Biaya tetap untuk produk A dan produk B sebesar Rp 2400000
e. Biaya variabel untuk produk A dan produk B sebesar Rp 3500000
Akhir-akhir ini diperkirakan bahwa target tersebut tidak dapat dicapai lagi dengan demikian
manajer dihadapkan dengan dua pilihan yaitu :
a. Mempertahankan seperti apa yang telah direncanakan telah ada.
b. Menaikan harga 10 % dan menurunkan volume 10 % atau menaikan volume 10 %
dan menurunkan harga 10 %

Jawab.

Terlebih dahulu dicari tingkat produksi masing-masing produk A dan produk B, kemudian
dicari nilai biaya variabel perunit masing-masing produk.
Produk A 176.000 Produk B 192.250
Persediaan akhir 15.000 Persediaan akhir 15.000
Kebutuhan 191.800 Kebutuhan 207.250
Persediaan awal 6.600 Persediaan awal 6.600
Produksi 185.200 Produksi 200.650

Biaya variabel produk A = 3.500.000 /185.200 = Rp 19


Biaya variabel produk B = 3.500.000/200.650 = Rp 17

49

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Alternatif pilihan
Seperti yang sudah
Keterangan Volume turun 10 % Volume naik 10 %
ada
Harga naik 10 % Harga turun 10 %
Penjualan
Produk A 185.200 166.800 203.720
Harga 200 220 180
Jumlah penjualan 37.040.000 36.696.000 36.669.600
Biaya-biaya
- biaya tetap 2.400.000 2.400.000 2.400.000
- biaya variabel 3.500.000 3.169.200 3.870.680
Jumlah biaya 5.900.000 5.569.200 6.270.680
Laba 31.140.000 31.126.800 30.398.920

Alternatif pilihan
Seperti yang sudah
Keterangan Volume turun 10 % Volume naik 10 %
ada
Harga naik 10 % Harga turun 10 %
Penjualan
Produk B 200.650 180,585 220.715
Harga 300 330 270
Jumlah penjualan 60.195.000 59.595.050 59.593.050
Biaya-biaya
- biaya tetap 2.400.000 2.400.000 2.400.000
- biaya variabel 3.500.000 3.069.945 3.752.155
Jumlah biaya 5.900.000 5.469.945 6.152.155
Laba 54.295.000 54.123.105 53.440.895

50

Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Aplikasi)
Soal latihan

1. Perusahaan “Salama” memproduksi dan menjual dua macam barang yakni barang A
dan barang B. Data volume penjualan selama 5 tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun Barang A (unit) Barang B (unit)
2003 150.000 700.000
2004 160.000 750.000
2005 290.000 800.000
2006 350.000 800.000
2007 320.000 1.000.000
Data lain adalah ; harga perunit barang disemua daerah penjualan adalah barang A Rp
10,- barang B Rp 20,-. Pola distribusi penjualan per daerah penjualan adalah :
Daerah Barang A Barang B
Sumbar 40 % 60 %
Riau 60 % 40 %
Dengan menggunakan bantuan metode trend least square maka tentukanlah :
a. Perkiraan penjualan barang A dan barang B pada tahun 2008
b. Distribusi penjualan barang dan jumlah penerimaan dimasing-masing daerah untuk
barang A dan barang B

2. PT. Mitra Anda memberikan data penjualannya selama beberapa tahun terakhir sebagai
berikut :
Tahun Penjualan Tahun Penjualan
1998 31.950 2003 50.500
1999 34.050 2004 45.000
2000 36.000 2005 37.000
2001 36.350 2006 30.000
2002 62.500 2007 29.000
Dengan menggunakan metode parabolic lakukanlah penaksiran penjualan perusahaan
untuk dua tahun kedepan. (untuk penentuan nilai X dalam perhitungan tabel pakai
metode least square)

51

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Bagian III
Anggaran Produksi

11. Pengertian Produksi.

Anggaran produksi merupakan penentuan semua aktivitas yang berhubungan


dengan produksi yang diukur dalam satuan unit moneter, untuk lebih jelasnya pengertian
dari anggaran produksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Anggaran produksi dalam arti luas.
Anggaran produksi adalah penjabaran rencana penjualan menjadi rencana produksi
yang meliputi perencanaan tentang volume produksi, kebutuhan persediaan, bahan
baku, tenaga kerja, dan kapasitas produksi.
b. Anggaran produksi dalam arti sempit.
Anggaran produksi adalah suatu perencanaan volume barang yang harus diproduksi
perusahaan agar sesuai dengan volume penjualan yang telah direncanakan.
Anggaran produksi merupakan kelanjutan dari anggaran penjualan, sehingga dapat
dikatakan bahwa penetapan anggaran penjualan menjadi titik tolak untuk menyusun atau
membuat anggaran produksi, dengan demikian jabaran dari rencana penjualan sebagai dasar
untukmenyusun rencana produksi.

12. Ruang lingkup dalam rangka perencanaan produksi meliputi.

Ruang lingkup dalam rangka perencanaan produksi dalam sebuah perusahaan


meliputi antara lain :
a. Penentuan tingkat produksi
b. Penentuan kebutuhan fasilitas produksi
c. Penentuan tingkat persediaan
Dalam penentuan tingkat produksi hal yang sangat berkaitan dengan kapasitas
terpasang. Kapasitas terpasang dapat diartikan bahwa kemampuan untuk menghasilkan
produk, kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa unsur seperti ; tehnologi yang digunakan,
kebijaksanaan produksi, dan kebijaksanaan persediaan. Kebijaksanaan menambah
maksimal produk alternatifnya adalah dengan menambah mesin dan menambah tenaga
kerja.
Suatu perusahaan yang menggunakan seluruh tehnologi yang mutakhir berarti
perusahaan menggunakan capital intensif yang berarti banyak menggunakan tehnologi atau
mesin, sementara apabila perusahaan banyak menggunakan tenaga kerja disebut labor
intensif. Dalam melakukan produksi sebuah perusahaan diinginkan untuk dapat
menggunakan tehnologi yang tepat guna, yang berarti pemakaian tehnologi tetap mengikuti
perkembangan dan tenaga kerja tetap berjalan dan bahkan penyerapannya dapat bertambah.

52

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


13. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya produk yang harus diproduksi
selama periode tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya produk yang harus diproduksi


sangat ditentukan oleh hal sebagai berikut :
a. Jumlah barang yang telah direncanakan untuk dijual, sebagaimana yang tercantum
dalam anggaran penjualan.
Jumlah barang yang direncanakan untuk dijual akan dipengaruhi oleh berapa banyak
barang yang dijual, jenis, mutu dan lainnya. Pasar sasaran dan perlu adanya segmen
pasar yang sesuai dengan barang yang diproduksi oleh perusahaan.
b. Kebijaksanaan tingkat produksi
Kebijaksanaan ini akan dipengaruhi oleh estimasi penyerapan barang yang
diproduksikan oleh pasar, ketersediaan modal yang dimiliki oleh perusahaan, dan
peralatan atau tehnologi yang dimiliki, serta tenaga kerja yang mempunyai skiil dan
pengalaman yang diinginkan perusahaan.
c. Kebijaksanaan tingkat persediaan.
Kebijaksanaan persediaan akan dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku yang tersedia
dipasar atau supplier, modal yang dimiliki serta perencanaan produksi yang telah
disusun.

14. Tujuan penyusunan anggaran produksi.

Tujuan penyusunan anggaran produksi meliputi antara lain :


a. Menunjang kegiatan bagian penjualan, sehingga dengan demikian barang dapat
tersedia dengan telah yang direncanakan.
b. Menjaga tingkat persediaan yang cukup memadai.
c. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan biaya produksi.

15. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran produksi.

Perencanaan dan penyusunan anggaran produksi haruslah dibuat secara teliti, karena
akan dapat dilakukan penghematan efisiensi dari penyimpangan biaya produksi yang
mungkin saja terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran produksi
antara lain :
a. Rencana penjualan yang tertuang dalam budget penjualan (khusus tentang kuantitas,
kualitas barang).
b. Kapasitas mesin dan peralatan produksi yang tersedia, serta kemungkinan perluasannya.
c. Tenaga kerja yang tersedia, meliputi jumlah skiil dan pengalaman.
d. Modal kerja yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan penambahannya dimasa
datang.
e. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan
kegiatan produksi, serta kemungkinan perluasan diwaktu yang akan datang.
f. Luas perusahaan yang optimal, kapasitas produksi yang memberikan biaya produksi
rata-rata perunit yang paling rendah.
53

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


g. Kebijaksanaan perusahaan dibidang persediaan barang jadi (persediaan barang jadi
dalam jumlah besar atau kecil), kebijaksanaan ini dipengaruhi oleh :
i. Fluktuasi penjualan dari waktu kewaktu selama periode yang akan datang
ii. Fasilitas tempat penyimpanan yang tersedia
iii. Resiko kerugian yang mungkin timbul selama barang dalam penyimpanan
iv. Biaya yang timbul dalam rangka penyimpanan
v. Tingkat perputaran persediaan barang jadi
vi. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memproses bahan mentah menjadi barang
jadi
vii. Modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan
h. Kebijaksanaan perusahaan dalam menetapkan pola produksi selama periode yang akan
datang, pola yang dimaksud adalah perkembangan jumlah unit yang akan
diproduksikan dari waktu kewaktu selama periode yang akan datang.
Anggaran produksi merupakan basis untuk penyusunan anggaran yang lain seperti
anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja, dan anggaran factory over head (FOH) pabrik.
Dengan adanya penyusunan anggaran produksi ini maka dapat disusun berapa penjualan
yang harus diperoleh, keuntungan yang akan didapat, dan fasilitas yang diperlukan.

16. Tahap-tahap dalam penyusunan anggaran produksi

Tahapan yang paling menentukan kapan barang akan diproduksi, kondisi ini
dipengaruhi oleh lamanya proses produksi, dan jumlah barang yang akan dihasilkan, dua
kondisi ini tergantung pula pada fasilitas pabrik, fasilitas pergudangan, stabilitas tenaga
kerja, stabilitas bahan baku, dan modal yang digunakan. Adapun tahap-tahap yang dilalui
dalam penyusunan anggaran produksi adalah :
a. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan ini mencakup ; menentukan periode waktu yang dipakai,
menentukan jumlah satuan fisik.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini mencakup; menentukan kapan diproduksi, menentukan dimana
diproduksi, menentukan urutan proses produksi, menentukan standard penggunaan
fasilitas produksi untuk mencapai efisiensi, menyusun program penggunaan bahan baku
tenaga kerja service dan peralatan, menyusun standard biaya produksi, membuat
perbaikan bilamana perlu.
Dalam menyusun anggaran produksi terdapat tiga pola produksi yang perlu
dipertimbangkan yaitu :
a. Pola produksi yang mengutamakan stabilitas
Maksudnya perkembangan yang ajeg atau stabil dari jumlah unit yang akan
diproduksikan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Ini berarti bahwa
walaupun terjadi fluktuasi penjualan, namun jumlah unit yang akan diproduksi akan
selalu sama, maka akan timbul kemungkinan lain :
1) Dimana pada bulan-bulan tertentu produksi tetap, penjualan menurun, maka terjadi
kelebihan stock barang jadi.
2) Dimana pada bulan-bulan tertentu produksi tetap, penjualan meningkat, maka
terjadi kekurangan persediaan barang jadi.
54

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


b. Pola produksi yang bergelombang sesuai dan setingkat dengan gelombang dari pola
penjualan. Maksudnya perkembangan jumlah unit yang akan diproduksikan dari waktu
ke waktu selama periode yang akan datang, yang tidak stabil dan tidak teratur,
melainkan berfluktuasi sesuai dan setingkat dengan fluktuasi penjualan. Dengan
kemungkinan yaitu :
1) Bila mana penjualan meningkat pada bulan-bulan tertentu, maka produksi
disesuaikan dan ditingkatkan sejumlah penjualan tersebut.
2) Bila mana penjualan menurun pada bulan-bulan tertentu, maka produksi juga
diturunkan setingkat dengan fluktuasi penjualan tersebut.
Akibat dari kondisi ini maka tingkat persediaan barang jadi dari bulan ke bulan akan
selalu sama (stabil).
c. Pola produksi yang bergelombang secara lebih moderat dari pada gelombang dari pola
penjualan. Maksudnya perkembangan jumlah unit yang akan diprorduksikan yang tidak
stabil dan tidak teratur dari waktu ke waktu, tetapi fluktuasinya tidak sesuai dan tidak
setingkat dengan fluktuasi jumlah penjualannya, melainkan lebih moderat. Ini berarti
bahwa pada bulan-bulan dimana jumlah penjualan meningkat, maka jumlah unit yang
diproduksikan juga ditingkatkan tapi tidak setingkat dengan jumlah penjualan tersebut,
hal ini disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu yaitu :
1) Terbatasnya bahan baku dan bahan penolong yang tersedia di pasar.
2) Terbatasnya tenaga kerja yang tersedia diperusahaan baik jumlah (kuantitas) atau
keterampilan dan keahlian (kualitas).
3) Terbatasnya modal kerja yang tersedia di perusahaan yang
bersangkutan.
4) Terbatasnya berbagai fasilitas lain, terutama yang berkaitan erat dengan kegiatan
produksi.
Sebaliknya dimana pada bulan-bulan tertentu penjualan menurun, maka tingkat
produksi juga diturunkan tapi tidak setingkat dengan jumlah penjualan tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk tetap menjaga kondisi persediaan supaya tetap ada.
Formula yang umum digunakan untuk penyusunan tingkat produksi adalah sebagai
berikut :
Tingkat penjualan 00000
Tingkat persediaan akhir 00000+
Barang yang tersedia / kebutuhan 00000
Tingkat persediaan awal 00000 -
Tingkat produksi 00000

Misalkan persediaan awal 600 unit barang, penjualan selama 1 periode tertentu 1000 unit,
persediaan akhir diperkirakan 400 unit, berapakah jumlah barang yang diproduksikan ?
Tingkat penjualan 1000
Tingkat persediaan akhir 400+
Barang yang tersedia / kebutuhan 1400
Tingkat persediaan awal 600 -
Tingkat produksi 800
Contoh :

55
Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan
1. PT. Askes dalam penentuan rencana penjualan berpedoman pada usaha untuk
mempertahankan market share dari waktu ke waktu, dan besarnya produksi disesuaikan
dengan besar penjualan, data yang dimiliki adalah sebagai berikut :
a. Penjualan selama 6 tahun terakhir
Tahun Penjualan Perusahaan Penjualan Industri
2002 6000 75000
2003 6480 72000
2004 7020 78000
2005 8100 81000
2006 9900 90000
2007 11340 94500
b. Selama 6 tahun terakhir market share perusahaan cenderung meningkat. Untuk
tahun 2008 dana 2009 perusahaan cukup puas bila diperoleh market share seperti
pada tahun 2007.
c. Kapasitas mesin yang ada dengan bekerja 3 shiff adalah sebesar 15000 setahun.
d. Kebijaksanaan persediaan yang dianut adalah setiap awal tahun diusahakan jumlah
persediaan sebesar 10 % dari jumlah penjualan tahun itu. Sedangkan tingkat
produksi bulanan atau triwulan diusahakan stabil dari waktu ke waktu.
e. Pola penjualan bulanan atau triwulan sebagai berikut :
Bulan indeks Penjualan Triwulan indeks penjualan
Januari 10 % II 20 %
Februari 10 % III 20 %
Maret 10 % IV 30 %
Dari data tersebut :
a. Penjualan industri tahun 2008 dan 2009 atas dasar metode least square
b. Tentukan target penjualan tahun 2008 dan 2009 atas dasar tingkat masket share
yang dikehendaki,
c. Tentukanlah volume produksi tahun 2008
d. Susunlah skedul produksi dengan menggunakan kebijaksanaan persediaan dan
kebijaksanaan produksi yang telah ditentukan.

Jawab :
Penjualan industri tahun 2008 dan 2009
Tahun Penjualan Nilai Nilai Nilai
2
(Y) (X) XY X
2002 75000 -5 -375000 25
2003 72000 -3 -216000 9
2004 78000 -1 -78000 1
2005 81000 1 81000 1
2006 90000 3 270000 9
2007 94500 5 472500 25
 490500 0  154500  70

Nilai persamaan garis trend adalah Y = a + bX

56

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


2
Rumus least square adalah : a = Y / n , b = XY / X
a = 490500 / 6 = 81750
b = 154500 / 70 = 2207, 142
Jadi persamaan yang diperoleh adalah :
Y = 81750 + 2207,142 X , dengan demikian penjualan industri untuk tahun 2008 dan
2009 adalah :
Y2008 = 81750 + 2207,142 (7) = 97.200
Y2009 = 81750 + 2207,142 (9) = 101.615

Market share perusahaan pada tahun 2007 :


M/S perusahaan = penjualan perusahaan / penjualan industri
= 11.340 / 94.500 = 0,12
Jadi target penjualan untuk tahun :
Penjualan perusahaan tahun 2008 = 0,12 x 97.200 = 11.664 unit
Penjualan perusahaan tahun 2009 = 0,12 x 101.615 = 12.194 unit
Volume produksi tahun 2008
Penjualan 11.664
Pers. Akhir (th 2008 = 10 % x 12.194) 1.219 +
Kebutuhan 12.883
Pers awal (th 2008 = 10 % x 11.664) 1.166 -
Tingkat produksi 11.717

Pola penjualan bulanan / triwulanan


Januari 10 % x 11.664 1.164,4
Februari 10 % x 11.664 1.164,4
Maret 10 % x 11.664 1.164,4
Triwulan II 20 % x 11.664 2.332,8
Triwulan III 20 % x 11.664 2.332,8
Triwulan IV 30 % x 11.664 3.499,2
11.664
Produksi stabil : produksi perbulan = 11.717 / 12 = 976, triwulan = 976 x 3 = 2.928

Skedul Produksi
Periode Penjualan Pers Akhir Kebutuhan Pers awal Produksi
Januari 1.166,4 975,6 2.142 1.166 976
Februari 1.166,4 785,2 1.915,6 975,6 976
Maret 1.166,4 594,8 1.761,2 785,2 976
Triwulan II 2.332,8 1.190 3.522,8 594,8 2.928
Triwulan III 2.332,8 1.785 4.117,8 1.190 2.928
Triwulan IV 3.498,2 1.219 4.718,2 1.785 2.928
11.664 11.717

57

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


2. Perusahaan “Gelas Kaca” menyusun anggaran untuk tahun 2008 dan data penjualan
selama 8 tahun terakhir adalah :
Tahun Penjualan Tahun Penjualan
2000 85.000 2004 110.000
2001 90.000 2005 112.000
2002 110.000 2006 111.000
2003 111.000 2007 113.000
Persediaan pada awal tahun 2008 diharapkan sebesar 45.000, sehingga pada akhir tahun
diharapkan persediaan menjadi 13.000.
Pola penjualan menurut indeksnya adalah :
Januari 15 % Triwulan II 10 %
Februari 15 % Triwulan III 25 %
Maret 15 % Triwulan IV 25 %
Diminta :
a. Tentukan rencana penjualan tahun 2008 dengan metode moment
b. Tentukan jumlah produksi setahun untuk tahun 2008
c. Susunlah skedul produksi dan persediaan bulanan dan triwulanan.

Jawab :
Tahun Penjualan Nilai Nilai Nilai
2
(Y) (X) XY X
2000 85000 0 0 0
2001 90000 1 90000 1
2002 110000 2 220000 4
2003 111000 3 333000 9
2004 110000 4 440000 16
2005 112000 5 560000 25
2006 111000 6 666000 36
2007 113000 7 791000 49
842000 28 3100000 140
Y = n.a + b X 842000 = 8 a + 28 b (5)
2
XY = a X + b X 3100000 = 28 a + 140 b ( 1 )
4210000 = 40 a + 140 b
3100000 = 28 a + 140 b
1110000 = 12 a
a = 1.110.000 / 12
a = 92.500
Y = n.a + b X 842000 = 8 a + 28 b
= 8 (92.500) + 28 b
= 740.000 + 28 b
842.000 – 740.000 = 28 b
b = 102.000 / 28
b = 3.642,8

58

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Jadi nilai persamaan Y = 92.500 + 3.462,8 X
Maka penjualan perusahaan pada tahun 2008 adalah :
Y2008 = 92.500 + 3.642,8 (8)
= 92.500 + 29.142,4 = 121.642,4

Pola penjualan bulanan / triwulanan


Januari 15 % x 121.642,4 18.246,36
Februari 15 % x 121.642,4 18.246,36
Maret 15 % x 121.642,4 18.246,36
Triwulan II 10 % x 121.642,4 12.164,24
Triwulan III 20 % x 121.642,4 24.328,48
Triwulan IV 25 % x 121.642,4 30.410,60
121.642,4
Volume produksi tahun 2008
Penjualan 121.642,4
Persediaan akhir 13.000,0 +
Kebutuhan 134.642,4
Persediaan awal 45.000,0 -
Tingkat produksi 89.642,4

Pola produksi : 89.642,4 / 12 = 7470,2 triwulan : 3 x 7470,2 = 22.410,6

Skedul Produksi
Periode Penjualan Pers Akhir Kebutuhan Pers awal Produksi
Januari 18.246,36 34.223,84 52.470,2 45.000 7.470,2
Februari 18.246,36 23.447,68 41.694,04 34.223,84 7.470,2
Maret 18.246,36 12.671,52 30.917,88 23.447,68 7.470,2
Tri II 12.164,24 22.917,88 35.082,12 12.671,52 22.410,6
Tri III 24.328,48 21.000 45.328,48 22.917,88 22.410,6
Tri IV 30.410,60 13.000 43.410,60 21.000 22.410,6
121.642,4 89.642,4

3. PT. Tata Usaha merencanakan penjualan selama tahun 2008 sebesar Rp 32.000 unit
dengan pola penjualan sebagai berikut :
a. Indeks penjualan
Januari 11 % Triwulan II 25 %
Februari 10 % Triwulan III 15 %
Maret 9% Triwulan IV 30 %
b. Persediaan awal tahun sebesar 4000 unit, persediaan akhir tahun sebesar 2000 unit.
c. Produksi normal bulanan sama dengan 1/12 produksi setahun. Produksi tidak boleh
berfluktuasi ± 10 % dari produksi normal, khusus untuk triwulan ke III dimana
penjualan sangat merosot, produksi bulanan turun 70 % dari produksi normal.

59

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Diminta :
a. Hitunglah produksi setahun dan penjualan bulanan atau triwulan.
b. Tentukan tingkat produksi dengan fluktuasi 10 %.
c. Susunlah skedul budget produksi.

Jawab :
Tingkat produksi setahun :
Penjualan Persediaan akhir 32.000
Kebutuhan 2.000 +
34.000
Persediaan awal 4.000 -
Tingkat produksi 30.000

Perkiraan pola penjualan : Januari = 11


% x 32.000 = 3.520
Februari = 10 % x 32.000 = 3.200
Maret = 9% x 32.000 = 2.880
Triwulan II = 25 % x 32.000 = 8.000
Triwulan III = 15 % x 32.000 = 4.000
Triwulan IV = 30 % x 32.000 = 9.600

Fluktuasi penjualan 10 %
Produksi normal perbulan = 30.000 : 12 = 2.500
Produksi maksimal per bulan = 110 % x 2.500 = 2.750
Produksi minimal perbulan = 90 % x 2.500 = 2.250
Produksi triwulan III = 70 % x (3 x 2.500) = 5.250

Skedul produksi
Periode Penjualan Pers Akhir Kebutuhan Pers awal Produksi
Januari 3.520 3.230 6.750 4.000 2.750
Februari 3.200 2.780 5.980 3.230 2.750
Maret 2.880 2.650 5.530 2.780 2.750
Tri II 8.000 2.900 10.900 2.650 8.250
Tri III 4.800 3.350 8.150 2.900 5.250
Tri IV 9.600 2.000 11.600 3.350 8.250
32.000 30.000
Catatan:
Dalam penyusunan skedul produksi, tingkat produksi yang digunakan adalah tingkat
produksi normal ditambah fluktuasi 10 %, bila menggunakan tingkat produksi normal
perbulan maka tingkat produksi tidak akan terpenuhi karena pada triwulan ke III tingkat
produksi turun 70 % dari produksi normal.

60

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


4. PT. Omega memberikan data-data penjualan sebagai berikut :
a. Rencana penjualan tahun 2008 :
Januari 6.500 unit Juli 3.000 unit
Februari 6.000 Agustus 2.500
Maret 6.500 September 4.000
April 6.000 Oktober 4.500
Mei 5.000 Nopember 5.000
Juni 4.000 Desember 6.000
b. Persediaan awal barang jadi 15.000 unit. Persediaan akhir adalah 7 kali tingkat
perputaran barang jadi.
Diminta :
a. Tentukan tingkat produksi tahun 2008
b. Susunlah skedul produksi
Jawab :
Penjualan
Tingkat perputaran persediaan =
RataRataPe
rsediaan

Perputaran persediaan = 7 kali


Penjualan setahun = 59.000 unit
Persediaan awal = 15.000 unit
Rata-rata persediaan = ( 15.000 + X ) : 2
Persediaan akhir = X unit

Dengan demikian yang akan dicari disini adalah nilai persediaan akhir :
Penjualan
Perputaran persediaan =
RataRataPe
7 = rsediaan
59.000
(15.000  X ) : 2
7 ( 15.000 + X ) = 59.000 x 2
105.000 + 7 X = 118.000
7X = 118.000 – 105.000
7X = 13.000
X = 13.000 / 7
X = 1857,14
Jadi persediaan akhir tahun adalah sebesar 1857,14 unit

Rencana tingkat produksi tahun 2008 adalah :


Penjualan 59.000
Persediaan akhir 1.857 +
Kebutuhan 60.857
Persediaan awal 15.000 -
Tingkat produksi 45.857
Maka produksi per bulan adalah : 45.857 : 12 = 3.821,42 unit

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


61

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Skedul produksi :

Periode Penjualan Pers Akhir Kebutuhan Pers awal Produksi


Januari 6.500 12.321,42 18.821,42 15.000 3.821,42
Februari 6.000 10.142,84 16.142,84 12.321,42 3.821,42
Maret 6.500 7.464,26 13.964,26 10.142,84 3.821,42
Tri II 15.000 3.928,52 18.928,52 7.464,26 11.464,26
Tri III 9.500 5.892,78 15.392,78 3.928,52 11.464,26
Tri IV 15.500 1.857 17.357,04 5.892,78 11.464,26
59.000 45.857

5. PT. Era Global memberikan data rencana produksi triwulanan sebagai berikut :
Triwulanan I = 1.000 kodi
Triwulan II = 1.000 kodi
Triwulan III = 1.200 kodi
Triwulan IV = 1.600 kodi
Persediaan awal tahun barang jadi sebesar 1.200 kodi. Persediaan akhir sama dengan 7
kali perputaran persediaan.
Diminta:
a. Carilah besarnya persediaan akhir
b. Tentukan volume produksi setahun
c. Susunlah skedul produksi triwulanan
Jawab :
Penjualan
Tingkat perputaran persediaan =
RataRataPe
rsediaan
Perputaran persediaan = 7 kali
Penjualan setahun = 4.800 unit
Persediaan awal = 1.200 unit
Rata-rata persediaan = ( 1.200 + X ) : 2
Persediaan akhir = X unit
Dengan demikian yang akan dicari disini adalah nilai persediaan akhir :
Penjualan
Perputaran persediaan =
RataRataPe
7 = rsediaan
4.800
(1.200  X ) : 2
7 ( 1.200 + X ) = 4.800 x 2
8.400 + 7 X = 9.600
7X = 9.600 – 8.400
7X = 1.200
X = 1.200 / 7
X = 171,43 unit
Jadi persediaan akhir tahun adalah sebesar 171 unit

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


62

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Rencana tingkat produksi setahun adalah :
Penjualan 4.800
Persediaan akhir 171 +
Kebutuhan 4.971
Persediaan awal 1.200 -
Tingkat produksi 3.771
Maka produksi per bulan adalah : 3.771 : 12 = 314,25 unit
Produksi triwulanan = 314,25 x 3 = 942,75

Skedul produksi :

Periode Penjualan Pers Akhir Kebutuhan Pers awal Produksi


Tri I 1000 1142,75 2142,75 1200 942,75
Tri II 1000 1085,5 2085,5 1142,75 942,75
Tri III 1200 828,25 2028,25 1085,5 942,75
Tri IV 1600 171 1771 828,25 942,75
4800 3771

Soal Latihan.

3. PT. Pelangi didalam menyusun rencana penjualannya selalu memperkirakan posisinya


dalam persaingan dengan perusahaan lain yang sejenis, dan PT Pelangi berusaha untuk
mempertahankan posisinya dipasar. Data dibawah ini tersedia untuk digunakan :
a. Jumlah penjualan industri dan penjualan perusahaan selama 5 tahun terakhir adalah:
Tahun Penj. Industri Penj. Perusahaan
2003 25.000 2.500
2004 26.000 3.000
2005 27.000 3.500
2006 26.500 3.500
2007 29.500 4.000
b. Perusahaan mengamati dengan cermat market share yang dicapainya dari tahun ke
tahun. Untuk tahun 2008 dan 2009 pimpinan perusahaan cukup puas dengan market
share yang dicapai pada tahun 2007
Dengan memakai metode trend least square, estimasikan penjualan perusahaan untuk
tahun 2008 dan tahun 2009.

63

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


4. PT. Askrindo dalam penentuan rencana penjualan berpedoman pada usaha untuk
mempertahankan market share dari waktu ke waktu, dan besarnya produksi disesuaikan
dengan besar penjualan, data yang dimiliki adalah sebagai berikut :
a. Penjualan selama 6 tahun terakhir
Tahun Penjualan Perush Penjualan Industri
2002 60000 750000
2003 64800 720000
2004 70200 780000
2005 81000 810000
2006 99000 900000
2007 113500 998000
b. Selama 6 tahun terakhir market share perusahaan cenderung meningkat. Untuk
tahun 2008 dana 2009 perusahaan cukup puas bila diperoleh market share seperti
pada tahun 2007.
c. Kapasitas mesin yang ada dengan bekerja 3 shiff adalah sebesar 150000 setahun.
d. Kebijaksanaan persediaan yang dianut adalah setiap awal tahun diusahakan jumlah
persediaan sebesar 10 % dari jumlah penjualan tahun itu. Sedangkan tingkat
produksi bulanan atau triwulan diusahakan stabil dari waktu ke waktu.
e. Pola penjualan bulanan atau triwulan sebagai berikut :
Bulan indeks Penjualan Triwulan indeks penjualan
Januari 10 % II 20 %
Februari 15 % III 15 %
Maret 15 % IV 25 %
Dari data tersebut :
e. Penjualan industri tahun 2008 dan 2009 atas dasar metode trend moment
f. Tentukan target penjualan tahun 2008 dan 2009 atas dasar tingkat masket share
yang dikehendaki,
g. Tentukanlah volume produksi tahun 2008
h. Susunlah skedul produksi dengan menggunakan kebijaksanaan persediaan dan
kebijaksanaan produksi yang telah ditentukan.

5. Perusahaan “Kaca Bening” menyusun anggaran untuk tahun 2008 dan data penjualan
selama 8 tahun terakhir adalah :
Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton)
2000 8500 2004 11000
2001 9000 2005 11200
2002 11000 2006 11100
2003 11000 2007 11300
Persediaan pada awal tahun 2008 diharapkan sebesar 5500, sehingga pada akhir tahun
diharapkan persediaan menjadi 2300.
Pola penjualan menurut indeksnya adalah :
Januari 9% Triwulan II 15 %
Februari 19 % Triwulan III 20 %
Maret 12 % Triwulan IV 25 %

64

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Diminta :
a. Tentukan rencana penjualan tahun 2008 dengan metode trend least square
b. Tentukan jumlah produksi setahun untuk tahun 2008
c. Susunlah skedul produksi dan persediaan bulanan dan triwulanan.

6. PT. Tata Graha merencanakan penjualan selama tahun 2008 sebesar Rp 520.000 unit
dengan pola penjualan sebagai berikut :
Indeks penjualan
Januari 8% Triwulan II 15 %
Februari 8% Triwulan III 20 %
Maret 14 % Triwulan IV 25 %
Persediaan awal tahun sebesar 45000 unit, persediaan akhir tahun sebesar 21000 unit.
Produksi normal bulanan sama dengan 1/12 produksi setahun. Produksi tidak boleh
berfluktuasi ± 10 % dari produksi normal, khusus untuk triwulan ke III dimana
penjualan sangat merosot, produksi bulanan turun 65 % dari produksi normal.
Diminta :
a. Hitunglah produksi setahun dan penjualan bulanan atau triwulan.
b. Tentukan tingkat produksi dengan fluktuasi 10 %.
c. Susunlah skedul budget produksi.

7. PT. Obor memberikan data-data penjualan sebagai berikut :


Rencana penjualan tahun 2008 :
Januari 60500 unit Juli 35000 unit
Februari 60000 Agustus 29500
Maret 60500 September 43000
April 60000 Oktober 49500
Mei 50000 Nopember 55000
Juni 40000 Desember 65000
Persediaan awal barang jadi 115.000 unit. Persediaan akhir adalah 6 kali tingkat
perputaran barang jadi.
Diminta :
a. Tentukan tingkat produksi tahun 2008
b. Susunlah skedul produksi

8. PT. Era Global memberikan data rencana produksi triwulanan sebagai berikut :
Triwulanan I = 10.000 kodi
Triwulan II = 13.000 kodi
Triwulan III = 15.200 kodi
Triwulan IV = 17.600 kodi
Persediaan awal tahun barang jadi sebesar 11.200 kodi. Persediaan akhir sama dengan 7
kali perputaran persediaan.
Diminta:
a. Carilah besarnya persediaan akhir dan tentukan volume produksi setahun
b. Susunlah skedul produksi triwulanan.

65

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Bagian IV
Anggaran Bahan Baku

1. Pengertian.

Anggaran bahan baku adalah semua budget yang berhubungan dan merencanakan
secara lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama
periode yang akan datang. Anggaran ini terdiri dari tiga bentuk anggaran, yang disusun
berurutan yaitu :
a. Anggaran unit kebutuhan bahan baku.
Anggaran unit kebutuhan bahan baku (unit of direct materials used budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah unit bahan baku yang dibutuhkan
untuk berproduksi selama periode yang datang.
b. Anggaran pembelian bahan baku.
Anggaran pembelian bahan baku (direct materials purchases budget), yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang pembelian bahan baku untuk memenuhi
kebutuhan untuk berproduksi selama periode yang akan datang.
c. Anggaran biaya bahan baku.
Budget biaya bahan baku (cost of direct materials budget), yang merencanakan secara
lebih rinci tentang besarnya biaya bahan baku untuk berproduksi selama periode yang
akan datang.
d. Anggaran persediaan bahan baku.
Anggaran persediaan bahan baku (materials inventory budget), yang merencanakan
secara lebih terperinci tentang pengadaan persediaan guna menjaga kelangsungan
proses produksi tetap terjaga.
Bahan baku (materials) yang digunakan perusahaan dalam proses produksi secara
umum dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu :
a. Bahan baku langsung (direct materials).
Bahan baku langsung yang dimaksud adalah bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi sebagai bahan baku pokok, artinya kalau tidak ada bahan baku tersebut sebuah
produk atau barang tidak akan terjadi. Bahan baku langsung ini dapat terdiri dari satu,
dua macam atau lebih.
b. Bahan baku tidak langsung / bahan penolong (indirect materials)
Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang sifatnya melengkapi atau sebagai
pelengkap dalam proses produski atau dalam penciptaan suatu produk atau barang,
lebih jelasnya tanpa adanya bahan baku tidak langsung ini sebuah produk atau barang
akan tetap dapat diproduksi, Bahan baku tidak langsung ini juga dapat terdiri dari satu,
dua macam atau lebih.

2. Tujuan penyusunan anggaran bahan baku

66

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Adapun yang menjadi tujuan dalam penyusunan anggaran bahan baku adalah sebagai
berikut :
a. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku
b. Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku
c. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana untuk pembelian bahan baku
d. Sebagai dasar penyusunan product costing, yakni memperkirakan komponen harga
pokok pabrikasi
e. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan.

3. Informasi yang terdapat dalama anggaran bahan baku


Adapun informasi yang terdapat dalam anggaran bahan baku adalah sebagai berikut :
a. Jenis produk jadi yang akan dihasilkan
b. Jenis bahan baku yang digunakan
c. Departemen produksi yang dilalui dalam proses produksi
d. Standard Usage Rate
e. Waktu penggunaan bahan baku
f. Kualitas produk jadi
Dalam proses produksi penggunaan bahan baku adalah suatu hal yang sangat
penting diperhatikan, karena bila terjadi ketidak sesuaian dalam penggunaan bahan baku
dengan hasil yang telah diperoleh (barang jadi) akan berpengaruh kepada kualitas atau
kuantitas dari produk yang dihasilkan, dan juga biaya yang harus dikeluarkan dalam
produksi akibat penggunaan bahan baku tadi.
Untuk itu dalam memproduksikan suatu barang yang akan dihasilkan perlu
ditetapkan suatu ketentuan dan standard tertentu yang harus dipatuhi untuk
mempertahankan kualitas dari produk tersebut, ketentuan ini sering disebut “standard usage
rate”.
Standard usage rate adalah bilangan yang menunjukkan berapa satuan bahan baku
yang digunakan atau yang diperlukan untuk menghasilkan satau satuan produk jadi.
Maksud dari mengikuti standard ini adalah untuk menghidarkan perusahaan dari
pemborosan biaya-biaya yang berhubungan dengan penggunaan bahan baku dalam
berproduksi. Bila sebuah perusahaan mengikuti standard usage rate ini maka ada beberapa
manfaat yang diperoleh yaitu :
a. Penggunaan bahan baku pada tingkat ideal adalah untuk mempertahankan mutu, rasa,
dan atau kekuatan.
b. Penggunaan bahan baku pada tingkat ideal dapat menghindarkan pemborosan biaya
penggunaan bahan dalam proses produksi atau terjadinya efisiensi biaya produksi.
c. Akan dapat diukur waktu atau durasi dalam proses produksi, dan juga berapa jumlah
tenaga kerja langsung yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Dalam perjalanannya standard usage rate dapat saja terjadi penyimpangan, baik
yang dilakukan dengan sengaja atau dengan tidak sengaja penggunaan bahan baku dalam
proses produksi, sehingga akan berpengaruh pada hasil out put atau produk jadi, produk
setengah jadi.

4. Jumlah pemesanan paling ekonomis.


67

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa bahan baku adalah unsur penting dalam
usaha menghasilkan suatu barang dalam kegiatan produksi, namun demikian dalam
penyediaan bahan baku, pembelian bahan baku, dan penggunaan bahan baku untuk
digunakan dalam proses produksi sering terjadi benturan antara penyediaan modal,
pembelian bahan baku, dan penggunaan bahan baku. Konsekwensi jumlah bahan baku yang
dibeli tidak seimbang dapat dikondisikan sebagai berikut :
a. Pembelian bahan baku lebih besar dari kebutuhan atau penggunaan bahan baku.
Konsekwensi dari pembelian bahan baku yang lebih besar dari kebutuhan bahan baku
antara lain ; a) modal akan menumpuk dalam persediaan bahan baku yang dibeli, b)
bahan baku akan menumpuk digudang dan akan menimbulkan resiko lanjutan seperti
kerusakan bahan bila dilihat dari sifat bahan baku tersebut, dicuri, atau sebab bencana
alam dan lainnya, c) bahan baku akan lama menunggu giliran untuk diproses, d) bahan
baku yang menumpuk digudang akan meningkatkan biaya penyimpanan. Disisi lain
kelebihan bahan baku akan memberikan rasa aman terhadap ketersediaan bahan baku
guna mendukung kegiatan produksi dan perkiraan penjualan.
b. Pembelian bahan baku lebih kecil dari kebutuhan atau penggunaan bahan baku
Konsekwensi dari pembelian bahan baku yang lebih kecil dari kebutuhan baku antara
lain ; a) diduga kemungkinan modal untuk membeli bahan baku kurang, b) proses
produksi akan terhambat oleh karena kehabisan bahan baku, c) timbulnya biaya
tambahan untuk mencari bahan baku pengganti dalam jangka waktu secepat mungkin.
Misalkan awalnya pemasok bahan baku dari si A, karena sebab-sebab tertentu si A
tidak dapat memasok bahan baku ke perusahaan, untuk mengantisipasi dengan cepat
pengadaan bahan baku maka perusahaan mencari pemasok lain si B, kemungkinan yang
dapat terjadi disini adalah harga dapat berbeda, waktu lebih lama, dan lainnya sehingga
biaya untuk pembelian bahan baku tersebut menjadi lebih besar.
Kecenderungan seperti yang dijelaskan diatas dapat saja dialami oleh sebuah
perusahaan, oleh sebab itu diperlukan perencanaan yang tepat dan sistematis dalam
pengadaan bahan baku sehingga dapat dicapai kestabilan dalam kegiatan proses produksi.
Untuk menjaga kelangsungan proses produksi yang berhubungan dengan pengadaan bahan
baku dapat digunakan salah satu metode dalam pengadaan bahan yang disebut sebagai
economic order quantity (EOQ).
Economic order quantity (EOQ) adalah jumlah bahan baku yang harus dibeli setiap
kali dilakukan pembelian sehingga akan menimbulkan biaya yang paling rendah akan tetapi
tidak akan mengakibatkan kekurangan bahan baku. Tujuan dari EOQ ini adalah untuk
menghindari penumpukan bahan baku, meminimalkan biaya pembelian dan pemesanan dan
atau penggunaan modal yang efektif, waktu tunggu pemakaian bahan baku untuk diproses
tidak terlalu lama. Rumus yang digunakan dalam menghitung EOQ ini adalah :
2 xRxS 2 xRxS
EOQ = atau EOQ =
PxI C

Dimana :

68

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


R = kebutuhan bahan baku dalam periode tertentu
S = biaya pemesanan dalam setiap kali pesan
P = harga beli per unit bahan baku
I = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam % dari persediaan rata-rata
C = biaya penyimpanan persatuan dalam rupiah

Jenis-jenis biaya dalam EOQ, meliputi :


a. Biaya pemesanan
Biaya pemesanan (procurement cost, set up cost, order cost) adalah biaya dikeluarkan
sehubungan dengan aktivitas pemesanan bahan baku yang berbanding searah dengan
frekwensi pemesanan akan tetapi berbanding terbalik dengan kuantitas bahan baku yang
dipesan setiap kali pesan, artinya biaya pemesanan dapat menjadi lebih kecil bila
perusahaan melakukan pemesanan dalam jumlah yang lebih besar
b. Biaya penyimpanan
Biaya penyimpanan (storage cost, carrying cost) adalah biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan aktivitas penyimpanan bahan baku yang sudah dibeli yang
berbanding searah dengan kuantitas bahan baku yang disimpan.

Cara menentukan jumlah pembelian bahan baku :

Persediaan akhir bahan baku 00.000


Kebutuhan bahan baku 0.000 +
Kebutuhan bahan baku yang tersedia 00.000
Persediaan awal bahan baku 0.000 -
Jumlah pembelian bahan baku 00.000

Istilah dalam persediaan bahan baku :


a. Stock out cost
Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat keterlambatan datangnya bahan baku
yang dipesan.
b. Extra carrying cost
Adalah biaya yang dikeluarkan akibat bahan baku yang dipesan perusahaan
datangnya terlalu awal
c. Lead time
Adalah jangka waktu sejak dilakukannya pemesanan sampai saat datangnya bahan baku
yang dipesan dan siap dipakai dalam proses produksi
d. Re order point
Adalah saat harus melakukan pemesanan kembali bahan baku yang diperlukan
perusahaan.
e. Safety stock
Adalah jumlah bahan baku yang harus selalu ada atau yang ditahan perusahaan
menjelang datangnya bahan baku yang dipesan.

Contoh :
69

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


PT. Reformasi memberikan informasi keuangan yang berkaitan dengan pengelolaan
persediaan bahan baku agar dapat dilaksanakan secara ekonomis, dan informasi yang
diberikan adalah :
a. Kebutuhan bahan baku 100000 unit pertahun
b. Biaya penyimpanan adalah Rp 50 perunit
c. Biaya pembelian setiap kali pesan adalah Rp 2000
d. Persediaan minimal 1 bulan kebutuhan adalah kebutuhan selama 2 minggu
e. Waktu datangnya pesanan 1 minggu (masa tenggang)
f. Setahun dihitung 50 minggu.
Diminta :
a. Pembelian yang paling ekonomis
b. Frewensi pembelian dan kebutuhan selama seminggu
c. Persediaan minimal dan kebutuhan masa tenggang
d. Titik pemesanan kembali
e. Biaya pemesanan setahun

Jawab :
Pembelian yang paling ekonomis.
2 2 x100000
EOQ = EOQ = = 2800 unit
x Rx x 2000
SC 50
Frekwensi pembelian = 100000 : 2800 = 35 kali
Kebutuhan 1 minggu = 100000 : 50 = 2000 unit
Persediaan minimal = 2000 x 2 = 4000 unit (safety stock)
Kebutuhan masa tenggang= 2000 x 1 = 2000 unit (masa tunggu)
Pemesanan kembali = 4000 + 2000 = 6000 unit
Biaya penyimpanan :
Biaya pemesanan 1 tahun = 35 x 2000 = 70000
Biaya penyimpanan 1 tahun = 2/4 x 2800 x 50 = 70000 +
Jumlah biaya penyimpanan 1 tahun = 140000
Unit
12000 RoP = Kebutuhan lead time + safety stock
Titik puncak = EOQ + safety stock
10000

8000 RoP

6 000
Lead time
4 000
Safety stock
0
1 2 3 4 Minggu

Soal bahas :

70
Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan
1. PT. Pedang Mas membuat dua jenis produk yaitu pisang molen dan pisang goreng.
Pisang molen dibuat pada departemen oven dan pisang goreng dibuat pada departemen
goreng. Bahan baku ada dua jenis pisang yaitu ; pisang barangan, dan pisang raja.
Rencana produksi tahun 2008 adalah sebagai berikut :
Bulan Pisang molen Pisang goreng
Januari 500 800
Februari 600 800
Maret 700 900
Triwulan II 1550 2400
Triwulan III 1800 2500
Triwulan IV 1950 2600
Setiap 100 potong pisang molen menggunakan 5 sisir pisang barangan dan 4 kg tepung,
dan setiap 100 potong pisang goreng menggunakan 8 sisir pisang raja dan 2 kg tepung.
Harga pisang barangan Rp 5000 persisir, pisang raja Rp 5500 persisir, dan 1 kg tepung
Rp 3500 perkilogram
Dari data diatas susunlah :
a. Anggaran kebutuhan bahan baku
b. Anggaran biaya bahan baku

Jawab :
Anggaran kebutuhan bahan baku
Bahan baku Pisang Molen
Periode Produksi SUR Jml Kebutuhan
Pisang Barangan
Januari 500 25
Februari 600 30
Maret 700 0,05 35
Triwulan II 1550 77,5
Triwulan III 1800 90
Triwulan IV 1950 97,5
7100 355
Tepung
Januari 500 20
Februari 600 24
Maret 700 28
0,04
Triwulan II 1550 62
Triwulan III 1800 72
Triwulan IV 1950 78
7100 284

71

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Bahan baku Pisang Goreng
Periode Produksi SUR Jml Kebutuhan
Pisang Raja
Januari 800 64
Februari 800 64
Maret 900 0,08 72
Triwulan II 2400 192
Triwulan III 2500 200
Triwulan IV 3000 240
10400 832
Tepung
Januari 800 16
Februari 800 16
Maret 900 18
0,02
Triwulan II 2400 48
Triwulan III 2500 50
Triwulan IV 3000 60
10400 208

Anggaran biaya bahan baku


Bahan baku Pisang Barangan Tepung
Total
Periode Kebutuhan Harga Jumlah Kbutuhan Harga Jumlah
Januari 25 125000 20 70000 195000
Februari 30 150000 24 84000 234000
Maret 35 175000 28 98000 273000
Rp 5000 Rp 3500
Triwulan II 77,5 387500 62 217000 604500
Triwulan III 90 450000 72 252000 702000
Triwulan IV 97,5 487500 78 273000 760500
355 1775000 284 994000 2769000

Bahan baku Pisang Raja Tepung


Total
Periode Kebutuhan Harga Jumlah Kbutuhan Harga Jumlah
Januari 64 352000 16 56000 408000
Februari 64 352000 16 56000 408000
Maret 72 396000 18 63000 459000
Rp 5500 Rp 3500
Triwulan II 192 1056000 48 168000 1224000
Triwulan III 200 1100000 50 175000 1275000
Triwulan IV 240 1320000 60 210000 1530000
832 4576000 208 728000 5304000

2. PT. Argo memberikan data sebagai berikut :

72

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


a. Rencana penjualan barang A selama 7 bulan pertama tahun ini adalah :
Bulan Unit Bulan Unit
Januari 2400 Mei 2400
Februari 2600 Juni 2500
Maret 2600 Juli 3000
April 2800
Dengan distribusi penjualan untuk pada Pekanbaru 25 %, Dumai 75 %. Persediaan
akhir bulanan adalah 40 % dari taksiran penjualan bulan berikutnya. Sedangkan
persediaan barang jadi pada 1 Januari adalah 1060 unit.
b. Kebutuhan bahan baku untuk membuat satu unit barang A sebagai berikut :
Bahan baku X sebanyak 5 unit dengan harga @ Rp 15
Bahan baku Y sebanyak 3 unit dengan harga @ Rp 30
Bahan baku Z sebanyak 4 buah denga harga @ Rp 25
c. Persediaan bahan mentah untuk per 1 Januari :
Bahan baku X sebanyak 61000 unit
Bahan baku Y sebanyak 70000 unit
Bahan baku Z sebanyak 77000 unit
d. Persediaan bahan baku pada akhir bulan sebagai berikut :
X Y Z
Januari 60000 75000 95000
Februari 60000 69000 100000
Maret 62000 74000 96000
April 65000 77000 95000
Mei 64000 70000 90000
Juni 63000 71000 90000
Dari data tersebut susunlah :
a. Anggaran penjualan secara terperinci menurut daerah dan bulan penjualan
b. Anggaran produksi barang A (Januari s/d Juni)
c. Anggaran kebutuhan bahan baku X (Januari s/d Juni)
d. Anggaran pembelian bahan baku X (Januari s/dJuni)

Jawab :
Anggaran Penjualan
Bulan Pekanbaru Dumai Jumlah
Daerah (25 %) ( 75 % )
Januari 600 1800 2400
Februari 650 1950 2600
Maret 650 1950 2600
April 700 2100 2800
Mei 600 1800 2400
Juni 625 1875 2500
Juli 750 2250 3000
4575 13725 18300
Anggaran produksi

73

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Bulan Penjualan Persediaan Kebutuhan Persediaan Produksi
Akhir awal
Jan 2400 1040 3440 1060 2380
Feb 2600 1040 3640 1040 2600
Mar 2600 1120 3720 1040 2680
April 2800 960 3760 1120 2640
Mei 2400 1000 3400 960 2440
Juni 2500 1200 3700 1000 2700
15300 15440

Anggaran kebutuhan bahan baku


Bahan Baku X Bahan Baku Y Bahan Baku Z
Bulan Produksi
SUR Total SUR Total SUR Total
Januari 2380 11900 7140 9520
Februari 2600 13000 7800 10400
Maret 2680 13400 8040 10720
5 3 4
April 2640 13200 7920 10560
Mei 2440 12200 7230 9760
Juni 2700 13500 8100 10800
15440 77200 46230 61760

Anggaran pembelian bahan baku X


Kebutuhan Persediaan Jumlah Persediaan Pembelian
Bulan
Produksi Akhir Kebutuhan awal unit Rp/unit Jumlah
Jan 11900 60000 71900 61000 10900 163500
Feb 13000 60000 73000 60000 13000 195000
Mart 13400 62000 75400 60000 15400 231000
15
April 13200 65000 78200 62000 16200 243000
Mei 12200 64000 76200 65000 11200 168000
Juni 13500 63000 76500 64000 12500 187500
77200 79200 1188000

3. Perusahaan A sedang merencanakan kegiatan operasinya untuk semester II tahun 2007,


data yang tersedia sebagai berikut :
a. Rencana penjualan
Bulan Pekanbaru (unit) Dumai (unit)
Juli 60000 80000
Agustus 66000 90000
September 70000 92000
Oktober 50000 70000
Nopember 51000 72000
Desember 45000 45000
Januari 2008 60000 90000

74

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


b. Kebutuhan bahan mentah per unit barang jadi adalah
Bahan mentah A 2 unit dengan harga @ Rp 10
Bahan mentah B 3 unit dengan harga @ Rp 15
Bahan mentah C 4 unit dengan harga @ Rp 20
c. Jumlah persediaan barang jadi pada awal semester II tahun 2007 adalah 80000 unit,
sedangkan persediaan barang jadi pada akhir semester II tahun 2007 diinginkan
berjumlah 75000 unit.
d. Jumlah persediaan bahan mentah pada awal bulan ditentukan harus berjumlah 50 %
dari penggunaan bahan untuk bulan yang bersangkutan. Sedangkan untuk barang
jadi persediaan awal bulan juga ditentukan harus berjumlah 50 % dari rencana
penjualan bulan yang bersangkutan.
Persediaan bahan mentah per 30 Juni 2007 adalah sebesar 125000 unit sedangkan per
31 Desember 2007 adalah sebesar 100000
Diminta :
a. Tentukan jumlah yang harus diproduksi (Juli s/d Desember 2007)
b. Susunlah skedul produksi terperinci menurut bulan.
c. Susunlah anggaran kebutuhan bahan mentah A,B,C terperinci menurut bulan.
d. Susunlah anggaran pembelian bahan mentah A terprinci menurut bulan.

Jawab :
Jumlah yang harus diproduksi
Penjualan :
Pekanbaru 342000
Dumai 449000 +
791000
Persediaan akhir 75000
Kebutuhan +
Persediaan awal 866000
80000 -
Produksi 786000

Skedul produksi (Jul s/d Des)


Bulan Penjualan Persediaan Kebutuhan Persediaan Produksi
Akhir awal
Juli 140000 78000 218000 80000 138000
Agustus 156000 81000 237000 78000 159000
September 162000 60000 222000 81000 141000
Oktober 120000 61500 181500 60000 121500
Nopember 123000 45000 168000 61500 106500
Desember 90000 75000 165000 45000 120000
791000 786000
Catatan : persediaan awal pada skedul produksi adalah 50 % dari penjualan bulan yang
bersangkutan.

75

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Anggaran kebutuhan bahan baku
Bahan Baku A Bahan Baku B Bahan Baku C
Bulan Produksi
SUR Total SUR Total SUR Total
Juli 138000 276000 414000 552000
Agustus 159000 318000 477000 636000
September 141000 282000 423000 564000
2 3 4
Oktober 121500 243000 364500 486000
Nopember 106500 213000 319500 426000
Desember 120000 240000 360000 480000
786000 1572000 2358000 3144000

Anggaran pembelian bahan baku A


Kebutuhan Persediaan Jumlah Persediaan Pembelian
Bulan
Produksi Akhir Kebutuhan awal unit Rp/unit Jumlah
Juli 276000 159000 435000 125000 310000 3100000
Agust 318000 141000 459000 159000 300000 3000000
Sept 282000 121500 403500 141000 262500 2625000
10
Okto 243000 106500 349500 121500 228000 2280000
Nop 213000 120000 333000 106500 226500 2265000
Des 240000 100000 340000 120000 220000 2200000
1572000 15470000
Catatan : untuk perhitungan bahan baku B dan C digunakan cara yang sama dengan diatas.

4. PT. Timbul Lagi memproduksi dan menjual produk A. Rencana penjualan tahun 2008
diperkirakan 950000 unit. Produk dijual di daerah Pekanbaru (40 % dari total penjualan
dengan harga jual @ Rp 150) dan Bangkinang (60 % dari total penjualan dengan harga
jual @ Rp 125). Dengan pola penjualan sebagai berikut :
Januari 5% Triwulan II 20 %
Februari 10 % Triwulan III 25 %
Maret 15 % Triwulan IV 25 %
Tingkat persediaan produk jadi adalah ; persediaan awal tahun 75000 unit, dan
persediaan akhir 50000 unit, persediaan awal pada bulan berikutnya 50 % dari
penjualan pada bulan yang bersangkutan
Perusahaan lebih mengutamakan stabilitas tingkat persediaan produk jadi. Setiap unit
produk jadi yang dihasilkan memerlukan bahan baku B sebanyak 3 kg dan bahan baku
C sebanyak 5 liter.
Diminta :
a. Buatlah skedul penjualan
b. Buatlah anggaran produksi /skedul produksi
c. Buatlah anggaran kebutuhan bahan baku

76

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Jawab :

Skedul Penjualan
Daerah Pekanbaru = 40 % x 950000 unit = 380000
Daerah Bangkinang = 60 % x 950000 unit = 570000

Daerah Pekanbaru Bangkinag


Total
Pola Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
Jan 5 % 19000 2850000 28500 3562500 6412500
Feb 10 % 38000 5700000 57000 7125000 12825000
Maret 15 % 57000 8550000 85500 10687500 19237500
150 125
Tri II 20 % 76000 11400000 114000 14250000 25650000
Tri III 25 % 95000 14250000 142500 17812500 32062500
Tri IV 25 % 95000 14250000 142500 17812500 32062500
380000 57000000 570000 71250000 128250000

Skedul anggaran produksi


Bulan Penjualan Persediaan Kebutuhan Persediaan Produksi
Akhir awal
Jan 47500 47500 95000 75000 20000
Feb 95000 71250 166250 47500 118750
Mart 142500 95000 237500 71250 166250
Tri II 190000 118750 308750 95000 213750
Tri III 237500 118750 356250 118750 237500
Tri IV 237500 50000 287500 118750 168750
950000 925000
Catatan : persediaan awal 50 % dari penjualan pada bulan yang bersangkutan

Anggaran kebutuhan bahan baku


Bahan Baku B Bahan Baku C
Bulan Produksi
SUR Total SUR Total
Jan 20000 60000 100000
Feb 118750 356250 593750
Mart 166250 498750 841250
3 5
Tri II 213750 641250 1068750
Tri III 237500 712500 1187500
Tri IV 168750 506250 843750
925000 2775000 4635000

77

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Soal Latihan.

1. PT. Bintungan membuat dua jenis produk yaitu ayam goreng (kentucky) dan pisang
molen. Pisang molen dibuat pada departemen oven dan ayam goreng dibuat pada
departemen goreng. Bahan baku yaitu ; pisang, dan ayam. Rencana produksi tahun
2008 adalah sebagai berikut :
Bulan Pisang molen Ayam goreng
Januari 525 850
Februari 565 860
Maret 600 900
Triwulan II 1500 2500
Triwulan III 1850 2700
Triwulan IV 2000 3000
Setiap 100 potong pisang molen menggunakan 5 sisir pisang barangan dan 4,5 kg
tepung, dan setiap 100 potong ayam goreng menggunakan 12 kg dan 3,5 kg tepung.
Harga pisang Rp 5000 persisir, harga ayam Rp 15000 per kg, dan 1 kg tepung Rp 3500
perkilogram
Dari data diatas susunlah :
a. Anggaran kebutuhan bahan baku
b. Anggaran biaya bahan baku

2. PT. Mahkota Riau memberikan data sebagai berikut :


a. Rencana penjualan barang BA selama 7 bulan pertama tahun ini adalah :
Bulan Ton Bulan Ton
Januari 240 Mei 240
Februari 260 Juni 250
Maret 260 Juli 300
April 280
Dengan distribusi penjualan untuk pada Pekanbaru 25 %, Bangkinang 35 %, dan
Dumai 40 %. Persediaan akhir bulanan adalah 30 % dari taksiran penjualan bulan
berikutnya. Sedangkan persediaan barang jadi pada 1 Januari adalah 150 ton.
b. Kebutuhan bahan baku untuk membuat satu unit barang BA sebagai berikut :
Bahan baku X sebanyak 5 unit dengan harga @ Rp 25
Bahan baku Y sebanyak 3 unit dengan harga @ Rp 30
Bahan baku Z sebanyak 4 buah denga harga @ Rp 35
c. Persediaan bahan mentah untuk per 1 Januari :
Bahan baku X sebanyak 6100 ton
Bahan baku Y sebanyak 7000 ton
Bahan baku Z sebanyak 7700 ton

78

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


d. Persediaan bahan baku pada akhir bulan sebagai berikut :
X Y Z
Januari 6000 7500 9500
Februari 6000 6900 9700
Maret 6200 7400 9600
April 6500 7700 9500
Mei 6400 7000 9000
Juni 6300 7100 9000
Dari data tersebut susunlah :
a. Anggaran penjualan secara terperinci menurut daerah dan bulan penjualan
b. Anggaran produksi barang A (Januari s/d Juni)
c. Anggaran kebutuhan bahan baku X (Januari s/d Juni)
d. Anggaran pembelian bahan baku X (Januari s/dJuni)

3. Perusahaan “X” selama satu tahun memerlukan bahan baku sebanyak 72000 unit,
dengan harga perunit Rp 10. sedangkan biaya pesanan setiap kali pesan adalah Rp 750,
biaya penyimpanan dan pemulihan digudang 20 %. Hitunglah EOQ dan frekwensi
pembelian.

4. Kebutuhan perusahaan Maritek terhadap bahan baku selama satu tahun adalah 40500
unit, dengan rincian sebagai berikut :
Biaya persediaan setiap pesanan Rp 85
Biaya pesanan per order 130
Biaya asuransi per unit 35
Biaya ekspedisi dan administrasi 55
Biaya pemeliharaan per unit 5
Biaya penerimaan barang setiap kali pesan 160
Biaya bunga atas modal per unit 20
Biaya sewa gudang per unit 45
Lead time 5 hari
Diminta :
a. Carilah economi order quantity (EOQ)
b. Carilah frekwensi pembelian
c. Carilah Re order Point (RoP dengan catatan 1 tahun = 360 hari)

5. PT. Angkasa Biru selama satu tahun membutuhkan bahan mentah sebanyak 36000 unit.
Harga perunit Rp 5,-. Biaya pemesanan Rp 500, biaya penyimpanan 10 % dari nilai
rata-rata bahan mentah yang dibeli. Biaya modal 9 % dari modal rata-rata yang
ditanamkan dalam setiap kali pembelian, biaya asuransi 0,5 %, biaya pemeliharaan 0,5
% dari nilai rata-rata bahan yang dibeli, safety stock ditentukan sebesar kebutuhan
selama 1 bulan dan lead time ½ bulan. Diminta hitunglah :
a. Economic order quantity (EOQ) dan frekwensi pembelian
b. RoP (satu tahun = 360 hari)
c. Gambarkan grafik hubungan EOQ, RoP, dan safety stock.

79

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Bagian V
Anggaran Variabel

1. Pengertian.

Anggaran variabel merupakan sebuah pendekatan yang lazim dipakai dalam


perencanaan dan pengawasan biaya, karena disini ditunjukkan dengan tegas beban biaya
yang seharusnya dikeluarkan pada berbagai tingkat kegiatan. Anggaran variabel dapat
digunakan untuk pedoman, perencanaan, dan pengawasan biaya pada berbagai tingkat
kegiatan.
Anggaran variabel adalah skedul biaya yang menunjukkan bagaimana masing-
masing biaya akan berubah dengan perubahan volume, out put, atau aktivitas, dengan
demikian anggaran variabel menyatakan hubungan antara volume dan biaya dalam suatu
relevan range volume yang terbatas.

2. Hal Yang Perlu Diperhatikan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran variabel, agar dalam
penetapan biaya ini dapat berlaku tepat yaitu :
a. Jenis biaya yang dihubungkan dengan tingkat out put maupun tingkat kegiatan
perusahaan.
b. Pemilihan satuan dasar kegiatan (activity base) yang tepat yang menunjukkan tingkat
out put atau kegiatan secara jelas.
c. Metode dalam menganalisa masing-masing elemen biaya untuk menetapkan dengan
benar berapa unsur tetap dan berapa unsur variabelnya.
d. Penggunaan dan penerapan konsep anggaran variabel.
Untuk melihat unsur biaya variabel dan unsur biaya tetap dalam penetapan biaya dapat
dilihat pada ilustrasi berikut :

No Unsur Biaya Jenis Biaya tetap Biaya variabel


biaya
1 Bahan baku langsung V 0 15000
2 Tenaga kerja langsung V 0 9500
3 Gaji Pimpinan / staf F 6000000 0
4 Bahan penolong V 0 1500
5 Tenaga kerja tak langsung SV 4000000 2500
10.000.000 28500
V = Biaya Variabel
F = Biaya Tetap
SV = Semi variabel

80

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


3. Jenis Biaya

Secara umum biaya-biaya dapat digolongkan dalam tiga jenis yaitu :


a. Biaya tetap (fixed cost).
Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak berubah mengikuti perubahan tingkat
kegiatan maupun out put. Dalam anggaran variabel biaya tetap bersifat konstan dalam
suatu relevan range tertentu. Dalam penetapan biaya tetap ini dapat dibedakan dalam
bentuk yaitu :
1. Biaya-biaya tetap yang tidak ditetapkan oleh keputusan manajemen, misalnya ; a)
biaya penyusutan aktiva tetap, dimana penyusutannya lebih banyak dipengaruhi
oleh jenis aktiva tetap yang dipakai ( umur ekonomis, merek, nilai sisa) dan metode
yang digunakan, b) pajak kekayaan lebih banyak tergantung pada tingkat kekayaan
yang dilapokan, c) asuransi lebih tergantung pada nilai benda yang diasuransikan.
2. Biaya tetap yang lebih banyak ditetapkan oleh kebijaksanaan manajemen dalam
jangka pendek, misalnya ; gaji karyawan, biaya advertising, biaya penelitian pasar.
Ciri-ciri biaya tetap :
a) Controllability
Secara umum manajemen perusahaan dapat mengendalikan sebagian besar biaya
tetap, misalnya biaya penyusutan dalam jangka panjang (controlable) dapat
dikendalikan, dan jangka pendek (un controlable) tidak dapat dikendalikan, dan gaji
pimpinan atau staf adalah controlable.
b) Hubungan dengan tingkat kegiatan
Hubungan dengan tingkat kegiatan perusahaan, dimana biaya tetap timbul akibat
adanya kapasitas tertentu dalam perusahaan dan tak dapat dihindari.
c) Relevan range
Adalah sebagai batas sampai sejauh mana biaya-biaya benar-benar bersifat tetap.
d) Dasar pengukuran (satuan waktu ; bulan, tahun)
e) Konstan dalam total dan berubah dalam rata-rata.
Artinya biaya-biaya yang tergolong dalam kategori ini secara total tidak berubah
pada setiap periode waktu, tapi akan bersifat variabel apabila dilihat dari segi biaya
rata-rata persatuan out put. Contoh : Andaikan biaya tetap pada relevan range 9000
– 12000 satuan out put diperkirakan sebesar Rp 6.000.000. Apabila diprodusir
sejumlah 10.000 satuan maka biaya tetap rata-rata adalah Rp 600. Tetapi apabila
tingkat produksi sebesar 12.000 satuan, maka biaya tetap rata-rata menjadi Rp 500.
Jelas ditunjukkan bahwa dalam relevan ranger tersebut, total biaya tetap sebesar Rp
6.000.000 tanpa terpengaruhi oleh tingkat out put yang nyata, sedangkan biaya tetap
rata-rata menurun bila jumlah out put meningkat.
b. Biaya variabel (variable cost)
Adalah biaya yang berubah secara total sebanding dan searah dengan perubahan tingkat
atau kegiatan perusahaan.
c. Biaya semi variabel (Semi variable cost)
Sesuai dengan namanya biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini berubah-ubah
juga. Tetapi perubahan tersebut tidak sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan atau
out put perusahaan atas bagian yang bersangkutan, berikut lihat gambar :

81

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Rp
8000
Relevan Range
7000

6000

5000

4000

3000

2000 Biaya Tetap

1000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Out put


Gambar : Biaya tetap, konstan untuk seluruh tingkat out put.

Rp
8000
Relevan Range
7000

6000

5000

4000

3000

2000 Biaya Tetap

1000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Out put


Gambar : Biaya tetap, konstan pada relevan range tertentu.

82

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


8000

7000

6000

5000

4000

3000 Unsur variabel

2000

1000 Unsur tetap

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Out put


Gambar : Biaya semi variabel yang dianggarkan.

Rp

8000

7000

6000

5000

4000 biaya yang nyata


Biaya yang dianggarkan
3000
unsur variabel
2000

1000 unsur tetap

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Out put

Gambar : Biaya semi variabel bertingkat (kenyataan)

83

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


8000

7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Out put


Gambar : Biaya variabel yang bervariasi untuk setiap perubahan tingkat put
out

Rp

8000

7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Out put


Gambar : Biaya variabel yang berubah pola pada setiap perubahan relevan range

84

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Disamping jenis diatas, sering pula ditemui unsur biaya variabel dimanaunsur
variabel yang dikandung tidak berbentuk garis luru, tetapi berbentuk garis lengkung.
Contoh : terdapat dua macam biaya pada dua macam barang yang diproduksi yaitu biaya A
dan biaya B, dimana biaya A cenderung semakin membesar, sedangkan biaya B cenderung
semakin kecil, sehingga jika digambarkan biaya A membentuk garis cekung, dan biaya B
membentuk garis cembung seperti gambar berikut :

8000

7000
6000
Biaya yang nyata
5000
A
4000 Biaya yang dianggarkan
B
3000 Unsur variabel

2000

1000 Unsur tetap

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Out put

Gambar : Biaya semi variabel bukan garis lurus (kenyataan)

Meskipun dalam kenyataannya unsur biaya variabel jarang yang membentuk garis
lurus, tetapi selama biaya yang nyata masih searah dengan biaya yang dianggarkan, hal
tersebut masih dapat diterima. Karena itu dalam dunia bisnis masih tetap dianjurkan untuk
menggunakan asumsi garis lurus sebagai dasar penyusunan budget biaya variabel.
Sebelum menetapkan satuan dasar kegiatan yang akan dipergunakan pada suatu
bagian, sebaiknya dipertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut :
a. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus betul-betul mencerminkan dan menjadi ukuran
kegiatan (secara keseluruhan) bagian yang bersangkutan.
b. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus mampu mengukur perubahan-perubahan
tingkat out put yang dapat mengakibatkan perubahan-perubahan tingkat biaya.
c. Satuan dasar kegiatan yang dipilih sedapat mungkin hanya dipengaruhi oleh tingkat out
put sebagai faktor variabel.
d. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus mudah dipahami, mudah dihitung dan dapat
diaplikasikan dengan mudah dalam proses penganggaran.
e. Satuan dasar kegiatan yang dipilih tidak mendatangkan biaya tambahan dalam
perhitungan dan penggunaannya.

85

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


4. Metode dalam perhitungan variabilitas biaya.

Perhitungan variabilitas biaya (secara total) akan menghasilkan dua kelompok


biaya, yakni kelompok biaya tetap persatuan waktu dan kelompok biaya variabel persatuan
dasar kegiatan. Biaya-biaya yang bersifat murni variabel tentu saja sama sekali tidak
memiliki unsur biaya tetap persatuan waktu. Sebaliknya biaya-biaya yang betul-betul tetap
tidak mengandung unsur biaya variabel persatuan dasar kegiatan. Apabila biaya-biaya yang
murni bersifat variabel maupun yang bersifat tetap telah ditunjukkan, maka biaya-biaya lain
dapat diperlakukan sebagai biaya semi variabel. Setiap biaya yang bersifat semi variabel
harus dianalisis untuk ditentukan komponen-komponen tetapdan variabelnya.
Pada pembahasan terdahulu telah dijelaskan bahwa bahan mentah langsung dan
upah tenaga kerja langsung merupakan unsur variabel murni, gaji karyawan adalah
merupakan unsur biaya tetap, tapi unsur biaya tenaga kerja tak langsung termasuk unsur
biaya semi variabel, sehingga diperlukan analisis selanjutnya. Dalam hal ini salah satu
diantara ketiga metoda berikut ini dapat dipergunakan. Metode metode tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Metode berdasarkan perkiraan langsung.
b. Metode titik tertinggi dan titik terendah.
c. Metode korelasi.

Metode berdasarkan perkiraan langsung.

Secara umum dapat disebutkan beberapa keadaan dimana perkiraan langsung ini
layak digunakan, yakni :
a. Suatu bagian baru saja didirikan, sehingga data historis biaya dibagian tersebut tidak
tersedia atau tidak memadai.
b. Dilakukannya kegiatan yang tidak rutin, yang dapat menimbulkan biaya yang
cukup besar pada perusahaan, umpamanya pengaturan kembali peralatan pabrik.
c. Mulai dipakainya mesin baru, sehingga perusahaan bekerja dengan kapasitas baru.
Kemungkinan pula akibatnya biaya produksi berubah juga, dan pola biaya historis tidak
cocok lagi untuk estimasi biaya dimasa mendatang.
d. Terjadi perubahan pada metode produksi. Akibatnya kemungkinan pola biaya berubah
pula.
e. Terjadi perubahan-perubahan kebijaksanaan manajemen yang mungkin dapat
mempengaruhi pola biaya.

Metode titik tertinggi dan titik terendah.

Cara ini cenderung bersifat kuantitatif yang berdasarkan pada perhitungan tingkat
biaya (budget) pada dua macam tingkat kegiatan tertentu. Sebagai contoh ; biaya tenaga
kerja tak langsung, dimana biaya bersifat semi variabel yaitu ada unsur biaya tetap dan
unsur biaya variabel, masing-masing Rp 4.000.000 / bulan dan Rp 2.000 / satuan out put.
Satuan out put dipakai sebagai satuan dasar kegiatan. Relevan range yang dipakai sebagai
batas tertinggi dan terrendah, berkisar antara 9.000 sampai dengan 12.000 out put. Dengan
memakai 9.000 sebagai titik terendah dan 12.000 sebagai titik tertinggi, unsur tetap dan
86

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


variabel biaya inidapat dihitung dengan langkah sebagai berikut : (bila diperkirakan bahwa
pada titik tertinggi biaya tenaga kerja tak langsung sebesar Rp 28 juta dan pada titik
terendah Rp 22 juta).

Biaya variabel / satuan kegiatan

Keterangan Biaya (dianggarkan) Tingkat kegiatan


Pada titik tertinggi Rp 28.000.000 12.000 satuan
Pada titik terendah Rp 22.000.000 9.000 satuan
Selisih Rp 6.000.000 3.000 satuan

Biaya variabel persatuan = Rp 6.000.000 / 3.000 = Rp 2.000,-.

Biaya tetap / bulan

Keterangan Titik Tertinggi Titik terendah


Biaya total Rp 28.000.000 Rp 22.000.000
Unsur biaya variabel Rp 24.000.000 Rp 18.000.000
Unsur biaya tetap Rp 4.000.000 Rp 4.000.000

Metode Korelasi

Metode ini menggunakan salah satu alat analisis statistik. Sebagai kebalikany dari
metode titik tertinggi dan titik terendah, metode korelasi lebih menitik beratkan pada data
historis, metode korelasi dapat disajikan dalam dua cara yaitu :

a. Cara grafis.

Bulan Jam Mesin Bahan Mentah Tak


Langsung Langsung
Januari 44000 875000
Februari 41000 850000
Maret 45000 875000
April 43000 850000
Mei 36000 750000
Juni 22000 550000
Juli 23000 500000
Agustus 15000 450000
September 30000 600000
Oktober 38000 700000
Nopember 41000 800000
Desember 44000 850000
Jumlah 422000 8650000

87

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Data diatas lalu dipindahkan ke gambar berikut ini :

Rp
1000

900

800

700

600

500

400

300

200 (A)

100 jam mesin langsung

0 10 20 30 40 50 (direct mechine hour)

Pada gambar diatas garis trend yang digambarkan ternyata memotong sumbu tegak pada
titik A, sehingga unsur tetap pada biaya bahan mentah tak langsung disini adalah Rp
200.000,-, perbulan. Setelah diketahui unsur ini, unsur biaya variabel dihitung dengan cara
sebegai berikut :

Total biaya pada 45.000 DMH Rp 875.000


Total biaya pada 0 DMH Rp 200.000
Selisih 45.000 DMH Rp 675.000

Biaya variabel per DMH = 675.000 / 45.000 = Rp 15.

88

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


b. Cara matematis.
2
Bulan X Y X XY
(000 Dmh) (000 rupiah)
Januari 44 875 1936 38500
Februari 41 850 1681 34850
Maret 45 875 2025 39375
April 43 850 1849 36550
Mei 36 750 1296 27000
Juni 22 550 484 12100
Juli 23 500 529 11500
Agustus 15 450 225 6750
September 30 600 900 18000
Oktober 38 700 1444 26600
Nopember 41 800 1681 32800
Desember 44 850 1936 37400
Jumlah 422 8650 15986 321425

Jam mesin langsung (dmh) sebagai variabel independen ( X ), dan biaya tenaga
kerja tak langsung sebagai variabel dependen ( Y ). Dan hubungan keduanya dapat
dituliskan dalam persamaan yaitu : Y = a + bX.
Dimana a menunjukkan komponen biaya tetap, sedangkan b merupakan komponen biaya
variabel per satuan (slope garis trend). Apabila digunakan rumus-rumus dasar sebagai
berikut : Y = a + bX. Y = n.a + bX
2
XY = a. X + bX

8650 = 12 a + 422 b ( 35,16)


321425 = 422 a + 15986 b ( 1 )
304134 = 422 a + 14837,52 b
321425 = 422 a + 15986 b
- 17291 = - 1148,48 b
b = - 17291 / -1148,48 = 15,05

Y = n.a + bX 8650 = 12 a + 422 b


8650 = 12 a + 22 ( 15,05 )
8650 = 4 a + 351,1
12
12 a = 6
8650 - 351,1
12 a = 6
2298,9
a = 2298,9 12
a = /191,57
5
Akhirnya diperoleh : Y = 191,575 + 15,05 X

89

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Dengan demikian dapat dibandingkan hasil perhitungan diatas dengan hasil
perkiraan melalui cara grafis terdahulu. Ternyata terdapat perbedaan hasil perhitungan yang
dihasilkan, meskipun relatip kecil. Makin kecil perbedaan menunjukkan makin dapat
dipercayainya hasil perkiraan cara grafis.

5. Manfaat Anggaran Variabel

Manfaat penyusunan anggaran variabel adalah untuk memudahkan pengawasan


terhadap biaya-biaya yang terjadi (terutama dibagian produksi yang merupakan
tempat terjadinya beraneka ragam biaya). Manfaat umum tersebut tentunya dapat diperinci
menjadi beberapa butir seperti :
a. Untuk memudahkan penyusunan anggaran biaya-biaya yang terjadi disemua bagian
yang ada pada perusahaan.
b. Untuk memudahkan manajer mengetahui tingkat biaya yang akan ditanggung oleh
perusahaan pada suatu tingkat kegiatan tertentu.
c. Sebagai alat yang dapat dipakai dalam persiapan penyusunan performance report.
Telah dikatakan semula bahwa anggaran variabel dapat disusun disemua bagian
pada perusahaan ; bagian produksi, penjualan, administrasi dan lainnya, meskipun ia lebih
banyak dipakai dibagian-bagian yang berperan dalam proses produksi. Hal ini berkenaan
dengan beberapa persyaratan umum untuk dapat ditetapkannya anggaran variabel seperti :
a. Kegiatan bagian yang bersangkutan lebih banyak bersifat pengulangan (repetitive),
artinya untuk jangka waktu yang relatif panjang kegiatan bagian tersebut tidak berubah
ditinjau dari jenis out put yang dihasilkan. Pada umumnya bagian produksi tidak
merubah jenis barang yang dihasilkan, mesin-mesin yang digunakan, maupun metode
produksi yang dipakai setiap tahun.
b. Terdapat bermacam-macam biaya yang bersifat heterogen. Pada bagian produksi yang
sederhana sekalipun, paling tidak terdapat biaya-biaya untuk bahan mentah langsung
dan tak langsung, tenaga kerja langsung dan tak langsung, gaji mandor dan karyawan
yang bekerja dibagian tersebut, biaya bahan-bahan pembantu, listrik air, dan lain
sebagainya. Masing-masing jenis biaya semakin bervariasi dengan semakin sibuk
bagian ini.
c. Tingkat kegiatan maupun out put dapat diukur secara realistik dengan menggunakan
satuan-satuan tertentu. Dalam hal ini bagian produksi dapat dengan jelas diukur tingkat
kegiatannya, baik dengan satuan out put, jam mesin langsung maupun jam buruh
langsung.
Penyusunan anggaran variabel ini dilakukan pada tahap awal perencanaan. Karena
anggaran variabel tidak dikaitkan dengan tingkat out put atau kegiatan tertentu, maka ia
dapat dipakai dalam mempersiapkan penyusunan anggaran biaya yang merupakan dasar
perkiraan tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.

90

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


6. Bentuk Anggaran Variabel.

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan utama penyusunan anggaran variabel
adalah untuk pengawasan biaya-biaya pada bagian tertentu didalam perusahaan. Untuk
keperluan tersebut anggaran variabel dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk sesuai
dengan yang dikehendaki, yakni bentuk formula, tabel dan grafik.
a. Bentuk formula
Anggaran variabel yang disusun dalam bentuk ini memberikan gambaran yang jelas
unsur tetap (biaya tetap perbulan) dan unsur variabel (biaya variabel per out put) yang
dikandung oleh setiap pos biaya.
b. Bentuk Tabel
Pada anggaran variabel yang ditampilkan dalam bentuk ini dapat dilihat berapa
besarnya biaya (todal) pada masing-masing pos, pada berbagai tingkat out put. Perlu
dicatat disini, bahwa unsur tetap dan unsur variabel setiap pos biaya sudah tidak
ditonjolkan, karena perhatian kita hanya ditujukan pada biaya total.
c. Bentuk Grafik
Anggaran variabel yang ditampilkan dengan bentuk ini dipakai sebagai pelengkap
kedua bentuk sebelumnya. Secara jelas dapat digambarkan hubungan antara out put
dengan biaya yang terjadi pada berbagai tingkat out put.

Contoh :

1. PT. Kirana mempunyai beberapa bagian yang masing-masing mempunyai peranan


dalam kelangsungan hidup perusahaan. Salah satunya adalah bagian produksi yang
tentu saja berperan langsung terhadap kelancaran proses produksi barang-barang yang
merupakan hasil PT. Kirana. Satuan dasar penghitung tingkat kegiatan bagian produksi
ini adalah unit out put. Data biaya secara keseluruhan bagian ini adalah sebagai berikut:
(relevan range : dari 10.000 unit sampai dengan 15.000 unit).

Biaya Range 10.000 unit Range 15.000 unit


Penyusutan aktiva tetap 6000000 6000000
Pembangkit tenaga 2000000 3000000
Bahan baku tak langsung 1800000 2000000
Upah tak langsung 2750000 3500000
Pemeliharaan 1700000 2000000
Lain-lain 1000000 1400000
Jumlah 15000000 17900000
Diminta :
a. Susunlah anggaran variabel dalam bentuk formula
b. Susunlah anggaran variabel dalam bentuk tabel dengan kenaikan interval range
1250 unit.
c. Hitunglah biaya-biaya yang bersifat semi variabel pada tingkat kegiatan (out put)
sebesar 11500 unit.

91

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Jawab :
Analisis atas setiap komponen biaya :

* Penyusutan pada berbagai tingkat kegiatan adalah tetap sebesar Rp 6.000.000,-.

* Pembangkit tenaga.
Pada tingkat 15.000 unit = Rp 3.500.000
Pada tingkat 10.000 unit = Rp 2.500.000
Selisih 5.000 unit = Rp 1.000.000

Unsur variabel = 1.000.000 / 5.000 = Rp 200 per unit

Pada tingkat = 15.000 unit = Rp 3.000.000


Unsur variabel = 15.000 x Rp 200 = Rp 3.000.000
Unsur tetap = Rp 0

* Bahan baku tak langsung


Pada tingkat 15.000 unit = Rp 2.000.000
Pada tingkat 10.000 unit = Rp 1.800.000
Selisih 5.000 unit = Rp 200.000

Unsur variabel = 200.000 / 5.000 = Rp 40 per unit

Pada tingkat = 15.000 unit = Rp 2.000.000


Unsur variabel = 15.000 x Rp 40 = Rp 600.000
Unsur tetap = Rp 1.400.000

* Upah tak langsung


Pada tingkat 15.000 unit = Rp 3.500.000
Pada tingkat 10.000 unit = Rp 2.750.000
Selisih 5.000 unit = Rp 750.000

Unsur variabel = 750.000 / 5.000 = Rp 150 per unit

Pada tingkat = 15.000 unit = Rp 3.500.000


Unsur variabel = 15.000 x Rp 150 = Rp 2.250.000
Unsur tetap = Rp 1.250.000

* Pemeliharaan

Pada tingkat 15.000 unit = Rp 2.000.000


Pada tingkat 10.000 unit = Rp 1.700.000
Selisih 5.000 unit = Rp 300.000

Unsur variabel = 300.000 / 5.000 = Rp 60 per unit


92

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Pada tingkat = 15.000 unit = Rp 2.000.000
Unsur variabel = 15.000 x Rp 60 = Rp 900.000
Unsur tetap = Rp 1.100.000

* Lain-lain
Pada tingkat 15.000 unit = Rp 1.400.000
Pada tingkat 10.000 unit = Rp 1.000.000
Selisih 5.000 unit = Rp 400.000

Unsur variabel = 400.000 / 5.000 = Rp 80 per unit

Pada tingkat = 15.000 unit = Rp 1.400.000


Unsur variabel = 15.000 x Rp 80 = Rp 1.200.000
Unsur tetap = Rp 200.000

Bentuk Formula :

Biaya Unsur tetap per bulan Unsur variabel per unit


Penyusutan aktiva tetap 6000000 0
Pembangkit tenaga 0 200
Bahan baku tak langsung 1400000 40
Upah tak langsung 1250000 150
Pemeliharaan 1100000 60
Lain-lain 200000 80
Jumlah 9950000 530

Formula yang dapat dibuat adalah : Y = 9.950.000 + 530 X

Bentuk Tabel

10.000 11250 12500 13750 15000


Biaya unit unit unit unit unit
Peny ak tetap 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000
Pemb tenaga 2000000 2250000 2500000 2750000 3000000
BB tak lang 1800000 1850000 1900000 1950000 2000000
Upa tak lang 2750000 2937500 3125000 3312500 3500000
Pemeliharaan 1700000 1775000 1850000 1925000 2000000
Lain-lain 1000000 1100000 1200000 1300000 1400000
Jumlah 15000000 15912500 16575000 17237500 17900000

Untuk menentukan biaya pada range 11250, 12500,13750 adalah berasaldari tambahan /
atau kenaikan 1250 unit, yaitu :

93

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Biaya variabel per unit Kenaikan pada range
Rp 200 x 1250 unit = Rp 250.000
Rp 40 x 1250 unit = Rp 50.000
Rp 150 x 1250 unit = Rp 187.500
Rp 60 x 1250 unit = Rp 75.000
Rp 80 x 1250 unit = Rp 100.000
Jadi pada tiap-tiap item biaya antara range 11250 s/d 13750 pada masing-masing
kolom ditambahkan perkalian biaya variabel dengan unit tambahan .

Biaya Semi Variabel

Biaya Biaya tetap per bulan Biaya variabel per unit


Bahan baku tak langsung 1400000 40
Upah tak langsung 1250000 150
Pemeliharaan 1100000 60
Lain-lain 200000 80
Jumlah 3950000 330

Biaya semi variabel : Y = 3.950.000 + 330 X

Pada tingkat produksi 10000, 11250, 12500, 13750, 15000 dapat dihitung biaya-biaya
yang bersifat semi variabel yaitu :

Y = 3.950.000 + 330 X
= 3.950.000 + 330 (10000) = Rp 7.250.000

Y = 3.950.000 + 330 X
= 3.950.000 + 330 (11250) = Rp 7.662.500

Y = 3.950.000 + 330 X
= 3.950.000 + 330 (12500) = Rp 8.075.000

Y = 3.950.000 + 330 X
= 3.950.000 + 330 (13750) = Rp 8.487.500

Y = 3.950.000 + 330 X
= 3.950.000 + 330 (15000) = Rp 8.900.000

94

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


2. PT. Andesta memberikan taksiran anggaran Dept Reparasi dan Pengawasan yang akan
dipergunakan untuk menyusun variabel budget tahun mendatang sebagai berikut :

Anggaran Biaya
Jenis Biaya
15.000 Jam Mesin 40.000 Jam Mesin
Gaji Pegawai 60000 60000
Material Reparasi 200000 400000
Lain-Lain 240000 250000
Jumlah 500000 710000

Diminta :
a. Susunlah variabel budget bentuk tabel dengan kenaikan 5000 jam reparasi.
b. Susunlah variabel budget bentuk formula
c. Hitunglah besarnya variabel budget pada 30000 jam reparasi

Jawab :

a. Variabel budget bentuk tabel.


Analisis :
Pada 20.000 jam reparasi
- Gaji pegawai = 60.000
- Material reparasi 200.000 + (400.000 – 200.000) x 20.000 – 15.000
40.000 – 15.000
= 240.000
- Lain-lain 240.000 + (250.000 - 240.000) x 20.000 – 15.000
40.000 – 15.000
= 242.000
Pada 25.000 jam reparasi
- Gaji pegawai = 60.000
- Material reparasi 240.000 + (400.000 – 240.000) x 25.000 – 20.000
40.000 – 20.000
= 280.000
- Lain-lain 242.000 + (250.000 - 242.000) x 25.000 – 20.000
40.000 – 20.000
= 244.000
Pada 30.000 jam reparasi
- Gaji pegawai = 60.000
- Material reparasi 280.000 + (400.000 – 280.000) x 30.000 – 25.000
40.000 – 25.000
= 320.000
- Lain-lain 244.000 + (250.000 - 244.000) x 30.000 – 25.000
40.000 – 25.000
= 246.000

95

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Pada 35.000 jam reparasi
- Gaji pegawai = 60.000
- Material reparasi 320.000 + (400.000 – 320.000) x 35.000 – 30.000
40.000 –30.000
= 360.000
- Lain-lain 246.000 + (250.000 - 246.000) x 35.000 – 30.000
40.000 – 30.000
= 248.000

Jenis Biaya Jam Reparasi


15000 20000 25000 30000 35000 40000
Gaji Pegawai 60000 60000 60000 60000 60000 60000
Material Reparasi 200000 240000 280000 320000 360000 400000
Lain-Lain 240000 242000 244000 246000 248000 250000
Jumlah 500000 542000 584000 626000 668000 710000

b. Variabel budget bentuk formula


Jam reparasi Gaji Pegawai Material Reparasi Lain-lain
40000 60000 400000 250000
15000 60000 200000 240000
25000 0 200000 10000

Komponen variabel per jam reparasi untuk :


Gaji pegawai = Rp 0
Material reparasi : 200.000 / 25.000 = Rp 8
Lain-lain : 10.000 / 25.000 = Rp 0,4

Komponen tetap
Gaji pegawai = Rp 60.000
Material reparasi : 200.000 – ( 25.000 x Rp 8 ) = Rp 0
Lain-lain : 240.000 – ( 25.000 x Rp 0,4 ) = Rp 230.000

Jenis Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel / jam


Gaji Pegawai Rp 60.000 Rp 0
Material Reparasi Rp 0 Rp 8
Lain-Lain Rp 230.000 Rp 0,4

c. Besarnya variabel budget pada 30000 jam reparasi


Gaji pegawai = Rp 60.000
Material reparasi : Rp 0 + ( 30.000 x Rp 8 ) = Rp 240.000
Lain-lain : Rp 230.000 + ( 30.000 x Rp 0,4) = Rp 242.000
= Rp 542.000

96

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


3. PT. Bintungan Jaya memberikan anggaran untuk suatu jenis produk yang disusun
sebagai berikut :
Biaya Jam Mesin Jumlah Biaya (Rp)
10.000 – 39.999 5.000
Upah lembur
40.000 – keatas 10.000
0 – 4.999 2.000
5.000 – 24.999 3.000
Biaya pengawasan
25.000 – 44.999 4.000
45.000 keatas 5.000

Biaya Unsur tetap Unsur variabel per jam


mesin
Tenaga kerja langsung Rp 0 Rp 5
T K tak langsung Rp 0 Rp 2
Bahan baku langsung Rp 0 Rp 6
Bahan baku tak langsung Rp 0 Rp 3
Sewa Rp 4.500 Rp 0
Penyusutan Rp 10.000 Rp 0
Diesel Rp 2.000 Rp 0,70
Perawatan Rp 5.000 Rp 0,25
Lain-Lain Rp 500 Rp 0,05
Diminta :
Susunlah variabel budget untuk jam mesin berikut ini ; 5.000, 10.000, 25.000, 35.000,
dan 45.000, dan cantumkan biaya perunit.
Jawab :
Biaya / Jam mesin
Biaya
Jam mesin 5.000 10.000 25.000 35.000 45.000
T K Langsung 5 25.000 50.000 125.000 175.000 225.000
T K tak langsung 2 10.000 20.000 50.000 70.000 90.000
B B langsung 6 30.000 60.000 150.000 210.000 270.000
B B tak langsung 3 15.000 30.000 75.000 105.000 135.000
Sewa 0 4.500 4.500 4.500 4.500 4.500
Penyusutan 0 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000
Diesel 0,70 5.500 9.000 19.500 26.500 33.500
Perawatan 0,25 6.250 7.500 11.250 13.750 1`6.250
Lain-lain 0,05 750 1.000 1.750 2.250 2.750
Pengwasan 0 3.000 3.000 4.000 4.000 5.000
Lembur 0 0 5.000 5.000 5.000 10.000
Total 110.000 200.000 456.000 626.000 802.000
Biaya /jam mesin 22 20 18,24 17,88 17,82

97

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Catatan :
Untuk menentukan jumlah biaya pada jam mesin yang mengandung unsur tetap dan
unsur variabel, seperti pada jam mesin 5.000 yaitu :
Rp 0,70 x 5.000 + 2.000 = 5.500
Rp 0,25 x 5.000 + 5.000 = 6250
Rp 0,05 x 5.000 + 500 = 750
Cara untuk menentukan hasil pada kolom-kolom berikutnya sama dengan cara yang
disajikan ini.

Soal latihan .

1. PT. Rapindo Pulp mempunyai beberapa bagian yang masing-masing mempunyai


peranan dalam kelangsungan hidup perusahaan. Salah satunya adalah bagian produksi
yang tentu saja berperan langsung terhadap kelancaran proses produksi barang-barang
yang merupakan hasil PT. Rapindo Pulp. Satuan dasar penghitung tingkat kegiatan
bagian produksi ini adalah unit out put. Data biaya secara keseluruhan bagian ini adalah
sebagai berikut: (relevan range : dari 15.000 unit sampai dengan 25.000 unit).

Biaya Range 15.000 unit Range 25.000 unit


Penyusutan aktiva tetap 9500000 9500000
Pembangkit tenaga 4400000 5400000
Bahan baku tak langsung 3800000 5500000
Upah tak langsung 3750000 6540000
Pemeliharaan 6500000 8600000
Lain-lain 2250000 3360000
Jumlah 30200000 38900000

Diminta :
a. Susunlah anggaran variabel dalam bentuk formula
b. Susunlah anggaran variabel dalam bentuk tabel dengan kenaikan interval range
2500 unit.
c. Hitunglah biaya-biaya yang bersifat semi variabel pada tingkat kegiatan (out put)
masing-masing sesuai range unit dari point b diatas..

2. Apa yang dimaksud dengan variabel budget dan apa tujuan utama pendekatan variabel
budget ?

3. Apa yang mendasari variabel budget, dan bagaimana pengklasifikasian biaya yang
sesuai dengan konsep variabilitas biaya.

4. Sebutkan dan jelaskan metode penentuan variabilitas biaya dan apa kegunaan dari
variabel budget.

98

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


5. PT. Limbungan memberikan taksiran anggaran Dept Reparasi dan Pengawasan yang
akan dipergunakan untuk menyusun variabel budget tahun mendatang sebagai berikut :

Anggaran Biaya
Jenis Biaya
35.000 Jam Mesin 60.000 Jam Mesin
Gaji Pegawai 85000 85000
Material Reparasi 375000 725000
Lain-Lain 235000 365000
Jumlah

Diminta :
a. Susunlah variabel budget bentuk tabel dengan kenaikan 5000 jam reparasi.
b. Susunlah variabel budget bentuk formula
c. Hitunglah besarnya variabel budget pada 47500 jam reparasi

6. PT. Abadi Jaya memberikan anggaran untuk suatu jenis produk yang disusun sebagai
berikut :
Biaya Jam Mesin Jumlah Biaya (Rp)
25.000 – 34.999 15.000
35.000 – 44.999 25.000
Upah lembur
45.000 – 54.999 29.500
55.000 ke atas 35.700
10.000 – 14.999 8.000
15.000 – 24.999 12.000
Biaya mandor
25.000 – 44.999 15.000
45.000 – 54.999 20.000
55.000 keatas 22.000

Biaya Unsur tetap Unsur variabel per jam


mesin
Tenaga kerja langsung Rp 0 Rp 6,5
T K tak langsung Rp 2.500 Rp 2,8
Bahan baku langsung Rp 0 Rp 6,9
Bahan baku tak langsung Rp 1.600 Rp 3
Sewa Rp 4.500 Rp 0
Penyusutan Rp 25.000 Rp 0
Diesel Rp 5.500 Rp 0,75
Pemeliharaan Rp 6.000 Rp 0,35
Tak terduga Rp 900 Rp 0,05

Diminta :
Susunlah variabel budget untuk jam mesin berikut ini ; 15.000, 25.000, 35.000, 45.000,
55.000, dan 65.000, dan cantumkan biaya perunit.

99

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Bagian VI
Anggaran Tenaga Kerja

1. Pengertian.

Anggaran tenaga kerja adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja langsung selama periode yang akan
datang. Upah yang akan dibayarkan dan jumlah tenaga kerja langsung yang dibutuhkan
dalam proses produksi tentunya berhubungan langsung dengan tingkat out put yang
diiginkan oleh perusahaan. Semakin lama proses pengerjaan suatu proses produksi semakin
besar upah yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.
Perencanaan efektif dan pengendalian yang sistematis dari biaya tenaga kerja
merupakan suatu hal yang penting, perencanaan dan pengendalian biaya tenaga kerja
mencakup masalah-masalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan tenaga kerja langsung.
b. Penerimaan tenaga kerja
c. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
d. Pengukuran kinerja dari tenaga kerja
e. Uraian tugas dan penilaian
f. Negosiasi dengan serikat pekerja
g. Adminsitrasi upah dan gaji
Biaya tenaga kerja mencakup semua pengeluaran untuk para karyawan baik dari
tingkat atas, tingkat menengah, dan tingkat bawah. Untuk merencanakan dan
mengendalikan biaya tenaga kerja secara efektif, jenis biaya tenaga kerja yang berbeda
harus dipertimbangkan secara terpisah. Dan khusus pada materi atau bagian ini yang akan
dibahas adalah jenis dari biaya tenaga kerja langsung.
Anggaran tenaga kerja langsung mencakup kebutuhan atas tenaga kerja langsung
yang direncanakan untuk memproduksi berbagai jenis dan kuantitas out put yang
direncakan dalam anggaran produksi. Meskipun beberapa perusahaan mempersiapkan
anggaran tenaga kerja yang mencakup tenaga kerja langsung dan tidak langsung, biasanya
lebih disukai untuk mempersiapkan anggaran terpisah untuk tenaga kerja langsung dan
memasukkan anggaran tenaga kerja tidak langsung dalam anggaran overhead pabrik.

2. Pendekatan Dalam Perencanaan Biaya Tenaga Kerja Langsung.

Pendekatan yang digunakan untuk membuat anggaran tenaga kerja langsung


tergantung kepada ; metode pembayaran upah, jenis proses produksi, tersedianya standard
waktu tenaga kerja, dan kecukupan dari pencatatan akuntansi biaya yang berkaitan dengan
biaya tenaga kerja langsung. Pada dasarnya ada tiga pendekatan yang dapat digunakan
untuk membuat anggaran tenaga kerja langsung yaitu :

100

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


a. Memperkirakan standard jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk setiap
unit dari tiap produk, kemudian memperkirakan tingkat upah rata-rata menurut
departemen, pusat biaya atau operasi. Kalikan waktu standard per unit dari produk
dengan rata-rata tingkat upah per jam, menghasilkan biaya tenaga kerja langsung
per unit (TKL) keluaran untuk setiap departemen, pusat biaya, atau operasi menurut
tingkat biaya tenaga kerja langsung per unit untuk memperoleh total biaya tenaga
kerja langsung menurut produk.
Biaya TKLunit = Waktu standard kerja per unit dari produk x Rata-rata upah per
jam.
b. Memperkirakan rasio dari biaya tenaga kerja langsung untuk beberapa pengukuran
dari out put yang dapat direncakan secara realistis.
c. Membuat daftar personel atau tenaga kerja menurut kebutuhan jumlah tenaga kerja
(termasuk biaya) untuk tenaga kerja langsung disetiap pusat tanggung jawab.
Pendekatan dalam perencanaan biaya tenaga kerja langsung disebut juga dengan
istilah “Manning Table”. Manning table merupakan suatu daftar kebutuhan tenaga kerja
yang menjelaskan tentang jenis tenaga kerja yang dibutuhkan, jumlah masing-masing jenis
tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat kegiatan, dan bagian-bagian yang membutuhkan
tenaga kerja.
Sistem pembayaran upah tenaga kerja langsung seperti yang telah dianggarkan
dalam perencanaan biaya tenaga kerja langsung, dimana sistem pembayaran upah yang
dapat dipakai oleh perusahaan adalah :
a. Pembayaran upah menurut satuan waktu.
Pembayaran upah menurut satuan waktu seperti ; per jam, perhari, perminggu, dan
perbulan. Jadi penekanan disini adalah pada unsur waktu, berapa jumlah unit yang
dihasilkan akan dihitung dari satuan waktu pengerjaannya.
b. Pembayaran upah menurut unit hasil.
Adalah upah yang dibayarkan berdasarkan pada jumlah unit yang berhasil diselesaikan
oleh seorang perkeja dalam satuan waktu tertentu. Semakin banyak jumlah unit yang
dapat diselesaikan maka akan semakin besar upah yang akan diterima oleh seorang
tenaga kerja langsung.
c. Pembayaran upah dengan insentif.
Adalah pemberian upah kepada seorang pekerja dan memberikan tambahan yang
disebut insentif. Misalkan pengerjaan satu unit produk standard waktunya satu jam
dengan upah Rp 100.000,-. Bila seorang pekerja dapat menyelesaikannya dalam waktu
kurang dari satu jam maka akan diberikan insentif Rp 10.000,-. Berarti upah yang
diterima oleh pekerja tersebut adalah Rp 100.000 + Rp 10.000 = Rp 110.000,-.

3. Kegunaan Anggaran Tenaga Kerja.

Perencanaan biaya dan jam tenaga kerja langsung yang baik akan memberikan
keuntungan bagi perusahaan sebagai berikut :
a. Fungsi personel dapat ditampilkan lebih efisien karena ada dasar untuk perencanaan
efektif, pengerahan, pelatihan dan penggunaan tenaga kerja.
b. Fungsi keuangan dapat ditampilkan lebih efsien karena tenaga kerja sering
merupakan permintaan yang terbesa dalam kas selama tahun tersebut. Dengan
101

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


mengetahui perkiraan biaya tenaga kerja langsung memungkinkan bagian keuangan
merencanakan kebutuhan kas.
c. Biaya produksi yang dianggarkan untuk setiap produk (biaya perunit dan total
biaya) mungkin merupakan faktor penting dalam beberapa bidang pembuatan
keputusan, seperti kebijakan harga, dan negosiasi serikat tenaga kerja.
d. Pengendalian biaya tenaga kerja langsung secara signifikan dipertinggi.
e. Anggaran tenaga kerja langsung berguna sebagai pedoman kerja, pengkoordinasian
dan pengawasan kerja.
f. Sebagai dasar untuk penyusunan budget harga pokok barang yang diproduksikan
dan penjualan, juga sebagai dasar untuk penyusunan anggaran kas.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja Langsung.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran tenaga kerja langsung


adalah sebagai berikut :
a. Budget unit yang akan diproduksikan, khususnya tentang kualitas dan kuantitas
yang diinginkan oleh perusahaan.
b. Berbagai standard waktu (time standard) untuk mengerjakan proses produksi yang
telah ditetapkan perusahaan. Untuk menentukan standard waktu dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu ; standard kepada data historis, dan standard kepada
penelitian khusus.

5. Kelompok Tenaga Kerja.

Dalam sebuah perusahaan kelompok tenaga kerja ini dapat digolongan dalam dua
jenis yaitu :
a. Tenaga kerja langsung.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses
produksi atau aktivitas produksi dalam menghasilkan unit produk tertentu dalam satuan
waktu tertentu. Dalam arti semakin lama dan semakin banyak jumlah tenaga kerja ini
bekerja maka akan semakin besar anggaran biaya tenaga kerja, sehingga biaya ini
bersifat variabel yaitu semakin banyak tenaga kerja atau semakin lama waktu kerja
maka semakin besar biayanya, demikian sebaliknya.
b. Tenaga kerja tak langsung.
Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dalam
proses produksi dan biayanya dihubungkan dengan biaya overhead pabrik.
Oleh karenanya ada hal-hal yang harus dipertimbangkan yang berhubungan dengan
tenaga kerja ini yaitu ; kebutuhan tenaga kerja, recruitmen / penarikan, pendidikan dan
pelatihan bagi tenaga kerja baru, gaji dan upah yang diterima tenaga kerja, evaluasi dan
spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja, sanksi-sanksi dan penghargaan bagi tenaga kerja,
dan pengawasan tenaga kerja.

102

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Pembahasan soal :

1. Pada tahun ini Perusahan “Grafika Co” ingin membuat dua produk yaitu stiker A dan
stiker B. Kedua pembuatan stiker ini diproses pada dua bagian yaitu bagian
pemotongan dan bagian pencetakan, satuan produksi dihitung dalam pak atau packing
(setiap pak berisi 1.000 lembar stiker) adalah :
Periode Stiker A Stiker B
Januari 15 130
Februari 75 130
Maret 40 200
Triwulan II 200 450
Triwulan III 200 550
Triwulan IV 180 500
Setiap 10 lembar stiker A menghabiskan waktu :
- Bagian pemotongan waktu rata-rata 48 menit
- Bagian pencetakan waktu rata-rata 36 menit
Setiap 25 lembar stiker B menghabiskan waktu :
- Bagian pemotongan waktu rata-rata 37,5 menit
- Bagian pencetakan waktu rata-rata 30 menit
Rata-rata tarif upah pada bagian :
- Bagian pemotongan adalah Rp 10 per 100 jam
- Bagian pencetakan adalah Rp 5 per 100 jam
Diminta :
a. Buatlah anggaran jam tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk.
b. Buatlah anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk.

Jawab :
a. Anggaran jam tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk

Bagian Pemotongan
Periode Stiker A Stiker B
Produksi SUR Jml Menit Produksi SUR Jml Menit
Januari 15000 72000 130000 195000
Februari 75000 360000 130000 195000
Maret 40000 192000 200000 300000
4,8 1,5
Tri II 200000 960000 450000 675000
Tri III 200000 960000 550000 825000
Tri IV 180000 864000 500000 750000
710000 3408000 1960000 2940000

103

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Bagian Pencetakan
Periode Stiker A Stiker B
Produksi SUR Jml Menit Produksi SUR Jml Menit
Januari 15000 54000 130000 156000
Februari 75000 270000 130000 156000
Maret 40000 144000 200000 240000
3,6 1,2
Tri II 200000 720000 450000 540000
Tri III 200000 720000 550000 660000
Tri IV 180000 648000 500000 600000
710000 2556000 1960000 2352000
Total jam adalah jumlah menit.
b. anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk.
Bagian Pemotongan
Periode Stiker A Stiker B
Jam Upah Jumlah Jam Upah Jumlah
Januari 1200 120 3250 325
Februari 6000 600 3250 325
Maret 3200 320 5000 500
0,1 0,1
Tri II 16000 1600 11250 1125
Tri III 16000 1600 13750 1375
Tri IV 14400 1440 12500 1250
56800 5680 49000 4900

Bagian Pencetakan
Periode Stiker A Stiker B
Jam Upah Jumlah Jam Upah Jumlah
Januari 900 45 2600 130
Februari 4500 225 2600 130
Maret 2400 120 4000 200
0,05 0,05
Tri II 12000 600 9000 450
Tri III 12000 600 11000 550
Tri IV 10800 540 10000 500
42600 2130 39200 1960
Catatan :
10 lembar : Bagian pemotongan : wrr 48 menit, maka 1 lembar = 4,8 menit
Bagian pencetakan : wrr 36 menit, maka 1 lembar = 3,6 menit
25 lembar : Bagian pemotongan : wrr 37,5 menit, maka 1 lembar = 1,5 menit
Bagian pencetakan : wrr 30 menit, maka 1 lembar = 1,2 menit
Upah Rp 10 untuk bagian pemotongan per 100 jam, maka 1jam = Rp 0,1
Upah Rp 5 untuk bagian pencetakan per 100 jam, maka 1 jam = Rp 0,05

104

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Untuk menentukan jumlah jam pada anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah
berdasarkan pada total waktu anggaran jam tenaga kerja langsung (direct labour hour =
DLH).
Misal : total waktu 72000 menit, 1 menit = 60 menit
Maka 72000 menit : 60 menit = 1200 jam

2. PT. Micro sedang menyusun anggaran tenaga kerja untuk tahun sekarang. Data yang
tersedia untuk keperluan tersebut adalah :
a. Perkiraan penjualan
Produk A = 20.000 unit
Produk B = 40.000 unit
Produk C = 10.000 unit
b. Perkiraan persediaan
Awal tahun Akhir tahun
Produk A 5.000 5.000
Produk B 10.000 10.000
Produk C 5.000 10.000
c. Standard jam kerja
Dept P Dept Q Dept R
Produk A 2 DLH 1 DLH 4 DLH
Produk B 1 DLH 2 DLH 3 DLH
Produk C 2 DLH 1 DLH 2 DLH
d. Upah kerja
Departemen P = Rp 500
Q = Rp 700
R = Rp 300
Diminta :
a. Hitunglah jumlah yang harus diproduksi pada tahun sekarang
b. Hitunglah jumlah DLH yang dianggarkan
c. Hitunglah Indirect Labour Cost yang dianggarkan tahun sekarang

Jawab :
a. Jumlah yang diproduksi tahun sekarang :

Keterangan Produk A Produk B Produk C


Penjualan 20.000 40.000 10.000
Persediaan Akhir 5.000 10.000 10.000
Kebutuhan 25.000 50.000 20.000
Persediaan Awal 5.000 10.000 5.000
Produksi 20.000 40.000 15.000

105

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


b. Jumlah DLH yang dianggarkan :
Departemen P
Produk A = 20.000 x 2 DLH = 40.000
Produk B = 40.000 x 1 DLH = 40.000
Produk C = 10.000 x 2 DLH = 20.000
Jumlah 100.000
Departemen Q
Produk A = 20.000 x 1 DLH = 20.000
Produk B = 40.000 x 2 DLH = 80.000
Produk C = 10.000 x 1 DLH = 10.000
Jumlah 110.000
Departemen R
Produk A = 20.000 x 4 DLH = 80.000
Produk B = 40.000 x 3 DLH = 120.000
Produk C = 10.000 x 2 DLH = 20.000
Jumlah 220.000
Total DLH 430.000

c. Jumlah direct labour cost :


Departemen P = 100.000 x 500 = 50.000.000
Q = 110.000 x 700 = 77.000.000
R = 220.000 x 300 = 66.000.000
Jumlah = 193.000.000

Soal latihan :

1. Pada tahun ini Perusahan “Grafika Pos” ingin membuat dua produk yaitu Media Pagi
dan Media Sore. Kedua pembuatan Mdeia ini diproses pada dua bagian yaitu bagian
prosesing dan bagian pencetakan, satuan produksi dihitung dalam bal (setiap bal berisi
1.500 eksemplar) adalah :
Periode Media Pagi Media Sore
Januari 25 140
Februari 85 145
Maret 50 200
Triwulan II 250 600
Triwulan III 270 850
Triwulan IV 200 800
Setiap 10 eksemplar media Pagi menghabiskan waktu :
- Bagian prosesing waktu rata-rata 40 menit
- Bagian pencetakan waktu rata-rata 25 menit
Setiap 25 eksemplar media sore menghabiskan waktu :
- Bagian prosesing waktu rata-rata 17,5 menit
- Bagian pencetakan waktu rata-rata 20 menit
Rata-rata tarif upah pada bagian :
106

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


- Bagian prosesing adalah Rp 250 per 100 jam
- Bagian pencetakan adalah Rp 50 per 100 jam
Diminta :
a. Buatlah anggaran jam tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk.
b. Buatlah anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk.

2. PT. Sportif sedang menyusun anggaran tenaga kerja untuk tahun sekarang. Data yang
tersedia untuk keperluan tersebut adalah :
a. Perkiraan penjualan
Produk A = 35.000 unit
Produk B = 58.000 unit
Produk C = 17.000 unit
b. Perkiraan persediaan
Awal tahun Akhir tahun
Produk A 5.550 5.550
Produk B 21.220 21.220
Produk C 5750 12.250
c. Standard jam kerja
Dept P Dept Q Dept R
Produk A 3 DLH 1,5 DLH 5,5 DLH
Produk B 4 DLH 2,5 DLH 4,5 DLH
Produk C 2 DLH 2,5 DLH 3,5 DLH
d. Upah kerja
Departemen P = Rp 675
Q = Rp 985
R = Rp 550
Diminta :
a. Hitunglah jumlah yang harus diproduksi pada tahun sekarang
b. Hitunglah jumlah DLH yang dianggarkan
c. Hitunglah Indirect Labour Cost yang dianggarkan tahun sekarang

107

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Bagian VII
Anggaran Biaya Overhead Pabrik

1. Pengertian.

Anggaran biaya overhead pabrik (factory overhead budget) adalah budget yang
merencanakan secara lebih rinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode
yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya pabrik tidak
langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung, dan waktu atau kapan biaya pabrik tidak
langsung tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan departemen dimana
biaya pabrik tidak langsung terjadi. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya pabrik tidak
langsung adalah semua biaya yang terdapat serta terjadi didalam lingkungan pabrik, tetapi
tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi.
Dalam arti anggaran biaya overhead pabrik atau biaya pabrik tidak langsung adalah
biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses produksi,
kecuali biaya bahan baku langsung, dan biaya tenaga kerja langsung. Secara garis besar
bagian produksi dalam suatu perusahaan dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Departemen produksi (producing departement)
Departemen produksi adalah bagian yang menjalankan kegiatan produksi yaitu kegiatan
yang mengubah bahan mentah untuk dijadikan barang yang siap untuk dipasarkan.
b. Departemen pembantu (service departement)
Adalah bagian yang tidak menjalankan kegiatan produksi melainkan menjalankan
kegiatan-kegiatan yang sifatnya membantu kelancaran proses produksi, seperti bagian
administrasi pabrik, bagian bengkel, bagian tehnisi, bagian pemeliharaan, dan lainnya.

2. Kegunaan anggaran biaya overhead pabrik.

Secara umum semua anggaran yang ada dalam perusahaan mempunyai yang sama
termasuk anggaran biaya overhead pabrik.
a) Anggaran biaya overhead pabrik secara umum mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu ;
sebagai pedoman kerja, sebagai alat koordinasi kerja, serta sebagai alat pengawasan
kerja.
b) Sedangkan secara khusus anggaran biaya overhead pabrik berguna ; a) sebagai dasar
untuk penyusunan anggaran harga pokok yang diproduksikan (cost of goods
manufacture budget), dan anggaran harga pokok penjualan (cost of goods sold budget)
yang tercantum dalam master income statement budget, bersama-sama dengan anggaran
biaya bahan mentah, dan anggaran upah tenaga kerja tak langsung, b) sebagai dasar
untuk penyusunan anggaran kas, karena sebagian dari biaya-biaya ini memerlukan
pengeluaran kas.

108

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


3. Faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya overad pabrik.

Agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran yang
termuat didalamnya harus akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti.
Untuk dapat melakukan penaksiran secara lebih akurat diperlukan data, informasi dan
pengalaman. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan
anggaran biaya overhead pabrik ini adalah :
a) Anggaran (budget) unit yang akan diproduksikan, khususnya rencana tentang jenis,
kualitas, jumlah barang yang akan diproduksi dari waktu kewaktu, semakin unit yang
diproduksi maka akan besar biaya overhead pabrik yang akan dibebankan.
b) Berbagai standard yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang berkaitan dengan biaya
overhead pabrik, seperti biaya bahan pembantu, standard pemakaian listrik, dan juga
biaya lainnya yang ada dalam perusahaan yang masuk dalam kategori biaya overhead
pabrik.
c) Sistem pembayaran upah yang dipakai perusahaan khususnya upah yang dibayarkan
kepada tenaga kerja tidak langsung.
d) Metode penyusutan (depresiasi) yang dipakai perusahaan khususnya penyusutan
terhadap aktiva tetap yang ada dalam lingkungan pabrik.
e) Metode alokasi biaya yang dipakai perusahaan untuk membagi biaya-biaya yang
semula merupakan satu kesatuan (biaya bersama) menjadi beberapa kelompok biaya
sesuai dengan tempat dimana biaya tersebut terjadi, seperti biaya listrik didalam
lingkungan kantor administrasi, biaya listrik didalam lingkungan bagian penjualan,
biaya listrik dilingkungan bagian produksi, biaya listrik dilingkungan bagian pembantu.
Dengan kata lain metode alokasi biaya merupakan metode yang menentukan cara-
cara bagaimana membagi-bagi suatu biaya yang semula merupakan suatu kesatuan menjadi
beberapa kelompok biaya.

4. Kapasitas dalam anggaran biaya overhead pabrik

Dalam dasar penyusunan anggaran biaya overhead pabrik ada tiga macam kapasitas
yang diperhatikan :
Kapasitas praktis atau teoritis
Yaitu kapasitas pabrik untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh, tanpa
berhenti selama jangka waktu tertentu dikurangi dengan kerugian waktu yang tidak
dapat dihindari dari karena hambatan intern perusahaan.
Kapasitas normal
Yaitu kemampuan perusahaan berproduksi dan menjual produknya dalam jangka
panjang.
Kapasitas actual.
Yaitu kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam periode
yang akan datang.

109

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Disamping itu ada pembagian biaya yang berhubungan dengan kapasitas pabrik
dikenal dengan istilah yaitu :
a. Distribusi biaya overhead pabrik (BOP)
Adalah pembagian biaya overhead pabrik tak langsung departemen kepada departemen-
departemen yang menikmatinya.
b. Alokasi biaya overhead pabrik.
Adalah pembagian biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen
produksi, atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu yang lain dan
departemen produksi.
c. Pembebanan biaya overhead pabrik
Adalah pembagian biaya overhead pabrik kepada produk.

Contoh.

1. Perusahaan “Makmur Jaya” merencanakan biaya overhead pabrik (BOP) untuk satu
tahun sebagai berikut :
Departemen Kegiatan Jumlah BOP
Produksi I Pencetakan Rp 10.000
Produksi II Penghalusan Rp 5.000
Jasa I Pembangkit listrik Rp 2.000
Jasa II Bengkel Rp 1.000
Rencana pemakaian jasa dari seksi jasa I dan seksi jasa II
Pemakai jasa Pemberi jasa
Jasa I Jasa II
Departemen produksi I 50 % 40 %
Departemen produksi II 30 % 50 %
Departemen jasa I - 10 %
Departemen jasa II 20 % -

Seksi jasa I adalah pembangkit listrik dengan satuan kegiatannya diukur dengan jumlah
kwh dalam setahun yang direncanakan sebesar 10.000 kwh. Seksi jasa II adalah bengkel
yang dalam setahun bekerja 10.000 jam pemeliharaan langsung (direct reparation hour
atau DRH)
Diminta tentukan :
a. Tentukan persamaan yang berlaku untuk kedua seksi jasa masing-masing.
b. Hitunglah besarnya BOP neto seksi jasa setelah saling memberi dan menerima jasa
masing-masing.
c. Tentukan tarif per kwh untuk seksi jasa I dan per DRH untuk seksi jasa II.
Jawab :
a. Persamaan yang berlaku untuk masing-masing jasa adalah :
X = a1 + b1Y
Y = a2 + b2X
110

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Keterangan :
X = BOP seksi jasa 1 setelah menerima BOP seksi jasa 2
Y = BOP seksi jasa 2 setelah menerima BOP seksi jasa1
a1 = BOP seksi jasa 1 sebelum menerima BOP seksi jasa 2
a2 = BOP seksi jasa 2 sebelum menerima BOP seksi jasa 1
b1 = % penggunaan jasa seksi jasa 2 oleh seksi jasa jasa 1
b2 = % penggunaan jasa seksi jasa 1 oleh seksi jasa jasa 2

Sehingga persamaannya adalah :

X = a1 + b1Y Y = a2 + b2X X = 2.000 + 0,1 Y Y = 1.000


+ 0,2 X

b. BOP neto masing-masing seksi jasa


X = 2.000 + 0,1 Y
= 2.000 + 0,1 ( 1.000 + 0,2 X)
= 2.000 + 100 + 0,02 X
X – 0,02 X = 2.100
0,98 X = 2.100
X = 2.100 / 0,98
X = 2.142,85

Y = 1.000 + 0,2 X
= 1.000 + 0,2 (2.142,85)
= 1.000 + 428,57
Y = 1.428,57
Selanjutnya dapat ditentukan kondisi saling memberi dan menerima masing-masing
seksi jasa, seperti dibawah ini :

Keterangan Seksi Jasa 1 Seksi Jasa 2


Anggaran biaya overhead pabrik 2.000 1.000
Memberi 428,57 142,85
Menerima 142,85 428,57
Anggaran BOP Neto 1.714,28 1.285,72

c. Tarif BOP masing-masing seksi jasa :


Tarif BOP seksi jasa 1 per satuan kwh adalah
Rp 1.714,28 / 10.000 = Rp 0,17 per kwh
Tarif BOP seksi jasa 2 persatuan DRH adalah
Rp 1.285,72 / 10.000 = Rp 0,13 per DRH

111

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


2. PT. Jaya Sakti memberikan data terhadap biaya overhead pabrik yang berhasil
dikumpulkan sebagai berikut :
a. BOP setahun dari departemen.
Departemen Kegiatan Jenis biaya
Produksi 1 Prosesing 16.000
Produksi 2 Finishing 8.000
Jasa 1 Diesel/listrik 2.000
Jasa 2 Bengkel/gudang 3.000
b. Penggunaan jasa dari departemen jasa 1 dan jasa 2
Pemberi jasa Pemakai jasa
Produksi 1 Produksi 2 Jasa 1 Jasa 2
Departemen Jasa 1 45 % 45 % - 10 %
Departemen jasa 2 50 % 40 % 10 % -
c. Waktu kerja ; Departemen produksi 1 = 10.000 DMH
Departemen produksi 2 = 5.000 DLH
d. Rencana produksi 10.000 unit produk jadi setahun, dengan harga jual perunitnya Rp
10. Semua unit yang terjual diproduksi dapat terjual habis.
e. Biaya-biaya produksi lain : Bahan baku langsung = 36.000
Tenaga kerja langsung = 18.000
Biaya usaha : penjualan = 5.000
Administrasi = 3.000
f. Pajak 40 %
Diminta ;
a. Tentukan BOP neto masing-masing departemen jasa, sesudah saling menerima jasa.
b. Tentukan tarif BOP masing-masing departemen produksi perjam kegiatan, sesuai
dasar satuan hitung yang digunakan.
c. Berapa harga pokok perunit
d. Susunlah rugi laba tahunan.

Jawab :
a. BOP neto masing-masing departemen jasa.
X = a1 + b1Y X = 2.000 + 0,1 Y
Y = a2 + b2X Y = 3.000 + 0,1 X
X = 2.000 + 0,1 Y
= 2.000 + 0,1 ( 3.000 + 0,1 X)
= 2.000 + 300 + 0,01 X
X – 0,01 X = 2.300
0,99 X = 2.300
X = 2.300 / 0,99
X = 2.323,23
Y = 3.000 + 0,1 X
= 3.000 + 0,1 (2.323,23)
= 3.000 + 232,323
Y = 3.232,323

112

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Selanjutnya dapat ditentukan kondisi saling memberi dan menerima masing-masing
seksi jasa, seperti dibawah ini :

Keterangan Seksi Jasa 1 Seksi Jasa 2


Anggaran biaya overhead pabrik 2.000 3.000
Memberi 232,32 323,23
Menerima 323,23 232,32
Anggaran BOP Neto 2.090,91 2.909,09

b. Tarif BOP masing-masing departemen produksi.


Keterangan Dept Produksi 1 Dept Produksi 2
Anggaran biaya overhead pabrik 16.000 8.000
Departemen Jasa 1
45 / 90 x 2.090,91 1.045,45
45 / 90 x 2.090,91 1.045,45
Departemen Jasa 2
50 / 90 x 2.909,09 1.616,16
40 / 90 x 2.909,09 1.292,93
Jumlah 18.661,61 10.338,38
Total waktu kerja 10.000 DMH 5.000 DLH
Tarif BOP persatuan Rp 1,87 per DMH Rp 2,07 per DLH

c. Harga pokok produksi persatuan


Bahan baku langsung 36.000
Tenaga kerja langsung 18.000
Overhead pabrik :
Departemen produksi 1 18.661,61
Departemen produksi 2 10.338,38
83.000
Anggaran produksi 10.000 unit
Harga pokok produksi 83.000 / 10.000 = Rp 8,3 per unit

d. Anggaran rugi laba tahunan.


Penjualan 10.000 x Rp 10 100.000
Harga pokok produksi 83.000
Laba bruto 17.000
Biaya usaha
Penjualan 5.000
Administrasi 3.000 8.000
Laba usaha sebelum pajak 9.000
Pajak 40 % ( 40 % x 9.000) 3.600
Laba setelah pajak 5.400

113

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


3. PT. Cincin Berlian bekerja dengan dua departemen produksi yaitu departemen produksi
P dan Q serta tiga departemen pembantu yaitu depertemen R,S, dan T. Taksiran BOP
departemen selama tahun ini sebagai berikut :
P Q R S T
BOP langsung departemen
(dalam 000 rupiah) 500 600 200 175 150

Biaya penyusutan gedung tahun ini diperkirakan sebesar Rp 300.000,-. Luas lantai
masing-masing departemen yang dipakai dasar mendistribusikan BOP tidak langsung
departemen ke departemen yang memperoleh jasanya sebagai berikut :
2 P Q R S T
Luas lantai (m ) 7.500 10.000 8.000 6.000 9.000
Data jasa departemen pembantu yang dimanfaatkan oleh departemen produksi dan
departemen pembantu selama tahun ini sebagai berikut :
P Q R S T
R 30 % 25 % - 20 % 10 %
S 25 % 35 % 15 % - 15 %
T 50 % 20 % 10 % 5 % -
Diminta :
Hitunglah BOP departemen produksi yang akan dibebankan ke produksi dalam rangka
penentuan harga pokok produksi.

Jawab :
Distribusi BOP tak langsung departemen dengan penyusutan gedung tahun ini Rp
300.000 didistribusikan ke masing-masing departemen atas dasar luas lantai sebagai
berikut :
P = 7.500 / 40.500 x 300.000 = Rp 55.555

Q = 10.000 / 40.500 x 300.000 = Rp 74.074

R = 8.000 / 40.500 x 300.000 = Rp 59.259

S = 6.000 / 40.500 x 300.000 = Rp 44.444

T = 9.000 / 40.500 x 300.000 = Rp 66.666

Jadi untuk menentukan biaya overhead pabrik (BOP) neto masing-masing jasa :

R = 8.000 / 40.500 x 300.000 = Rp 59.259 + 200.000 = 259.259

S = 6.000 / 40.500 x 300.000 = Rp 44.444 + 175.000 = 219.444

T = 9.000 / 40.500 x 300.000 = Rp 66.666 + 150.000 = 216.666

114

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Kemudian dapat ditentukan persamaan sebagai berikut :
R = 259.259 + 0,20 S + 0,10 T
S = 219.444 + 0,15 R + 0,15 T
T = 216.666 + 0,10 R + 0,05 S

R = 259.259 + 0,20 ( 219.444 + 0,15 R + 0,15 T ) + 0,10 T


R = 259.259 + 43.888 + 0,03 R + 0,03 T + 0,10 T
R - 0,03 R = 303.147 + 0,13 T
0,97 R = 303.147 + 0,13 T
R = 302.147 / 0,97 + 0,13 T/ 0,97
R = 312.522,68 + 0,1340206 T

T = 216.666 + 0,10 R + 0,05 S


T = 216.666 + 0,10 R + 0,05 ( 219.444 + 0,15 R + 0,15 T )
T = 216.666 + 0,10 R 10.972 + 0,0075 R + 0,0075 T
T - 0,0075 T = 227.638 + 0,1075 R
0,9925 T = 227.638 + 0,1075 R
0,9925 T = 227.638 + 0,1075 (312.522,68 + 0,1340206 T)
0,9925 T = 227.638 + 33.596,18 + 0,0144072 T
0,9925 T - 0,0144072 T = 261.234,18
0,9780928 T = 261.234,18
T = 261.234,18 / 0,9780928
T = 267.085,27

R = 312.522,68 + 0,1340206 T
R = 312.522,68 + 0,1340206 ( 267.085,27 )
R = 312.522,68 + 35.794,92
R = 348.317,6

S = 219.444 + 0,15 R + 0,15 T


S = 219.444 + 0,15 (348.317,6) + 0,15 (267.085,27)
S = 219.444 + 52.247,64 + 40.062,79
S = 311.754,43

Jadi BOP neto masing-masing departemen jasa sebagai berikut :

Dept. Jasa Anggaran BOP Memberi Menerima BOP Neto


R 259.259 104.495,28 89.058,6 243.822,32
S 219.444 93.526,329 92.310,43 218.228,11
T 216.666 40.062,79 50.419,27 227.022,49

Penjelasan dari BOP yang saling memberi dan menerima dari anggaran BOP menjadi
BOP neto sebagai berikut :

115

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Menerima ;
Dept. Nilai yang diperoleh Anggaran BOP Neto yang diterima
R 348.317,6 259.259 89.058,6
S 311.754,43 219.444 92.310,43
T 267.085,27 216.666 50.419,27

Memberi ;
Dept R : pada dept S = 0,20 pada dept T = 0,10 jumlah = 0,30
Maka : 348.317,6 x 0,30 = 104.495,28

Dept S : pada dept R = 0,15 pada dept T = 0,15 jumlah = 0,30


Maka : 311.754,43 x 0,30 = 93.526,329

Dept T : pada dept R = 0,10 pada dept S = 0,05 jumlah = 0,15


Maka : 267.085,27 x 0,15 = 40.062,79

Setelah diketahui biaya overhead pabrik (BOP) yang saling memberi dan menerima
maka selanjutnya akan dapat ditentukan biaya overhead pabrik (BOP) departemen
produksi sebagai berikut :
Departemen produksi P
Anggaran BOP = Rp 500.000
Distribusi BOP tak langsung = 55.555
Departemen jasa R : 30/55 x 243.822,32 = Rp 132.993,98
Departemen jasa S : 25/60 x 218.228,11 = Rp 90.928,36
Departemen jasa T : 50/70 x 227.022,49 = Rp 162.158,91
Jumlah = Rp 941.636,25

Departemen produksi Q
Anggaran BOP = Rp 600.000
Distribusi BOP tak langsung = 74.074
Departemen jasa R : 25/55 x 243.822,32 = Rp 110.828,31
Departemen jasa S : 35/60 x 218.228,11 = Rp 127.299,72
Departemen jasa T : 20/70 x 227.022,49 = Rp 64.863,55
Jumlah = Rp 977.065,58

4. PT. “Trilili” memproduksi barang yaitu barang A dan barang B, kedua barang diproses
melalui 3 departemen produksi yaitu departemen produksi X, Y, dan Z serta 3
departemen pembantu yaitu L, M, N. Dasar penentuan harga pokok produksi adalah
historical cost, kecuali biaya overhead pabrik (BOP) yang didasarkan atas tarif. Bahan
baku hanya digunakan pada departemen X yang bersatuan DMH dan departemen Y
yang bersatuan kegiatan DLH, dan departemen Z memakai satuan DLH. Penentuan
biaya overhead pabrik setahun maupun sebulan adalah tarif biaya overhead pabrik
dikalikan jumlah jam riil, anggaran produksi setahun adalah :
Barang A sebesar 2.000 unit
Barang B sebesar 3.000 unit
116

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Setiap unit barang A dianggarkan menggunakan bahan baku Rp 900, sedang setiap unit
barang B dianggarkan menggunakan bahan baku Rp 750,-. Standard penggunaan waktu
persatuan barang adalah :
Dept. X (dmh) Dept. Y (dlh) Dept. Z (dlh)
Barang A 5 8,9 1,75
Barang B 5,5 10 6
Standard tingkat upah per satuan kegiatan :
Dept. X (dmh) Dept. Y (dlh) Dept. Z (dlh)
Barang A Rp 50 /dmh Rp 75 /dlh Rp 25 /dlh
Barang B Rp 55 /dmh Rp 60 /dlh Rp 25 /dlh
Anggaran biaya overhead pabrik (BOP) setahun beserta cara alokasinya adalah sebagai
berikut :
Alokasi BOP
Departemen Anggaran BOP Dept. L Dept. M Dept.N
X Rp 125.000 25 % 35 % 25 %
Y Rp 90.000 25 % 30 % 20 %
Z Rp 105.000 20 % 20 % 20 %
L Rp 16.000 - 10 % 20 %
M Rp 29.500 10 % - 15 %
N Rp 42.000 20 % 5% -
Data realisasi khusus bulan Maret 2008 adalah sebagai berikut :
Kuantitas produksi barang A sebanyak 150 unit
Kuantitas produksi barang B sebanyak 250 unit
Dept. X Dept. Y
Bahan baku untuk barang :
Barang A Rp 125.000 Rp 57.790
Barang B Rp 180.000 Rp 36.950
Pamakaian waktu dan upah tenaga kerja :
Barang A Barang B
Satuan Nilai Satuan Nilai
X 1.400 dmh Rp 72.500 1.300 dmh Rp 75.000
Y 1.300 dlh Rp 100.000 2.500 dlh Rp 150.000
Z 260 dlh Rp 6.500 1.500 dlh Rp 35.000
Biaya overhead pabrik pada bulan Maret 2008 sebagai berikut :
Departemen X = Rp 10.000
Departemen Y = Rp 7.000
Departemen Z = Rp 8.000
Departemen L = Rp 1.000
Departemen M = Rp 2.000
Departemen N = Rp 3.500
Diminta :
a. Hitunglah tarif biaya overhead pabrik persatuan masing-masing departemen.
b. Tentukanlah harga pokok persatuan masing-masing barang pada bulan Maret 2008.

117

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Jawab :

Tarif BOP masing-masing departemen produksi persatuan kegiatan adalah :


L = 16.000 + 0,10 M + 0,20 N
M = 29.500 + 0,10 L + 0,15 N
N = 42.000 + 0,20 L + 0,05 M

L = 16.000 + 0,10 (29.500 + 0,10 L + 0,15 N ) + 0,20 N


L = 16.000 + 2.950 + 0,01 L + 0,015 N + 0,20 N
L - 0,01 L = 18.950 + 0,215 N
0,99 L = 18.950 + 0,215 N
L = 18.950 / 0,99 + 0,215 N / 0,99
L = 19.141,41 + 0,2172 N

N = 42.000 + 0,20 L + 0,05 M


N = 42.000 + 0,20 L + 0,05 (29.500 + 0,10 L + 0,15 N)
N = 42.000 + 0,20 L + 1.475 + 0,005 L + 0,0075 N
N - 0,0075 N = 43.475 + 0,205 L
0,9925 N = 43.475 + 0,205 L
0,9925 N = 43.475 + 0,205 (19.141,41 + 0,2172 N )
0,9925 N = 43.475 + 3.923, 9899 + 0,0445 N
0,9925 N - 0,0445 N = 47.398,9899
0,9480 N = 47.398,9899
N = 47.398,9899 / 0,9480
N = 50.000

L = 19.141,41 + 0,2172 N
L = 19.141,41 + 0,2172 (50.000)
L = 19.141,41 + 10.858,5859
L = 30.000

M = 29.500 + 0,10 L + 0,15 N


M = 29.500 + 0,10 (30.000) + 0,15 (50.000)
M = 29.500 + 3.000 + 7.500
M = 40.000

Jadi biaya overhead pabrik masing-masing departemen jasa setelah menerima jada dari
departemen jasa lain adalah :
Untuk departemen L sejumlah Rp 30.000
Untuk departemen M sejumlah Rp 40.000
Untuk departemen N sejumlah Rp 50.000

118

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Skedul alokasi biaya overhead pabrik

Depertemen produksi Departemen pembantu


Keterangan
X Y Z L M N
BOP masing-masing 125.000 90.000 105.000 16.000 29.500 42.000
Alokasi BOP dept :
L 7.500 7.500 6.000 (30.000) 3.000 6.000
M 14.000 12.000 8.000 4.000 (40.000) 6.000
N 12.500 10.000 10.000 10.000 2.500 (50.000)
159.000 119.500 129.000
Catatan :
Untuk menentukan nilai pada kolom X,Y,Z dan baris L,M,N adalah dengan menghitung
alokasi biaya overhead pabrik departemen X,Y,Z pada depatemen pembantu L, M, N
dan kolom L, M, N pada baris L, M, N perhitungan adalah :
BOP untuk departemen L, M,N didistribusikan ke X,Y,Z dan L,M,N sendiri
Dept Produksi X alokasi pada Dept pembantu L adalah 25 %, maka :
= 25 % x 30.000 = 7.500
Dept Produksi X alokasi pada Dept pembantu M adalah 35 %, maka :
= 35 % x 40.000 = 14.000
Dept Produksi X alokasi pada Dept pembantu N adalah 25 %, maka :
= 25 % x 50.000 = 12.500

Dept Produksi Y alokasi pada Dept pembantu L adalah 25 %, maka :


= 25 % x 30.000 = 7.500
Dept Produksi Y alokasi pada Dept pembantu M adalah 30 %, maka :
= 30 % x 40.000 = 12.000
Dept Produksi Y alokasi pada Dept pembantu N adalah 20 %, maka :
= 20 % x 50.000 = 10.000

Dept Produksi Z alokasi pada Dept pembantu L adalah 20 %, maka :


= 20 % x 30.000 = 6.000
Dept Produksi Z alokasi pada Dept pembantu M adalah 20 %, maka :
= 20 % x 40.000 = 8.000
Dept Produksi Z alokasi pada Dept pembantu N adalah 20 %, maka :
= 20 % x 50.000 = 10.000

Begitu juga pada departemen pembatu L,M,N yang saling menggunakan jasa dengan
perhitungan :

Departemen pembantu L menggunakan Dept M adalah 10 %,maka :


= 10 % x 30.000 = 3.000
Departemen pembantu L menggunakan Dept N adalah 20 %,maka :
= 20 % x 30.000 = 6.000

119

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Departemen pembantu M menggunakan Dept L adalah 10 %,maka :
= 10 % x 40.000 = 4.000
Departemen pembantu M menggunakan Dept N adalah 15 %,maka :
= 15 % x 40.000 = 6.000

Departemen pembantu N menggunakan Dept L adalah 20 %,maka :


= 20 % x 50.000 = 10.000
Departemen pembantu N menggunakan Dept M adalah 5 %,maka :
= 5 % x 50.000 = 2.500

Skedul Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung


Dept X Dept Y Dept Z
Jenis Jmlh Produksi
SUR Jam SUR Jam SUR Jam
Barang A 2.000 5 10.000 8.9 17.800 1,75 3.500
Barang B 3.000 5,5 16.500 10 30.000 6 18.000
26.500 47.800 21.500
Jadi tarif biaya overhead pabrik masing-masing departemen produksi per satuan
kegiatan adalah :
Departemen produksi X = Rp 159.000 : 26.500 = Rp 6 per DMH
Departemen produksi Y = Rp 119.500 : 47.800 = Rp 2,50 per DLH
Departemen produksi Z = Rp 129.000 : 21.500 = Rp 6 per DLH

Laporan Harga Pokok Produksi per jenis barang bulan Maret 2008
Keterangan Barang A Barang B
Bahan baku :
Departemen X 125.000 180.000
Departemen Y 80.000 36.950
Tenaga Kerja :
Departemen X 72.500 75.000
Departemen Y 100.000 150.000
Departemen Z 6.500 35.000
Overhead pabrik :
Departemen X
1.400 x Rp 6 8.400
1.300 x Rp 6 7.800
Departemen Y
1.300 x Rp 2,50 3.250
2.500 x Rp 2,50
Departemen Z 6.250

260 x Rp 6 1.560
1.500 x Rp 6 9.000
Harga pokok produksi Rp 375.000 Rp 500.000
H P produksi per unit 375.000 : 150 = Rp 2.500 500.000 : 250 = Rp 2.000

120

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Soal latihan.

1. Perusahaan “Jaya Furniture” merencanakan biaya overhead pabrik (BOP) untuk satu
tahun sebagai berikut :
Departemen Kegiatan Jumlah BOP
Produksi I Pemotongan Rp 21.500
Produksi II Perakitan Rp 17.500
Jasa I Pembangkit listrik Rp 7.500
Jasa II Bengkel Rp 3.350
Rencana pemakaian jasa dari seksi jasa I dan seksi jasa II
Pemakai jasa Pemberi jasa
Jasa I Jasa II
Departemen produksi I 45 % 45 %
Departemen produksi II 40 % 50 %
Departemen jasa I - 5%
Departemen jasa II 15 % -

Seksi jasa I adalah pembangkit listrik dengan satuan kegiatannya diukur dengan jumlah
kwh dalam setahun yang direncanakan sebesar 10.000 kwh. Seksi jasa II adalah bengkel
yang dalam setahun bekerja 10.000 jam pemeliharaan langsung (direct reparation hour
atau DRH)
Diminta tentukan :
a. Tentukan persamaan yang berlaku untuk kedua seksi jasa masing-masing.
b. Hitunglah besarnya BOP neto seksi jasa setelah saling memberi dan menerima jasa
masing-masing.
c. Tentukan tarif per kwh untuk seksi jasa I dan per DRH untuk seksi jasa II.

2 PT. Merpati Sakti memberikan data terhadap biaya overhead pabrik yang berhasil
dikumpulkan sebagai berikut :
c. BOP setahun dari departemen.
Departemen Kegiatan Jenis biaya
Produksi 1 Prosesing 28.500
Produksi 2 Finishing 18.700
Jasa 1 Diesel/listrik 9.770
Jasa 2 Bengkel/gudang 5.500
d. Penggunaan jasa dari departemen jasa 1 dan jasa 2
Pemberi jasa Pemakai jasa
Produksi 1 Produksi 2 Jasa 1 Jasa 2
Departemen Jasa 1 55 % 35 % - 10 %
Departemen jasa 2 35 % 50 % 15 % -
e. Waktu kerja ; Departemen produksi 1 = 10.000 DMH
Departemen produksi 2 = 5.000 DLH

121

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


f. Rencana produksi 15.000 unit produk jadi setahun, dengan harga jual perunitnya Rp
15. Semua unit yang terjual diproduksi dapat terjual habis.
g. Biaya-biaya produksi lain : Bahan baku langsung = 56.000
Tenaga kerja langsung = 38.000
Biaya usaha : penjualan = 15.000
Administrasi = 13.000
h. Pajak 35 %
Diminta ;
a. Tentukan BOP neto masing-masing departemen jasa, sesudah saling menerima jasa.
b. Tentukan tarif BOP masing-masing departemen produksi perjam kegiatan, sesuai
dasar satuan hitung yang digunakan.
c. Berapa harga pokok perunit
d. Susunlah rugi laba tahunan.

3. PT. “Berlian Perkasa” bekerja dengan dua departemen produksi yaitu departemen
produksi A dan B serta tiga departemen pembantu yaitu depertemen C,D, dan E.
Taksiran BOP departemen selama tahun ini sebagai berikut :
A B C D E
BOP langsung departemen
(dalam 000 rupiah) 770 890 340 275 190

Biaya penyusutan gedung tahun ini diperkirakan sebesar Rp 450.000,-. Luas lantai
masing-masing departemen yang dipakai dasar mendistribusikan BOP tidak langsung
departemen ke departemen yang memperoleh jasanya sebagai berikut :
2 A B C D E
Luas lantai (m ) 9.500 15.500 8.500 7.500 9.500
Data jasa departemen pembantu yang dimanfaatkan oleh departemen produksi dan
departemen pembantu selama tahun ini sebagai berikut :
A B C D E
C 40 % 25 % - 20 % 15 %
D 40 % 35 % 10 % - 15 %
E 45 % 20 % 20 % 15 % -
Diminta :
Hitunglah BOP departemen produksi yang akan dibebankan ke produksi dalam rangka
penentuan harga pokok produksi.

122

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Bagian VIII
Anggaran Kas

1. Pengertian.

Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan secara lebih rinci tentang jumlah
kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu-kewaktu selama periode yang akan datang,
baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran
kas, dari pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa anggaran kas mencakup dua sektor
yaitu :
a) Sektor penerimaan kas, yang meliputi :
- Penjualan tunai barang jadi yang diproduksikan
- Penagihan piutang
- Penjualan aktiva tetap
- Penerimaan non operasi, seperti penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan
deviden dan sebagainya.
b) Sektor pengeluaran kas, yang meliputi :
- Pembelian tunai bahan mentah
- Pembayaran utang
- Pembayaran upah tenaga kerja langsung
- Pembayaran biaya pabrik tidak langsung
- Pembayaran biaya administrasi
- Pembayaran biaya penjualan
- Pembelian aktiva tetap
- Pembayaran biaya bunga, biaya sewa, dan sebagainya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas.

Adapun faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran kas adalah


sebagai berikut :
a) Faktor yang mempengaruhi penerimaan kas.
- Budget penjualan, khususnya rencana tentang jenis, kualitas, jumlah barang yang
akan dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
- Keadaan persaingan dipasar, bila persaingannya keras maka memaksa perusahaan
melakukan penjualan secara kredit, sehingga transaksi tunai menjadi kecil.
- Posisi perusahaan dalam persaingan.
- Syarat pembayaran yang ditawarkan (term of payment) yang
ditawarkan perusahaan.
- Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang seperti aktif atau tidak aktifnya
dalam penagihan akan berpengaruh dalam penerimaan kas.

123

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


- Budget perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang pengurangan atau
penjualan aktiva tetapselama periode yang akan datang.
- Rencana penerimaan perusahaan dari sumber-sumber lain (non operating), seperti
penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan deviden, dan lainnya.
b) Faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas.
- Budget pembelian bahan baku, khususnya rencana tentang jenis, jumlah, mutu
bahan baku yang akan dibeli.
- Keadaan persaingan para suplier bahan baku dipasar, persaingan yang keras akan
memaksa suplier melakukan transaksi penjualan secara kredit sehingga
memperkecil transaksi pembelian tunai bahan baku.
- Posisi perusahaan terhadappihak suplier bahan baku, bilamana posisi perusahaan
kuat, maka perusahaan lebih dapat memaksakan pembelian bahan baku secara
kredit atau sebaliknya.
- Budget upah tenaga kerja langsung, semakian besar upah ini dikeluarkan semakin
besar pula pengeluaran kas.
- Budget biaya pabrik tidak langsung yang dikeluarkan
- Budget biaya administrasi yang dikeluarkan
- Budget perubahan aktiva tetap perusahaan, khususnya rencana tentang penambahan
aktiva tetap perusahaan.
- Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan
lain-lain. Seperti biaya bunga, sewa dan sebagainya.

3. Sifat aliran kas.

Dalam sebuah perusahaan aliran kas secara umum digolongkan dalam dua bentuk
yaitu aliran kas masuk dan aliran kas keluar, yaitu :
a. Aliran kas masuk
Aliran kas masuk dalam sebuah perusahaan terbagi dalam dua sifat yaitu aliran kas
masuk yang kontinyu, artinya selama perusahaan masih beroperasi maka penerimaan
ini akan selalu ada seperti ; hasil penjualan produk secara tunai, hasil pelunasan
piutang. Sedangkan aliran kas masuk yang tidak kontinyu artinya aliran kas masuk ini
tidak rutin atau terputus-putus seperti ; penyertaan pemilik perusahaan, penjualan
saham, penerimaan kredit bank, penjualan aktiva tetap.
b. Aliran kas keluar
Aliran kas keluar dalam sebuah perusahaan terbagi pula dalam dua sifat yaitu aliran kas
keluar kontinyu seperti ; pembelian bahan baku, pembayaran upah tenaga kerja
langsung. Sedangkan aliran kas keluar tidak kontinyu seperti ; pembayaran bung,
pembayaran deviden, pembayaran pajak pendapatan / perseroan, pembayaran angsuran
hutang, pembelian kembali saham perusahaan, pembelian aktiva tetap.

124

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Tujuan penyusunan anggaran kas.

Tujuan dari penyusunan anggaran kas adalah untuk menunjukkan posisi kas sebagai akibat
perencanaan operasi, menunjukkan kelebihan atau kekurangan kas, menetapkan dasar
perkreditan yang sehat, menunjukkan kebutuhan mencari pinjaman atau menunjukkan
tersedianya kas yang menganggur untuk investasi, mengkoordinir kas dengan total yang
menganggur, penjualan, investasi, dan hutang, menetapkan dasar yang sehat untuk
pengendalian posisi kas.

Pendekatan pokok dalam penyusunan anggaran kas.

Pendekatan yang dimaksud adalah metode penerimaan dan pengeluaran kas atau disebut
metode terpadu, metode aliran kas menurut laporan perhitungan rugi laba atau metode
pendapatan neto yang disesuaikan.

Manfaat penyusunan anggaran kas.

Bahwa dengan adanya anggaran kas akan dapat diketahui bilamana perusahaan akan dalam
keadaan defisit dan bilamana dalam keadaan surplus sebagai akibat operasi perusahaan.

Tahap-tahap penyusunan anggaran kas, meliputi :


a. Tahap I, menyusun taksiran penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasi
perusahaan.
b. Tahap II, menyusun taksiran kebutuhan dana yang diperlukan untuk menutup defisit,
dan menyusun taksiran pembayaran bunga hutang beserta waktu pelunasan kembali
hutang tersebut.
c. Tahap III, menyusun kembali taksiran seluruh penerimaan dan pengeluaran kas, yang
merupakan anggaran kas final.

Safety cash balance.

Adalah jumlah minimal kas yang harus dipertahankan agar dapat memenuhi kewajiban
finansialnya setiap saat, faktor yang mempengaruhi besar atau kecilnya adalah ;
perbandingan antara kas masuk dan kas keluar, penyimpangan aliran kas yang
diperkirakan, adanya hubungan baik dengan bank.

125

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Contoh :

1. PT. “ABG” membuat rencana penjualan selama 6 bulan tahun ini adalah sebagai
berikut:
Bulan Penjualan
Juli 5.000
Agustus 6.000
September 4.000
Oktober 5.000
Nopember 5.000
Desember 6.000
Komposisi penjualan yaitu :
- 40 % penjualan tunai dengan potongan 10 %.
- 60 % penjualan kredit dengan syarat 5/10 net 30
- 50 % penjualan kredit menggunakan haknya memperoleh discount, sisanya
membayar pada batas waktu kredit.
Pola penagihan :
Bagi yang seharusnya membayar sampai batas waktu kredit ternyata tidak sepenuhnya
memenuhi kewajiban pembayaran yang tepat pada waktunya, melainkan dapat ditagih
dengan pola sebagai berikut :
50 % pada bulan yang bersangkutan
30 % satu bulan berikutnya
20 % dua bulan berikutnya
Diminta :
a. Buatlah skedul penerimaan dari penjualan tunai
b. Buatlah anggaran penerimaan dengan hak discount
c. Buatlah anggaran penerimaan dari penagihan piutang
d. Susunlah anggaran penerimaan kas keseluruhan.

Jawab Perhitungan :
Penjualan bulan Juli
5.000
Penjualan tunai 40 % x 5.000 2.000
Potongan 10 % x 2.000 200
Penerimaan kas bulan Juli 1.800

Penjualan kredit 60 % x 5.000 3.000

Yang memperoleh hak discount 50 % x 3.000 1.500


Potongan 5 % x 1.500 75
Penerimaan kas bulan Juli 1.425

Yang tidak memperoleh hak discount 50 % x 3.000 1.500


Pelunasan pada bulan yang bersangkutan 50 % x 1.500 750
126

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Pelunasan pada 1 bulan berikutnya 30 % x 1.500 450

Pelunasan pada 2 bulan berikutnya 20 % x 1.500 300

a. Skedul penerimaan kas dari penjualan tunai


Periode Total Penjualan Tunai Discount Penerimaan
Penjualan 40 % 10 % Bersih
Juli 5.000 2.000 200 1.800
Agustus 6.000 2.400 240 2.160
September 4.000 1.600 160 1.440
Oktober 5.000 2.000 200 1.800
Nopember 5.000 2.000 200 1.800
Desember 6.000 2.400 240 2.160

b Skedul Penerimaan kas dari yang menggunakan hak discount


Total Penjualan Hak Disct Discount Penerimaan
Periode Penjualan Tunai 60 % 50 % 5% Bersih
Juli 5.000 3.000 1.500 75 1.425
Agustus 6.000 3.600 1.800 90 1.710
September 4.000 2.400 1.200 60 1.140
Oktober 5.000 3.000 1.500 75 1.425
Nopember 5.000 3.000 1.500 75 1.425
Desember 6.000 3.600 1.800 90 1.710

c. Skedul penerimaan kas dari penagihan piutang


Periode Pelunasan Pada Pelunasan Pelunasan Total
Batas waktu 1 bln berikutnya 2 bln berikutnya Penerimaan
Juli 750 - - 750
Agustus 900 450 - 1.350
September 600 540 300 1.440
Oktober 750 360 360 1.470
Nopember 750 450 240 1.440
Desember 900 450 300 1.650

d. Skedul penerimaan kas keseluruhan


Periode Penj. Tunai Hak discount Penj Kredit Total
Penerimaan
Juli 1.800 1.425 750 3.975
Agustus 2.160 1.710 1.350 5.220
September 1.440 1.140 1.440 4.020
Oktober 1.800 1.425 1.470 4.695
Nopember 1.800 1.425 1.440 4.665
Desember 2.160 1.710 1.650 5.520

127

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


5. PT. Kedondong mempersiapkan anggaran kas untuk tahun ini, dan data yang tersedia
sebagai berikut : ( 50 % penjualan tunai)
Januari Rp 2.500 Triwulan II Rp 10.000
Pebruari Rp 3.125 Triwulan III Rp 8.750
Maret Rp 3.750 Triwulan IV Rp 9.375
Pola pengumpulan piutang :
Bulanan Triwulan
80 % pada bulan penjualan 90 % pada triwulan penjualan
10 % sebulan sesudahnya 10 % satu triwulan sesudahnya
6 % dua bulan sesudahnya
4 % tiga bulan sesudahnya
Kerugian piutang 1 % dari penjualan kredit
Pengeluaran kas :
Deviden : Triwulan II Rp 375
Triwulan III Rp 650
Pembelian material :
Januari Rp 562,5 Triwulan II Rp 1.500
Pebruari Rp - Triwulan III Rp 1.562,5
Maret Rp 500 Triwulan IV Rp 1.562,5
Pembayaran utang :
Pebruari Rp 125
Triwulan II Rp 5.000
Triwulan IV Rp 5.000
Pembayaran upah dan gaji :
Januari Rp 487,5 Triwulan II Rp 1.218,5
Pebruari Rp 375 Triwulan III Rp 1.125
Maret Rp 375 Triwulan IV Rp 1.156,5
Pengeluaran lain-lain :
Januari Rp 187,5 Triwulan II Rp 562,5
Pebruari Rp 187,5 Triwulan III Rp 562,5
Maret Rp 187,5 Triwulan IV Rp 562,5
Penghasilan lain-lain :
Januari Rp 150 Triwulan II Rp -
Pebruari Rp - Triwulan III Rp 350
Maret Rp 100 Triwulan IV Rp 450
Berbagai saldo awal tahun :
Piutang Rp 400. Dari jumlah ini Rp 75 diterima bulan Marte dan Rp 150 diterima
Triwulan IV.
Cadangan kerugian piutang Rp 150
Kas Rp 1.875
Diminta :
a. Buatlah daftar penerimaan piutang
b. Buatlah daftar penerimaan kas
c. Buatlan daftar pengeluaran kas
d. Buatlah anggaran kas sementara jika saldo akhir kas diinginkan sebesar Rp 1.250
128

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Jawab.
Analisis perhitungan :
Penjualan bulan Januari 2.500
Penjualan tunai (50 % x 2.500) 1.250
Penjualan kredit 1.250
Kerugian piutang (1 % x 1.250) 12,5
Jumlah piutang 1.237,5
Pola pelunasan piutang :
Januari 80 % x 1.237,5 990
Pebruari 10 % x 1.237,5 123,75
Maret 6% x 1.237,5 74,25
Triwulan II 4% x 1.237,5 49,5

Penjualan bulan Februari 3.125


Penjualan tunai (50 % x 3.125) 1.562,5
Penjualan kredit 1.562,5
Kerugian piutang (1 % x 1.562,5) 15,625
Jumlah piutang 1.546,875
Pola pelunasan piutang :
Pebruari 80 % x 1.546,875 1.237,5
Maret 10 % x 1.546,875 154,6875
Triwulan II 6% x 1.546,875 92,8125
Triwulan II 4% x 1.546,875 61,875

Penjualan bulan Maret 3.750


Penjualan tunai (50 % x 3.750) 1.875
Penjualan kredit 1.875
Kerugian piutang (1 % x 1.875 ) 18,75
Jumlah piutang 1.856,25
Pola pelunasan piutang :
Maret 80 % x 1.856,25 1.485
Triwulan II 10 % x 1.856,25 185,625
Triwulan II 6% x 1.856,25 111,375
Triwulan II 4% x 1.856,25 74,25

Penjualan Triwulan II 10.000


Penjualan tunai (50% x 10.000) 5.000
Penjualan kredit 5.000
Kerugian piutang (1 % x 5.000) 50
Jumlah piutang 4.950
Pola pelunasan piutang
Triwulan II 90 % x 4.950 4.455
Triwulan III 10 % x 4.950 495

129

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Penjualan Triwulan III 8.750
Penjualan tunai (50% x 8.750) 4.375
Penjualan kredit 4.375
Kerugian piutang (1 % x 4.375) 43,75
Jumlah piutang 4.331,25
Pola pelunasan piutang
Triwulan III 90 % x 4.331,25 3.898,125
Triwulan IV 10 % x 4.331,25 433,125

Penjualan Triwulan IV 9.375


Penjualan tunai (50% x 9.375) 4.687,5
Penjualan kredit 4.687,5
Kerugian piutang (1 % x 4.687,5) 46,875
Jumlah piutang 4.640,625
Pola pelunasan piutang
Triwulan IV 90 % x 4.640,625 4.176,5625
Jan Th berikutnya 10 % x 4.640,625 464,0625

a. Daftar Penerimaan Piutang

Penjualan Cad.Kerug Piutang Pelunasan


Periode
Kredit piutang Neto Januari Februari Maret Tri II Tri III Tri IV
Saldo 400 150 250 - - 75 - - 150
Januari 1250 12,5 1237,5 990 123,75 74,25 49,5 - -
Februari 1562,5 15,625 1546,875 - 1237,5 154,6875 154,6875 - -
Maret 1875 18,75 1856,85 - - 1485 371,25 - -
Tri II 5000 50 4950 - - - 4455 495 -
Tri III 4375 43,75 4331,25 - - - - 3898,125 433,125
Tri IV 4687,5 46,875 4640,625 - - - - - 4176,5625
19150 337,5 18813,1 990 1361,25 1788,9375 5030,4375 4393,125 4609,6875

b. Daftar Penerimaan Kas

Periode Januari Februari Maret Tri II Tri III Tri IV Total


Uraian
Penj Tunai 1250 1562.5 1875 5000 4375 4687,5 18750
Piutang 990 1361.25 1788,9375 5030,4375 4393,125 4609,687 18173,4375
Lain-lain 150 100 350 450 1050
2390 2923,75 3663,9375 10030,4375 9118,125 9747,187 37973,4375

c. Daftar Pengeluran Kas


Periode Januari Februari Maret Tri II Tri III Tri IV Total
Uraian
Deviden 375 650 1025
Material 562,5 500 1500 1562,5 1562,5 5687,5
Hutang 125 5000 5000 10125
Upah/gaji 487,5 375 375 1281,5 1125 1156,5 4737,5
Lain-lain 187,5 187,5 187,5 562,5 562,5 562,5 2250
1237,5 687,5 1062,5 8656 3900 8281,5 23825

130

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


d. Daftar Anggaran Kas

Periode
Uraian Januari Februari Maret Tri II Tri III Tri IV
Saldo Awal 1875 1250 1250 1250 1250 1250
Penerimaan 2390 2923,75 3663,9375 10030,4375 9118,125 9747,1875
Jumlah 4265 4173,75 4913,9375 11280,4375 10368,125 10997,1875
Pengeluaran 1237,5 687,5 1062,5 8656 3900 8281,5
Jumlah 3027,5 3486,25 3851,4375 2624,4375 6468,125 2715,6875
PKS 1777,5 2236,25 2601,4375 1374,4375 5218,125 1465,6875
Kas Akhir 1250 1250 1250 1250 1250 1250
PKS = penggunaan kas sementara

6. PT. Tapaso mengeluarkan data anggaran kas tahunan sebagai berikut :


a. Rencana penjualan tahun 2008 adalah sebesar 3.000 unit dengan harga Rp 1.000
perunit. Pada masa 2 tahun berikutnya akan diusahakan kenaikan 15 % dalam unit
dan 20 % harga jual dari tahun sebelumnya.
b. Penerimaan ; penjualan aktiva tetap 500.000 tahun 2008 dan 50.000 tahun 2010.
Pinjaman tambahan 500.000 untuk tahun 2010.
c. Pengeluaran lain-lain ; pembagian deviden 50 % dari laba setelah pajak (laba
bersih) setiap tahunnya
d. Modal kerja Rp 600.000 pada awal tahun 2008 cukup untuk kegiatan tahun 2008
diantaranya berupa kas 200.000,-.
e. Biaya-biaya :
- Variabel 40 % dari harga jual
- Tetap Rp 750.000 untuk tahun 2008 serta 900.000 untuk tahun 2010, dan 30 %
diantaranya biaya penyusutan.
- Hutang perusahaan Rp 1.000.000 dengan bunga 10 % setahun. Hutang ini harus
dibayar dalam masa 4 tahun mendatang mulai tahun 2008 dengan jumlah cicilan
yang sama besar, berarti hutang berkurang setiap tahun sebesar Rp 250.000.
Diminta, buatlah :
a. Proyeksi rugi atau laba tahun 2008 – 2010
b. Kebutuhan dan komposisi modal kerja tahun 2008 – 2010
c. Anggaran kas tahun 2008 – 2010

Jawab :

131

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


a. Proyeksi rugi atau laba tahun 2008 – 2010

Tahun Tahun Tahun


Uraian 2008 2009 2010
Penjualan :
3.000 unit x Rp 1.000 3.000.000
(3.000 x 115 %) x ( Rp 1.000 x 120%) 4.140.000
(3.000 x 115 % x115 %) x ( Rp 1.000 x 120% x 120 %) 5.713.200

Biaya-biaya :
- Variabel : 40 % x 3.000.000 1.200.000
- 40 % x 4.140.000 1.656.000
- 40 % x 5.713.200 2.285.280
Biaya Tetap 750.000 750.000 900.000
Total Biaya 1.950.000 2.406.000 3.185.280
Pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) 1.050.000 1.734.000 2.527.920
Bunga hutang :
10 % x 1.000.000 100.000
10 % x ( 1.000.000 – 250.000 ) 75.000
10 % x ( 1.000.000 – 500.000 ) 50.000
Pendapatan sebelum pajak (EBT) 950.000 1.659.000 2.477.920
Pajak 50 % 475.000 829.500 1.238.960
Laba bersih (EAT/NIAT) 475.000 829.500 1.238.960
Keterangan :
Earning before interest and tax = EBIT, Earning before tax = EBT, Earning after tax = EAT
dan Net income after tax = NIAT.

b. Kebutuhan dan komposisi modal kerja.

Tahun 2008
Penjualan = Rp 3.000.000
Modal Kerja = Rp 600.000
Kas = Rp 200.000
Non Kas = Rp 600.000 – Rp 200.000 = Rp 400.000

Tahun 2009
Penjualan = Rp 4.140.000
Penjualan tahun 2008 = Rp 3.000.000
Kenaikan pen jualan = Rp 1.140.000
% kenaikan = 1.140.000 / 3.000.000 x 100 % = 38 %

Modal kerja = 138 % x 600.000 = Rp 828.000


Kas = 2/6 x 828.000 = Rp 276.000
Non Kas = Rp 552.000

132

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Tahun 2010
Penjualan = Rp 5.713.200
Penjualan tahun 2008 = Rp 4.140.000
Kenaikan pen jualan = Rp 1.573.200
% kenaikan = 1.573.200 / 4.140.000 x 100 % = 38 %

Modal kerja = 138 % x 828.000 = Rp 1.142.640


Kas = 2/6 x 1.42.640 = Rp 380.880
Non Kas = Rp 761.760

Kebutuhan dan komposisi modal kerja


Tahun
Uraian
2008 2009 2010
Kebutuhan 600.000 828.000 1.142.640
Kas 200.000 276.000 380.880
Non Kas 400.000 552.000 761.760

c. Anggaran Kas tahun 2008 s/d 2010

Tahun
Uraian
2008 2009 2010
Saldo kas awal tahun 200.000 912.500 1.454.250
Laba setelah pajak 475.000 829.500 1.238.960
Penyusutan 225.000 225.000 270.000
Perubahan modal kerja non
kas - 152.000 209.760
Penjualan aktiva tetap 500.000 - 50.000
Pinjaman - - 500.000
Kas yang tersedia 1.400.000 2.119.000 3.722.970
Pengeluaran :
Pembayaran hutang 250.000 250.000 250.000
Deviden 237.500 414.750 619.480
Total pengeluaran 487.500 664.750 869.480
Saldo kas akhir 912.500 1.454.250 2.853.490
Catatan :
Perubahan modal kerja non kas
Tahun 2008 = Rp 0
Tahun 2009 = Rp 552.000 – Rp 400.000 = Rp 152.000
Tahun 2010 = Rp 761.760 – Rp 552.000 = Rp 209.760

133

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Soal latihan.

1. PT. “Krisis” membuat rencana penjualan selama 6 bulan tahun ini adalah sebagai
berikut:
Bulan Penjualan (unit)
Januari 5.250.000
Februari 6.880.000
Maret 4.350.000
April 5.500.000
Mei 5.800.000
Juni 6.900.000
Komposisi penjualan yaitu :
- 50 % penjualan tunai dengan potongan 5 %.
- 50 % penjualan kredit dengan syarat 5/10 net 30
- 50 % penjualan kredit menggunakan haknya memperoleh discount, sisanya
membayar pada batas waktu kredit.
Pola penagihan :
Bagi yang seharusnya membayar sampai batas waktu kredit ternyata tidak sepenuhnya
memenuhi kewajiban pembayaran yang tepat pada waktunya, melainkan dapat ditagih
dengan pola sebagai berikut :
45 % pada bulan yang bersangkutan
40 % satu bulan berikutnya
15 % dua bulan berikutnya
Diminta :
a. Buatlah skedul penerimaan dari penjualan tunai
b. Buatlah anggaran penerimaan dengan hak discount
c. Buatlah anggaran penerimaan dari penagihan piutang
d. Susunlah anggaran penerimaan kas keseluruhan.

2. PT. Rebonding mempersiapkan anggaran kas untuk tahun ini, dan data yang tersedia
sebagai berikut : ( 50 % penjualan tunai)
Januari Rp 25.000 Triwulan II Rp 15.000
Pebruari Rp 31.250 Triwulan III Rp 18.750
Maret Rp 37.500 Triwulan IV Rp 29.500
Pola pengumpulan piutang :
Bulanan Triwulan
75 % pada bulan penjualan 95 % pada triwulan penjualan
15 % sebulan sesudahnya 5 % satu triwulan sesudahnya
5 % dua bulan sesudahnya
5 % tiga bulan sesudahnya
Kerugian piutang 1,5 % dari penjualan kredit
Pengeluaran kas :
Deviden : Triwulan II Rp 3.750
Triwulan III Rp 6.500

134

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


Pembelian material :
Januari Rp 5.625 Triwulan II Rp 15.000
Pebruari Rp - Triwulan III Rp 15.500
Maret Rp 5.000 Triwulan IV Rp 15.650
Pembayaran utang :
Pebruari Rp 1.250
Triwulan II Rp 50.000
Triwulan IV Rp 5.0000
Pembayaran upah dan gaji :
Januari Rp 4.895 Triwulan II Rp 12.500
Pebruari Rp 3.750 Triwulan III Rp 11.500
Maret Rp 3.750 Triwulan IV Rp 13.500
Pengeluaran lain-lain :
Januari Rp 2.000 Triwulan II Rp 5.500
Pebruari Rp 2.500 Triwulan III Rp 6.000
Maret Rp 2.500 Triwulan IV Rp 7.500
Penghasilan lain-lain :
Januari Rp 1.500 Triwulan II Rp 2.500
Pebruari Rp 2.500 Triwulan III Rp 3.500
Maret Rp 1.500 Triwulan IV Rp 4.500
Berbagai saldo awal tahun :
Piutang Rp 4.000. Dari jumlah ini Rp 750 diterima bulan Maret dan Rp 1.500
diterima Triwulan IV.
Cadangan kerugian piutang Rp 1.500
Kas Rp 18.750
Diminta :
a. Buatlah daftar penerimaan piutang
b. Buatlah daftar penerimaan kas
c. Buatlan daftar pengeluaran kas
d. Buatlah anggaran kas sementara jika saldo akhir kas diinginkan sebesar Rp 12.500

3. PT. Banjaria mengeluarkan data anggaran kas tahunan sebagai berikut :


a. Rencana penjualan tahun 2008 adalah sebesar 5.000 unit dengan harga Rp 1.250
perunit. Pada masa 3 tahun berikutnya akan diusahakan kenaikan 15 % dalam unit
dan 20 % harga jual dari tahun sebelumnya.
b. Penerimaan ; penjualan aktiva tetap 750.000 tahun 2008, 250.000 tahun 2009 dan
50.000 tahun 2011. Pinjaman tambahan 750.000 untuk tahun 2010.
c. Pengeluaran lain-lain ; pembagian deviden 35 % dari laba setelah pajak (laba
bersih) setiap tahunnya
d. Modal kerja Rp 750.000 pada awal tahun 2008 cukup untuk kegiatan tahun 2008
diantaranya berupa kas 350.000,-.

135

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


e. Biaya-biaya :
- Variabel 45 % dari harga jual
- Tetap Rp 950.000 untuk tahun 2008,2009,2010 serta 1.000.000 untuk tahun
2011, dan 30 % diantaranya biaya penyusutan.
- Hutang perusahaan Rp 1.600.000 dengan bunga 11 % setahun. Hutang ini harus
dibayar dalam masa 4 tahun mendatang mulai tahun 2008 dengan jumlah cicilan
yang sama besar, berarti hutang berkurang setiap tahun sebesar Rp 400.000.

Diminta, buatlah :
a. Proyeksi rugi atau laba tahun 2008 – 2010
b. Kebutuhan dan komposisi modal kerja tahun 2008 – 2010
c. Anggaran kas tahun 2008 – 2010

=======

136

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan


DAFTAR PUSTAKA

Any Agus Kana, “Anggaran Perusahaan”, Cetakan ke III, AK Group, Yogyakarta, 1990.

Gunawan Adisaputra, Marwan Asri, “Anggaran Perusahaan”, Buku I, Cetakan Pertama,


BPFE, Yogyakarta, 2003.

Glenn A Welsh, Ronald W Hilton, Paul N. Gordon, “Anggaran Perencanaan dan


Pengendalian Laba”, Edisi Bahasa Indonesia (diterjemahkan oleh ;
Purwatiningsih, dan Maudy Warouw), Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta,
2000.

Husein Umar, “Studi Kelayakan Bisnis”, Edisi kedua, Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2001.

Kasmir, Jakfar, “Studi Kelayakan Bisnis”, Cetakan Pertama, Penerbit Kencana Prenada
Media Group, Jakarta, 2003

M. Munandar, “Budgeting Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan


Kerja”, Edisi Pertama, Cetakan kesembilan, BPFE, Yogyakarta, 1995.

M. Iqbal Hasan, “Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif)”, Edisi kedua,


Cetakan kedua, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2003.

Sugiyono, “Statistika Untuk Penelitian”, Cetakan ke Tiga, Penerbit Alfabeta, Bandung,


2000.

========

137

Herispon, SE., Anggaran Perusahaan (Analisis dan

View publication

Anda mungkin juga menyukai