Oleh:
1.2. Tujuan
Mengetahui peran zat gizi mikro dalam menunjang produktivitas kerja
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Vitamin
Menurut Dr. Michael B. Sporn, M.D. vitamin adalah mikronutrien organik yang
bekerja dalam tubuh bersama-sama dengan enzim untuk mengatur proses-proses
metabolik dan mengubah protein dan karbohidrat menjadi jaringan dan energi. Vitamin
adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada
umumnya tidak dapat dibentuk sendiri oleh tubuh. Oleh karena itu, vitamin harus
didapatkan dari makanan. Vitamin dibedakan dalam dua kelompok yaitu: vitamin larut
lemak (vitamin A, D, E, K) dan vitamin larut air (vitamin B dan C). Vitamin berperan
dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh.
Sebagian besar vitamin larut lemak diabsorsi bersama lipida lain. Absorsi
membutuhkan cairan empedu dan pankreas. Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui
sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein yang disimpan di berbagai jaringan tubuh dan
biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.
a. Vitamin A
Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh, seperti: penglihatan,
diferensiasi sel, fungsi kekebalan, reproduksi, pencegahan kanker dan penyakit jantung
(Almatsier. 2001:160). Vitamin A banyak terdapat dalam: hati, kuning telur, susu, dan
mentega.
b. Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di mana tulang
tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dibentuk dengan bantuan sinar matahari.
Apabila tubuh mendapat cukup sinar matahari konsumsi vitamin D melalui makanan
tidak dibutuhkan. Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan
pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan vitamin C. Vitamin D diperoleh tubuh
melalui sinar matahari dan makanan. Makanan hewani merupakan sumber utama vitamin
D dalam bentuk kolekalsiferol, yaitu kuning telur, hati, krim dan mentega. Karena cukup
sinar matahari, kekurangan vitamin D tidak merupakan masalah di Indonesia.
c. Vitamin E
Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak.
Beberapa fungsi lainnya adalah: struktural dalam memelihara integritas membran sel,
sebagai sintesis DNA, merangsang reaksi kekebalan, mencegah jantung koroner, mecegah
keguguran dan sterilisasi, dan mencegah gangguan menstruasi. Vitamin E banyak
terdapat dalam bahan makanan, seperti: minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak
kecambah gandum dan biji-bijian.
d. Vitamin K
Fungsi vitamin K yang diketahui adalah dalam pembekuan darah, vitaman K ternyata
merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah residu protein berupa asam
glutamat menjadi gama-karboksiglutamat. Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran
daun beewarna hijau, kacang buncis, kacang polong, kol, dan brokoli. Bahan makanan
lain yang mengandung vitamin K dalam jumlah kecil adalah susu, daging, telur, serelia,
buah-buahan dan sayuran lain.
Sebagian vitamin larut air merupakan komponen sistem enzim yang banyak terlibat
dalam membantu metabolisme energi. Vitamin larut air dikelompokkan menjadi vitamin
C dan B-kompleks.
a. Vitamin C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh, sebagai koenzim atau
kofaktor, seperti: sintesis kolagen, sintesis karnitin, noradrenalin dan serotonin, absorsi
dan metabolisme besi, absorsi kalsium, mencegah infeksi dan mencegah kanker dan
penyakit jantung. Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu
sayur dan buah terutama yang asam seperti jeruk, nanas, rambutan, pepaya, dan tomat.
Vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran daun-daunan dan jenis kol.
b. Vitamin B-kompleks
Vitamin B kompleks merupakan vitamin yang larut dalam air dan tidak dapat
diproduksi oleh tubuh sehingga harus didapatkan dari asupan makanan yang dikonsumsi
untuk mencukupi kebutuhan tubuh terhadap vitamin ini. Selain itu vitamin B kompleks
juga tidak dapat disimpan secara baik didalam tubuh, maka asupan secara reguler sangat
dianjurkan agar tidak kekurangan vitamin B kompleks. Delapan unsur utama pembentuk
vitamin B kompleks adalah:
1) Thiamine (vitamin B1), berfungsi membantu sel tubuh menghasilkan energi, kesehatan
jantung serta metabolisme karbohidrat.
2) Riboflavin (vitamin B2), berfungsi melindungi tubuh dari penyakit kanker, mencegah
migren serta katarak.
3) Niacin (vitamin B3), bermanfaat untuk melepaskan energi dari zat-zat nutrien,
membantu menurunkan kadar kolesterol, mengurangi depresi dan gangguan pada
persendian.
4) Asam pantothenate (vitamin B5), membantu system syaraf dan metabolisme,
mengurangi alergi, kelelahan dan migren. Penting bagi aktifitas kelenjar adrenal, terutama
dalam proses pembentukan hormon.
5) Pyridoxine (vitamin B6), membantu produksi sel darah merah dan meringankan gejala
hipertensi dan asma.
6) Biotin (vitamin B7), bermanfaat dalam proses pelepasan energi dari karbohidrat,
pembentukan kuku serta rambut.
7) Asam Folat (vitamin B9), membantu perkembangan janin, pengobatan anemia dan
pembentukan hemoglobin.
8) Cobalamine (vitamin B12), membantu merawat system syaraf dan pembentukan sel
darah merah.
Unsur lain yang juga terdapat dalam vitamin B kompleks adalah choline, inositol dan
asam para aminobenzoic. Vitamin B kompleks sangat bermanfaat dalam membantu
mengatasi gejala kelelahan dan kegelisahan (stres). Kelelahan dapat menjadi gejala dari
banyak penyakit dan vitamin B kompleks dapat membantu meringankan kelelahan.
Kecukupan vitamin B-kompleks membantu mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia,
gangguan penglihatan, kerusakan syaraf serta gangguan jantung. Secara alami untuk
mencukupi kebutuhan tubuh terhadap vitamin B kompleks, konsumsi bahan-bahan
makanan sumber vitamin B kompleks misalnya: roti, padi-padian, buncis, hati, daging,
ikan, telur serta susu.
2. Mineral
Mineral adalah suatu zat gizi anorganik yang merupakan abu bahan biologi, yang
tersisa setelah pembakaran bahan-bahan organik dari makanan atau jaringan tubuh dalam
bentuk ion-ion. Mineral diklasifikasikan menurut jumlah yang dibutuhkan tubuh. Mineral
utama (mayor) adalah mineral yang diperlukan tubuh lebih dari 100 mg sehari, sedangkan
mineral minor (trace elements) adalah mineral yang diperlukan kurang dari 100 mg
sehari. Kalsium, tembaga, fosfor, kalium, natrium dan klorida adalah contoh mineral
utama, sedangkan kromium, magnesium, yodium, besi, flor, mangan, selenium dan zinc
adalah contoh mineral minor.
Berikut adalah beberapa mineral utama dan mineral minor yang penting bagi tubuh:
a. Kalsium
Mineral terbesar yang dibutuhkan tubuh adalah kalsium. Sekitar 2-3 persen dari berat
badan tubuh adalah kalsium, di mana 98% tersimpan di dalam tulang dan gigi dan 1% di
dalam darah. Selain untuk pemeliharaan tulang dan gigi, kalsium juga membantu
kontraksi dan relaksasi otot, pembekuan darah, fungsi hormon, sekresi enzim, penyerapan
vitamin B12 dan pencegahan batu ginjal dan penyakit jantung. Sumber kalsium yaitu:
susu dan produk susu (keju, yoghurt, dll), telur, ikan, kacang-kacangan, dan sayuran hijau
tua.
b. Magnesium
Magnesium membantu mengatur kadar kalium dan natrium dalam tubuh, yang
terlibat dalam pengendalian tekanan darah. Magnesium berperan penting dalam
pemeliharaan jaringan gigi, tulang dan otot, mengatur suhu tubuh, produksi dan
transportasi energi, metabolisme lemak, protein dan karbohidrat, kontraksi dan relaksasi
otot. Sebagian besar magnesium disimpan dalam tulang dan gigi, sebagian lain di dalam
darah dan otot. Jika tubuh tidak memiliki cukup magnesium dalam darah, tubuh akan
mengambilnya dari tulang, yang pada gilirannya juga dapat menyebabkan tulang keropos.
Sumber magnesium berasal dari: susu, sayur-sayuran berdaun hijau, alpukat, pisang,
coklat, produk kedelai seperti tempe atau tahu, biji-bijian dan kacang-kacangan.
c. Besi
Zat besi disimpan dalam hemoglobin (sel darah merah), zat besi membawa oksigen
ke sel-sel tubuh dan membawa karbon dioksida keluar tubuh, mendukung fungsi otot,
enzim, protein dan metabolisme energi. Kekurangan zat besi menyebabkan anemia,
kelelahan, kelemahan, sakit kepala dan apatis. Sumber zat besi antara lain terdapat pada
daging, unggas, ikan, kacang-kacangan, brokoli, bayam, dan kangkung.
d. Zinc
Zinc berperan penting dalam sintesis DNA dan RNA, produksi protein, insulin dan
sperma, membantu dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein dan alkohol, berperan
dalam mengeluarkan karbondioksida, mempercepat penyembuhan, pertumbuhan,
perawatan jaringan tubuh, dan mendukung indera seperti penciuman dan perasa.
Kekurangan zinc menyebabkan gangguan pertumbuhan, kehilangan nafsu makan,
penyembuhan lambat, rambut rontok, libido seks rendah, kehilangan rasa dan bau dan
kesulitan beradaptasi dengan cahaya malam. Zinc berasal dari: air, makanan berprotein
tinggi seperti daging sapi, kambing, dan unggas, kerang, kepiting, lobster, kacang-
kacangan dan biji-bijian.
e. Selenium
Selenium dibutuhkan dalam jumlah kecil tetapi teratur untuk kesehatan liver (hati).
Selenium banyak ditemukan dalam tanah, sehingga jumlah yang ditemukan dalam
sayuran dan buah tergantung pada tempat penanaman dan metode pertanian yang
digunakan. Tanaman yang dibudidayakan pada tanah yang terlalu sering diolah akan
memiliki selenium yang rendah. Sumber selenium antara lain yaitu: daging, ikan dan
kacang-kacangan, susu dan produk susu, telur, susu ayam, bawang putih, bawang merah
dan sayuran hijau.
f. Kalium, Natrium dan Klorida
Kalium (sering disebut juga potasium), natrium dan klorida adalah mineral yang larut
dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Ketiga mineral tersebut membuat cairan dalam
tubuh tetap konstan dan tidak berfluktuasi. Zat ini juga berperan penting dalam
transportasi glukosa ke dalam sel dan pembuangan limbah, tekanan darah, transmisi
impuls saraf, irama jantung dan fungsi otot. Kekurangan mineral-mineral ini
menyebabkan mengantuk, kecemasan, mual, kelemahan, dan detak jantung tidak teratur.
Hampir semua makanan kecuali minyak, lemak dan gula mengandung zat ini, tetapi dapat
rusak/hilang jika makanan dimasak.
g. Mineral lainnya
Selain mineral-mineral di atas, mineral lain yang dibutuhkan tubuh adalah boron,
kromium, tembaga, flor, yodium, mangan, molibdenum, nikel, silikon, timbal, dan
vanadium. Selain itu, tubuh juga membutuhkan dosis yang sangat kecil dari lithium dan
aluminium.
2. Mineral
a. Kalsium
Akibat kekurangan kalsium
Akibat kekurangan kalsium dapat menyebabkan efek buruk bagi kesehatan antara
lain: Osteomalacia yaitu kondisi penyakit yang bisa menyebabkan struktur tulang
menjadi sangat lunak, osteoporosis yaitu menyebabkan penderitanya memiliki tulang
yang sangat lemah dan rapuh, darah tinggi, dan lain sebagainya.
Akibat kelebihan kalsium
Hiperkalsemia adalah kondisi di mana tubuh menyerap kalsium melebihi dari
kapasitas normalnya. Hiperkalsemia bisa mengganggu fungsi ginjal dan menyebabkan
terbentuknya batu ginjal, serta mengganggu kerja jantung dan otak. Fungsi ginjal
yang menurun karena kelebihan kalsium juga dapat menyebabkan kemampuan tubuh
dalam menyerap zat besi, zink, magnesium, dan fosfat menjadi terganggu. Padahal,
mineral-mineral tersebut sangat penting dalam menunjang fungsi normal tubuh.
hiperkalsemia juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan, mual, muntah,
dan sembelit.
b.Magnesium
Akibat kekurangan magnesium
Ketika tubuh tak mendapat atau memiliki kadar magnesium yang cukup, maka ada
beberapa efek kesehatan yang akan dapat dirasakan. Berikut ini merupakan bahaya-
bahaya yang kemungkinan besar terjadi ketika magnesium dalam tubuh sangat rendah
antara lain : kram otot, batu ginjal, gangguan pendengaran, depresi, kontraksi jantung
abnormal, kelelahan, sakit kepala.
Akibat kelebihan magnesium
Ketidakteraturan detak jantung, gangguan pernapasan, tekanan darah rendah,
kebingungan dan mudah lemas.
c. Besi
Akibat kekurangan besi
secara klasik defisiensi besi dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Namun banyak
bukti menunjukkan bahwa defisiensi besi berpengaruh luas terhadap kualitas sumber
daya manusia, yaitu terhadap kemampuan belajar dan produktivitas kerja.
Kekurangan gizi pada umumya menyebabkan pucat,rasa lelah,letih,pusing,kurang
nafsu makan,menurunnya kebugaran tubuh,menurunnya kemampuan
kerja,menurunya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka. Selain itu
kemampuan mengatur suhu tubuh menurun.
Anemia gizi
Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan
hemoglobin, baik karena kekurangan konsumsi atau karena gangguan absorpsi.
Akibat Kelebihan Besi
Kelebihan besi jarang terjadi karena makanan, tetapi dapat disebabkan oleh suplemen
besi. Gejalannya adlah rasa nek, muntah, diare, denyut jantung meningkat, sakit
kepala, menigau, dan pingsan.
d.Zinc
Akibat kekurangan Zinc
Merusak penglihatan, flu, ketidaksuburan pada pria, kerusakan otak, depresi,
lambatnya penyembuhan luka, gangguan usus, kerontokan rambut.
Akibat kelebihan Zinc
Keracunan (Diare adalah salah satu gejala keracunan akibat kebanyakan asupan zinc),
gagal ginjal kronis, sakit kepala, mual muntah dan kehilangan nafsu makan, kram
perut.
e. Selenium
Akibat kekurangan selenium
Kerusakan jantung, menaikan risiko stroke, kegagalan organ dan kematian jaringan,
gangguan reproduksi.
Akibat kelebihan selenium
keracunan merupakan satu kondisi atau efek dari kelebihan selenium. Kondisi
keracunan ini lebih dikenal dengan sebutan selenosis di mana asupan selenium adalah
lebih dari normal per harinya.erikut ini merupakan potensi gejala yang dialami apabila
tubuh kita mengalami selenosis: Kerusakan saraf, Diare yang menandakan adanya
gangguan pada pencernaan, Bau mulut atau napas tak sedap, Tubuh letih dan lesu,
Kuku pecah-pecah, Rambut rontok, Sakit kepala, Gigi goyang, Kelainan ginjal,
Tubuh gemetaran.
h. Kalium, Natrium dan Klorida
1) Kalium
Akibat kekurangan Kalium
Otot sering kram, Cepat Lelah dan Merasa Lemah, jantung berdebar kencang, tekanan
darah tinggi, diare,penyakit ginjal kronis, Hipokalemia ini adalah sebuah penyakit
yang menjadi penggambaran akan rendahnya kadar kalium di dalam darah dan ada
risiko masalah kesehatan kompleks yang sangat fatal jika tak segera ditangani dengan
cepat dan benar. Salah satu contoh dari masalah kesehatan tersebut adalah kerusakan
fungsi otot, saraf dan bahkan jaringan sel tubuh. Sel otot jantung pada kondisi tertentu
pun bisa saja terjadi. Kalium dianggap rendah pada tubuh seseorang apabila setelah
diperiksa kadarnya tidak lebih dari 2,5 mmol/L dan jika tak memperoleh perawatan
segera, kematian adalah risiko terbesarnya.
Akibat kelebihan kalium
hiperkalemia pun dapat dialami oleh seseorang yang berkelebihan kalium. Ada terlalu
banyak kalium yang terserap oleh tubuh sehingga bisa memicu sejumlah penyakit
yang bahkan dapat membawa kepada kematian. Untuk mengetahui gejala apa saja
dari hiperkalemia yang perlu kita waspadai, berikut adalah ciri-cirinya: Detak jantung
tak beraturan, Lambatnya denyut nadi, Sesak nafas, Tubuh lemah, Mudah lelah, Mual
yang juga disertai dengan muntah.
2) Natrium
Akibat kekurangan natrium
Gangguan otot, gangguan ginjal, gangguan syaraf
Akibat kelebihan natrium
Tekanan darah tinggi, Serangan jantung.
3) Klorida
Akibat kelebihan klorida
Merusak jaringan tubuh, bakteri akan mati, maag, merusak mata.
f. Boron
Akibat kekurangan boron
Penurunan konsentrasi kalsium dan magnesium dalam plasma, Dapat mengakibatkan
kerapuhan tulang (osteoporosis), Menyebabkan radang persendian (osteoarthritis).
Akibat kelebihan boron
Konsumsi boron dalam jumlah besar tidak baik bagi pria, karena dapat menurunkan
produksi sperma. Dapat juga menyebabkan keracunan akut, dermatitis, kelemahan,
lesu, depresi. Selain itu, konsumsi boron dalam jumlah yang besar dapat
menimbulkan efek samping antara lain: Mual/muntah, gangguan pencernaan, diare,
Sakit kepala, kejang-kejang, tremorPeradangan dan/atau inflamasi pada kulit.
g.kromium,
Akibat Kelebihan Krom
Kelebihan krom karena makanan belum pernah ditemukan. Pekerja yang terkena
limbah industri dan cat yang mengandung krom tinggi dikaitkan dengan kejadian
penyakit hati dan kanker paru-paru. Kromat adalah bentuk krom dengan valensi 6.
h.tembaga,
Akibat Kekurangan Tembaga
Kekurangan ini terjadi pada anak-anak, kekurangan protein dan menderita anemia
kurang besi, serta pada anak-anak yang mengalami diare. Kekurangan tembaga juga
terjadi pada bayi lahir prematur atau yang mendapat susu sapi, yang mengkomposisi
gizinya tidak disesuaikan. Kekurangan tembaga dapat mengganggu pertumbuhan dan
metabolisme, disamping itu terjadi demirelasasi tulang,
Akibat Kelebihan Tembaga
Kelebihan tembaga secara kronis menyebabkan penumpukan tembaga didalam hati
yang dapat menyebabkan nikrosis hati atau serosis hati. Konsumsi sebanyak 10-15 mg
tembaga sehari dapat menimbulkan muntah-muntah dan diare. Konsumsi dosis tinggi
dapat menyebabkan kematian.
i. flor,
Akibat kekurangan flor
Karies gigi dan Osteoporosis dan Pengeroposan Gigi
Akibat kelebihan flor
fluorisis di mana ini juga disebut juga dengan pengapuran gigi, kerusakan tulang,
penurunan fungsi tiroid, kerusakan sistem reproduksi, kerusakan otak.
j. yodium,
Akibat Kekurangan yodium
Gejala kekurangan yodium adalah malas dan lamban, kelenjar tiroid membesar, pada
ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan dalam
keadaan berat bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta hambatan
pertumbuhan yang dikenal sebagai kretinisme. Kekurangan yodium pada anak-anak
menyebabkan kemampuan belajar yang rendah. Kekurangan yodium berupa gondok
endemik.
Akibat Kelebihan yodium
Suplemen yodium dalam dosis terlalu tinggi dapat menyebabkan kelenjar tiroid dalam
keadaan berat dapat menutup jalan pernapasan sehingga menimbulkan sesak napas.
k. mangan,
Akibat Kekurangan Mangan
Kekurangan mangan belom pernah terlihat pada manusia, Kekurangan mangan sering
terjadi kesamaan dengan kekurangan besi. Makanan tinggi protein dapat melindungi
tubuh dari kekurangan mangan.
Akibat Kelebihan Mangan
Keracunan karena kelebihan mangan terjadi karena lingkungan terkontaminasi oleh
mangan. Pekerja tambang mengisap mangan yang ada pada debu tambang untuk
jangka waktu lama, menunjukkan gejala kelainan otak disertai penampilan dan
tingkah laku normal yang menyerupai penyakit parkinson.
l. Molibdenum
Akibat kekurangan molibdenum
Kekurangan molibdenum yang disebabkan karena asupan yang tidak memadai pada
orang yang sehat, belum pernah diteliti. Tetapi kekurangan molibdenum terjadi pada
keadaan tertentu misalnya jika seorang malnutrisi yang menderita penyakit Chron
mendapatkan makanan parenteral dalam waktu yang lama tanpa tambahan
molibdenum. Gejala yang muncul pada kekurangan molibdenum bervariasi, antara
lain retardasi mental, disorientasi, serangan kejang, peningkatan detak jantung dan
pernafasan, sakit kepala, mual, muntah, dan koma.
Akibat kelebihan molibdenum
Orang yang mengkonsumsi molibdenum dalam jumlah besar dapat mengalami gejala
yang menyerupai penyakit gout, termasuk peningkatan kadar asam urat dalam darah
dan nyeri sendi.
Penambang yang terpapar debu molibdenum bisa mengalami gejala-gejala yang tidak
spesifik.
m. Seng
Akibat kekurangan seng
Tanda-tanda kekurangan seng adalah gangguan pertumbuhan dan kematangan
seksual. Fungsi pencernaan terganggu karena gangguan fungsi pankreas, gangguan
pembentukan kilomikron dan kerusakan permukaan saluran cerna.Kekurangan seng
juga mengganggu fungsi kelenjar tiroid dan laju metabolisme, gangguan nafsu makan,
penurunan ketajaman indra rasa serta memperlambat penyembuhan luka.
Akibat Kelebihan Seng
Kelebihan seng hingga 2-3 kali AKG menurunkan absorpsi tembaga. Kelebihan
sampai 10 kali AKG mempengaruhi metabolisme kolesterol, dan tampaknya dapat
memperce[pat timbulnya aterusklerosis. Dosis sebanyak 2 gram atau lebih
menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan yang sangat, anemia, dan gangguan
reproduksi. Suplemen seng bisa menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang
asam dan disimpan didalam kaleng yang dilapisi seng.
Almatsier, Sunita. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Almatsier, Sunita. (2012). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Almatsier, Sunita. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Ariningsih, E. (2005). Konsumsi dan Kecukupan Energi dan Protein Rumah Tangga
Pedesaan di Indonesia. Jakarta: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian.
Ariningsih, E. (2005). Konsumsi dan Kecukupan Energi dan Protein Rumah Tangga
Pedesaan di Indonesia. Jakarta: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian.
Departemen Kesehatan RI. (2009). Pedoman Praktis Memantau Status Gizi Orang
Dewasa.
Deswarni Idrus & Gatot Kunanto. (1990). Epidemiologi I. Jakarta: Pusdiknakes.