Anda di halaman 1dari 2

Pelukan Terakhir Untuk Ibu

Di tepi sungai yang agak luas, terdapat anak pohon apel dan ibu pohon apel, anak pohon bernama
Trei, berkelamin lelaki, dan ibu pohon bernama Treina. Trei ingin sekali memeluk ibunya, lalu
menciumnya, tapi.. Trei tidak bisa.., karena apa? Teman teman pasti taulah…

Pada suatu hari, ada seorang anak perempuan beserta ayahnya berjalan melewati Trei, dan ibu Trei.
Anak itu bertanya pada ayahnya, “yah, bolehkah aku memetik satu buah apel?”

“tentu saja, boleh!” jawab ayahnya. Lalu anak perempuan itu memetik 1 buah apel dari daun daun
Trei.

Setelah mengambilnya, anak perempuan itu memakan buah apel yang dia ambil.

“hmm.., enak banget!, aku jadi ingin semuanya!” seru anak perempuan itu. “ayah!, bolehkah aku
membawa pohon apel kecil ini ke dalam taman rumah kita?” Tanya anak perempuan itu.

“hmm.., ayah agak ragu sih, untuk menjawabnya.., tapi, ayah bolehkan saja deh! Nanti, ayah
panggilkan tukang taman untuk mencabut pohon apel kecil ini! Kamu tenang saja ya, Rara!, besok
ayah panggilkan!” ayah anak perempuan itu, menuruti permintaan anaknya.

“makasih, ya, yah!” seru anak perempuan itu, yang ternyata bernama Rara. Ayahnya hanya
tersenyum manis. Mereka pun pulang.

Trei kaget mendengarkan obrolan anak perempuan itu terhadap ayahnya.

“ibu.. bagaimana, ini?, besok, aku akan dipindahkan ke tempat lain.., jadinya, aku tidak bisa bertemu
ibu lagi dong.. Huhuhu…” tangis Trei.

“tenang saja Trei.. kalau kamu dipindahkan, pasti Allah akan mempertemukan kita lagi di surga…”
hibur ibu Trei.

“terima kasih ya, bu..” kata Trei.

Esoknya…

Rara, ayahnya, dan tukang taman siap siap mencabut Trei.

“tukang taman.., ayo, cepat cabut pohon apel kecil ini!, dan masukkan ke dalam mobil pickup, ya…”
pinta ayah Rara.

“siap, pak!” seru tukang taman.

Tukang taman pun mencabut Trei. “dadah, ibu..” pamit Trei.

“dadah Trei..” kata ibu Trei.

Di rumah Rara…

“ayo cepat, yah!, tanam pohonnya di taman belakang!” pinta Rara.


“oke, Ra!” seru ayah Rara sambil mengacungkan jempol.

Setelah Trei sudah ditanam di taman belakang rumah Rara, Trei hanya bisa menangis tersedu sedu
tanpa dilihat oleh Rara, Rara hanya tersenyum senyum melihat Trei ditanam di rumahnya.

Setelah bertahun tahun lamanya, akhirnya Rara sudah bertumbuh dewasa dan Trei?, yaa sama
seperti Rara, Trei sudah dewasa, sayangnya, Ayahnya Rara sudah lebih dulu meninggal.

“Ya Allah.., pertemukanlah aku kepada ibu di surga nanti..” do’aTrei saat dewasa.

Kini, Trei dan Rara sudah beranjak ke masa tua. Rara sudah memiliki cucu. Senang sekali bila menjadi
Rara.

“Ya Allah.., pertemukanlah aku kepada ibu di surga nanti..” do’aTrei saat tua.

Sekarang Trei sudah mengganggu rumah Rara dan tibalah saatnya Trei ditebang…

SREK! SREK! SREK! Suara gergaji memotong Trei dan Trei MATI!

“ibu…!!” seru Trei sambil berjalan menemui ibunya dan memeluknya. Memang, Trei dan ibunya
berada di…, ya! Betul!, berada di SURGA!, Trei dan ibunya memiliki tangan dan kaki! Wah,
menyenangkan..

“Trei.. ibu senang sekali kamu berada di sini..” seru ibu Trei.

Lalu Trei mencium pipi ibunya seraya berkata, “aku juga senang bu.., aku sayang ibu…”.

Anda mungkin juga menyukai