Anda di halaman 1dari 65

MENSTANDARISASI DAN

MENGGUNAKAN LARUTAN
VOUMETRIK (1)
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Oleh :
Tiny Agustini Koesmawati
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI
POKOK BAHASAN

• Menyiapkan peralatan

PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Menyiapkan larutan
• Melakukan standarisasi
• Memberi label laerutan
• Menggunakan larutan untuk menentukan
konsentrasi sampel
Peralatan
1. Buret
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

2. Erlenmeyer
3. Volumetrik pipet + Bulb
4. Beaker glass
5. Corong pendek
6. Batang pengaduk
7. Botol semprot
8. Pipet tetes
PERALATAN UKUR

KETELITIAN TINGGI KETELITIAN KURANG


PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

GELAS UKUR
LABU UKUR

PIPET UKUR
BURET PIPET
SEUKURAN
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI
CONTOH STANDAR PRIMER

Asam-basa:
Natrium tetraborat (boraks), asam oksalat
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Kompleksometri:
Kalsium klorida, natrium kllorida
Pengendapan
Kalium klorida, natrium klorida
Oksidasi reduksi (Redoks):
Kalium dikromat, asam oksalat
CONTOH STANDAR SEKUNDER
• Asam-basa:
Natrium hidroksida, asam klorida
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

• Pengendapan :
Perak nitrat
• Kompleksometri
EDTA
• Reaksi redoks:
Kalium permanganat, natrium tiosulfat
TITRASI
• Teknis analisis yang berdasarkan pada jumlah (volume) suatu
larutan yang sudah diketahui konsentrasinya yang diperlukan
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah tertentu komponen


cuplikan

• Jika jumlah asam = basa maka akan terbentuk titik ekivalen

• Titik ekivalen dari reaksi asam kuat dan basa kuat = 7


Svante Arrhenius (1887)
• Asam di dalam larutan mempunyai ion H+
• Basa di dalam larutan mempunyai ion OH- dan kation
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Larutan yang dimaksud adalah larutan dengan


pelarut air

Asam : HX H+ + X-
Basa : BOH OH- + B+
Johannes Nicolaus Bransted &
Thomas Martin Lowry (1923)

• Asam : proton donor (pemberi proton)


PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

• Basa : proton acceptor (penerima proton)

HOAc H+ + OAc-
H2O + H+ H3O+
HOAc + H2O H3O+ + OAc-
Asam Basa Asam Basa
TITRASI ASAM-BASA ….. DEFINISI
• Reaksi asam-basa melibatkan perpindahan ion positif (proton)
• Asam memberikan proton kepada basa
• Reaksi asam-basa dikenal dengan reaksi netralisasi
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

– Asam + basa  garam + air


– H+ + OH-  H2O
• Titik ekivalensi adalah titik dimana jumlah mol H+ setara dengan
jumlah mol OH-
• Indikator berfungsi digunakan untuk membantu titik ekivalen dari
titrasi
• Titrasi adalah penambahan peniter dari buret (biasanya asam)
terhadap zat yang dititer yang berada dalam erlenmeyer (biasanya
basa)
TITIK EKIVALENSI
Dua metoda umum :
• pH meter
– Menggunakan grafik hubungan antara pH larutan dan volume
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

titran
• Menggunakan indikator
– Menggunakan suatu larutan yang dapat berubah warna pada pH
tertentu
– Larutan indikator terbuat dari asam organik atau basa organik
lemah yang larut dalam air atau alkohol
– Larutan indikator tidak dapat memberikan warna tepat pada titik
ekivalensi, melainkan pada titik akhir titrasi. Idealnya titik akhir
titrasi sedekat mungkin dengan titik ekivalensi
TABEL INDIKATOR

Warna pada pH Warna pada pH


Nama Indikator Range pH
tinggi rendah
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Methyl Violet 0.0 – 1.6 Violet Kuning


Methyl Orange 3.2 – 4.4 Kuning Merah
Methyl Merah 4.4 – 6.0 Kuning Merah
Phenol Red 6.6 – 8.0 Merah Kuning
Bromothymol Blue 6.0 – 7.6 Biru Kuning
Phenolphtalein 8.2 – 10.0 Merah Muda Tidak berwarna
Alizarin Yellow R 10 - 12 Merah Kuning
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI
KURVA TITRASI ASAM - BASA
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

pH

ml larutan
TITRASI ASAM KUAT & BASA KUAT

Menghasilkan garam + air


PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Reaksi :
HCl + NaOH  NaCl + H2O

pH pada titik ekivalensi = 7


Indikator yang tepat digunakan : ?
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI
TITRASI ASAM KUAT & BASA LEMAH

Menghasilkan garam dan larutan basa lemah


PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Reaksi :
HCl + NH3  NH4Cl

HCl (aq) + NH3(aq) NH4+ (aq) + Cl-


NH4+ (aq) + H2O NH3 (aq) + H3O+ (aq)

pH pada titik ekivalensi = ?


Indikator yang tepat : ?
TITRASI ASAM LEMAH & BASA KUAT

Menghasilkan garam dan larutan bersifat basa


PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Reaksi :
CH3COOH + NaOH  CH3COONa + H2O

pH pada titik ekivalensi = ?


Indikator yang tepat : ?
Standarisasi NaOH dengan asam oksalat

-Ditimbang 0,63 g H2C2O4.2H2O


Pembuatan
-Dimasukan ke dalam labu takar 100 mL
standar primer -Di add kan dengan aquades
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

-Dihitung konsentrasi asam oksalat:


1000/100 x 0,63 /63 = 0,1000 N

Pembuatan -Ditimbang 4 g NaOH


-Dimasukan ke dalam beaker glass
standar sekunder -Ditambahkan air sampai 100 mL
-Dimasukan ke dalam botol plastik dan
diberi label
Standarisasi NaOH dengan asam oksalat
-Dimasukan larutan NaOH ke dalam buret
-Dipipet 10 mL standar primer asam oksalat 0.1 N
-Dimasukan ke dalam erlenmeyer
-Ditambahkan 2 tetes indikator pp
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

-Dititrasi dengan NaOH sampai warna merah muda tetap

No Vol NaOH (mL) Kons NaOH (N)


1 9.80 0.1020
2 9.90 0.1010
3 9.90 0.1010
Rata-rata 0.1010
Penentuan kadar asam asetat dari sampel
2 g sampel
ditimbang dengan teliti
dimasukan ke dalam labu takar 50 ml
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

di tepatkan dengan aquadest bebas CO2 sampai 50 ml


dihomogenkan
dipipet 10 ml
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
ditambahkan 3 tetes indikator p.p.
dititrasi dengan larutan NaOH sampai terbentuk warna merah muda
(pink) tetap
dicatat volume NaOH
dilakukan sampai volume titer konstan (selisih < 0.05 ml)
dihitung konsentrasi asam asetat dalam satuan % (berat/berat)
Kadar asam asetat dalam contoh
CH3COOH + NaOH  CH3COONa + H2O

(BE CH3COOH = BM = 60.05)

Kadar asam asetat dalam cuka (%) =


PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

[50/10 x (A x B X C)/D] x 100%

dimana :
50 = Volume pelarutan asam asetat (ml)
10 = Volume pemipetan asam asetat (ml)
A = Volume NaOH yang dipakai (ml)
B = Konsentrasi NaOH (dalam satuan Normalitas)
C = BE asam asetat = BM = 60.05
D = Berat cuka yang ditimbang (mg)
TITRASI ASAM LEMAH & BASA LEMAH
Sifat larutan hasil reaksi ini bergantung pada kekuatan dari
asam atau basanya
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Reaksi :
HClO + NH3  NH4ClO

Ka HClO = 3.4 x 10-8


Kb NH3 = 1.6 x 10-5
Larutan yang dihasilkan akan bersifat basa karena Ka HClO
< Kb NH3  pH = ?
Indikator yang tepat : ?
PERHITUNGAN pH
Asam lemah + basa kuat:
pH = ½ pKw + ½ pKa – ½ Log Cgaram
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

pKw = 14
Ka untuk CH3COOH = 10-4.75 pKa = 4.75
Bila Cgaram = 0.1 N, maka:
pH = ½ (14) + ½ (4.75) – ½ Log 0.1
= 7 + 2.375 + 0.5 = 9.875
Indikator yang tepat ?
PERHITUNGAN pH

Asam kuat + basa lemah


PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

pH = ½ pKw - ½ pKb – ½ Log Cgaram

Asam lemah + basa lemah


pH = ½ pKw + ½ pKa – ½ pKb
PERHITUNGAN KONSENTRASI
Tahapan :
1. Tuliskan reaksi kimia
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

2. Samakan satuan konsentrasi dari masing-masing bahan


yang bereaksi
jika kons dlm normalitas :
V1 x N 1 = V 2 x N 2
jika kons dlm molaritas :
V1 x M 1 = V 2 x M 2
pH pada titik ekivalensi:
Titrasi asam kuat + basa kuat = 7
Titrasi asam lemah + basa kuat > 7
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Titrasi asam kuat + basa lemah < 7


Titrasi asam lemah + basa lemah : bergantung pada
Ka dan Kb
Ka = tetapan ionisasi asam
Kb = tetapan ionisasi basa
PRINSIP TITRASI REDOKS

Reduktor + oksidator  produk


PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Reaksi redoks

Melibatkan transfer elektron dari


reduktor ke oksidator

Oksidator mengalami penurunan bilangan oksidasi


Reduktor mengalami peningkatan bilangan oksidasi
PRINSIP TITRASI REDOKS

Ared + Toks  Tred + Aoks


PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Reaksi elektrokimia :

Ereak = EToks/Tred - EAoks/Ared

Pada keadaan setimbang Ereak = 0

EToks/Tred = EAoks/Ared
TITIK EKIVALENSI

Tercapai bila,
Jumlah reduktor ekivalen dengan jumlah oksidator
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Titik akhir titrasi

Dapat diamati dengan atau tanpa indikator

Indikator redoks
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI
INDIKATOR REDOKS
Syarat reaksi redoks dalam volumetri:
• hanya satu jenis reaksi yang terjadi
• reaksi berkesudahan pada TE
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

• TA harus dapat diamati

Indikator redoks:
• Auto indikator, contoh KMnO4
• Indikator spesifik, contoh kanji untuk Iodometri
• Indikator umum, yang berbeda warna dalam
bentuk teroksidasi dan tereduksinya
JENIS TITRASI REDOKS

1. Titrasi langsung :
• Permanganometri
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

• Bikromat
• Cerium

2. Titrasi tidak langsung : Iodometri


PERMANGANOMETRI : STANDARISASI

KMnO4  adalah larutan standar sekunder, karena


sifatnya yang tidak stabil (mudah terurai oleh cahaya),
oleh karena itu harus distandarisasi
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

1. Arsen trioksida :
Reaksi :
5HAsO2 + 2MnO4- + 6H++ H2O  2Mn2+ + 5H3AsO4
STANDARISASI ..... LANJUTAN

2. Asam oksalat : H2C2O4 atau natrium oksalat (Na2C2O4)


PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Reaksi:
5 C2O42- + 2MnO4- +16 H+  2Mn2+ + 10 CO2 + 8 H2O

Reaksi di atas berlangsung lambat, larutan perlu


dipanaskan sampai suhu 60oC sebelum dititrasi
dengan KMnO4
KURVA TITRASI vs POTENSIAL
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

E

 Volume KMnO 4 (ml)


PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI
TITRASI POTENSIOMETRI

Pada titrasi dengan pegukuran perbedaan potensial, titik


PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

ekivalen (kesetimbangan) dipengaruhi oleh dua faktor.


Pertama : formal potensial dari analit dan titran, yaitu
jumlah elektron yang terlibat di dalam reaksi
Kedua : pH
 Kedua faktor diatas menyebabkan titik ekivalen tidak
tepat berada pada tengah garis tegak.
PENTING !!;
1. KMn4 adalah oksidator kuat, jangan ditimbang di kertas timbang.
2. Setelah dilarutkan, didihkan dulu, dibiarkan satu malam (ditempat
gelap), disaring.
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

3. Gunakan buret coklat


4. Selalu distandarisasi sebelum digunakan
5. Larutan KMnO4 berwarna ungu pekat, perhatikan cara melihat
miniskusnya.

Untuk larutan bening, Untuk larutan berwarna


warna terang gelap
Pembuatan standar primer
0.63 g asam oksalat (H2C2O4-2H2O)

ditimbang dengan teliti


dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml secara kuantitatif
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

diencerkan sampai volume 100 ml

Larutan standar asam oksalat

Pembuatan standar sekunder


3.2 g KMnO4
ditimbang dengan neraca teknis, dimasukan ke dalam beaker glass
diencerkan sampai volume 1000 ml dengan aquadest
didihkan selama 1 jam
disimpan ditempat gelap 2-3 malam
disaring dengan corong Buchner dengan menggunakan glasswool
Larutan KMnO4
Standarisasi Permanganat (KMnO4)

Larutan asam oksalat

dipipet 10 ml
dimasukan ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 25 ml aquadest
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

ditambahkan 25 ml asam sulfat 4 N


dipanaskan hingga temperature 70-800C
dititrasi dengan larutan KMnO4 perlahan-lahan sampai larutan berwarna
merah muda tetap
dicatat volume KMnO4,
dilakukan sampai volume titer konstan (selisih < 0.05 ml)
dihitung konsentrasi NaOH dalam satuan N (empat decimal)

Larutan KMnO4 dengan konsentrasi yang diketahui


Penentuan kadar peroksida dalam sampel
1 ml lar sampel
•dimasukan ke dalam labu takar 100 ml
•di tepatkan dengan aquadest sampai 100 ml
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

•dihomogenkan
•dipipet 10 ml
•dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
•ditambahkan 25 ml aquades dan 25 ml asam sulfat 4N
•dititrasi dengan larutan KMnO4 sampai terbentuk warna merah muda
(pink) tetap
•dicatat volume KMnO4
•dilakukan sampai volume titer konstan (selisih < 0.05 ml)
•dihitung konsentrasi peroksida dalam satuan % (berat/berat)

Kadar peroksida dalam sampel


Konsentrasi sampel
Berat jenis dari larutan H2O2 = 1
Berat ekivalen H2O2 = 17
Miliekivalen (Meq) H2O2 = Meq KMnO4
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Meq KMnO4 = mL KMnO4 x N KMnO4


Berat (mg) H2O2 = Meq H2O2 x BE H2O2

100 Berat H 2 O 2 (mg)


Kadar H 2 O 2 x x 100%
10 Berat sampel H 2 O 2 (gr) x 1000
TITRASI IODOMETRI

Titrasi tidak langsung, menggunakan larutan standar


sekunder tiosulfat (Na2S2O3)
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Bahan ditambahkan KI, kelebihan iodium dititrasi


kembali dengan tiosulfat

Reaksi:
Oksidator + 2I-  I2 + reduktor
(sampel)
I2 + S2O32-  2I- + S4O6 2-
TITRASI IODOMETRI

• Titik akhir titrasi ditetapkan dengan bantuan indikator kanji.


PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

• Larutan indokator kanji ditambahkan saat mendekati titik


akhir titrasi (warna larutan kuning jerami)
• Setelah penambahan indikator larutan kanji larutan menjadi
berwarna biru (terbentuk kompleks kanji-I2)
• Titik akhir titrasi : warna biru kompleks hilang
STANDARISASI LARUTAN THIO

Menggunakan kalium iodate:


- Kalium iodate dimurnikan dengan jalan
pemanasan pada 120oC
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

- Untuk membuat larutan dengan konsentrasi


0,02M, ditimbang 4,28 g kalium iodate
dilarutkan dalam 1 liter
- Reaksi :
STANDARISASI ..... lanjutan

Menggunakan kalium bikromat:


- Dikromat direduksi menjadi kromat
- Hati-hati penanganan dikromat, karena racun
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

(adanya ion kromat hexavalen)


- Reaksi :
STANDARISASI ..... lanjutan

Menggunakan larutan iodium:


- pH larutan harus < 5
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

- Reaksi :
APLIKASI IODOMETRI

Penentuan Cu dalam kristal CuSO4 :


- Kalium iodate dimurnikan dengan jalan
pemanasan pada 120oC
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

- Reaksi :
APLIKASI IODOMETRI

Penentuan klorat:
- Reaksi :
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI
APLIKASI IODOMETRI

Penentuan peroksida:
- Reaksi yang terjadi agak lambat, oleh karena itu
diperlukan penambahan amonium molibdat
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

- Metoda penentuan peroksida dengan iodometri


lebih spesifik daripada metoda permanganometri
- Reaksi :
APLIKASI IODOMETRI

Penentuan chemical oxygen demand (COD):


- Reaksi :
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

1 mol oksigen setara dengan 4 mol thio

Pengganggu : adanya ion nitrit di dalam sampel


APLIKASI IODOMETRI

Penentuan arsen (V) :


- Reaksi :
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

1 mol arsen (V) setara dengan ..... mol thio


KURVA PADA TITRASI IODOMETRI

• Pengamatan titrasi dapat dilakukan dengan bantuan instrumentasi:


potensiometri
• Volume titran pada TE dapat ditentukan berdasarkan kurva titrasi mL
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

titran terhadap potensial (Volt)

E,
volt

TE

mL titran
SUMBER KESALAHAN

Pertama : kehilangan iodida karena penguapan


PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Kedua : iodida pada suasana asam teroksidasi oleh O2 dari


udara
PENTING DALAM TITRASI IODOMETRI
• Titrasi dilakukan dalam keadaan dingin (temperatur
kamar), sensitifitas warna biru yang terjadi 10 kali lebih
rendah pada temperatur 50oC dibandingkan pada
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

temperatur 25oC)
• Gunakan erlenmeyer untuk titrasi, jangan menggunakan
beaker glass
• pH larutan harus dijaga, karena semakin kecil pH (semakin
asam) reaksi oksidasi akan semakin mudah
• Setelah penambahan KI dan asam titrasi harus segera
dilakukan (jangan dibiarkan lama)
• Pengocokan tidak boleh terlalu kencang karena akan
menyebabkan hilangnya iodium dalam larutan karena
menguap
PENTING DALAM TITRASI IODOMETRI

• Larutan indikator amylum sukar larut di dalam air. Cara


pembuatan larutan :
• Ditimbang 0,1 g amylum
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

• Ditambahkan sedikit air


• Ditambahkan 100 ml air mendidih
• Dididihkan selama 1 menit
• Setelah dingin ditambahkan 2-3 g KI
• Disimpan didalam botol tertutup
• Larutan indikator harus selalu fresh
Pembuatan larutan standar kalium bikromat

0.49 g kristal K2Cr2O7

• ditimbang dengan teliti di dalam botol timbang.


• dilarutkan dengan air ke dalam labu takar 100 mL secara
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

kuantitatif.
• dibilas botol timbang dan diencerkan sampai tanda batas.

Larutan standar kalium bikromat


25 g Na2S2O3.5H2O

•ditimbang
•dilarutkan dalam sedikit air, ditambahkan 0,1 gram Na2CO3
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

diaduk sampai larut


•diencerkan dengan air sampai 1000 mL (air pengencer
aquadest bebas CO2 dengan cara di didihkan aquadest dan
didinginkan kembali sebelum dipakai).

Larutan standar natrium thiosulfat


Penentuan kadar peroksida dalam sampel

1 ml lar sampel

•dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL


•diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas.
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

•dipipet 10 mL larutan contoh encer tersebut, dipindahkan ke dalam


erlenmeyer.
•ditambahkan 10 mL larutan KI 10% dan 10 mL larutan H2SO4 6 N.
•ditambahkan 3 tetes larutan Amonium molibdat 3 %, aduk.
•dititrasi l2 yang terbentuk dengan larutan Thio 0,1 N sampai warna
kuning muda
•ditambahkan 10 mL larutan amylum 0,2 %, dilanjutkan titrasi
sampai warna biru tepat hilang.
•dicatat pemakaian larutan Thio 0,1 N
•dihitung kandungan H2O2 dalam contoh

Kadar peroksida dalam sampel


PERHITUNGAN KADAR SAMPEL

CxDxE
% H 2O2 A/B x x 100
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

F
dimana :
A = Volume pelarutan contoh (mL)
B = Volume contoh yang dipakai untuk titrasi (mL)
C = Banyaknya Natrium thiosulfat yang dipakai (mL)
D = Normalitas larutan Natrium thiosulfat yang dipergunakan
E = Berat ekivalent H2O2 = 17,0
F = Berat contoh (mg)
49 = Berat ekivalent K2Cr2 O7
KESIMPULAN

Indikator digunakan untuk membantu kita mengetahui titik


PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

akhir titrasi

Larutan indikator tidak ikut bereaksi pada waktu titrasi

Penunjukan titik ekivalensi dapat dilakukan dengan


menggunakan pH meter
Referensi
• Harvey, D. Modern Analytical Chemistry. Mc Graw Hill, New
York, 2000, pp 272-350
• Jeffery, G.H., Basset, J., Mendham, J., Denney, R.C. Vogel’s
PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI

Texbook of Quantitative Chemical Analysis, Longman Scientic


and Technical, New York, 1989, pp 257-415.
• Lange's Handbook of Chemistry, 8th Edition, Handbook
Publishers Inc., 1952.
• Volumetric Analysis, Kolthoff & Stenge, Interscience
Publishers, Inc., New York, 1942 and 1947.

Anda mungkin juga menyukai