Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

MANAJEMEN PEMBELAJARAN EFEKTIF

“Seni dalam Membelajarkan”

Dosen Pengampu:
Dra. Zuwirna, M.Pd, Ph.D
Fitri Maizani, S.Pd, M.Pd

Oleh
Viga
NIM. 17004158

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
A. Dasar Ilmiah Seni Membelajarkan

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Mengajar merupakan istilah kunci yang hampir tak

pernah luput dari pembahasan mengenai pendidikan karena keeratan hubungan antara

keduanya. Sebagian orang menganggap mengajar hanya sebagian dari upaya pendidikan.

Mengajar hanya salah satu cara mendidik, maka pendidikan pun dapat berlangsung tanpa

pengajaran. Mengajar bahkan mengandung konotasi membimbing dan membantu untuk

meraih kecakapan cipta, rasa, dan karsa yang menyeluruh dan utuh. Sudah tentu

kecakapan-kecakapan seluruh ranah psikologis tersebut tak bisa dicapai sekaligus tetapi

berproses, setahap demi setahap.Sebagian orang lagi menganggap bahwa mengajar tak

berbeda dengan mendidik. Setiap kegiatan kependidikan hanya dapat dilakukan oleh

tenaga pendidik yang mempunyai wewenang mengajar, yakni guru atau dosen.

Dalam terciptanya pembelajaran yang mampu memberikan pengalam kepada

peserta didik, guru harus bisa menciptakan pembelajaran yang kreatif, hal ini di dasari

pada pemilihan metode belajar yang sesuai dengan karakter peserta didik, pemilihan

strategi pembelajaran yang tepat serta penggunaan sarana dan prasarana yang dapat

membantu terlaksananya pembelajaran. Mengajar dengan kreatif kelak bukan sekedar

slogan bagi para guru. Tetapi benar-benar akan menjadi ruh dan jiwa setiap pendidik

untuk menerapkan semua pengetahuan, pembelajaran dan aneka informasi untuk

menciptakan pembelajaran inovatif, kontekstual dan menyenangkan.


B. Perspektif Historis Mengajar

Konsepsi tentang mengajar selalu berubah sesuai pandangan dan nilai dalam

masyarakat. Pada awalnya orang yang diberi tanggung jawab untuk mengajar adalah

orang yang bisa baca tulis, dan tidak ada standar tertentu.  Kemunculan sekolah pada

abad sembilan belas belum memberikan syarat tertentu bagi seseorang untuk menjadi

guru, kecuali syarat kepribadiannya saja. Materi yang diajarkan disekolah juga hanya

membaca, menulis dan aritmatika.

Peran sekolah menjadi lebih dari sekedar mengajari baca, tulis dan berhitung.  Di

banyak negara,  sekolah menyediakan banyak layanan  seperti perawatan kesehatan,

transportasi, penitipan anak saat jam kerja, dan penyediaan sarapan dan makan siang. 

Sekolah juga memberikan layanan konseling dan kesehatan mental untuk memastikan

kesejahteraan psikologik maupun emosional anak anak.

Maksud penyekolahan yang semakin luas memberi dampak pada ekspektasi

masyarakat pada peran guru.  Kemudian muncullah standar bagi guru.  Sekolah-sekolah

khusus didirikan untuk melatih guru dibidang pengetahuan yang akan diajarkan dan

untuk memastikan bahwa guru memiliki pengetahuan pedagogi. 

C. Tantangan Pembelajaran Abad 21

Pembelajaran abad 21 disesuaikan dengan perkembangan olmu pengetahuan dan

teknologi. Pembelajaran dijakankan dengan menggunakan berbagai macam teknologi

yang berkembang pada saat ini. Pembelajaran juga mengaruskan peserta didik memiliki

kemampuan yang lebih sehingga mampu bersaing dengan dunia luar dan bersaing dalam

dunia kerja.
Pembelajaran pada abadi 21 menuntut strategi pembelajaran yang sesuai dengan

tuntutan zaman. Seseorang diharapkan mampu mengusai ppengethuan yang kebih dan

guru sebagai pengajar harus bisa menjadikan kegiatan belajar menjadi sebuah kegiatan

bermakna dan meningkatkan partisipasi peserta didik.

D. Perbedaan Belajar Dan Membelajarkan

1. Pengertian belajar

a. Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.

Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut

pengetahuan, keterampilan maupun sikap; bahkan meliputi segenap aspek

organisme atau pribadi.

b. Menurut Ihsana (2017: 1) belajar merupakan akibat adanya interaksi antara

stimulus dan respons. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat

menunjukkan perubahan perilaku nya. Menurut teori ini dalam belajar yang

penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons.

Oleh karena itu, belajar dapat disimpulkan sebagai suatu usaha sadar yang

dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan

dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor

untuk memperoleh tujuan tertentu

c. Menurut Aunurrahman (2006 : 35) belajar adalah suatu proses yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi

dengan lingkungannya.
2. Pengertian membelajarkan

a. Menurut Maswan dan Khoirul Muslimin (2011: 219) mengajar adalah memberi

pelajaran kepada sesorang (peserta didik) dengan cara melatih dan memberi

petunjuk agar mereka memperoleh sejumlah pengalaman.

b. Hamzah (2006: 7) menjelaskan bahwa mengajar harus mengikuti prinsip

psikologis tentang belajar. Para ahli psikologis merumuskan prinsip, bahwa

belajar itu harus bertahap dan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai