Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan 7

Anomali air
Anomali air dapat diartikan sebagai sifat pengecualian yang dialami oleh air.
Sebagian besar zat (baik padat, cair, maupun gas) akan memuai jika dipanaskan
dan jika didinginkan akan menyusut. Air tidak selalu mengembang ketika
mengalami kenaikan suhu. Pada saat dipanaskan dari suhu 0°C sampai 4°C, air
justru akan mengalami pengerutan (penyusutan volume), sehingga massa jenisnya
meningkat. Keadaan ini berbeda dengan zat cair pada umumnya. Ketika suhu
diturunkan dari 4°C ke 0°C, maka air akan mengembang yang menyebabkan
volumenya membesar dan massa jenisnya mengalami penurunan. Sedangkan pada
saat suhunya berada antara 4°C sampai 100°C, air menampilkan perilaku yang
sama dengan zat cair lainnya, yaitu memuai. Anomali air terjadi karena molekul
H2O dalam bentuk padat (es) penuh dengan rongga, sedangkan dalam bentuk cair
(air) lebih rapat. Dengan demikian, pada saat dipanaskan, molekul H2O (es) akan
merapat lebih dahulu, akibatnya volumenya menjadi menyusut dan massa
jenisnya meningkat.
Proses siklus hidrologi
 Evaporasi
Pengertian: penguapan atau peristiwa berubah nya air menjadi uap air yang ada di
permukaan bumi karena adanya energi matahari dan naik ke lapisan atmosfer.
 Transpirasi
Transpirasi juga berarti penguapan namun perubahan air menjadi uap air tersebut
berasal dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah.
 Evapotranspirasi
Pengertian: proses penguapan air dari permukaan tanah ke atmosfer yang berarti
penguapan dari seluruh air dan makhluk hidup -> kombinasi dari evaporasi dan
transpirasi. Tahap ini paling mempengaruhi siklus hidrologi.
 Sublimasi
Pengertian: penguapan yang terjadi di kutub atau puncak gunung dimana adanya
proses perubahan es menjadi uap air tanpa mengalami fase cair terlebih dahulu.
 Kondensasi
Pengertian: perubahan wujud uap air menjadi partikel titik – titik air dengan
ukuran sangat kecil setelah proses penguapan.
 Adveksi
Pengertian: perpindahan awan yang telah terbentuk dari satu titik ke titik lainnya
dalam posisi horizontal -> misalnya dari posisi di atas perairan menjadi di atas
daratan.
 Presipitasi
Pengertian: hujan -> proses mencair awan menjadi butiran air akibat suhu udara
yang tinggi.
 Runoff
Pengertian: limpasan permukaan atau aliran air di atas permukaan tanah akibat
hujan datang lebih cepat daripada kecepatan tanah menyerap nya.
 Infiltrasi
Pengertian: proses absorbsi air hujan ke dalam pori tanah menjadi air tanah.
Manfaat siklus hidrologi:
1. Air tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Pada kekuatan yang
cukup oleh penduduk dimanfaatkan untuk memutar kincir, menumbuk, sedangkan
pada kekuatan yang besar dapat digunakan untuk memutar turbin penghasil listrik
yang dapat dinikmati di rumah.
2. Wash Biosfer
Wash Biosfer merupakan tempat hidup makhluk hidup tumbuhan, hewan
termasuk manusia. Biosfer terdiri dari litosfer (batuan/daratan), hidrosfer (air) dan
atmosfera (udara). Dalam perjalanannya siklus hidrologi air melewati ke tiga
tempat tersebut, yaitu litosfer, hidrosfer dan atmosfera. Air merupakan pelarut
universal yang sangat baik, apa yang dilalui akan di larut oleh air.
3. Obyek Wisata
Obyek wisata: Kabut di pegunungan, air terjun, awan yang tebal, hujan gerimis,
danau, aliran sungai, sungai bawah tanah, stalaktit, stalakmit, mata air, sumur
artesis, gelombang laut, semuanya merupakan bagian dari siklus hidrologi.
4. Resource Life
Air merupakan kebutuhan mutlak setiap mahkluk hidup. Tanpa ada air mustahil
ada kehidupan. Setelah bumi terbentuk, kemudian mendingin mengkerut, mulai
terbentuk air yang mengisi keriput-keriput bumi. Titik air baru terbentuk sebagai
aktifitas gunung berapi.
5. Water Supply
Dalam sirkulasi hidrologi, air melalui berbagai tempat. Terutama di daratan baik
yang melalui permukaan atau bawah tanah. Berdasarkan hitungan di atas jumlah
air sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan manusia, hewan ataupun
tumbuhan. Namun memang tiap daerah berbeda-beda kualitas dan kuantitas nya,
ada kekurangan, kecukupan dan kelebihan, tetapi secara total masih sangat
mencukupi.
Polusi Industri dengan Hujan ES
Polutan berupa gas CO2, SO2, gas metana yang merupakan komponen gas rumah
kaca yang menimbulkan suhu permukaan bumi meningkat. Hal tersebut
mengakibatkan penguapan yang luar biasa menyebabkan terbentuknya awan
bertumpuk-tumpuk yang dikenal awan kumulonimbus. Awan kumulonimbus ber
saturasi dengan suhu relatif tinggi mengakibatkan hujan es.
Hujan Asam
Proses terjadinya hujan asam adalah gas dari asap kendaraan bermotor dan asap
pabrik mengandung gas SO₂ dan NO₂ yang akan membentuk gas SO₃. Lalu gas
SO₃ akan bereaksi dengan air membentuk asam sulfat H₂SO₄. Asam sulfat akan
larut dalam air hujan dan membentuk hujan asam.
Bahan organik
Kurva DO pada keadaan awal masih tinggi karena belum ada bahan organik yang
didegradasi. Setelah ada bahan organik akan didegradasi secara aerobik. Hal
tersebut menyebabkan oksigen di air akan berkurang sampai titik terendah
sedangkan bahan organik banyak yang terdegradasi. Semakin jauh dengan lokasi
pembuangan limbah maka secara alami akan mengalami perbaikan. Bahan
organik yang semakin jauh dengan pembuangan nya maka bahan organik semakin
sedikit dan hilang. Bahkan pada suatu titik tertentu bahan organik tidak ada lagi.
Sehingga kondisi air normal dan kondisi DO naik lagi. Biomassa berasal dari
limbah terdegradasi menimbulkan alga atau eceng gondok. Sebelum limbah
dibuang nilai biomassa tidak terlau tinggi. Setelah bahan organik terdegradasi
maka nilai biomassa naik. Kemudian setelah jauh dengan pembuangan maka
biomassa turun kembali. Kurva Clean Water Species sebelum limbah dibuang
maka bernilai tinggi. Setelah limbah organik dibuang dan terjadi degradasi limbah
menyebabkan kadar oksigen rendah pada air. Membuat Clean Water Species
berkurang kemudian setelah jauh dari pembuangan limbah maka Kurva Clean
Water Species naik kembali. Kurva Tolerant Species cenderung stabil
menunjukan spesies yang dapat bertoleransi dengan keadaan air. BOD berbanding
terbalik dengan DO.
Bahan toksik
Sebelum adanya pembuangan bahan toksik belum ada air. Saat di titik
pembuangan limbah maka tinggi konsentrasi bahan toksik. Seiring jauhnya
dengan lokasi pembuangan maka kurva bahan toksik akan turun karena secara
alami akan terdegradasi.
Kondisi suatu perairan
Diawali sebelum limbah dibuang ada daerah clean zone yang tumbuh organisme
normal yang ada pada perairan. Di saat titik pembuangan limbah yang bisa
dibilang konsentrasi limbah tinggi. Semakin jauh dari titik pembuangan limbah
maka konsentrasi limbah berkurang. Sehingga tidak terasa adanya limbah maka
didapatkan kondisi clean zone kembali.
Eutrofikasi
Eutrofikasi adalah ledakan jumlah tanaman air dan alga, yang dipicu oleh
peningkatan kandungan nutrisi di perairan, biasanya dengan kelebihan nitrogen
atau fosfat. Nitrat dan fosfat yang berlebihan merangsang pertumbuhan alga
berlebihan, yang menutupi permukaan air sehingga sinar matahari tidak bisa
masuk ke dalam air. Akibatnya, bagian perairan dalam menjadi gelap dan
kekurangan sinar matahari. Ini menyebabkan kekurangan oksigen, sebab
fotosintesis tidak dapat dilakukan. Kemudian ketika mati, alga ini akan dimakan
oleh bakteri pengurai, dan populasi bakteri meningkat drastis. Karena
pembusukan oleh bakteri mengonsumsi oksigen, maka peningkatan bakteri
menyebabkan berkurangnya oksigen (hypoxia) di air dan kematian massal hewan
air di perairan itu. Eutrofikasi sering membunuh hewan dan tumbuhan di muara
dan merusak ekonomi masyarakat sekitar muara. Alga beracun mengganggu
pariwisata karena bau busuk dan pandangan tak sedap dipandang, dan keracunan
ikan dan kerang berdampak buruk pada perikanan.
Zat padat tersuspensi
Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah semua zat padat (pasir,
lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air dan dapat
berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi,
ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik.
Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang
heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan
dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan. Penetrasi
cahaya matahari ke permukaan dan bagian yang lebih dalam tidak berlangsung
efektif akibat terhalang oleh zat padat tersuspensi, sehingga fotosintesis tidak
berlangsung sempurna. Sebaran zat padat tersuspensi di laut antara lain
dipengaruhi oleh masukan yang berasal dari darat melalui aliran sungai, ataupun
dari udara dan perpindahan karena resuspensi endapan akibat pengikisan.
Biomagnifikasi dan Bio akumulasi
Biomagnifikasi adalah proses yang terjadi ketika ada peningkatan jumlah bahan
kimia dan racun yang terakumulasi melalui tingkat tropik rantai makanan.
contoh biomagnifikasi:
 Untuk tanaman dan tumbuhan (produsen), untuk memberantas hama,
pestisida, dan pupuk sedang digunakan. Ketika hewan (herbivor) seperti rusa,
kambing, & sapi merumput tanaman ini, zat beracun masuk ke sistem hewan ini.
 Ketika konsumen utama seperti rubah / serigala memburu herbivor ini
untuk makanan, bahan beracun masuk ke sistem serigala.
 Karnivora (puncak rantai makanan) seperti harimau mengkonsumsi
serigala ini, zat beracun masuk ke dalam sistem harimau.
 Sekarang jika kita membandingkan tanaman dan harimau pada tingkat
toksisitas, akumulasi zat beracun akan lebih tinggi pada harimau daripada
tanaman karena harimau memakan banyak serigala yang memakan banyak rusa
yang memakan banyak tanaman dengan pestisida di atasnya). Jadi tingkat racun
telah diperbesar ke tingkat yang berbeda, maka namanya – pembesaran biologis.
Pertemuan 6
Prinsip pengolahan limbah cair.
1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses
pengolahan secara fisika.
A. Penyaringan (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring
menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan.  Metode penyaringan
merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat
berukuran besar dari air limbah.
B. Pengecilan ukuran
Apabila masih ada bahan-bahan padat berukuran besar maka dikecilkan terlebih
dahulu menggunakan comminutor.
C. Pengendapan
Limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan
adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses
pengolahan primer limbah cair. Pengendapan di sini menggunakan grit chamber.
Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang
tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Pengendapan ada
primary clarifier berupa endapan yang membentuk lumpur yang kemudian akan
dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut.
2. Pengolahan sekunder
Di dalam bak aerasi ini air limbah dihembus dengan udara sehingga mikro
organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah.
Bak aerasi juga dilengkapi air compressor sebuah mesin atau alat mekanik yang
berfungsi untuk meningkatkan tekanan atau memapatkan fluida gas atau udara.
Energi yang didapatkan dari hasil penguraian zat organik tersebut digunakan oleh
mikrorganisme untuk proses pertumbuhannya. Dengan demikian didalam bak
aerasi tersebut akan tumbuh dan berkembang biomasa dalam jumlah yang besar.
Biomasa atau mikroorganisme inilah yang akan menguraikan senyawa polutan
yang ada di dalam air limbah. Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap
akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikroorganisme
diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa
sirkulasi lumpur.
Sludge Treatment
 Dewatering atau pengeringan lumpur adalah penyisihan sejumlah air dari
lumpur dengan tujuan untuk mengurangi volume lumpur.
 Proses pengentalan lumpur bertujuan untuk meningkatkan kekentalan atau
kandungan padatan dalam lumpur dengan cara pengeluaran air. Pada
proses pengentalan tersebut lumpur sebelumnya perlu dikondisikan
dengan cara fisika maupun fisika-kimia, agar dapat menggumpal sehingga
air lebih mudah dipisahkan.
 Proses digestasi anaerobik merupakan proses penguraian bahan organik
oleh aktifitas bakteri anaerobik tanpa oksigen bebas menjadi gas metan
(60-70%), CO (30 - 40%) dan sejumlah kecil H2S, ammonia, dan senyawa
lainnya
 Insinerasi adalah metode pengolahan sampah dengan cara membakar
sampah pada suatu tungku pembakaran. Teknologi insinerasi merupakan
teknologi yang mengkonversi materi padat menjadi materi gas (gas
buang), serta materi padatan yang sulit terbakar, yaitu abu (bottom ash)
dan debu (fly ash).
 Landfill adalah membuang dan menumpuk sampah ke suatu lokasi yang
cekung, memadatkan sampah tersebut kemudian menutupnya dengan
tanah. Metode ini dapat menghilangkan polusi udara.
 Pengomposan adalah proses di mana bahan organik mengalami penguraian
secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan
bahan organik sebagai sumber energi.

Anda mungkin juga menyukai