Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REVIEW (CBR)

DASAR-DASAR ILMU KEPELATIHAN

DOSEN PENGAPUH:

ARGUBI SILWAN, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH:

NAMA:POLIN SAHPUTRA SIBAGARIANG

PRODI:PKO B 2020

NIM:6203121097

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan pada tuhan Yang Maha Esa atas segala
hikmat, karunia dan waktunya sehingga atas seizin-Nya dapat terciptalah
critikal book review ini. Dengan adanya critikal book ini diharapkan agar
bisa menjadi apresiasi agar para pembaca berminat serta bisa di terapkan
dalam kehidupan sehari-hari maupun bermasyarakat.

Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan salah


satu tugas mata kuliah bola voli dasar di Universitas Negeri Medan.
Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan critikal
book review teori analisis biomekanika ini.

Dan akhirnya kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat


menambah wawasan dunia tentang ilmu ini.Segala kritik dan saran yang
membangun untuk menyelesaikan jurnal ini Kami terima dengan senang hati
dan lapang dada, sekian dan terimakasih.

Medan, 8 maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I .PENDAHULUAN
Latar belakang. 2

1. Tujuan. 2
2. Manfaat 2
3. Indentitas buku ..................................................................2
BAB II .PEMBAHASAN
BAB III.KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN.
4. Keunggulan. 4
5. Kelemahan 4
BAB IV PENUTUP
6. Kesimpulan. 5
7. Saran 5
DAFTAR PUSTAKA

1.2 TUJUAN

1. Untuk mengetahui sebenarnya apa pengertian dan maksud dari


mengkritik itu.
2. untuk mengetahui prinsip dasar mengkritik
3. untuk menambah wawasan tentang saran dan mengkritik
1.3 MANFAAT
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Critical book Reveiw
5. Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana mengkritik itu dan
apa saja yang menjadi dasar-dasarnya.
IDENTITAS BUKU
A.BUKU I
Judul buku : Model latihan teknik dasar tenis lapangan untuk pemain
pemula
Pengarang : Dr. Nurkadri, M.Pd.
Jml.Halaman : 110 halaman
Penerbit : Cakrawala Cendekia
Tahun terbit : Oktober 2017

ISBN : 978-602-50403-5-1
BAB I
PENDAHULUAN
A. SEJARAH TENIS LAPANAGAN DI DUNIA
Terdapat berbagai jenis permainan yang menggunkan reket yang di mainkan
dewasa ini dan tenis lapangan lapanagn merupakan salah satu permainan
yang paling disukai. Menurut beberapa catatan sejarah , permainan
menggunakan bola dan reket sudah dimainkan sejak zaman purbakala, yaitu
di mesir dan yunani. Cikal bakal olahraga tenis lapanagan adalah permainan
“jeu de paume” yang popular di prancis pada ssekitar abad ke-11. Kata tenis
lapangan , lapangan berasal dari bahasa prancis “tenez” yang berarti “main”
atau “tangkap” yang deteriakkan pemain pada awal permainan pada saat itu./
Tenis lapangan. Pada mulanya merupakan permainan golongan atas. Tenis
lapangan gelanggang rumput yang terkenal di zaman Ratu Victoria disertai
oleh golongan menengah yang menjadikannya sebagai permainan luar. Klup
tenis lapangan pertama yang didirikan ialah Klup Leamington di perancis
yang telah diasakan oleh J. B. Perera. Mejar Harry Gem, Dr. frenderick
Haynes dan Dr. Arthur Tompkins pada tahun 1872.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan pokok masalah yang dibicarakan tentang “SEJARAH TENIS


LAPANAGAN DI DUNIA ” maka rumusan masalah ini difokuskan pada :

1. Penjelasan tentang berbagai permainan tenis lapangan


2. Menyebutkan fase – fase gerak dalam bermain tenis lapangan
3. Memaparkan tentang karakteristik (sifat) setiap fase perkembangan
gerak dalam permainan tenis lapangan

TUJUAN BOOK
Tujuan dari critical book reveiw adaah untuk mengetahui kekurangan dari
buku dan kelebihan buku tersebut untuk di baca serta di pahami kandungan-
kandungan inti sari pokok dari buku tersebut
CRITIKAL BOOK
Critical book reveiw adalah kritikan-kritikan ataupun bisa berupa masukan-
masukan bagi buku untuk si pengarang supaya mengetahui kekurangan serta
kelebihanya

2.Tujuan
Tujuannya yaitu:
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah analisis biomekanika
 Sebagai bahan pertimbangan dengan matakuliah lain.
 Member masukan terhadap yang dikritik,
 Sebagai wahana wawasan dalam pendidikan
 Sumber faktor pegangan dasar pendidikan
 Pedoman unggulan dalam melaksanakan proses pendidikan
 Konsep dn tindakan yang harus di contoh dalam penerusan pendidikan
3.Manfaat
Manfaatnya yaitu:
 Menambah wawasan bagi pembaca.
 Untuk mengetahui kelemahan dan kelemahan dan keunggulan buku.
 Untuk mengetahui masukan atau saran dari pembaca.
 Mengetahui perbandingan yang sma tujuanya pendidikan
 Mempelajari berbgai aspek dalam pendidikan
 Serta dapat di terapkan dalam khidupan sehari-hari
 Menjadi faktor intensif dan invatif disiplin dalam pendidikan dan
perkembangan dalam pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN BUKU PERTAMA
BAB I
A. SEJARAH TENIS LAPANAGAN DI DUNIA
Terdapat berbagai jenis permainan yang menggunkan reket yang di mainkan
dewasa ini dan tenis lapangan lapanagn merupakan salah satu permainan
yang paling disukai. Menurut beberapa catatan sejarah , permainan
menggunakan bola dan reket sudah dimainkan sejak zaman purbakala, yaitu
di mesir dan yunani. Cikal bakal olahraga tenis lapanagan adalah permainan
“jeu de paume” yang popular di prancis pada ssekitar abad ke-11. Kata tenis
lapangan , lapangan berasal dari bahasa prancis “tenez” yang berarti “main”
atau “tangkap” yang deteriakkan pemain pada awal permainan pada saat itu./
Tenis lapangan. Pada mulanya merupakan permainan golongan atas. Tenis
lapangan gelanggang rumput yang terkenal di zaman Ratu Victoria disertai
oleh golongan menengah yang menjadikannya sebagai permainan luar. Klup
tenis lapangan pertama yang didirikan ialah Klup Leamington di perancis
yang telah diasakan oleh J. B. Perera. Mejar Harry Gem, Dr. frenderick
Haynes dan Dr. Arthur Tompkins pada tahun 1872.
B. SEJARAH TENIS LAPANGAN DI INDONESIA
Besar kemungkinan., olahraga Belandalan yang memperkenalkan tanis
lapangan di Indonesia, walaupun tidak meustahil pula permainan ini dibawa
para pelaut inggris yang singgah di kota-kota besar kepulauwan nusantara.
Sayang arsip-arsip berbagai perkumpulan milik warga Negara belanda yang
pernah berdiri di negeri ini telah hilang, hingga kita tidak bisa melacak mana
di antara dua perkiraan itu yang lebih benar.
Latar belakang lahirnya Indonesia moeda jelas berangkat dari larangan bagi
kegiatan politik yang diberlakukan kepada mereka. Mereka berkeyakinan,
hanya dengan mengarahkan aktivitas social masyarakat baru bisa dicapai
persatuan seluruh rakyat menuju kemrdekaan. Di dalamnya juga termasuk
kegiatan olahraga. Pad gilirannya dapat membangkitkan patriostisme.
Prestasi ini tak ayal mendorong Indonesia meoda mengadakan pekan
olahraganya sendiri, yang berlangsung pada tiap hari ulang tahun atau
perrtemuan tahunannya. Tenis lapangan, tentu terrmasuk di antara cabang-
cabang yang dipertandingkan. Salah satu di anataranya dilaksanakan pada
bulan desember tahun1935 di semarang. Yang juga sekaligus menjadi awal
dicetuskannya pembentukan persatuan Tennis Indonesia (PELTI).
Gagasan pendirian PELTI mendapat dukungan yang memadai. Khususnya di
kalangan yang berani mengambil resiko berhadapan dengan pemerintah
colonial, termasuk dari kalangan yang terpandang. Di semarang saja, para
simpatisan semacam itu tidak jumlahnya. Misalnya : Dr. Buntara
Martoatmodjo (yang kemudian , sejak 1935, menjadi ketua PLTI lima tahun
beraturut-turut), Dr, Rasyid, Dr, mokhtar dr, sardjito, R,M. soeprapto,
Nitiprojdo, Nitiprodjo, dan beberapa lainnya. Dari para tokoh berbagai kota
lainnya, dukungan di wakili oleh: Mr. Budhiyarto para tokoh berbagai kota
lainnya.
BAB II
HAKIKAT PERMAINAN TENIS LAPANGAN
A. DEFINISI PERMAINAN TENIS LAPANGAN
BROWN (2007 : 1) menyatakan 22 juta penduduk amerika serikat yang
bermain tenis lapangan sedikitnya sekali setahun, Berasal dari lapisan usia 8
hingga 78 tahun. Kemanyakan amatir yang bermain hanya untuk bersenang-
senang dengan teman-teman, dalam turnamen, tim dan liga-liga di seluruh
negeri tersebut. Dahulu permainan tenis lapangan hanya dimainkan oleh
orang–orang kaya. Anggota kelompok eksekutif dan golongan mengengah
kebawah. Jadi dengan adanya perkembagan jaman permainan tenis lapangan
kini berubah.
Jones & Buxton (2006 : 10) menyatakan “Sasaran pemain adalah memukul
bola dalam garis sehingga lawan anda tidak dapat (1) mencapainya, atau (2)
mengembalikannya ke daerah permainan anda .” jadi,, pemain memukul bola
yang masuk daerah permainan sendiri dengan pukulan apa saja yang
dilakukan pemain dan cara apa saja yang ditempuhkan pemain, yang pasti
memukul bolanya dengan pengarahan pasti hasilnya akan berbeda. Jika
dibandingkan dengan sekedar asal masuk.
B. TAHAP-TAHAP PROSES OPEN SKILL

1. Peception
Peception adalah kemampuan untuk mengindentifikasi, memahami
karakter terhadap bola yang dating melalui kecepatan melakukan
reaksi atau antisipasi.
2. Decision
Tahap kedua dari proses skill adalah decision. Decision adalah
lemampuan untuk mangambil keputusan secepat mungkin sebelum
pelaksanaan pekulan tentang apa yang semestinya harus dekerjakan.
Decision dapat dilakuka dengan mempertimbangkan lima situasi dalam
permainan tenis lapangan (5 games situation) dengan 7 variabel di
dalamnya (the seven tactical variables).
a. Karakteristik pemain (characterictics of the player)
b. Lingkungan (environment)
c. Daerah bermain (zona of play)
d. Fase-fase dalam bermain (phases of play)
e. Gaya bermain (style of play or technical behavior)
f. Karaktersistik bola yang diterima (charectesitics of ball received)
g. Karakteristik bola yang dikirim/diberikan (characteristics of ball
sent)
3. Execution
Menurut Cayer (1988: 45) seorang pemain yang memiliki penguasa
teknis bagus, memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah: (a)
memiliki kenyamanan saat memukul (conformity). Dengan
kenyamanan dan penguasaan teknik yang efektif maka akan
menghindarkan kerja yang berlebihan (effortless), memperkecil
kemungkinan eterjadinya cedera, merupakan dasar yang kuat yang
diperlukan untuk pengembangan teknik lebih lanjut.
4. Feedback
Tahap keempat dari proses open skill adalah umpan balik (feedback).
Feedbeck adalah umpan balik terhadap hasil pukulan yang dilakukan.
Suatu evaluasi yang tepat melalui umpan balik ini, seorang pemain
akan mengetahui dan menyadari tentang pukulan yang dilakukan
terhadap kemampuan lawan serta sebagai media untuk melakukan
koreksi terhadap kinerja yang dilakukan oleh pemain tenis sendiri
(instropeksi).
Sesuai dengan karakteristik permainan tenis lapangan, bola yang
dipukul kecil, bergerak dengan cepat, menggunakan reket sebagai
perpanjangan dari lengan serta bola dari laawan tidak dapat diprediksi
sebelumnya, maka persepsi anak didik harus selalu diaktifkan untuk
mangantisipasi setiap gerak lawan dan diperrlukan proses berfikir yang
cepat untuk mengambil keputusan.
C. KOMPONEN BIOMOTOR DALAM TENIS LAPANGAN
Tenis lapangan merupakan olahraga permainan yang setiap gerakan
tekniknya melibatkan keterampilan motoric yang komplek. Agar dapat
menguasai teknik-teknik pukulan tenis lapangan diperlukan komponen
biomotor yang baik. Karakteristik permainan tenis lapangan yaitu
bolanya kecil, bergerak dengan cepat dan lapanagannya luas serta
menggunakan alat raket sebagai perpanjangan dari lengan.
Seorang pemain pemula yang baru mengenal bagaimana cara bermain
tenis lapangan, akan memperlihatkan kooardinasi gerakan yang kaku,
pukulannya sering keluar atau tidak dapat mengontrol bola yang masuk
atau keluar dengan cermat. Pemain tersebut dapat digolongkan pemain
yang kurang terampil.
Selain kualitas peragaan gerak yang diharapkan, perbedaan seorang
terampil dengan yang tidak terampil dapat dilakukan dengan melihat
hasil kerja. Seorang petenis lapangan seperti Andy Roddick misalnya,
walaupun dalam keadaaan posisi yang sulit, ia mampu memukul bola
begitu keras dengan tingkat penepatan bola yang sulit dijangkau lawan.
Pukulan ini terjadi bukan suatu kebutulan tetapi ditujang oleh suatu
tingkat penguasaan teknik permainan yang tinggi dan didukung oleh
kondisi fisik yang bagus. Keseimbangan, kecepatan reaksi,
kekuatan,koordinasi, power, refleksibilitas dan lain-lain adalah contoh-
contoh dari kemampuan dasar yang penting untuk melakukan
keterampilan olahraga pada umumnya termasuk olaraga tenis
lapangan.

BAB III
PERLENGKAPAN TENIS LAPNAGAN
A. LAPANGAN

1. Permukaan Lapangan
Bahan yang digunakan untuk membuat lapangan tenis lapangan tentu
akan mempengaruhi pantulan bola. Oleh sebap itu perlu bagi para
pemain untuk mengetahui permukaan lapangan tenis lapangan, dan
bagaimana karakter-karakter yang dimiliki oleh masig-masing
permukaan lapanagan tersebut.
a. Lapangan rumput (Grass Court)
b. Lapangan keras ( Hard Court)
c. Lapangan tanah liat ( Clay Court)

B. RAKET

1. Ukuran kepala
Ukuran kepala didefinisikan sebagai area permukaan pemukul dari
senar raket dan berdasarkan demensi-demensi dalam dari system
pendukung senar. Ukuran kapala diberikan dalam inci persegi atau
sentimeter persegi. Klasifikasi umum ujuran kepala rekat
UKURAN LEBAR KEPALA RAKET
(square head) SATUAN UKURAN
(INCI)
Tradisional 60 – 79 inci
Midsize 80 – 95 inci
2. BERAT
Berat adalah ukuran yang ditentukan oleh poin manufaktur,
memperliatkan berat raket tanpa senar. Seperti ukuran kepala raket,
tidak ada standar industri, tetapi panduan umum dibawah ini dapat
digunakan.

Ukuran berat raket


(square head) SATUAN UKURAN ( Ons )
Ektra light xl < 12 ons
Light l 12 – 12,5 ons
Light medium lm 12,51 – 13 ons
Medium m 13,1 – 13,5 ons
Heavy / berat h > 13,51

1. BAHAN RANGKA RAKET


Kayu dahulu termasuk dalam konsentrasi semua raket. Namun
sekarang tidak lagi digunakan, dan hamir semua raket dikonstruksikan
dengan fiberglass, grafik atau kombinasi dari kedua bahan matrial
tersebut. Raket aluminium juga tersediadan memiliki kualitas yang
sempurna.
2. UKURAN PEGANGAN
Pegangan raket tenis lapangan memiliki 8 (delapan) sisi dan
mempunyai beberapa ukuran sesuai dengan garis keliling pegangan.
Ukuran berkisar antara 4 inci sampai 5 inci dengan penambahan 1/8
inci. Ukuran pegangan juga diberikan dipegangan seperti angka dari 0
sampai 8, dengan 0 untuk 4 inci, 1 untuk 4 1/8 inci dan seterusnya.
C. SENAR
 Konstruksi
Pengatahuan tentang senar dan penyenaran adalah salah satu kunci
untuk memperoleh penampilan dan kemampuan bermain maksimal
dari sebuah raket. Senar dapat dibagi menjadi dua kelompok dasar.
1. Gut. Gut terbuat dari usus sapid an bangak professional tenis lapangan
2. Sintetik. Kebangakan senar terbuat dari nilon.

 Ketebalan
Ukuran senar berdasarkan kepada ketebalan standar kabel U.S. Ini ukuran 17
lebih tebal 12% dari pada ukuran 16 dan ukuran 17 lebih tipis 11% dari pada
ukuran. Tidak ada standar industry untuk ketebalan senaar dan ukuran, pabrik
yangberbeda bisa bervariasi.
 Gaya Tegang
Reference Tension (gaya tengan yang direkomendasikan) adalah gaya tegang
spesifik pabrik untuk rangka. Gaya tegang yang diminta pemain dan gaya
tegang yang diatur pada mesin senar. Reference string adalah istilah ukuran
yang diterima secara unifersal ketika mendiskusikan gaya tegang senar.
D. BOLA
Olahraga tenis lapangan merupakan salah satu olahraga paling popular di
dunia. Tapi tanpa jasa si bundar berkulit kuning langsat yang rela jadi kutu
loncat, lantaran dipukul raket kesa kemari, tenis lapangan pasti tidak akan
sepopuler sekarang. Begitu pentingnya peran si kuning, sehingga
Internasional Tennis Federation (ITF) sampai punya aturan sendiri tentang
bola yang dapat dimainkan di lapangan tenis lapangan.

BAB IV
TEKNIK DASAR TENIS LEPANGAN
Tenis lapangan mearupakan olahraga permainan yang masuk ke dalam
katagori jenis keterampilan mototorik terbuka (open skill). Dalam permainan
tenis lapangan, kedantangan bola sanagat sulit diperkirakan sebelumnya
karna kedatanganya dipengaruhi oleh lima hal yaitu (a) tinggi rendah, (b)
jauh deakt jarak, (c) arah, (d) kecepatan, dan (e) jenis putaran bola. Kelima
hal tersebut sangat berpengaruh posisi bola yang akan dipukul. Selain dari
pada itu, cuaca, angin, dan matahari merupakan factor external yang dapat
menggungun konsentrasi bermain.
A. PUKULAN GROUNDSTROKE

1. Pukulan forehand
Forehand adalah pukulan yang paling dasar dan paling rendah di
ajarkan dalam tenis lapangan. Forehand sendiri adalah pukulan yang
ayunanya dari belakang badan emnuu depan dan bagian depan raket
atau telapak tangan kita berhadapan dengan bola.
 Pengangan (Grip)
Dianjurkan untuk mengajarkan grip eastern forehand (berjabat tangan)
kepada para pemain pemula. Untuk menemukan grip ini, pegang raket
pada bagian gagangnya dengan tangan yang tidak digunakan bermain.
 Posisi siap ( ready position)
2. Raket dipegang didepan badan setinggi pinggang, sehingga mudah
dalam melakukan sisi forehand atau backhand. Tangan kiri diletakkan
pada leher raket.
3. Kedua lutut sedikit tekuk
4. Kedua kaki direntangkan selebar bahu dengan berat badn disalurkan
secara merata pada kedua kaki.
5. Berat badan didepan bola-bola pada kedua kaki.
6. Pemain berada dalam posisi santai dan focus pada bola yang mendekat.

 Tahap Persiapan (beckswing)

1. Pemain memutar kedua bahu danpinggul danga arah menyamping dari


net. Bahu kiri mehangarah kedepan,
2. Kedua kaki diatur menyamping
3. Putar bahu mendahului ayunan kebelakang,
4. Kepala raket kembali dan jatuh dibawh ketinggian dari bola yang
mendakat.
5. Ujung raket mengarah kepada bola yang mendekat,
6. Semua langkah-langkah penyesuain harus dipenuhi semala tahap ini.
7. Kedua lutut ditekuk untuk membantu gerakan dari bawah keatas.
8. Pukulan beckhand
Beckhand merupakkan pukulan dasar kedua dalam bermain tenis
lapangan. Beckhand adalah pukulan yang diayun dari seberang menuju
depan atua menggunakan belakang dari raket untuk memukul bola dan
telapak tangan anda membelakangi bola.
a. Backhand satu tangan
Terdapat beberapa keuntungan dalam memakai backhand satu tangan.
Pertama, Anda memperoleh keuntungan dari jaukauannya yang
panjang sehingga bola-bola yang melebar dpat ditangani dengan lebih
mudah.
 Pegangan (grip)
Raket baiasanya dipegang dengan grip eastern forehand dalam posisi
siap. Grip eastern backhan memerlukan seperempat putaran kea rah
kiri dari grip eastern forehand, di mana ruas pertama jari telunjuk
berada di bagian atas raket ( sisi raket no. 1).
 Posisi Siap (Ready Position)
Posisi siap indentik dengan posisi siap pada forehand. Namun para
pemula dapat lebih dulu mamulai pada posisi memengang grip eastern
backhand.
 Tahap persiapan ayunan belakang (backswing)
Putara bbahu/perubahan pegangan dan ayunan belakang: (a) pemain
memutar kedua bahu dan pinggul dengan arah menyamping dari net-
grip diubah ketika kedua pinggul dengan arah menyamping dari net-
grip diubah ketika bahu.
 Tahap memukul (Impacct/contact point)
Ayunan depan dan titik kontak: (a) pemain melangkah menuju bola
dengan kaki kanan sebelum ayunan depan dimulai, (b) Titik kotak pada
ketinggian pingang di depan kaki kanan, (c) permukaan raket di tepi
titik kotak, dan (d) lintasan ayunan adalah dari rendah ke tinggi menuju
sasaran.
 Tahap akhir (follow through)
• Raket berlanjut mengikuuti bola menuju sasaran dalam gerakan
mengayun terus menerus yang panjang (ayunan)
• Tengah berakhir di atas ketinggian dan melawati mata kanan.
• Tapak kaki menghadap batas belakang dan pemain berada dalam
keseimbangan.

b. Backhand Dua Tangan


Backhand ini merupakan teknik pukulan yang paling popular digunakan oleh
pemain tenis lapangan saat ini.

BAB V
LATIHAN TEKNIK DASAR MODEL GOENRICH
Latihan teknik dasar model goenrich merupakan sebuah moel yang berisikan
berbagai bentuk latihan forehand. Backhand, Volly dan service. Backhand,
Volly dan service yang terkait dengan pendekatan brmaindan didasari dari
hasil velidasi ahli dan hasil iuji coba sehingga dapat digunakan pada pemain
pemula terutama untuk masyarakat yang baru mengenal cabang olahraga
tenis lapanagan.

A. BASIC FOREHAND
Goenrich Basic Forehand 1 (GBF 1)
Goenrich basic ferehand (GBF 2)
Goenrich basic ferehand (GBF 3)
Goenrich basic ferehand (GBF 4)
Goenrich basic ferehand 5 (GBF 5)
Goenrich basic ferehand 6 (GBF 6)
Goenrich basic ferehand 7 (GBF 7)

B. BASIC BACKHAND

• Goenrich basic backhand 1 (GBB 1)


• Goenrich basic backhand 2 (GBB 2)
• Goenrich basic backhand 3 (GBB 3)
• Goenrich basic backhand 4 (GBB 4)
• Goenrich basic backhand 5 (GBB 5)
• Goenrich basic backhand 6 (GBB 6)
• Goenrich basic backhand 7 (GBB 7)

C. BASIC VOLLEY

 Goenrich basic volley 1 (GBV 1)


 Goenrich basic volley 2 (GBV 2)
 Goenrich basic volley 3 (GBV 3)
 Goenrich basic volley 4 (GBV 4)
 Goenrich basic volley 5 (GBV 5)
 Goenrich basic volley 6 (GBV 6)
 Goenrich basic volley 7 (GBV 7)

D. BASIC SERVICE

 Goenrich basic Service 1 (GBS 1)


 Goenrich basic Service 2 (GBS 2)
 Goenrich basic Service 3 (GBS 3)
 Goenrich basic Service 4 (GBS 4)
 Goenrich basic Service 5 (GBS 5)
 Goenrich basic Service 6 (GBS 6)
 Goenrich basic Service 7 (GBS 7)

BAB III
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
BUKU PERTAMA
Keunggulan:
 Menurut saya cover dari buku ini menarik karna dilengkapi dengan gambar
pemikiran dan pandangan mata.
 Sitematika penulisannya mudah dipahami karna disertai,seperti bahasa
inggris,dibuatnya terjemahan disampingnya.
 Adanya latihan per bab dalam buku ini sehingga dapat membantu pembaca
dalam mengingat materi tersebut.
 Adanya kesimpulan dari setiap bab ataau ranguman
 Sistematikanya penulisannya mudah dipahami.
Kelemahan:
 Bukunya warna biru ada sebagian tidak adanya warna.
 Buku ini di dalamnya bentuk photo copy
 Ukuran huruf dalam buku ini terlalu besar.
 Banyak ruang yang kosong.
 Konten atau isinya singkat karna dibuatnya disini hanya point-pointnya
.saja.
BUKU KEDUA
Keunggulan:
 Ukuran hurufnya standar,tidak terlalu besar atau kecil.
 Hanya sedikit ruang yang kosong.
 Halamannya lebih tebal.
 Buku ini original.
 Sistematikanya penulisannya mudah dipahami.
 Disain sampulnya bagus/menarik
Kelemahan:
 Isi bukunya tidak berwarna berwarna.
 Indek kata pada buku tidak ada.
 Buku ini banyak coretan didalamnya.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan:
Jadi dapat saya simpulkan bahwa dari satu buku sanggat layak digunakan
karna memiliki kaitan yang sanggat dekat serta berhubungan. Buku ini sama-
sama memiliki asah dan tujuan yang sama yakni pendidikan dan penerapan
perkembangan gerak bermain tenis lapangan serta memimpin peserta didik
dan landasan dalam pendidikan untuk memudahkan perkembangan gerak
bagi para pemula dalam permainan tenis lapangan dan penerapanya.
Saran :
Menurut saran dari saya di buku ini perlu di perbiki seperti halnya buku
pertama dengan daftar si pengarang yang memadai. Karena buku ini sangat
banyak yang membaca di kalangan masyarakat, jadi kami mengaharapkan
kedepanyan lebih banyak lagi pendapat para ahli/ profesol dan Dr.

DAFTAR PUSTAKA
Bompa, Tudor O. 1983. Theory And Methodelogy of Training IOWA:
kendall Hunt Pulishing Company
Brown, jim. 2007. Tenis tingkat pemula. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Cayer, Louis (1988). Mini Tennis/Novice Tennis Instruktor. Canada:
National Caoching Certification System.

Anda mungkin juga menyukai