Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

GOLONGAN FENOLAT

Disusun Oleh :
MITA KURNIAWATI
HIKMA MAULIYAH
MARIA RISKY KURNIAWATI
FITRI SYAHRIANI
MUSYARIF

Jurusan Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pancasakti Makassar
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”
Golongan Fenolat”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia
Bahan Alam Laut , Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat
dalam rangka menambah pengetahuan dan juga wawasan materi.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang
akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua
orang khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Makassar, Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi dan Struktur Fenol ............................................................... 3
B. Karakteristik Senyawa Fenol................................................................ 4
C. Klasifikasi Fenol dan Turunan Senyawa……………………………... 5
D. Biosintesis Senyawa Fenol .................................................................. 8
E. Senyawa Fenol Dilaut........................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangannya teknologi, para ahli berlomba – lomba
melakukan berbagai macam penelitian dalam bidang teknologi sekarang
sangat banyak hal – hal yang menarik untuk membuat para ilmuan penasaran
untuk mengetahui berbagai macam hal tentang teknologi dan khususnya
tentang bahan – bahan kimia dan manfaatnya.
Pada dasarnya perkembangan teknologi mendorong para praktisi untuk
melakukan penelitian – penelitian khususnya menyangkut bidang kesehatan
( Kefarmasian ) dengan mengeksplotasi berbagai sumber daya alam baik
berupa biota darat maupun laut.
Pada dua decade terakhir ini telah banyak dikembangkan penelitian
mengenai biota darat dan biota laut. Khususnya pada biota laut dimana banyak
praktisi tertarik melakukan penelitian karena didalam laut terdapat lebih 1 juta
mikroorganisme memiliki potensi besar sebagai senyawa metabolit sekunder
yang baru. Dimana seperti yang diketahui bahwa didalam laut sangat sedikit
atau hampir tidak ada terdapat unsur hara yang bisa menjamin kelangsungan
hidup suatu mikroorganisme untuk itu hampir keseluruhan biota laut
melakukan simbiosis terhadap sesamanya dan sekaligus melakukan
biosintesis sendiri untuk dapat mempertahan kan hidup dari predator lain.
Saat ini telah banyak dilakukan penelitian mengenai biota laut seperti
rumbut laut dan biota laut lainnya yang dapat menghasilkan senyawa metabolit
sekunder yang baru atau yang sudah ada. Senyawa –senyawa tersebut salah
satunya adalah golongan fenolat yang dapat bermanfaat bagi kelangsungan
hidup sehari- hari.

1
B.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa itu senyawa fenol?
2. Apa saja karaktakteerristik senyawa feistik senyawa fenol?
3. Apa saja klasifikasi feApa saja klasifikasi fenol dan turnol dan turunan
senyawanya
4. Bagaimana biosintesis senyawa senyawa fenol?
5. Apa saja yang termasuk senyawa femasuk senyawa fenol dilaut?

C.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui definisi
senyawa fenolik, karakterakteristik senyawa fenol,klasifikasi, biosklasifikasi,
biosintesis dan sintesis dan senyawa fenol dilaut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. .DEFINISI DAN STRUKTUR FENOL


Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada
tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi
(OH) dan gugus  –  gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama
berdasarkan nama senyawa induknya, fenol. Senyawa fenol kebanyakkan
memiliki gugus hidroksil lebih dari satu sehingga disebut  polifenol. 
Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan
yang mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau
dua gugus -OH.

Senyawa fenolik di alam terdapat sangat luas, mempunyai variasi struktur


yang luas, mudah ditemukan di semua tanaman, daun, bunga dan
buah.Ribuan senyawa fenolik alam telah diketahui strukturnya, antara lain
flavonoid, fenol monosiklik sederhana, fenil propanoid, polifenol (lignin,
melanin, tannin), dan kuinon fenolik. Banyak senyawa fenolik alami
mengandung sekurang-kurangnya satu gugus hidroksil dan lebih banyak yang
membentuk senyawa eter, ester atau glioksida daripada senyawa
bebasnya.Senyawa ester atau eter fenol tersebut memiliki kelarutan yang
lebih  besar dalam air daripada senyawa fenol dan senyawa glioksidanya.
Dalam keadaan murni, senyawa fenol berupa zat padat yang tidak berwarna,
tetapi jika teroksidasi akan berubah menjadi gelap. Kelarutan fenol dalam air
akan  bertambah, jika gugus hidroksil makin banyak.

3
Senyawa fenolik memiliki aktivitas biologik yang beraneka ragam, dan
banyak digunakan dalam reaksi enzimatik oksidasi kopling sebagai substrat
donor H. Reaksi oksidasi kopling, selain membutuhkan suatu oksidator juga
memerlukan adanya suatu senyawa yang dapat mendonorkan H. Senyawa
fenolik merupakan contoh ideal dari senyawa yang mudah mendonorkan
atom H.

B.KARAKTERISTIK SENYAWA FENOL


Sifat -sifat dari fenol, adalah :
a. Mempunyai gugus hidroksi tetapi bukan termasuk golongan alkohol dan
bukan pula termasuk basa .
b.  Termasuk asam karbolat yang bersifat asam lemah.
c. Tidak berwarna dengan wujud padat tetapi mudah mencair dengan titik
lebur 42 O Celsius.
d. Jika terkena fenol, kulit akan melepuh dan rusak.
e. Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal dengan karbol (lisol) yang
digunakan sebagai disinfektan dengan pengawet kayu karena bakteri akan
mati disebabkan mengalami kerusakan pada protein.
f. Fenol digunakan sebagai bahan baku dalam sintesis zat warna, obat-
obatan, pembuatan plastik.
SIFAT FISIKA
Rumus kimia C6H6OX
Massa molar 94.11 g mol−1
Penampilan padatan kristal
transparan
Densitas 1.07 g/cm3
Titik didih 181,75oC
Titik Lebur 40,9 oC
Kelarutan dalam air 8.3 g/100 mL (20 °C)
9.95 (di air),
29.1 (di asetonitril)
Keasaman (pKa)

C.KLASIFIKASI FENOL DAN TURUNAN SENYAWA


Klasifikasi Fenol terbagi atas 4 macam, yaitu:
A. Fenol sederhana

4
Secara umum senyawa fenolik sederhana memiliki sifat bakterisidal,
antiseptic dan antihelmintik. Senyawa dari kelompok ini hasil subsitusi
gugus fenol dalam posisi orto, meta dan para. Contoh senyawa fenolik
sederhana yang tersubsitusi oleh dua dan satu gugus – OH berturut –
turut adalah floroglukinol (1,3,5-trihidroksibenzena) dan resorkinol (1,3-
dihidroksibenzena).
B. Asam fenolat
Asam fenolat adalah turunan dari golongan asam hidroksi sinamat, yang
memiliki kelimpahan yang tinggi dalam dinding sel tanaman. Hal ini
memungkinkan untuk dapat memberikan keuntungan yang signifikan di
bidang kesehatan, karena senyawa asam fenolat (contohnya asam ferulat)
memiliki aktivitas antikanker dan antioksidan. Selain itu juga dapat
menjadi prekursor dalam pembuatan senyawa aromatik lain yang
bermanfaat, antara lain:
1. Sebagai antioksidan, asam ferulat kemungkinan menetralkan radikal
bebas,seperti spesies oksigen reaktif (ROS). ROS kemungkinan yang
menyebabkan DNA rusak dan mempercepat penuaan.Jika ditambahkan
pada asam askorbat dan vitamin E, asam ferulat kemungkinan dapat
mengurangi stress oksidasi dan pembentukan dimer timidine dalam
kulit yang mencegah penuaan.
2. Dengan studi pada hewan dan studi in vitro, mengarahkan bahwa asam
ferulat kemungkinan memiliki hubungan dengan aktivitas antitumor
perlawanan kanker. payudara dan kanker hati. Asam ferulat memiliki
kemungkinan sebagai pencegah kanker yang efektif, yang disebabkan
oleh paparan senyawa karsinogenik, seperti benzopirene dan 4-
nitroquinoline 1-oksida. Namun perlu menjadi catatan, bahwa hal itu
tidak diuji coba kontrol random pada manusia, sehingga hasilnya
kemungkinan pula tidak dapat dimanfaatkan untuk manusia.
3. Pada tumbuhan, asam fenolat meningkatkan rigiditas dan kekuatan
dinding seltanaman, melalui ikatan silang (cross linking) dengan
pentosan, arabinoxilan dan hemiselulosa, sehingga dinding sel tidak
mudah dihidrolisis secara enzimatis selama proses perkecambahan.

5
4. Asam fenolat banyak ditemukan dalam padi (terutama beras merah),
gandum,kopi, buah apel, nanas, jeruk dan kacang tanah.
5. Dalam perindustrian, asam ferulat memiliki kelimpahan dan dapat
dimanfaatkan sebagai prekursor dalam pembuatan vanilli, agen perasa
sintesis yang sering digunakan dalam ekstrak vanilla alami.
Asam fenolat adalah senyawa fenolik yang dapat dihasilkan salah satunya
ialah dengan reaksi kondensasi vanilli dengan asam malonat. Asam
fenolat diketahui dapat menstabilkan dan memperkuat warna antosianin.
Contoh asam fenolat yang dapat berperan sebagai ko-pigmentasi tersebut
adalah asam sinapat dan asam ferulat. Ko-pigmentrasi juga dapat terjadi
dengan keberadaan logam.
C. Fenil propanoid
Senyawa fenil propanoid merupakan salah satu kelompok senyawa fenol
utamayang berasal dari jalur shikimat. Senyawa fenol ini mempunyai
kerangka dasar karbon.yang terdiri dari cincin benzena (C6) yang terikat
pada ujung rantai karbon propana(C3).Contoh penamaan pada senyawa
fenil propanoid, yaitu Fenil propanoid mewakili kelompok besar produk
alamiah yang diturunkan dari asam amino fenilalanin dan tirosin atau
dalam beberapa kasus, di tengah jalur biosintesisnya melalui biosintesis
asam sikimat. Seperti yang terlihat dari namanya, 3 kebanyakan senyawa
yang terkandung dalam strukturnya adalah cincin fenil yang terletak dalam
tiga sisi rantai karbon propana. Karena kebanyakan fenli propanoid dialam
merupakan fenolik dengan satu atau lebih kelompok hidroksil dalam
cincin aromatis, maka sering disebut sebagai tumbuhan fenolik. Kelompok
senyawa fenol yaitu fenil propanoid mempunyai turunan senyawa, yaitu
:asam sinamat, antosianin, xantonin, kumarin, ligan.

Sinamat
Asam sinamat memiliki rumus kimia C6H5CHCHCOOH atau C9H8O2,
berwujud kristal putih, sedikit larut dalam air, dan mempunyai titik leleh
133°C serta titik didih 300°C. Asam sinamat termasuk senyawa fenol yang

6
dihasilkan dari lintasan kumara menjalani reaksi halogenasi serta
kondensasi dengan aldehida. C6 pada cincin aromatik dapat mengalami
serangan elektrofilik, misalnya sulfonasi atau reaksi asilasi Friedel-Craft.
Sebuah substituen metil pada inti kumarin bereaksi secara berbeda,
tergantung pada posisi serangan.Sebagai contoh, sebuah gugus metil yang
terikat pada C6 atau C4 lebih reaktif dari gugus metil di posisi C3atau C5.
Lignan
Senyawa lignan memiliki banyak modifikasi pada struktur induknya, yang
antara lain dapat menghasilkan penambahan cincin, penambahan atau
penghilangan atom C, dan sebagainya. Senyawaan ini tersebar luas di
dunia tumbuhan, dan banyak digunakan secara niaga sebagai antioksidan
dan sebagai komponen sinergistik dalam insektisida.Selain itu, lignan
merupakan komponen kimia yang aktif dalam tumbuhan obat
tertentu.Salah satu senyawa golongan lignan, yaitu podophyllotoxin,
diketahui dapat menghambat tumor.Dalampengobatan Cina, lignan banyak
dipakai untuk mengobati penyakit hepatitis dan melindungi organ hati.
Antosianin
Antosianin merupakan senyawa berwarna kebanyakan merah, biru dan
ungu pada buah, sayur dan tanaman hias. Struktur utamanya ditandai
dengan adanya 2 cincin benzene (C6H6) yang dihubungkan dengan 3 atom
karbon yang membentuk cincin. Subsitusi bebrapa gugus kimia pada
rangka antosianin dapat mempengaruhi warna dan kestabilan antosinin.
Penambahan gugus glikosida atau gugus hidroksi bebas pada cincin A
menyebabkan warna cenderung biru dan relatif tidak stabil. Sebaliknya,
penambahan jumlah gugus metoksi atau metilasi akan menyebabkan
warna cenderung merah dan stabil.

D.BIOSINTESIS SENYAWA FENOL


Ada tiga jalur biosintesis fenol dengan rute yang berbeda dalam tubuh
tanaman tingkat tinggi, yaitu :

7
1. Jalur asam sikimat, pola ini merupakan pola yang terpenting dari pada
biosintesis fenol (jalur yang paling banyak digunakan).
2. Jalur asam asetat-malonat, pola ini dipergunakan untuk sintesis cincin A
aromatik dari turunan flavonoid. Pola ini penting bagi mikro organisme.
3. Jalur asam asetat-mevalonat, pola ini relatif kurang penting dalam tubuh
tanaman tingkat tinggi.
Berbagai enzim berperan dalam biosintesis fenol pada jalur asam
sikimat.Keberadaan jalur asam sikimat ini tidaak hanya penting untuk
menghasilkan fenol, tetapi terutama adalah menghasilkan asam-asam amino
aromatik, fenilalanin, tirosin maupun triptofan. Biosintesis senyawa fenolik
sebagian besar terjadi di sitoplasma dan diawali melalui jalur sikimate.Asam
3-dehidroksikimat merupakan produk antara jalur sikimate dari substrat
karbohidrat yang penting dalam biosintesis senyawa fenolik.Asam galat
sebagai contoh, disintesis dari asam 3-dehidrosikimat.Asam galat kemudian
dapat diubah menjadi β-glukogalin.Senyawa antara ini kemudian mengalami
galloilasi sehingga terbentuk penta-O-galloil-glukosa. Galloilasi lebih lanju
terhadap penta-Ogalloil-glukosa akan menghasilkan senyawa-senyawa dari
golongan tanin yang dapat terhidrolisis, yaitu kelompok gallotanin dan
ellagitanin.

E.Senyawa Fenol di laut


Senyawa fenol di laut yaitu Rumput laut adalah salah satu jenis alga yang
dapat hidup di perairan laut dan merupakan tanaman tingkat rendah yang tidak
memiliki perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang, dan daun. Rumput
laut atau alga juga dikenal dengan nama seaweed merupakan bagian terbesar
dari rumput laut yang tergolong dalam divisi Thallophyta. Ada empat kelas
yang dikenal dalam divisi Thallophyta yaitu Chlorophyceae (alga hijau),
Phaeophyceae (alga coklat), Rhodophyceae (alga merah) dan Cyanophyceae
(alga biru hijau). Alga hijau biru dan alga hijau banyak yang hidup dan
berkembang di air tawar, sedangkan alga merah dan alga coklat secara
eksklusif ditemukan sebagai habitat laut (Sari.2013)

8
Rumput laut jenis Eucheuma cottonii merupakan salah satu
carragaenophtytes yaitu rumput laut penghasil karaginan, yang berupa
senyawa polisakarida. Karaginan dalam rumput laut mengandung serat
(dietary fiber) yang sangat tinggi. Serat yang terdapat pada karaginan
merupakan bagian dari serat gum yaitu jenis serat yang larut dalam air.
Karaginan dapat terekstraksi dengan air panas yang mempunyai kemampuan
untuk membentuk gel. Sifat pembentukan gel pada rumput laut ini dibutuhkan
untuk menghasilkan pasta yang baik, karena termasuk ke dalam golongan
Rhodophyta yang menghasilkan florin starch (Anggadiredja, 2011).
Dalam dunia perdagangan nasional dan internasional, Eucheuma cottonii
umumnya lebih dikenal dengan nama Cottonii. Spesies ini menghasilkan
karaginan tipe kappa. Oleh karena itu secara taksonomi diubah namanya dari
Eucheuma alvarezii menjadi Eucheuma cottonii. Eucheuma cottonii umumnya
terdapat di daerah tertentu dengan persyaratan khusus, kebanyakan tumbuh di
daerah pasang surut atau yang selalu terendam air. Melekat pada substrat di
daerah perairan berupa karang batu mati, karang batu hidup, batu gamping dan
cangkang molusca
Menurut Anggadireja (2011), taksonomi dari rumput laut jenis Eucheuma
cottonii adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieriaceae
Genus : Eucheuma
Spesies : Eucheuma cottonii (Kappaphycus alvarezii)
Eucheuma cottonii masuk kedalam marga Euchema dengan ciri-ciri
umum adalah :
 Berwarna merah, merah-coklat, hijau-kuning
 Thalli (kerangka tubuh tanaman) bulat silindris atau gepeng
 Substansi thalli “gelatinus” dan atau “kartilagenus” (lunak seperti
tulang rawan)

9
 Memiliki benjolan-benjolan dan duri
Karakteristik gel kappa-karaginan dicirikan oleh tipe gel yang lebih
kuat dan rapuh dengan sineresis dan memiliki efek sinergis yang tinggi
dengan locust been gum. Pada umumnya rumput laut jenis Eucheuma
cottonii (karaginan) dapat melakukan interaksi dengan makromolekul
yang bermuatan misalnya protein sehingga mempengaruhi peningkatan
viskositas, pembentukan gel dan pengendapan (Anggadiredja, 2011).
Rumput laut Eucheuma cottonii dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Rumput laut Eucheuma cottonii


Rumput laut E. Cottoni diketahui pula memiliki kandungan senyawa
fenolik. Senyawa fenolik merupakan salah satu kandungan rumput laut
yang berperan sebagai antioksidan. Rumput laut Eucheuma Cottonii
terdapat senyawa flavonoid seperti catechin (gallocathecin, epicathecin,
catechin gallate), flavonols, flavonol glycosides, caffeic acid, hesperidin,
myricetin yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan didefinisikan
sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlambat dan mencegah
proses oksidasi lipid. Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat
menunda atau mencegah terjadinya reaksi radikal bebas dalam oksidasi
lipid. Metode pengambilan antioksidan senyawa fenolik dari rumput laut
Eucheuma cottoni dapat dilakukan dengan cara ekstraksi. Metode ekstraksi,
rasio pelarut, suhu, dan lama waktu ekstraksi sangat berpengaruh pada
ekstraksi senyawa fenolik dalam tanaman. Ekstraksi yang umum dilakukan
untuk mengekstrak antioksidan dari rumput laut adalah ekstraksi
perendaman (maserasi). (Sari.2013)

10
Ekstraksi senyawa fenolik dalam rumput laut perlu mempertimbangkan
sifat komponen fenolik yang terkandung didalam tanaman. Namun
diketahui bahwa senyawa fenolik umumnya sulit larut dalam air dingin.
Karenanya modifikasi suhu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh suhu terhadap ekstraksi senyawa fenolik, selain faktor suhu,
waktu memiliki pengaruh yang besar terhadap ekstraksi senyawa fenolik.
Waktu ekstraksi memiliki pengaruh yang besar terhadap ekstraksi terlalu
lama atau terlalu singkat waktu ekstraksi dapat mempengaruhi sifat fisik
dan kimia dari bahan yang terekstrak karenanya diperlukan kajian lama
waktu ekstraksi. Berikut prosedur penyiapan, ekstraksi hingga analisis total
fenolik yang terdapat dalam rumput laut Eucheuma cottonii : (Sari.2013)

Contoh lain senyawa Fenolik yang terdapat di laut :


a. Senyawa Fenolik Alga (Osmundea pinnatifida)

Osmundea pinnatifida adalah spesies alga merah yang dikenal dengan


nama lada dulse. Ini adalah rumput laut kecil yang banyak ditemukan
dengan zona pasang surut dari pantai berbatu di Britania dan Eropa.
Senyawa skutellarein 4’ –metil eter diisolasi dari alga merah Osmundea
pinnatifida. Zat yang dikoleksi dari pantai Karachi, Pakistan, ini
memperlihatkan bioaktif antialergi, antikanker, dan antisitotoksik
Anggadireja (2011),
Nama ilmiah : Osmundea pinnatifida
Tingkatan takson : Genus
Klasifikasi lebih tinggi : Osmundea

11
Kelas : Florideophyceae
Keluarga : Rhodomelaceae
b. Rumput laut coklat (Sargassum sp)

Rumput laut Sargassum merupakan salah satu rumput laut yang termasuk
dalam kelas Phaeophyceae. Sargassum sp mengandung senyawa fenolik,
algin, tannin dan phenol yang banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi
dan kosmetik. Selain itu dalam dunia kesehatan, berfungsi sebagai anti
bakteria, anti tumor dan efektif untuk gondok dan masalah kelenjar
lainnya Anggadireja (2011),
Divisi        : Thallophyta
Kelas       : Phaeophyceae
Ordo         : Fucales
Famili          :  Sargassaceae
Genus      :  Sargassum
Spesies         :  Sargassum sp

12
c. Senyawa Fenolik Florofukofuroekol (Ecklonia kurome Okamura)

Senyawa florofukofuroekol diisolasi dari alga coklat Ecklonia kurome


Okamura. Senyawa ini memperlihatkan aktivitas antiplasmin dalam darah
yang menyebabkan tidak terjadi pendarahan yang parah pada kasus luka
Anggadireja (2011),
Klasifikasi :
Kerajaan :  Chromista
Filum :  Ochrophyta
Kelas :  Phaeophyceae
Subclass :  Fucophycidae
Orde :  Laminariales
Keluarga :  Lessoniaceae

Genus :  Ecklonia
1. Persiapan bahan baku
Rumput Laut Eucheuma cottonii dikeringkan dengan menggunakan oven
pada suhu 550C selama 48 jam dilanjutkan dengan penghalusan dengan
menggunakan blender. (Sari.2013)
2. Proses ekstraksi
Sebanyak 1 gram serbuk rumput laut kering dimasukkan kedalam erlenmeyer,
ditambahkan pelarut metanol metanol (kemurnian 90%) dengan perbandingan
1:10 dan ditutup dengan alumunium foil. Selanjutnya diekstraksi

13
menggunakan oven microwave. Ekstraksi dilakukan dengan suhu 600C dalam
waktu 6 menit, kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring.
(Sari.2013).

3. Analisis Kandungan Total Fenolik


Kandungan total fenolik diukur dengan spektrofotometer, menggunakan asam
galat sebagai standar, berdasarkan metode Folin ciocalteu yang dimodifikasi.
Dari masing–masing konsentrasi dipipet 0,2 ml ditambahkan 15,8 ml
aquadest kemudian dimasukan 1 ml reagen Folin Ciocalteu. Diamkan selama
8 menit, tambah 3 ml larutan Na2CO3 20% (w/v) dan kocok hingga
homogen. Diamkan selama 2 jam pada suhu kamar sebelum diukur pada
absorbansi 765 nm. (Sari.2013).

14
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada
tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi (OH)
dan gugus – gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama
senyawa induknya, fenol. Senyawa fenol kebanyakkan memiliki gugus hidroksil
lebih dari satu sehingga disebut polifenol.
Senyawa fenol pada biota laut terdapat pada Rumput laut E. Cottoni diketahui
pula memiliki kandungan senyawa fenolik. Senyawa fenolik merupakan salah satu
kandungan rumput laut yang berperan sebagai antioksidan. Rumput laut
Eucheuma Cottonii terdapat senyawa flavonoid seperti catechin (gallocathecin,
epicathecin, catechin gallate), flavonols, flavonol glycosides, caffeic acid,
hesperidin, myricetin yang berfungsi selain itu juga terrdapat pada Senyawa
Fenolik Alga (Osmundea pinnatifida), Rumput laut coklat (Sargassum sp),
Senyawa Fenolik Florofukofuroekol (Ecklonia kurome Okamura)

15
DAFTAR PUSTAKA

Aslan, L. M. 1998. Budidaya Rumput Laut. Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Atmadja W. S., Kadi A., Sulistijo dan Rachmaniar. 1996. Pengenalan Jenis-Jenis
Rumput Laut Indonesia. Jakarta : Puslitbang Oseanologi-LIPI.

Anggadiredja, J. T., Zatnika, A., Purwoto, H. dan Istini, S. 2011. Rumput Laut.
Jakarta : Penebar Swadaya.

Doty M.S. 1985. Eucheuma Farming for Carrageenan-sea grant advisory report.
New Jersey : Prentice-Hall

Sari, Denni Kartika,dkk. 2013. Kajian Isolasi Senyawa Fenolik Rumput Laut
Euceuma cottonii Berbantu Gelombang Micro Dengan Variasi Suhu Dan
Waktu. Semarang : UNDIP

Sahel, Ray. Senyawa Fenolik dan Asam, Manfaat dari Fenol


http://www.
raysaelian.com/phenolic.html . diunduh tanggal 10 Oktober 2020

Harborne, JB. 1987. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisis


Tumbuhan terjemahan Kosasih P dan Iwang SJ. Bandung : ITB

Pasaribu, Subur P. Uji Bioaktivitas Metabolit Sekunder dari Daun Tumbuhan


Babadotan (Ageratum conyzoides).
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/62092329.pdf, diunduh tanggal 10
Mei 2020

16

Anda mungkin juga menyukai