KEPERAWATAN ISPA
disusun untuk memenuhi tugas Praktek Keperawatan Keluarga pada program studi S1
Keperawatan STIKES Banyuwangi
Oleh :
Nama : Hasbin Firdian Utama
NIM : 2017.02.063 / 3B
Laporan pendahuluan dan konsep asuhan keperawatan Hipertensi ini diajukan sebagai
tugas Praktik Keperawatan Keluarga dan dinyatakan telah mendapatkan persetujuan pada
tanggal
Mahasiswa
2017.02.063
Ns. Anita Dwi Ariyani, S.Kep.,M.Kep Muhammad Al Amin S. Kep. Ners M. Kep
b. Bentuk-bentuk Keluarga
1) Menurut Susman (1974) & Maclin (1988)
a) Keluarga Tradisional
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan
anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama
Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari penceraian, pisah
atau ditinggalkan
Pasangan inti,hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak
atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka
Bujang dewasa yang tinggal sendirian
Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah dan istri tinggal dirumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja
Jaringan keluarga besar,terdiri dari dua keluarga inti atau lebih
atau anggota keluarga yang tidak menikah, hidup berdekatan
dalam daerah geografis
b) Keluarga Non tradisional
keluarga dengan orang tua yg memiliki anak tanpa menikah
Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah
Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)
keluarga gay dan lesbi adalah pasangan yang berjenis kelamin
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber, dan memiliki pengalaman yang
sama
d. Tugas keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.Lima tugas
keluarga yang dimaksud :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
e. Tingkat kemandirian keluarga
Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan perawat
keluarga dapat dimulai dari seberapa tingkat kemandirian keluarga dengan
mengetahui kriteria atau ciri-ciri yang menjadi ketentuan tingkatan mulai dari
tingkat kemandirian I sampai tingkat kemandirian IV, menurut Dep-Kes (2006)
sebagai berikut :
1. Tingkat kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I /KM I)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
2. Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II /KM II)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
3. Tingkat kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III /KM III)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
4. Tingkat kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV /KM IV)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
g) Melakukan tindakan promotif secara aktif
f. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga
1) Tahap I, Pasangan pemula/baru menikah
Tugas :
Saling memuaskan antar pasangan
Beradaptasi dengan keluarga besar dari masing-masing pihak
Merencanakan dengan matang jumlah anak
Memperjelas peran masing-masing pasangan
2) Tahap II, Keluarga dengan menunggu kelahiran anak
Tugas:
Mempersiapkan biaya persalinan
Mempersiapkan mental calon orang tua
Mempersiapkan berbagai kebutuhan anak
3) Tahap III, Keluarga dengan mempunyai bayi
Tugas:
Memberikan ASI sebagai kebutuhan dasar bayi (ASI ekslusif 6
bln)
Memberikan kasih sayang
Mulai mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar
masing-masing pasangan
Pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota
keluarga baru termasuk siklus hubungan sex
Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan
4) Tahap IV, Keluarga dengan anak prasekolah
Tugas:
Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan
Mulai menanamkan keyakinan beragama
Mengenalkan kultur keluarga
Memenuhi kebutuhan bermain anak
Membantu anak dalam sosialisasi dengan lingkungan sekitar
Menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil
Memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
5) Tahap V, Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas:
Memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat sekolah maupun
biaya sekolah
Membiasakan belajar teratur
Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolahnya
Memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan sangat
penting untuk masa depan anak
Membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan
lingkungan sekitarnya
2. Etiologi
Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur.
Bakteri penyebabnya antara lain dari genus streptokokus,
stafilokokus, pnemokokus, hemofilus, bordetella dan
korinebacterium. Virus penyebabnyaantara laingolongan
mikovirus,koronavirus, picornavirus, mikoplasma, herpesvirus,
bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebabnya ISPA
diantara bakteri stafilokokus dan strapteplokokus serta virus
influenza yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada
saluran pernapasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Tabel
6. Dalam klinik dikenal 6 kelompok besar virus pernapasan sebagai
penyebab ISPA (alsagaff dan mukti, 2010)
GROUP VIRUS SUB GROUP TIPE
A
Orthmyxovirus Influenza virus
B
C
Paramyxovirus Para influenza virus 1-4
Metamyxovirus Respiratory syncytial
Virus (RS- virus )
Adenovirus 1-31
Picornavirus Rhinovirus 1-55
Coxsackie virus A 1-21
Coxsackie virus B 1- 6
Echovirus 1-32
Coronavirus
3. PATWHAY
ISPA
Anoreksia Kering
Nyeri akut
GG, Nutrisi kurang dari kebutuhan
4. PATOFISIOLOGI
mengelupas. Ada produksi mukus yang banyak sekali, mula – mula encer,
sinus. Sebagian besar infeksi saluran nafas akut disebabkan oleh virus,
walaupun bakteri juga dapat terlibat, baik sejak awal atau yang bersifat
sekunder terhadap infeksi virus. Virus atau bakteri tersebut dapat masuk
melalui perantara lingkungan seperti udara, debu, dan air ke dalam saluran
nafas mulai dari hidung atau mulut sampai ke paru-paru. Infeksi tersebut
sputum berlebihan dan pilek. Nyeri kepala, demam ringan dan malaise
c. Tonsilitis
Tonsilitis sering terjadi bersamaan dengan faringitis,
karena banyaknya jaringan limfoid dan sering terjadinya
ISPA. pada saat tonsil palatin membesar karena edema,
keduanya dapat bertemu di garis tengah (kissing tonsils)
yang menyambut jalan napas atau makan. Anak
mengalami kesulitan menelan dan bernapas. Jika terjadi
pembesaran adenoid, ruang di belakang lubang hidung
posterior menjadi tersumbat, sehingga mempersulit atau
bahkan tidak memungkin udara mengalir dari hidung ke
tenggorokan. Akibatnya, anak bernapas melalui mulut.
d. Influenza
Penyakit ini disebarkan dari satu orang ke orang lain
melalui kontak langsung ( infeksi droplet besar ) atau
melalui benda benda yang terkontaminasi secret
nasofaring. Tidak ada kelompok usia yang spesifik, namun
serangan terbanyak terjadi pada anak kecil yang
7. Penatalaksanaan
h. berikan anak asupan cairan ( air putih hangat, air buah dan sebagainya)
8. MANISFESTASI KLINIS
Menurut Wong (2000), pada Infeksi Saluran Pernafasan Akut
telinga selama kurang dari 2 minggu, atau terdapat nyeri telinga yang
mendadak.
nyeri tenggorokan.
klinis:
pernafasan cepat.
3). Pneumonia
b. Kesulitan bernafas.
c. Sakit tenggorokan
d. Pilek, demam
mesenteric.
h. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit
9. Pemeriksaan Penunjang
(2000):
Sinitial Virus)
Alsagaff & mukti (2010), Dasar dasar ilmu penyakit paru. Surabaya :
Airlangga Unuversitas Press
Susanto, (2012), Buku Ajar Keperawatan Keluarga Aplikasi pada praktik asuhan.
jakarta
: TIM
Wong, D.L dkk. ( 2008 ). Buku ajar keperawatan pediatric. Volume 2. Jakarta : EG
WHO (1969)
Keluarga adalah kumpulan anggota rumah tangga
yang saling berhubungan melalui pertalian darah,
adopsi atau perkawinan (dalam andarmoyo, 2012)
Bergess (1962)
Keluarga terdiri dari atau kelompok orang yang
mempunyai iakatan perkawinan, keturunan sedarah atau
hasil adopsi dalam anggota tinggal bersama dalam satu
rumah, anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam
peran sosial serta mempunyai kebiasaan/ kebudayaan yang
berasal dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan
sendiri (dalam Chayatin nurul 2012)
Depkes RI ( 1988)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan
keadaan saling ketergantungan ( dalam Andarmoyo, 2012)
1. keluarga tradisional
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak anak.
Yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi
sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah
d. Middle age
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah/ kedua
duanya bekerja di rumah, anak anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawianan
meniti karir
e. Dyadic nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak
mempunyai anak, keduanya/ salah satu bekerja
diluar rumah
g. Dual carier
Keluarga dengan suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak
a. Commuter married
Suami/istri kedaunya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling menacri
pada waktu waktu tertentu.
b. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok
umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
c. Institutional
Anak anak atau orang orang dewasa tinggal dalam suatu panti
d. The single adult living alone
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup
sendiri karena pilihannya atau perpisahan (seperasi)
seperti: perceraian atau ditinggal mati.
2. Non tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama
ibu) dengan anak dari hubungan tanpa anak
b. Th
e
ste
pp
are
nt
fa
mil
y
Ke
lua
rga
de
ng
an
ora
ng
tua
tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, sosialisasi anak dengan melalui
aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama.
h. Foster family
Keluarga menerima yang tidak ada hubungan
keluarga / saudara di dalam waktu sementara, pada
saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
i. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal
yang dihubungkan denga keadaan ekonomi dan
atau problem kesehatan mental.
j. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-
orang muda yang mencari ikatan emosional ndan
keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasaan dalam kriminal
dalam kehidupannya.
C. Struktur keluarga
d. Peran keluarga
e. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga Menurut friedman (1986) dalam citrs,
dermawan A, (2008) adapun fngsi keluarga sebagai
berikut:
2. Fungsi keluarga (PP No. 21 thn. 1994 dan UU No. tahun 1992)
a) Fungsi keagamaan
Keluarga adalah wahana utama dan pertama menciptakan
seluruh anggota keluarga menjadi insan yang takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tugas dan fungsi
keagamaan adalah:
e) Fungsi reproduksi
Memberikan keturunan yang berkualitas melalui :
pengaturan dan perencanaan yang sehat dan menjadi
insan pembangunan yang handal, dengan cara:
g) Fungsi ekonomi
Keluarga meningkatkan keterampilan dalam usaha
ekonomis produktif agar pendapatan keluarga meningkat
dan tercapai kesejahteraan.
1) Wawancara
Wawancara yaitu menanyakan atau Tanya jawab atau yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi keluarga
dengan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.
Tujuan wawancara adalah:
2) Pengamatan
Pengamatan dilakukan yang berkaitan dengan hal hal
yang tidak perlu ditanyakan (ventilasi, penerangan,
kebersihan).
3) Studi dokumentasi
Yang biasa dijadikan acuan anatara lain adalah KMS,
kartu keluarga dan catatan kesehatan lainnya misalnya
informasi - informasi tertulis maupun lisan dari tujukan
dari berbagai lembaga yang menangani keluarga dan dari
anggota tim lainnya.
4) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik hanya dilakukan pada anggota
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan
1) Penjajakan I
Data data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain
a) Data umum
b) Riwayat dan tahap perkembangan
c) Lingkungan
d) Struktur keluarga
e) Fungsi keluarga
f) Stress dan koping keluarga
g) Harapan keluarga
h) Data tambahan
i) Pemeriksaan fisik
2) Penjajakan II
Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II
diantaranya pengumpulan data data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan sehingga dapat ditegakkan diagnosa
keperawatan keluarga. Adapun ketidakmampuan keluarga
dalam menghadapi masalah diantaranya:
Analisa data
Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisa data,
yaitu mengaitkan data dan menghubungkan dengan konsep teori
dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam
menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara
menganalisa data adalah:
a) Validasi data, yaitu meniliti kembali data yang terkumpul dalam format
pengkajian
b) Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial dan
spiritual
c) Mengembangkan standar
d) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang diketemukan.
Keadaan kesehatan fisik, mental dan sosial anggota keluarga
Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
Keadaan gizi anggota keluarga
Status imunisasi anggota keluarga
Kehamilan dan KB
Sumber air minum
Jamban keluarga
Tempat pembuangan air limbah
Pemanfaatan pekerangan yang ada dan sebagainya.
Sifat sifat keluarga
Dinamika dalam keluarga
Komunikasi dalam keluarga
Interaksi antar anggota keluarga
Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota
keluarga
Kebiasaan dan nilai nilai yang berlaku dalam keluarga
Dalam proses analisa data dikelompokan menjadi 2 yaitu data subjektif dan
objektif
Data Objektif
2) perumusan masalah
Perumusan masalah keperawatan keluarga dapat diarahkan
kepada sasaran individu dan atau keluarga. Komponen
diagnosis keperawatan keluarga meliputi problem, etiologi dan
sign/simpton.
Masalah (problem)
Aktual (terjadi deficit / gangguan kesehatan)
Masalah ini memberikan gambaran
berupa tanda dan gejala yang jelas
mendukung bahwa benar benar terjadi.
Ketidakefek
tifan
bersihan
jalan napas
Ketidakefek
tifan pola
napas
G
a
n
g
g
u
a
n
p
e
r
t
u
k
a
r
a
n
g
a
s
N
y
e
r
i
a
k
u
t
Resiko (ancaman kesehatan)
Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang
akan mengarah pada timbulnya masalah kesehatan
bila tidak segera ditangani
Resiko terjadi infeksi
Resiko peningkatan suhu tubuh
Resiko nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Resiko
kurang volume
cairan dan
elektrolit
Potensial/sejahtera
Status kesehatan berada pada kopndisi
sehat dan ingin meningkat lebih optimal
Potensial
peningkatan
pemeliharaan
kesehatan
Potensial
peningkatan proses
keluarga
Sindrom
Diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa aktual dan resiko
tinggi yang diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian/
situasi tertentu.
diagnosa keperawatan
sindrom, yaitu:
Syndrom trauma
pemerkosaan
4. Menonjolnya masalah
a) masalah berat baru segera ditangani 2
b) ada masalh tetapi tidak perlu segera 1 1
Ditangani 0
c) masalah tidak dirasakan
Orang tua
yang tidak
dewasa
o Sanitasi
lingkunga
n yang
buruk,
diantarany
a:
Ventilasi
kurang
baik
Sumber air
minum tidak
memenuhi
syarat
Polusi
udara
K
e
h
a
m
i
l
a
n
P
e
r
s
a
l
i
n
a
n
M
a
s
a
n
i
f
a
s
A
n
a
k
m
a
s
a
s
e
k
o
l
a
h
A
n
a
k
r
e
m
a
j
a
K
e
h
i
l
a
n
g
a
n
p
e
k
e
r
j
a
a
n
C. Perencanaan Keperawatan
1. Definisi
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam
proses keperawatan keluarga yang meliputi :
Penetapan tujuan
Ada beberapa tingkat tujuan dapat disusun dalam jangka pendek
(khusus) danm jangka panjang (umum). Tingkatan ini digunakan
untuk membedakan masalah yang dapat diselsaikan sendiri oleh
keluarga dan masalah yang harus diserahkan pada tim
keperawatan atau kolektif. Tujuan khusu/ jangka pendek sifatnya
spesifik, dapat diukur, dapat dimotivasi/memberi kepercayaan
pada keluarga bahwa kemajuan sedang dalam proses dan
membimbing keluarga kearah tujuan jamngka panjang/umum.
Tujuan jangka umum merupakan tujuan akhir yang pencapaian
pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
No Kriteria Standar
1. Pengetahuan a. Keluarga mampu menyatakan pengertian ISPA secar
umum
b. Keluarga mampu menyebutkan akibat dari infeksi
saluran pernapasan atas
c. Keluarga mampu melakukan pemeriksaan
D. Pelaksanaan keperawatan
1) Tahap I : Persiapan
Persiapan ini meliputi kegiatan – kegiatan :
a) Kontrak dengan keluarga
b) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan
c) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif
d) Mengidentifikasi aspek – aspek hukum dan etik
Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat
mempunyai kesiapan dan psikis pada saat implementasi.
2) Tahap II : Intervensi
Tindakan keperawatan keluarga berdasarkan
kewenangan dan tanggung jawab perawat secara
professional adalah :
a) Independent
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat
sesuai dengan kompetensi tanpa petunjuk dan
perintah dari tenaga kesehatan lsinnys. Lingkup
tindakan independent ini adalah :
4) Tindakan merujuk
Tindakan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya.
b) Independent
Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan
lainnya.
E. Evaluasi Keperawatan
penulis akan memaparkan proses keperawatan yang terakhir yaitu: evaluasi keperawatan
merupakan proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang perawat melakukan
rencana asuhan keperawatan adapun pencapaian faktor yang perlu di evaluasi dalam asuhan
keperawatan, meliputi beberapa ranah, yaitu:
1. Ranah Kognitif ( pengetahuan ), evaluasi pada ranah ini memiliki tingkat pada pengetahuan
dan pemahaman keluarga tentang penyakit, tanda dan gejala, pengebotan, pencegahan, dan
upaya meminimalkan komplikasi
3. Ranah Psikomotor, dilakukan dengan , melihat bagaimana keluarga merupakan tindakan yang
sudah direncanakan apakah sesuai atau sebaliknya (Andarmoyo, sulistyo, 2012)