Tidak seperti kebanyakan kelainan genetik lainnya, penyandang sindrom Super Female
umumnya tumbuh dan berkembang dengan normal, memiliki perkembangan seksual yang
normal, dan bisa beraktivitas layaknya kebanyakan orang. Ada kalanya wanita dengan sindrom
ini tumbuh lebih tinggi dari wanita biasa. Tetapi gangguan yang muncul akibat sindrom Super
Female lebih kepada gangguan otot dan gangguan bahasa.
Hingga saat ini, penyebab kelebihan copy kromosom tersebut belum diketahui. Diduga hal ini
terjadi karena pembentukan sel telur atau sperma yang tidak sempurna. Atau dugaan lain adalah
karena adanya masalah pada tahap awal perkembangan embrio. Meski merupakan masalah
genetik, tetapi masalah ini bukan merupakan gangguan yang diturunkan dari orang tua ke anak.
Kecurigaan adanya sindrom Super Female biasanya baru terpikirkan saat orang tua membawa
anak perempuannya ke dokter dengan keluhan bahwa adanya gangguan perkembangan.
Gangguan yang umumnya dikeluhkan antara lain keterlambatan bicara, atau kesulitan membaca,
menulis, dan berhitung.
Jika terdapat kecurigaan sindrom Super Female, dokter akan mengambil sampel darah penderita.
Kemudian akan dilakukan pemeriksaan karyotyping. Jika dari pemeriksaan tersebut, didapatkan
kelebihan kromosom X, maka dipastikan bahwa orang tersebut mengalami sindrom Super
Female. Pemeriksaan karyotyping sebenarnya sudah dapat dilakukan sejak bayi masih di dalam
kandungan dengan mengambil cairan ketuban melalui proses amniosentesis.
Gejala Sindrom Super Female
Gejala sindrom Super Female sangat bervariasi. Sebagian penderitanya bahkan tidak
menunjukkan gejala yang jelas. Tetapi umumnya, wanita dengan sindrom Super Female
mengalami beberapa gejala sebagai berikut:
Tubuhnya lebih tinggi dari wanita lain seusianya. Tapi umumnya tingginya tidak
proporsional, tungkainya sangat panjang.
Mengalami kelemahan otot
Mengalami kelainan jari (jari melengkung)
Jarak antara kedua mata lebih lebar dari normal
Memiliki kelainan pada ovarium. Tetapi umumnya perkembangan seksual dan kesuburan
penderita sindrom Super Female normal. Hanya sebagian kecil yang mengalami gangguan
perkembangan rahim atau sel telur.
Selain tampak pada penampilan luar, wanita yang mengalami sindrom Super Female sering
mengalami keterlambatan berbicara, kesulitan berinteraksi dengan orang lain, kesulitan
membaca, kesulitan menulis, atau masalah dalam berhitung. Karena kesulitan belajar yang
dialami, sebagian penderita sindrom Super Female mengalami gangguan cemas, depresi, atau
hiperaktif (attention deficit hyperactivity disorder).
Penderita sindrom Super Female sebaiknya menjalani kontrol rutin ke dokter sejak kanak-kanak
agar tumbuh kembangnya dapat dipantau secara optimal. Dokter yang berkompeten
menanganinya adalah dokter spesialis anak ahli tumbuh kembang. Saat kontrol, dokter akan
melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk menilai adanya tanda keterlambatan perkembangan.
Jika ada kemungkinan keterlambatan perkembangan, maka dokter akan melakukan intervensi
untuk mengatasinya. Misalnya bila ada keterlambatan bicara, maka terapi wicara secara rutin
akan dilakukan.
Selain itu, perlu dilakukan pemeriksaan IQ (intellectual quotient). Bila IQ penderita sindrom
Super Female lebih rendah dari kebanyakan anak seusianya, orangtua perlu mempertimbangkan
untuk mencari sekolah khusus. Tujuannya agar penderita sindrom Super Female bisa tetap
mendapatkan pendidikan yang dibutuhkan sebaik mungkin. Sehingga mereka pun tidak perlu
merasa rendah diri, bisa berkembang sesuai kemampuan terbaiknya, dan tidak mengalami
depresi seperti yang mungkin terjadi bila bersekolah di sekolah biasa.
Tidak ada obat-obatan khusus yang diberikan untuk penderita sindrom ini.