Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................2
1.1. Latar Belakang..........................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
2.1. Sejarah Pertumbuhan Demokrasi Pancasila..............................................3
2.2. Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila................................................................11
BAB III..................................................................................................................19
3.1. Kesimpulan..............................................................................................19

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Demokrasi di Indonesia selalu berkembang seiring dengan perjalanan dan
pergantian pemimpin bangsa ini. Saat pergantian masa yang dimulai dari
masa penjajahan, orde lama sampai kepada masa reformasi sekarang.
Demokrasi sekarang ini sangat akrab dengan kehidupan masyarakat
Indonesia. Penerapan demokrasi sudah menjalar sampai hampir ke semua
aspek, seperti pemilihan kepala daerah, pemilihan kepala Negara,
pemilihan wakil rakyat, dan sebagainya. Dalam hal kecil seperti pemilihan
ketua kelaspun juga sudah mencirikan adanya demokrasi. Karena itulah
mengapa kita sebagai warga Negara Indonesia harus mempelajari tentang
Demokrasi. Hal ini dikarenakan peran demokrasi yang sudah begitu
melekat pada kehidupan sehari-hari kita.

Demokrasi sebagai suatu sistem telah menjadi alternatif dalam berbagai


tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di beberapa negara. Prof.
Moh. Mahmud MD mengakui bahwa ada dua alasan demokrasi sebagai
sistem bermasyarakat dan bernegara. Pertama, hampir semua negara di
dunia telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamental; kedua,
demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah
peranan masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai organisasi
tertingginya. Karena itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang
benar pada warga suatu negara tentang demokrasi.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana sejarah pertumbuhan demokrasi pancasila?
1.2.2. Apa saja ciri-ciri demokrasi pancasila?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pertumbuhan demokrasi
pancasila
1.3.2. Untuk mengetahui bagaiaman ciri-ciri demokrasi pancasila
1.3.3. Pemenuhan tugas kelompok mata kuliah Pancasila

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Sejarah Pertumbuhan Demokrasi Pancasila


Demokrasi Secara Umum
Pengertian Demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (etimologis) dan
istilah (terminologis). Secara etimologis “demokrasi” terdiri atas dua kata
yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau
penduduk suatu tempat dan “cratein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan
atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau demos-cratos
(demokrasi) adalah keadaan negara dimana dalam sistem pemerintahannya
kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam
keputusan bersama rakyat-rakuat berkuasa, pemerintahan rakyat dan
kekuasaan oleh rakyat
Demokrasi adalah sebuah ruang dengan batas-batas yang jelas.
Penghuninya bukan manusia universal, melainkan warga negara sebagai
subjek politik. Sebagai subjek politik, warga negara diukur berdasarkan
partisipasinya pada substansi yang dikunci rapat dalam konstitusi. Oleh
sebab itu, konstitusi harus senantiasa dijaga dari segenap upaya merombak
substansi yang merupakan hasil aksi politik pendiri bangsa. Apabila
substansi tersebut diubah kita tidak lagi hidup di dalam demokrasi, tetapi
sejenis liberalisme. Akibatnya, kita akan kehilangan konsep warga negara
dan negara sekaligus.

Pengertian demokrasi secara istilah sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai


berikut :
1. Menurut Joseph A. Schmeter
Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai
keputusan politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.
2. Menurut Sidney Hook

3
Demokrasi adalah untuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan
pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
3. Menurut Philipie C. Schmitter dan Terry Lynn Karl
Menyatakan demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan dimana
pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka di
wilayah  publik oleh warga negara, yang bertindak secara tidak langsung
melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil yang telah dipilih.
4. Henry B. Mayo
Menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang
menunjukan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh
wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-
pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
5. Affan Gaffar (2000)
Memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu, pemaknaan secara normatif
(demokrais normatif) dan empirik (demokrasi empirik). Demokrasi normatif
adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah negara.
Sedangkan demokrasi empirik adalah demokrasi dalam perwujudannya pada
politik praktis.

Dari beberapa pendapat diatas diperoleh kesimpulan bahwa hakikat demokrasi


sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan
memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam
penyelenggaraan negara maupun pemerintahan. Kekuasaan pemerintahan berada
di tangan rakyat mengandung pengertian tiga hal yaitu pemerintah dari
rakyat (Governmenet of the People); Pemerintah oleh rakyat (Government by
people); dan pemerintahan untuk rakyat (Government for people);

Jadi hakikat suatu pemerintahan yang demokratis bila ketiga hal diatas dapat
dijalankan dan ditegakan dalam tata pemerintahan.

4
Demokrasi Pancasila
Secara umum, pengertian demokrasi Pancasila adalah suatu paham
demokrasi yang berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung di dalam
ideologi Pancasila.
Adapun yang menyebutkan bahwa demokrasi Pancasila adalah suatu
paham demokrasi yang sumbernya berasal dari falsafah hidup bangsa
Indonesia yang digali berdasarkan kepribadian rakyat Indonesia itu sendiri.
Falsafah hidup bangsa Indonesia tersebut kemudian melahirkan dasar
falsafah negara Indonesia, yaitu Pancasila yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945.
Demokrasi Pancasila merupakan suatu paham demokrasi yang berasal dari
suatu sumber dari pandangan hidup ataupun falsafah hidup bangsa
Indonesia, dimana hal tersebut masih digali berdasarkan kepribadian
rakyat Indonesia sendiri.

Demokrasi dapat dilakukan dengan gotong royong dan secara


kekeluargaan, dimana hal ini dilakukan untuk menunjukkan kepada
kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur kesadaran berlandaskan
nilai-nilai religius, kebenaran, kecintaan dan juga berdasarkan budi pekerti
yang luhur agar tercipta kepribadian Indonesia yang berkesinambungan.

Terdapat beberapa ahli yang menjelaskan tentang Demokrasi Pancasila


yaitu :
1. Prof Dardji Darmo Diharjo
Menurutnya demokrasi pancasila adalah suatu pemahaman yang
menggunakan kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia
sebagai landasan utama. Dimana yang berwujudannya terdapat dalam
Undang-undang Dasar 1945.
2. Kansil
Menjelaskan bahwa Demokrasi pancasila adalah yang merupakan sila
ke-4 dalam undang-undang dsar negara republik Indonesia tahun 1945

5
yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin dalam kebijaksanaan dan
permusywaratan perwakilan”
3. Prof Notonegoro
Prof Notonegoro juga sependapat dengan kansil bahwa demokrasi
pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan yang berketuhanan Yang Maha
Esa dengan berkemanusiaan yang adil dan beradab dan persatuan
Indonesia bagi seluruh rakyat Indonesia.
4. Menurut Ensiklopedia Indonesia
Menurut ensiklopedia Indonesia demokrasi pancasila adalah demokrasi
yang meliputi bidang-bidang politik, sosial dan juga ekonomi, serta
dalam permasalahan-persmasalahan nasional yang terjadi di dalam
negara dilakukan dnegan cara musyawarah bersama dengan
menempuh kesepakatan yang sangat baik sehingga mencapai suatu
mufakat yang baik.

Istilah Demokrasi Pancasila baru dipopulerkan sesudah lahir masa Orde Baru
(1966). Istilah Demokrasi Pancasila lahir sebagai reaksi terhaap Demokrasi
Terpimpin di bawah Pemerintahan Sukarno. Gagasan Demokrasi Terpimpin,
seperti diketahui telah dibakukan secara yuridis dalam bentuk Ketetapan MPRS
No. VIII/MPRS/1965 tentang: Prinsip-prinsip Musyawarah untuk Mufakat dalam
Demokrasi Terpimpin sebagai Pedoman bagi Lembagalembaga
Permusyawaratan/Perwakilan. Ketika Orde Baru lahir, konsep Demokrasi
Terpimpin mendapat penolakan keras, sehingga pada tahun 1968, MPRS kembali
mengeluarkan Ketetapan No. XXXVII/MPRS/1968, tentang Pencabutan
Ketetapan MPRS No. VIII/MPRS/1965 dan tentang Pedoman Pelaksanaan
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyaratan/Perwakilan atau sesuai dengan diktum Tap tersebut tentang
Demokrasi Pancasila.

Sejarah Demokrasi Pancasila

6
Jika melihat dari sejarahnya, Indonesia pernah menerapkan 4 macam sistem
demokrasi dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia yang terbagi dalam 4
periode:

1. Demokrasi Parlementer (Liberal)


Periode 1945-1959
Diberlakukannya UUD 1945 pada periode pertama yaitu tahun 1945-1949,
adalah awal mula dipraktikannya demokrasi ini. Namun, demokrasi
parlementer ini tidak berjalan dengan baik. Kehidupan politik dan
pemerintahan pada masa itu tidak stabil, akibatnya program-program yang
dibuat pemerintah tidak bisa dijalankan dengan baik dan
berkesinambungan. Akhirnya demokrasi ini berakhir secara yuridis pada 5
Juli 1959, bersamaan dengan pemberlakuan kembali UUD 1945. Karena
lemahnya benih-benih demokrasi system parlementer memberi peluang
untuk dominasi partai-partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Demokrasi ini menonjolkan peranan parlementer serta partai-partai.
Akibatnya, persatuan yang digalang selama perjuangan melawan
musuhbersamamenjadi kendor dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan
konstruktif sesudah kemerdekaan. System ini mulai berlaku sejak sebulan
sebelum kemerdekaan diprklamirkan dan kemudian diperkuat dalam
Undang-Undang Dasar 1945 dan 1950.
UUD 1950 menetapkan berlakunya system parlementer di mana badan
eksekutif terdiri dari presiden sebagai kepala Negara konstitusional beserta
menteri-menterinya yang mempunyai tanggung jawab politik. Karena
fragmentasi partai-partai politik usia cabinet pada masa ini jarang dapat
bertahan cukup lama.

2. Demokrasi Terpimpin
Periode 1959-1965
Pada tanggal 22 April 1959, Presiden Soekarno memberikan amanat
kepada konstituante tentang pokok-pokok demokrasi terpimpin. Ada 5
pokok demokrasi terpimpin, di antaranya:

7
1. Demokrasi terpimpin bukanlah diktator.
2. Demokrasi terpimpin cocok dengan kepribadian dan dasar hidup
bangsa Indonesia.
3. Demokrasi terpimpin berarti demokrasi di segala persoalan kenegaraan
dan kemasyarakatan, meliputi politik, sosial, dan ekonomi.
4. Inti daripada pimpinan dalam demokrasi terpimpin adalah
permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
5. Pada demokrasi terpimpin, oposisi diharuskan dapat melahirkan
pendapat yang sehat dan membangun.

Jika dilihat dari beberapa poin di atas, demokrasi terpimpin tidaklah


bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Akan tetapi, konsep-
konsep tersebut tidak direalisasikan sebagaimana mestinya. Sehingga
demokrasi terpimpin seringkali menyimpang dari nilai-nilai Pancasila,
UUD 1945, dan budaya bangsa.

Demokrasi terpinpim telah menyimpang dari demokrasi konstitusional dan


lebih menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini
ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik,
perkembangan pengaruh komunis dan peran ABRI sebagai unsur social-
politik semakin meluas.

Tindakan pemerintah dilaksanakan melaluipenetapan presiden (Penpres)


yang memakai dektrit presiden sebagai sumber hukum. Partai politik dan
pers yang sedikit menyimpang dari “rel revolusi” tidak dibenarkan,
sedangkan politik mercusuar dibidanghubungan luar negeri dan ekonomi
dalam negeri telah menyebabkan keasaan ekonomi menjadi lebih seram. G
30S/PKI telah mengakhiri periode ini dan membuka peluang untuk
dimulainya masa demokrasi pancasila.

3. Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Baru


Periode 1966-1998

8
Demokrasi pancasila lahir atas berbagai bentuk permasalahan yang
dialami bangsa Indonesia selama berlakunya demokrasi parlementer dan
demokrasi terpimpin. Demokrasi Pancasila itu pangkalnya adalah
kekeluargaan dan gotong royong. Kalau kamu main ke sebuah desa kamu
pasti akan melihat semangat kekeluargaan yang ada pada masyarakat desa,
dan itu sudah lama dianut oleh mereka.
Jadi, hal paling penting dalam demokrasi Pancasila adalah nilai-nilai yang
menjunjung tinggi kemanusiaan sesuai dengan martabat dan harkat
manusia, menjamin persatuan dan kesatuan bangsa, mengutamakan
musyawarah, rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut
agama dan kepercayaan masing-masing, dan mewujudkan keadilan sosial.
Awal Orde Baru memberi harapan baru pada rakyat, pembangunan
disegala bidang melalui Pelita I,II,III,IV,V dan berhasil menyelenggarakan
PEMILU tahun 1971, 1977, 1982, 1982, 1987, 1992 dan 1997. Namun
dalam praktiknya, demokrasi Pancasila pada masa Orde Baru ini banyak
menyimpang dari prinsip demokrasi pancasila itu sendiri.demikian
perjalanan demokrasi pada masa itu dianggap gagal, sebab :
- Rotasi kekuasaan politik yang tertutup.
- Rekrutmen politik yang tertutup.
- Pemilu yang jauh dari semangat demokratis.
- Pengakuan HAM yang terbatas.
- Tumbuhnya KKN.
- Sebab jatuhnya Orde Baru.
- Hancurnya ekonomi nasional.
- Terjadinya krisis politik.
- TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan Orde Baru.
- Gelombang Demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto
untuk turun jadi Presiden.
Pelanggaran Demokrasi Era Orde Baru
1. Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil
2. Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat
3. Pembredelan sejumlah media yang mengkritik pemerintah

9
4. Kriminalisasi terhadap individu maupun kelompok yang tidak
sependapat dengan pemerintah
5. Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme
6. Pengekangan diskusi-diskusi kampus
7. Sistem kepartaian yang berat sebelah dan tidak otonom
8. Penculikan dan penghilangan paksa sejumlah aktivis

4. Demokrasi Pancasila Pada Era Reformasi


Periode 1999-sekarang
Perbedaan demokrasi Pancasila pada era reformasi dengan era orde baru
terletak pada aturan pelaksanaannya. Kalau kita lihat pada peraturan
perundang-undangan dan praktik pelaksanaannya, banyak lho perubahan
yang terjadi. Kebanyakan, perubahannya itu terletak pada perbaikan
kebijakan-kebijakan yang dirasa kurang sejalan dengan konsep demokrasi.
Beberapa perubahannya seperti:
1. Pemilihan umum yang lebih demokratis
2. Lembaga demokrasi lebih berfungsi
3. Mewujudkan kehidupan yang lebih demokratis. Seperti halnya
peraturan-peraturan yang dijalankan serta hukum.
4. Memaknai demokrasi pancasila sebagai nilai-nilai budaya politik yang
memengaruhi sikap hidup politik pendukungnya
5. Partai-partai politik kini lebih dapat mandiri

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan dengan lengsernya Presiden


Soeharto, maka Indonesia memasuki suasana kenegaraan yang baru, sebagai hasil
dari kebijakan reformasi yang dijalankan hampir semua aspek kehidupan
masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan Reformasi ini
berpuncak dengan diamandemennya UUD 1945 (bagian Batang tubuhnya) karena
dianggap sebagai sumber kegagalan tatanan kehidupan kenegaraan di era Orde
Baru.

10
Demokrasi Pancasila berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan
demokrasi Parlementer. Perbedaan demokrasi Reformasi dengan demokrasi
sebelumnya adalah :

- Pemilu yang dilaksanakan jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.


- Rotasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampai pada
tingkat desa.
- Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara
terbuka.
- Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan
menyatakan pendapat.

Setelah jatuhnya Suharto sebagai Presiden, birokrasi dan militer menjadi


sasaran awal untuk tidak terlibat dalam politik praktis. Penyelenggaraan
pemilihan umum tidak lagi ditangani oleh Departemen Dalam Negeri,
melainkan harus ditangani oleh Komisi Pemilihahn Umum (KPU) yang
independen.
Presiden dan wakil Presiden yang sebelumnya dipilih oleh MPR dianggap
tidak sesuai lagi karena mereka yang duduk pada lembaga itu sering tidak
mencerminkan aspirasi rakyat. Oleh karena itu, proses pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden secara langsung dilakukan oleh rakyat. Demikian juga dengan
jabatan politik untuk kepada daerah (Gubernur, Bupati, atau Wali Kota)
dipilih langsung oleh rakyat.

Militer tidak boleh menduduki jabatan di luar pertahanan, terutama jabatan


politik. Bagi anggota militer yang menduduki jabatan politik (di legislatif,
sebagai kepada daerah, atau yang lain) harus mengundurkan diri. Posisi partai-
partai politik sebagai pilar demokrasi dikembangkan, sehingga mereka yang
akan duduk dalam legislatif harus berangkat dari partai politik. Demikian pula
untuk mereka yang ingin mencalonkan diri menjabat jabatan politik.

Sistem pemerintahan yang sentralistik segera diganti dengan pemerintahan


yang desentralistis dengan dikeluarkannya UU No. 22 tahu 1999. UU itu

11
direvisi menjadi UU No. 32 tahun 2004. Pers diberi kebebasan untuk memberi
informasi secara bebas dan terbuka tanpa intervensi dari aparat 16 pemerintah
dan keamanaan.

2.2. Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila


Terdapat 2 asas yang ada di dalam sistem demokrasi Pancasila. Adapun asas-
asas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Asas Kerakyatan
Tujuan dari asas ini yaitu agar bangsa Indonesia mempunyai kesadaran
dasar rasa cinta dan padu dengan rakyat, sehingga mampu mewujudkan
cita-citanya yang satu.
2. Asas Musyawarah
Arti dari asas ini ysitu supaya bangsa Indonesia dapat memperhatikan
aspirasi dan juga kehendak seluruh rakyat melalui permusyawaratan agar
mampu mencapai kesepakatan bersama. Musyawarah akan menjadi media
untuk mempersatukan semua pendapat dengan memberikan pengorbanan
dan juga kasih sayang untuk kebahagiaan rakyat Indonesia.

Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila


Pada dasarnya sistem demokrasi mempunyai kemiripan dengan demokrasi
universal, akan tetapi terdapat perbedaan di dalamnya.Ciri-ciri demokrasi
Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan pemerintahan berjalan sesuai dengan konstitusi.
2. Dilakukan kegiatan Pemilihan Umum (PEMILU) secara
berkesinambungan.
3. Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) dan melindungi hak
masyarakat minoritas.
4. Proses demokrasi dapat menjadi ajang kompetisi berbagai ide dan cara
menyelesaikan masalah.
5. Ide-ide yang paling baik bagi Indonesia akan diterima, dan bukan
berdasarkan suara terbanyak.

12
Fungsi Demokrasi Pancasila
Tujuan utama dari sistem demokrasi yakni agar menjamin hak-hak para rakyat
Indonesia dalam penyelenggaraan negara. Beberapa fungsi dari demokrasi
Pancasila secara umum:
1. Memastikan keterlibatan rakyat dalam penyelenggaraan kehidupan
bernegara. Misalnya ikut memilih dalam PEMILU, ikut serta dalam
pembangunan, menjadi anggota Badan Perwakilan.
2. Memastikan berdirinya dan berjalannya Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Memastikan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan
sistem konstitusional.
4. Memastikan tegaknya hukum yang berlandaskan Pancasila dan UUD
1945.
5. Memastikan terjadinya hubungan yang seimbang dan serasi antar lembaga
negara.
6. Memastikan penyelenggaraan pemerintahan yang bertanggungjawab.

Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila


1. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia Persamaan bagi seluruh rakyat
Indonesia dimaksudkan bahwa hak dan kewajiban yang dimiliki oleh
rakyat Indonesia sama dan sejajar. Persamaan hak dan kewajiban tersebut
tidak hanya dalam bidang politik saja melainkan bidang hukum, ekonomi
dan sosial. Maka dari itu Demokrasi Pancasila tidak hanya mencakup
Demokrasi Politik saja, melainkan Demokrasi Sosial dan Demokrasi
Ekonomi juga. Persamaan ini diharapkan mampu memberikan keadilan
bagi seliruh rakyat Indonesia. B
2. Keseimbangan antara hak dan kewajiban Prinsip keseimbangan antara hak
dan kewajiban memberikan pengertian bahwa warga negara dalam
menerima hak yang dimilikinya namun juga harus diseimbangkan dengan
kewajiban yang dimiliki. 23
3. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain Demokrasi Pancasila

13
memberikan kebebasan kepada setiap individu namun dengan batasan
yang bertanggung jawab. Yang dimaksud dengan kebebasan ini ialah
kebebasan yang harus memperhatikan hak dan kewajiban dari orang lain
dan diri sendiri bahkan, harus dapat dipertanggung jawabkan dengan
Tuhan Yang Maha Esa.
4. Mewujudkan rasa keadilan sosial Demokrasi memiliki tujuan dalam
mewujudkan rasa keadilan sosial untuk semua warga negaranya. Keadilan
sosial melingkupi sila dalam Pancasila terutama sila kelima. Maka dari itu
prinsip dalam demokrasi Pancasila ingin mewujudkan rasa keadilan sosial
dalam setiap masyarakat.
5. Pengambilan keputusan dengan musyawarah Landasan gotong royong dan
kebersamaan merupakan dasar dari pengambilan keputusan dengan
musyawarah. Dalam pengambilan keputusan ini mengilhami rasa keadilan
bagi semua. Dimana tidak hanya mementingkan kaum mayoritas saja,
namun juga dapat memperhatikan kaum minoritas.
6. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan Prinsip persatuan
nasional terilhami dari sila ketiga dari Pancasila. Rasa kekeluargaan dalam
Negara Republik Indonesia, 24 memunculkan persatuan nasional dalam
setiap masyarakat. Persatuan nasional juga sangat penting dalam
pertahanan negara agar negara dapat kuat saat ada gangguan baik dari
dalam maupun dari luar.
7. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional. Tujuan dan cita-cita
nasional Negara Indonesia tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia. Diungkapkan bahwa Indonesia menyatakan
kemerdekaannya dan kemudian membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Dari tujuan dan cita-cita Negara Indonesia tersebut terlihat Indonesia tidak
hanya menciptakan kebaikan bagi masyarakat Indonesia namun juga ingin
mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia (Cholisin,2012:11).

14
Selain prinsip dasar tersebut, ada juga beberapa keunikan yang dimiliki
Demokrasi Pancasila dibandingkan dengan demokrasi yang lainnya. Beberapa
keunikan tersebut ialah :
a. Pada cakupannya tidak terbatas dalam arti demokrasi politik, tetapi juga
mencakup demokrasi ekonomi dan demokrasi sosial. 25
b. Pada spirit yang dikandungnya yakni religius,
humanis,kolektivisme/kekeluargaan (Sutrisno,2006:12).
Dalam pelaksanaan Demokrasi Pancasila nilai-nilai religius dalam sila
pertama, humanis dalam sila dua, tiga dan lima dan kolektivisme/kekeluargaan
dalam sila keempat Pancasila, dapat menjadi dasar dalam masyarakat hidup
sehari-hari. sila-sila dalam Pancasila inilah yang tidak dapat ditemukan dalam
negara yang menganut demokrasi di manapun.
Meskipun kelembagaan demokrasi modern yang digunakan tetapi dalam
pengambilan keputusan menggunakan mekanisme budaya asli yakni
permusyawatan(Yudi Latif,2011:387). Pengambilan keputusan secara
permusyawaratan menghasilkan hasil yang mufakat untuk bersama. Hasil
keputusan tersebut diharapkan dapat menjadi keputusan yang adil untuk
semua masyarakat dan tidak hanya menguntungkan salah satu pihak saja.

Nilai-Nilai Demokrasi Pancasila


Ada beberapa nilai demokrasi yang menjadi kriteria dan standar ideal yang
merupakan tolok ukur dalam demokrasi(Riza Noer,1996:3- 15) yaitu:
a. Pemahaman yang tercerahkan, suatu hal dipandang baik bagi rakyat atau
dianggap sebagai kepentingan mereka berdasarkan pilihan mereka sendiri,
bukan pilihan pihak lain seperti elit yang dipandang mengetahui dan
berkuasa 26 dalam hal itu. Itulah alasan mengapa rakyat Indonesia harus
terdidik dan tercerahkan secara memadai agar mereka dapat menentukan
apa yang mereka inginkan atau pandang baik.
b. Partisipasi efektif, partisipasi warga negara ini sangat krusial dalam
kaitannya dengan upaya untuk memenuhi kepentingan semua warga
negara yang berkaitan dengan keputusan yang akan dibuat.

15
c. Kontrol terhadap agenda, agenda dalam proses pengambilan keputusan
bisa saja sempit dan terbatas dengan skala proritas yang ditentukan oleh
kekuatan-kekuatan tertentu dalam masyarakat.
d. Persamaan nilai suara dalam penentuan keputusan, hak pilih dalam
demokrasi bersifat universal, dalam suatu proses pembuatan keputusan
setiap warga negara yang telah memenuhi kualifikasi tertentu mempunyai
hak yang sama untuk memilih.
e. Inklusivitas, kriteria inklusivitas berhubungan dengan siapa saja yang
menjadi anggota atau warga demos asosiasi tertentu, termasuk negara,
dalam hal ini demos harus mencakup seluruh orang dewasa yang dikenai
atau terikat kepada keputusan-keputusan kolektif dan mengikat yang
dibuat oleh asosiasi tersebut. 27
Nilai-nilai demokrasi diatas merupakan bentuk nilai demokrasi secara umum.
Secara khusus nilai demokrasi merupakan kebalikan dari nilai-nilai otoriter
yang ada. Nilai demokrasi tersebut melahirkan suatu bentuk budaya politik
yang disebut budaya demokrasi, nilai-nilai tersebut ialah:
a. Egalitarian yang dibandingkan dengan Feodal
b. Pluralisme yang dibandingkan dengan Homogin
c. Terbuka yang dibandingkan dengan Tertutup
d. Dialogis yang dibandingkan dengan Dogmatis
e. Persuasif yang dibandingkan dengan Represif
f. Distribusi Kekuasaan yang dibandingkan dengan Akumulasi Kekuasaan
g. Sensor kuratif yang dibandingkan dengan Sensor Preventif
h. Pemilihan yang dibandingkan dengan Penunjukkan (Cholisin,2012:2)

Nilai-nilai Pancasila yang ideal ialah nilai Pancasila yang dirumuskan oleh
founding father atau pendiri bangsa ini. nilai-nilai tersebut yaitu :
a. Ketuhanan yang berkebudayaan/Ketuhanan yang maha Esa Ketuhanan
adalah kerangka Pancasila mencerminkan komitmen etis bangsa Indonesia
untuk menyelenggarakan kehidupan publik-politis yang berlandaskan
nilai-nilai moralitas dan budi pekerti yang luhur (Yudi Latif,2011:110). Di
bawah panduan nilai-nilai Ketuhanan, Pancasila bisa memberikan

16
landasan moral dan filosofis bagi sistem demokrasi yang hendak kita
kembangkan(Yudi Latif,2011:116). Dengan adanya pernyataan tersebut
maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa dengan nilai Ketuhanan
yang ada dalam Pancasila maka dapat menjadi dasar dan landasan dalam
mengembangkan demokrasi bangsa Indonesia, yakni Demokrasi Pancasila.
B
b. Kemanusiaan universal/Kemanusiaan yang adil dan beradab Sila
perikemanusiaan yang adil dan beradab, apabila digali merupakan visi
Bangsa Indonesia yang mengandung begitu banyak nilai manusiawi yang
bisa dijadikan pegangan dalam mengantisipasi tantangan globalisasi (Yudi
Latif,2011:244). Dalam sila ini diharapkan Bangsa Indonesia dapat
berkomitmen untuk menegakkan nilai kemanusiaan, khususnya Hak Asasi
Manusia yang merupakan salah satu prinsip Demokrasi Pancasila..
c. Persatuan dalam kebhinekaan/Persatuan Indonesia Dalam sila ini banyak
mempertaruhkan Indonesia sebagai republik yang harusnya dapat
mewakili berbagai etnis baik minoritas maupun mayoritas. Berbagai upaya
pun dilakukan oleh negara guna memberikan keadilan demi terwujudnya
persatuan Indonesia. Upaya negara untuk member ruang bagi koeksistensi
dengan kesetaraan hak bagi pelbagai kelompok 29 etnis, budaya, dan
agama juga tidak boleh dibayar oleh ongkos yang mahal berupa
fragmentasi masyarakat. Oleh karena itu setiap kelompok dituntut untuk
memiliki komitmen kebangsaan dengan menjunjung tinggi consensus
nasional seperti yang tertuang dalam Pancasila dan konstitusi negara, serta
unsurunsur pemersatu bangsa lainnya, seperti Bahasa Indonesia.
d. Demokrasi permusyawaratan/Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan Sila keempat
merupakan sila dari Pancasila yang paling dekat dan berpengaruh kepada
demokrasi. Sila ini memberikan solusi dalam mencapai tujuan bersama
yakni dengan bermusyawarah. Bermusyawarah tidak hanya dapat
mewakili semua keinginan masyarakat namun juga dapat
menyeimbangkan antara masyarakat minoritas dan masyarakat mayoritas.
Berbeda dengan proses voting yang memberikan kesempatan

17
sebesarbesarnya kepada masyarakat mayoritas namun menutup
kesempatan bagi masyarakat minoritas. Gagasan demokrasi menurut
pandangan Soekarno menyatakan dengan semangat penuh kekeluargaan
atau gotong royong. Gagasan Soekarno ini didasarkan oleh kenyataan
bahwa bangsa ini merupakan satu keluarga di dalam Indonesia, bangsa
yang memiliki tujuan dan keinginan yang sama jadi selayaknyalah bangsa
ini dapat saling membantu dan saling gotong royong. Menurut pandangan
Hatta 30 ada tiga sumber yang menghidupkan cita-cita demokrasi dalam
kalbu bangsa Indonesia yakni : stimulus demokrasi desa, stimulus Islam
dalam demokrasi, stimulus barat atas demokrasi. Pandangan Hatta ini
selaras dengan apa yang telah dikemukakan oleh Soekarno tentang hal
gotong royong, keluarga dan perjuangan bersama. Maka dari itu
masyarakat Indonesia diharapkan mampu menerapkan sila ini dalam
kehidupan sehari-hari agar tercipta kerukunan antara setiap warga negara.
e. Keadilan sosial/Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Keadilan
sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang
kehidupan, baik materiil maupun spiritual (Syahrial Syarbaini,2011:42).
Bagi seluruh rakyat Indonesia berarti semua masyarakat dari lapisan
manapun yang menjadi warga negara Indonesia. Sosial yang dimaksud
bukanlah sosial yang sama artinya di negara komunis. Keadilan sosial
mengandung arti tercapainya keseimbangan antara kehidupan pribadi atau
individu dengan kehidupan kelompok/masyarakat. Uraian demokrasi dan
Pancasila tersebut dapat menjadi rumusan dalam menguraikan nilai
Demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila yang kita kenal di Indonesia
tidak hanya mencakup demokrasi politik, tetapi juga mencakup demokrasi
ekonomi dan demokrasi sosial. Demokrasi politik merupakan arti primer
dari demokrasi 31 (Cholisin,2013:30). Sedangkan arti sekundernya ialah
demokrasi ekonomi dan sosial.

18
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Indonesia memiliki ideologi yaitu pancasila yang selama 70 tahun menjadi
pilar bagi Negara. Dalam berdemokrasi, ternyata Indonesia mengalami
beberapa fase seiring berjalannya perubahan waajah perpolitikan di negeri
ini. Hal ini bisa jadi petanda bahwa bangsa kita saat itu sedang belajar
untuk mencari format yang tepat dalam berdemokrasi yang tentunya harus
sejiwa dengan Pancasila.
Upaya mewujudkan Demokrasi Pancasila yang ideal terus dilakukan
dengan melakukan dekontruksi secara berkelanjutan. Saat ini Indoneia
masih menerapkan demokrasi Pancasila karena dianggap yang paling
sesuai dengan ideology negera ini. Hal ini bisa dilihat dari ciri-ciri yang
diterapkan oleh demokrasi pancasila. Dimana ciri-ciri tersebut sudah
menggambarkan kesesuaian dengan sila ke 4 dari ideology bangsa ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manuasia, Masyarakat Madani


(Jakarta:ICCE UIN Jakarta, 2000), 110

Donny Gahral Adian, Demokrasi Pancasila. Media Indonesia.


https://mediaindonesia.com/read/detail/239244-demokrasi-pancasila

Zakky. Pengertian Demokrasi menurut Para Ahli dan Penjelasannya. (2019).


Zona Referensi. https://www.zonareferensi.com/pengertian-demokrasi/

Yusron, Penertian Demokrasi Pancasila. (2019). belajargiat.id,


https://belajargiat.id/demokrasi-pancasila/#Sejarah_Demokrasi_Pancasila

Ajat Sudrajat. Demokrasi Pancasila dalam Perspektif Sejarah. (2015).

Sartika, Siti. Demokrasi Pancasila (2019). Guruakuntansi.


https://guruakuntansi.co.id/demokrasi-pancasila/

Emanuela, Firentia. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia (2018). Kompasiana.


https://www.kompasiana.com/firentiaemanuela1410/5c00452b6ddcae34b640
44d3/pelaksanaan-demokrasi-di-indonesia?page=all

20

Anda mungkin juga menyukai