Anda di halaman 1dari 28

PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH :
Kelompok 10 Kelas 6A

1. YOKA AGRY SATIVA (1801060003)


2. SITI NUR AFIFAH (1801060005)
3. YUSAK YUDHA WIJAYA (1801060009)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020/2021

1
BAB X
TEKNIK PERENGKINGAN
A. Pengertian Rangking
Dalam perangkaian kegiatan belajar mengajar , pada saat-saat tertentu staf
pengajar (guru, dosen dll) sebagai seorang pendidik dihadapkan pada tugas untuk
melaporkan atau menyampaikan informasi, baik kepada atasannya, kepada
orangtua peserta didik maupun kepada para peserta didik itu sendiri, mengenai ”
dimanakah letak urutan kedudukan seseorang peserta didik jika dibandingkan
dengan peserta didik lainnya, ditengah-tengah kelompok dimana peserta didik itu
berada”.

Dengan disampaikannya laporan atau informasi tersebut maka pihak-


pihak yang bersangkutan akan dapat mengetahui , apakah seorang peserta didik
itu berada di urutan atas, sehingga peserta didik itu bisa di katakan pandai.
Ataupun berada di urutan bawah, sehinnga peserta didik itu dinyatakan sebagai
siswa yang mempunyai kemampuan rendah ( tergolong bodoh ). Dengan kata
lain, pihak-pihak yang bersagkutan akan dapat mengetahui standing possition
masing-masing peserta didik dari waktu ke waktu, apakah posisinya senantiasa
stabil, semakin meningkat atau sebaliknya posisinya cenderung menurun.
Dari uraian diatas , dapatlah dipahami bahwa yang dimaksud dengan
urutan kedudukan atau rangking peserta didik di tenga-tengah kelompoknya
adalah letak seorang peserta didik dalam urutan tingkatan atau rangking.

B. Jenis Dan Prosedur Penyusunan Rangking


Mencari dan mengetahui urutan kedudukan peserta didik dalam suatu
kelas atau kelompok pada umumnya dilakukan dengan terlebih dahulu
mengurutkan nilai-nilai yang telah dicapai oleh peserta didik, mulai dari nilai
yang paling tinggi sampai dengan nilai yang paling rendah. Dengan cara
demikian, maka akan dapat ditentukan nomer yang menunjukan urutan

2
kedudukan seorang peserta didik di tengah-tengah kelompoknya. Prosedur
penentuan urutan kedudukan seperti telah di kemukakan di atas adalah
merupakan prosedur yang paling sederhana. Dalam praktek, ada beberapa jenis
rangking: beberapa diantaranya adalah:
1. Rangking sederhana ( simple rank)
Rangking sederhana adalah urutan yang menunjukan posisi atau
kedudukan seorang peserta didik di tengah- tengah kelompoknya, yang
dinyatakan dengan nomer atau angka-angka biasa.
Misalkan dari 20 orang murid SD yang mengikuti EBTANAS di
peroleh nilai-nilai EBTANAS sebagaimana tertera pada daftar sebagai berikut
:
Tabel 1 : Nilai-nilai hasil EBTANAS yang dicapai oleh 20 murid SD
Nama
Nilai untuk Mata pelajaran Jumlah
Siswa
NEM
PPKn B. Indo Mtk IPA IPS
Eko 8.25 7.83 6.47 6.25 8.93 37.73
Bagus 9.25 8.33 7.57 7.15 9.63 41.93
Diyah 8.95 9.83 9.37 8.85 9.63 46.63
Citra 7.65 7.73 6.97 7.95 8.13 38.43
Sissy 9.85 9.33 9.47 9.25 9.03 46.93
Asti 8.15 7.93 6.37 7.05 7.63 37.13
Ary 7.85 8.03 7.17 6.85 7.33 37.23
Elina 9.75 9.83 9.17 8.85 9.73 47.33
Tika 9.63 9.25 7.57 7.15 8.33 41.93
Fatma 7.35 8.03 6.17 6.15 7.33 35.03
Andy 8.75 7.73 6.37 6.65 7.33 36.83
Eca 9.15 9.13 9.27 9.35 9.23 46.13
Nana 8.35 7.93 9.87 8.05 8.13 42.33

3
Ekky 8.85 7.83 9.17 9.15 8.73 43.73
Zakky 9.95 8.93 8.77 8.25 8.33 44.23
Bara 10 9.83 9.87 9.85 9.33 48.88
Pandu 8.03 7.93 8.17 7.75 9.03 40.91
Dini 8.75 7.73 7.37 6.65 7.33 37.83
Elsha 8.15 9.85 7.87 6.15 7.13 39.15
Indra 8.85 9.15 6.67 7.05 8.83 40.55

Untuk dapat menyusun urutan kedudukan dari 20 orang murid tersebut


berdasar Nilai Ebtanas Murni ( NEM ) yang dimilikinya, terlebih dahulu kita
susun Nem tersebut mulai dari yang tertinggi sampai dengan yang terendah
(lihat kolom 2 pada tabel berikut ) setelah itu dapat mkita tentukan
rangkingnya ( lihat kolom 3 pada tabel berikut )
Tabel 2 : Rangking yang dimiliki oleh 20 orang murid SD berdasarkan NEM
Nama
NEM Rangking
Siswa
Bara 48.88 1
Elina 47.33 2
Sissy 46.93 3
Diyah 46.63 4
Eca 46.13 5
Zakky 44.23 6
Ekky 43.73 7
Nana 42.33 8
Bagus 41.93 (9+10):2 =9.5
Tika 41.93 (9+10):2 =9.5
Pandu 40.91 11
Indra 40.55 12

4
Elsha 39.15 13
Citra 38.43 14
Dini 37.83 15
Eko 37.73 16
Ary 37.23 17
Asti 37.13 18
Andy 36.83 19
Fatma 35.03 20

Adapun cara menuliskan rangking di dalam buku rapor umumnya


adalah sebagai berikut :
a. Jumlah siswa kelas I = 45 orang. Siswa bernama Elina Rahmawati
menduduki rangking pertama,maka penulisan rangkingnya adalah : 1/45
(Rangking pertama dari 45 orang siswa ).
b. Jumlah siswa kelas II = 40 orang. Siswa bernama Bara Cahya Detilar
menduduki rangking ke-38,maka penulisan rangkingnya adalah : 38/40
(Rangking ke-38 dari 40 orang siswa).
Apabila terdapat urutan kedudukan yang kembar, maka dalam
penentuan rangkingnya digunakan rata-rata hitungnya, yaitu :
1). Siswa bernama Ummu dan Dwi sama-sama memiliki NEM sebesar
44,17. Kedua siswa itu menurut urutan kedudukannya seharusnya berada
pada urutan ke-5 dan ke-6. Karena terjadi kekembaran dua, maka urutan
kedudukan bagi kedua orang siswa tersebut ditentukan ( 5+6):2 =5,5.
2). Siswa bernama Dian Paramita , Laeli dan Kaka masing-masing memiliki
NEM sebesar 43,17. Ketiga siswa tersebut seharusnya menduduki urutan
ke-7,8 dan 9. Karena terjadi kekembaran tiga, maka rangking bagi ketiga
ornag siswa tersebut ditentukan = (7+8+9):3 =8.

5
Akhirnya perlu diketahui pula bahwa rangking paling bawah ( paling
rendah ) akan selalu menunjukan angka yang sama dengan jumlah testee yang
akan ditetapkan rangkingnya, kecuali apabila pada rangking terendah itu
terjadi kekembaran.
Contoh :
Dari jumlah 40 orang siswa , siswa bernama Hara dan Dian dengan
NEM masing-masing sebesar 35,33 seharusnya menduduki rangking ke-39
dan ke-40. Karena terjadi kekembaran dua, maka rangking bagi kedua orang
siswa itu adalah = (39+40): 2 = 39,5.

2. Rangking Persentase ( percentile rank )


Dimaksud dengan rangking persentase adalah angka yang menunjukan
urutan kedudukan seorang peserta didik di tengah-tengah kelompoknya,
dimana angka tersebut menunjukan persentase dari peserta didik yang berada
dibawahnya.
Pernyataan tersebut mengandung pengertian, bahwa apabila seorang
peserta didik memiliki percentile rank (biasa disingkat PR) sebesar 75,
maka itu berarti bahwa kecakapan peserta didik tersebut sama atau melebihi
75 % dari kecakapan yang dimiliki oleh seluruh kelompok.
Jika dibandingkan dengan simple rank ( SR ) , maka persentil rank
dipandang lebih tajam dan teliti, sebab dengan persentil rank tersebut akan
dapat dengan secara cepat dan mudah diperoleh gambaran tentang
kecakapan peserta didik di tengah-tengah kelompoknya, yaitu : beberapa
persen dari peserta didik yang ada dalam kelompok tersebut, yang telah
berhasil dilampaui .
Prosedur penentuan persentil rank adalah sbb :
a. Menentukan Simple Rank ( SR )
b. Mencari atau menghitung banyaknya peserta didik dalam kelompok yang
ada dibawahnya, yaitu = ( N – SR )

6
c. Menghitung percentile ranknya dengan menggunakan rumus
N  SR
PR = x 100 %
N
Untuk memperjelas pernyataan diatas, berikut ini dikemukakan
sebuah contoh. Misalnya data yang berupa simple rank yang berhasil dicapai
oleh 20 murid SD ( lihat tabel 1.2 ) kita angkat kembali untuk ditentukan
persentile ranknya, maka hasilnya adalah seperti berikut :
Tabel 3 : Persentile rank yang dimiliki oleh 20 murid SD berdasarkan
NEM yang mereka capai.
No No.Siswa Simple N  SR Persentile
Rank N rank x 100 %

1. 1 20  1 95
Bara x100
20
2. 2 20  2 90
Elina x100
20
3. 3 20  3 85
Sissy x100
20
4. 4 20  4 80
Diyah x100
20
5. 5 20  5 75
Eca x100
20
6. 6 20  6 70
Zakky x100
20
7. 7 20  7 65
Ekky x100
20
8. 8 20  8 60
Nana x100
20
9. 9.5 20 9,5 52,5
Bagus x100
20

7
10. 9.5 20 9,5 52,5
Tika x100
20
11. 11 20  11 45
Pandu x100
20
12. 12 20  12 40
Indra x100
20
13. 13 20  13 35
Elsha x100
20
14. 14 20  14 30
Citra x100
20
15. 15 20  15 25
Dini x100
20
16. 16 20  16 20
Eko x100
20
17. 17 20  17 15
Ary x100
20
18. 18 20  18 10
Asti x100
20
19. 19 20  19 5
Andy x100
20
20. 20 20  20 0
Fatma x100
20
Catatan : jika rangking terendah tidak terjadi kekembaran dengan rangking
sebelumnya ,maka akan selalu menunjukanan angka nol. Artinya peserta didik
yang bersangkutan merupakan peserta didik yang terletak pada urutan
kedudukan yang paling bawah sebab tidak ada peserta didik lainnya lagi
dibawahnya.
3. Rangking berdasarkan mean dan deviasi standar
Berbeda dengan simple rank dan percentile rank, maka disini
penyusun urutan kedudukan siswa didasarkan pada atau dilakukan dengan

8
menggunakan ukuran-ukuran statistik (Elis & Rusdiana, 2013). Yang
dimaksud dengan penentuan kedudukan siswa dengan standar deviasi adalah
penentuan kedudukan dengan membagi kelas atas kelompok-kelompok. Tiap
kelompok dibatasi oleh suatu standar deviasi tertentu.
Setidaknya ada 5 jenis rangking yang disusun dengan menggunakan
ukuran mean dan deviasi standar, yaitu :
a. Penyusunan urutan kedudukan atas tiga rangking
Ini dilakukan dengan mengelompokan peserta didik menjadi 3
tingkatan,yaitu rangking atas, rangking tengah dan rangking bawah.
Penyusunan urutan kedudukan atas tiga peringkat. Penentuan ini
berlandaskan pada konsep dasar yang menyatakan bahwa distribusi skor-
skor hasil belajar peserta didik pada umumnya membentuk kurva normal,
di mana sebagian besar peserta didik berada pada kategori sedang,
sebagian kecil berada pada kategori tinggi, dan sebagian kecil lainnya
berada pada kategori rendah (Sulastriningsih, 2017).
Langkah-langkah dalam menentukan kedudukan siswa dalam tiga
rangking :
1). Menjumlah skor semua siswa
2). Mencari nilai rata-rata ( Mean ) dan Standar Deviasinya.
3). Menentukan batas-batas kelompok.
Patokan untuk menentukan batas-batas kelompok (rangking
atas,tengah dan bawah) adalah sbb:
Atas
Mean + 1 SD
Tengah
Mean – 1 SD
Bawah

9
Misalkan kita ambil contoh nilai yang ada pada tabel 1

Nomer Urut NEM (x) x2

16 48.88 2389.2544
8 47.33 2240.1289
5 46.93 2202.4249
3 46.63 2174.3569
12 46.13 1956.2929
15 44.23 1914.0625
14 43.73 1791.8289
13 42.33 1758.1249
2 41.93 1758.1249
9 41.93 1758.1249
17 40.91 1673.6281
20 40.55 1644.3025
19 39.15 1532.7225
4 38.43 1476.8649
18 37.83 1431.1089
1 37.73 1423.5529
7 37.23 1386.0729
6 37.13 1378.6369
11 36.83 1356.4489
10 35.03 1356.4489
20 = N ∑x = 839.89 ∑x2 = 34843.1009

10
(Elis & Rusdiana, 2013).
Dari perhitungan-perhitungan pada tabel 1 telah berhasil kita
peroleh mean = 41,5445 dan SD= 4,026.Dengan demikian dapat kita
lakukan perhitungan-perhitungan untuk menyusun ranking 3 dengan
patokan seperti telah disebutkan pada tabel 1

Ranking Atas

Mean +1 SD = 41,5445 + 4,026 = 45,5705


Ranking Tengah
Mean – 1 SD = 41,5445 – 4,026 = 37,5285
Rangking Bawah
Langkah berikutnya, dapat disiapkan tabel konversi sebagi berikut :
Nilai Murni Ranking
45.58 ke atas atas
37.53 – 45.57 tengah
37.52 ke bawah Bawah

Dengan mengunakan tabel konversi tersebut dapat ditentukan ranking


nilai mirni dari 20 siswa sebai berikut :

11
Nomer Urut NEM (x) Ranking

16 48.88 Atas
8 47.33 Atas
5 46.93 Atas
3 46.63 Atas
12 46.13 Atas
15 44.23 Tengah
14 43.73 Tengah
13 42.33 Tengah
2 41.93 Tengah
9 41.93 Tengah
17 40.91 Tengah
20 40.55 Tengah
19 39.15 Tengah
4 38.43 Tengah
18 37.83 Tengah
1 37.73 Tengah
7 37.23 Bawah
6 37.13 Bawah
11 36.83 Bawah
10 35.03 Bawah

b. Penyusunan Urutan Kedudukan atas lima Rangking


Dalam penyusunan urutan kedudukan atas lima rengking, testee
disusun menjadi lima kelompok, yaitu rangking 1 =kelompok ”amat baik”,
rangking 2 = kelompok”baik”, rangking 3 = kelompok”cukup”, rangking
4 = kelompok”kurang” dan rangking 5 = kelompok”kurang sekali”.
Penentuan peringkat berdasarkan pada mean dan standar deviasi,

12
kemudian ditentukan peringkat limanya menjadi baik sekali, baik, cukup,
kurang sekali (Sulastriningsih, 2017).
Patokan yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
Baik Sekali
M + 1,5 SD
Baik
M + 0,5 SD
Cukup
M – 0,5 SD
Kurang
M – 1,5 SD
Kurang Sekali
Contoh :
Tabel 4
No Skor No Skor
1 40 41 50
2 64 42 25
3 31 43 45
4 55 44 20
5 40 45 42
6 36 46 36
7 52 47 46
8 43 48 44
9 38 49 44
10 24 50 53
11 69 51 48
12 40 52 34
13 35 53 57

13
14 72 54 46
15 36 55 37
16 50 56 31
17 15 57 38
18 52 58 42
19 29 59 32
20 39 60 44
21 35 61 30
22 45 62 41
23 51 63 35
24 46 64 62
25 41 65 43
26 32 66 37
27 47 67 42
28 40 68 48
29 33 69 47
30 56 70 39
31 60 71 54
32 49 72 45
33 49 73 26
34 28 74 58
35 41 75 30
36 37 4 76 51
37 59 77 47
38 41 78 48
39 42 79 49
40 43 80 53

14
Jika data yang disajikan pada tabel 4 telah diperoleh Mean sebesar
43,0652 dengan SD sebesar 10,2985 itu kita tentukan rangking limanya,
maka dengan menggunakan patokan tersebut , penentuan rangking
limanya adalah sebagai berikut :

Baik sekali
Mean + 1,5 SD = 43,0652 +(1,5)(10,2985) = 58,51025
Baik
Mean + 0,5 SD = 43,0652 +(0,5)(10,2985) = 48,21175
Cukup
Mean – 0,5 SD = 43,0652 –(0,5)(10,2985) = 37,91325
Kurang
Mean – 1,5 SD = 43,0652 –(1,5)(10,2985) = 27,61475
Selanjutnya kita buat tabel konversinya :
Nilai Ebtanas Murni Rangking
59 ke atas 1 ( Baik Sekali )
49 – 58 2 ( Baik )
38 – 48 3 ( Cukup )
28 – 37 4 ( kurang )
27 ke bawah 5 ( Kurang Sekali )
Dengan menggunakan tabel konversi tersebut maka dapat kita
tentukan ranking limanya sebagai berikut :
No Skor/Ranking No Skor/Ranking
1 40 3/cukup 41 50 2/Baik
2 64 1/Baik Sekali 42 25 5/Kurang Sekali
3 31 4/Kurang 43 45 3/Cukup
4 55 2/Baik 44 20 5/Kurang Sekali
5 40 3/Cukup 45 42 3/Cukup

15
6 36 4/Kurang 46 36 4/Kurang
7 52 2/Baik 47 46 3/Cukup
8 43 3/Cukup 48 44 3/Cukup
9 38 3/Cukup 49 44 3/Cukup
10 24 5/Kurang Sekali 50 53 2/Baik
11 69 1/Baik Sekali 51 48 3/Cukup
12 40 3/Cukup 52 34 4/Kurang
13 35 4/Kurang 53 57 2/Baik
14 72 1/Baik Sekali 54 46 3/Cukup
15 36 4/Kurang 55 37 4/Kurang
16 50 2/Baik 56 31 4/Kurang
17 15 5/Kurang 57 38 3/Cukup
18 52 2/Baik 58 42 3/Cukup
19 29 4/Kurang 59 32 4/Kurang
20 39 3/Cukup 60 44 3/Cukup
21 35 4/Kurang 61 30 4/Kurang
22 45 3/Cukup 62 41 3/Cukup
23 51 2/Baik 63 35 4/Kurang
24 46 3/Cukup 64 62 1/Baik Sekali
25 41 3/Cukup 65 43 3/Cukup
26 32 4/Kurang 66 37 4/Kurang
27 47 3/Cukup 67 42 3/Cukup
28 40 3/Cukup 68 48 3/Cukup
29 33 4/Kurang 69 47 3/Cukup
30 56 2/Baik 70 39 3/Cukup
31 60 1/Baik Sekali 71 54 2/Baik
32 49 2/Baik 72 45 3/Cukup

16
33 49 2/Baik 73 26 5/Kurang Sekali
34 28 4/Kurang 74 58 2/Baik
35 41 3/Cukup 75 30 4/Kurang
36 37 4/Kurang 76 51 2/Baik
37 59 1/Baik Sekali 77 47 3/Cukup
38 41 3/Cukup 78 48 3/Cukup
39 42 3/Cukup 79 49 2/Baik
40 43 3/Cukup 80 53 2/Baik

c. Penyusunan urutan kedudukan atas sebelas rangking


Dalam penyusunan urutan atas sebelas rangking,, testee disusun
menjadi 11 urutan rangking, dimana :
- Rangking 1 = Kelompok siswa dengan nilai 10
- Rangking 2 = Kelompok siswa dengan nilai 9
- Rangking 3 = kelompok siswa dengan nilai 8
- Rangking 4 = Kelompok siswa dengan nilai 7
- Rangking 5 = Kelompok siswa dengan nilai 6
- Rangking 6 = Kelompok siswa dengan nilai 5
- Rangking 7 = Kelompok siswa dengan nilai 4
- Rangking 8 = Kelompok siswa dengan nilai 3
- Rangking 9 = Kelompok siswa dengan nilai 2
- Rangking 10 = kelompok siswa dengan nilai 1
Patokan yang digunakan untuk menentukan urutan sebelas
Rangking adalah :
 Skala nilai 10 = Mean + ( 2,25 ) SD
 Skala nilai 9 = Mean + ( 1,75 ) SD
 Skala nilai 8 = Mean + ( 1,25 ) SD
 Skala nilai 7 = Mean + ( 0,75 ) SD

17
 Skala nilai 6 = Mean + ( 0,25 ) SD
 Skala nilai 5 = Mean – ( 0.25 ) SD
 Skala nilai 4 = Mean – ( 0,75 ) SD
 Skala nilai 3 = Mean – ( 1,25 ) SD
 Skala nilai 2 = Mean – ( 1,75 ) SD
 Skala nilai 1 = Mean – ( 2,25 ) SD
Untuk rangking ke-11 dengan skala angka nol adalah siswa yang
memiliki skor lebih kecil dari -2,25 SD.
Data dari tabel 4 diatas kita jadikan menjadi 11 ranking, maka
dengan mempergunakan patokan tersebut dapat kita tentukan ramking
sebagai berikut :
10
Mean + 2,25 SD = 43,0625 + (2,25) (10,2985) = 66,234125
9
Mean + 1,75 SD = 43,0625 + (1,75) (10,2985) = 61,084875
8
Mean + 1,25 SD = 43,0625 + (1,25) (10,2985) = 55,935625
7
Mean + 0,75 SD = 43,0625 + (0,75) (10,2985) = 50,786375
6
Mean + 0,25 SD = 43,0625 + (0,25) (10,2985) = 45,637125

5
Mean – 0,25 SD = 43,0625 – (0,25) (10,2985) = 40,487875
4
Mean – 0,75 SD = 43,0625 – (0,75) (10,2985) = 35,338625
3
Mean – 1,25 SD = 43,0625 – (1,25) (10,2985) = 31,439375
2

18
Mean – 1,75 SD = 43,0625 – (1,75) (10,2985) = 25,040125
1
Mean – 2,25 SD = 43,0625 – (2,25) (10,2985) = 19,890875
0
Selanjutnya, kita siapkan tabel konversinya:
Skor Mentah Stanel Ranking
67 ke atas 10 1
62 – 66 9 2
56 – 61 8 3
51 – 55 7 4
46 – 50 6 5
41 – 45 5 6
36 – 40 4 7
32 – 35 3 8
26 – 31 2 9
20 – 25 1 10
19 ke bawah 0 11
Dengan menggunakan tabel konversi tersebut, ubah ranking menjadi
ranking sebelas, mahasiswa dengan nomor urut 1,2,3,4,5 urtan
kedudukannya adalah sebagai berikut:
No Skor Ranking
1 40 4
2 64 2
3 31 9
4 55 4
5 40 7
Dan seterusnya

19
d. Rangking berdasarkan nilai standar z ( z score )
Standar Score atau z-score adalah: Angka yang menunjukan
perbandingan perbedaan score seseorang dari mean, dengan standard
deviasinya. Z-skor adalah salah satu nilai standar yang dinyatakan
dengan bilangan, dan bilangan itu menunjukkan penyimpangan skor
seorang siswa dan mean dalam hubungannya dengan satuan simpangan
baku kelompok skor yang bersangkutan. Dengan kata lain, z-skor dicari
melalui penyimpangan sebuah skor dari mean dalam satuan simpangan
baku. Nilai standar z umumnya dipergunakan untuk mengubah skor-skor
mentah yang diperoleh dari berbagai jenis pengukuran yang berbeda-
beda. Misalkan pada tes penerimaan mahasiswa baru testee dihadapkan
pada lima jenis tes, yaitu tes bahasa Inggris (X1), tes IQ (X2), tes
kepribadian (X3), tes sikap (X4),dan tes kesehatan jasmani (X5).
Skor mentah yang diperoleh dari 5 jenis tes cara pengukuran dan
penilaian yang berbeda itu adalah sangat bervariasi.untuk menentukan 10
orang testee yang dipandang lebih unggul diperlukan adanya skor atau
nilai yang bersifat baku di mana dengan nilai standar itu dapat
mengetahui kedudukan relatif dari 10 orang testee (Elis & Rusdiana,
2013). Standard score ini lebih mempunyai arti dibandingkan dengan
score itu sendiri karena telah dibandingkan dengan suatu standard yang
sama.
Untuk menentukan z-score,harus diketahui:
- Rata-rata score dari kelompok.
- Standar deviasi dari skor-skor tersebut.
Rumus:
Keterangan : Z = Z-score
x
Z = x = deviasi skor x, yaiu selisih X - M
SD
SD = Stanndar Deviasi

20
Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengkonversi skor
mentah menjadi nilai standar z diantaranya :
a. Menjumlahkan skor-skor variabel X1,X2,X3,X4, dan X5
b. Mencari skor rata-rata hitung (mean) dari variabel X1 sampai X5
dengan rumus :

c. Mencari deviasi X1, X2, X3, X4, X5 dengan rumus :


x1 = X1 – Mx1 ; dst.
d. Mengudratkan deviasi x1, x2, x3, x4, x5 kemudian dijumlahkan.
e. Mencari deviasi standar untuk kelima variabel tersebut dengan
rumus:

f. Mencari z score, dengan rumus

kemudian dijumlahkan dari atas ke bawah sehingga diperoleh


∑z1 ; ∑z2 ; ∑z3 ; ∑z4 ; dan ∑z5 ;
g. Z score yang dimiliki oleh masing-masing testee dijumlahkan dari
kiri ke kanan, dan dari sini akan terlihat testee yang mendapatkan
total z score positif dan z score negatif (Elis & Rusdiana, 2013).
Contoh.
Dari 10 orang siswa tercatat skornya sebagai berikut:
Arif = 50 Alin = 37 Andri = 40
Agus = 55 Dian = 45 Bagus = 50
Reza = 63 Dwi = 70
Galih = 60 Deris = 30

21
Jawab:
500
X ( Mean ) = = 50
10

X2
(x2 )
SD= 
N (N)

,82500
Maka SD = 2638 = 130 =11,75
Siswa kedua, yakni Agus mempunyai skor 55.
55  50
z-skore untuk Agus = 11,75 =+0,42

Siswa ketiga, yakni Reza mempunyai skor 63.


63  50
z-skor untuk Reza = 11,75 =+1,11

Siswa kelima,yakni Alin memepunyai skor 37.


37  50
z-skor untuk Alin = 11,75 =-1,11

Pengetrapan dari z-skor ini banyak digunakan didalam menentukan


kejuaraan seseorang apabila kebetulan jumlahnya sama.Untuk ini dapat
dibantu dengan menghitung z-skor terlebih dahulu.
Dibawah ini terdapat 5 orang siswa yang mempunyai variasi nilai
yang unik tetapi jumlahnya sama. Hanya dengan melihat jumlah nilai
saja, dapatkah ditentukan siapa yang menduduki tempat tertinggi?
Nilai untuk bidang studi dari 5 orang siswa:
Nama Matematika IPA IPS Bhs. Bhs. Jumlah Nomer
Ind Ingg
.
Arif 90 30 40 45 48 253 I
Agus 70 40 45 47 49 231 II
Reza 50 50 50 50 50 250 III
Galih 30 60 55 53 51 249 IV
Kaka 10 70 60 55 52 247 V
Standar 31,84 14,14 7,07 3,69 1,41
Deviasi

22
Lihat keadan nilai kelima siswa tersebut, nampaknya Arif adalah
yang menduduki tempat teratas karena memiliki jumlah nilai paling
banyak.Sebaliknya Kaka memiliki nilai paling sedikit sehingga
diperkirakan menduduki tempat paling bawah.
Apakah ketentuan ini adil? Dengan menggunakan z-
skor,ketentuannya dapat lain bahkan dapat sebaliknya.
Contoh: Nilai Matematika Arif adalah 90.
Rata-rata nilai matematika tersebut 50, dengan Standar deviasi
31,84.Maka z-skor Arif adalah:

90  50
Z= 31,84 =+1,26

Dengan cara yang sama akan dapat dicari z-skor masing-masing siswa
untuk seluruh bidang studi, dan akan terdapat sebagai berikut:
Nama Mtk IPA IPS Bhs.Ind Bhs.Ingg. Jml No
Arif 1,26 -1,41 -1,41 -1,36 -1,42 -4,34 V
Agus 0,03 -0,71 -0,71 -0,81 -0,71 -2,31 IV
Reza 0,00 -0,00 -0,00 -0,00 -0,00 -0,00 III
Galih 0,03 0,71 0,71 0,81 0,71 2,31 II
Kaka 1,26 1,41 1,41 1,36 1,42 4,34 I
Jumlah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Catatan:tanda plus berarti diatas mean dan tanda minus berarti
dibawah mean.
Terbuktilah disini bahwa Arif yang semula kita perkirakan
menduduki tempat yang paling atas dan Kaka yang paling bawah, setelah
dihitung dengan z-score, kedudukanya menjadi terbalik.Kaka lah
kenyataanya yang menduduki tempat paling atas. Dengan menggunakan
z-score kita tidak akan dipengaruhi oleh jumlah nilai.Untuk menentukan

23
kedudukan siswa-siswa yang memiliki jumlah nilai yang sama, caranya
juga seperti yang telah dicontohkan.
Dengan angka-angka z-score yang diperoleh, maka kita bekerja
dengan angka-angka tidak bulat, dan tanda-tanda plus minus maka untuk
mempermudahnya kita bisa menggunakan T-score.
e. Rangking berdasarkan nilai standar T ( t score )
T-score adalah angka skala yang menggunakan mean = 50 dan SD
=10. Skala T-score dapat dicari dengan cara mengalikan z-score dengan
10 kemudian ditambah 50. T-skor mengolah dan menafsirkan skor mentah
ke dalam nilai standar, dan juga dimaksudkan untuk memudahkan
penafsiran atau perbandingan skor-skor mentah hasil tes. Hasil kerja
melalui T-skor juga akan menunjukkan kedudukan siswa dalam
kelompoknya. Hasil penghitungan T-skor dinyatakan dengan bilangan
(Sulastriningsih, 2017).
Rumus yang digunakan untuk menghitung T-skor adalah sebagai
berikut:

T=10.Z+50

Contoh:
Z-score +1,20 = T-score 62
Z-score -0.80 = T-Score 42
Dengan demikian maka table Z-score untuk lima bidang studi dari
lima siswa dpat diganti menjadi table T-score sebagai berikut:
Nama Mtk IPA IPS Bhs.Indo. Bhs.Ingg. Jumlah No
Arif 63 36 36 36 36 207 V
Agus 56 43 43 42 43 237 IV
Reza 50 50 50 50 50 250 III
Galih 44 57 57 58 57 273 II

24
Kaka 37 64 64 64 64 289 I
Jumlah 250 250 250 250 250

Soal Latihan :
1. Berikut ini adalah nilai rata-rata rapor catur wulan pertama dari 25 orang murid
Sekolah Dasar.

Nomor Urut Murid Nilai Rata-Rata Raport


1 6,87
2 7,37
3 5,73
4 6,81
5 7,95
6 6,95
7 6,03
8 6,75
9 7,95
10 5,65
11 7,86
12 5,93
13 6,13
14 9,17
15 6,91
16 6,95
17 7,77
18 8,17
19 7,95
20 6,94
21 7,83
22 6,92
23 7,37
24 6,03
25 6,95

25
a) Tentukan urutan kedudukan (rank) dari 25 orang murid tersebut dengan
menggunakan simple rank
b) Setelah butir a dapat anda selesaikan, ubahlah simple rank itu menjadi
percentile rank.

26
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1999.Kurikulum 1994 Yang di Sempurnakan Kurikulum Edisi 1999.


Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi. Jakarta: Depdiknas

Department of Education (1996). Educator Servis teaching & Learning Curriculum


Resources, Mathematics Curriculum Framework Achieving Mathematical
Power – Januari 1996. [Online]. Tersedia: www.doe.mass.edu/frameworks/
math/1996-similar.

Depdiknas (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA. Tersedia online


pada http://www.puskur.co.id , Juli 2007.

Kurikulum 2004. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Kusno. 2005. Penilaian Proses dan Hasil Belajar. Purwokerto : FKIP UMP

Kusno. 2006. Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui


Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi 5P di MAN Purwokerto :
FKIP UMP.

NCTM.(1996). Implementasi Daya Matematika. Virginia : NCTM Inc.


www.google.com

NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics.


Reston, VA: Authur. www.google.com

27
NCTM. (2000). Principles and Evaluation Standards for School Mathematics.
Reston, VA: NCTM. www.google.com

Poerwadarminto, W. J. S. 1970. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai


Pustaka.

Purwanto, E. 2001. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Ruseffendi, dkk. 1994. Matematika Pokok Pendidikan. Jakarta: UT.

Shadiq Fajar, M. App. Sc : 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran dan


Komunikasi. Yogyakarta.

Ratnawulan, Elis dan Rusdiana. 2013. Evaluasi Pembelajaran Dengan Pendekatan


Kurikulum 2013. Bandung : Pustaka Setia.

Djumingin, Sulastriningsih. 2017. Penilaian Pembelajaran Bahasa & Sastra


Indonesia. Makassar : Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

28

Anda mungkin juga menyukai