DISUSUN OLEH :
Kelompok 10 Kelas 6A
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020/2021
1
BAB X
TEKNIK PERENGKINGAN
A. Pengertian Rangking
Dalam perangkaian kegiatan belajar mengajar , pada saat-saat tertentu staf
pengajar (guru, dosen dll) sebagai seorang pendidik dihadapkan pada tugas untuk
melaporkan atau menyampaikan informasi, baik kepada atasannya, kepada
orangtua peserta didik maupun kepada para peserta didik itu sendiri, mengenai ”
dimanakah letak urutan kedudukan seseorang peserta didik jika dibandingkan
dengan peserta didik lainnya, ditengah-tengah kelompok dimana peserta didik itu
berada”.
2
kedudukan seorang peserta didik di tengah-tengah kelompoknya. Prosedur
penentuan urutan kedudukan seperti telah di kemukakan di atas adalah
merupakan prosedur yang paling sederhana. Dalam praktek, ada beberapa jenis
rangking: beberapa diantaranya adalah:
1. Rangking sederhana ( simple rank)
Rangking sederhana adalah urutan yang menunjukan posisi atau
kedudukan seorang peserta didik di tengah- tengah kelompoknya, yang
dinyatakan dengan nomer atau angka-angka biasa.
Misalkan dari 20 orang murid SD yang mengikuti EBTANAS di
peroleh nilai-nilai EBTANAS sebagaimana tertera pada daftar sebagai berikut
:
Tabel 1 : Nilai-nilai hasil EBTANAS yang dicapai oleh 20 murid SD
Nama
Nilai untuk Mata pelajaran Jumlah
Siswa
NEM
PPKn B. Indo Mtk IPA IPS
Eko 8.25 7.83 6.47 6.25 8.93 37.73
Bagus 9.25 8.33 7.57 7.15 9.63 41.93
Diyah 8.95 9.83 9.37 8.85 9.63 46.63
Citra 7.65 7.73 6.97 7.95 8.13 38.43
Sissy 9.85 9.33 9.47 9.25 9.03 46.93
Asti 8.15 7.93 6.37 7.05 7.63 37.13
Ary 7.85 8.03 7.17 6.85 7.33 37.23
Elina 9.75 9.83 9.17 8.85 9.73 47.33
Tika 9.63 9.25 7.57 7.15 8.33 41.93
Fatma 7.35 8.03 6.17 6.15 7.33 35.03
Andy 8.75 7.73 6.37 6.65 7.33 36.83
Eca 9.15 9.13 9.27 9.35 9.23 46.13
Nana 8.35 7.93 9.87 8.05 8.13 42.33
3
Ekky 8.85 7.83 9.17 9.15 8.73 43.73
Zakky 9.95 8.93 8.77 8.25 8.33 44.23
Bara 10 9.83 9.87 9.85 9.33 48.88
Pandu 8.03 7.93 8.17 7.75 9.03 40.91
Dini 8.75 7.73 7.37 6.65 7.33 37.83
Elsha 8.15 9.85 7.87 6.15 7.13 39.15
Indra 8.85 9.15 6.67 7.05 8.83 40.55
4
Elsha 39.15 13
Citra 38.43 14
Dini 37.83 15
Eko 37.73 16
Ary 37.23 17
Asti 37.13 18
Andy 36.83 19
Fatma 35.03 20
5
Akhirnya perlu diketahui pula bahwa rangking paling bawah ( paling
rendah ) akan selalu menunjukan angka yang sama dengan jumlah testee yang
akan ditetapkan rangkingnya, kecuali apabila pada rangking terendah itu
terjadi kekembaran.
Contoh :
Dari jumlah 40 orang siswa , siswa bernama Hara dan Dian dengan
NEM masing-masing sebesar 35,33 seharusnya menduduki rangking ke-39
dan ke-40. Karena terjadi kekembaran dua, maka rangking bagi kedua orang
siswa itu adalah = (39+40): 2 = 39,5.
6
c. Menghitung percentile ranknya dengan menggunakan rumus
N SR
PR = x 100 %
N
Untuk memperjelas pernyataan diatas, berikut ini dikemukakan
sebuah contoh. Misalnya data yang berupa simple rank yang berhasil dicapai
oleh 20 murid SD ( lihat tabel 1.2 ) kita angkat kembali untuk ditentukan
persentile ranknya, maka hasilnya adalah seperti berikut :
Tabel 3 : Persentile rank yang dimiliki oleh 20 murid SD berdasarkan
NEM yang mereka capai.
No No.Siswa Simple N SR Persentile
Rank N rank x 100 %
1. 1 20 1 95
Bara x100
20
2. 2 20 2 90
Elina x100
20
3. 3 20 3 85
Sissy x100
20
4. 4 20 4 80
Diyah x100
20
5. 5 20 5 75
Eca x100
20
6. 6 20 6 70
Zakky x100
20
7. 7 20 7 65
Ekky x100
20
8. 8 20 8 60
Nana x100
20
9. 9.5 20 9,5 52,5
Bagus x100
20
7
10. 9.5 20 9,5 52,5
Tika x100
20
11. 11 20 11 45
Pandu x100
20
12. 12 20 12 40
Indra x100
20
13. 13 20 13 35
Elsha x100
20
14. 14 20 14 30
Citra x100
20
15. 15 20 15 25
Dini x100
20
16. 16 20 16 20
Eko x100
20
17. 17 20 17 15
Ary x100
20
18. 18 20 18 10
Asti x100
20
19. 19 20 19 5
Andy x100
20
20. 20 20 20 0
Fatma x100
20
Catatan : jika rangking terendah tidak terjadi kekembaran dengan rangking
sebelumnya ,maka akan selalu menunjukanan angka nol. Artinya peserta didik
yang bersangkutan merupakan peserta didik yang terletak pada urutan
kedudukan yang paling bawah sebab tidak ada peserta didik lainnya lagi
dibawahnya.
3. Rangking berdasarkan mean dan deviasi standar
Berbeda dengan simple rank dan percentile rank, maka disini
penyusun urutan kedudukan siswa didasarkan pada atau dilakukan dengan
8
menggunakan ukuran-ukuran statistik (Elis & Rusdiana, 2013). Yang
dimaksud dengan penentuan kedudukan siswa dengan standar deviasi adalah
penentuan kedudukan dengan membagi kelas atas kelompok-kelompok. Tiap
kelompok dibatasi oleh suatu standar deviasi tertentu.
Setidaknya ada 5 jenis rangking yang disusun dengan menggunakan
ukuran mean dan deviasi standar, yaitu :
a. Penyusunan urutan kedudukan atas tiga rangking
Ini dilakukan dengan mengelompokan peserta didik menjadi 3
tingkatan,yaitu rangking atas, rangking tengah dan rangking bawah.
Penyusunan urutan kedudukan atas tiga peringkat. Penentuan ini
berlandaskan pada konsep dasar yang menyatakan bahwa distribusi skor-
skor hasil belajar peserta didik pada umumnya membentuk kurva normal,
di mana sebagian besar peserta didik berada pada kategori sedang,
sebagian kecil berada pada kategori tinggi, dan sebagian kecil lainnya
berada pada kategori rendah (Sulastriningsih, 2017).
Langkah-langkah dalam menentukan kedudukan siswa dalam tiga
rangking :
1). Menjumlah skor semua siswa
2). Mencari nilai rata-rata ( Mean ) dan Standar Deviasinya.
3). Menentukan batas-batas kelompok.
Patokan untuk menentukan batas-batas kelompok (rangking
atas,tengah dan bawah) adalah sbb:
Atas
Mean + 1 SD
Tengah
Mean – 1 SD
Bawah
9
Misalkan kita ambil contoh nilai yang ada pada tabel 1
16 48.88 2389.2544
8 47.33 2240.1289
5 46.93 2202.4249
3 46.63 2174.3569
12 46.13 1956.2929
15 44.23 1914.0625
14 43.73 1791.8289
13 42.33 1758.1249
2 41.93 1758.1249
9 41.93 1758.1249
17 40.91 1673.6281
20 40.55 1644.3025
19 39.15 1532.7225
4 38.43 1476.8649
18 37.83 1431.1089
1 37.73 1423.5529
7 37.23 1386.0729
6 37.13 1378.6369
11 36.83 1356.4489
10 35.03 1356.4489
20 = N ∑x = 839.89 ∑x2 = 34843.1009
10
(Elis & Rusdiana, 2013).
Dari perhitungan-perhitungan pada tabel 1 telah berhasil kita
peroleh mean = 41,5445 dan SD= 4,026.Dengan demikian dapat kita
lakukan perhitungan-perhitungan untuk menyusun ranking 3 dengan
patokan seperti telah disebutkan pada tabel 1
Ranking Atas
11
Nomer Urut NEM (x) Ranking
16 48.88 Atas
8 47.33 Atas
5 46.93 Atas
3 46.63 Atas
12 46.13 Atas
15 44.23 Tengah
14 43.73 Tengah
13 42.33 Tengah
2 41.93 Tengah
9 41.93 Tengah
17 40.91 Tengah
20 40.55 Tengah
19 39.15 Tengah
4 38.43 Tengah
18 37.83 Tengah
1 37.73 Tengah
7 37.23 Bawah
6 37.13 Bawah
11 36.83 Bawah
10 35.03 Bawah
12
kemudian ditentukan peringkat limanya menjadi baik sekali, baik, cukup,
kurang sekali (Sulastriningsih, 2017).
Patokan yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
Baik Sekali
M + 1,5 SD
Baik
M + 0,5 SD
Cukup
M – 0,5 SD
Kurang
M – 1,5 SD
Kurang Sekali
Contoh :
Tabel 4
No Skor No Skor
1 40 41 50
2 64 42 25
3 31 43 45
4 55 44 20
5 40 45 42
6 36 46 36
7 52 47 46
8 43 48 44
9 38 49 44
10 24 50 53
11 69 51 48
12 40 52 34
13 35 53 57
13
14 72 54 46
15 36 55 37
16 50 56 31
17 15 57 38
18 52 58 42
19 29 59 32
20 39 60 44
21 35 61 30
22 45 62 41
23 51 63 35
24 46 64 62
25 41 65 43
26 32 66 37
27 47 67 42
28 40 68 48
29 33 69 47
30 56 70 39
31 60 71 54
32 49 72 45
33 49 73 26
34 28 74 58
35 41 75 30
36 37 4 76 51
37 59 77 47
38 41 78 48
39 42 79 49
40 43 80 53
14
Jika data yang disajikan pada tabel 4 telah diperoleh Mean sebesar
43,0652 dengan SD sebesar 10,2985 itu kita tentukan rangking limanya,
maka dengan menggunakan patokan tersebut , penentuan rangking
limanya adalah sebagai berikut :
Baik sekali
Mean + 1,5 SD = 43,0652 +(1,5)(10,2985) = 58,51025
Baik
Mean + 0,5 SD = 43,0652 +(0,5)(10,2985) = 48,21175
Cukup
Mean – 0,5 SD = 43,0652 –(0,5)(10,2985) = 37,91325
Kurang
Mean – 1,5 SD = 43,0652 –(1,5)(10,2985) = 27,61475
Selanjutnya kita buat tabel konversinya :
Nilai Ebtanas Murni Rangking
59 ke atas 1 ( Baik Sekali )
49 – 58 2 ( Baik )
38 – 48 3 ( Cukup )
28 – 37 4 ( kurang )
27 ke bawah 5 ( Kurang Sekali )
Dengan menggunakan tabel konversi tersebut maka dapat kita
tentukan ranking limanya sebagai berikut :
No Skor/Ranking No Skor/Ranking
1 40 3/cukup 41 50 2/Baik
2 64 1/Baik Sekali 42 25 5/Kurang Sekali
3 31 4/Kurang 43 45 3/Cukup
4 55 2/Baik 44 20 5/Kurang Sekali
5 40 3/Cukup 45 42 3/Cukup
15
6 36 4/Kurang 46 36 4/Kurang
7 52 2/Baik 47 46 3/Cukup
8 43 3/Cukup 48 44 3/Cukup
9 38 3/Cukup 49 44 3/Cukup
10 24 5/Kurang Sekali 50 53 2/Baik
11 69 1/Baik Sekali 51 48 3/Cukup
12 40 3/Cukup 52 34 4/Kurang
13 35 4/Kurang 53 57 2/Baik
14 72 1/Baik Sekali 54 46 3/Cukup
15 36 4/Kurang 55 37 4/Kurang
16 50 2/Baik 56 31 4/Kurang
17 15 5/Kurang 57 38 3/Cukup
18 52 2/Baik 58 42 3/Cukup
19 29 4/Kurang 59 32 4/Kurang
20 39 3/Cukup 60 44 3/Cukup
21 35 4/Kurang 61 30 4/Kurang
22 45 3/Cukup 62 41 3/Cukup
23 51 2/Baik 63 35 4/Kurang
24 46 3/Cukup 64 62 1/Baik Sekali
25 41 3/Cukup 65 43 3/Cukup
26 32 4/Kurang 66 37 4/Kurang
27 47 3/Cukup 67 42 3/Cukup
28 40 3/Cukup 68 48 3/Cukup
29 33 4/Kurang 69 47 3/Cukup
30 56 2/Baik 70 39 3/Cukup
31 60 1/Baik Sekali 71 54 2/Baik
32 49 2/Baik 72 45 3/Cukup
16
33 49 2/Baik 73 26 5/Kurang Sekali
34 28 4/Kurang 74 58 2/Baik
35 41 3/Cukup 75 30 4/Kurang
36 37 4/Kurang 76 51 2/Baik
37 59 1/Baik Sekali 77 47 3/Cukup
38 41 3/Cukup 78 48 3/Cukup
39 42 3/Cukup 79 49 2/Baik
40 43 3/Cukup 80 53 2/Baik
17
Skala nilai 6 = Mean + ( 0,25 ) SD
Skala nilai 5 = Mean – ( 0.25 ) SD
Skala nilai 4 = Mean – ( 0,75 ) SD
Skala nilai 3 = Mean – ( 1,25 ) SD
Skala nilai 2 = Mean – ( 1,75 ) SD
Skala nilai 1 = Mean – ( 2,25 ) SD
Untuk rangking ke-11 dengan skala angka nol adalah siswa yang
memiliki skor lebih kecil dari -2,25 SD.
Data dari tabel 4 diatas kita jadikan menjadi 11 ranking, maka
dengan mempergunakan patokan tersebut dapat kita tentukan ramking
sebagai berikut :
10
Mean + 2,25 SD = 43,0625 + (2,25) (10,2985) = 66,234125
9
Mean + 1,75 SD = 43,0625 + (1,75) (10,2985) = 61,084875
8
Mean + 1,25 SD = 43,0625 + (1,25) (10,2985) = 55,935625
7
Mean + 0,75 SD = 43,0625 + (0,75) (10,2985) = 50,786375
6
Mean + 0,25 SD = 43,0625 + (0,25) (10,2985) = 45,637125
5
Mean – 0,25 SD = 43,0625 – (0,25) (10,2985) = 40,487875
4
Mean – 0,75 SD = 43,0625 – (0,75) (10,2985) = 35,338625
3
Mean – 1,25 SD = 43,0625 – (1,25) (10,2985) = 31,439375
2
18
Mean – 1,75 SD = 43,0625 – (1,75) (10,2985) = 25,040125
1
Mean – 2,25 SD = 43,0625 – (2,25) (10,2985) = 19,890875
0
Selanjutnya, kita siapkan tabel konversinya:
Skor Mentah Stanel Ranking
67 ke atas 10 1
62 – 66 9 2
56 – 61 8 3
51 – 55 7 4
46 – 50 6 5
41 – 45 5 6
36 – 40 4 7
32 – 35 3 8
26 – 31 2 9
20 – 25 1 10
19 ke bawah 0 11
Dengan menggunakan tabel konversi tersebut, ubah ranking menjadi
ranking sebelas, mahasiswa dengan nomor urut 1,2,3,4,5 urtan
kedudukannya adalah sebagai berikut:
No Skor Ranking
1 40 4
2 64 2
3 31 9
4 55 4
5 40 7
Dan seterusnya
19
d. Rangking berdasarkan nilai standar z ( z score )
Standar Score atau z-score adalah: Angka yang menunjukan
perbandingan perbedaan score seseorang dari mean, dengan standard
deviasinya. Z-skor adalah salah satu nilai standar yang dinyatakan
dengan bilangan, dan bilangan itu menunjukkan penyimpangan skor
seorang siswa dan mean dalam hubungannya dengan satuan simpangan
baku kelompok skor yang bersangkutan. Dengan kata lain, z-skor dicari
melalui penyimpangan sebuah skor dari mean dalam satuan simpangan
baku. Nilai standar z umumnya dipergunakan untuk mengubah skor-skor
mentah yang diperoleh dari berbagai jenis pengukuran yang berbeda-
beda. Misalkan pada tes penerimaan mahasiswa baru testee dihadapkan
pada lima jenis tes, yaitu tes bahasa Inggris (X1), tes IQ (X2), tes
kepribadian (X3), tes sikap (X4),dan tes kesehatan jasmani (X5).
Skor mentah yang diperoleh dari 5 jenis tes cara pengukuran dan
penilaian yang berbeda itu adalah sangat bervariasi.untuk menentukan 10
orang testee yang dipandang lebih unggul diperlukan adanya skor atau
nilai yang bersifat baku di mana dengan nilai standar itu dapat
mengetahui kedudukan relatif dari 10 orang testee (Elis & Rusdiana,
2013). Standard score ini lebih mempunyai arti dibandingkan dengan
score itu sendiri karena telah dibandingkan dengan suatu standard yang
sama.
Untuk menentukan z-score,harus diketahui:
- Rata-rata score dari kelompok.
- Standar deviasi dari skor-skor tersebut.
Rumus:
Keterangan : Z = Z-score
x
Z = x = deviasi skor x, yaiu selisih X - M
SD
SD = Stanndar Deviasi
20
Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengkonversi skor
mentah menjadi nilai standar z diantaranya :
a. Menjumlahkan skor-skor variabel X1,X2,X3,X4, dan X5
b. Mencari skor rata-rata hitung (mean) dari variabel X1 sampai X5
dengan rumus :
21
Jawab:
500
X ( Mean ) = = 50
10
X2
(x2 )
SD=
N (N)
,82500
Maka SD = 2638 = 130 =11,75
Siswa kedua, yakni Agus mempunyai skor 55.
55 50
z-skore untuk Agus = 11,75 =+0,42
22
Lihat keadan nilai kelima siswa tersebut, nampaknya Arif adalah
yang menduduki tempat teratas karena memiliki jumlah nilai paling
banyak.Sebaliknya Kaka memiliki nilai paling sedikit sehingga
diperkirakan menduduki tempat paling bawah.
Apakah ketentuan ini adil? Dengan menggunakan z-
skor,ketentuannya dapat lain bahkan dapat sebaliknya.
Contoh: Nilai Matematika Arif adalah 90.
Rata-rata nilai matematika tersebut 50, dengan Standar deviasi
31,84.Maka z-skor Arif adalah:
90 50
Z= 31,84 =+1,26
Dengan cara yang sama akan dapat dicari z-skor masing-masing siswa
untuk seluruh bidang studi, dan akan terdapat sebagai berikut:
Nama Mtk IPA IPS Bhs.Ind Bhs.Ingg. Jml No
Arif 1,26 -1,41 -1,41 -1,36 -1,42 -4,34 V
Agus 0,03 -0,71 -0,71 -0,81 -0,71 -2,31 IV
Reza 0,00 -0,00 -0,00 -0,00 -0,00 -0,00 III
Galih 0,03 0,71 0,71 0,81 0,71 2,31 II
Kaka 1,26 1,41 1,41 1,36 1,42 4,34 I
Jumlah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Catatan:tanda plus berarti diatas mean dan tanda minus berarti
dibawah mean.
Terbuktilah disini bahwa Arif yang semula kita perkirakan
menduduki tempat yang paling atas dan Kaka yang paling bawah, setelah
dihitung dengan z-score, kedudukanya menjadi terbalik.Kaka lah
kenyataanya yang menduduki tempat paling atas. Dengan menggunakan
z-score kita tidak akan dipengaruhi oleh jumlah nilai.Untuk menentukan
23
kedudukan siswa-siswa yang memiliki jumlah nilai yang sama, caranya
juga seperti yang telah dicontohkan.
Dengan angka-angka z-score yang diperoleh, maka kita bekerja
dengan angka-angka tidak bulat, dan tanda-tanda plus minus maka untuk
mempermudahnya kita bisa menggunakan T-score.
e. Rangking berdasarkan nilai standar T ( t score )
T-score adalah angka skala yang menggunakan mean = 50 dan SD
=10. Skala T-score dapat dicari dengan cara mengalikan z-score dengan
10 kemudian ditambah 50. T-skor mengolah dan menafsirkan skor mentah
ke dalam nilai standar, dan juga dimaksudkan untuk memudahkan
penafsiran atau perbandingan skor-skor mentah hasil tes. Hasil kerja
melalui T-skor juga akan menunjukkan kedudukan siswa dalam
kelompoknya. Hasil penghitungan T-skor dinyatakan dengan bilangan
(Sulastriningsih, 2017).
Rumus yang digunakan untuk menghitung T-skor adalah sebagai
berikut:
T=10.Z+50
Contoh:
Z-score +1,20 = T-score 62
Z-score -0.80 = T-Score 42
Dengan demikian maka table Z-score untuk lima bidang studi dari
lima siswa dpat diganti menjadi table T-score sebagai berikut:
Nama Mtk IPA IPS Bhs.Indo. Bhs.Ingg. Jumlah No
Arif 63 36 36 36 36 207 V
Agus 56 43 43 42 43 237 IV
Reza 50 50 50 50 50 250 III
Galih 44 57 57 58 57 273 II
24
Kaka 37 64 64 64 64 289 I
Jumlah 250 250 250 250 250
Soal Latihan :
1. Berikut ini adalah nilai rata-rata rapor catur wulan pertama dari 25 orang murid
Sekolah Dasar.
25
a) Tentukan urutan kedudukan (rank) dari 25 orang murid tersebut dengan
menggunakan simple rank
b) Setelah butir a dapat anda selesaikan, ubahlah simple rank itu menjadi
percentile rank.
26
DAFTAR PUSTAKA
Kusno. 2005. Penilaian Proses dan Hasil Belajar. Purwokerto : FKIP UMP
27
NCTM. (2000). Principles and Evaluation Standards for School Mathematics.
Reston, VA: NCTM. www.google.com
28