CHECKLIST Trakeostomi
CHECKLIST Trakeostomi
PENDAHULUAN
Bab 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A. Pengertian Trakeostomi
Beberapa pengertian dari trakeostomi antara lain sebagai berikut:
1. Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka dinding depan/anterior trakea
untuk mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan memintas
jalan nafas bagian atas.
2. Trakeostomi adalah prosedur dimana dibuat lubang kedalam trakea. (Smeltzer & Bare,
2002)
3. Trakeostomi adalah insisi operasi dimana memasukkan selang ke dalam trakea agar
klien dapat bernafas dengan lebih mudah dan mengeluarkan sekretnya. ( Putriardhita, C,
2008)
1
4. Trakeostomi adalah prosedur pembuatan lubang permanen atau sementara melalui
tindakan bedah kedalam trakea pada cincin trakea kedua, ketiga, atau keempat dan
pemasangan selang indwelliang untuk memungkinkan ventilasi dan pembuangan
sekresi. (Lynda Juall Carpenito, 1999).
5. Trakeostomi merupakan tindakan membuat stoma (lubang) pada trakea. Trakeostomi
dilakukan untuk membebaskan obstruksi jalan nafas bagian atas, melindungi trakea serta
cabang-cabangnya terhadap aspirasi dan tertimbunnya sekresi bronkus, serta
pengobatan terhadap penyakit yang menyebabkan insufisiensi aspirasi seperti obstruksi
sleep apnea.
6. Trakeostomi adalah tindakan pembedahan dengan membuat stoma atau lubang dari
trakea pada kulit untuk jalannya udara/pernafasan.
Perawatan pasca trakeostomi sangat penting sekali terhadap sukses tidaknya tindakan
tujuan akhir trakeostomi. Perawatan yang baik pasca trakeostomi meliputi tindakan
penghisapan lendir, pemeriksan periodik kanul dalam, humudifiksasi buatan, perawatan luka
operasi di stoma, pencegahan infeksi sekunder dan kalau menggunakan kanul dengan cuff
(balon) yang high volume low pressure cuff dengan tekanan balon sekitar14-20 mmHg.
1
B. Anatomi Dan Fisiologi Trakea
Trakea atau batang tenggorok merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16-20 buah
cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C).
Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut dengan sel
bersilia, hanya bergerak kearah luar. Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari
jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos. Sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan
benda-benda aaasing yang masuk bersama-sama dennga udara pernafasan. Yang
memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan bronkus kanan disebut karina.
C. Indikasi Trakeostomi
D. Klasifikasi Trakeostomi
Menurut Sakura 21 (2009), trakeostomi dibagi atas 2 (dua) macam, yaitu berdasarkan
letak trakeostomi dan waktu dilakukan tindakan. Berdasarkan letak trakeostomi terdiri atas
1
letak rendah dan letak tinggi dan batas letak ini adalah cincin trakea ketiga. Sedangkan
berdasarkan waktu dilakukan tindakan maka trakeostomi dibagi dalam:
1. Trakeostomi darurat (dalam waktu yang segera dan persiapan sarana sangat kurang)
2. Trakeostomi berencana (persiapan sarana cukup) dan dapat dilakukan secara baik.
E. Kegunaan Trakeostomi
Menurut Masdanang (2008), kegunaan dilakukannya tindakan trakeostomi antara lain adalah:
1. Mengurangi jumlah ruang hampa dalam traktus trakheobronkial 70 sampai 100 ml.
Penurunan ruang hampa dapat berubah ubah dari 10% sampai 50% tergantung pada
ruang hampa fisiologik tiap individu.
2. Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya mengurangi kekuatan
yang diperlukan untuk memindahkan udara sehingga mengakibatkan peningkatan
regangan total dan ventilasi alveolus yang lebih efektif. Asal lubang trakheostomi
cukup besar (paling sedikit pipa 7).
3. Proteksi terhadap aspirasi.
4. Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat penting pada pasien
dengan gangguan pernafasan.
5. Memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk pembersihan.
6. Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus.
7. Mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan secret ke perifer oleh
tekanan negatif intra toraks yang tinggi pada fase inspirasi batuk yang normal
1
Dilakukan insisi pada pertengahan membran krikotiroid dan trakeostomi mini ini dimasukan
menggunakan kawat dan dilator.
G. Komplikasi Trakeostomi
1. apnea
2. perdarahan, aspirasi, obstruksi nafas, gagal nafas, gagal jantung
3. kerusakan oesophagus
4. kerusakan tulang rawan krekoid
5. empisema leher dan torax
6. pnemotorax dan nekrosis
7. mal posisi, lepas, keluarnya kanule
8. infeksi, stoma, bronko pnemonal
1
Prosedur Perawatan Trakeostomi
1. Peralatan
Menurut Roni7iftitah (2010), Alat yang perlu dipersiapkan untuk melakukan trakeostomi adalah :
1
1. Kateter penghisap
2. Sarung tangan steril
3. Ukuran kateter yang cocok, steril serta bersih dan terdesinfeksi
4. Tali pengikat
5. Kassa steril
6. Swab
7. Hidrogen Peroksida
8. Normal salin
9. Kanul trakea
10. Sikat
11. Mangkuk Steril
12. Mantel pelindung
13. Bib trakeostomi
14. Pelindung mata
15. Gunting
16. Perlak dan handuk
1. Rontgen dada untuk menilai posisi tube dan melihat timbul atau tidaknya komplikasi
2. Antibiotik untuk menurunkan risiko timbulnya infeksi
3. Mengajari pihak keluarga dan penderita sendiri cara merawat pipa trakeostomi
1. Kaji pernapasan klien, termasuk kebutuhan klien akan pengisapan dan pembersihan
trakeostomi
2. Cuci tangan
3. Letakkan alat-alat di atas meja
4. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian yang nyaman untuk bekerja
5. Bantu klien untuk mengambil posisi semi fowler atau terlentang
6. Jika diperlukan, hubungkan selang pengisap ke aparatus penghisap. Letakkan ujung
selang di tempat yang mudah di jangkau dan hidupkan penghisap
1
7. Letakkan handuk melintang di dada klien
8. Buka set atau peralatan penghisap. Buka juga bungkus alat-alat yang diperlukan untuk
pembersihan trakheostomi
2) Atur mangkuk steril kedua dekat. Jangan sentuh bagian dalam mangkuk
3) Tuangkan 50 ml hidrogen peroksida ke mangkuk kedua. Jangan sampai menetes ke perlak.
4) Buka sikat steril dan letakkan di sebelah mangkuk yang berisi hidrogen peroksida
5) Buka ketiga bungkus kasa 10 x 10 cm. pertahankan sterilitas kasa. Tuangkan hidrogen peroksida
di atas kasa pertama dan normal salin di kasa kedua. Biarkan kasa ketiga tetap kering.
6) Buka swab berujung kapas. Tuangkan hidrogen peroksida pada satu paket swab dan normal
salin pada paket swab lainnya.
7) Jika menggunakan kanul dalam sekali pakai, buka bungkusnya sehingga kanul dapat dengan
mudah diambil. Pertahankan sterilsasi kanula dalam.
8) Tetapkan panjang tali pengikat trakheostomi yang diperlukan dengan menggandakan lingkar
leher dan menambah 5 cm dan gunting tali pada panjang tersebut.
1) Buka dan dengan hati-hati lepaskan kanul dengan menggunakan tangan tak dominan anda.
3) Keluarkan kanul dalam baru steril dalam bungkusnya dan siramkan sejumlah normal salin steril
pada kanul baru tersebut. Biarkan normal salin menetes dari kanul dalam.
1
4) Bantalan kasa pertama di gunakan untuk membersihkan kulit di sektar trakheostomi. Kasa kedua
digunakan untuk mengangkat debris yang dilunakkan oleh hidrogen peroksida, dan kasa ketiga
digunakan untuk mengeringkan kulit.
6) Kanul dalam steril harus sudah siap dipasang setelah anda membersihkan kulit.
1) Kanul dalam harus dilepaskan dan diganti untuk mengurangi penyebaran mikroorganisme dan
untuk meningkatkan pernapasan.
2) Melepaskan kanul dalam dapat menstimulasi batuk dan klien mungkin membutuhkan
pengisapan.
3) Normal salin yang menetes ke dalam trakheostomi dapat menyebabkan klien batuk.
4) Dengan hati-hati dan cermat pasang kanul dalam ke dalam bagian luar kanul dan kunci kembali
agar tetap berada di tempatnya.
1) Lepaskan kanul dalam menggunakan tangan tak dominan dan letakkan kanul tersebut dalam
mangkuk yang berisi hidrogen peroksida.
2) Bersihkan kanul dalam dengan sikat (tangan dominan anda memegang sikat dan tangan tak
dominan anda memegang kanul dalam).
1
3) Pegang kanul di atas mangkuk yang berisi hidrogen peroksida dan tuangkan normal salin pada
kanul tersebut sampai semua kanul terbilas dengan baik. Biarkan normal salin memetes dari kanul
dalam.
4) Pasang kembali kanul dalam ke dalam kanul luar dan kunci agar tidak berubah letaknya.
1. Gunakan kasa dan swab berujung kapas yang dibasahi dengan hidrogen peroksida
untuk membersihkan permukaan luar dari kanul luar dan area kulit
sekitarnya.bersihkan juga area kulit tepat di bawah kanul. Lalu bilas menggunakan
kasa dan swab yang dibasahi dengan normal salin. Kemudian keringkan dengan
menggunakan kasa kering.
2. Ganti tali pengikat trakheostomi. Biarkan tali yang lama tetap di tempatnya sementara
anda memasang tali yang baru. Sisipkan tali yang baru pada salah satu sisi dari
faceplate. Lingkarkan kedua ujung bebasnya mengelilingi bagian belakang leher lain
ke sisi lainnya dari faceplate. Sisipkan salah satu ujung bebasnya pada salah satu sisi
faceplate dan ikat dengan kuat tetapi tidak ketat. Gunting tali yang lama.
3. Letakkan bib trakheostomi atau balutan bersih mengelilingi kanul luar di bawah tali
pengikat faceplate. Periksa untuk memastikan bahwa tali pengikat tidak terlalu ketat
tetapi pipa trakheostomi telah dengan aman tertahan di tempatnya.
4. Mengempiskan dan mengembangkan manset (cuff) pipa trakheostomi.