Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi terpenting dalam kehidupan sehari-
hari karena dengan bahasa kita dapat menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan
keinginan kepada orang lain. Dalam menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan
keinginan tersebut bahasa mempunyai tata cara agar dapat dimengerti oleh orang
yang mendengarkan. Dalam bahasa ada yang memiliki ragam atau cara untuk
berkomunikasi dengan baik dan sopan seperti misalnya bahasa sunda. Dalam
bahasa sunda ada yang dikenal dengan Undak Usuk Basa Sunda, yaitu sopan
santun atau tatacara menggunakan bahasa dalam berkomunikasi, hal ini dtujukan
untuk saling menghormati satu sama lain dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
Secara garis besar bahasa Sunda terbagi menjadi dua, yaitu basa loma (ragam basa
akrab) dan basa lemes (ragam bahasa halus atau hormat). Basa loma merupakan
ragam bahasa yang digunakan ketika seorang penutur berbicara dengan lawan
tutur atau mengenai orang lain yang menjadi topik pembicaraan yang tingkatnya
lebih rendah, atau dengan teman yg menjadi topik pembicaraan yg tingkatannya
lebih rendah, atau dengan teman yang sudah sangat akrab, basa lemes atau bahasa
hormat dalam bahasa Sunda digunakan ketika kita ingin menyampaikan rasa
hormat ketika berbicara, entah itu pada lawan bicara, maupun orang yang sedang
dibicarakan (Gindarsyah , 2010).
Dewasa ini, sebagai dampak dari pengaruh perubahan dan perkembangan
zaman yang terjadi pada saat ini keberadaan bahasa Sunda mulai terancam
pudar/punah. Di daerah Bandung, bahasa Sunda bukan lagi merupakan bahasa
ibu/bahasa pertama di daerah sendiri, tetapi sudah dijadikan bahasa kedua setelah
bahasa Indonesia. Pengaruh bahasa Indonesia terhadap kebudayaan di Nusantara
sangat besar sehingga banyak anak–anak jaman sekarang terutama di kota–kota
besar yang tidak lagi mengenal bahasa lokalnya/bahasa ibu khususnya bahasa
Sunda untuk daerah Bandung.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran bahasa
Sunda di sekolah dasar merupakan muatan lokal. Muatan lokal merupakan
kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan

1
ciri khas daerah, termasuk keunggulan daerah. Substansi muatan lokal ditentukan
oleh satuan pendidikan.
Pembelajaran bahasa Sunda di sekolah dasar selama ini masih bersifat
konvensional. Dalam mengajar guru hanya mengandalkan metode ceramah secara
klasikal. Guru kurang menggunakan media pendukung selain buku. Metode
pembelajaran seperti ini kurang memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran yang
efektif dan kurang memberdayakan potensi siswa. Kegiatan belajar mengajar
seharusnya mampu mengoptimalkan semua potensi siswa untuk menguasai
kompetensi yang diharapkan. Proses belajar mengajar sebaiknya dilandasi dengan
prinsip-prinsip: (1) berpusat pada siswa, (2) mengembangkan kreativitas siswa,
(3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) mengembangkan
beragam kemampuan yang bermuatan nilai, (5) menyediakan pengalaman belajar
yang beragam, dan (6) belajar melalui berbuat.
Berdasarkan hal tersebut di atas, guru di sekolah dasar memerlukan adanya
inovasi media pembelajaran. Inovasi media pembelajaran tersebut digunakan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu produk teknologi yang
dapat digunakan sebagai inovasi dalam pembelajaran adalah komputer. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Herman Dwi Surjono (1995: 2) bahwa
komputer sebagai salah satu produk teknologi dinilai tepat digunakan sebagai alat
bantu pengajaran.
Keberadaan komputer yang telah meluas sampai tingkat sekolah dasar saat ini
belum banyak digunakan untuk meningkatkan prestasi khususnya dalam
pembelajaran bahasa Sunda. Keadaan ini sejalan dengan pernyataan Herman Dwi
Surjono (1999: 2) bahwa penggunaan komputer dalam bidang pendidikan hingga
saat ini belum maksimal. Multimedia pembelajaran merupakan komponen sistem
penyampaian pengajaran yang dapat digunakan dalam mendukung proses
pembelajaran. Pengembangan multimedia dilandasi oleh persepsi bahwa
pembelajaran akan berlangsung dengan baik, efektif, dan menyenangkan jika
didukung oleh media pembelajaran yang dapat menarik minat dan perhatian
siswa.
Media pembelajaran interaktif adalah media yang tepat guna membantu para
guru Sekolah Dasar (SD) dalam mengajarkan bahasa sunda agar minat anak-anak

2
untuk belajar bahasa sunda lebih meningkat atau lebih baik dari sebelumnya.
Media pembelajaran interaktif yang digunakan adalah animasi interaktif
storybook yaitu sebuah gambar gerak yang memiliki jangkauan tempat, waku dan
juga material yang tidak terbatas ataupun sebuah gambar gerak yang dapat dilihat
dengan indra penglihatan karena berbentuk visual dengan terdapat cerita, audio
serta pesan yang terkandung didalamnya dan berbasis interaktif dimana guru dan
murid-murid dituntut aktif dalam kegiatan belajar tersebut.
Oleh karena itu, animasi interaktif merupakan salah satu media yang efektif
sebagai cara untuk metode pembelajaran kepada anak-anak Sekolah Dasar, karena
menuntut anak-anak aktif dalam belajar khususnya belajar undak usuk basa sunda
yang memang kurang menarik di mata anak-anak Sekolah Dasar sekarang, maka
undak usuk basa sunda yang akan diajarkan merupakan undak usuk basa sunda
yang mudah dimengerti sebab merupakan undak usuk basa sunda yang sederhana
dan hampir selalu digunakan dalam berbicara sehari-hari. Undak usuk basa sunda
yang akan diajarkan dalam perancangan ini adalah undak usuk basa sunda seperti
kata sapaa, kata perintah, kata kerja, kata benda, kata penghubung dan kata
keterangan. Undak usuk basa sunda dalam perancangan ini akan diajarkan melalui
materi dengan cerita rakyat Putri Kandita. Putri Kandita merupakan cerita rakyat
Jawa Barat yang kurang banyak diketahui oleh masyarakat khusunya anak-anak
Sekolah Dasar maka selain mendapatkan materi dari undak usuk basa sunda,
dapat mengetahui cerita rakyat Putri Kandita yang di dalamnya terdapat nilai
sopan santun, kemandirian dan sifat tidak pendendam yang sesuai untuk
dicontohkan kepada anak-anak Sekolah Dasar.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka identifikasi masalah untuk
perancangan ini adalah sebagai berikut :

1. Undak usuk basa bahasa Sunda sudah banyak yang tidak sesuai dengan
seharusnya terutama anak-anak khususnya kelas 4 Sekolah Dasar.
2. Belum adanya pembuatan media pembelajaran undak usuk basa memalui
media storybook animasi interaktif.

3
3. Perlunya perancangan media pembelajaran undak usuk basa melalui media
storybook animasi interaktif.
4. Penyampaian materi pembelajaran dengan visual narasi sangat membantu
dalam penerapannya.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi di atas, maka batasan masalah untuk perancangan ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menyampaikan pesan undak usuk basa dengan media
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru di sekolah.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi di atas, maka rumusan masalah untuk perancangan
ini adalah sebagai berikut :
1. Menyampaikan pesan dan nilai-nilai positif seperti mandiri, tidak
pendendam yang terkandung dalam cerita rakyat Putri Kandita.
2. Bagaimana merancang Animasi Interaktif dengan konten undak usuk basa
Sunda?
1.5 Tujuan Perancangan
Adapun tujuan dari perancangan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui maksud pesan dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita
rakyat Putri Kandita.
2. Membuat perancangan Animasi Interaktif dengan konten undak usuk basa
Sunda.
1.6 Manfaat Perancangan
1.6.1 Manfaat Teoritis
a. Penelitan ini diharapkan dapat menambah kajian dalam perkembangan
penelitian dalam menyampaikan media interaktif melalui media
animasi.
b. Bermanfaat untuk menambah keilmuan dalam berbahasa Sunda
khususnya Undak Usuk Basa.
1.6.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis

4
Hasil perancangan ini diharapkan dapat memberikan solusi
terhadap permasalah yang terjadi dengan bahasa Sunda, khususnya
pada penggunaan Undak Usuk Basa.
b. Bagi Sekolah
Hasil perancangan ini diharapkan sebagai bahan masukan dan
menjadi kontribusi yang positif kepada lembaga penyelenggara
pendidikan, khususnya Sekolah Dasar di Bandung dalam
implementasi pembelajaran bahasa Sunda di Sekolah Dasar sebagai
upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
komunikasi anak dalam berbahasa Sunda serta melestarikan bahasa
Sunda.
c. Bagi Guru
Sebagai alat bantu memudahkan dalam penerapan pembelajaran
bahasa Sunda yang lebih menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan
dan tingkat perkembangan anak sehingga pembelajaran bahasa Sunda
akan lebih mudah diterima, dicerna dan dipahami oleh anak.
d. Bagi Target Audience
Memberikan pembelajaran melalui animasi interaktif tentang
pentingnya berbahasa daerah yang baik bagi anak kelas 4 SD.
e. Bagi Perancang Selanjutnya
Hasil perancang ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian
bagi peneliti selanjutnya dengan penelitian yang lebih luas dan
mendalam mengenai implementasi pembelajaran bahasa Sunda di
Taman Kanak-Kanak secara menyeluruh.
1.7 Metodoligi Perancangan
1.7.1 Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
Dilakukan tanya jawab secara tidak langsung kepada narasumber
yang berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang bahasa Sunda
khususnya undak usuk basa

5
2. Observasi
Pengamatan langsung terhadap masalah seputar bahasa Sunda
khususnya undak usuk basa.
3. Studi Pustaka
Melakukan pencarian data terkait yang berasal dari buku, jurnal
dan penelitian-penelitian terdahulu.
1.7.2 Metode Analisis Data
Menggunakan metode analisis data kualitatif , yaitu berbentuk deskriptif,
berupa kata-kata lisan atau tulisan, didapat dari hasil pengamatan, hasil
pembicaraan serta bahan-bahan tertulis.
1.8 Sistematika Perancangan
Dalam pengembangan multimedia interaktif, tahapan pengembangannya
terdiri dari enam tahap, yaitu concept, design, material collecting, testing dan
distributing (Munir, 2013: 104). Dalam perancangan ini, penulis akan membagi
menjadi tiga tahapan antara lain sebagai berikut :
1. Pra Produksi
Dalam tahap ini penulis mengolah hasil analisis untuk menjadi sebuah
Concept Document, yang berisi deskripsi singkat proyek yang mencakup
informasi penting seperti premis, media dan platform yang dimaksudkan,
genre dan lainnya. Kemudian Design Document ini akan menjadi acuan
dalam proses produksi.
2. Produksi
Tahap ini merupakan tahap implementasi pra produksi. Eksekusi karakter,
background dan button ke dalam bentuk digital, dan rekaman suara
dilakukan pada tahap ini.
3. Paska Produksi
Adalah tahap penyelesaian produksi mutimedia menjadi hasil akhir
dimulai dengan editing dan compossiting dengan hasil akhir berupa
aplikasi interactive animation.

6
1.9 Kerangka Perancangan

FENOMENA MASALAH
FOKUS MASALAH
Masyarakat Bandung banyak yang tidak
mengenal dan menggunakan Bahasa Sunda Mengenalkan Bahasa Sunda dengan
Undak Usuk Basanya dengan metode
Bahasa Sunda kurang dipergunakan dengan pembelajaran berbasis multimedia
baik interaktif

Anak-anak Sekolah Dasar, tidak


menerapkan pelajaran Bahasa Sunda yang PENGUMPULAN DATA
diajarkan di sekolah a. Observasi
b. Wawancara
Bahasa Sunda yang diucapkan anak-anak c. Studi Pustaka
Sekolah dasar tidak sesuai dengan kaidah
tatakrama sopan santun yang baik
METODE PERANCANGAN
a. Pengumpulan Data
b. Analisis Data
Analisis Data c. Perancangan

SOLUSI Anak Usia 9-10 tahun kelas 4 Sekolah


Pembuatan Media Pembelajaran melalui Dasar
Animasi Interaktif

PERANCANGAN

Konsep Pesan Konsep Narasi Konsep Visual Konsep Aplikasi Konsep Media

Konsep Materi Undak


Konsep User Interface
Usuk Basa
HASIL PERANCANGAN
Media Pembelajaran Undak Usuk Basa Sunda melalui Cerita
Rakyat Putri Kandita menggunakan Animasi Interaktif

Bagan 1. 1 Kerangka Perancangan


Sumber : Dokumen Penulis 2016

1.10 Pembabakan
BAB I PENDAHULUAN
Penjelasan mengenai permasalahan cerita rakyat yang terjadi di kalangan
anak-anak terkait dengan cerita rakyat asal usul burung cenderawasih.
Termasuk juga penjelasan tentang ruang lingkup, tujuan perancangan,
manfaat perancangan, metode perancangan, kerangka berpikir dan juga
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi tentang landasan teori mengenai teori-teori yang berkaitan dalam
pembuatan perancangan.

7
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH
Berisikan tentang analisis data yang digunakan untuk menentukan konsep
perancangan, dan juga data-data dari hasil wawancara, observasi dan juga
studi literatur.
BAB IV KONSEP DAN HASIL PERANCANGAN
Menjelaskan tentang konsep perancangan, proses perancangan dan juga
hasil perancangan dari hasil data-data yang diperoleh sebelumnya.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran mengenai seluruh isi perancangan.

Anda mungkin juga menyukai