Anda di halaman 1dari 4

PENGEMBANGAN MEDIA E- TEKA-TEKI SILANG BERBASIS KEARIFAN LOKAL

PADA MATERI HODROKARBON KELAS XI DI SMA NEGERI 2 MAUMERE

A. Latar Belakang

Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata padegogik yaitu ilmu menuntun

anak.Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan

menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia.

Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yang setara dengan educare, yakni:

membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak.

Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah,

mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah

kepribadian sang anak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan

berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran,

pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai

pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan,

cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk

memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan

kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan

masyarakatnya. Dari pengertian-pengertian dan analisis yang ada maka bisa disimpulkan

bahwa pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir untuk mencapai kedewasaan

jasmani dan rohani, dalam interaksi alam beserta lingkungannya (Nurkholis, 2013).

Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas apa, mengapa, dan bagaimana gejala-

gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika,
dan energitika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala

sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan

energitika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan

dengan kimia yang tidak bisa dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia

yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) dan kimia sebagai proses yaitu

kerja ilmiah (E. Mulyasa, 2006: 132–133). Adapun menurut Keenan (1984: 2) ilmu kimia

mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami materi

dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Melalui

kimia, kita mengenal susunan (komposisi) zat dan penggunaan bahan-bahan kimia, baik

alamiah maupun buatan, dan mengenal proses-proses penting pada makhluk hidup,

termasuk tubuh kita sendiri. Mata pelajaran kimia diklasifikasikan sebagai mata pelajaran

yang cukup sulit bagi sebagian siswa SMA/MA (Kasmadi dan Indraspuri, 2010: 574).

Kesulitan ilmu kimia ini terkait dengan ciri-ciri ilmu kimia 11 itu sendiri yang disebutkan

oleh Kean dan Middlecamp (1985: 5–9), yaitu sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak

sehingga diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat lebih mengkonkritkan konsep-

konsep yang abstrak tersebut, ilmu kimia yang dipelajari merupakan penyederhanaan dari

ilmu yang sebenarnya, ilmu kimia berkembang dengan cepat, ilmu kimia tidak hanya

sekedar memecahkan soal-soal, dan beban materi yang harus dipelajari dalam

pembelajaran kimia sangat banyak. Menurut E. Mulyasa (2006). Berdasarkan hasil

pengamatan selama kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMAN 2

Maumere, diketahui bahwa kebanyakan siswa saat mengikuti pelajaran kimia kurang

kreatif dan didalam proses pembelajaran guru yang lebih aktif.


Apabila proses pembelajaran terus seperti ini, maka akan berdampak pada

kemampuan kreatif siswa pada pelajaran kimia tidak berkembang. Pembelajaran kimia

merupakan salah satu pembelajaran yang didalam prosesnya menuntut kemampuan

berpikir kreatif(Nahadi, Siswaningsih, & Maliga, 2015). Kemampuan berpikir kreatif itu

sangat penting yang mana kemampuan ini melatih siswa untuk menyelesaikan soal atau

masalah dengan berbagai macam cara atau solusi yang beragam dan membuat siswa lebih

berani menyampaikan pendapatnya atau idenya. Materi hidrokarbon merupakan salah

satu pokok bahasan ilmu kimia yang diberikan dikelas X SMA. Materi ini membahas

tentang kekhaan atom karbon, tatanama senyawa alkana, alkena dan alkuna, isomer dan

sifat-sifat alkana, alkena dan alkuna. Selain itu materi hidrokarbon memerlukan

pemahaman dan banyak mengandung hafalan sehingga siswa menjadi kesulitan saat

belajar. Akan tetapi, ada cara yang dapat dilakukan guru supaya peserta didik aktif yaitu

dengan media pembelajaran.

Media pembelajaran tidak saja membantu guru dalam menyampaikan materi ajar,

tetapi juga memberi nilai tambah pada proses pembelajaran. Penggunaan media dalam

proses pembelajaran merupakan salah satu upaya menciptakan pembelajaran yang lebih

bermakna dan berkualitas(Purbasari, 2013). Salah satu media pembelajaran yang dapat

digunakan agar siswa aktif dan juga mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya

adalah media teka-teki silang (TTS) kimia. Media teka-teki silang (TTS) kimia

mengandung unsur permainan sehingga dapat menghilangkan rasa jenuh dikelas,

membuat siswa menjadi aktif dan mengasah otak siswa. Selain itu bentuk soal yang

disajikan pada teka-teki silang (TTS) kimia ini akan mengembangkan kemampuan kreatif

siswa, karena mereka dituntut untuk mengembangkan pikiran mereka agar bisa
menjawab pertanyaan dalam teka-teki silang. Dengan perkembangan teknologi sekarang

dan canggihnya teknologi yang digunakan TTS tidak saja dapat dibuat dalam bentuk

buku tetapi juga dapat dibuat dan digunakan melalui android, sehingga peserta didik

hanya perlu membawa android yang mereka miliki tanpa harus membawa buku kemana-

mana untuk mengisi TTS. TTS merupakan permainan bahasa dengan cara mengisi kotak-

kotak dengan huruf-huruf, sehingga membentuk kata yang dapat dibaca, baik secara

vertikal maupun horizontal. TTS ini dikembangkan dengan pertanyaan yang berisi

tentang pembelajaran kimia khususnya materi hidrokarbon. Kearifan lokal diartikan

sebagai suatu bentuk pengetahuan asli dalam masyarakat yang berasal dari nilai luhur

budaya setempat untuk mengatur tatanan hidup masyarakat [1]. Kearifan lokal sebagai

cerminan dari hukum yang hidup dalam masyarakat sehingga perlu dilihat eksistensi

yuridis kearifan lokal dalam peraturan perundang-undangan No. 32 Tahun 2009 [2]

sebagai nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain

melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari(Yosefa Lemianti, 2020 ) .

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan suatu penelitian yang berjudul “

PENGEMBANGAN MEDIA E-TEKA-TEKI SILANG BERBASIS KEARIFAN

LOKAL PADA MATERI HIDROKARBON KELAS XI DI SMA NEGERI 2

MAUMERE “.

Anda mungkin juga menyukai