Abstract
Sinetrons are now almost dominated private television program. Most of the story contains
glamorous and luxurious teenage lifestyle. The objective is to analyze the influence of the
intensity of watching, attractiveness, and messages content of television's sinetrons. This study
used Explanatory Survey Method. The population in this study are students of SMA Negeri 4
Cimahi, West Java Province. Sampling technique used Stratified Proportional Random
Sampling. Result showed teen sinetron affect significantly to the attitude of the hedonistic
lifestyle.
Abstrak
Tayangan sinetron saat ini hampir mendominasi program acara di televisi swasta. Tema-tema
ceritanya sebagian besar berisi gaya hidup remaja yang glamor dan kemewahan.Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis besarnya pengaruh intensitas menonton, daya tarik, dan
isi pesan tayangan sinetron remaja di televisi swasta terhadap sikap mengenai gaya hidup
hedonis. Penelitian ini menggunakan metode survei penjelasan (Explanatory Survey Method).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 4 Cimahi, Provinsi Jawa Barat. Teknik
sampling yang digunakan adalah Stratified Proportional Random Sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tayangan sinetron remaja di televisi swasta berpengaruh secara signifikan
terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis.
Kata kunci : sinetron remaja, televisi, sikap mengenai gaya hidup hedonis.
39
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 16 No. 1, Juli 2013 : 39-54
40
Pengaruh Sinetron Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap mengenai Gaya Hidup Hedonis
C. Suprapti Dwi Takariani
intensitas menonton tayangan sinetron remaja Indonesia, disusul kemudian dengan SCTV,
di televisi swasta terhadap sikap mengenai Indosiar, ANTV, dan TPI. Gerakan reformasi
gaya hidup hedonis; 2) untuk menganalisis pada tahun 1998 telah memicu perkembangan
seberapa besar pengaruh daya tarik sinetron industri media massa khususnya televisi.
remaja di televisi swasta terhadap sikap Menjelang tahun 2000 muncul lima stasiun
mengenai gaya hidup hedonis; 3) untuk televisi baru, yakni Metro TV, Trans TV, TV7,
menganalisis seberapa besar pengaruh isi Lativi, dan Global, serta beberapa stasiun
pesan sinetron remaja di televisi swasta televisi daerah yang saat ini jumlahnya
terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis. mencapai puluhan stasiun televisi lokal
Manfaat penelitian ini adalah memberi (Morissan, 2009).
masukan kepada para pengelola stasiun Televisi merupakan sistem elektronik
televisi swasta agar memerhatikan program- yang mengirimkan gambar diam dan gambar
program acara yang ditayangkannya, hidup bersama suara melalui kabel atau
khususnya tayangan sinetron, karena banyak ruang. Sistem ini menggunakan peralatan
tayangan sinetron yang isinya tidak yang mengubah cahaya dan suara ke dalam
memberikan pendidikan yang baik kepada gelombang elektronik dan mengonversinya
pemirsanya. Pengelola stasiun televisi agar kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat
menyesuaikan dengan jam tayang untuk anak, dan suaranya dapat didengar (Effendy, 2003).
remaja, dan khusus orang dewasa. Selanjutnya dikatakan bahwa televisi juga
Memberi masukan kepada Dirjen dapat diartikan sebagai kotak televisi,
Informasi dan Komunikasi Publik dalam hal rangkaian televisi atau pancaran televisi. Kata
ini Direktorat Pengelolaan Media Publik “televisi” merupakan gabungan dari kata tele
Kementerian Kominfo, agar selalu memantau (jauh) dari bahasa Yunani dan visio
perkembangan pertelevisian di Indonesia, dan (penglihatan) dari bahasa Latin. Sehingga
mengupayakan dukungan penyampaian televisi dapat diartikan sebagai
pesan-pesan edukasi dari program-program di telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak
televisi khususnya pada program acara jauh.
hiburan seperti sinetron kepada masyarakat. Dengan menonton televisi, audience
Memberi masukan kepada KPI untuk dapat melihat gambar yang lebih jelas
selalu mengawasi program-program acara di daripada media massa lainnya. Daya tarik ini
televisi khususnya tayangan sinetron agar selain melebihi radio juga melebihi film
program-program tersebut disesuaikan bioskop, karena dengan menonton televisi,
dengan budaya bangsa Indonesia dan program acara dapat dinikmati di rumah
tayangan-tayangan yang tidak sesuai dengan dengan aman dan nyaman (Effendy, 2003).
budaya Indonesia dikurangi atau dihapus Mulyana (2001) mengatakan dewasa
sama sekali serta menegur stasiun televisi ini, televisi boleh dikatakan telah
yang melanggar aturan. mendominasi hampir semua waktu luang
setiap orang. Televisi memiliki sejumlah
kelebihan, terutama kemampuannya dalam
LANDASAN KONSEP menyatukan antara fungsi audio dan fungsi
visual, ditambah dengan kemampuannya
Media Televisi dalam memainkan warna. Selain itu, televisi
juga mampu mengatasi jarak dan waktu,
Siaran televisi di Indonesia secara resmi
sehingga penonton yang tinggal di daerah
dimulai pada tahun 1962. Selama 27 tahun
terpencil dapat menikmati siaran televisi.
penonton televisi di Indonesia hanya dapat
Sebagai media elektronik, televisi
menonton satu saluran televisi. Baru pada
memiliki ciri-ciri, seperti yang disebutkan
tahun 1989, pemerintah memberikan izin
Effendy (2003), yakni berlangsung satu arah,
operasi kepada kelompok usaha Bimantara
komunikatornya melembaga, pesannya
untuk membuka stasiun televisi RCTI yang
bersifat umum, sasarannya menimbulkan
merupakan televisi swasta pertama di
keserempakan dan komunikannya heterogen.
41
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 16 No. 1, Juli 2013 : 39-54
42
Pengaruh Sinetron Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap mengenai Gaya Hidup Hedonis
C. Suprapti Dwi Takariani
tayangan sinetron yang bertemakan remaja, acara sinetron tampaknya yang paling banyak
isi ceritanya menampilkan gaya hidup remaja menampilkan gaya hidup hedonis.
metropolis yang cenderung kearah gaya hidup Tayangan-tayangan sinetron remaja di televisi
hedonis. banyak mengangkat tema-tema gaya hidup
Menurut Munandar (2012) gaya hidup hedonis, memperlihatkan perilaku hidup
menggambarkan keseluruhan diri seseorang mewah dan bersenang-senang dari para
yang berinteraksi dengan lingkungannya, pemainnya, ceritanya banyak yang tidak
gaya hidup adalah perpaduan antara sesuai dengan budaya Indonesia. Meskipun
kebutuhan ekspresi diri dan harapan perilaku tersebut kurang baik, namun sampai
kelompok terhadap seseorang dalam saat ini sinetron yang berisi cerita mengenai
bertindak berdasarkan pada norma yang hal itu masih terus diproduksi karena memang
berlaku. Sementara itu gaya hidup hedonis disukai oleh penontonnya (Dyah, 2012).
adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya
untuk mencari kesenangan hidup, seperti Kerangka Pemikiran
lebih banyak menghabiskan waktu di luar
Teori yang akan dipakai dalam
rumah, lebih banyak bermain, senang pada
penelitian ini adalah Teori Belajar Sosial
keramaian kota, senang membeli barang
(Social Learning Theory) dari Bandura.
mahal, serta selalu ingin menjadi pusat
Terjadi banyak pembelajaran seseorang
perhatian.
melalui pengamatan pada perilaku orang lain.
Kata hedone sendiri berasal dari bahasa
Permulaan proses belajar ialah munculnya
Yunani yang berarti kesenangan atau
peristiwa yang dapat diamati secara langsung
kenikmatan. Hedonisme adalah pandangan
atau tidak langsung oleh seseorang. Menurut
hidup yang menganggap bahwa kesenangan
Bandura, kita belajar bukan saja dari
dan kenikmatan materi adalah tujuan utama
pengalaman langsung, tetapi dari peniruan
hidup. Bagi para penganut paham ini,
atau peneladanan (modeling) (Rakhmat,
bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran
1998). Perilaku merupakan faktor-faktor
merupakan tujuan utama hidup, entah itu
kognitif dan lingkungan. Peristiwa ini dapat
menyenangkan bagi orang lain atau tidak.
berupa tindakan tertentu atau gambaran pola
Mereka beranggapan hidup ini hanya sekali,
pemikiran, yang disebut sebagai abstract
sehingga mereka merasa ingin menikmati
modeling. Teori ini juga mengakui bahwa
hidup senikmat-nikmatnya. Di dalam
manusia mampu menyadari atau berpikir dan
lingkungan penganut paham ini, hidup
bahwa mereka dapat mengambil manfaat dari
dijalani dengan sebebas-bebasnya demi
pengamatan dan pengalaman. Selanjutnya
memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas.
dikatakan bahwa banyak pembelajaran
Pengertian hedonisme disampaikan beberapa
manusia terjadi dengan menyaksikan orang
filsuf Yunani yang menyatakan bahwa
lain yang menampilkan perilaku yang
manusia dari kodratnya mencari kesenangan,
beraneka ragam. Misalnya seorang murid
bahwa perasaan-perasaan senang adalah baik
balet dapat mempelajari gerakan-gerakan
dan perasaan-perasaan sedih adalah jelek.
tertentu dengan menyaksikan instruktur yang
Hedonisme menyatakan bahwa tujuan hidup
mendemonstrasikan gerakan-gerakan itu.
adalah kebahagiaan atau mencapai
Jenis pembelajaran ini juga dapat dengan
kesenangan sebanyak mungkin (sebesar-
jelas terjadi melalui media massa (Severin
besarnya) dengan jerih payah sesedikit
dan Tankard, 2007).
mungkin (sekecil-kecilnya) (Brahm, 2003).
Menurut Tan (1981), media massa
Banyak faktor yang memengaruhi gaya
memainkan peran yang penting sebab
hidup hedonisme, yakni faktor internal dan
manusia memiliki keterbatasan untuk
eksternal. Faktor internal misalnya adalah
mengalami peristiwa secara langsung. Banyak
lingkungan sekolah, keluarga, dan pergaulan.
dari apa yang dipelajarinya diamati melalui
Sementara faktor eksternal antara lain adalah
media massa, terutama media visual. Media
tayangan televisi.
massa dapat memperluas cakupan apa yang
Dari sekian banyak tayangan televisi,
43
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 16 No. 1, Juli 2013 : 39-54
dapat individu pelajari dengan menerpanya berarti membuat gambaran mental tentang
untuk meniru peristiwa di mana ia tidak peristiwa yang diamati dan menyimpan
memiliki kontak langsung dengan peristiwa gambaran itu pada memori seseorang.
itu. Selanjutnya, dikatakan oleh Bandura, Sedangkan bentuk verbal menunjukkan
proses belajar sosial dibagi dalam empat representasi peristiwa dalam bentuk bahasa.
tahapan proses: proses perhatian, proses Menurut Bandura, agar peristiwa dapat
pengingatan (retention), proses reproduksi diteladani, seseorang bukan saja harus
motoris, dan proses motivasional. Tan (1981) merekamnya dalam bentuk memori, tetapi
mengatakan, peristiwa ini dapat berupa juga harus mampu membayangkannya secara
tindakan tertentu atau gambaran pola mental bagaimana seseorang dapat
pemikiran, yang disebut Bandura sebagai menjalankan tindakan yang diteladaninya.
abstract modeling. Seseorang mengamati Memvisualisasikan dirinya sedang melakukan
peristiwa tersebut dari orang-orang yang sesuatu disebut sebagai rehearsial. Jarang
berada di sekelilingnya atau sajian televisi. sekali perilaku dapat direproduksi hanya
Bila peristiwa itu sudah diamati, terjadilah dalam sekali pengamatan. Perilaku yang
tahap pertama belajar sosial yakni perhatian. benar merupakan hasil uji coba. Dalam hal ini
Seseorang baru dapat mempelajari sesuatu feedback memiliki peran untuk mengoreksi
bila ia memperhatikannya. ketidaksesuaian perilaku hasil pengamatan
Perhatian pada suatu peristiwa, dalam dan perilaku model.
perspektif teori ini, ditentukan oleh Pada proses motivasional berkaitan
karakteristik peristiwa (modeling stlimuli), dengan kemungkinan menampilkan kembali
dan karakteristik yang mengamatinya. perilaku yang telah diamati selain bergantung
Kesempatan untuk belajar dari satu peristiwa kepada kesempatan dan proses reproduksi
menjadi lebih luas disebabkan oleh motoris, bergantung juga kepada proses
pengamatan terhadap peristiwa itu yang motivasional. Motif bergantung pula pada
berulang-ulang. Dijelaskan oleh Bandura, peneguhan (reinforcement). Menurut teori ini,
seorang anak yang jarang sekali menonton ada tiga jenis peneguhan yang mendorong
televisi, tak mungkin belajar perilaku agresif seseorang untuk bertindak ketiga peneguhan
yang dilihatnya di televisi. Karakteristik yang itu adalah peneguhan eksternal (external
ada pada diri pengamat juga memengaruhi reinforcement), peneguhan wakilan (vicarious
perhatian. Kapasitas seseorang untuk reinforcement), dan peneguhan diri (self
memperoleh informasi, menentukan sebaik reinforcement).
apa dia akan dapat belajar dari peristiwa yang Pengaruh komunikasi massa terhadap
diamati. khalayak terdiri dari tiga macam, pengaruh
Pada proses pengingatan (retention) pertama, komunikasi massa akan
berhubungan dengan kesanggupan khalayak memengaruhi kognisi khalayak yang berupa
menyimpan hasil pengamatannya dalam pengetahuan; kemudian pengaruh kedua
benaknya dan memanggilnya kembali tatkala adalah afeksi yang meliputi perasaan
mereka bertindak sesuai dengan teladan yang seseorang mengenai sesuatu; pengaruh ketiga
diberikan. Peneladanan tertangguh (delayed adalah konasi yang meliputi kecenderungan
modeling) hanya terjadi bila mereka sanggup atau keinginan bertindak dari seorang
mengingat peristiwa yang diamatinya. individu mengenai sesuatu (Rinawati, 2002).
Seorang remaja akan mampu mencontoh gaya Dengan merujuk pada pendapat
hidup remaja di tayangan sinetron, bila ia Bandura tersebut, maka kerangka pemikiran
dapat mengingat contoh yang dilakukan oleh penelitian ini tergambar pada gambar 1.
model tersebut.
Dalam proses reproduksi motoris untuk
mengingat, peristiwa yang diamati harus
direkam dalam bentuk imaginal dan verbal.
Bentuk imaginal disebut juga visual imagery,
44
Pengaruh Sinetron Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap mengenai Gaya Hidup Hedonis
C. Suprapti Dwi Takariani
- Konasi (kecenderunga/keinginan
untuk mengikuti gaya hidup hedonis)
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
45
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 16 No. 1, Juli 2013 : 39-54
Tabel 1
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Kelas 2 325 45
2. Kelas 3 300 41
Jumlah : 625 86
Sumber: SMAN 4 Cimahi 2012
46
Pengaruh Sinetron Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap mengenai Gaya Hidup Hedonis
C. Suprapti Dwi Takariani
diri remaja. Responden yang berjenis kelamin antara ketiga fungsi televisi tersebut, fungsi
perempuan lebih banyak yakni 70 orang hiburannya lebih menonjol dibandingkan
(81,4%) dibanding dengan responden yang dengan fungsi-fungsi yang lainnya. Hasil
berjenis kelamin laki-laki 16 orang (18,6%). Hal penelitian menunjukkan bahwa mencari
ini juga mengindikasikan bahwa tayangan hiburan merupakan tujuan menonton
sinetron ternyata lebih banyak disukai oleh televisi yang paling banyak dipilih
remaja yang berjenis kelamin perempuan. responden. Data secara lengkap terlihat
Sementara itu berdasarkan hasil pada tabel 2.
penelitian, tayangan televisi yang paling disukai Banyaknya stasiun televisi yang
responden adalah sinetron dan film dengan bersiaran di Indonesia baik televisi nasional
frekuensi 47 (54,7%). Tayangan selanjutnya maupun televisi lokal, membuat
yang paling disukai oleh responden adalah masyarakat mempunyai banyak pilihan
talkshow dengan frekuensi 21 (24,4%), untuk menonton acara apa saja yang
tayangan infotainment disukai oleh 11 ditayangkan stasiun televisi tersebut.
responden (12,8%), dan terakhir berita hanya Namun demikian stasiun televisi swasta
disukai oleh 7 responden (8,1%). Televisi nasional masih menjadi andalan responden
sebagai media massa memiliki beberapa fungsi untuk memenuhi kebutuhan mereka akan
yang antara lain adalah fungsi mendidik, informasi, pendidikan, dan hiburan. Hal
memberi informasi, dan menghibur. Ternyata di tersebut terbukti dari hasil penelitian,
Tabel 2
Tujuan Responden Menonton Televisi
No. Keterangan F %
1. Mencari Informasi 71 30,9
4. Ketiganya 5 2,2
Tabel 3
Alasan Responden Menonton Acara di Stasiun Televisi tertentu
No. Keterangan F %
Karena televisi swasta program acaranya lebih bagus dan bervariasi di banding TVRI atau
1. 56 65,1
Televisi Lokal
2. Karena televisi swasta lebih banyak menayangkan sinetron dan film lepas 18 20,9
3. Karena TVRI dan Televisi Lokal program acara kurang bervariasi 3 3,5
Jumlah : 86 100
47
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 16 No. 1, Juli 2013 : 39-54
responden yang menonton televisi swasta dan memiliki nilai koefisien validitas > titik
lokal tapi porsi menonton televisi swasta lebih kritis (0,300) sehingga seluruh instrumen
banyak merupakan pilihan terbanyak pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
responden yakni 35 orang (40,7%), kemudian Untuk pengujian reliabilitas diperoleh nilai
responden yang selain menonton acara yang koefisien reliabilitas sebesar 0,877>0,700
ditayangkan di televisi swasta tetapi juga dan dinyatakan reliabel. Jadi, dapat
menonton acara dari TVRI namun dengan porsi disimpulkan, instrumen yang digunakan
menonton televisi swasta lebih banyak sudah mampu mengukur apa yang
berjumlah 34 orang (39,5%), kemudian seharusnya di ukur dan layak digunakan
responden yang hanya menonton televisi swasta dalam penelitian selanjutnya.
saja sebanyak 10 orang (11,6%), yang Pengujian hipotesis dengan
menonton TVRI, televisi lokal, dan televisi menggunakan analisis Regresi Linear
swasta, namun tetap menonton acara di televisi Berganda dilakukan untuk mengetahui
swasta lebih besar porsinya sebanyak 6 orang seberapa besar pengaruh variabel intensitas
(4,7%), yang hanya menonton televisi lokal saja menonton tayangan sinetron remaja di
2 orang (2,3%), dan terakhir responden yang televisi swasta (X1), daya tarik tayangan
hanya menonton acara di TVRI saja sebanyak sinetron remaja di televisi swasta (X2), isi
satu orang (1,2%). Alasan yang dikemukakan pesan tayangan sinetron remaja di televisi
oleh responden berkaitan dengan stasiun televisi swasta (X3) terhadap sikap mengenai gaya
yang ditonton seperti terlihat pada Tabel 3. hidup hedonis (Y). Persamaan Regresi
Karena responden dalam penelitian ini adalah Linear Berganda yang akan dibentuk
pelajar maka kesempatan mereka untuk adalah sebagai berikut : Y = b0 + b 1X1 +
menonton televisi adalah sore dan malam hari b2X2 + b3X3, di mana Y = sikap gaya hidup
ketika mereka pulang sekolah. hedonis, X1 = intensitas menonton, X2 =
Waktu yang digunakan responden untuk daya tarik, X3 = isi pesan tayangan sinetron,
menonton televisi sangat beragam, namun b0 = intersept (konstanta), b1,b2,b3 =
berdasarkan hasil penelitian, sore dan malam koefisien arah regresi. Dengan
hari merupakan waktu yang paling banyak menggunakan bantuan program SPSS,
digunakan 39 responden (45,3%) untuk diperoleh hasil seperti terlihat pada tabel 4.
menonton televisi. Sore hari sekitar pukul 16.00 Dikarenakan nilai Fhitung (22,905) >
WIB hingga 18.00 WIB. Malam hari sekitar Ftabel (2,716) maka H0 ditolak, artinya
pukul 20.00 WIB hingga 22.00 WIB. Waktu- secara simultan intensitas menonton (X1),
waktu tersebut adalah saat ditayangkannya daya tarik (X2) dan isi pesan (X3)
sinetron maupun film. Sebagai pelajar pagi berpengaruh signifikan terhadap sikap gaya
hingga siang adalah waktu belajar di sekolah hidup hedonis (Y). Hasil pengujian
sehingga menonton televisi dilakukan pada sore hipotesis secara parsial (Uji t) seperti
dan malam hari. Sementara waktu yang terlihat pada Tabel 5.
digunakan responden untuk menonton televisi Secara simultan tayangan sinetron
merupakan jam belajar responden, sehingga (intensitas, daya tarik, dan isi pesan)
penayangan sinetron pada jam-jam tersebut memberikan kontribusi pengaruh sebesar
dikhawatirkan mengganggu aktivitas belajar 45,6% terhadap sikap gaya hidup hedonis,
responden. sedangkan sisanya sebanyak 100%-45,6%
= 54,4% merupakan kontribusi pengaruh
Analisis Korelasi Variabel Tayangan Sinetron variabel lain yang tidak diteliti.
Remaja di Televisi Swasta dengan Sikap Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mengenai Gaya Hidup Hedonis secara simultan tayangan sinetron
memberikan kontribusi pengaruh sebesar
Hasil uji validitas untuk n=17, seluruh 45,6% terhadap sikap gaya hidup hedonis,
instrumen pertanyaan yang membentuk variabel untuk melihat pengaruh secara parsial dapat
pengaruh tayangan sinetron (intensitas dilihat pada Tabel 6.
menonton, daya tarik penyajian, dan isi pesan)
48
Pengaruh Sinetron Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap mengenai Gaya Hidup Hedonis
C. Suprapti Dwi Takariani
Tabel 4
Output Pengujian Regresi
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
.Model
B Std.Error Beta t Sig.
Tabel 5
Uji Hipotesis secara Parsial (Uji t)
Kesimpulan
No Hipotesis t-hitung t-tabel P-Value
Statistik
Tabel 6
Pengaruh Variabel X secara Parsial Terhadap Variabel Y
Total 100%
Sumber: Hasil Penelitian 2012
49
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 16 No. 1, Juli 2013 : 39-54
50
Pengaruh Sinetron Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap mengenai Gaya Hidup Hedonis
C. Suprapti Dwi Takariani
seolah-olah terhipnosis oleh sugesti daya pengaruh yang diberikan televisi terhadap
pikat televisi, sebagai akibatnya televisi akan mereka. Seperti apa yang dikatakan oleh
berpengaruh pada sikap, pandangan, persepsi, Neumann dalam Vivian (2008) bahwa media
sampai pada perilaku pemirsanya (Rinawati, tidak punya efek langsung yang kuat, tetapi
2002). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan efek itu akan terus menguat seiring dengan
apa yang dikatakan oleh Mar’at bahwa acara berjalannya waktu.
televisi pada umumnya memengaruhi sikap, Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pandangan, persepsi, dan perasaan penonton intensitas menonton tayangan sinetron remaja
(Effendy, 1986). di televisi dilihat dari frekuensinya maupun
Ada hal lain yang muncul akibat durasinya cukup tinggi. Sekali menonton
globalisasi informasi dan komunikasi, tayangan sinetron mereka bisa menghabiskan
khususnya yang menggunakan media televisi waktu hingga 4 jam dalam sehari. Dwyer
ini. Efek sosial yang bisa memuat unsur-unsur dalam Anwas (2008) mengatakan bahwa
perubahan nilai sosial dan budaya dalam televisi sebagai media audio visual mampu
masyarakat bisa juga terjadi akibat merebut 94% saluran masuknya pesan-pesan
masyarakat pemirsa media televisi ini atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu
meng”iya”kan setiap nilai baru yang lewat mata dan telinga. Televisi mampu
ditawarkan media televisi. Manusia membuat orang pada umumnya mengingat
cenderung menjadi konsumen budaya massa 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar di
yang aktif. Hal ini mengakibatkan pola-pola layar televisi walaupun hanya sekali
kehidupan rutinitas manusia sebelum muncul ditayangkan. Atau secara umum orang akan
televisi menjadi berubah, bahkan secara total. ingat 85% dari apa yang mereka lihat di
Televisi menjadi anutan baru (new religion) televisi setelah tiga jam kemudian dan 65%
buat masyarakat (Istiyanto, 2008). setelah tiga hari kemudian. Hal ini
menunjukkan pengaruh yang dihasilkan dari
Pengaruh Intensitas Menonton Tayangan menonton televisi sangat besar. Hal ini
Sinetron Remaja di Televisi Swasta disebabkan oleh intensitas menonton
terhadap Sikap mengenai Gaya Hidup seseorang, informasi yang diserap secara
Hedonis terus menerus akan menimbulkan kesan
menyenangkan dan akan sanggup menarik
Berdasarkan hasil pengujian terhadap perhatian seseorang. Seperti yang dikatakan
hipotesis pertama yakni intensitas menonton Bandura, melalui proses perhatian,
tayangan sinetron remaja di televisi swasta pengingatan, reproduksi motoris, dan
terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis, motivasional, seseorang akan meniru atau
mengisyaratkan bahwa hipotesis penelitian meneladani apa yang dilihatnya di televisi,
teruji. Intensitas menonton tayangan sinetron dalam hal ini adalah tayangan sinetron remaja
remaja memberikan kontribusi pengaruh di televisi.
terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis
dengan kontribusi pengaruh yang diberikan Pengaruh Daya Tarik Tayangan Sinetron
sebesar 24,9%. Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap
Menurut Danim (1995), intensitas mengenai Gaya Hidup Hedonis
menonton televisi dapat diartikan tingkat
keseringan menonton siaran yang Berdasarkan hasil pengujian terhadap
ditayangkan dalam televisi dengan tingkat hipotesis kedua yakni pengaruh daya tarik
perhatian tertentu. Gomstock mengatakan tayangan sinetron remaja di televisi swasta
bahwa televisi telah menjadi faktor yang tak terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis,
terelakkan dan tak terpisahkan dalam mengisyaratkan bahwa hipotesis penelitian
membentuk diri kita dan akan seperti apa diri teruji. Daya tarik tayangan sinetron remaja
kita nanti (Vivian, 2008). Dengan semakin memberikan kontribusi pengaruh terhadap
seringnya waktu yang digunakan menonton sikap mengenai gaya hidup hedonis dengan
televisi, maka akan semakin kuat pula kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar
51
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 16 No. 1, Juli 2013 : 39-54
8,4%. Daya tarik tayangan sinetron remaja Berdasarkan teori Belajar Sosial dari
ternyata tidak memberikan pengaruh yang Bandura, khalayak akan belajar dari apa yang
cukup besar terhadap sikap mengenai gaya dilihatnya yang salah satunya adalah tayangan
hidup hedonis. Meskipun demikian, tayangan sinetron di televisi.
tersebut memberikan pengaruh yang kurang Berdasarkan hasil pengujian terhadap
baik pada penontonnya. Tema sinetron yang hipotesis ketiga yakni pengaruh isi pesan
kebanyakan menyajikan cerita kehidupan tayangan sinetron remaja di televisi swasta
yang glamor dan penuh kemewahan, tanpa terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis,
melakukan kerja keras seseorang dapat hidup mengisyaratkan bahwa hipotesis penelitian
enak, mewah, bersenang-senang, dapat teruji. Isi pesan tayangan sinetron remaja
menimbulkan fantasi dalam diri penontonnya. memberikan kontribusi pengaruh terhadap
Teori Belajar Sosial dari Bandura sikap mengenai gaya hidup hedonis dengan
menyebutkan bahwa seseorang akan kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar
meneladani apa yang dilihatnya di televisi, 12,4%.
termasuk gaya hidup yang ditampilkan dalam
sinetron tersebut, meskipun pengaruhnya
kecil, karena memang gaya hidup hedonis PENUTUP
tidak semuanya dipengaruhi dari tayangan
sinetron di televisi saja. Simpulan
Intensitas menonton sinetron di televisi
Pengaruh Isi Pesan Tayangan Sinetron
swasta berpengaruh secara signifikan
Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap
terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis
mengenai Gaya Hidup Hedonis
di Cimahi. Intensitas tersebut ditunjukkan
Perkembangan sinetron di Indonesia dengan frekuensi dan durasi menonton
saat ini begitu pesat seiring dengan sinetron remaja di televisi swasta.
perkembangan stasiun televisi. Jika diamati Daya tarik sinetron remaja di televisi
tayangan-tayangan sinetron remaja di televisi swasta berpengaruh secara signifikan
yang mengangkat tema-tema gaya hidup terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis
hedonis, memperlihatkan perilaku hidup di Cimahi. Daya tarik tersebut ditunjukkan
mewah dan bersenang-senang dari para dengan tema-tema cerita sinetron remaja yang
pemainnya. Pesan-pesan yang ingin ditayangkan di televisi swasta, karena tema-
disampaikannya tidak jelas. Namun demikian tema tersebut sedikit banyak sesuai dengan
banyak penonton yang menyukainya. Hal jiwa responden sebagai seorang remaja.
tersebut dikhawatirkan akan memengaruhi Isi pesan sinetron remaja di televisi
sikap dan perilaku penontonnya, yakni swasta berpengaruh secara signifikan
membentuk masyarakat khususnya remaja terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis
menjadi pribadi yang konsumtif dan hedonis. di Cimahi.
Semua peristiwa komunikasi yang Intensitas menonton sinetron remaja,
dilakukan mempunyai tujuan yakni daya tarik sinetron remaja, isi pesan sinetron
memengaruhi khalayak. Sinetron merupakan remaja di televisi swasta secara bersama-sama
salah satu bantuk aktualitas komunikasi dan berpengaruh secara signifikan terhadap sikap
interaksi manusia yang diolah berdasarkan mengenai gaya hidup hedonis di Cimahi. Dari
alur cerita yang mengangkat kehidupan ketiga dimensi tersebut intensitas menonton
sehari-hari masyarakat. Namun dalam sinetron remaja di televisi swasta memberikan
perkembangannnya, isi sinetron banyak yang kontribusi paling besar pengaruhnya
tidak berkiblat pada budaya dan adat istiadat dibandingkan dengan daya tarik sinetron
masyarakat Indonesia. Ceritanya banyak remaja dan isi pesan sinetron remaja di
mengangkat pergaulan remaja masa kini, televisi swasta.
yang dianggap modern, seperti berpacaran di
sekolah.
52
Pengaruh Sinetron Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap mengenai Gaya Hidup Hedonis
C. Suprapti Dwi Takariani
53
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 16 No. 1, Juli 2013 : 39-54
Pengaruhnya.Tersedia dalam
<http://www.winkplace.com/2011/03/si
netron-sebagai-media-massa.html>.
Diakses tanggal 3 Februari 2013.
54