Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH SINETRON REMAJA DI TELEVISI SWASTA TERHADAP

SIKAP MENGENAI GAYA HIDUP HEDONIS

C. Suprapti Dwi Takariani


Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Bandung
Jalan Pajajaran No.88 Bandung, Jawa Barat - 40173 Telp.(022) 6017493 Fax. (022)6021740, HP. 08122179515,
email :dwi.takariani@gmail.com
Naskah diterima tanggal 30 April 2013, disetujui pada tanggal 24 Juni 2013

THE INFLUENCE OF TEENS SINETRONS ON PRIVATE TELEVISION


AGAINST ATTITUDES ABOUT HEDONISTIC LIFESTYLE

Abstract

Sinetrons are now almost dominated private television program. Most of the story contains
glamorous and luxurious teenage lifestyle. The objective is to analyze the influence of the
intensity of watching, attractiveness, and messages content of television's sinetrons. This study
used Explanatory Survey Method. The population in this study are students of SMA Negeri 4
Cimahi, West Java Province. Sampling technique used Stratified Proportional Random
Sampling. Result showed teen sinetron affect significantly to the attitude of the hedonistic
lifestyle.

Keywords : teen sinetrons , television, attitudes about hedonistic lifestyle.

Abstrak

Tayangan sinetron saat ini hampir mendominasi program acara di televisi swasta. Tema-tema
ceritanya sebagian besar berisi gaya hidup remaja yang glamor dan kemewahan.Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis besarnya pengaruh intensitas menonton, daya tarik, dan
isi pesan tayangan sinetron remaja di televisi swasta terhadap sikap mengenai gaya hidup
hedonis. Penelitian ini menggunakan metode survei penjelasan (Explanatory Survey Method).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 4 Cimahi, Provinsi Jawa Barat. Teknik
sampling yang digunakan adalah Stratified Proportional Random Sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tayangan sinetron remaja di televisi swasta berpengaruh secara signifikan
terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis.

Kata kunci : sinetron remaja, televisi, sikap mengenai gaya hidup hedonis.

PENDAHULUAN perkembangan tersebut sangat membangga-


kan karena berarti teknologi di Indonesia
Perkembangan pertelevisian di berkembang. Namun, di sisi lain, berkaitan
Indonesia ditandai dengan hadirnya beberapa dengan program-program acaranya, banyak
stasiun televisi swasta. Kurang lebih ada 11 acara yang ditayangkan kurang memberikan
stasiun televisi swasta yang bersiaran di tanah unsur pendidikan bagi pemirsanya.
air, belum lagi televisi-televisi lokal yang Tak dapat dipungkiri, media televisi
bertebaran di daerah-daerah. Di satu sisi, saat ini banyak menyedot perhatian pemirsa.

39
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 16 No. 1, Juli 2013 : 39-54

Data dari Lembaga Survei Nielson yang yakni problema cinta.


memaparkan jumlah penonton sepanjang Tema cerita yang menggambarkan gaya
kuartal pertama tahun 2011 untuk semua hidup mewah dalam sinetron tersebut
stasiun televisi di 10 kota besar di Indonesia dikhawatirkan akan memengaruhi perilaku
naik sebesar 11,47% atau naik menjadi 6,8 remaja terutama perilaku konsumtif yang
juta penonton dibandingkan pada kuartal nantinya akan berpengaruh pada gaya hidup
pertama tahun 2010 di mana jumlah penonton remaja seperti gaya hidup hedonis dan gaya
televisi sebanyak 6,1 juta penonton (Evilin, hidup serba instan. Kekuatan media sering
2011). menciptakan imitasi di kalangan masyarakat,
Dari sekian banyak program acara yang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa,
disuguhkan di televisi, acara sinetron menjadi termasuk remaja. Perilaku para pemeran
acara yang banyak digemari penonton, mulai sinetron tidak jarang ditiru oleh penontonnya.
dari anak-anak hingga orang dewasa karena, Mereka mengubah model rambut dan
memang ada banyak sinetron yang dibuat dandannya serta gaya hidup dan bahasa
untuk berbagai segmen. Rinawati (2009) seperti pemain dalam sinetron.
menyebutkan bahwa sinetron merupakan Gaya hidup hedonis saat ini sudah
singkatan dari sinema elektronik yang pada merambah tidak hanya pada remaja di
dasarnya sama dengan film. Bedanya, perkotaan. Remaja di daerah pinggiran pun
sinetron merupakan cerita yang berlanjut atau sudah mulai mengikuti gaya hidup hedonis, di
bersambung dan diambil dengan kamera mana orientasi hidup selalu diarahkan pada
video (secara elektronik). Saat ini tayangan kenikmatan dan kesenangan. Remaja yang
sinetron banyak menghiasi stasiun televisi di merupakan peralihan dari anak ke dewasa,
Indonesia. Hampir semua stasiun televisi masih mencari jati diri dan jiwanya masih
berlomba-lomba untuk memproduksi labil sehingga mudah dipengaruhi oleh hal-
sinetron. Faktor yang mendorong lakunya hal yang menurut mereka baru, dan mereka
permintaan terhadap tayangan sinetron di tidak akan segan-segan untuk meniru hal-hal
antaranya adalah daya tarik cerita dan tokoh tersebut meskipun sebenarnya kurang pantas.
cerita. Sinetron-sinetron yang ditayangkan Tayangan sinetron di televisi yang ceritanya
stasiun televisi banyak menampilkan cerita- memberikan gambaran kenikmatan dan
cerita dengan tema kehidupan remaja dan kesenangan, mimpi-mimpi, dan semakin jauh
dimainkan artis-artis remaja pula. Sebagai dari realitas telah menyihir penontonnya.
contoh, sinetron dengan judul “Tebe dan Secara tidak sadar, para penonton telah
Kakak Cantik”, “Hati-hati dengan Hati”, yang tergiring untuk meniru gaya hidup yang
disiarkan di Indosiar. Kemudian RCTI disajikan para pemain sinetron. Dari uraian
menyiarkan sinetron “Candy”, “Magic”, latar belakang penelitian tersebut, maka
“Cinta 7 Susun”. SCTV menyiarkan sinetron penulis tertarik untuk melakukan penelitian
“Putih Abu-Abu seri 1 dan 2”, kemudian dengan judul pengaruh tayangan sinetron
Global TV menampilkan sinetron remaja remaja di televisi swasta terhadap sikap
“Kinara”. Sinetron-sinetron tersebut mengenai gaya hidup hedonis.
kebanyakan ditayangkan pada primetime atau Adapun identifikasi masalahnya adalah:
jam tayang utama. 1) Seberapa besar pengaruh intensitas
Tema cerita dari sinetron-sinetron menonton tayangan sinetron remaja di televisi
tersebut hampir semuanya menampilkan swasta terhadap sikap mengenai gaya hidup
adegan-adegan kekerasan baik kekerasan hedonis?; 2) Seberapa besar pengaruh daya
verbal maupun nonverbal, seperti menampar, tarik sinetron remaja di televisi swasta
mengeluarkan kata-kata kasar, seronok, terhadap sikap mengenai gaya hidup
adegan-adegan yang kurang hormat kepada hedonis?; 3) Seberapa besar pengaruh isi
orang yang sudah tua. Selain itu sinetron pesan sinetron remaja di televisi swasta
remaja di televisi banyak menampilkan cerita terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis?
mengenai remaja dari kalangan kelas atas dan Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk
mempunyai konflik utama yang hampir sama, menganalisis seberapa besar pengaruh

40
Pengaruh Sinetron Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap mengenai Gaya Hidup Hedonis
C. Suprapti Dwi Takariani

intensitas menonton tayangan sinetron remaja Indonesia, disusul kemudian dengan SCTV,
di televisi swasta terhadap sikap mengenai Indosiar, ANTV, dan TPI. Gerakan reformasi
gaya hidup hedonis; 2) untuk menganalisis pada tahun 1998 telah memicu perkembangan
seberapa besar pengaruh daya tarik sinetron industri media massa khususnya televisi.
remaja di televisi swasta terhadap sikap Menjelang tahun 2000 muncul lima stasiun
mengenai gaya hidup hedonis; 3) untuk televisi baru, yakni Metro TV, Trans TV, TV7,
menganalisis seberapa besar pengaruh isi Lativi, dan Global, serta beberapa stasiun
pesan sinetron remaja di televisi swasta televisi daerah yang saat ini jumlahnya
terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis. mencapai puluhan stasiun televisi lokal
Manfaat penelitian ini adalah memberi (Morissan, 2009).
masukan kepada para pengelola stasiun Televisi merupakan sistem elektronik
televisi swasta agar memerhatikan program- yang mengirimkan gambar diam dan gambar
program acara yang ditayangkannya, hidup bersama suara melalui kabel atau
khususnya tayangan sinetron, karena banyak ruang. Sistem ini menggunakan peralatan
tayangan sinetron yang isinya tidak yang mengubah cahaya dan suara ke dalam
memberikan pendidikan yang baik kepada gelombang elektronik dan mengonversinya
pemirsanya. Pengelola stasiun televisi agar kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat
menyesuaikan dengan jam tayang untuk anak, dan suaranya dapat didengar (Effendy, 2003).
remaja, dan khusus orang dewasa. Selanjutnya dikatakan bahwa televisi juga
Memberi masukan kepada Dirjen dapat diartikan sebagai kotak televisi,
Informasi dan Komunikasi Publik dalam hal rangkaian televisi atau pancaran televisi. Kata
ini Direktorat Pengelolaan Media Publik “televisi” merupakan gabungan dari kata tele
Kementerian Kominfo, agar selalu memantau (jauh) dari bahasa Yunani dan visio
perkembangan pertelevisian di Indonesia, dan (penglihatan) dari bahasa Latin. Sehingga
mengupayakan dukungan penyampaian televisi dapat diartikan sebagai
pesan-pesan edukasi dari program-program di telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak
televisi khususnya pada program acara jauh.
hiburan seperti sinetron kepada masyarakat. Dengan menonton televisi, audience
Memberi masukan kepada KPI untuk dapat melihat gambar yang lebih jelas
selalu mengawasi program-program acara di daripada media massa lainnya. Daya tarik ini
televisi khususnya tayangan sinetron agar selain melebihi radio juga melebihi film
program-program tersebut disesuaikan bioskop, karena dengan menonton televisi,
dengan budaya bangsa Indonesia dan program acara dapat dinikmati di rumah
tayangan-tayangan yang tidak sesuai dengan dengan aman dan nyaman (Effendy, 2003).
budaya Indonesia dikurangi atau dihapus Mulyana (2001) mengatakan dewasa
sama sekali serta menegur stasiun televisi ini, televisi boleh dikatakan telah
yang melanggar aturan. mendominasi hampir semua waktu luang
setiap orang. Televisi memiliki sejumlah
kelebihan, terutama kemampuannya dalam
LANDASAN KONSEP menyatukan antara fungsi audio dan fungsi
visual, ditambah dengan kemampuannya
Media Televisi dalam memainkan warna. Selain itu, televisi
juga mampu mengatasi jarak dan waktu,
Siaran televisi di Indonesia secara resmi
sehingga penonton yang tinggal di daerah
dimulai pada tahun 1962. Selama 27 tahun
terpencil dapat menikmati siaran televisi.
penonton televisi di Indonesia hanya dapat
Sebagai media elektronik, televisi
menonton satu saluran televisi. Baru pada
memiliki ciri-ciri, seperti yang disebutkan
tahun 1989, pemerintah memberikan izin
Effendy (2003), yakni berlangsung satu arah,
operasi kepada kelompok usaha Bimantara
komunikatornya melembaga, pesannya
untuk membuka stasiun televisi RCTI yang
bersifat umum, sasarannya menimbulkan
merupakan televisi swasta pertama di
keserempakan dan komunikannya heterogen.

41
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 16 No. 1, Juli 2013 : 39-54

potensi paling besar pemirsa menyaksikan


Sinetron di Televisi tayangan, maka demikian tinggi penghargaan
terhadap sinetron.
Istilah sinetron pertama kali
diperkenalkan oleh Soemardjono, salah satu
Sikap Remaja dan Gaya Hidup Hedonis
pendiri Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Dalam
bahasa Inggris sinetron biasa disebut dengan Tidak dapat dipungkiri bahwa tayangan
soap opera atau opera sabun. Menurut Garin sinetron tersebut akan memberikan pengaruh
Nugroho, istilah opera sabun timbul saat baik atau buruk bagi penontonnya. Seperti
drama serial mengalami masa booming di dikatakan Mar’at dalam Effendy (1986)
dunia pertelevisian Amerika. Drama-drama bahwa acara televisi pada umumnya
tersebut banyak menyedot perusahaan- memengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan
perusahaan yang memproduksi sabun untuk perasaan penonton. Sikap, menurut Azwar
memasang iklan. Maka, disebutlah drama ini (2005), adalah suatu bentuk evaluasi/reaksi
sebagai opera sabun (Anonim, 2011). terhadap suatu objek, memihak/tidak
Sinetron yang pertama kali muncul di memihak yang merupakan keteraturan
Indonesia berjudul ‘Losmen’ yang tertentu dalam hal perasaan (afeksi),
ditayangkan sekitar tahun 80an oleh TVRI, pemikiran (kognisi), dan predisposisi
stasiun televisi milik pemerintah Indonesia, tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu
sekaligus satu-satunya televisi yang ada saat aspek di lingkungan sekitarnya. Adapun
itu. Sinetron kemudian berkembang dengan komponen sikap terdiri dari aspek kognitif,
tema yang beragam seiring dengan afektif, dan konatif. Aspek kognitif terbentuk
perkembangan jumlah stasiun televisi swasta dari pengetahuan dan informasi yang diterima
di Indonesia. yang selanjutnya diproses menghasilkan suatu
Perkembangan sinetron di tanah air saat keputusan untuk bertindak. Aspek afektif
ini cukup pesat sejalan dengan perkembangan menyangkut masalah emosional subjektif
stasiun televisi itu sendiri. Hampir semua sosial terhadap suatu objek. Secara umum
stasiun televisi saat ini menayangkan sinetron komponen ini disamakan dengan perasaan
dengan tema yang hampir sama. Sinetron yang dimiliki terhadap suatu objek. Aspek
remaja tampaknya paling banyak konatif menunjukkan bagaimana perilaku
mendominasi stasiun televisi. atau kecenderungan berperilaku yang ada
Secara umum, hampir sebagian besar dalam diri seseorang berkaitan dengan objek
slot waktu stasiun TV didominasi oleh sikap yang dihadapinya.
sinetron. Mulai dari primetime atau waktu Remaja merupakan salah satu segmen
yang menjadi waktu utama hingga pagi hari penonton yang menyukai sinetron yang
ketika aktivitas luar rumah tinggi. Waktu ditayangkan di televisi. Tayangan sinetron di
utama tayangan televisi pun semakin lebar. televisi khususnya televisi swasta tampaknya
Jika beberapa tahun yang lalu waktu utama telah mengubah pola kehidupan remaja.
siaran televisi sekitar pukul 19.00 s.d 21.00 Banyak aktivitas yang ditinggalkan hanya
tetapi sekarang menjadi 18.00 s.d 23.00. sekadar agar tidak tertinggal menyaksikan
Seperti yang dikutip dari ungkapan sinetron di televisi kesayangannya.
Marketing and Communication Execuitve Media massa menjadi salah satu faktor
AGB Nielsen, Andini dalam Yagami (2011), dalam pembentukan sikap remaja. Televisi
indikasi utama adalah acara-acara yang sebagai salah satu media massa, mempunyai
memiliki rating tinggi berada di waktu utama kelebihan dibandingkan dengan media massa
tersebut. Sebuah stasiun televisi swasta lain, karena televisi secara audio visual
nasional ada yang memiliki slot waktu tayang menghadirkan gambar secara hidup sehingga
sinetron dalam sehari mencapai 7 jam. Waktu penonton seolah-olah hadir dalam peristiwa
penayangannya pun berada di waktu utama, yang disajikan. Dengan kelebihannya tersebut
yakni pukul 18.00 s.d 22.00 malam. Jika televisi dapat menimbulkan pengaruh
didefinisikan waktu utama sebagai waktu terhadap khalayaknya. Seperti terlihat dalam

42
Pengaruh Sinetron Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap mengenai Gaya Hidup Hedonis
C. Suprapti Dwi Takariani

tayangan sinetron yang bertemakan remaja, acara sinetron tampaknya yang paling banyak
isi ceritanya menampilkan gaya hidup remaja menampilkan gaya hidup hedonis.
metropolis yang cenderung kearah gaya hidup Tayangan-tayangan sinetron remaja di televisi
hedonis. banyak mengangkat tema-tema gaya hidup
Menurut Munandar (2012) gaya hidup hedonis, memperlihatkan perilaku hidup
menggambarkan keseluruhan diri seseorang mewah dan bersenang-senang dari para
yang berinteraksi dengan lingkungannya, pemainnya, ceritanya banyak yang tidak
gaya hidup adalah perpaduan antara sesuai dengan budaya Indonesia. Meskipun
kebutuhan ekspresi diri dan harapan perilaku tersebut kurang baik, namun sampai
kelompok terhadap seseorang dalam saat ini sinetron yang berisi cerita mengenai
bertindak berdasarkan pada norma yang hal itu masih terus diproduksi karena memang
berlaku. Sementara itu gaya hidup hedonis disukai oleh penontonnya (Dyah, 2012).
adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya
untuk mencari kesenangan hidup, seperti Kerangka Pemikiran
lebih banyak menghabiskan waktu di luar
Teori yang akan dipakai dalam
rumah, lebih banyak bermain, senang pada
penelitian ini adalah Teori Belajar Sosial
keramaian kota, senang membeli barang
(Social Learning Theory) dari Bandura.
mahal, serta selalu ingin menjadi pusat
Terjadi banyak pembelajaran seseorang
perhatian.
melalui pengamatan pada perilaku orang lain.
Kata hedone sendiri berasal dari bahasa
Permulaan proses belajar ialah munculnya
Yunani yang berarti kesenangan atau
peristiwa yang dapat diamati secara langsung
kenikmatan. Hedonisme adalah pandangan
atau tidak langsung oleh seseorang. Menurut
hidup yang menganggap bahwa kesenangan
Bandura, kita belajar bukan saja dari
dan kenikmatan materi adalah tujuan utama
pengalaman langsung, tetapi dari peniruan
hidup. Bagi para penganut paham ini,
atau peneladanan (modeling) (Rakhmat,
bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran
1998). Perilaku merupakan faktor-faktor
merupakan tujuan utama hidup, entah itu
kognitif dan lingkungan. Peristiwa ini dapat
menyenangkan bagi orang lain atau tidak.
berupa tindakan tertentu atau gambaran pola
Mereka beranggapan hidup ini hanya sekali,
pemikiran, yang disebut sebagai abstract
sehingga mereka merasa ingin menikmati
modeling. Teori ini juga mengakui bahwa
hidup senikmat-nikmatnya. Di dalam
manusia mampu menyadari atau berpikir dan
lingkungan penganut paham ini, hidup
bahwa mereka dapat mengambil manfaat dari
dijalani dengan sebebas-bebasnya demi
pengamatan dan pengalaman. Selanjutnya
memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas.
dikatakan bahwa banyak pembelajaran
Pengertian hedonisme disampaikan beberapa
manusia terjadi dengan menyaksikan orang
filsuf Yunani yang menyatakan bahwa
lain yang menampilkan perilaku yang
manusia dari kodratnya mencari kesenangan,
beraneka ragam. Misalnya seorang murid
bahwa perasaan-perasaan senang adalah baik
balet dapat mempelajari gerakan-gerakan
dan perasaan-perasaan sedih adalah jelek.
tertentu dengan menyaksikan instruktur yang
Hedonisme menyatakan bahwa tujuan hidup
mendemonstrasikan gerakan-gerakan itu.
adalah kebahagiaan atau mencapai
Jenis pembelajaran ini juga dapat dengan
kesenangan sebanyak mungkin (sebesar-
jelas terjadi melalui media massa (Severin
besarnya) dengan jerih payah sesedikit
dan Tankard, 2007).
mungkin (sekecil-kecilnya) (Brahm, 2003).
Menurut Tan (1981), media massa
Banyak faktor yang memengaruhi gaya
memainkan peran yang penting sebab
hidup hedonisme, yakni faktor internal dan
manusia memiliki keterbatasan untuk
eksternal. Faktor internal misalnya adalah
mengalami peristiwa secara langsung. Banyak
lingkungan sekolah, keluarga, dan pergaulan.
dari apa yang dipelajarinya diamati melalui
Sementara faktor eksternal antara lain adalah
media massa, terutama media visual. Media
tayangan televisi.
massa dapat memperluas cakupan apa yang
Dari sekian banyak tayangan televisi,

43
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 16 No. 1, Juli 2013 : 39-54

dapat individu pelajari dengan menerpanya berarti membuat gambaran mental tentang
untuk meniru peristiwa di mana ia tidak peristiwa yang diamati dan menyimpan
memiliki kontak langsung dengan peristiwa gambaran itu pada memori seseorang.
itu. Selanjutnya, dikatakan oleh Bandura, Sedangkan bentuk verbal menunjukkan
proses belajar sosial dibagi dalam empat representasi peristiwa dalam bentuk bahasa.
tahapan proses: proses perhatian, proses Menurut Bandura, agar peristiwa dapat
pengingatan (retention), proses reproduksi diteladani, seseorang bukan saja harus
motoris, dan proses motivasional. Tan (1981) merekamnya dalam bentuk memori, tetapi
mengatakan, peristiwa ini dapat berupa juga harus mampu membayangkannya secara
tindakan tertentu atau gambaran pola mental bagaimana seseorang dapat
pemikiran, yang disebut Bandura sebagai menjalankan tindakan yang diteladaninya.
abstract modeling. Seseorang mengamati Memvisualisasikan dirinya sedang melakukan
peristiwa tersebut dari orang-orang yang sesuatu disebut sebagai rehearsial. Jarang
berada di sekelilingnya atau sajian televisi. sekali perilaku dapat direproduksi hanya
Bila peristiwa itu sudah diamati, terjadilah dalam sekali pengamatan. Perilaku yang
tahap pertama belajar sosial yakni perhatian. benar merupakan hasil uji coba. Dalam hal ini
Seseorang baru dapat mempelajari sesuatu feedback memiliki peran untuk mengoreksi
bila ia memperhatikannya. ketidaksesuaian perilaku hasil pengamatan
Perhatian pada suatu peristiwa, dalam dan perilaku model.
perspektif teori ini, ditentukan oleh Pada proses motivasional berkaitan
karakteristik peristiwa (modeling stlimuli), dengan kemungkinan menampilkan kembali
dan karakteristik yang mengamatinya. perilaku yang telah diamati selain bergantung
Kesempatan untuk belajar dari satu peristiwa kepada kesempatan dan proses reproduksi
menjadi lebih luas disebabkan oleh motoris, bergantung juga kepada proses
pengamatan terhadap peristiwa itu yang motivasional. Motif bergantung pula pada
berulang-ulang. Dijelaskan oleh Bandura, peneguhan (reinforcement). Menurut teori ini,
seorang anak yang jarang sekali menonton ada tiga jenis peneguhan yang mendorong
televisi, tak mungkin belajar perilaku agresif seseorang untuk bertindak ketiga peneguhan
yang dilihatnya di televisi. Karakteristik yang itu adalah peneguhan eksternal (external
ada pada diri pengamat juga memengaruhi reinforcement), peneguhan wakilan (vicarious
perhatian. Kapasitas seseorang untuk reinforcement), dan peneguhan diri (self
memperoleh informasi, menentukan sebaik reinforcement).
apa dia akan dapat belajar dari peristiwa yang Pengaruh komunikasi massa terhadap
diamati. khalayak terdiri dari tiga macam, pengaruh
Pada proses pengingatan (retention) pertama, komunikasi massa akan
berhubungan dengan kesanggupan khalayak memengaruhi kognisi khalayak yang berupa
menyimpan hasil pengamatannya dalam pengetahuan; kemudian pengaruh kedua
benaknya dan memanggilnya kembali tatkala adalah afeksi yang meliputi perasaan
mereka bertindak sesuai dengan teladan yang seseorang mengenai sesuatu; pengaruh ketiga
diberikan. Peneladanan tertangguh (delayed adalah konasi yang meliputi kecenderungan
modeling) hanya terjadi bila mereka sanggup atau keinginan bertindak dari seorang
mengingat peristiwa yang diamatinya. individu mengenai sesuatu (Rinawati, 2002).
Seorang remaja akan mampu mencontoh gaya Dengan merujuk pada pendapat
hidup remaja di tayangan sinetron, bila ia Bandura tersebut, maka kerangka pemikiran
dapat mengingat contoh yang dilakukan oleh penelitian ini tergambar pada gambar 1.
model tersebut.
Dalam proses reproduksi motoris untuk
mengingat, peristiwa yang diamati harus
direkam dalam bentuk imaginal dan verbal.
Bentuk imaginal disebut juga visual imagery,

44
Pengaruh Sinetron Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap mengenai Gaya Hidup Hedonis
C. Suprapti Dwi Takariani

Sikap Remaja Mengenai


Gaya Hidup Hedonis
Tayangan Sinetron
di Televisi Teori Belajar Sosial: - Kognitif (pengetahuan tentang
- Proses perhatian gaya hidup hedonis )
- Intensitas - Proses peringatan
- Daya Tarik - Proses Reproduksi motoris - Afektif (pernyataan perasaan
- Isi Pesan - Proses motivasional terhadap gaya hidup hedonis)

- Konasi (kecenderunga/keinginan
untuk mengikuti gaya hidup hedonis)
Gambar 1
Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian suatu kuesioner sebagai alat pokok dalam


Dari kerangka pemikiran tersebut, pengumpulan data (Singarimbun, 1989). Sifat
penulis mencoba membuat hipotesis sebagai penelitian adalah verifikasi dan deskriptif.
berikut: Populasi dalam penelitian ini adalah
‒ Intensitas menonton tayangan sinteron siswa yang berstatus remaja dan bersekolah
remaja di televisi swasta berpengaruh di SMA Negeri 4 Cimahi, Provinsi Jawa
terhadap sikap remaja mengenai gaya Barat, kelas dua dan kelas tiga yang
hidup hedonis. berjumlah 625 orang. Teknik sampling yang
‒ Daya tarik sinetron remaja di televisi digunakan adalah Stratified Proporsional
swasta berpengaruh terhadap sikap remaja Random Sampling. Jumlah sampel secara
mengenai gaya hidup hedonis. menyeluruh ditetapkan berdasarkan rumus
‒ Isi pesan sinetron remaja di televisi swasta Taro Yamane (Rakhmat, 2007) sebagai
berpengaruh terhadap sikap remaja berikut:
mengenai gaya hidup hedonis. N
n = --------------
Nd2 + 1
METODE PENELITIAN Dimana :
n = sampel
Penelitian ini menggunakan Metode N = populasi
Survei Penjelasan (Explanatory Survey d = presisi 10% dengan tingkat kepercayaan
Method) yaitu suatu penelitian penjelasan 95% (Z=2).
terhadap peristiwa atau keadaan Diperoleh sampel sebanyak 86 orang.
(explanation). Penjelasan ini erat kaitannya Jumlah sampel per kelas ditetapkan
dengan pertanyaan apa penyebab atau apa berdasarkan proporsi populasi dari masing-
yang memengaruhi terjadinya suatu peristiwa masing kelas, sebagai contoh populasi kelas
atau keadaan dan akibat yang ditimbulkannya 2 adalah sebesar (325/625) x 100% = 52%
(Kriyantono, 2006). jadi sampel dari kelas 2 sebanyak 52% x 86 =
Metode penelitian ini mengambil 44,72 dibulatkan menjadi 45. Jumlah sampel
sampel dari suatu populasi dan menggunakan responden dapat dilihat pada Tabel 1.

45
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 16 No. 1, Juli 2013 : 39-54

Tabel 1
Populasi dan Sampel Penelitian

No. Kelas Populasi Sampel

1. Kelas 2 325 45

2. Kelas 3 300 41

Jumlah : 625 86
Sumber: SMAN 4 Cimahi 2012

Operasionalisasi variabel-variabel bebas dari kesahihan dan keterandalannya. Hasil


(X) dalam penelitian ini adalah tayangan tes instrumen mempunyai validitas yang
sinetron remaja di televisi swasta yakni sinetron tinggi apabila memberikan hasil ukur yang
bertema remaja yang ditayangkan di stasiun sesuai dengan maksud dilakukannya
televisi swasta, dengan subvariabel: (1) pengukuran (Saefudin, 1997).
intensitas menonton dengan indikator: durasi Sebelum dilakukan pengujian
menonton dan frekuensi menonton; (2) daya hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
tarik sinetron dengan indikator: tema cerita, persyaratan analisis berupa uji normalitas
figur pemainnya, gaya bahasa; (3) Isi pesan dan uji homogenitas.
dengan indikator: pesan moral, pesan etika
dalam bergaul, pesan gaya hidup remaja.
Variabel terikat (Y) adalah sikap remaja yang HASIL PENELITIAN DAN
diukur melalui aspek kognisi, afeksi, dan konasi. PEMBAHASAN
Teknik pengumpulan datanya dilakukan
dengan mengelompokkan data menjadi dua Karakteristik Responden
yaitu data primer dan sekunder. Data primer
Jumlah sampel dalam penelitian ini
diperoleh dengan menggunakan angket yang
adalah 86 orang, dari keseluruhan jawaban
disusun berdasarkan skala likert dengan kategori
melalui angket ternyata semuanya
sangat setuju (SS) skor 5, setuju (S) skor 4,
memenuhi syarat untuk dianalisis.
ragu-ragu (R) skor 3, tidak setuju (TS) skor 2,
Responden dalam penelitian ini berusia
sangat tidak setuju skor (1). Data sekunder
antara 15 tahun hingga 18 tahun, usia
adalah data berupa dokumen, catatan, laporan
tersebut merupakan usia remaja dan
dan lain sebagainya.
menjadi penonton setia televisi terutama
Teknik analisis datanya menggunakan
tayangan sinetron, yang banyak bertemakan
analisis Regresi Linear Berganda. Uji validitas
remaja. Jika dilihat frekuensinya,
menggunakan formula hitung korelasi Pearson
responden yang berusia 15 tahun
Product Moment, yang bertujuan untuk
jumlahnya paling banyak yakni 33 orang
menjelaskan tingkat pengaruh di antara dua
(38,4%), kemudian yang berusia 16 tahun
variabel yang memiliki gejala interval
berjumlah 9 orang (10,5%), responden
(Arikunto. 1998). Uji reliabilitas menggunakan
yang berusia 17 tahun berjumlah 32 orang
metode Alpha Cronbach. Reliabilitas
(37,2%), dan responden yang berusia 18
menunjukkan pada tingkat keandalan sesuatu.
tahun berjumlah 12 orang (14%). Usia 16
Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat
tahun hingga 18 tahun termasuk dalam
diandalkan (Arikunto, 1998).
katagori remaja awal, pada masa tersebut
Dalam melaksanakan penelitian
mereka masih ingin menemukan jati diri
sebelumnya dilakukan pengujian alat ukur yaitu
mereka. Sehingga dikhawatirkan akan
dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji coba
mudah terpengaruh oleh hal-hal yang
bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen
kurang sesuai dengan kepribadian atau jati
penelitian telah memenuhi persyaratan ditinjau

46
Pengaruh Sinetron Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap mengenai Gaya Hidup Hedonis
C. Suprapti Dwi Takariani

diri remaja. Responden yang berjenis kelamin antara ketiga fungsi televisi tersebut, fungsi
perempuan lebih banyak yakni 70 orang hiburannya lebih menonjol dibandingkan
(81,4%) dibanding dengan responden yang dengan fungsi-fungsi yang lainnya. Hasil
berjenis kelamin laki-laki 16 orang (18,6%). Hal penelitian menunjukkan bahwa mencari
ini juga mengindikasikan bahwa tayangan hiburan merupakan tujuan menonton
sinetron ternyata lebih banyak disukai oleh televisi yang paling banyak dipilih
remaja yang berjenis kelamin perempuan. responden. Data secara lengkap terlihat
Sementara itu berdasarkan hasil pada tabel 2.
penelitian, tayangan televisi yang paling disukai Banyaknya stasiun televisi yang
responden adalah sinetron dan film dengan bersiaran di Indonesia baik televisi nasional
frekuensi 47 (54,7%). Tayangan selanjutnya maupun televisi lokal, membuat
yang paling disukai oleh responden adalah masyarakat mempunyai banyak pilihan
talkshow dengan frekuensi 21 (24,4%), untuk menonton acara apa saja yang
tayangan infotainment disukai oleh 11 ditayangkan stasiun televisi tersebut.
responden (12,8%), dan terakhir berita hanya Namun demikian stasiun televisi swasta
disukai oleh 7 responden (8,1%). Televisi nasional masih menjadi andalan responden
sebagai media massa memiliki beberapa fungsi untuk memenuhi kebutuhan mereka akan
yang antara lain adalah fungsi mendidik, informasi, pendidikan, dan hiburan. Hal
memberi informasi, dan menghibur. Ternyata di tersebut terbukti dari hasil penelitian,

Tabel 2
Tujuan Responden Menonton Televisi

No. Keterangan F %
1. Mencari Informasi 71 30,9

2. Mencari Ilmu 52 22,6

3. Mencari Hiburan 102 44,3

4. Ketiganya 5 2,2

Jumlah : 230 100


Sumber: Hasil Penelitian 2012(Jawaban lebih dari satu)

Tabel 3
Alasan Responden Menonton Acara di Stasiun Televisi tertentu

No. Keterangan F %

Karena televisi swasta program acaranya lebih bagus dan bervariasi di banding TVRI atau
1. 56 65,1
Televisi Lokal

2. Karena televisi swasta lebih banyak menayangkan sinetron dan film lepas 18 20,9

3. Karena TVRI dan Televisi Lokal program acara kurang bervariasi 3 3,5

4. Karena sinetron-sinetron remaja banyak ditayangkan di televisi swasta 9 10,5

Jumlah : 86 100

Sumber: Hasil Penelitian 2012

47
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 16 No. 1, Juli 2013 : 39-54

responden yang menonton televisi swasta dan memiliki nilai koefisien validitas > titik
lokal tapi porsi menonton televisi swasta lebih kritis (0,300) sehingga seluruh instrumen
banyak merupakan pilihan terbanyak pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
responden yakni 35 orang (40,7%), kemudian Untuk pengujian reliabilitas diperoleh nilai
responden yang selain menonton acara yang koefisien reliabilitas sebesar 0,877>0,700
ditayangkan di televisi swasta tetapi juga dan dinyatakan reliabel. Jadi, dapat
menonton acara dari TVRI namun dengan porsi disimpulkan, instrumen yang digunakan
menonton televisi swasta lebih banyak sudah mampu mengukur apa yang
berjumlah 34 orang (39,5%), kemudian seharusnya di ukur dan layak digunakan
responden yang hanya menonton televisi swasta dalam penelitian selanjutnya.
saja sebanyak 10 orang (11,6%), yang Pengujian hipotesis dengan
menonton TVRI, televisi lokal, dan televisi menggunakan analisis Regresi Linear
swasta, namun tetap menonton acara di televisi Berganda dilakukan untuk mengetahui
swasta lebih besar porsinya sebanyak 6 orang seberapa besar pengaruh variabel intensitas
(4,7%), yang hanya menonton televisi lokal saja menonton tayangan sinetron remaja di
2 orang (2,3%), dan terakhir responden yang televisi swasta (X1), daya tarik tayangan
hanya menonton acara di TVRI saja sebanyak sinetron remaja di televisi swasta (X2), isi
satu orang (1,2%). Alasan yang dikemukakan pesan tayangan sinetron remaja di televisi
oleh responden berkaitan dengan stasiun televisi swasta (X3) terhadap sikap mengenai gaya
yang ditonton seperti terlihat pada Tabel 3. hidup hedonis (Y). Persamaan Regresi
Karena responden dalam penelitian ini adalah Linear Berganda yang akan dibentuk
pelajar maka kesempatan mereka untuk adalah sebagai berikut : Y = b0 + b 1X1 +
menonton televisi adalah sore dan malam hari b2X2 + b3X3, di mana Y = sikap gaya hidup
ketika mereka pulang sekolah. hedonis, X1 = intensitas menonton, X2 =
Waktu yang digunakan responden untuk daya tarik, X3 = isi pesan tayangan sinetron,
menonton televisi sangat beragam, namun b0 = intersept (konstanta), b1,b2,b3 =
berdasarkan hasil penelitian, sore dan malam koefisien arah regresi. Dengan
hari merupakan waktu yang paling banyak menggunakan bantuan program SPSS,
digunakan 39 responden (45,3%) untuk diperoleh hasil seperti terlihat pada tabel 4.
menonton televisi. Sore hari sekitar pukul 16.00 Dikarenakan nilai Fhitung (22,905) >
WIB hingga 18.00 WIB. Malam hari sekitar Ftabel (2,716) maka H0 ditolak, artinya
pukul 20.00 WIB hingga 22.00 WIB. Waktu- secara simultan intensitas menonton (X1),
waktu tersebut adalah saat ditayangkannya daya tarik (X2) dan isi pesan (X3)
sinetron maupun film. Sebagai pelajar pagi berpengaruh signifikan terhadap sikap gaya
hingga siang adalah waktu belajar di sekolah hidup hedonis (Y). Hasil pengujian
sehingga menonton televisi dilakukan pada sore hipotesis secara parsial (Uji t) seperti
dan malam hari. Sementara waktu yang terlihat pada Tabel 5.
digunakan responden untuk menonton televisi Secara simultan tayangan sinetron
merupakan jam belajar responden, sehingga (intensitas, daya tarik, dan isi pesan)
penayangan sinetron pada jam-jam tersebut memberikan kontribusi pengaruh sebesar
dikhawatirkan mengganggu aktivitas belajar 45,6% terhadap sikap gaya hidup hedonis,
responden. sedangkan sisanya sebanyak 100%-45,6%
= 54,4% merupakan kontribusi pengaruh
Analisis Korelasi Variabel Tayangan Sinetron variabel lain yang tidak diteliti.
Remaja di Televisi Swasta dengan Sikap Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mengenai Gaya Hidup Hedonis secara simultan tayangan sinetron
memberikan kontribusi pengaruh sebesar
Hasil uji validitas untuk n=17, seluruh 45,6% terhadap sikap gaya hidup hedonis,
instrumen pertanyaan yang membentuk variabel untuk melihat pengaruh secara parsial dapat
pengaruh tayangan sinetron (intensitas dilihat pada Tabel 6.
menonton, daya tarik penyajian, dan isi pesan)

48
Pengaruh Sinetron Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap mengenai Gaya Hidup Hedonis
C. Suprapti Dwi Takariani

Tabel 4
Output Pengujian Regresi
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
.Model
B Std.Error Beta t Sig.

1. (Constant) 2,775 7,093 ,391 ,697


Intensitas Menonton ,687 ,124 ,462 5,533 ,000
Tayangan Sinetron (X1)
Daya Tarik Tayangan ,505 ,212 ,208 2,376 ,020
Sinetron (X2)
Isi Pesan Tayangan ,695 ,201 ,298 3,458 ,001
Sinetron (X3)
a.Dependent Variabel: Sikap Gaya Hidup Hedonis (Y)

Tabel 5
Uji Hipotesis secara Parsial (Uji t)
Kesimpulan
No Hipotesis t-hitung t-tabel P-Value
Statistik

Intensitas menonton sinetron berpengaruh Signifikan


1 5,533 1,989 0,000
signifikan terhadap sikap gaya hidup hedonis (H0 ditolak)

Daya tarik sinetron berpengaruh signifikan Signifikan


2 2,376 1,989 0,020
terhadap sikap gaya hidup hedonis (H0 ditolak)

Isi pesan sinetron berpengaruh signifikan terhadap Signifikan


3 3,458 1,989 0,001
sikap gaya hidup hedonis (H0 ditolak)

Sumber: Hasil Penelitian 2012

Tabel 6
Pengaruh Variabel X secara Parsial Terhadap Variabel Y

No Pengaruh X terhadap Y Persentase

1 Pengaruh X1 terhadap Y 24,9%

2 Pengaruh X2 terhadap Y 8,4%

3 Pengaruh X3 terhadap Y 12,4%

4 Total pengaruh variabel X terhadap Y secara simultan 45,6%

5 Pengaruh variabel lain yang tidak diteliti 54,4%

Total 100%
Sumber: Hasil Penelitian 2012

49
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 16 No. 1, Juli 2013 : 39-54

Pengaruh Intensitas Menonton, Daya menonton tayangan sinetron remaja di televisi


Tarik, dan Isi Pesan Sinetron Remaja di swasta terhadap sikap mengenai gaya hidup
Televisi Swasta terhadap Sikap mengenai hedonis, pengaruh daya tarik sinetron remaja
Gaya Hidup Hedonis di televisi swasta terhadap sikap mengenai
gaya hidup hedonis, pengaruh isi sinetron
Tayangan sinetron akhir-akhir ini remaja di televisi swasta terhadap sikap
hampir mendominasi program acara di mengenai gaya hidup hedonis,
televisi khususnya televisi swasta. Bahkan mengisyaratkan bahwa hipotesis penelitian
tayangan tersebut disiarkan pada jam prime tersebut teruji. Terujinya hipotesis penelitian
time (antara pukul 18.30 – 21.00 WIB). memberikan arti bahwa intensitas, daya tarik,
Tayangan sinetron yang saat ini mendominasi dan isi pesan dalam tayangan sinetron remaja
acara di televisi swasta kebanyakan di televisi swasta berpengaruh secara
mengangkat tema-tema remaja. Penayangan signifikan terhadap sikap mengenai gaya
pada jam-jam primetime tersebut hidup hedonis remaja. Total pengaruhnya
dikhawatirkan akan mengganggu jam belajar sebesar 45,6%, sementara itu 54,4% sikap
penonton yang dipastikan adalah anak-anak mengenai gaya hidup hedonis dipengaruhi
dan remaja. Selain itu, tema-tema cerita oleh variabel lain yang tidak diteliti.
sinetron remaja saat ini banyak yang kurang Mengacu pada konsep yang
memberikan contoh yang baik pada dikemukakan Bandura dalam Teori Belajar
penontonnya, pesan-pesan yang Sosial, yang menjadi pijakan dalam penelitian
disampaikannya cenderung kurang mendidik, ini, ternyata sikap remaja terhadap gaya hidup
seperti banyaknya adegan-adegan kekerasan, hedonis sebagian dipengaruhi oleh cara
konflik dalam keluarga, gaya hidup hedonis, belajar individu melalui televisi yang
dan lain-lain. dilakukan melalui peniruan para pemain
Pengelola televisi dan pembuat cerita dalam sinetron remaja. Menurut Bandura
sinetron remaja tampaknya melihat peluang bahwa kita belajar bukan saja dari
bahwa khususnya sinetron banyak ditonton pengalaman langsung, tetapi dari peniruan
remaja sehingga mereka berlomba-lomba atau peneladanan (modeling). Perilaku
menyajikan sinetron bertema remaja tanpa merupakan faktor-faktor kognitif dan
mengindahkan mutu atau kualitas ceritanya, lingkungan. Artinya kita mampu memiliki
pesan-pesan yang disampaikannyapun kurang keterampilan tertentu, bila terdapat jalinan
jelas. Cerita sinetron remaja yang banyak positif antara stimuli yang kita amati dan
berkiblat pada budaya “Barat” tentunya karakteristik diri kita (Rakhmat, 1998).
sangat tidak sesuai dengan budaya orang Media televisi dengan berbagai
Indonesia, namun itulah kenyataannya. kelebihan yang dimilikinya seperti sifatnya
Cerita-cerita seperti itulah yang saat ini yang audio visual yakni dapat memadukan
digemari oleh penonton khususnya remaja. suara dan gambar yang bergerak. Televisi
Remaja merupakan masa transisi dari berkat perkembangan teknologi juga mampu
anak-anak ke dewasa. Pada masa ini menayangkan gambar atau benda yang tidak
merupakan masa-masa rawan karena mereka dapat dilihat dengan mata telanjang, sebagai
sedang mencari jati dirinya. Pencarian jati diri contoh kamera televisi mampu menangkap
dapat dimulai dari lingkungan di sekitarnya. gambar dalam kegelapan dengan inteosifler.
Saat ini tampaknya televisi sudah merupakan Dengan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya
bagian dari kehidupan manusia tidak inilah televisi dapat memengaruhi penonton
terkecuali remaja. Dengan berbagai program terutama dalam membentuk dan mengubah
acara yang dikemas secara menarik membuat sikap penontonnya. Seperti apa yang
penontonnya betah berlama-lama di depan dikatakan Khadiz dalam Mulyana (1997),
televisi dan menjadi bagian tak terpisahkan bahwa televisi melalui sajiannya yang
dengan mereka. menarik mengakibatkan penonton seringkali
Hasil pengujian terhadap ketiga terpaku dan hanyut dalam dramatisasi acara.
hipotesis penelitian, yaitu pengaruh intensitas Dalam posisi inilah kesadaran pemirsa

50
Pengaruh Sinetron Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap mengenai Gaya Hidup Hedonis
C. Suprapti Dwi Takariani

seolah-olah terhipnosis oleh sugesti daya pengaruh yang diberikan televisi terhadap
pikat televisi, sebagai akibatnya televisi akan mereka. Seperti apa yang dikatakan oleh
berpengaruh pada sikap, pandangan, persepsi, Neumann dalam Vivian (2008) bahwa media
sampai pada perilaku pemirsanya (Rinawati, tidak punya efek langsung yang kuat, tetapi
2002). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan efek itu akan terus menguat seiring dengan
apa yang dikatakan oleh Mar’at bahwa acara berjalannya waktu.
televisi pada umumnya memengaruhi sikap, Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pandangan, persepsi, dan perasaan penonton intensitas menonton tayangan sinetron remaja
(Effendy, 1986). di televisi dilihat dari frekuensinya maupun
Ada hal lain yang muncul akibat durasinya cukup tinggi. Sekali menonton
globalisasi informasi dan komunikasi, tayangan sinetron mereka bisa menghabiskan
khususnya yang menggunakan media televisi waktu hingga 4 jam dalam sehari. Dwyer
ini. Efek sosial yang bisa memuat unsur-unsur dalam Anwas (2008) mengatakan bahwa
perubahan nilai sosial dan budaya dalam televisi sebagai media audio visual mampu
masyarakat bisa juga terjadi akibat merebut 94% saluran masuknya pesan-pesan
masyarakat pemirsa media televisi ini atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu
meng”iya”kan setiap nilai baru yang lewat mata dan telinga. Televisi mampu
ditawarkan media televisi. Manusia membuat orang pada umumnya mengingat
cenderung menjadi konsumen budaya massa 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar di
yang aktif. Hal ini mengakibatkan pola-pola layar televisi walaupun hanya sekali
kehidupan rutinitas manusia sebelum muncul ditayangkan. Atau secara umum orang akan
televisi menjadi berubah, bahkan secara total. ingat 85% dari apa yang mereka lihat di
Televisi menjadi anutan baru (new religion) televisi setelah tiga jam kemudian dan 65%
buat masyarakat (Istiyanto, 2008). setelah tiga hari kemudian. Hal ini
menunjukkan pengaruh yang dihasilkan dari
Pengaruh Intensitas Menonton Tayangan menonton televisi sangat besar. Hal ini
Sinetron Remaja di Televisi Swasta disebabkan oleh intensitas menonton
terhadap Sikap mengenai Gaya Hidup seseorang, informasi yang diserap secara
Hedonis terus menerus akan menimbulkan kesan
menyenangkan dan akan sanggup menarik
Berdasarkan hasil pengujian terhadap perhatian seseorang. Seperti yang dikatakan
hipotesis pertama yakni intensitas menonton Bandura, melalui proses perhatian,
tayangan sinetron remaja di televisi swasta pengingatan, reproduksi motoris, dan
terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis, motivasional, seseorang akan meniru atau
mengisyaratkan bahwa hipotesis penelitian meneladani apa yang dilihatnya di televisi,
teruji. Intensitas menonton tayangan sinetron dalam hal ini adalah tayangan sinetron remaja
remaja memberikan kontribusi pengaruh di televisi.
terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis
dengan kontribusi pengaruh yang diberikan Pengaruh Daya Tarik Tayangan Sinetron
sebesar 24,9%. Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap
Menurut Danim (1995), intensitas mengenai Gaya Hidup Hedonis
menonton televisi dapat diartikan tingkat
keseringan menonton siaran yang Berdasarkan hasil pengujian terhadap
ditayangkan dalam televisi dengan tingkat hipotesis kedua yakni pengaruh daya tarik
perhatian tertentu. Gomstock mengatakan tayangan sinetron remaja di televisi swasta
bahwa televisi telah menjadi faktor yang tak terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis,
terelakkan dan tak terpisahkan dalam mengisyaratkan bahwa hipotesis penelitian
membentuk diri kita dan akan seperti apa diri teruji. Daya tarik tayangan sinetron remaja
kita nanti (Vivian, 2008). Dengan semakin memberikan kontribusi pengaruh terhadap
seringnya waktu yang digunakan menonton sikap mengenai gaya hidup hedonis dengan
televisi, maka akan semakin kuat pula kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar

51
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 16 No. 1, Juli 2013 : 39-54

8,4%. Daya tarik tayangan sinetron remaja Berdasarkan teori Belajar Sosial dari
ternyata tidak memberikan pengaruh yang Bandura, khalayak akan belajar dari apa yang
cukup besar terhadap sikap mengenai gaya dilihatnya yang salah satunya adalah tayangan
hidup hedonis. Meskipun demikian, tayangan sinetron di televisi.
tersebut memberikan pengaruh yang kurang Berdasarkan hasil pengujian terhadap
baik pada penontonnya. Tema sinetron yang hipotesis ketiga yakni pengaruh isi pesan
kebanyakan menyajikan cerita kehidupan tayangan sinetron remaja di televisi swasta
yang glamor dan penuh kemewahan, tanpa terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis,
melakukan kerja keras seseorang dapat hidup mengisyaratkan bahwa hipotesis penelitian
enak, mewah, bersenang-senang, dapat teruji. Isi pesan tayangan sinetron remaja
menimbulkan fantasi dalam diri penontonnya. memberikan kontribusi pengaruh terhadap
Teori Belajar Sosial dari Bandura sikap mengenai gaya hidup hedonis dengan
menyebutkan bahwa seseorang akan kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar
meneladani apa yang dilihatnya di televisi, 12,4%.
termasuk gaya hidup yang ditampilkan dalam
sinetron tersebut, meskipun pengaruhnya
kecil, karena memang gaya hidup hedonis PENUTUP
tidak semuanya dipengaruhi dari tayangan
sinetron di televisi saja. Simpulan
Intensitas menonton sinetron di televisi
Pengaruh Isi Pesan Tayangan Sinetron
swasta berpengaruh secara signifikan
Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap
terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis
mengenai Gaya Hidup Hedonis
di Cimahi. Intensitas tersebut ditunjukkan
Perkembangan sinetron di Indonesia dengan frekuensi dan durasi menonton
saat ini begitu pesat seiring dengan sinetron remaja di televisi swasta.
perkembangan stasiun televisi. Jika diamati Daya tarik sinetron remaja di televisi
tayangan-tayangan sinetron remaja di televisi swasta berpengaruh secara signifikan
yang mengangkat tema-tema gaya hidup terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis
hedonis, memperlihatkan perilaku hidup di Cimahi. Daya tarik tersebut ditunjukkan
mewah dan bersenang-senang dari para dengan tema-tema cerita sinetron remaja yang
pemainnya. Pesan-pesan yang ingin ditayangkan di televisi swasta, karena tema-
disampaikannya tidak jelas. Namun demikian tema tersebut sedikit banyak sesuai dengan
banyak penonton yang menyukainya. Hal jiwa responden sebagai seorang remaja.
tersebut dikhawatirkan akan memengaruhi Isi pesan sinetron remaja di televisi
sikap dan perilaku penontonnya, yakni swasta berpengaruh secara signifikan
membentuk masyarakat khususnya remaja terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis
menjadi pribadi yang konsumtif dan hedonis. di Cimahi.
Semua peristiwa komunikasi yang Intensitas menonton sinetron remaja,
dilakukan mempunyai tujuan yakni daya tarik sinetron remaja, isi pesan sinetron
memengaruhi khalayak. Sinetron merupakan remaja di televisi swasta secara bersama-sama
salah satu bantuk aktualitas komunikasi dan berpengaruh secara signifikan terhadap sikap
interaksi manusia yang diolah berdasarkan mengenai gaya hidup hedonis di Cimahi. Dari
alur cerita yang mengangkat kehidupan ketiga dimensi tersebut intensitas menonton
sehari-hari masyarakat. Namun dalam sinetron remaja di televisi swasta memberikan
perkembangannnya, isi sinetron banyak yang kontribusi paling besar pengaruhnya
tidak berkiblat pada budaya dan adat istiadat dibandingkan dengan daya tarik sinetron
masyarakat Indonesia. Ceritanya banyak remaja dan isi pesan sinetron remaja di
mengangkat pergaulan remaja masa kini, televisi swasta.
yang dianggap modern, seperti berpacaran di
sekolah.

52
Pengaruh Sinetron Remaja di Televisi Swasta terhadap Sikap mengenai Gaya Hidup Hedonis
C. Suprapti Dwi Takariani

Saran Remaja Rosdakarya.


Saifuddin, Azwar. (1995). Sikap Manusia:
Para pengelola televisi khususnya
Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
televisi swasta hendaknya mulai memilah dan
Pustaka Pelajar.
memilih sinetron yang hendak ditayangkan,
….......…………… (1997). Reliabilitas dan
karena bagaimanapun tayangan tersebut akan
Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
memberikan pengaruh pada penontonnya,
Severin, Werner J dan James W.Tankard, Jr.
terutama penonton yang masih berusia
(2002). Teori Komunikasi Sejarah,
remaja. Tema-tema sinetron maupun isinya
Metode, dan Terapan di dalam Media
yang hendak ditayangkan sebaiknya disaring
Massa. Edisi ke2. Jakarta: Kencana
terlebih dahulu agar tayangan sinetron yang
Prenada Medai Group.
akan disiarkan sesuai dengan karakter dan
Singarimbun, Masri.1989. Metode Penelitian
budaya Indonesia.
Survey. Jakarta: PT Midas Surya
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
Grafindo.
sebagai lembaga yang mengawasi isi maupun
Tan, Alexis S. (1981). Mass Communication
program-program televisi khususnya televisi
Theories and Research. Columbus
swasta hendaknya lebih ketat dalam
Ohio: Grid Publishing, inc.
mengawasi acara-acara yang ditayangkan di
Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi
televisi khususnya tayangan sinetron yang
Massa edisi kedelapan. Jakarta:
saat ini begitu banyak jumlahnya di televisi
Kencana Prenada Media Group.
swasta. Karena banyak sinetron televisi yang
isinya kurang memberikan pendidikan kepada
Sumber lainnya:
masyarakat khususnya remaja.
Jurnal :
Rinawati, Rini. (2002) Pengaruh Sinetron
DAFTAR PUSTAKA Terhadap Sikap Ibu-Ibu Mengenai
Peran Ganda Wanita. MediatorJurnal
Buku : Komunikasi, Volume 3. No. 1, hal.110.
Archie, Brahm. (2003). Filsafat
Internet :
Perbandingan. Yogyakarta: Kanisius.
Arikunto, Suharsimi.(1998).Prosedur Anonim.(2011).Sinetron.Tersedia dalam
Penelitian Suatu Pendekatan <http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?>.
Praktik.Jakarta:Rineka Cipta. Diakses tanggal 29 Januari 2013.
Effendy, Onong Uchjana. (1986). Dimensi- Dyah, Purplenita.(2012). Tersedia dalam
Dimensi Komunikasi. Bandung: <http://purplenitadyah.wordpress.com/2
Alumni. 012/05/05/hedonisme/> diakses tanggal
……………………… (2003). Komunikasi 13 April 2013.
dalam Teori dan Praktek. Bandung: Falanta, Evelin.(2011).Duh, ternyata jumlah
Remaja Rosdakarya. penonton sinetron di kuartal I 2011
Kriyantono, Rahmat.(2006). Teknis Praktis naik 55%. Tersedia dalam
Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada <http://industri.kontan.co.id/news/duh-
Media Group. ternyata-jumlah-penonton-sinetron-di-
Morissan. (2009). Manajemen Media kuartal-i-2011-naik-55-1>. Diakses
Penyiaran, Strategi Mengelola tanggal 30 Januari 2013.
Radio&Televisi. Cetakan ke-2. Jakarta: Munandar, Imam.(2012). Hedonisme.
Kencana Prenada Media Group. Tersedia dalam
Rakhmat, Jalaluddin. (1998). Psikologi <http://ipsb2011.wordpress.com/2012/0
Komunikasi. Bandung: Remaja 6/10/hedonisme/>.Diakses tanggal 13
Rosdakarya. April 2013.
……………………..(2007). Metode Yagami,Wing.(2011).Sinetron sebagai Media
Penelitian Komunikasi. Bandung: Massa, Perkembangan serta

53
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 16 No. 1, Juli 2013 : 39-54

Pengaruhnya.Tersedia dalam
<http://www.winkplace.com/2011/03/si
netron-sebagai-media-massa.html>.
Diakses tanggal 3 Februari 2013.

54

Anda mungkin juga menyukai